• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN. Sebagai media televisi komunitas kampus yang berbasis streaming, Binus TV menjadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 PERUMUSAN OBYEK PENELITIAN. Sebagai media televisi komunitas kampus yang berbasis streaming, Binus TV menjadi"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

54 3.1 STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

3.1.1 Sejarah BINUS TV

BINUS TV adalah media televisi komunitas yang dimiliki oleh Bina Nusantara. Sebagai media televisi komunitas kampus yang berbasis streaming, Binus TV menjadi salah satu media informasi dan komunikasi yang ada dilingkungan Bina Nusantara selain media lainnya.

Binus TV lahir dari sebuah TV Club yang beranggotakan mahasiswa Binus University yang mencintai dunia broadcasting. Diawali dari pembentukan team produksi audio visual yang beranggotakan Bobie Hartanto, Luki Timothy dan Rizza Chairunisa serta Donny de Keizer selaku Dosen Pembimbing , tim ini mulai melaksanakan produksi pertama yang sangat sederhana dengan memproduksi materi presentasi pembangunan studio marketing communication Binus University.

Tim kecil inilah yang kemudian melahirkan anggota anggota baru lainnya yang memiliki ketertarikan di dunia broadcasting sehingga akhirnya membentuk sebuah organisasi TV Club.

TV Club ini untuk pertama kalinya dilantik pada tanggal 7 Desember 2009 dalam sebuah Inaugurasi TV Club yang bertempat di ruang kelas L1A. Ruangan inilah

(2)

yang dikemudian hari menjadi studio mini Binus TV. Tanggal 7 desember ini pula yang ditetapkan sebagai hari lahirnya Binus TV.

Sebagai televisi komunitas yang berbasis streaming, Binus TV menyelenggarakan siarannya secara regular sejak bulan Januari 2010 dengan pola acara yang mencapai 12jam per hari. Program program yang ditayangkan Binus TV semuanya merupakan hasil produksi Binus TV sendiri disamping ada beberapa program kerjasama dengan VOA dan Televisi Lokal.

Saat ini Binus TV telah menempati studio operasional yang baru di Lantai 3 Gedung R Kampus Syahdan Binus University. Dengan demikian seluruh operasional siarannya telah dipusatkan di gedung ini. Peremajaan fasilitas produksi dan penyiaran terus dilakukan. Saat ini seluruh perangkat produksi Binus TV merupakan perangkat berstandart broadcast dengan menggunakan teknologi HD Digital sehingga mampu menjawab tantangan kedepan.

Sejak tahun 2011, Bina Nusantara memutuskan untuk meningkatkan status Binus TV sebagai sebuah unit yang berada langsung dibawah Grup Bina Nusantara . dengan demikian tugas sebagai media informasi dan penyiaran yang diemban oleh Binus TV kini menjadi lebih luas dengan mencakup seluruh komponen yang ada dibawah Bina Nusantara Group.

Tahun 2011 ini Binus TV berencana akan melakukan ekspansi penyiaran dengan menambah pemancar sebagai televisi komunitas yang mengjangkau area Jakarta dan

(3)

sekitarnya. Sehingga siaran Binus TV tidak hanya dapat dinikmati oleh pemirsa melalui media internet, namun dpat juga dengan menggunakan pesawat penerima televisi.

3.1.2 Visi dan Misi BINUS TV

− Visi

Menjadi stasiun televisi komunitas kampus terdepan di Indonesia yang melahirkan program edukatif unggulan

− Misi

Menjadi media aspirasi dan aktualisasi potensi Binusian di kancah Global 3.1.3 Struktur Organisasi BINUS TV

(4)

3.1.4 Logo Perusahaan

Gambar 3.2

Nama Binus TV merupakan singkatan dari Bina Nusantara Televisi yang menggambarkan bahwa Binus TV merupakan Media yang menaungi Bina Nusantara Group. Simbol-simbol yang ada pada logo, merepresentasikan Visi dan Misi Bina Nusantara “A World-class Knwoledge Institusion …in continuous pursuit of innovation and enterprise” (sebuah lembaga pengetahuan kelas dunia yang terus mengejar inovasi dan perusahaan).

1. Eye symbol in the middle : Focus and ready to observe ( Simbol logo ditengah memiliki arti fokus dan siap menghadapi persoalan ).

2. Four Lines pull to the four directions : Global Mind set, forward thinking, modern, smart, dynamic & innovative ( Empat garis menarik keempat arah memiliki arti berpikiran luas, berpikiran maju, modern, pintar, dinamis dan inovatif ).

3. Digital Images : Has the latest information technology as a base ( Gambar digital memiliki arti Binus memiliki teknologi informasi versi terbaru sebagai dasar ).

(5)

4. Coorporate Color : Yellow 12 C suitable with Binusian Psychographic: Urban community, dynamic, modern & technology trend setter ( Warna perusahaan kuning sangat cocok dengan ciri-ciri binusian yang merupakan komunitas perkotaan, dinamis, modern dan menjadi contoh dalam bidang teknologi ).

3.1.5 Sinopsis Program-Program BINUS TV

1. JURNAL 19

Sebuah program berita yang lebih bersifat “hard news” yang disiarkan secara LIVE setiap hari senin-jumat pada pukul 19.00-19.25 wib,dibawakan dengan satu orang anchor. Berita yang disajikan beragam, baik dari dalam ataupun luar negeri. Serta pada segmen kedua biasanya diisi dengan berita dari Tim VOA Indonesia.

