• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya. imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya. imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dunia kesastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre sastra di samping genre yang lainnya. Prosa merupakan salah satu jenis karya sastra yang bersifat imajinatif, kreatif, dan estetis. Istilah prosa dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan, akan tetapi biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasikan hubungan-hubungan antarmanusia (Nurgiyantoro, 2013:2). Sebagai sebuah karya imajinatif, prosa menyajikan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan melalui fakta-fakta, tema-tema, dan sarana-sarana, serta diungkapkan dalam sebuah tulisan yang konkret (Stanton, 1965:7).

Prosa dalam kesusastraan Arab menurut as-Sa>yib (1964:328) adalah suatu karya sastra yang menggambarkan pikiran dan perasaan seseorang yang bebas serta tidak terikat pada aturan bait dan rima seperti puisi (‘asy-syi’r’). Secara umum, prosa terbagi menjadi dua kategori, yaitu prosa non imajinatif dan prosa imajinatif. Prosa non imajinatif adalah prosa yang membahas tentang sastra, tetapi tidak merupakan hasil imajinasi seseorang. Sedangkan prosa imajinatif adalah prosa yang bersifat imajinasi atau khayalan seseorang (Kamil, 2009:41).

Salah satu jenis karya sastra yang termasuk prosa imajinatif adalah cerpen. Cerpen mempunyai kelebihan yang berbeda dengan jenis-jenisprosa

(2)

lainnya karena kemampuannya mengemukakan secara lebih dan secara implisit dari sekedar yang diceritakan. Dengan tidak diceritakannya panjang lebar sampai mendetail, akan tetapi dipadatkan dan difokuskan pada satu permasalahan. Oleh karena itu, istilah cerpen dalam bahasa Arab disebut ‘qis̟s̟ah qas̟i>rah’, yaitu cerita berbentuk prosa yang relatif pendek tetapi mempunyai makna yang mendalam (Kamil, 2009:44).

Dunia kesastraan Arab telah banyak melahirkan penulis yang menghasilkan karya sastra dalam bentuk cerpen. Salah satunya adalah Ih}sa>n ‘Abdul Quddu>s. Ihsa>n adalah seorang novelis, cerpenis, dan juga seorang jurnalis Arab yang mempunyai banyak karya dalam bentuk novel, cerpen, dan jurnal. Beberapa karyanya sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa, seperti bahasa Inggris, Prancis, Cina, dan Jerman. Sebagian naskah film atau novelnya juga pernah memperoleh beberapa penghargaan (Atho’illah, 2007:80).

Salah satu karya Ih}sa>n ‘Abdul Quddu>s dalam bentuk cerpen, yaitu “A’u>żu Bika Minka” yang dimuat dalam antologi cerpen al-Launul-A<kharu. Cerpen tersebut menceritakan tentang seorang ahli ibadah bernama Muhammad bin ‘Uwais. Dia adalah seorang yang sudah dipastikan akan masuk surga karena keimanannya kepada Allah. Muhammad bin ‘Uwais selalu membela rakyatnya dari ketamakan Basyuni yang jahat. Pada akhir cerpen ini, Muhammad bin ‘Uwais dibawa oleh dua malaikat dan tidak dimasukkan ke surga, melainkan ke dalam neraka karena ketamakkannya terhadap desa tersebut.

(3)

Sebagai sebuah karya sastra, cerpen “A’u>żu Bika Minka” karya Ihsa>n ‘Abdul Quddu>s ini merupakan sebuah struktur yang dibangun berdasarkan unsur-unsur intrinsik yang saling berhubungan sehingga unsur satu dengan unsur yang lainnya saling berkaitan. Untuk dapat mengetahui unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen “A’u>żu Bika Minka”, peneliti akan menggunakan analisis struktural untuk meneliti cerpen ini sehingga keterjalinan anatarunsur dan makna yang terkandung dalam cerpen “A’u>żu Bika Minka” dapat dipahami.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diangkat adalah apa sajakah unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen “A’u>żu Bika Minka” karya Ihsa>n Abdul Quddu>s serta bagaimana keterjalinan antar unsurnya dalam menghasilkan makna.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memaparkan unsur-unsur intrinsik yang terkandung dalam cerita “A’u>żu Bika Minka” karya Ihsa>n Abdul Quddu>s dan mencari keterkaitan antar unsurnya serta mengungkap pesan-pesan moral apa saja yang hendak disampaikan oleh pengarang melalui karyanya tersebut.

