• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Teori Administrasi publik dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Teori Administrasi publik dan "

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA

Pemprov Jatim Perkuat Manajemen Pembangunan Infrastruktur

23 Mei 2014 22:57:26| Ekonomi | Penulis : Indra Setiawan

Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur giat

memperkuat sinergi dan manajeman pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk meningkatkan pelayanan publik yang berkualitas demi mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Surabaya, Jumat, mengatakan, saat ini Pemerintah Provinsi Jawa Timur juga terus berinovasi supaya pelayanan publik di Jatim semakin berkualitas.

"Kualitas pelayanan publik berpengaruh terhadap kesejahteraan rakyat, khususnya kemiskinan, daya beli, serta disparitas," katanya saat Rapat Kerja Perhubungan dengan tema 'Reformasi Birokrasi Pelayanan Publik Dalam Mewujudkan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Menuju Pelayanan Publik Yang Prima' di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat.

Ia mengatakan, seperti sebuah kondisi yang terjadi pada pelabuhan yang tidak bisa menerapkan 'zero waiting time' akan menyebabkan terjadinya penumpukan sehingga ongkos yang ditanggung produsen menjadi

semakin mahal.

Padahal, kata dia, barang harus segera didistribusikan untuk dijual,

sedangkan konsumen tidak mau membeli dengan harga mahal, kondisi ini memaksa produsen untuk menjualnya dengan murah.

Menurutnya, kerugian yang dialami produsen akan menyebabkan produsen kapok untuk memasok barang, hal ini akan menyebabkan terjadinya kelangkaan serta kenaikan harga barang.

"Akibatnya masyarakat dengan daya beli rendah semakin miskin dan terjadi disparitas," katanya.

Namun sebaliknya, kata dia, jika kualitas pelayanan publik bagus, maka masyarakat juga akan sejahtera dan merasakan dampaknya, seperti kelancaran distribusi barang sehingga mempermudah proses bisnis,

(2)

"Oleh karena itu, diperlukan sebuah sinergi dan manajemen serta inovasi untuk membangun pelayanan publik yang berkualitas. Salah satu inovasi pelayanan publik yang sudah dilakukan oleh Pemprov adalah Jembatan Timbang Dinas Perhubungan Jatim yang menerapkan Teknologi Informasi (TI)," katanya.

Penerapan TI di jembatan timbang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, yakni software penimbangan dengan kamera pengintai dan external display, operator, pusat pengontrol Jatim Transportation Control Center, serta lahan parkir dan gudang yang luas.

"Yang istimewa, 18 dari 20 jembatan timbang di Jatim telah meraih sertifikat ISO 90001:2008 karena pembangunan jembatan timbang

berbasis TI secara efektif mampu mengurangi berbagai dampak negatif," katanya.

Dampak negatif tersebut, lanjut dia, di antaranya kendaraan angkutan barang yang kelebihan muatan, seperti kerusakan jalan, tingkat emisi gas buang, serta kemungkinan terjadinya praktek pungli yang dilakukan

petugas penjaga JT dengan pengemudi kendaraan angkutan barang.

Sistem berbasis TI merupakan alat untuk meningkatkan pelayanan publik yang membuat masyarakat tidak percaya menjadi percaya¿ tuturnya.

Selain itu, Pemprov telah menerapkan perda yang mengatur denda bagi pengemudi maupun pemilik kendaraan yang kelebihan muatan.

"Intinya, retribusi yang dikenakan kepada pelanggar harus lebih tinggi daripada keuntungan yang diperoleh si pelanggar. Ini akan membuat efek jera," katanya

(3)

PEMBAHASAN

Dari berita tersebut di atas, dapat dilihat beberapa hal berdasarkan Konsep dan Teori Administrasi.

1. Upaya pelayanan yang dibuat oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan public yang bertujuan untuk lebih memberikan kenyamanan kepada masyarakat serta membuat efek jera bagi pelanggar aturan.