2. WALK WITH MIKE

Sebuah tayangan talkshow yang membahas tentang perkembangan bisnis,dikemas secara tidak formal yaitu berupa obrolan-obrolan yang santai, dipandu oleh Bapak Donny de Keizer selaku salah satu dosen di Binus University dan juga Head of Studio Binus Tv dengan narasumber Michael Wijaya yang merupakan salah satu “BOM” Binus University.

3. B’COUSTIC

Sajian program musik yang disiarkan secara LIVE setiap 2 minggu sekali yang tayang setiap hari Kamis minggu ke 1 & 3 pada pukul 20.00-21.00 WIB. Menampilkan

(6)

grup band baik dari Binus University ataupun luar Binus University, program ini disajikan secara accoustic dan yang menjadi host adalah grup band tersebut yang menjadi bintang tanu dalam acara ini, bintang tamu mengisi acara sekaligus memandu acara ini. Selain itu penonton juga dapat langsung menyaksikan grup band tersebut langsung di studio dan bisa request lagu yang diinginkan.

4. MUSIC BLAST

Sebuah tayangan musik yang bersifat menghibur dan mendidik tayang setiap hari Kamis minggu ke 2 & 4 pada pukul 20.00-20.00 WIB, berisikan workshop untuk memainkan alat musik yang baik. Dimana dalam acara ini dijelaskan teknik-teknik dalam bermusik, mulai dari teknik vokal, teknik bermain gitar, teknik bermain bass, teknik bermain drum dan lainnya.

5. B’KLIP

Program musik yang berisikan video klip dari band, artis dan penyanyi yang sedang hits pada saat ini.

6. CINEMA LOUNGE

Sebuah program talkshow yang membahas seputar perfilm-an,baik luar ataupun dalam negeri. Membahas seputar film-film terbaru baik yang sedang tayang ataupun yang masih “coming soon”. Program ini bekerjasama dengan Blitz Megaplex, dimana dalam program ini juga ada segmen kuis, yang membagikan tiket gratis nonton di Blitz Megaplex. Disiarkan secara LIVE dari studio Binus Tv setiap hari Selasa pukul 20.30-21.00 WIB.

(7)

7. MELODIA MUSIC HANGOUT

Sebuah tayangan musik yang bekerjasama dengan Melodia dan menampilkan band-band dengan dipandu oleh 2 presenter yang tentunya dalam acara ini menampilkan performance dari band yang menjadi bintang tamu, selain itu ada segemen wawancara dengan grup band tersebut yang menjadi bintang tamu serta menyajikan video klip yang sedang hits, kemudian juga adanya VT yang berisi tentang pendapat tentang suatu topik yang berhubungan dengan dunia musik. Disiarkan setiap hari Jumat pukul 19.30-21.00 WIB.

8. REBOETAN

Program talkshow,dimana mengangkat sebuah topik tertentu yang berbeda setiap minggunya,program ini dikemas secara santai. Dimana satu narasumber atau bintang tamu akan “dikeroyok” oleh 4 host yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Dibawakan oleh 4 presenter. Acara ini disiarkan secara LIVE dari studio Binus Tv setiap hari Rabu pukul 16.00-17.00 WIB.

9. CURHAT

Sebuah program talkshow yang dikemas secara santai, yang membahas mengenai kehidupan sehari-hari mulai dari masalah pendidikan,percintaan, pertemanan dan lain-lainnya. Selaku host dalam acara ini adalah Bapak Damas B. Mulyono, topik yang dibawakan berbeda-beda setiap minggunya. Disiarkan secara langsung setiap hari Rabu pukul 20.00-21.00 WIB.

(8)

9. HAO CE

Sebuah tayangan kuliner yang membahas masakan-masakan yang disajikan di sebuah restoran yang recommended, dibawakan oleh Joe Sandy yang berperan juga sebagai Mister Kwan. Dimana setiap episode nya membahas kuliner yang berbeda-beda, dengan menyelipkan sedikit cerita di setiap episodenya. Ditayangkan setiap hari Kamis pukul 18.00-18.30 WIB.

10. SEPUTAR PALMERAH

Program talkshow yang membahas tentang apapun yang bersangkutan dengan PALMERAH, mulai dari lingkungannya, tata cara pemerintahannya, Organisasi masyarakat yang berada disana, kuliner dan lain-lainnya. Disiarkan setiap hari Selasa pukul 16.00-17.00 WIB.

3.1.6 Profile Music School Of Indonesia

(9)

− VISI :

Menjadi standar terbaik bagi pendidikan musik di Indonesia khususnya guitar, bass, drum, vocal, keyboard dan piano klasik.

− MISI :

1. Menyediakan wadah pendidikan musik dengan kurikulum yang fokus dan berkualitas.

2. Meningkatkan apresiasi siswa terhadap musik melalui instrument guitar, bass, drum, vocal, keyboard dan piano klasik.

3.1.6.1 SEJARAH MSI

MSI diawali dengan berdirinya GSI (Guitar School of Indonesia pada bulan November 2009. Saat itu GSI hanya melayani pendidikan di bidang alat musik guitar dan Bass saja. GSI didirikan oleh Dewa Budjana (Guitaris Group Band GIGI) dan Bernard Larso (Ahli Pendidikan Musik Lulusan Musician Institute MI, Hollywood USA).

