• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PROFIL PERUSAHAAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PROFIL PERUSAHAAN

1.1 TELKOM 1.1.1 Sejarah Perusahaan

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk yang lebih dikenal dengan sebutan TELKOM merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berstatus perseroan terbuka serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network

provider) yang terbesar di Indonesia. Kepemilikan TELKOM saat ini per 31

Desember 2005 terdiri dari 51,2% saham yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia dan 48,8% saham yang dimiliki oleh publik. Sebagian dimiliki oleh investor asing sebesar 46,2% dan sisanya oleh investor lokal sebesar 2,6%.

Untuk mewujudkan misi ”menjadi perusahaan InfoCom terkemuka di kawasan regional”, TELKOM tengah melakukan proses transformasi menjadi organisasi yang berorientasi pada pelanggan dan mampu bersaing di pasar. TELKOM memahami bahwa diperlukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan usaha, serta kemampuan memberikan layanan terbaik pada pelanggan untuk memenangkan persaingan.

Tujuan untuk tetap menjadi pelopor di bidangnya tidak hanya untuk kepentingan TELKOM, tetapi juga untuk kepentingan nasional. TELKOM merupakan National Flag Carrier di bidang InfoCom. Karenanya TELKOM akan mengerahkan segenap potensi yang dimiliki termasuk bersinergi dengan perusahaan di lingkungan kelompok usaha TELKOM untuk menjadi yang terbaik di setiap lini usahanya, yaitu telepon tetap kabel, telepon tetap nirkabel, telepon seluler, data & internet, dan jaringan & interkoneksi.

Sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi di Indonesia TELKOM telah melalui perjalanan sejarah yang panjang. Berikut ini adalah peristiwa-peristiwa penting dalam perjalanan sejarah TELKOM:

(2)

Tabel 1. Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Tahun Peristiwa

1842 Pada masa pemerintahan kolonial didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap.

1906 Pemerintah Kolonial Belanda membentuk PTT (Post, Telegraaf en Telefoon Dienst) sebuah jawatan yang mengatur layanan pos dan telekomunikasi.

1948 Setelah merdeka tahun 1945, PTT kemudian dinasionalisasikan.

1961 Status Jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel).

1965 PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).

1974 PN Telekomunikasi dipecah menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional dan PT INTI yang memproduksi peralatan telekomunikasi.

1976 Satelit Palapa A1 diluncurkan 9 Juli 1976 dan berakhir operasinya tahun 1983. 1977 Satelit Palapa A2 diluncurkan 11 Maret 1977 dan masa operasi hingga 1987.

1980 PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel.

1983 Satelit Palapa B1 diluncurkan 16 Juni 1983, beroperasi hingga 1990. 1984 Satelit Palapa B2 diluncurkan 26 Februari 1984 namun gagal mengorbit.

1987 Tanggal 21 Maret 1987, Satelit Palapa B2P diluncurkan, masa operasi hingga 1996. 1990 Satelit Palapa B2R diluncurkan 14 April 1990 dengan akhir operasi tahun 2000. 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Telekomunikasi

Indonesia (TELKOM) berdasarkan PP No.25 tahun 1991.

1992 Satelit Palapa B4 diluncurkan 14 Mei 1992 dan berakhir tahun 2005.

1995 Penawaran umum perdana saham TELKOM (Initial Public Offering/IPO) dilakukan pada 14 November 1995. Sejak itu saham TELKOM tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange (LSE). Saham TELKOM juga diperdagangkan tanpa pencatatan (Public Offering Without Listing/POWL) di Tokyo Stock Exchange. Telkomsel berdiri 26 Mei dengan pemegang saham TELKOM sebesar 51% dan Indosat sebesar 49%.

1999 Undang-Undang nomor 36/1999 tentang Telekomunikasi ditetapkan antara lain berisi penghapusan monopoli penyelenggaraan telekomunikasi. UU ini berlaku efektif sejak 8 September 2000.

Satelit TELKOM-1 diluncurkan 13 Agustus 1999 dan akan beroperasi hingga 2016. 2001 TELKOM membeli 35% saham Telkomsel dari Indosat sebagai bagian dari

implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi Indonesia, yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara TELKOM dengan Indosat. Setelah transaksi ini, TELKOM menguasai 77,72% saham Telkomsel.

TELKOM membeli 90,32% saham Dayamitra dan mengkonsolidasikan laporan keuangan Dayamitra ke dalam laporan keuangan TELKOM.

2002 TELKOM membeli seluruh saham Pramindo melalui 3 tahap, yaitu 30% saham pada saat ditandatanganinya perjanjian jual-beli tanggal 15 Agustus 2002, 15% pada 30 September 2003, dan sisa 55% saham pada 31 Desember 2004.

TELKOM menjual 12,72% saham Telkomsel kepada Singapore Telecom Mobile Pte.Ltd. (SingTel) sehingga setelah penjualan ini TELKOM memiliki 65% saham Telkomsel.

(3)

Tabel 1. Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Lanjutan)

Tahun Peristiwa

2003 TELKOM membeli seluruh saham AWI.

TELKOM melakukan pelepasan kepemilikan pada PT Telekomindo Seluler Raya, PT Komunikasi Seluler Indonesia, PT Menara Jakarta, dan PT Metro Seluler Nusantara, serta meningkatkan kepemilikan saham pada PT Multimedia Nusantara, PT Indonusa Telemedia, dan PT Pasifik Satelit Nusantara.

2004 TELKOM meluncurkan layanan baru TELKOM International Call (TIC) 007. Trafik TIC disalurkan melalui 3 stasiun gerbang internasional (gateway) di Jakarta, Surabaya dan Batam. Layanan SLI dengan kode akses 007 berbasis clear channel ini akan menambah layanan telepon internasional yang sudah ada yaitu TELKOMGlobal 017 yang berbasis VoIP .

TELKOM meluncurkan layanan akses internet berkecepatan tinggi yang dengan nama TelkomSpeedy, di Jakarta dan Surabaya. Speedy merupakan layanan berbasis teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL), yang memisahkan layanan data dan suara pada satu kabel telepon sehingga memudahkan pemakai untuk mengakses internet dan bertelepon pada saat bersamaan.

Berdasarkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 30 Juli 2004,TELKOM mengumumkan perubahan nilai nominal saham Perseroan dari Rp 500 menjadi Rp 250 per saham dan sekaligus perubahan pasal 4 ayat 1 dan 2 Anggaran Dasar Perseroan. Realisasi stock split 1 saham lama menjadi 2 saham telah disetujui oleh RUPST pada 30 Juli 2004. Pada saat yang sama, TELKOM mengubah rasio untuk ADS, perbandingan sebelumnya 1 ADS setara dengan 20 saham biasa, menjadi 1 ADS setara dengan 40 saham biasa.

2005 TELKOM memperingati 10 tahun sebagai perusahaan publik dan bertekad untuk melanjutkan melakukan dual listing di Bursa Efek Jakarta dan di New York Stock Exchange.

TELKOM berhasil meluncurkan satelit TELKOM-2, melengkapi layanan satelit TELKOM-1, yang memiliki cakupan yang luas di Asia Pasifik.

Pada akhir September 2005, TELKOM memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 12,4 juta, sementara pelanggan seluler Telkomsel berjumlah 23,5 juta dan menjadi pemegang saham mayoritas di 9 anak perusahaan, termasuk di Telkomsel, yang memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri seluler di Indonesia dengan EBITDA margin sebesar 72%, merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Pada bulan November 2005 mengumumkan rencana untuk membeli kembali saham (share buyback) dengan jumlah maksimal sebesar 5% dari saham seri B yang beredar.

1.1.2 Lingkup Bidang Usaha 1.1.2.1 Lima Pilar Bisnis

Kegiatan usaha dari TELKOM adalah penyelenggara jaringan dan layanan telekomunikasi di Indonesia. Saat ini lingkup bidang usaha yang dijalani TELKOM dalam industri telekomunikasi setelah reposisi usaha menjadi perusahaan InfoCom, terbagi atas lima pilar bisnis. Lima pilar bisnis tersebut adalah sebagai berikut:

(4)

1. Telepon Tetap Kabel - Fixed Phone (TELKOM Phone)

Jaringan telepon tetap kabel TELKOM melayani pelanggan rumah tangga, bisnis, dan lembaga. Telepon tetap kabel mencakup sambungan telepon untuk lokal dan sambungan langsung jarak jauh, serta sambungan langsung internasional melalui TELKOMSLI 007. TELKOM juga mengembangkan jaringan serat optik regional bersama beberapa operator telekomunikasi di Malaysia, Singapura, Thailand, dan negara lainnya.

2. Telepon Tetap Nirkabel - Fixed Wireless Access (TELKOM Flexi)

Jaringan telepon tetap nirkabel melengkapi jaringan telepon tetap kabel, dan tersedia melalui layanan TELKOMFlexi yang terdiri dari layanan pascabayar (Classy) dan prabayar (Trendy). Pelanggan dapat memanfaatkan FLEXIHome untuk layanan telepon tetap yang dapat diakses dengan menggunakan terminal telepon tetap nirkabel (fixed wireless terminal-FWT). Pelanggan juga dapat memilih FLEXICombo yang memungkinkan pelanggan memiliki dua sampai tiga nomor Flexi dalam satu kartu. TELKOMFlexi saat ini dapat diakses di 231 kota di Indonesia.

3. Telepon Seluler - Mobile Phone (TELKOMSEL)

TELKOM memberikan layanan seluler melalui 65% kepemilikan saham di anak perusahaan, Telkomsel, yang saat ini memiliki jaringan seluler mencakup 90% dari 240 juta lebih penduduk Indonesia. Layanan Telkomsel telah menjangkau lebih dari 650 kota di Indonesia. Khusus untuk Jawa dan Bali, layanan Telkomsel telah menjangkau seluruh kecamatan. Telkomsel menawarkan layanan pascabayar: kartuHALO dan dua layanan kartu prabayar: simPATI dan kartuAs. Telkomsel juga memiliki layanan roaming internasional yang dilakukan melalui kerjasama dengan 244 mitra internasional di 148 negara sesuai data terakhir.

4. Data dan Internet

TELKOM menyediakan fitur SMS (short-message-service) pada layanan telepon tetap nirkabel dan seluler. Selain itu TELKOM juga menyediakan layanan internet dial-up (TELKOMNet Instan) dan akses internet broadband, layanan jaringan data, VoIP untuk panggilan internasional (TELKOMGlobal- 017, TELKOMSave), ISDN (jaringan layanan digital terpadu), dan layanan

(5)

multimedia lainnya. TELKOMNet Instan menyediakan akses internet dial-up tanpa berlangganan dan dirancang agar mudah digunakan. Untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan dan memberi nilai tambah, TELKOM telah mengembangkan akses internet pita lebar (broadband) dengan nama TELKOMSpeedy.

5. Jaringan dan Interkoneksi (TELKOM Intercarrier)

Jaringan dan interkoneksi TELKOM dan Telkomsel menyediakan layanan penyewaan transponder satelit, siaran melalui satelit, VSAT, distribusi audio, layanan sewa berbasis satelit dan pemancar; serta melayani operator telekomunikasi berlisensi lainnya yang menyediakan layanan telepon tetap maupun seluler yang mengandalkan layanan jaringan TELKOM dan Telkomsel.

1.1.2.2 Kelompok Usaha TELKOM

Kelompok Usaha TELKOM terdiri dari beberapa anak perusahaan TELKOM, yaitu:

1. Telepon Tetap Kabel - Fixed Phone

a. PT Ariawest International (AWI) - merupakan mitra Kerjasama Operasi (KSO) di Regional III yang menyediakan layanan telekomunikasi untuk wilayah Jawa Barat dan Banten.

b. PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo) - merupakan mitra Kerjasama Operasi (KSO) di Regional I yang menyediakan layanan telekomunikasi untuk wilayah Sumatera.

c. PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra) - merupakan mitra Kerjasama Operasi (KSO) di Regional VI yang menyediakan layanan telekomunikasi untuk wilayah Kalimantan.

2. Telepon Seluler

a. PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler yang menggunakan teknologi GSM.

