• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Arsitektur Layanan Terintegrasi untuk Mendukung Interoperabilitas Layanan Perguruan Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Model Arsitektur Layanan Terintegrasi untuk Mendukung Interoperabilitas Layanan Perguruan Tinggi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Model Arsitektur Layanan Terintegrasi untuk

Mendukung Interoperabilitas Layanan Perguruan Tinggi

Aradea, R. Reza El Akbar, Husni Mubarok, Rian Pramudya

Abstract - Setiap institusi perguruan tinggi dalam

merealisasikan program pendidikan, membutuhkan suatu strategi yang tepat. Permasalahan yang sering muncul, adalah ketika Teknologi Informasi (TI) difungsikan sebagai penyedia layanan, akan tetapi standar kualitas layanan tidak terpenuhi. Kondisi ini memerlukan suatu pendekatan yang menyeluruh terhadap organisasi. Penelitian ini, berfokus pada penyediaan arsitektur layanan TI berbasis integrasi pendekatan Service Oriented Architecture (SOA) kedalam kerangka kerja Enterprise Architecture Zachman. Tahapan penelitian ini mengacu kepada tahapan Pereira dan Sousa, yaitu; Identifikasi Scope, Pendefinisian Inventori, Pendefinisian Proses dan Representasi Inventori, Pendefinisian Distribusi, Pendefinisian Timing, Pendefinisian Motivasi, dan Representasi Proses, Representasi Distribusi, Representasi Timing, Representasi Motivasi, dan Pendefinisian Tanggung Jawab, dan Representasi Tanggung Jawab. Berdasarkan hasil penelitian dapat diidentifikasikan kesenjangan (Gap), dimana pada kondisi saat ini (As-is) yang terdapat di Universitas Siliwangi Tasikmalaya mempunyai 24 Entitas Data yang terdiri dari 2 Entitas Data dilakukan “Pengembangan Baru” (9.10%), 15 Entitas Data dilakukan “Diintegrasikan” (68,17%), 5 Entitas Data dilakukan “Customized” (22,73%). Sedangkan pada kondisi ideal masa mendatang (To-be) mempunyai 26 Entitas Data yang terdiri dari 6 Entitas Data dilakukan “Pengembangan Baru” (23,08%), 15 Entitas Data dilakukan “Diintegrasikan” (57,69%), 5 Entitas Data dilakukan “Customized” (19,23%).

Keywords - Arsitektur Layanan TI, TI Perguruan Tinggi, SOA, Zachman Framework

1. PENDAHULUAN

Universitas Siliwangi yang berdasa di Kota

Tasikmalaya merupakan Perguruan Tinggi

Swasta yang memiliki volume data yang cukup besar, hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah mahasiswa karyawan serta dosen yang berada di universitas tersebut, selain itu kondisi Universitas Siliwangi belum memiliki perencanaan atau blueprint teknologi informasi yang dapat dijadikan pedoman bagi pengembangan layanan teknologi informasi perguruan tinggi kedepan.1

1

Aradea, R. Reza El Akbar, Husni Mubarok, Rian Pramudya Program Studi S1 Teknik Informatika, Universitas Siliwangi, Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya (aradea@unsil.ac.id)

Kondisi tersebut sudah menjadi kewajiban jika Universitas Siliwangi memiliki suatu perencanaan arsitektur layanan teknologi informasi, yang terintegrasi guna memberikan pelayanan maksimal kepada seluruh mahasiswa, serta meningkatkan kinerja seluruh staf dan dosen dalam pengabdiannya kepada Universitas Siliwangi Tasikmalaya, dan dapat mengarahkan pengembangan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan institusi, sehingga mendukung interoperabilitas sistem untuk meningkatkan keunggulan bersaing antar perguruan tinggi.

Pada penelitian ini akan dilakukan analisis

kebutuhan berupa serangkaian diagram

pemodelan sistem pada rencana pengembangan layanan teknologi informasi menggunakan Zachman Framework [1]. Zachman Framework

adalah suatu kerangka kerja untuk

mengklasifikasikan arsitektur artifak dalam memodelkan dan mendefinisikan kebutuhan suatu sistem secara formal dan terstruktur dengan baik, melalui hubungan perspektif pihak-pihak yang terkait dalam pengembangan sistem [2].

Dalam rangka mengintegrasikan kebutuhan penyediaan layanan TI secara menyeluruh, maka

digunakan pendekatan Service Oriented

Architecture (SOA) [3] kedalam Zachman Framework. Sehingga model yang dibangun dapat menciptakan suatu integrasi yang sinergis untuk pencapaian interoperabilitas layanan.

Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan judul “Model Arsitektur Layanan Terintegrasi untuk mendukung Interoperabilitas layanan perguruan tinggi” yang diharapkan dapat menjadi acuan atau pedoman dalam pembuatan sistem yang terintegrasi, serta sesuai dengan fungsi bisnis dan kebutuhan bisnis organisasi.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Peran Layanan

Istilah layanan pada awalnya digunakan dalam ilmu ekonomi dan pemasaran, digunakan sebagai suatu risalah yang menjadi pemicu penciptaan nilai pendapatan secara menyeluruh, dan berhubungan dengan istilah produktivitas. Dalam hal ini layanan dikategorikan sebagai

(2)

suatu jenis produk yang tidak berwujud, dan didefinisikan sebagai penerapan kompetensi khusus (instrumen sumber pengetahuan dan keterampilan) melalui perbuatan, proses dan aksi untuk kepentingan entitas lain atau entitas itu sendiri [4].

2.2 Pandangan Sistem Sebagai Layanan

Istilah layanan dalam kontek sistem orgnaisasi, terkait dengan area keilmuan sistem informasi (SI). Definisi dari kamus bahasa, layanan diartikan sebagai suatu aktifitas yang dilakukan untuk orang lain, termasuk penyediaan sumber daya yang akan digunakan orang lain. Definisi ini dalan kontek SI dapat diperluas untuk komputasi layanan, dengan menempatkan istilah entitas, artinya otomatisasi layanan TI dapat dipandang sebagai suatu aktifitas yang dilakukan oleh suatu entitas, untuk entitas yang berbeda, termasuk penyediaan sumber daya yang akan digunakan oleh entitas yang berbeda [5].

Cakupan dari definisi layanan tersebut menurut Alter, adalah:

a. Layanan pelanggan eksternal dan internal b. Layanan yang terotomatisasi dengan TI dan

layanan yang tidak diotomatisasi

c. Layanan yang di customized, semi customized dan yang tidak di customized.

d. Layanan pribadi dan impersonal

e. Layanan jangka panjang dan jangka pendek f. Layanan dalam berbagai tingkatan (self-service

responsibilities)

2.3 Zachman Framework

Zachman mendasarkan kerangka kerjanya pada praktik–praktik dalam arsitektur tradisional dan rekayasa. Pendekatan kerangka kerja

Zachman secara luas digunakan untuk

pengembangan dan atau mendokumentasikan arsiterktur enterprise secara praktis, dimana dalam kerangka ini terdapat dua sumbu utama yaitu sumbu vertikal dan sumbu horizontal. Sumbu vertikal menyediakan berbagai cara pandang/perspektif dari keseluruhan arsitektur, sedangkan sumbu horizontal merupakan abstraksi klasifiaksi berbagai artifak dari arsitektur [6].

2.4 Service Oriented Architecture (SOA)

SOA memberikan nilai dan ketangkasan kepada organisasi untuk pengembangan layanan yang self-contained, re-usable dan fleksibel, SOA merupakan suatu pendekatan modular untuk pengembangan shared service dapat digunakan dibanyak area bisnis yang berbeda didalam suatu organisasi [3]. Suatu organisasi penyedia layanan

TI ketika menggunakan pendekatan SOA dapat menentukan hal-hal esensial TI untuk :

1. Mendefinisikan dan menentukan layanan apa yang dibutuhkan.

2. Memahami dan mengidentifikasi dengan jelas interface dan dependency nya.

3. Menggunakan standar untuk pengembangan dan definisi layanan.

4. Penggunaan standar teknologi dan tool-sets. 5. Menginvestigasi dan memahami dampak dari

perubahan untuk shared service.

6. Memastikan kebutuhan pelatihan telah direncanakan dan dicapai untuk menetapkan bahasa standar, dan peningkatan dalam penerapan dan dukungan untuk layanan baru atau perubahan layanan.

3. METODE PENELITIAN

Tahapan penelitian ini mengacu kepada tahapan Pereira dan Sousa [2], yaitu; Identifikasi Scope, Pendefinisian Inventori, Pendefinisian Proses dan Representasi

Inventori, Pendefinisian Distribusi,

Pendefinisian Timing, Pendefinisian Motivasi, dan Representasi Proses, Representasi Distribusi, Representasi Timing, Representasi Motivasi, dan Pendefinisian Tanggung Jawab, dan Representasi Tanggung Jawab.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang telah dicapai, akan dibahas berdasarkan metodologi yang digunakan.

