• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Pengumpulan Data

Untuk kemudahan penyusunan job-job tersebut kemudian akan disebut sesuai urutan pengerjaan dengan metode perusahaan; dan nama mesin akan dicantumkan sesuai nama prosesnya

Tabel 4.1 Tabel Data Waktu Proses

Nama Tipe Kabel Quantity Order Due

Order (m) D S I C R date 1 NFA2X 2x10 mm2 61260 27 65 39 25 49 30-Sep-05 2 NFA2X 2x10 mm2 40270 18 43 26 16 32 28-Sep-05 3 NFA2X 2x16 mm2 22160 10 24 14 9 18 28-Sep-05 4 NFA2X 2x16 mm2 20110 9 21 13 8 16 30-Sep-05 5 NFA2X 2x10 mm2 65760 29 70 42 26 53 21-Sep-05 6 NFA2X 2x16 mm2 30550 14 33 20 12 24 29-Sep-05 7 NFA2X 2x16 mm2 42170 19 45 27 17 34 26-Sep-05 8 NFA2X 2x10 mm2 67120 30 72 43 27 54 30-Sep-05

Waktu Proses (dalam jam)

Sistem pada perusahaan adalah mengutamakan keinginan dan loyalitas konsumen, juga selain memperhitungkan pengalaman kerja. Due date disini adalah tanggal pemenuhan yang tercantum pada SPI (Surat Pesanan Internal). Metode perusahaan ini menghasilkan makespan sebesar 524 jam

(2)

4.2 Analisa Data

Pada bagian analisa data ini dilakukan pengolahan terhadap data yang diperoleh. Data-data tersebut diolah antara lain dengan menggunakan metode-metode penjadwalan yang telah dipelajari oleh penulis dan berdasarkan kaidah yang terdapat pada sumber pustaka. Tujuan dari analisa data ini, adalah untuk menghasilkan metode penjadwalan terpilih dengan makespan minimal dan mengurangi keterlambatan yang kemudian dapat diajukan kepada perusahaan sebagai usulan.

4.2.1 Pengolahan Data dengan Metode CDS (8 job 5 mesin)

Data yang akan diolah menggunakan metode ini terdiri dari 8

job(order) yang semuanya harus melalui 5 mesin secara seri untuk menjadi

suatu produk jadi. Oleh karena itu, metode CDS ini dapat diterapkan dan menghasilkan k iterasi.

Banyak iterasi = k = m – 1 = 5 -1 = 4

Keempat iterasi tersebut didapat dengan membandingkan waktu setiap job di masing-masing mesin, antara lain waktu proses pada:

(3)

ƒ M1 dengan Mm yaitu M1 dengan M5 atau mesin Drawing dengan

Rewinding

Tabel 4.2 Tabel Perbandingan Waktu Proses di Mesin Drawing dan Mesin Rewinding

D R 1 27 49 2 18 32 3 10 18 4 9 16 5 29 53 6 14 24 7 19 34 8 30 54 * dalam jam

Dengan menggunakan aturan Johnson diperoleh urutan pengerjaan sebagai berikut: 4- 3 – 6 – 2 – 7 – 1 – 5 – 8

ƒ M1 + M2 dengan M4 + M5 atau Mesin Drawing + Mesin Stranding dengan Mesin Cabling + Mesin Rewinding

Tabel 4.3 Tabel Perbandingan Waktu Proses untuk metode CDS Iterasi 2

D+S C+R 1 92 74 2 61 48 3 34 27 4 30 24 5 99 79 6 47 36 7 64 51 8 102 81 * dalam jam

(4)

Dengan menggunakan aturan Johnson diperoleh urutan pengerjaan sebagai berikut: 8- 5 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 – 4

ƒ M1 + M2 + M3 dengan M3 + M4 + M5 atau Mesin Drawing + Mesin

Stranding + Mesin Insulating; dengan Mesin Insulating + Mesin Cabling

+ Mesin Rewinding

Tabel 4.4 Tabel Perbandingan Waktu Proses untuk metode CDS Iterasi 3

D+S+I I+C+R 1 131 113 2 87 74 3 48 41 4 43 37 5 141 121 6 67 56 7 91 78 8 145 124 * dalam jam

Dengan menggunakan aturan Johnson diperoleh urutan pengerjaan sebagai berikut: 8- 5 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 – 4

ƒ M1 + M2 + M3 + M4 dengan M2 + M3 + M4 + M5 atau Mesin Drawing + Mesin Stranding + Mesin Insulating + Mesin Cabling; dengan Mesin

(5)