(6)

3. Aplikasi, Content dan Datacom

a. PT Infomedia Nusantara (Infomedia) - bergerak dalam penyediaan layanan informasi dan call center.

b. PT Multimedia Nusantara (Metra) - bergerak dalam bidang penyelenggaraan penyiaran televisi sistem berlangganan dan jasa layanan multimedia.

c. PT Indonusa Telemedia (Indonusa) - merupakan penyedia layanan multimedia interaktif dan tv berbayar spesial.

d. PT Napsindo primatel International (Napsindo) - merupakan penyedia layanan Network Access Point, Voice Over Data, dan layanan lain sejenis. 4. Properti dan Kontruksi

a. PT Graha Sarana Duta (GSD) - bergerak dalam pengelolaan dan pemeliharaan gedung, pemasaran dan pengembangan properti, dan jasa kontraktor dan teknik rekayasa.

1.1.2.3 Unit Bisnis TELKOM

Unit-unit Bisnis TELKOM terdiri dari Divisi & Center, Yayasan dan Anak Perusahaan, sebagai berikut:

1. Divisi & Center

a. Divisi Long Distance

b. Carrier & Interconnection Service c. Divisi Multimedia

d. Divisi Fixed Wireless e. Enterprise Service Center f. Divisi Regional I - Sumatera g. Divisi Regional II - Jakarta h. Divisi Regional III - Jawa Barat

i. Divisi Regional IV - Jawa Tengah dan Yogyakarta j. Divisi Regional V - Jawa Timur

k. Divisi Regional VI - Kalimantan

l. Divisi Regional VII - Kawasan Timur Indonesia m. Maintenance Service Center

(7)

n. Training Center

o. Carrier Development Support Center p. Management Consulting Center q. Construction Center

r. I/S Center s. R&D Center

t. Community Development Center 2. Yayasan

a. Dana Pensiun TELKOM (Dapentel) b. Yayasan Pendidikan TELKOM c. Yayasan Kesehatan TELKOM

d. Yayasan Sandhykara Putra Telkom (YSPT) 3. Anak Perusahaan

a. Kepemilikan > 50%

1. PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel): Telekomunikasi (seluler GSM)

2. PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra): Telekomunikasi (KSO-VI Kalimantan)

3. PT Infomedia Nusantara (Infomedia): Layanan Informasi

4. PT Ariawest International (AWI): Telekomunikasi Telepon Tetap (KSO-III Jawa Barat dan Banten)

5. PT Pramindo Ikat Nusantara (Pramindo): Telekomunikasi Telepon Tetap (KSO-I Sumatra)

6. PT Multimedia Nusantara (Metra): Multimedia, pay special TV 7. PT Napsindo primatel International (Napsindo): Network Access Point 8. PT Indonusa Telemedia (Indonusa): TV Cable

9. PT Graha Sarana Duta (GSD): properti, konstruksi, dan jasa b. Kepemilikan 20% - 50%

1. PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom): Layanan VSAT 2. PT Citra Sari Makmur (CSM): VSAT dan layanan telekomunikasi

(8)

3. PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN): Transponder Satelit dan Komunikasi

c. Kepemilikan < 20%

1. PT Mandara Seluler Indonesia (MSI): Layanan NMT-450 Selular dan CDMA

2. PT Batam Bintan Telekomunikasi (Babintel): Telepon tetap di Batam dan Pulau Bintan

3. PT Pembangunan Telekomunikasi Indonesia (Bangtelindo): Pengelolaan Jaringan dan Peralatan Telekomunikasi

1.1.3 Visi, Misi, Sasaran, Strategi, dan Budaya Perusahaan 1.1.3.1 Visi TELKOM

Visi TELKOM yaitu menjadi pelaku InfoCom terkemuka di kawasan regional (To Become a Leading InfoCom Company in the Region), menunjukkan suatu tekad TELKOM untuk menjadi penyelenggara jasa informasi dan komunikasi yang handal di level regional.

1.1.3.2 Misi TELKOM

Misi TELKOM adalah memberikan layanan ”one stop InfoCom” dengan jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan pelayanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. TELKOM akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis.

1.1.3.3 Sasaran TELKOM

TELKOM telah menetapkan sembilan sasaran strategis yang dikelompokkan dalam tiga kategori besar, yaitu:

1. Upaya untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan dan margin laba yang berkelanjutan

(9)

2. Upaya untuk menciptakan nilai tambah (value creation) bagi segenap stakeholder.

3. Upaya untuk mencapai kualitas unggul (quality excellence) dari segi produk maupun layanan.

1.1.3.4 Strategi TELKOM

Untuk mendukung visi TELKOM untuk menjadi pelaku InfoCom terkemuka di kawasan regional dan dalam mewujudkan misinya dalam memberikan layanan yang terbaik, manajemen TELKOM telah mengembangkan strategi bisnis yang terdiri dari empat unsur utama, yaitu:

1. Multi service bundling

Untuk mengembangkan bisnis InfoCom, TELKOM harus dapat memberikan layanan yang terpadu. Dalam memasarkan sambungan telepon misalnya harus sudah mencakup layanan multimedia. Pelanggan tidak lagi mengenal TELKOM hanya sebagai penyedia telepon tetapi sudah dapat menikmati berbagai layanan secara paket.

2. Service excellent

Service excellent sudah menjadi keharusan dalam berkompetisi. Layanan prima baik dari sisi kualitas produk, delivery, price, dan layanan purna jual menjadi bagian penting yang harus mendapat perhatian jajaran TELKOM. 3. Building business scale

Membangun bisnis berskala besar sangat penting bagi TELKOM yang sudah dikenal sebagai national company. Untuk itulah central policy harus diperkuat dan produk harus mencakup national wide. Produk-produk dengan branding

lokal perlu dihentikan kemudian dibuatkan standarisasinya sehingga apabila

diimplementasikan secara nasional akan membentuk business scale yang besar dan kompetitif (barrier to entry bagi pesaing)

4. Strong financial growth

Pertumbuhan perusahaan secara finansial sudah sangat perlu ditingkatkan dan akan menjadi kunci kesinambungan dan pertumbuhan perusahaan.

(10)

1.1.4 Struktur Organisasi

Dalam pengelolaan organisasinya, TELKOM memiliki sebuah Dewan Komisaris yang terdiri dari 1 (satu) ketua dan 4 (empat) anggota serta sebuah Dewan Direksi yang beranggotakan 1 (satu) Presiden Direktur atau CEO, 1 (satu) Wakil Direktur Utama atau COO, 1 (satu) Direktur Enterprise & Wholesale, 1 (satu) Direktur Konsumer, 1 (satu) Direktur Network & Solution, 1 (satu) Direktur Keuangan dan 1(satu) Direktur Sumber Daya Manusia.