4.1 Identifikasi Scope

4.1.1 Identifikasi Inventori (A, 1)

Berdasarkan hasil pengumpulan data, terdapat 5 entitas yang terlibat dalam fungsi bisnis utama akademik Universitas Siliwangi. Entitas – Entitas tersebut adalah :

1. Entitas Penerimaan Mahasiswa Baru 2. Entitas Kegiatan Akademik

3. Entitas Proses Wisuda

4. Entitas Pengelolaan Bursa Kerja 5. Entiats Penelusuran Alumni

4.1.2Identifikasi Proses (B, 1)

Identifikasi proses bisnis yang ada di universitas siliwangi, ditunjukan pada tabel 4.1 yang menunjukan adanya lima area proses serta penjelasan proses bisnis untuk tiap area.

Tabel 4.1 Identifikasi Proses Bisnis Utama Akademik Universitas Siliwangi

No Area Proses Proses Bisnis

1. Kegiatan Penerimaan

a. Publikasi Informasi PMB b. Pengelolaan Pembayaran

(3)

Mahasiswa Baru

Calon Mahasiswa Baru c. Proses Pendaftaran dan

Pembatalan Calon Mahasiswa Baru

d. Pelaksanaan Ujian Saringan Masuk (USM)

e. Pengumuman Hasil USM f. Penentuan Prasyarat PMB 2. Kegiatan

Akademik

a. Administrasi KRS b. Pengelolaan pembayaran

Biaya Tetap Mahasiswa c. Pengelolaan Jadwal Kuliah d. Penjadwalan ujian e. Ubah Status Mahasiswa f. Penjadwalan Ruangan g. Absensi mahasiswa dosen h. Penundaan Mata Kuliah dan

Nilai Mahasiswa i. Administrasi Tugas Akhir j. Pencetakan Formulir Absensi k. Pencetakan Ijazah

l. Pencetakan KHS

m. Pencetakan Kartu Mahasiswa n. Pencetakan nilai Mahasiswa o. Pencetakan Pengawas Ujian p. Pencetakan transkrip nilai q. Pencetakan transkrip sementara r. Pencetakan laporan kehadiran mahasiswa s. Penentuan Kalender Akademik 3. Proses Wisuda

a. Pendataan peserta Wisuda b. Pembuatan ijazah c. Pelaksanaan Wisuda d. Penyusunan buku

e. Pendaftaran peserta wisuda f. Penetapan Panitia Wisuda g. Penentuan Anggaran Wisuda 4. Pengelolaan

Bursa Kerja

a. Panitia Bursa Kerja b. Publikasi Bursa Kerja c. Menjalin MoU

d. Penerimaan Lamaran calon e. Tes dan wawancara f. Penempatan Karyawan 5. Penelusuran

Alumni

a. Penetapan Panitia penelusuran alumni b. Penelusuran data alumni c. Pendataan alumni d. Pendokumentasian alumni

4.1.3 Identifikasi Lokasi Bisnis (C, 1)

Lokasi Universitas Siliwangi berada di Jalan Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Indonesia.

4.1.4 Identifikasi Tanggung Jawab (D, 1)

Semua sumber daya manusia yang berperan di Universitas Siliwangi.

4.1.5 Identifikasi Timing (E, 1)

Kalender Akademik yang berlaku di Universitas Siliwangi terbagi kedalam 3 (tiga) waktu utama:

1. Pra Akademik 2. Semester Gasal 3. Semester Genap

4.1.6 Identifikasi Motivasi (F, 1)

Motivasi teridentifikasi berdasarkan Visi dan Misi Universitas Siliwangi.

4.1.7 Pendefinisian Inventori (G, 2, A)

Daftar kandidat entitas seperti yang ditunjukan pada tabel 4.2 dibagi menjadi lima entitas bisnis, masing-masing entitas data menjabarkan secara detil entitas bisnisnya.