2. Pelayanan Publik adalah bagian dari ruang lingkup administrasi 3. Dalam peraturan tersebut, terdapat ciri-ciri administrasi public yaitu ;

a. Tidak diskriminasi : peraturan tersebut berlaku untuk semua masyarakat di wilayah Jawa Timur dan yang beraktivitas di Provinsi jawa Timur.

b. Monopoli ; karena merupakan kebijakan pemerintah, maka tidak ada saingan untuk penerapan kebijakan yang ada.

c. Dlam penerapan kebijakan, ada Standar Pelayanan Minimal yang harus dilaksanakan oleh masing-masing SKPD sesuai lingkup kerjanya, diantaranya bagi Dinas perhubungan yang menerapkan system jembatan timbang yang berbasis IT.

4. Kebijakan dalam berita tersebut juga sesuai dengan peranan administrasi menurut Albert Lapawsky, yaitu :

a. Kepentingan umum  kebijakannya untuk kepentingan umum

b. Alat stabilisasi institusi social  kelancaran distribusi barang dengan dipercepatnya waktu uji timbang berdampak pada stabilitas harga di masyarakat

c. Alat perubahan social  masyarakat miskin bisa semakin miskin bila terjadi hambatan distribusi barang yang menyebabkan harga-harga semakin mahal, namun dengan inovasi jembatan timbang yang berbasis IT bisa mengurangi resiko tersebut.

d. Perubahan yang cepat dalam memanage masalah yang ada di masyarakat.

(4)

a. Keberhasilan yang ada di Provinsi Jawa Timur ditentukan oleh subsistem yang saling ketergantungan.

b. Pelayanan publik yang dibuat dinilai berhasil bila mampu memberikan pelayanan yang prima

c. Pemerintah Provinsi Jawa Timur dianggap berhasil karena berorientasi pada hasil dari kebijakannya.

d. Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan dianggap berhasil bila upayanya bisa mencegah hal buruk terjadi, bukan hanya sekedar memperbaiki.

e. Pemerintah Jawa Timur dan Provinsi lainnya di Indonesia merupakan hasil desentralisasi, dimana semua provinsi bisa membuat kebijakan sesuai kebutuhan daerah masing-masing.

(5)

TUGAS MATA KULIAH

KONSEP DAN TEORI ADMINISTRASI

DOSEN

:

DR. Didin Muhafidin

DISUSUN OLEH :

dr. ESTI PANGASTUTI

MIA 1301010145

(6)

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MANDALA INDONESIA

2014

Administrasi pembangunan berkembang karena adanya kebutuhan di negara – negara yang sedang

membangun untuk mengembangkan lembaga – lembaga dan pranata – pranata social, politik, dan ekonominya, agar pembangunan dapat berhasil. Oleh karena itu, pada dasarnya administrasi pembangunan adalah bidang studi yang mempelajari system

administrasi negara di negara yang sedang membangun serta upaya untuk meningkatkan kemampuannya. Dari sudut praktik, administrasi

pembangunan merangkum dua kegiatan besar dalam satu pengertian, yakni administrasi dan pembangunan. Oleh karena itu, untuk memahami administrasi

pembangunan perlu dipelajari hakikat administrasi, yaitu administrasi negara atau administrasi publik, dan hakikat pembangunan. Dengan demikian kajian

mengenai konsep administrasi pembangunan harus dimulai dengan teori – teori dalam ilmu administrasi, yaitu mengenai administrasi negara dan berbagai konsep pembangunan. Untuk itu, yang pertama kaan dilakukan dalam buku ini adalah mengupas berbagai konsep pembangunan, yang mencerminkan pergeseran paradigma pembangunan menuju ke arah makin

terpusatnya pembangunan pada aspek – aspek

(7)

dalam ilmu administrasi, juga makin mengarah pada manusia dan nilai – nilai kemanusiaan serta konsep – konsep pemerataan dan keadilan social. Administrasi pembangunan dengan demikian memiliki nilai – nilai yang dikandung dalam administrasi dan pembangunan dengan paradigma yang sejalan, di mana peranan etika menjadi makin tampil sebagai aspek yang penting

dalam kebijaksanaan – kebijaksanaan pembangunan yang menjadi ruang lingkup tanggung jawab

administrasi pembangunan. Dalam telaah administrasi pembangunan dibedakan adanya dua pengertian, yaitu administrasi bagi pembangunan dan pembangunan administrasi itu sendiri. Untuk membahas administrasi