Gambar 1. Struktur Organisasi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk

Sejalan dengan perkembangan industri telekomunikasi, TELKOM memandang perlu melakukan penataan struktur organisasi berbasis pelanggan (customer centric) untuk mempertahankan keberlangsungan usaha di tengah lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. Customer centric organization menempatkan pelanggan sebagai bagian yang paling penting dari bisnis sehingga seluruh sumber daya yang dimiliki difokuskan untuk dapat memberikan layanan terbaik bagi pelanggan.

(11)

1.1.5 Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Finansial 1.1.5.1 Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia (SDM) yang handal dan kompeten merupakan tulang punggung TELKOM dalam menghadapi persaingan bisnis telekomunikasi. SDM juga merupakan kunci keberhasilan dan prestasi TELKOM dalam menjalankan bisnisnya. Transformasi pengelolaan sumber daya manuisa TELKOM dilakukan melalui perbaikan sizing, aging, competency, dan kepuasan sumber daya manusia dengan mengimplementasikan secara konsisten

Competence Based Human Resources Management (CBHRM).

Sebagai tindak lanjut CBHRM yang meliputi sembilan jenis bidang yaitu rekrutmen, pengembangan kompetensi, manajemen karir, manajemen performansi, disiplin karyawan, manajemen waktu, manajemen perjalanan, remunerasi, dan pengunduran diri, telah dilakukan beberapa kegiatan diantaranya: ƒ Bidang pengembangan kompetensi: melakukan penyempurnaan Direktori

Kompetensi dan Pedoman Pengembangan Kompetensi yang disesuaikan dengan arah bisnis perusahaan menuju perusahaan InfoCom.

ƒ Bidang manajemen karir: mengimplementasikan program job tender dan fit &

proper test untuk posisi tertentu dengan memperhatikan profile match up.

ƒ Bidang manajemen performansi: melakukan penyempurnaan aplikasi

Asessment Tool pengembangan kompetensi yaitu mengurangi bobot penilaian

diri sendiri dan menambah bobot penilaian oleh atasan.

Sampai dengan Desember 2005, TELKOM memiliki karyawan sebanyak 28.179 orang. Pada gambar berikut ditunjukkan komposisi tenaga kerja TELKOM berdasarkan posisi per 31 Desember 2005:

14028 8814 5337 SD-SMA D1-D3 S1-S3

(12)

1.1.5.2 Sumber Daya Teknologi

Teknologi yang digunakan pada produk-produk TELKOM yang terbagi dalam pilar-pilar bisnisnya, yaitu:

1. Telepon Tetap Kabel - Fixed Phone (TELKOM Phone)

TELKOM sejak dahulu dikenal sebagai penyedia jasa jaringan telepon tetap kabel (Fixed Phone) yang merupakan jaringan telekomunikasi yang pertama kali. TELKOM mengembangkan Fixed Phone dengan menggunakan teknologi digital yang dimulai dengan sistem akses Pulse Code Modulation (PCM), yang mengubah sinyal suara analog menjadi sinyal suara digital atau pulsa. Teknologi akses PCM sangat efisien untuk komunikasi suara.

Untuk mengoptimalkan dan memberi nilai tambah jaringan telepon tetap kabel, TELKOM juga menggunakan teknologi ADSL (Asymmetric Digital

Subscriber Line) untuk mengembangkan layanan akses internet broadband

dengan produk TELKOMSpeedy. Dengan layanan ini pelanggan selain mendapatkan layanan telepon kabel juga mendapatkan layanan internet berkecepatan tinggi. Teknologi ADSL ini merupakan teknologi yang memisahkan layanan data dan suara pada satu kabel telepon sehingga memudahkan pemakai untuk mengakses internet dan bertelepon pada saat yang bersamaan.

2. Telepon Tetap Nirkabel - Fixed Wireless Access (TELKOM Flexi)

TELKOM kini mengandalakan teknologi sambungan tetap kabel (Fixed

Wireless Access), CDMA 2000-1X, guna mengembangkan jaringan

sambungan tetap serta meningkatkan tingkat teledensitas di Indonesia. Sambungan tetap nirkabel yang berbasiskan teknologi CDMA ini memungkinkan pembangunan jaringan telekomunikasi sangat pesat, sekaligus menekan biaya pemasangan per satuan sambungan telepon (SST) dengan tidak adanya kabel yang harus digelar secara massal. Tingkat pertumbuhan yang telah dicapai dalam pembangunan jaringan sambungan tetap nirkabel ini cukup signifikan. Sejak diluncurkannya layanan telepon tetap nirkabel, TELKOMFlexi, pada bulan Desember 2002, TELKOM juga telah membangun sejumlah 1.448 base transceiver stations (BTS) dan sekitar 3,7

(13)

juta SST. Saat ini, pembangunan jarangan tetap nirkabel TELKOM terus bergulir dengan cepat.

3. Telepon Seluler - Mobile Phone (TELKOMSEL)

TELKOM menyediakan jasa telekomunikasi seluler terutama melalui anak perusahaan, Telkomsel. Telkomsel menyediakan jasa telepon selular dengan teknologi Global System for Mobile Communication (GSM) pertama di Indonesia.

GSM mendukung layanan suara dan layanan data dengan kecepatan transmisi data 9,6 sampai 14,4 Kbps. Layanan suara GSM lebih jernih dibandingkan dengan AMPS (Advance Mobile Phone System) yang merupakan teknologi analog dan sebelumnya telah digunakan di Indonesia. Dengan GSM, layanan data seperti SMS dapat dilakukan.

4. Data dan Internet

Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi data, terutama internet yang semakin meningkat, teknologi akses pada jaringan telepon dituntut untuk bisa mengalirkan sinyal suara dan data dalam satu sinyal informasi. TELKOM menggunakan teknologi Digital Subscriber Line (DSL) untuk memberikan solusi atas kebutuhan tersebut melalui TelkomNet DSL dimana TelkomNet Instan merupakan salah satu bentuk produknya. DSL merupakan teknologi akses pada jaringan telepon yang dapat memberikan layanan telepon, akses internet, dan layanan data lainnya dengan kecepatan tinggi. DSL memberikan solusi bagi jaringan telepon analog dalam memenuhi kebutuhan pelanggan untuk dapat mengakses internet.