Tabel 4.2 Daftar Kandidat Entitas

Entitas Bisnis Entitas Data

1. Entitas Penerimaan Mahasiswa Baru

1. Entitas Panitia PMB 2. Entitas Jadwal USM 3. Entitas Soal Ujian 4. Entitas Biaya Pendaftaran 5. Entitas Peserta PMB 2. Entitas Proses

Akademik

1. Entitas Kurikulum 2. Entitas Kalender Akademik 3. Entitas Mahasiswa 4. Entitas Dosen 5. Entitas Matakuliah 6. Entitas Registrasi 7. Entitas Perwalian 8. Entitas Fakultas 9. Entitas Program Studi 10. Entitas Jadwal Kuliah 11. Entitas Absensi Dosen 12. Entitas Jadwal Ujian 3. Entitas Proses

Wisuda

1. Entitas Wisuda

2. Entitas Ijazah dan Transkrip Nilai 4. Entitas Bursa

Kerja

1. Entitas Bursa Kerja 2. Entitas Stakeholder 5. Entitas Proses

Alumni 1. Entitas Pendataan Alumni

4.2 Representasi Inventori (M, 3, G), Pendefinisian Proses (H, 3, (B+G)) 4.2.1 Representasi Inventori (M, 3, G)

Output dari tahapan ini, direpresentasikan

dengan diagram hubungan entitas (ERD).

4.2.2 Pendefinisian Proses (H, 3, (B+G))

Output dari tahapan ini, direpresentasikan

dengan diagram aktvitas penerimaan mahasiswa baru, aktivitas proses akademik, aktivitas proses wisuda, aktivitas pengelolaan bursa kerja, dan penelusuran alumni.

4.3 Pendefinisian Distribusi (I, 4, (C+H)),

Pendefinisian Timing (K, 4, (E+H)), Pendefinisian Motivasi (L, 4, (F+H)), dan Representasi Proses (N, 4, H).

4.3.1 Pendefinisian Distribusi (I,4, (C+H)) Hasil tahapan ini berupa profil UNSIL. 4.3.2 Pendefinisian Timing (K, 4, (E+H))

(4)

Berdasarkan hasil identifikasi timing pada baris

scope, serangkaian proses bisnis yang berjalan

dapat dilihat pada Tabel 4.3 Rencana Kegiatan Akademik 2012/2013 berikut:

Tabel 4.3 Rencana Kegiatan Akademik

No Rencana Kegiatan Target Output 1 . Pra Akademik 1.1 P2SPT 1.2 Kuliah Perdana 2 . Kegiatan Semester Gasal 2.1 Perwalian 2.2 Awal Perkuliahan 2.3 Batas Waktu KPRS 2.4 Ujian Tengah Semester 2.5 Batas Akhir Wisuda 2.6 Wisuda Periode I 2.7 Akhir Perkuliahan 2.8 Ujian Akhir Semester 2.9 Nilai dan Yudisium 2.10 Kuliah Kerja Nyata 2.11 PPBN

3 .

Kegiatan Semester Genap

3.1 Perwalian dan Registrasi 3.2 Awal Perkuliahan 3.3 Batas Waktu KPRS 3.4 Ujian Tengah Semester 3.5 Batas Pendaftaran Wisuda 3.6 Wisuda Periode I 3.7 Akhir Perkuliahan 3.8 Ujian Akhir Semester 3.9 Nilai dan Yudisium 3.10 Kuliah Kerja Nyata 3.11 Semester Pendek 3.12 Publikasi PMB 4.3.3 Pendefinisian Motivasi (L, 4, (F+H))

Terdapat beberapa tujuan Univeristas Siliwangi dalam prinsip dasar perguruan tingginya, sesuai

dengan Statuta dan Rencana Induk

Pengembangan (RIP) Universitas Siliwangi tahun 2010-2015 Tahap III 2010-2015, ditetapkan Tujuan sebagai berikut :

1. Berkembangya ilmu pengetahuan teknologi dan seni melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi dan Tri Gatra Citra Universitas Siliwangi.

2. Tercipta calon-calon pemimpin yang

bertanggung jawab dan berilmu, dengan semangat patriotik yang tinggi untuk mengamalkan serta mengamankan Pancasila dan UUD 1945.

3. Terciptanya mahasiswa dan alumni pejuang sebagai pelopor pembangunan baik material maupun spiritual yang membela kepentingan rakyat dengan moto “belajar, bekerja, berjuang dan beribadah seumur hidup”. 4. Terciptanya mahasiswa dan alumni yang

memiliki jiwa enterpreneurship.