bagi pembangunan, dalam konteks ini digunakan pendekatan manajemen. Karena itu, pada dasarnya dapat dikatakan bahwa masalah administrasi bagi pembangunan adalah masalah manajemen

pembangunan. Sedangkan untuk menerangkan pembangunan administrasi akan digunakan

pendekatan organisasi. Manajemen pembangunan adalah manajemen publik dengan cirri – cirri yang khas, seperti juga administrasi publik (negara) dengan

kekhasan tertentu. Studi mengenai manajemen telah banyak mengalami perkembangan, namun teori

pokoknya tidak berubah. Sekurang – kurangnya ada tiga kegiatan besar yang dilakukan oleh amanjemen, yakni perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Kendati demikian, pengkajian mengenai fungsi – fungsi manajemen dapat dikembangkan secara bervariasi sesuai kebutuhan. Untuk analisis manajemen

(8)

(mobilisasi) sumber daya, pengerahan pembangunan yang ditangani langsung oleh pemerintah, koordinasi, pemantauan dan evaluasi dan pengawasan.

Pendekatan terhadap fungsi – fungsi tersebut

dilengkapi dengan peran informasi yang amat penting sebagai instrumen atau perangkat bagi manajemen. Pendekatan terhadap kajian pembangunan atau

pembaharuan administrasi dapat dilakukan dari sisi administrasi sebagai organisasi pemerintahan. Fokus dari system administrasi negara sebagai unit analisis cenderung terkonsentrasi kepada birokrasi, baik

sebagai institusi nasional maupun dalam hubungan dengan lingkungannya. Birokrasi yang dimaksud disini adalah tingkatan nasional dari administrasi, yang

memperlihatkan cirri – cirri umum (overall) yang mempengaruhi pelayanan publik serta pengelolaan pembangunan social ekonomi di negara berkembang. Studi awal mengenai analisis administrasi dalam

perkembangannya, kira – kira counterpart teori Rostow di bidang ekonomi, diberikan oleh Riggs (1964). Ia

menggambarkan taraf – taraf perkembangan

administrasi mulai dari tingkat terbelakang sampai yang paling maju, dengan teori yang dikenal sebagai the theory of prismatic society.

Bab 1 Pendahuluan

www.ginandjar.com 2

Heady (1995) menunjukkan ada lima cirri administrasi yang indikasinya ditemukan secara umum di banyak negara berkembang. Pertama, pola dasar (basic

(9)

berkembang kekurangan (deficient) sumber daya manusia terampil yang dibutuhkan untuk

menyelenggarakan pembangunan. Ketiga, birokrasi lebih berorientasi pada hal – hal lain daripada

mengarah pada yang benar – benar menghasilkan

(production directed). Keempat, ada kesenjangan yang lebar antara apa yang dinyatakan atau yang hendak ditampilkan dengan kenyataan (discrepancy between form and realitiy). Kelima, birokrasi di negara

berkembang acap kali bersifat otonom, artinya lepas dari proses politik dan pengawasan masyarakat.

Terhadap analisis Heady ini dapat ditambahkan dua karakteristik lagi hasil dari pengamatan Wallis (1989). Pertama, di banyak negara berkembang birokrasi

sangat lamban dan makin bertambah birokratik. Kedua, unsure – unsure non birokratik sangat berpengaruh terhadap birokrasi. Misalnya hubungan keluarga,

hubungan – hubungan primordial lain seperti suku dan agama, dan keterkaitan politik (political connections) mempengaruhi birokrasi. Keadaan yang demikian itulah yang ingin diperbaiki melalui pembangunan administrasi. Banyak konsep dikembangkan dalam pembangunan atau pembaharuan administrasi. Untuk kasus negara berkembang, kedua istilah tersebut

sering kali dapat digunakan untuk maksud yang sama. Di antara pengkajian yang termasuk paling awal dan banyak menjadi rujukan para pakar administrasi

pembangunan selanjutnya adalah konsep dari Riggs. Menurut Riggs (1966), pembaharuan administrasi

(10)