1.1.5.3 Sumber Daya Finansial

Sejalan dengan bidang usahanya, TELKOM mengelompokkan jenis pendapatan usaha yang terdiri dari pendapatan :

1. Telepon tetap 2. Telepon seluler

3. Kerja Sama Operasi (KSO) 4. Interkoneksi

(14)

6. Jaringan

7. Pola Bagi Hasil (PHB)

8. Pendapatan jasa telekomunikasi terkait lainnya

Total pendapatan usaha meningkat sebesar Rp 7.859,4 miliar atau 23,2% dari Rp 33.947,8 miliar pada tahun 2004 menjadi Rp 41.807,2 miliar pada tahun 2005. Peningkatan pendapatan usaha pada tahun 2005 terutama dihasilkan dari peningkatan pendapatan jasa seluler, data dan internet, serta interkoneksi.

Komponen beban usaha TELKOM terdiri dari : 1. Beban karyawan

2. Beban penyusutan

3. Beban penurunan nilai aktiva

4. Beban operasi, pemeliharaan, dan jasa telekomunikasi 5. Beban umum dan administrasi

6. Beban pemasaran

7. Beban kerugian atas komitmen pembelian

Total beban usaha meningkat sebesar Rp 5.276,5 miliar atau 27,3% dari Rp 19.359,9 miliar pada tahun 2004 menjadi Rp 24.636,4 miliar pada tahun 2005. Peningkatan total beban usaha ini disebabkan oleh peningkatan yang signifikan pada semua komponen beban usaha.

Laba bersih TELKOM meningkat sebesar Rp 1.379 miliar atau 20,8% dari Rp 6.614,6 miliar pada tahun 2004 menjadi Rp 7.993,6 miliar pada tahun 2005. Hal ini diakibatkan adanya hak minoritas atas laba bersih dari anak perusahaan yang meningkat sebesar Rp 1.107,7 miliar atau 56,6% dari Rp 1.956,3 miliar pada tahun 2004 menjadi Rp 3.064 miliar pada tahun 2005. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan kinerja keuangan Telkomsel dan Infomedia.

(15)

4068 8040 6087 6615 7994 0 2000 4000 6000 8000 10000 2001 2002 2003 2004 2005

Laba Bersih TELKOM (dalam milyar rupiah)

Gambar 3. Grafik Laba Bersih TELKOM

1.1.6 Tantangan Bisnis

1.1.6.1 Kondisi Industri Telekomunikasi di Indonesia

Kondisi bisnis jasa telekomunikasi dan informasi di Indonesia berada di tengah perubahan yang semakin kompetitif. Sektor bisnis telekomunikasi di Indonesia pada awalnya hanya dibedakan berdasarkan geografis, yaitu domestik dan internasional. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi dan berbagai macam regulasi tentang teknologi maka kondisi peta bisnis tersebut tidak saja didasarkan geografis tetapi juga pemetaan jenis jaringan dan jasanya. Kondisi ini telah melahirkan perusahaan-perusahaan baru yang berbisnis pada jasa telekomunikasi tertentu.

Dibandingkan antara bisnis telekomunikasi internasional dan domestik, persaingan di pasar domestik jauh lebih ramai, hal tersebut dikarenakan adanya pembagian berdasarkan jenis jasanya. TELKOM sebagai pemegang mandat untuk menyelenggarakan sistem telekomunikasi domestik tidak lagi bermain seorang diri. Service telepon baik lokal (fixed wireline & wireless) maupun long distance (terestrial) masih dikelola TELKOM. Tetapi untuk lokal (fixed) TELKOM ditemani RATELINDO yang memanfaatkan jaringan akses radio (wireless).

Bisnis telekomunikasi Indonesia yang paling ketat dengan persaingan adalah bisnis telepon bergerak (cellular). Kehadiran teknologi analog dan digital sangat meramaikan bisnis telepon bergerak (cellular).

(16)

1.1.6.2 Tantangan Bisnis

Sejak dihapuskannya hak monopoli yang pernah diberikan kepada TELKOM oleh pemerintah Indonesia, TELKOM mulai mengalami opportunity

lost, karena hak eksklusif yang semula diberikan hingga tahun 2010 untuk fixed line dan 2005 untuk jasa SLJJ diterminasi menjadi tahun 2002 dan 2003. Pada

tahun 2005, pemerintah Indonesia mengeluarkan sejumlah regulasi di bidang telekomunikasi antara lain pengelolaan frekuensi 3G, kewajiban registrasi bagi pelanggan kartu prabayar, penerapan SKTT (Sistem Kliring Trafik Telekomunikasi), peraturan interkoneksi berbasis biaya, penerapan kode akses SLJJ, dan alokasi frekuensi baru untuk layanan telepon tetap nirkabel. Regulasi tersebut mungkin saja akan memperkuat atau mengurangi daya saing TELKOM.

Selain kehadiran regulasi baru, pasar telekomunikasi Indonesia juga ditandai dengan meningkatnya persaingan dalam beberapa tahun terakhir ini. Masuknya operator regional dan global yang mengakuisisi saham operator lokal, khususnya di pasar seluler, menunjukkan bahwa industri telekomunikasi penuh tantangan sekaligus peluang pertumbuhan. Persaingan industri telekomunikasi telah meningkat tajam disebabkan oleh permintaan pasar yang tumbuh dengan pesat, disamping kemampuan operator yang berkembang seiring dinamika permintaan pasar dan perkembangan teknologi. Dengan meningkatnya kompetisi, peran regulator telekomunikasi menjadi sangat penting dalam menetapkan suatu regulasi yang akan dijadikan acuan bagi para pelaku di industri telekomunikasi, sekaligus menjamin persaingan yang sehat dan perlindungan yang memadai bagi investasi di sektor telekomunikasi.