Tabel 4.5 Tabel Perbandingan Waktu Proses untuk metode CDS Iterasi 4 D+S+I+C S+I+C+R 1 156 178 2 103 117 3 57 65 4 51 58 5 167 191 6 79 89 7 108 123 8 172 196 * dalam jam

Dengan menggunakan aturan Johnson diperoleh urutan pengerjaan sebagai berikut: 4- 3 – 6 – 2 – 7 – 1 – 5 - 8

Maka dari langkah-langkah diatas diperoleh 2 alternatif urutan pekerjaan (karena terdapat urutan kombinasi yang sama dari keempat iterasi yang ada). Urutan kombinasi tersebut antara lain:

ƒ Dari iterasi pertama dan keempat diperoleh urutan : 4- 3 – 6 – 2 – 7 – 1 – 5 – 8. Selanjutnya disebut alternatif urutan pertama.

ƒ Dari iterasi kedua dan ketiga diperoleh urutan : 8- 5 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 – 4. Selanjutnya disebut alternatif urutan kedua

(6)

4.2.1.1 Perhitungan Makespan Alternatif Urutan Pertama Urutannya adalah : 4- 3 – 6 – 2 – 7 – 1 – 5 – 8

Tabel 4.6 Tabel Waktu Proses Alternatif Urutan Pertama D S I C R 4 9 21 13 8 16 3 10 24 14 9 18 6 14 33 20 12 24 2 18 43 26 16 32 7 19 45 27 17 34 1 27 65 39 25 49 5 29 70 42 26 53 8 30 72 43 27 54

*waktu proses dalam satuan jam

Perhitungan Makespan untuk Mesin Drawing

Tabel 4.7 Perhitungan Makespan untuk Mesin Drawing

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 4 0 9 9 3 9 10 19 6 19 14 33 2 33 18 51 7 51 19 70 1 70 27 97 5 97 29 126 8 126 30 156

(7)

Perhitungan Makespan untuk Mesin Stranding

Tabel 4.8 Perhitungan Makespan untuk Mesin Stranding

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 4 9 21 30 3 30 24 54 6 54 33 87 2 87 43 130 7 130 45 175 1 175 65 240 5 240 70 310 8 310 72 382

Perhitungan Makespan untuk Mesin Insulating

Tabel 4.9 Perhitungan Makespan untuk Mesin Insulating

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 4 30 13 43 3 54 14 68 6 87 20 107 2 130 26 156 7 175 27 202 1 240 39 279 5 310 42 352 8 382 43 425

(8)

Perhitungan Makespan untuk Mesin Cabling

Tabel 4.10 Perhitungan Makespan untuk Mesin Cabling

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 4 43 8 51 3 68 9 77 6 107 12 119 2 156 16 172 7 202 17 219 1 279 25 304 5 352 26 378 8 425 27 452

Perhitungan Makespan untuk Mesin Rewinding

Tabel 4.11 Perhitungan Makespan untuk Mesin Rewinding

Job Start Processing Completion time

time (dlm jam) time(dlm jam) dlm jam dlm hari

4 51 16 67 2,792 3 77 18 95 3,958 6 119 24 143 5,958 2 172 32 204 8,500 7 219 34 253 10,542 1 304 49 353 14,708 5 378 53 431 17,958 8 452 54 506 21,083

dari hasil perhitungan diperoleh nilai makespan = 506 jam

(9)

yang berarti alternatif urutan pertama menghasilkan makespan lebih singkat 18 jam dibandingkan metode perusahaan

4.2.1.2 Perhitungan Makespan Alternatif Urutan Kedua

Alternatif urutan kedua, urutan pengerjaannya adalah : 8-5–1–7–2–6–3–4 Tabel 4.12 Data Waktu Proses Alternatif Urutan Kedua

D S I C R 8 30 72 43 27 54 5 29 70 42 26 53 1 27 65 39 25 49 7 19 45 27 17 34 2 18 43 26 16 32 6 14 33 20 12 24 3 10 24 14 9 18 4 9 21 13 8 16

* data waktu proses dalam satuan jam Perhitungan Makespan untuk Mesin Drawing

Tabel 4.13 Perhitungan Makespan untuk Mesin Drawing

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 8 0 30 30 5 30 29 59 1 59 27 86 7 86 19 105 2 105 18 123 6 123 14 137 3 137 10 147 4 147 9 156

(10)

Perhitungan Makespan untuk Mesin Stranding

Tabel 4.14 Perhitungan Makespan untuk Mesin Stranding

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 8 30 72 102 5 102 70 172 1 172 65 237 7 237 45 282 2 282 43 325 6 325 33 358 3 358 24 382 4 382 21 403