Dalam perjalanannya, banyak permintaan agar selain Guitar dan Bass saja, dibuka juga jurusan lain seperti Drum, Keyboard, Piano dan Vocal. Sehingga di pertengahan tahu 2010 GSI berlebur dengan MSI (Music School of Indonesia) yang akhirnya menjadi induk dari sekolah musik yang setara dengan GSI, yaitu BSI (Bass School of Indonesia), DSI (Drum School of Indonesia), KSI (Keyboard School of Indonesia yang juga melayani Piano klasik) dan VSI (Vocal School of Indonesia). Sesuai dengan urutan

(10)

organization charts yang ada di MSI berjumlah 9 orang, diantaranya adalah 1 orang Principal, 1 orang Advisor, 1 orang Manager Operational, 2 orang Administrasi, 1 orang Editor, dan 3 orang Office Boy.

3.2 PROSEDUR YANG BERLAKU

3.2.1 Standart Operational Prosedure BINUS TV

3.2.1.1 Penyiaran

1. Kerabat kerja yang terlibat dalam penyiaran adalah : a. PD Umum

b. Operator Streaming

2. Sebelum Penyiaran, PD Umum harus mempersiapkan dan menchek kembali materi siaran berupa :

a. Rundown Siaran Harian b. Kaset Materi Acara Harian c. Materi Cadangan / Back Up d. Materi Pendukung Produksi Lain

3. Selama penyiaran berlangsung PD Umum yang terlibat harus menggunakan Rundown Siaran Harian sebagai acuan penyiaran.

4. Selama penyiaran berlangsung seluruh kerabat kerja yang bertugas wajib menjaga kesinambungan siaran.

5. Selain petugas Dinas, tidak dibenarkan masuk kedalam Ruang Control dan menggunakan peralatan produksi dan penyiaran.

(11)

6. Apabila terdapat materi siaran yang mengalami kerusakan dan atau tidak dapat disiarkan karena kendala teknis atau terhenti penyiarannya ditengah jalan, maka PD Umum wajib melakukan penggantian materi dengan materi acara cadangan yang telah disiapkan dan segera melaporkan ke Kepala Studio.

7. Operator Streaming wajib mengawasi jalannya siaran melalui jalur streaming. 8. PD Umum wajib mengawasi jalannya siaran secara keseluruhan serta transisi dari

satu acara ke acara yang lain.

9. Tidak dibenarkan memasukkan materi acara atau menyiarkan acara yang tidak terdapat dalam Rundown Siaran Harian.

10. Dalam hal ada siaran khusus yang sifatnya mendadak, maka PD Umum wajib melaporkan ke Kepala Studio untuk memperoleh persetujuan slot tayang.

11. Setelah selesai penyiaran, PD Umum wajib menulis laporan Siaran. 12. Proses dan urut-urutan pelaksanaan penyiaran adalah sebagai berikut :

a. PD Umum dan Operator Streaming hadir 1 jam sebelum siaran dimulai

b. PD Umum dan Operator Streaming yang bertugas pada Shift berikutnya, juga harus hadir 1 jam sebelum shift petugas sebelumnya berakhir. Dalam hal petugas berhalangan maka PD Umum atau Operator Streaming yang berhalangan wajib mencarikan petugas pengganti dan melaporkannya kepada Executive Producer Binus TV.

c. PD Umum melakukan pemeriksaan Rundown dan seluruh materi siaran.

d. Operator Streaming menghidupkan peralatan Streaming dan melakukan pemeriksaan peralatan streaming.

(12)

e. PD Umum memeriksa kembali Rundown Siaran Harian dan menyesuaikan dengan materi yang telah disiapkan pada Playlist.

f. Insert materi / acara baru yang belum terdapat dalam Playlist harus dilakukan oleh PD Umum berdasarkan Rundown Siaran Harian. Apabila ditemukan materi acara yang tidak sesuai dengan Rundown Siaran Harian maka PD Umum wajib melaporkannya kepada Executive Producer dan Kepala Studio.

g. Selama penyiaran berlangsung, penyejuk ruangan (AC) di Ruang Control harus selalu dalam keadaan menyala dan diatur pada suhu terendah, Tidak dibenarkan mematikan penyejuk ruangan selama penyiaran berlangsung.

h. PD Umum memberikan Countdown kepada Programme Director untuk melakukan siaran langsung acara.

i. PD Umum menyiapkan materi Iklan / Commercial Break selama penyiaran berlangsung.

j. PD Umum menjalankan kesinambungan acara satu dengan yang lainnya sesuai Rundown Siaran Harian.

k. Apabila Programme Director Acara berhalangan, maka PD Umum wajib menggantikan tugas Programme Director Acara.

l. Setelah selesai penyiaran, PD Umum dan Operator Streaming melakukan Sign Off dan mematikan seluruh peralatan penyiaran dan penyejuk ruangan.

m. PD Umum wajib mengisi Laporan. 3.2.1.2 Produksi Acara Studio

(13)

a. Produser

b. Programme Director

c. Asisten Programme Director d. Floor Director / Stage Manager e. Video Switcher Operator f. Chargent Operator g. VTR Operator / Editor h. Audio Operator i. Lighting Operator j. Kameraman k. Asisten Kameraman l. Talent / Pengisi Acara m. Unit Manager

n. Dekorasi dan Property Unit o. Asisten Produksi

p. Control Make Up & Wardrobe

2. Persiapan produksi acara studio dilakukan paling lambat 2 jam sebelum acara disiarkan dan seluruh persiapan harus telah selesai maksimal 30 menit sebelum acara dimulai,