TELKOM menghadapi tantangan yang berat, dimana di satu sisi memenuhi kebutuhan masyarakat akan telekomunikasi, tetapi di sisi lain harus siap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dalam suasana yang sangat kompetitif dan regulasi yang belum tentu menguntungkan TELKOM. Tantangan teknologi juga sangat membutuhkan kejelian dan pilihan yang tepat, agar kedua misi -sosial dan bisnis- itu dapat dipadukan dengan optimal.

Perubahan paradigma merupakan tantangan paling besar yang dihadapi TELKOM dewasa ini. Sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi yang pernah memiliki hak istimewa atas pasar domestik yang kini berkembang pesat,

Losers

(17)

TELKOM harus mampu mengubah jati diri menjadi organisasi yang berorientasikan pelanggan. Hal ini berdampak langsung terhadap daya tahan TELKOM, serta kemampuannya untuk terus tumbuh di kancah persaingan yang semakin ketat.

1.2 DIVISI LONG DISTANCE

1.2.1 Pengertian Divisi Long Distance TELKOM

Salah satu unit bisnis yang dimiliki TELKOM adalah Divisi Long

Distance (DLD). DLD berdiri pada tahun 2002, dan dibentuk untuk mengelola

jasa layanan telekomunikasi jarak jauh (backbone) yang terdiri dari Network Panggilan Jarak Jauh, Network Domestik, Network Internasional, Satelit dan

Intelligent Network (IN). Sesuai dengan Keputusan Direksi nomor KD. 43/PS

150/CTG-00/2003, DLD menjadi Divisi Product Owner.

DLD sebagai Product Owner berkewajiban untuk melayani jasa telekomunikasi melalui penyediaan produk dan infrastrukturnya. Adapun fungsi pemasaran dialihkan ke unit-unit Delivery Channel (DC). DLD memiliki infrastruktur jaringan dengan cakupan wilayah nasional dan regional.

1.2.2 Lingkup Bidang Usaha

Berdasarkan KD.08/PS 150/CTG-10/2006, lingkup bidang usaha Divisi

Long Distance adalah mengelola seluruh infrastruktur TELKOM yang diperlukan

dalam rangka menyelenggarakan jasa dan akses InfoCom. Infrastruktur tersebut terdiri dari semua jaringan, elemen jaringan dan sarana pendukung terkait.

Sebagai pengelola infrastruktur, Divisi Long Distance bertanggung jawab menyiapkan alat produksi untuk memenuhi permintaaan Product Owner (PO) lain seperti DIVFWN dan Divisi Multi Media yang bertanggung jawab terhadap proses penyiapan ketersediaan jasa dan akses serta proses capacity planning. Divisi Multi Media sebagai penyelenggara aktivitas service operation dan

production plan berperan untuk memberikan dukungan pelaksanaan layanan

jasa/service kepada unit bisnis Delivery Channel. Selanjutnya fungsi Delivery

Channel adalah pengelolaan customer setiap segmen yang dijalankan

(18)

Enterprise Service (DIVES) untuk segmen bisnis (Corporate Customer) dan

Divisi Carrier & Interconnection Service (DIVCIS) untuk segmen Other

Licenced Operator (OLO).

Gambar 4. Lingkup Bisnis Divisi Long Distance

Ada dua jasa infrastruktur yang diselenggarakan Divisi Long Distance yaitu Bandwith (Core Network) dan Service Node. Bandwith merupakan jasa penyewaan jaringan komunikasi baik berupa clear channel maupun jaringan

managed IP, yang terdiri dari elemen-elemen network transmisi terrestrial (Radio,

Kabel Optik), transmisi satelit dan IP Network. Sedangkan Service Node adalah jasa switching dan interkoneksi baik voice maupun data, melibatkan elemen network sentral lokal, trunk dan internasional (TDM dan Softsitch) dan juga sentral Intelligent Network serta IP Service Node.

Sarana pendukung yang dipergunakan Divisi Long Distance dalam menyelenggarakan jasa Bandwith dan Service Node tersebut terdiri dari

Mechanical-Electrical/ME (Catu daya, Genset, Baterai, dll), sarana penunjang

(ruangan, perangkat, menara antena, dll), Network Management System (NMS), Jaringan Sinkronisasi Nasional, dan Jaringan IT.

1.2.3 Visi, Misi, dan Strategi Divisi Long Distance 1.2.3.1 Visi

Visi Divisi Long Distance adalah sebagai berikut: ”To Become the

Leading Infocom Infrastructure Provider in the Region”. Visi tersebut

menunjukkan bahwa Divisi Long Distance merupakan Divisi TELKOM yang   - ME  - Sarpen  - NMS  - JSN  - IT  Alat Produksi  Service ‐ Trans. Terr  ‐ Trans. Satelit  ‐ IP NW / Data NW ‐ Trunk/local/SGI  (TDM/Softswitch)  ‐ IN  ‐ IP Serv. Node  ‐ STP  Bandwith (Core NW)  Service  Node  Produk/  Jasa  DIVISI  MULITI  MEDIA,  DIVFWN  Delivery  Channel  DIVRE    DIVES    DIVCIS  Customer/  Pelanggan  Personal    Corporate    OLO  SUPPORT  FACILITY 

(19)

memiliki dan mengelola infrastruktur jaringan backbone dngan cakupan nasional dan regional (Asia Pasifik).

Melalui visi ini berarti Divisi Long Distance akan menjadi sebuah Unit Bisnis Produk Owner Infrastructure yang akan merealisasikan visi TELKOM di pasar Asia Pasifik dengan performansi unggul setara dengan operator-operator besar lainnya. Performansi unggul yang akan dicapai Divisi Long Distance adalah sebagai leader dalam pengelolaan infrastruktur dalam bisnis Bandwith dan

Service Node.

1.2.3.2 Misi

Misi Divisi Long Distance adalah :

ƒ “To provide the best infocom infrastructure solutions thru competitive

advantages” berarti bahwa Divisi Long Distance akan menyediakan solusi

infrastruktur InfoCom dengan kualitas yang ekselen dan kompetitif, dan setara dengan perusahaan benchmark.

ƒ “Managing infocom infrastructure thru best practices, optimizing superior

human resource, and synergizing partners” berarti bahwa Divisi Long Distance akan mengelola infrastruktur InfoCom melalui upaya yang

difokuskan pada pencapaian Service Level Guarantee (SLG), Quality of

Service (QoS), dan Network Realibility.