Perhitungan Makespan untuk Mesin Insulating

Tabel 4.15 Perhitungan Makespan untuk Mesin Insulating

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 8 102 43 145 5 172 42 214 1 237 39 276 7 282 27 309 2 325 26 351 6 358 20 378 3 382 14 396 4 403 13 416

(11)

Perhitungan Makespan untuk Mesin Cabling

Tabel 4.16 Perhitungan Makespan untuk Mesin Cabling

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 8 145 27 172 5 214 26 240 1 276 25 301 7 309 17 326 2 351 16 367 6 378 12 390 3 396 9 405 4 416 8 424

Perhitungan Makespan untuk Mesin Rewinding

Tabel 4.17 Perhitungan Makespan untuk Mesin Rewinding

Job Start Processing Completion time

time (dlm jam) time (dlm jam) dlm jam dlm hari

8 172 54 226 9,417 5 240 53 293 12,208 1 301 49 350 14,583 7 350 34 384 16,000 2 384 32 416 17,333 6 416 24 440 18,333 3 440 18 458 19,083 4 458 16 474 19,750

dari hasil perhitungan diperoleh nilai makespan = 474 jam

(12)

Yang berarti alternatif urutan kedua menghasilkan makespan lebih singkat 50 jam dibandingkan dengan kondisi awal (metode) perusahaan.

4.2.2 Pengolahan Data dengan Metode Heuristik Gupta Tabel 4.18 Perhitungan Metode Heuristik Gupta

job (i) p1+p2 p2+p3 p3+p4 p4+p5 min ei si 1 92 104 64 74 64 1 0.016 6 2 61 69 42 48 42 1 0.024 4 3 34 38 23 27 23 1 0.043 2 4 30 34 21 24 21 1 0.048 1 5 99 112 68 79 68 1 0.015 7 6 47 53 32 36 32 1 0.031 3 7 64 72 44 51 44 1 0.023 5 8 102 115 70 81 70 1 0.014 8 Perhitungan

* data waktu proses dalam satuan jam Dimana : pij = Waktu job j pada mesin i

ei = Jika pi1 < pi5 maka ei =1

Jika pi1 ≥ pi5 maka ei = -1

(i) = urutan pengerjaan

Contoh perhitungan: (pada job 1)

ƒ jumlahkan waktu proses antar mesin yang berurutan: p1 + p2 = 27 jam + 65 jam = 92 jam

p2 + p3 = 65 jam + 39 jam = 104 jam p3 + p4 = 39 jam + 25 jam = 64 jam p4 + p5 = 25 jam + 49 jam = 74 jam

(13)

ƒ pilih nilai minimal dari penjumlahan tersebut

nilai minimal dari waktu proses untuk job 1 = min (92,104,64,74) = 64 ƒ Tentukan nilai ei: Jika pi1 < pi5 maka ei =1 Jika pi1 ≥ pi5 maka ei = -1 Karena p11 < p15 maka ei = 1 ƒ Hitung nilai si si = ei / min (p1+p2, p2+p3, p3+p4, p4+p5) = 1 / 64 = 0.016

ƒ Urutkan nilai si dari terbesar hingga terkecil. Job dengan nilai si

tertinggi akan menempati urutan pertama, dan selanjutnya. Maka dihasilkan urutan 4 – 3 – 6 – 2 – 7 – 1 – 5 – 8.

4.2.2.1 Perhitungan Makespan Alternatif Urutan Ketiga

Dengan metode Heuristik Gupta ini menghasilkan urutan alternatif yang dinamakan alternatif urutan ketiga. Alternatif urutan ketiga tersebut, urutan job-job nya adalah : 4 – 3 – 6 – 2 – 7 – 1 – 5 – 8

Karena urutan yang dihasilkan oleh perhitungan dengan metode heuristik Gupta ini (alternatif urutan ketiga)sama dengan urutan yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan metode CDS alternatif urutan pertama, maka perhitungan makespan untuk metode ini sama dengan

(14)

perhitungan makespan pada iterasi tersebut, dan dapat dilihat pada sub-bab 4.2.1.1.