3. Produksi acara yang sifatnya Rekaman / Taping harus dilakukan diluar jadwal siaran langsung studio.

(14)

4. Sebelum Produksi acara rekaman dilakukan, Produser dan Programme Director bersama kerabat kerja yang terkait, harus mempersiapkan dan memeriksa kembali materi acara berupa :

a. Rundown Program b. Kaset Materi / Rekaman

c. Materi Pendukung Produksi Lain

5. Selama produksi acara studio berlangsung seluruh kerabat kerja yang terlibat harus menggunakan Rundown Program.

6. Selama produksi acara studio berlangsung seluruh kerabat kerja dan pengisi acara wajib menjaga keamanan dan kenyamanan produksi.

7. Setelah produksi acara studio selesai seluruh kerabat kerja dan pengisi acara dilarang meninggalkan studio sebelum Produser dan Programme Director memeriksa dan melakukan chek ulang hasil rekaman. Apabila dinilai tidak layak, maka produser berhak melakukan rekaman ulang pada waktu yang disepakati bersama.

8. Setelah selesai produksi acara studio, Produser wajib menulis laporan penggunaan studio.

3.2.1.3 Produksi Acara

1. Produksi acara studio maupun luar studio harus melalui tahap tahap sebagai berikut: a. Tahap Pra Produksi

b. Tahap Produksi c. Tahap Pasca Produksi 2. Tahap Pra Produksi terdiri dari :

(15)

a. Penyusunan konsep/ide/design produksi acara b. Rapat Produksi

c. Rapat Teknik / Technical Meeting

d. Persiapan Administratif dan Peralatan Produksi 3. Tahap Produksi terdiri dari :

a. Syuting acara studio atau luar studio 4. Tahap Pasca Produksi terdiri dari :

a. Editing b. Evaluasi

5. Kerabat kerja yang terlibat dalam masing masing tahap produksi adalah sebagai berikut :

a. Pra Produksi

Yaitu: Produser,Programme Director, Technical Director dan Craeative

b. Produksi

Yaitu: Seluruh Kerabat Kerja Produksi Studio atau Luar Studio c. Pasca Produksi

Yaitu: Seluruh Kerabat Kerja produksi Studio atau Luar Studio

6. Produksi acara studio maupun luar studio seperti acara Pergelaran Musik,Drama,Teater dan Program yang dianggap khusus, harus melakukan Latihan dan GR sebelum produksi acara dilakukan.

(16)

7. Seluruh paket acara yang diproduksi secara Live/Siaran Langsung atau Taping/Rekaman, harus didokumentasikan dan direkam dalam format kaset atau digital.

8. Materi hasil produksi acara Live/Siaran Langsung atau Taping/Rekaman harus dipegang oleh Produser dan diserahkan ke Programmer/PD Umum Siaran untuk dilakukan pemeriksaan ulang sebelum disiarkan.

9. Dalam hal produksi siaran langsung, atas izin Kepala Studio, Produser dapat menghentikan siaran apabila ditemukan materi/narasi/visual maupun tayangan yang dianggap membahayakan kepentingan Nasional, SARA dan Pornografi.

3.2.1.4 Penggunaan Peralatan Produksi Studio

1. Peralatan liputan luar studio terdiri dari : Video Mixer, Audio Mixer, Lighting system, Chargent/Grafis, Komputer VTR,Kamera, tripod dan Microphone.

2. Setiap penggunaan peralatan produksi studio harus sesuai dengan jadwal penugasan yang telah ditetap kan dan dicatat dalam Log Book penggunaan studio.

3. Setiap penggunaan peralatan produksi studio harus mendapatkan izin dari manager teknik dan diketahui oleh Kepala Studio.

4. Permintaan penggunaan peralatan liputan luar studio harus diajukan paling lambat 2 hari sebelumnya kecuali untuk liputan News atau program lain yang sifatnya mendesak dan harus mendapat persetujuan dari Kepala Studio.

5. Urut-urutan penggunaan peralatan liputan luar studio adalah sebagai berikut :

a. Pemohon mengisi Log Book penggunaan peralatan produksi studio

(17)

b. Programme Director harus memeriksa seluruh jenis dan jumlah peralatan yang akan digunakan harus sesuai dengan kebutuhan. Pemohon tidak dibenarkan untuk mengambil atau menyiapkan peralatan sendiri

c. Pengguna peralatan produksi studio harus menggunakan peralatan tersebut sesuai dengan fungsinya. Tidak dibenarkan merekayasa dan mengalihfungsikan peralatan untuk kepentingan lain diluar fungsinya

d. Pengguna peralatan liputan luar studio WAJIB menjaga dan merawat peralatan agar tidak mengalami kerusakan, lecet atau cacat pada fisik dan komponen alat, atau hilang.

e. Peralatan yang sudah digunakan harus langsung dikembalikan ke koordinator alat setelah memeriksa kembali seluruh jenis dan jumlah peralatan yang digunakan sudah sesuai dengan semestinya f. Tidak dibenarkan menggunakan peralatan produksi luar studio

untuk kepentingan lain tanpa izin dari Kepala Studio. 3.2.1.5 Urutan Kegiatan Produksi

Tahap Pra Produksi

1. Setiap sebelum penyelenggaraan produksi WAJIB membuat Design Produksi dan mendapat persetujuan dari Produser Eksekutif dan dikeetahui Kepala Studio. 2. Melakukan Meeting Produksi yang dipimpin oleh Produser dan didampingi oleh

(18)

Naskah, Rundown, Storyboard, Daftar Pengisi acara/Talent, Daftar crew, dan Jadwal Produksi.