4.3.4 Representasi Proses (N, 4, H)

Representasi Proses digambarkan melalui Gambar 4.1 Context Diagram dan Data Flow Diagram berikut ini:

Gambar 4.1 Context Diagram

4.4 Representasi Distribusi (O, 5, N),

Representasi Timing (Q, 5, N), Representasi Motivasi (R, 5, (L+N), Pendefinisian

Tanggung Jawab (J,5, (D+1). 4.4.1 Representasi Distribusi (O, 5, N)

Pada gambar 4.2 menunjukan Topologi yang diusulkan dengan menggunakan VLAN dan DMZ

Gambar 4.2 Topologi yang diusulkan dengan menggunakan VLAN dan DMZ

(5)

4.4.2 Representasi Timing (Q, 5, N)

Tahap ini hasilnya adalah berupa Rencana Pelaksanaan Akademik Beserta Pemetaan Hasil Pelaksanaan.

4.4.3 Representasi Motivasi (R, 5, (L+N))

Representasi motivasi berisi aturan – aturan yang dikeluarkan oleh Universita Siliwangi terkait dengan pengelolaan data dan proses bisnisnya. Aturan–aturan tersebut dikeluarkan

sebagai pedoman atau ketentuan yang

dideskripsikan dalam suatu bentuk anggaran dasar suatu organisasi atau Statuta Universitas Siliwangi.

4.4.4 Pendefinisian Tanggung Jawab (J, 5, (D+I)

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Universitas Siliwangi

4.4.5 Representasi Tanggung Jawab (P, 6, (J+ N)

Gambar 4.4 Use Case Diagram Tanggung Jawab.

Dalam rangka mencapai interoperabilitas sistem, maka arsitektur layanan didefinisikan kedalam 7 lapisan sebagai berikut :

a. Lapisan Pengguna

Pengguna dengan melakukan satu kali sign on, akan mendapatkan informasi dan daftar proses sesuai kebutuhan dan kapasitasnya. Hal ini diatur dalam sebuah dokumen service level agreement (SLA), SLA juga berperan sebagai bentuk perjanjian tingkat layanan dengan pengguna apabila terjadi gangguan sistem. b. Lapisan Channel atau Media Akses

Dengan melihat pernyataan mekanisme sign on pelanggan kedalam sistem pada poin a diatas, kondisi tersebut sangat efektif dan memudahkan pengguna, tanpa harus mengingat beberapa password untuk dapat mengakses lebih dari satu daftar layanan. Untuk menjawab kebutuhan

tersebut, maka pendekatan SOA dengan

teknologi portal nya merupakan jawaban yang tepat untuk kondisi tersebut. Teknologi ini

merupakan cara untuk membawa semua

fungsionalitas yang disediakan oleh aplikasi yang terpisah menjadi berada dibawah satu payung,

memungkinkan seluruh pengguna dikelola

melalui session single user. Teknologi portal juga disebut sebagai web channel adapter technology yang bekerja dengan baik untuk otentikasi, otorisasi, dan merupakan sebuah kerangka kerja untuk personalisasi penyampaian layanan kepada para pengguna melalui web.

c. Lapisan Proses Bisnis

Lapisan ini merupakan kumpulan layanan bisnis dan arus bisnis ke dalam proses bisnis yang kompleks. Gambaran umum proses bisnis yang ada di Universitas Siliwangi, dari hasil analisis rantai nilai dan kategorisasi fungsi bisnis berdasarkan struktur organisasi, serta klasifikasi tipe layanan, untuk upaya pengintegrasian seluruh sumber daya yang ada, maka proses bisnis yang mencerminkan fungsi bisnis secara menyeluruh terdiri dari 6 (eman) proses bisnis utama yaitu, proses bisnis akademik, proses bisnis penelitian pengabdian, proses bisnis keuangan, proses bisnis kemahasiswaan dan alumni, proses bisnis kepegawaian, dan proses bisnis pendukung. Sebagai bentuk upaya penciptaan nilai bagi setiap aktifitas bisnis, maka dalam arsitektur model penyediaan layanan TI, direkomendasikan adanya proses bisnis yang ke 7 (tujuh), yaitu teknologi informasi, yang pada mulanya proses bisnis ini hanya berfungsi

(6)

difungsikan secara maksimal untuk mendukung kebutuhan keseluruhan proses bisnis yang ada, proses bisnis TI yang direkomendasikan menyediakan layanan bantuan dan kebijakan TI, serta layanan infrastruktur dan komunikasi, rincian dari layanan TI ini dapat dilihat pada katalog layanan.