(1989) mengartikan pembaharuan administrasi sebagai induced, permanent improvement in administration. Esman (1995) dalam sebuah analisis yang lebih

mutakhir mengenai keadaan administrasi di negara berkembang menunjukkan, bahwa upaya memperbaiki kinerja birokrasi negara haruslah meliputi ketanggapan (responsiveness) terhadap pengawasan politik, efisiensi dalam penggunaan sumber daya, dan efektivitas dalam pemberian pelayanan. Dalam hal ini Rodinelli (1993) mengusulkan suatu pendekatan yang disebut adaptive administration. Ia menekankan pentingnya fleksibilitas dan inovasi dalam administrasi pembangunan, sebab kebijaksanaan – kebijaksanaan pembangunan sangat kompleks dan penuh ketidakpastian. Sementara itu, menjelang dasawarsa 90-an, system komunisme yang menerapkan dominasi negara secara sangat ekstrim, runtuh. Pengalaman empiris negara – negara industri baru juga menunjukkan bahwa strategi melepaskan dominasi negara atas ekonomi dan mengiktui

prinsip – prinsip apsar dengan ekspor sebagai pacuan telah membuahkan hasil seperti tercermin dalam

tingkat pertumbuhan dan taraf kesejahteraan yang meningkat dengan pesat. Oleh karena itu, berkembang arus de- etatisme, yang dikenal dengan sebutan – sebutan deregulasi dan debirokratisasi. Dalam

kerangka pembaharuan administrasi sebagai lanjutan dari pembangunan administrasi, yang pertama perlu menjadi perhatian adalah perubahan sikap birokrasi yang cukup mendasar sifatnya. Di dalamnya

(11)

kuat, tetapi harus lebih kepada yang lemah dan yang kurang berdaya. Ketiga, peran birokrasi harus bergeser dari mengendalikan menjadi mengarahkan, dan dari memberi menjadi memberdayakan. Keempat,

mengembangkan keterbukaan dan

kebertanggungjawaban. Pembaharuan memerlukan semangat yang tidak mudah patah. Semangat dan

tekad diperlukan untuk mengatasi inersia birokrasi dan tantangan yang datang dari kalangan mereka yang akan dirugikan karena perubahan. Oleh karena itu, pembaharuan harus dilakukan secara sistematis dan terarah, didukung oleh political will yang kuat,

konsisten, dan konsekuen. Tidak selalu harus segera menghasilkan perubahan besr, tetapi dapat secara bertahap, namun konsisten. Sistem pemerintahan atau administrasi negara di Indonesia mengikuti aturan

dasar negara, yaitu UUD 1945. Dalam pembukaan UUD 1945 termaktub falsafah kehidupan bangsa Indonesia, yakni Pancasila, serta pokok – pokok pikiran mengenai negara kesatuan RI. Indonesia adalah negara kesatun, tidak ada negara di dalam negara Indonesia. Daerah Indonesia dibagi dalam daerah – daerah otonom, yakni daerah propinsi, dan propinsi terdiri dari kabupaten / kotamadya dan dibawahnya pemerintah desa. Kesemua itu diatur dalam Undang – undang (UU). Berdasarkan UU No. 5 tahun 1974 tentang Pokok – pokok

Pemerintahan di Daerah, pemerintahan daerah didasarkan pada tiga asas yaitu desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan atau

medebewind. Administrasi negara juga menjadi administrasi pembangunan. Pembangunan

(12)

Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang

dituangkan dalam Garis – garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan ketetapan – ketetapan lainnya.

Pelaksanaannya dirinci lebih lanjut oleh Presiden dan dituangkan dalam Repelita. Pembiayaan pelaksanaan rencana – rencana pembangunan itu setiap tahun dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dalam bentu UU dan karenanya

memerlukan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pada akhir masa jabatannya, Presiden

mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada MPR, yang akan menilai isi

pertanggungjawaban itu.

www.ginandjar.com 3

Selama PJP I, pembangunan administrasi negara

ditempatkan sebagai abgian integral dari keseluruhan strategi pembangunan nasional dan telah banyak

kemajuan yang dicapai. Namun demikian, administrasi di Indonesia seperti halnya di negara lain menghadapi banyak masalah. Memasuki PJP II, masalah – masalah tersebut dikenali dan ditampilkan dalam Repelita VI sebagai kendala – kendala yang harus diatasi. Dengan berlandaskan hasil – hasil yang telah dicapai dalam PJP I, pembangunan administrasi negara dilanjutkan pada Repelita VI. Sasarannya sesuai amanat GBHN 1993 yaitu tertatanya manajemen aparatur negara untuk meningkatkan kualitas, kemampuan dan kesejahteraan manusianya. Terwujudnya administrasi negara yang handal. Professional, efisien dan efektif,s erta tanggap terhadap aspirasi rakyat dan dinamika perubahan