3. Melakukan Technical Meeting yang dihadiri oleh Produser, Program Director,Technical Director, dan Pengisi Acara/Talent.

4. Melakukan Gladi Bersih 2 (Dua) hari sebelum penyiaran acara

5. Mempersiapkan Dekorasi,Property dan kelngkapan produksi lainnya sebelum acara disiarkan

Tahap Produksi

1. Seluruh Crew WAJIB menggunakan seragam Binus TV dalam setiap penyelenggaraan produksi.

2. Melakukan Briefing sebelum Produksi dimulai dan 2(dua) jam sebelum produksi dimulai.

3. Melakukan produksi acara sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan 4. Seluruh Crew yang bertugas menempati posisi sesuai dengan penugasan Tahap Pasca Produksi

1. Paket acara rekaman WAJIB melakukan CAPTURE video langsung setelah rekaman selesai dilakukan

2. Editing materi acara dilakukan berdasarkan jadwal penggunaan alat dan deadline penyiaran

3. Seluruh materi yang telah siap siar harus dipreview oleh Eksekutif Produser dan Kepala Studio

(19)

Gambar 3.4 Urutan Kegiatan Produksi

3.3 METODE PENGUMPULAN DATA

3.3.1 Metode dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ilmiah dikenal dua metode penelitian yaitu metode penelitian kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk mengukur seberapa besar hubungan variabel, sedangkan metode kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran secara mendalam dan keseluruhan berdasarkan latar ilmiah atau fenomena seperti perilaku, motivasi, tindakan, atau persepsi (Ruslan, 26:2008).

(20)

Metode kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik, sedangkan metode kualitatif lebih menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial berdasarkan realitas.

Format penelitian kuantitatif tergantung pada permasalahan dan tujuan penelitian itu sendiri. Dalam metodologi penelitian kuantitatif terdapat dua format penelitian, yaitu penelitian deskriptif dan format eksplanasi. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi dan situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat untuk dijadikan objek penelitian berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi maupun variabel tersebut. Pada umumnya penelitian ini menggunakan statistik induktif untuk menganalisis data penelitiannya. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus dan survei, sehingga terdapat format deskriptif studi kasus dan format deskriptif survei.

Format deskriptif studi kasus memiliki ciri-ciri yang tidak menyebar, tetapi lebih memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari berbagai variabel, sehingga memungkinkan studi yang dilakukan dapat mendalam terhadap sasaran penelitian. Untuk mencapai maksud tersebut, peneliti membutuhkan waktu yang relatif lama dalam penelitiannya. Disamping itu, ciri lain dari deskriptif studi kasus adalah merupakan penelitian eksplorasi dan memainkan peran yang sangat penting dalam menciptakan hipotesis atau pemahaman orang tentang berbagai variabel yang diteliti. Penelitian ini

(21)

sesungguhnya hanya menggunakan kasus tertentu atau sebuah wilayah tertentu sebagai obyek penelitian, sehingga bersifat kasuistik terhadap obyek penelitian.

Format deskriptif survei memiliki cara yang berlainan dengan studi kasus, tetapi sifatnya yang deskriptif membuat penelitian ini tidak jauh berbeda dengan studi kasus. Pada survei, ciri penyebaran ditonjolkan dihampir semua pengungkapannya karena populasinya yang luas, menyebabkan penelitian ini tidak mampu mencapai data yang mendalam sebagaimana studi kasus. Ketidakmampuan tersebut menyebabkan survei memungkinkan menggeneralisasi suatu gejala tertentu terhadap gejala populasinya yang lebih besar. Dengan populasi yang lebih besar tersebut maka dimungkinkan untuk menggunakan sampel dalam suatu penelitian sehingga akan meringankan peneliti.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode penelitian survei. Menurut Rakhmat (2008:59), survei adalah metode riset dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuesioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responsen yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, penelitian ini tidak memerlukan administrasi atau pengontrolan terhadap suatu perlakuan (Drs. Irawan Soehartoeno, 2000:1).

(22)

3.3.1.1 Langkah Dalam Melaksanakan Penelitian Deskriptif

Penelitian dengan metode deskriptif mempunyai langkah penting seperti berikut :

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif.

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas. 3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.

4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.

5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian.

6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data.

7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan.

8. Membuat laporan penelitian

3.3.2 Populasi dan Sampel

Pengertian populasi menurut Sugiyono dalam buku “Statistika untuk penelitan “, adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut Kountur (2004:13), populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti.

(23)

Objek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, system dan prosedur serta fenomena. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah guru dan murid Music School of Indonesia cabang Pondok Indah.

Jalaludin Rachmat (2008:57) menyatakan bahwa sampel merupakan sebagian dari sekumpulan objek penelitian (populasi) yang dipelajari dan diamari. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel Simple Random Sampling, yaitu cara mengambil sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi tersebut. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2000:59).

Jenis sampel yang diambil adalah random sampling area. Music School of Indonesia cabang Pondok Indah sebagai tempat melakukan penelitian, disana terdapat 25 orang guru dan 260 murid yang terdiri dari kelas gitar, bass, drum, vocal, dan keyboard.