d. Lapisan Layanan Bisnis

Interoperabilitas pada lapisan logika bisnis merupakan masalah yang kompleks. Saat ini

banyak terdapat bahasa, platform, dan

pendekatan yang dapat digunakan pada lapisan logika bisnis. Lapisan interoperabilitas pada data

telah dipecahkan melalui pengembangan

teknologi-teknologi yang menyediakan lapisan abstraksi penyimpanan data fisik melalui antarmuka standar application program interface (API), penerapan standar akses data (misalnya, SQL), serta format data (misalnya, extensible

markup language atau XML). Perangkat

teknologi seperti database connectivity (ODBC)

dan Java database connectivity (JDBC)

menyediakan cara standar untuk mengakses data secara logis dari berbagai data dan platform teknologi yang berbeda. Perkembangan teknologi dan standar aplikasi memungkinkan pengguna dapat berinteraksi dengan siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Namun hal ini akan memiliki nilai yang terbatas, jika tidak dapat memberikan layanan bisnis dan proses bisnis yang dapat beroperasi dalam standar. Layanan bisnis yang direkomendasikan dideskripsikan dalam sebuah katalog layanan bisnis. Setiap proses bisnis pada lapisan proses bisnis, memiliki layanan-layanan bisnis sesuai dengan kebutuhan bisnis dan keinginan pengguna.

e. Lapisan Integrasi Layanan

Dengan melihat hasil analisis sebelumnya, termasuk kondisi kebutuhan pada ke 4 (empat) lapisan arsitektur sebelumnya, maka integrasi layanan yang direkomendasikan, dilakukan melalui pendekatan arsitektur berorientasi layanan. Pendekatan arsitektur berorientasi layanan merupakan solusi yang tepat dari semua kondisi kebutuhan yang ada, untuk menyediakan layanan yang dapat dikonsumsi pengguna melalui berbagai media akses, yang berasal dari berbagai sumber yang berbeda. Teknik pemaketan layanan merupakan salah satu ciri dari pendekatan arsitektur berorientasi layanan, untuk penyajian layanan yang akan dikonsumsi secara bersama-sama (shared service), melalui domain integrasi layanan. Kombinasi dari lapisan integrasi dan

lapisan layanan bisnis dapat disebut sebagai enterprise service bus (ESB). ESB merupakan server penunjang yang terdistribusi, untuk melakukan integrasi dan mengatur layanan bisnis. ESB adalah sebuah infrastruktur

middleware bagi enterprise-wide, yang

menyediakan virtualisasi dan pengelolaan

transaksi layanan, termasuk dukungan

komunikasi, mediasi, transformasi dan integrasi teknologi yang dibutuhkan oleh layanan.

Dari hasil analsisi yang telah dilakukan, maka layanan utama dapat dikelompokkan menjadi 7 (tujuh) layanan utama yang memiliki kategori layanan dan layanan pendukung, selanjutnya dari setiap layanan tersebut ditetapkan kebutuhan penyampaian nilainya dari setiap layanan yang akan digunakan bisnis, dan pada akhirnya direpresentasikan ke dalam paket layanan.

f. Lapisan Aplikasi

Lapisan ini merupakan tempat semua artefak terkait dengan aplikasi legacy yang terintegrasi atau perlu diintegrasikan dengan arsitektur layanan. Berdasarkan analisis lapisan integrasi, domain integrasi layanan (ESB) harus melakukan integrasi aplikasi-aplikasi legacy, untuk penyampaian paket-paket layanan yang telah terdefinisi sebelumnya. Arsitektur berorientasi layanan melalui teknologi web services memberikan pendekatan untuk mengintegrasikan aplikasi yang ada di seluruh organisasi.

Teknologi web services menggunakan ESB, untuk menyediakan skema integrasi yang fleksibel. Web service merupakan komponen perangkat lunak yang memungkinkan aplikasi yang dibangun dengan berbagai platform dapat beroperasi secara mudah, karena web service didukung oleh protokol-protokol umum, seperti WSDL (Web services Description Language), SOAP (Simple Object Access Protocol), UDDI

(Universal Description, Discovery and

Integration). Dalam operasinya, WSDL memuat sebuah perintah/ menunjukkan lokasi dari layanan, sedangkan muatan dari perintah tersebut disebarkan oleh XML. SOAP dikenal juga dengan sebutan service oriented architecture protocol. Platform UDDI berkomunikasi melalui SOAP, antarmuka UDDI adalah WSDL dan UDDI merupakan sebuah direktori dari web services. Web service merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan solusi SOA, dengan menggunakan protokol-protokol tersebut sebagai komponen kuncinya. Arsitektur berorientasi layanan menyediakan

(7)

layanan yang memiliki kontrak antarmuka platform independen, yang disediakan oleh XML. Arsitektur berorientasi layanan menekankan pada interoperability, hal ini disediakan oleh hypertext transfer protocol (HTTP).