(13)

negara. Uraian lebih lanjut tentang berbagai konsep pembangunan, pokok – pokok bahasan dan aspek – aspek lain di bidang administrasi pembangunan

tersebut diatas berturut – turut disajikan dalam lima bab setelah Bab 1 Pendahuluan ini. Pada Bab 2

Perkembangan Pemikiran Mengenai Administrasi Pembangunan sebagai suatu bidang studi, diuraikan pengertian administrasi dan pembangunan, konsep – konsep pembangunan khususnya menurut literature – literature studi pembangunan, perkembangan

pemikiran dalam ilmu administrasi pembangunan termasuk aspek ruang atau perwilayahan, serta kebijaksanaan publik dalam administrasi

pembangunan. Bab 3 Administrasi bagi Pembangunan membahas pengertian, pendekatan dan ruang lingkup kegiatan

administrasi pembangunan dalam rangka manajemen atau pengelolaan pembangunan. Selanjutnya, Bab 4 Pembangunan Administrasi menguraikan keadaan administrasi di negara berkembang, berbagai aspek pembangunan administrasi,s erta adnaya berbagai hambatan terhadap pembaharuan administrasi.

Pembahasan mengenai pembangunan administrasi ini dilanjutkan dengan uraian dalam Bab 5 mengenai

Administrasi Pembangunan di Indonesia. Isinya mengemukakan system administrasi negara di

Indonesia, proses pengelolaan pembangunan melalui pelaksanaan fungsi – fungsi administrasi pada tingkat pusat maupun daerah seperti perencanaan,

(14)

serta masalah administrasi dan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Selanjutnya dalam Bab 6

diuraikan secara ringkas perkembangan selama PJP I dan pembangunan administrasi yang diupayakan dalam Repelita VI. Buku ini diakhiri dengan Bab 7

Penutup yang selain memberikan kata – kata akhir juga mengungkapkan sejumlah pemikiran mengenai

beberapa aspek yang menjadi tantangan administrasi pembangunan di Indonesia di tahun – tahun

mendatang. Administrasi akan tetap menjadi perhatian mereka yang bergerak di bidang aakdemik maupun dalam dunia praktik, karena peranan pemerintah akan tetap besar dalam kehidupan dan pembangunan suatu bangsa meskipun sifat atau orientasinya dapat

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini bukan semata-mata menyangkut hal-hal kelembagaan saja, seperti keanggotaan gereja, kontribusi, afiliasi dengan orang-orang yang se gereja, tetapi

Kekuatan dalam pembelajaran PJOK adalah dalam hal teori telah disesuaikan Kurikulum untuk materi yang diajarkan sesuai tingkatan kelas. Selain memberikan teori guru juga

Analisis data menggunakan uji F taraf 5% dan apabila terdapat beda nyata akan dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Variabel penelitian meliputi

Menurut pengamatan saya sarana dan prasarana yang ada di SMK N 1 Bawen sudah cukup memadai karena dilihat dari fasilitasnya ada lapangan yang digunakan untuk proses

Hasil validasi yang didapat menunjukkan bahwa ukuran flipbook yang digunakan 21x28 cm dinyatakan valid dengan nilai CVR 0.99 karena ukuran pada setiap halaman flipbook

Salah satu teknik yang dibuat dalam data mining adalah bagaimana menelusuri data yang sudah ada untuk membangun data untuk membangun sebuah model, kemudian menggunakan

PERTAMINA (Persero) RU-III Plaju-Sungai Gerong merupakan satu dari tujuh unit pengolahan yang dimiliki oleh PT.PERTAMINA.. Daerah satu dari tujuh unit pengolahan yang dimiliki

Administrator adalah pengguna yang dipercaya untuk mengelola data master seperti data operator, biaya kendaraan, parkir gratis, slot parkir, parkir keluar, dan