1.4 Tinjauan Pustaka

Antologi cerpen al-Launul-A<kharu terdiri atas dua cerpen, yaitu cerpen “al-Launul A<kharu” itu sendiri dan cerpen “A’u>żu Bika Minka”. Antologi cerpen ini telah dianalisis oleh Mulyanor (2009) dengan analisis

(4)

terjemah, ia mengungkapkan bahwa penerjemahan kumpulan “al-Launul-A<kharu” terletak pada tiga jenis, pertama: penerjemahan kata yang berdekatan makna pada satu kalimat, yang terdiri dari dua belas pasang kata. Kedua: penerjemahan kata yang berdekatan makna pada kalimat yang berbeda tetapi masih dalam satu paragraf, yang terdiri dari dua pasang kata. Ketiga: penerjemahan kata yang berdekatan makna pada paragraf yang berbeda, yang terdiri dari empat pasang kata.

Hanik (2012) telah menganalisis antologi cerpen “al-Launul-A<kharu” dengan kajian stilistika. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa dalam cerpen “al-Launul-A<kharu” terdapat beberapa gaya bahasa dalam bentuk balaghah seperti kata majaz, isti’arah, tasybih, dan bentuk-bentuk lainnya, kemudian mengungkapkan makna dan efek yang muncul akibat penggunaan gaya bahasa tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas dan sejauh pengamatan peneliti, penelitian terhadap cerpen “A’u>żu Bika Minka” karya Ihsa>n Abdul Quddu>s ini telah dianalisis dari segi kebahasaannya. Akan tetapi, penelitian dengan menggunakan analisis struktural belum pernah dilakukan, baik oleh mahasiswa Sastra Asia Barat Universitas Gadjah Mada maupun oleh mahasiswa dari universitas lainnya. Hal ini memungkinkan peneliti untuk menganalisis cerpen “A’u>żu Bika Minka” dengan pendekatan struktural. 1.5 Landasan Teori

Terkait dengan penelitian ini, teori yang digunakan adalah teori struktural Robert Stanton. Stanton (1965:11) membagi unsur intrinsik fiksi

(5)

menjadi tiga bagian, yaitu fakta cerita, tema dan sarana cerita. Fakta cerita terdiri atas karakter, alur, dan latar. Elemen-elemen ini berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita (Stanton, 1965:12). Ketiga unsur fakta cerita ini merupakan unsur yang paling dominan tampak dalam suatu karya sastra dan dapat dibayangkan eksistensinya secara faktual. Stanton (1965:17) membagi karakter (character) menjadi dua pengertian, yaitu sebagai tokoh cerita yang ditampilkan dan sebagai sikap ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-tokoh tersebut. Adapun alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita yang biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja (Stanton, 1965:14). Sama halnya dengan elemen-elemen lain, alur terbagi menjadi tiga, yaitu bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir yang nyata, meyakinkan dan logis, dapat menciptakan bermacam kejutan, dan memunculkan dan mengakhiri ketegangan-ketegangan. Fakta cerita yang trakhir adalah latar atau setting. Latar merupakan tempat terjadinya peristiwa-peristiwa atau waktu berlangsungnya tindakan. Latar merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, segala sesuatu yang berinteraksi dengan rangkaian peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung (Stanton, 1965:18).