Untuk mengintegrasikan layanan-layanan yang ada, pendekatan yang digunakan dalam adalah :

 Integrasi data, data yang ada (semua data legacy) distandarisasi dengan menggunakan format skema XML, supaya data tersebut dapat di-shared pada seluruh lingkungan sistem. Arsitektur informasi/ data yang ada pada organisasi dianalisis keterhubungannya

serta dirancang strukturnya untuk

dintegrasikan.

 Integrasi antar muka atau application program interface (API), program API direstrukturisasi kedalam web service, supaya dapat diakses oleh aplikasi lain melalui protokol umum.

 Menetapkan kontrak untuk web services, menyediakan paket untuk aplikasi lama yang akan memetakan hubungan kontrak antara data legacy data/ API.

Dengan pendekatan tersebut, maka aplikasi yang telah ada dan aplikasi yang baru dapat terjadi interaksi (interoperate), atau dikenal dengan istilah aplikasi komposit, kombinasi data dari berbagai macam sumber dengan format data yang standar, serta mekanisme yang fleksibel untuk berinteraksi dengan aplikasi-aplikasi lainnya, dan perangkat mobile. Dari semua uraian

diatas, maka untuk mengimplementasikan

integrasi layanan-layanan yang ada di

Univetrsitas Siliwangi, direkomendasikan menggunakan teknologi web services, karena karakteristik dan pola dari teknologi ini sinergi

dengan kebutuhan integrasi layanan di

Universitas Siliwangi, sebagai mana telah dibahas pada lapisan-lapisan arsitektur layanan sebelumnya. Untuk melengkapi rekomendasi dari strategi integrasi layanan pada lapisan arsitektur aplikasi ini, berikut disajikan panduan terkait dengan aplikasi legacy yang terintegrasi atau perlu diintegrasikan dengan arsitektur layanan. g. Lapisan Platform

Lapisan ini merupakan representasi fisik dari kebutuhan arsitektur berorientasi layanan. Dalam mendefinisikan kebutuhan teknologi, terlebih

dahulu dilakukan identifikasi terhadap prinsip dan platform teknologi yang akan digunakan. Jenis platform teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung operasi layanan TI, pada dasarnya digunakan pada lingkungan shared service, sebagaimana telah dibahas pada 6 (enam) lapisan arsitektur layanan sebelumnya.

Prinsip ini ditentukan dengan

mempertimbangkan karakteristik dan pola dari katalog layanan, perkembangan teknologi, serta permintaan dan kebutuhan dari sisi pelanggan layanan. Strategi penyediaan layanan TI yang disampaikan sesuai dengan prinsip platform teknologi, yang memiliki kebutuhan pemenuhan

enterprise-wide. Proses dan layanan

dimungkinkan dapat diakses oleh seluruh pemakai, dimana saja, kapan saja, dan melalui media akses yang berbeda-beda. Atas dasar prinsip tersebut, maka selanjutnya ditetapkan konfigurasi platform teknologi secara konseptual, yang berupa skema arsitektur layanan enterprise. Legacy platform yang saat ini telah ada di Universitas Siliwangi, yaitu My SQL dan Clipper digunakan sebagai database servers untuk menampung data dari kandidat aplikasi yang

telah diintegrasikan dan dilakukan

pengembangan, serta platform dari pihak ke 3 (tiga), yang menyediakan kebutuhan sistem perpustakaan, keuangan, serta kemahasiswaan dan alumni.

Sementara untuk pemilihan platform ESB dapat mempertimbangkan beberapa produk ESB, misalnya produk dari Microsoft, yaitu Microsoft Biztalk, produk dari IBM, yaitu IBM websphere ESB, atau produk open source, yaitu Mule dan Tuscany. Dan sebagai fungsi repositori perjanjian tingkat data atau reporting system dari ESB, dapat menggunakan platform DBMS, misalnya SQL Server, Oracle, dan lain-lain. Pemilihan platform tersebut harus dipertimbangkan kesesuaiannya, sebagai dukungan terhadap fungsi yang diperlukan, jaminan keberlangsungannya untuk kebutuhan bisnis dimasa mendatang, serta

kepatuhan terhadap kebutuhan standar

implementasi, dan dukungan terhadap internal dan vendor.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, sampai dengan saat ini, maka :

a. Sampai dengan saat ini, penelitian dilakukan berdasarkan eksplorasi Zachman Framework yang menghasilkan kerangka dasar analisis kebutuhan berupa narasi dan beberapa diagram pemodelan data kebutuhan serta