Penentuan ukuran atau jumlah sampel bisa dilakukan dengan perhitungan statistik, diterapkan baik untuk populasi yang diketahui jumlahnya atau belum, Berdasarkan rumus Taro Yamane dengan presesi 10% dari jumlah populasi, maka diperoleh jumlah sampel yang akan diambil sebagai sampel penelitian ini adalah sebagai berikut :

1

)

(

2

+

=

d

N

N

n

 

(24)

Keterangan :

n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = Derajat kepercayaan (0,1)

Jumlah populasi di Music School of Indonesia ada 25 guru dan 260 murid, maka jumlah sampel yang diperoleh adalah sebanyak responden dengan perhitungan sebagai berikut : 1 ) ( 2+ = d N N n   Guru :

1

)

01

,

0

(

25

25

+

=

n

 

20

=

n

  Murid : 

1

)

01

,

0

(

260

260

+

=

n

  22 , 72 = n  

(25)

n

=

72 dibulatkan

(

)

Dengan menggunakan rumus diatas diketahui bahwa jumlah populasi ( N ) adalah 25 orang ( guru ) dan 260 orang ( murid ) yang ada di Music School of Indonesia cabang Pondok Indah dengan menggunakan tingkat presesi sebesar 10% ( d ), maka diperoleh jumlah populasi guru dan murid yang akan menjadi responden dalam penelitian ini ( n ) yaitu 20 orang guru dan 72 orang murid yang terdiri dari kelas gitar, bass, drum, vocal, dan keyboard.

3.3.3 Instrumentasi Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, instrumen harus dibuat dan menjadi perangkat yang “independent” dari peneliti. Dalam penelitian ini, instrumen penelitian berupa angket atau kuesioner yang akan dibagikan kepada responden.

Model angket yang digunakan adalah model “Skala Likert” dengan modifikasi empat pilihan yaitu : Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (2000:20), bahwa modifikasi terhadap skala Likert dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala lima pilihan, yaitu: Sangat setuju (SS), Setuju (S), Belum memutuskan (BM), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS).

Modifikasi Skala Likert dalam penelitian ini memadukan kategori jawaban yang di tengah, berdasarkan tiga alasan sebagai berikut :

(26)

a. Kategori Belum memutuskan (BM) mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban. Bisa juga diartikan netral;setuju tidak, tidak setuju pun tidak, bahkan ragu-ragu, sehingga kategori jawabang yang ganda arti ini tidak diharapkan dalam suatu instrumen.

b. Tersedianya jawaban yang ditengah mendorong responden untuk memilih yang ditengah, terutama bagi responden yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawaban ke arah setuju dan tidak setuju.

c. Kategori pilihan jawaban Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS) terutama digunakan untuk melihat kecendrungan pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju.

Penelitian ini menggunakan model angket skala Likert dengan empat pilihan jawaban Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tidak setuju (TS), dan Sangat tidak setuju (STS). Angket ini diberikan langsung pada subjek penelitian, dan subjek diminta untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia yang paling sesuai dengan keadaan dirinya. Skor dalam angket ini adalah dalam Skala Interval.

3.3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik angket (kuesioner). Menurut Rachmat ( 2008:97), kuesioner disebut juga angket adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Kuesioner bisa dikirim melalui pos atau periset mendatangi secara langsung responden. Bisa diisi saat periset datang sehingga pengisiannya didampingi periset, bahkan periset bisa bertindak sebagai

(27)

pembaca pertanyaan dan responden tinggal menjawab berdasarkan jawaban yang disediakan. Kuesioner bisa diisi sendiri oleh responden tanpa bantuan atau kehadiran periset. Kemudian hasilnya bisa dikirim atau diambil sendiri oleh periset. Berbagai cara di atas yang biasa terjadi dalam riset.

Responden yang diberi kuesioner adalah guru dan murid Music School of Indonesia cabang Pondok Indah yang telah ditetapkan untuk dijadikan sampel pada penelitian ini. Sedangkan data sekunder sebagai penunjang analisis data diperoleh melalui studi kepustakaan, wawancara, data-data internet.

3.3.5 Pengolahan Data

Pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pemrosesan data : menggabungkan antara pengumpulan data dan analisis data, meliput transformasi dari observasi ke dalam satu sistem kategori dan menerjemahkan kategori ke dalam kode yang dapat dipertanggungjawabkan ke analisis data.

2. Editing : memeriksa kembali kualitas data dalam instrument, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan baik itu dalam proses pengisian kuesioner, pengkodean, dan penskoran.

3. Coding : pengkodean berupa simbol yaitu angka pada masing-masing jawaban yang diperoleh dari responden.

(28)

4. Tabulasi : mengubah variabel rasio atau interval menajadi nominal atau ordinal, dengan menginputkan data kedalam komputer lalu ditabulasikan dalam bentuk tabel tunggal.

3.3.6 Pengukuran Data

Pengukuran adalah upaya pemberian tanda angka (numeral) atau bilangan pada suatu objek atau peristiwa dengan aturan-aturan tertentu. Dari definisi pengukuran tersebut, terdapat tiga hal pokok dalam pengukuran, yaitu notasi bilangan (numeral) memberikan tanda atau nilai (assignment) dan aturan-aturan (rules), (2008:133).