Dengan demikian melalui misi tersebut Divisi Long Distance akan:

ƒ Menyediakan solusi infrastruktur InfoCom yang lebih baik dibanding pesaing utama.

ƒ Menyediakan solusi infrastruktur InfoCom yang mempunyai keunggulan kompetitif dalam hal biaya, pelayanan dan kecepatan penyedian.

ƒ Menyediakan infrastruktur InfoCom dengan cakupan nasional dan internasional.

ƒ Mengelola dan menyediakan infrastruktur InfoCom melalui praktek bisnis yang wajar, pemberdayaan sumber daya manusia yang superior dan menjalin kerjasama dengan perusahaan lain/partner.

(20)

1.2.3.3 Strategi

Dengan mempertimbangkan visi dan misi Divisi Long Distance maka

Strategic Objectives Divisi Long Distance 2006-2010 sebagai berikut: “Network and Services Excellence”

Untuk mencapai strategic objective tersebut, maka ditetapkan operational

strategy sebagai berikut:

Tabel 2. Operational Strategy Divisi Long Distance

Strategic

Objectives Operational Strategy

OS1 :Network Quality Improvement OS2 : Operational Excellence OS3 : Flexibel Budget OS4 : Cost Efficiency

OS5 : Transformasi Organisasi OS6 : Inovasi, Kompetensi dan Reward OS7 : Sinergi Operasional

OS8 : Manajemen Mutu dan Fraud OS9 : Non-Organic Business

OS10 : Good Corporate Governance & Social Responsibility Network

and Service Excellence

OS11 : Review Performansi

Dalam upaya menajamkan misinya, Divisi Long Distance menetapkan tujuan utama yang akan dicapai di tahun 2010. Tujuan utama Divisi Long

Distance untuk tahun 2006-2010 terdiri dari Service Level Compliance dengan Delivery Channel & Product Owner lain, penjaminan availability infrastructure,

peningkatan efisiensi CAPEX, pemanfaatan asset dan peningkatan efisiensi OPEX. Tujuan utama tersebut ditetapkan sesuai lingkup bisnis Divisi Long Distance (terrestrial, satelite, switching, dan IP) dengan melihat aspek-aspek sebagai berikut: cost efficiency, quality of service, dan customer satisfaction.

1.2.4 Struktur Organisasi

Dalam struktur organisasi, Divisi Long Distance berada di bawah Direktorat Network and Solution (Bisnis Jaringan). Dengan demikian Divisi Long

Distance sepenuhnya bertanggung jawab pada Direktur Bisnis Jaringan.

Sehubungan dengan keputusan direksi perusahaan perseroan (persero) PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. No : KD. 68/PS150/COP-B0030000/2006,

(21)

bahwa perlu diselaraskannya organisasi Divisi Long Distance dan seluruh unit pengelola infrastruktur telekomunikasi agar terbentuk suatu pengelola infrastruktur yang terintegrasi, untuk itu DLD dapat disebut Divisi Infrastruktur Telekomunikasi. Struktur Organisasi Long Distance atau Divisi Infrastruktur Telekomunikasi terdiri dari tiga bidang, lima integrator, dua sub divisi, dan unit operasional.

1. Tiga bidang, yaitu Business Development, Infrastructure Development, serta

Logistic & General Support. Tiap bidang dipimpin oleh seorang Senior

Manager yang bertanggung jawab kepada Deputi divisi.

2. Integrator bertugas sebagai operasional untuk seluruh wilayah Indonesia. Integrator terdiri dari Provisioning Infrastructure, Realtime Fault Handling,

Engineering Group, Infrastructure Performance, dan Network Management System. Integrator bertanggung jawab kepada Deputi divisi.

3. Sub divisi terdiri dari sub divisi Telin dan sub divisi Satelit. Unit ini bertanggung jawab kepada Deputi divisi.

4. Unit Network Regional adalah unit yang menjalankan operasional di tiap regional. Unit ini juga bertanggung jawab kepada Deputi divisi.

(22)

EGM DIVISI INFRATEL SM BUSINESS DEVELOPMENT SM INFRASTRUKTUR SM LOGISTIC & GENERAL SUPPORT DEPUTY EGM DIV INFRATEL OSM PROVISIONING-INFRASTRUCTURE OSM REALTIME FAULT HANDLING OSM ENGINEERING GROUP OSM INFRASTRUCTURE PERFORMANCE OSM NETWORK MANAGEMENT SYSTEM GM SUB DIVISI SATELIT GM SUB DIVISI TELIN GM NETWORK REG (1.n) DEPUTY GM SUB DIV TELIN DEPUTY GM N/W REGIONAL (*) - Mgr Business Planning - Mgr Fraud Mgt - Mgr Quality & Chace

Mgt - Mgr Business Perf - Mgr Partnership & SLA Mgt - Mgr Transport Dev’t Programe - Mgr Switcing Dev’t Programe - Mgr IP & Data Network Dev’t Programe - Mgr NMS, CME Dev’t Programe - Mgr Sinergi Programe

- Mgr Adm & Secretary - Mgr Asset Management - Mgr Legal & Security - Mgr Logistic Planning - Mgr Procurement - Mgr Switching Provisioning - Mgr Transport & CME Provisioning - Mgr IP & Data NW Provisioning - Mgr Provisioning Help Desk - Mgr Switching Realtime Fault Hdl - Mgr Transport Realtime Fault Hdl - Mgr IP & Data NW Realtime Fault Hdl - Mgr Help Desk Fault Hdl - Switch Engir Group - Transport Engr Group - IP & Data NW Engnr Group - Civil, ME (CME) Engnr Group - Mgr Realtime N/W Performance - Mgr Traffic & NW Perf Analysis - Mgr IP & Data NW Performance - Mgr NMS IS & NW Security - Mgr EMS - Mgr NMS Energy & Supporting

Facility - Mgr Operation & Service - Mgr Traffic Monitoring & System Support - Mgr IR Infrastructure - Mgr Business & NW Planning - Mgr Global Partnership & Sattlement - Mgr General Support - Mgr Int’l Prod Mgt - Mgr Pengemb. NW & Perf - Mgr OPHAR - Mgr DAL Satelit - Mgr DALKOM Satelit - Mgr Product Mgt - Mgr Administrasi

- Mgr Log & General Support - Mgr NW Dev - Mgr NW Serv & Perf - Mgr Transp Tech

Support - Mgr Switch Tech

Support

- Mgr Support Facility & Energy Technical Support - Mgr Operasi NW Reg - Mgr IP NW Opr & Maintc - Mgr Area (1..n)

Gambar 5. Struktur Organisasi Divisi Long Distance atau Divisi Infrastruktur Telekomunikasi

(23)

1.2.5 Sumber Daya Manusia dan Teknologi 1.2.5.1 Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia Divisi Long Distance sebanyak 1606 karyawan, dikelompokkan berdasarkan pendidikan (basic) dan umur, yang dijelaskan pada Tabel 3.