(8)

prototipe pada proses bisnis utama akademik Universitas Siliwangi.

b. Pelaksanaan proses penelitian baru sampai kepada tahap pemetaan terhadap matrik Zachman Framework, mulai dari proses identifikasi scope, sampai dengan representasi tanggung jawab, dan model pengintegrasian dengan SOA masih dalam tahapan proses pemodelan umum.

c. Model arsitektur sistem informasi perguruan tinggi secara sistematis dan lengkap dapat

mendefinisikan sistem dan teknologi

informasi yang sedang berjalan dan

lingkungan sistem informasi yang diperlukan. d. Model arsitektur sistem informasi perguruan

tinggi ini, dapat menjadi acuan dalam investasi teknologi jangka pendek maupun jangka panjang dengan mempertimbangkan

dalam pengambilan keputusan yang

mendukung kemajuan kinerja dan kualitas output, kepentingan organisasi perguruan tinggi.

e. Model ini dapat dipakai untuk menetapkan kebutuhan model arsitektur informasi untuk mengintegrasikan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan lingkunan sistem (lintas platform), untuk fungsi interoperabilitas.

Ucapan Terima kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberi dukungan finansial terhadap penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Zachman JA. 1987. A Framework For Information

Systems Architecture. IBM Systems Journal 26(3) :

276-292.

2. Pereira CM, Sousa P. 2004. A method to define an

enterprise architecture using Zachman

Framework...http://www.researchgate.net/publicati on/228594241_A_method_to_define_an_Enterpris e_Architecture_using_the_Zachman_Framework/f ile/60b7d51eebc1418037.pdf

3. Bardhan Indranil R., Demirkan Haluk, Kannan P.K., Kauffman Robert J., Sougstad Ryan, (2010), An Interdisciplinary Perspective on IT Services Management and Service Science, Journal of

Management Information Systems, Spring 2010,

Vol. 26, No. 4, pp. 13–64.

4. Vargo Stephen L., Lusch Reobert F., (2008), Why “service”?,Journal Academy of Marketing Science, 36:25–38DOI 10.1007/s11747-007-0068-7

5. Alter, S. (2010), “Viewing Systems as Services : A Fresh Approach in the IS Field”, Journals AIS

Electronic Library (AISeL), Communications of

the Association for Information Systems, Vol. 26, Number 1, Article 11, Page 195-224.

6. Surendro, K. 2009. Pemanfaatan Enterprise Architecture Planning Untuk Perencanaan Strategis Sistem Informasi. Informatika.

Gambar

Tabel 4.2 Daftar Kandidat Entitas
Tabel 4.3 Rencana Kegiatan Akademik
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Universitas  Siliwangi

Referensi

Dokumen terkait

Pada input ini pusat cluster belum berada pada posisi yang tepat dimana nilai error nya terlalu bersar sehingga iterasinya sedikit karena iterasi akan berhenti jika nilai

Ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan mahasiswa Tingkat III AKBID Muhammadiyah Palopo dalam pengisian partograf tahun 2014 dengan nilai p value 0.01. Tidak

Hal ini di asumsikan bahwa angin musim timur yang bertiup dari arah Selatan dan sebagian dari tenggara menuju barat laut berpengaruh terjadinya pengendapan di sekitaran muara

Perlu dilakukan kajian yang lebih spesifik di perairan Pantai Genting yang tidak hanya dilihat dari tekstur sedimen dan kualitas airnya, akan tetapi dapat dilihat

Berdasarkan perbandingan persentase aktivitas harian maupun frekeunsi aktivitas individu owa jantan sebelum, selama dan pada saat tidak lagi diberikan sanrego

Peningkatan hasil penjualan dan laba yang hanya terjadi pada 30% pedagang perlu diwaspasdai mengingat terdapat 70% yang dapat dikatakan mengalami masalah

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah salah satu fungsi dari ikatan sosial yang mengacu pada kesenangan, ketenangan, bantuan bermanfaat yang

Rencana pembentukan dilakukan mengingat tim Six Sigma sangat penting perananya dalam menyelesaikan suatu proyek Six Sigma dan selain itu di Departemen Two