Tema adalah makna yang yang dapat merangkum semua elemen dalam cerita dengan cara yang paling sederhana (Stanton, 1965:19). Dengan adanya tema, cerita menjadi lebih terfokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak. Bagian awal dan akhir cerita akan menjadi pas, sesuai, dan

(6)

memuaskan berkat keberadaan tema (Stanton, 1965:19). Sebagian besar karya sastra mengungkapkan tema secara implisit di dalam ceritanya. Oleh karena itu, harus dilakukan pembacaan secara mendalam untuk memperoleh tema sebagai makna yang merasuki keseluruhan cerita (Nurgiyantoro, 2013:113).

Sarana cerita dapat diartikan sebagai metode (pengarang) memilih dan menyusun detail cerita agar tercapai pola-pola yang bermakna (Stanton, 1965:23). Sarana cerita dapat berupa sudut pandang, gaya bahasa dan nada, simbolisme dan ironi (Nurgiyantoro, 2013:32). Akan tetapi, sarana cerita yang akan dibahas hanya dibatasi pada sudut pandang dan judul saja karena keduanya dipandang menonjol dalam cerpen. Sudut pandang, yaitu posisi pencerita dalam sebuah cerita akan mempengaruhi cerita secara keseluruhan (Stanton, 1965:26). Pada hakikatnya, sudut pandang merupakan strategi, teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam cerita tersalurkan lewat sudut pandang tokoh (Nurgiyantoro, 2002:238). Adapun sarana cerita yang kedua, yaitu judul. Judul merupakan hal pertama yang mudah dibaca oleh pembaca karya cerita. Judul dapat mengacu dan bertalian erat pada sejumlah elemen-elemen struktural lainnya (Stanton, 1965:25).

1.6 Metode Penelitian

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural, sehingga metode yang digunakan juga bersifat struktural, yaitu dengan

(7)

membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, dan semendalam mungkin keterkaitan dan keterjalinan semua anasir sehingga menghasilkan makna menyeluruh (Teeuw, 1984:135).

Metode yang berkaitan dengan prosedur penelitian melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: tahap pertama mengumpulkan data. Data dikumpulkan dengan cara dicatat di dalam catatan data deskriptif. Data-data tersebut berupa kalimat-kalimat bahasa Arab dalam cerpen untuk diklasifikasikan sesuai kategori unsur-unsur intrinsiknya dan kemudian mentransliterasikan menjadi huruf latin, serta menerjemahkan data-data tersebut ke dalam bahasa Indonesia.. Kedua, menganalisis data dengan menentukan fungsi setiap unsur intrinsik dari cerpen “A’u>żu Bika Minka”, yaitu fakta cerita berupa karakter, alur, dan latar, kemudian tema, serta sarana cerita berupa judul dan sudut pandang. Ketiga, setelah unsur-unsur tersebut didapatkan, kemudian menentukan hubungan antarunsur cerpen tersebut untuk mengetahui keutuhan maknanya. Keempat, langkah terakhir adalah penyajian hasil analisis data, yaitu berupa pelaporan dalam bentuk tertulis.

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan pada penelitian ini terbagi menjadi empat bab. Bab I merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penulisan, dan pedoman transliterasi Arab-Latin. Bab II memuat biografi Ihsa>n ‘Abdul Quddu>s dan sinopsis cerpen “A’u>zu Bika Minka” karya Ihsa>n

(8)

Abdul Quddu>s. Bab III berisi analisis struktural cerpen “A’u>zu Bika Minka” yang berisi tema, tokoh dan penokohan, alur, dan latar, dan sarana cerita yang meliputi sudut pandang dan judul. Adapun bab 1V adalah kesimpulan dan diikuti oleh daftar pustaka serta ringkasan skripsi dalam bahasa Arab. 1.8 Pedoman Transliterasi Arab-Latin

Transliterasi Huruf Arab ke Latin yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari buku pedoman transliterasi Arab-Latin yang diterbitkan berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI no: 158 th.1987 dan nomor 0543/b/u/1987.

a. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian yang lain dengan huruf dan tanda sekaligus.