Tabel 3. Komposisi Sumber Daya Manusia berdasarkan Pendidikan dan Umur Usia Pendidikan 0-25 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-55 Jumlah Sampai SMU 68 0 13 55 229 86 50 501 D1 0 5 4 43 105 5 1 163 D2 0 0 0 33 92 114 59 298 D3 0 3 12 56 105 37 16 229 S1 1 15 131 81 75 43 22 368 S2 0 2 4 20 16 4 1 47 TOTAL 69 25 164 288 622 289 149 1606

1.2.5.2 Sumber Daya Teknologi

Untuk mendukung bisnis jasa telekomunikasi yang semakin berkembang pesat dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, penyediaan infrastuktur yang handal dengan kualitas tinggi mutlak diperlukan karena hal ini merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam memenangkan kompetisi. Divisi Long Distance yang bertanggung jawab dalam penyediaan dan pengelolaan infrastruktur telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyediakan infrastruktur dengan kualitas dan kuantitas sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

(24)

Tabel 4. Infrastruktur Divisi Long Distance

Bidang Bisnis Alpro Rincian

Terrestrial Dalam Negri

• SKKL-SDH • FO-SDH/PDH • GMD-SDH/PDH Internasional • SKKL TIS • DMCS 20GB • GMD Batam-Singapura • GMD Batam-Johor

Satelit Telkom-1 dan Telkom-2

Bandwith

IP Network Menggunakan transport terrestrial dan satelit

SGI SGI Combine 252E1 di lokasi Batam,

Jakarta dan Surabaya

Sentral Trunk • TDM (29 lokasi) kapasitas 17.492E1 • Softswitch (5 lokasi) kapasitas 1200E1

dan 51 STM1

• JSN (pair-mated JKT-SB)

Sentral Lokal UNR-I (525 lokasi), UNR-II (182), UNR-III (118), UNR-IV (179), UNR-V (319), UNR VI (106 lokasi) IN • SSP (6 lokasi, 2 diantaranya CombinedTrunk-SSP) • STP ( 6 lokasi) • SCP (pair-mated JKT-SB) Service Node

IP Service Node Gateway (9 lokasi), Router P (19), Router PE (133), TDM Mainsteet (96), Data Center (4 lokasi)

(25)

1.2.6 Tantangan Bisnis

Tabel 5. Tantangan Bisnis Divisi Long Distance

Short Term Long Term

Bisnis ƒ Pemenuhan kebutuhan pelanggan secara efektif melalui sinkronisasi perencanaan alat produksi dengan DC.

ƒ Pelaksanaan pembangunan infrastruktur guna penambahan kapasitas network backbone dan peningkatan performansi network. ƒ Efisiensi dan efektifitas biaya

operasional dan investigasi guna mendukung competitive advantage dalam hal pricing.

ƒ Optimalisasi service level untuk meningkatkan sinergi pengelolaan produk dan pelanggan.

ƒ Peningkatan value product bisnis internasional melalui kemitraan dengan operator global.

ƒ Peningkatan kepuasan dan loyalitas pelanggan melalui optimalisasi proses bisnis dengan unit delivery channel. ƒ Peningkatan kualitas kemitraan

untuk mengembangkan pangsa pasar baik domestik maupun internasional

ƒ Antisipasi persaingan global melalui pembangunan sistem business intelligence.

Operasional ƒ Peningkatan kualitas delivery product melalui optimalisasi database alat produksi. ƒ Peningkatan produktivitas alat

produksi melalui implementasi teknologi baru dan kemitraan dalam proses pemeliharaan alat produksi. ƒ Peningkatan kualitas pelayanan

produk melalui optimalisasi sistem monitoring terpadu dan

implementasi helpdesk.

ƒ Antisipasi degradasi performansi network melalui penyiapan contingency plan yang terpadu.

ƒ Peningkatan daya saing produk berkaitan dengan persaingan antar penyelenggara

telekomunikasi dan munculnya produk substitusi.

SDM ƒ Peningkatan kualitas SDM ƒ Penilaian performansi kinerja karyawan

Gambar

Tabel 1. Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
Tabel 1. Sejarah PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Lanjutan)
Gambar 1. Struktur Organisasi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Gambar 2. Komposisi Karyawan TELKOM berdasarkan Level Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode Term Frequency-Inverse Document Frequency (TF-IDF) digunakan untuk memberikan rekomendasi tempat makan berdasarkan kata pencarian (keyword) dari pengguna dan

Dari permasalahan di atas maka dari itu penulis membuat sebuah rancangan sistem informasi untuk menghasilkan suatu aplikasi yang dapat mengolah data pembeli, data pemesanan, data

Tinjauan Hukum Islam terhadap Passive Income di Mulia Artha Qives Bisnis MLM dalam kajian fiqih kontemporer dapat ditinjau dari dua aspek yaitu produk barang atau jasa

Untuk metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis berganda yang diperkuat dengan Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, Uji

Perhatian yang cukup serius dari pimpinan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan semangat kerja yang tinggi dari tenaga pengelola mampu mengantarkan Perpustakaan

Aspek selanjutnya yang diteliti adalah mengetahui nilai kinerja pelayanan kapal yang merupakan bagian dari port performance indicators Pelabuhan Tanjung Priok untuk

Selain itu, kucing yang super subur, yaitu, seorang betina dapat kawin dengan lebih dari satu jantan ketika ia berada dalam panas, yang berarti anak-anak kucing yang berbeda

iv) Mana-mana kontraktor atau Penyebutharga yang membuat tuntutan pembayaran berkaitan perolehan ini walaupun tiada kerja dibuat atau tiada barangan dibekal