Dengan menentukan skala pengukuran, berarti periset telah mampu mengklasifikasikan variabel yang akan diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah riset selanjutnya. Dalam riset komunikasi dikenal empat jenis skala pengukuran yaitu skala nominal, ordinal, interval, dan rasio, (2008:134).

Untuk memberikan kadar penilaian data jawaban responden, peneliti menggunakan skala Likert. Menurut Sugiyono (2000:73), Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata untuk keperluan analisis kuantitatif. Jawaban setiap item diberi skor :

1. Sangat setuju / Selalu / Sangat Positif (skor 4)

(29)

3. Tidak setuju / Hampir tidak pernah / Negatif (skor 2) 4. Sangat Tidak Setuju / Tidak pernah / Sangat Negatif (skor 1)

Dalam pemberian skor untuk masing-masing butir dapat dijelaskan bahwa dalam angket ini terdapat pernyataan yang bersifat positif dan juga pernyataan yang bersifat negatif. Untuk penilaian hasil angket didasarkan pada butir pernyataan.

Jika pernyataan butir angket itu positif, maka subjek yang memilih jawaban “Sangat Setuju (SS)”, memperoleh skor 4; “Setuju (S)” memperoleh skor 3; “Tidak Setuju (TS)” memperoleh skor 2; dan “Sangat Tidak Setuju (STS)” memperoleh skor 1.

Sebaliknya jika butir angket pernyataannya negatif, apabila subjek memilih jawaban negatif, maka subjek yang memilih jawaban “Sangat Setuju (SS)”, memperoleh skor 1; “Setuju (S)” memperoleh skor 2; “Tidak Setuju (TS)” memperoleh skor 3; dan “Sangat Tidak Setuju (STS)” memperoleh skor 4.

Oleh karena itu, skor yang tertinggi menunjukkan tingginya pengaruh diri subjek, sebaliknya skor yang rendah menunjukkan rendahnya pengaruh diri subjek. 3.4 METODE ANALISIS DATA

3.4.1 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis yang dilakukan adalah data yang berupa jawaban dari para responden yang dikumpulkan dan dianalisis secara kuantitatif,

(30)

yaitu data tersebut dikelompokkan dan dijumlahkan sehingga menghasilkan angka-angka. Jadi data dari penelitian ini bersifat kuantitatif.

3.4.2 Analisis Univariat

Analisis Univariat adalah analisis terhadap satu variable. Jenis analisis ini dilakukan untuk riset deskriptif dan menggunakan statistik deskriptif. Hasil penghitungan statistik deskriptif ini nantinya bisa merupakan dasar bagi penghitungan analisis berikutnya, misalnya untuk menghitung hubungan antar variabel (Kriyantono, 2005: 166) Di dalam penelitian ini memang hanya menggunakan satu variabel yaitu analisis program “Music Blast” Binus TV untuk meningkatkan minat pemirsa guru dan murid Music School Of Indonesia cabang Pondok Indah . Hasilnya disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, untuk melihat sebaran jawaban dari responden.

Analisis uni variat dilakukan juga untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik responden yang ada serta melihat secara deskriptif, bagaimana tanggapan dan jawaban responden terhadap tiap indikator yang ada di kuesioner. Dalam hal tersebut bisa terlihat kecenderungan jawaban responden apakah cenderung positif atau negatif terhadap sejumlah indikator yang mengukur variabel tayangan program musik “Music Blast” Binus TV untuk meningkatkan minat pemirsa guru dan murid Music School Of Indonesia cabang Pondok Indah.

(31)

3.4.3 Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas adalah pengujian alas ukur yang bertujuan untuk melihat stabilitas dan konsistensi dari suatu definisi operasional. Suatu alas ukur dikatakan reliabel jika kita selalu mendapatkan hasil yang tetap sama dari pengukuran gejala yang sama, meskipun dilakukan pada waktu yang berbeda-beda.

3.4.3.1 Uji Reliabilitas

Nilai perhitungan yang dihasilkan oleh suatu indikator yang tidak bervariasi adalah karena karakteristik pengukuran instrumen atau proses pengukuran instrumen itu sendiri. Selain itu suatu alat ukur dapat dikatakan memiliki reliabilitas tinggi jika alat ukur itu stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability).

Uji reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliable, akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama.

Semakin kecil kesalahan, semakin reliabel alat pengukur. Sebaliknya, semakin besar kesalahan pengukur maka semakin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Untuk uji reliabel instrumen dalam kuesioner penelitian ini menggunakan teknik alpha cronbach. Standar nilai alpha (α) yang digunakan untuk menunjukkan bahwa alat ukur tersebut

(32)

baik adalah >0,5. Jadi, semakin besar nilai alpha (> 0,5), maka semakin reliabel alat ukur tersebut (Singarimbun, 2001).

3.4.4 Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana skor atau nilai ukuran yang diperoleh benar-benar menyatakan hasil pengukuran atau pengamatan yang ingin diukur.Validitas adalah untuk melihat apakah definisi operasional telah benar-benar mengukur atau sesuai dengan definisi konseptual, validitas berkenaan dengan tingkat kesesuaian antara definisi konseptual dan definisi operasional dari variabel.