Huruf Arab Nama Huruf Latin

ا Alif Tidak dilambangkan

ب Bā` B ت Tā` T ث Ṡā` S|| ج Jīm J ح Hā` H{ خ Khā` Kh د Dal D ذ Żal Ż ر Rā` R ز Zai Z س Sīn S ش Syīn Sy

(9)

ص Sād S} ض Dād D{ ط Tāˋ T{ ظ Zāˋ Z{ ع ‘Ain غ Gain G ف Fāˋ F ق Qāf Q ك Kāf K ل Lām L م Mīm M ن Nūn N و Wāwu W ه Hāˋ H ء Hamzah ي Yā` Y a. Vokal

Vokal bahasa Arab, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong, dan vokal panjang.

Vokal tunggal Vokal rangkap Vokal panjang Tanda Latin Tanda Latin Tanda Latin

ﹷ A ي...ﹶ Ai ى...َ ا...ﹶ Ā

ﹻ I و... ﹶ Au ي...ﹻ Ī

(10)

b. Tā` Marbūṭah

Transliterasi untuk tā` marbūṭah ada dua. Pertama, tā` marbūṭah yang dibaca hidup atau mendapat harakat fatḥah, kasrah, atau ḍammah, transliterasinya adalah /t/.Kedua, tā` marbūṭah dibaca mati atau mendapat sukūn, transliterasinya adalah /h/. Kalau pada kata yang terakhir dengan tā` marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta kedua kata itu terpisah, maka tā` marbūṭah itu ditransliterasikan dengan /h/.

Contoh:

ةرّونلما ةنيدلما

: al-Madinah al-Munawwarah atau al-Madinatul-Munawwarah.

c. Syaddah

Tanda Syaddah dilambangkan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah tersebut.

Contoh:

لّزن

: nazzala d. Kata Sandang

Transliterasi kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariyyah.

Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /I/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang tersebut.

(11)

Contoh:

سمّشلا

: asy-syamsu

Kata sandang yang diikuti huruf qamariyah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu /I/ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh:

رمقلا

: al-qamaru e. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof jika terletak di tengah dan akhir kata. Bila terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab berupa alif.

Contoh:

ّنإ

: inna,

ذخيأ

: ya`khużu,

ءيش

: syai`un, f. Penulisan Kata

Pada dasarnya, setiap kata ditulis terpisah, tetapi untuk kata-kata tertentu yang penulisannya dalam huruf Arab sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan, maka transliterasinya dirangkaikan dengan kata lain yang mengikutinya.

(12)

ينقزاّرلا يرخ وله الله ّنإو

: Wa innallāha lahuwa khair ar-rāziqīn atau Wa innallāha lahuwa khairur-rāziqīn

g. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem tulisan Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasinya, huruf kapital digunakan sesuai dengan ketentuan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Contoh:

Referensi

Dokumen terkait

Produk dan layanan jasa wealth management yang ditawarkan oleh lembaga keuangan banyak sekali macam dan ragamnya, tetapi tidak berarti bahwa wealth management

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa dan guru SDN Tandes Lor Surabaya.Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari tiga tahap

Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk menganalisis pengaruh antara karakter dan jenis pekerjaan anggota terhadap pengembalian pinjaman pada KSU Barokah Mandiri

Abstrak—Berkembangnya dunia teknologi informasi tentu saja membawa dampak semakin besarnya data yang beredar dan terus bertambah besar secara signifikan, dan

Karya ilmiah ((bahasa Inggris bahasa Inggris :: scientific paper  scientific paper ) adalah laporan tertulis dan ) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2003 ini adalah bahan pakan dan mikroenkapsulasi minyak ikan, dengan judul Penggunaan Bahan Pakan sebagai

data stok opname, data instalasi software, penanganan keluhan kerusakan, tindakan pemeliharaan, data komponen cpu, data penghapusan aset TI, data jenis aset, data mutasi

Minat adalah kesadaran individu terhadap sesuatu hal yang bersangkut paut dengan dorongan sehingga individu memusatkan seluruh perhatiannya terhadap objek tertentu dengan