3.4.4.1 Uji Validitas

“Validity” adalah asal kata validitas yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Validitas merupakan kesesuaian antara definisi operasional dengan definisi konseptual. Jadi semakin dekat definisi operasional dengan definisi konseptual maka validitas perangkat ukur tersebut semakin tinggi (Nasution, 2000)

Uji validitas pada penelitian ini menggunakan teknik analisis faktor. Analisis faktor adalah suatu teknik statistik untuk mengidentifikasikan jumlah faktor yang relatif kecil yang dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan antara beberapa variabel yang saling berhubungan. Analisis faktor menghasilkan suatu tabel dimana baris adalah variabel indikator mentah yang diamati dan kolom adalah faktor atau variabel tersembunyi yang menjelaskan sebanyak mungkin perbedaan di dalam variabel ini.

(33)

Teknik analisis faktor ini digunakan untuk mengkonfirmasi (confirmatory) penelitian yang bersifat eksplanatif. Dalam penelitian ini, masing-masing dimensi diuji satu persatu dengan menggunakan teknik analisa faktor sehingga akan diperoleh nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO), yaitu uji statistik yang digunakan untuk menunjukkan ketepatan analisis faktor terhadap variabel-variabel yang diukur. Bila nilai KMO > 0,5 dengan nilai signifikansi < 0.005 maka variabel tersebut dapat diukur dengan menggunakan teknik faktor analisis untuk mengertahui apakah indikator yang dibuat memang berada pada satu kelompok dengan indikator lainnya yang masih dalam satu variabel.

Berikut ini adalah table interpretasi KMO MSA: Tabel 3.1 Interpretasi KMO

Nilai KMO Tingkatan Varian

0.90-1.00 Marvellous (Sangat Bermanfaat)

0.80-0.89 Meritorius (Bermanfaat)

0.70-0.79 Middling (Cukup Bermanfaat)

0.60-0.69 Mediocre (Sedang)

0.50-0.59 Miserable (Tidak Bermanfaat)

0.00-0.49 Unacceptable (tidak bisa diterima)

(34)

Hasil penelitian adalah valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada obyak yang diteliti. Menurut Sugiyono (2001: 137) instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Hasil uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode KMO.

3.5 PERMASALAHAN YANG ADA

Dalam melakukan penelitian ini terhadap program musik “Music Blast” yang ditayangkan oleh BINUS TV, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang timbul di dalam program tersebut, diantaranya :

1. Kesulitan dalam menentukan jadwal produksi yang tepat antara pihak Binus TV dengan pihak pengisi acara karena jadwal produksi program “Music Blast” hanya dilaksanakan setiap satu bulan sekali untuk 2 episode langsung.

2. Media promosi yang masih kurang terhadap program “Music Blast” sehingga pemirsa kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang jadwal tayang dan jadwal produksi yang bisa disaksikan secara langsung oleh pemirsa.

3.6 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Dalam mengatasi segala permasalahan yang sudah disebutkan sebelumnya, maka alternatif pemecahan masalah adalah sebagai berikut :

(35)

1. Dalam kesulitannya menentukan jadwal yang tepat antara pihak Binus TV dengan pihak pengisi acara untuk melaksanakan produksi acara tersebut yang hanya dilaksanakan setiap satu bulan sekali untuk 2 episode langsung yaitu dengan cara membuat timeline atau perencanaan selama 3 bulan ke depan yang disesuaikan dengan jadwal kedua belah pihak untuk menentukan kapan waktu yang tepat dan siapa saja bintang tamunya yang sudah fix untuk bisa melakukan produksi “Music Blast” Binus TV sehingga tidak ada kendala maupun halangan dalam kegiatan produksi yang sudah ditentukan sesuai dengan jadwal yang ada. 2. Masih kurangnya media promosi terhadap program “Music Blast” bisa dilakukan

dengan cara up date informasi tentang program tersebut melalui media online seperti; Facebook ataupun Twitter. Selain itu, melakukan promosi secara “mouth to mouth” yang akhirnya dapat memperkenalkan program “Music Blast” ini secara luas dan dapat menarik minat menonton pemirsa. Kemudian bisa juga dengan cara membuat banner yang ditampilkan di website Binus TV ataupun pembuatan iklan tentang program tersebut yang ditayangkan di Binus TV.

Gambar

Tabel 3.1  Interpretasi KMO

Referensi

Dokumen terkait

PPKA Bodogol atau yang dikenal dengan Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol adalah sebuah lembaga konservasi alam di daerah Lido Sukabumi dan masih merupakan bagian dari

Responden yang memilih ragu-ragu manajemen data dapat dipercaya dalam memberikan informasi yang faktual adalah 21 orang atau sama dengan 22,8 %, dan responden yang memilih

Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Dzikir Asmaul Husna terhadap Aktualisasi Diri Jamaah Majelis Dzikir Asmaul Husna Masjid Jami’

Prasasti mempunyai sifat resmi sebagai suatu keputusan atau perintah yang diturunkan oleh seorang raja atau penguasa, sehingga dalam penulisannya ada aturan- aturan penulisan

capsici yang menyebabkan luas permukaan gejala antraknosa tertinggi (294.00 mm 2 ) pada buah cabai merah besar varietas IPB Perbani adalah isolat CPB I.1, diisolasi dari

Karena dalam penelitian ini spesifikasi mesin tidak ada modifikasi pada setingan maupun komponen mesin, semua dibiarkan dalam kondisi standar, bila dilakukan

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Yuwono (2008) di Wilayah Kerja Puskesmas Kawunganten Kabupaten Cilacap menunjukkan adanya hubungan bermakna antara ventilasi

• User menekan tombol OK, dan sistem akan melakukan penyimpanan atribut filter untuk digunakan selanjutnya. Skenario