4.2.3 Pengolahan Data dengan Metode Heuristik Palmer Rumus Metode Heuristik Palmer :

Sj = (M-1)tMj + (M-3) t(M-1)j + (M-5) t(M-3)j + …- (M-5) t3j – (M-3)t2j - (M-1)t1j

M= jumlah mesin = 5

tMj = waktu job j pada mesin m

diketahui : M = 5

Sj= (M-1)tMj + (M-3) t(M-1)j + (M-5) t(M-3)j - (M-5) t3j – (M-3)t2j - (M-1)t1j

= (5-1)t5j + (5-3) t(5-1)j + (5-5) t(5-3)j - (5-5) t3j – (5-3)t2j - (5-1)t1j

= 4t5j + 2t4j – 2t2j – 4t1j

sehingga rumus untuk menetukan slope index pada kasus j job 5 mesin adalah : Sj = 4t5j + 2t4j – 2t2j – 4t1j atau Sj = 4tRj + 2tCj – 2tSj – 4tDj

Maka :

Tabel 4.19 Tabel Perhitungan Metode Heuristik Palmer

Job 4tRj 2tCj 2tSj 4tDj Sj = 4tRj + 2tCj – 2tSj – 4tDj 1 196 50 130 54 62 2 128 32 86 36 38 3 72 18 48 20 22 4 64 16 42 18 20 5 212 52 140 58 66 6 96 24 66 28 26 7 136 34 90 38 42 8 216 54 144 60 66

(15)

Contoh perhitungan index untuk job 1 : S1 = 4tR1 + 2tC1 – 2tS1 – 4tD1

= 4x49 + 2x25 – 2x65 – 4x27 = 196 + 50 – 130 – 54

= 62

Urutkan dari index yang memiliki nilai terbesar

Dari pengurutan ini diperoleh dua alternatif urutan pengerjaan, yaitu : ƒ 8 - 5 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 - 4, dinamakan alternatif urutan keempat. ƒ 5 - 8 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 - 4, dinamakan alternatif urutan kelima.

4.2.3.1 Perhitungan Makespan untuk Alternatif Urutan Keempat

Alternatif urutan keempat urutannya adalah 8 - 5 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 - 4. Alternatif urutan keempat menghasilkan urutan yang sama dengan iterasi pada salah satu iterasi CDS, yaitu alternatif urutan kedua pengolahannya dapat dilihat pada subbab 4.2.1.2

(16)

4.2.3.2 Perhitungan Makespan untuk Alternatif Urutan Kelima Tabel 4.20 Data waktu Proses Alternatif Urutan Kelima

job D S I C R 5 29 70 42 26 53 8 30 72 43 27 54 1 27 65 39 25 49 7 19 45 27 17 34 2 18 43 26 16 32 6 14 33 20 12 24 3 10 24 14 9 18 4 9 21 13 8 16 * data waktu proses dalam satuan jam

Perhitungan Makespan Untuk mesin Drawing

Tabel 4.21 Tabel Perhitungan untuk Mesin Drawing

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 5 0 29 29 8 29 30 59 1 59 27 86 7 86 19 105 2 105 18 123 6 123 14 137 3 137 10 147 4 147 9 156

(17)

Perhitungan Makespan untuk mesin Stranding

Tabel 4.22 Tabel Perhitungan untuk Mesin Stranding

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 5 29 70 99 8 99 72 171 1 171 65 236 7 236 45 281 2 281 43 324 6 324 33 357 3 357 24 381 4 381 21 402

Perhitungan Makespan untuk mesin Insulating

Tabel 4.23 Tabel Perhitungan untuk Mesin Insulating

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 5 99 42 141 8 171 43 214 1 236 39 275 7 281 27 308 2 324 26 350 6 357 20 377 3 381 14 395 4 402 13 415

(18)

Perhitungan Makespan untuk mesin Cabling

Tabel 4.24 Tabel Perhitungan untuk Mesin Cabling

Job Start Processing Completion

time (jam) time (jam) time (jam) 5 141 26 167 8 214 27 241 1 275 25 300 7 308 17 325 2 350 16 366 6 377 12 389 3 395 9 404 4 415 8 423

Perhitungan Makespan untuk mesin Rewinding

Tabel 4.25 Tabel Perhitungan untuk Mesin Rewinding

Job Start Processing Completion time

time (dlm jam) time (dlm jam) dlm jam dlm hari

5 167 53 220 9,167 8 241 54 295 12,292 1 300 49 349 14,542 7 349 34 383 15,958 2 383 32 415 17,292 6 415 24 439 18,292 3 439 18 457 19,042 4 457 16 473 19,708

maka dihasilkan makespan = 473 jam

(19)

Yang berarti alternatif urutan kelima menghasilkan makespan 51 jam lebih singkat dibandingkan dengan metode perusahaan.

4.2.4 Analisa

Tabel 4.26 Tabel Perbandingan Makespan

Metode yang digunakan Urutan Makespan (dlm jam) Selisih dgn kondisi awal (dlm jam)

1 Kondisi awal Perusahaan 1-2-3-4-5-6-7-8 524

-2 Metode CDS

a. alternatif urutan pertama 4-3-6-2-7-1-5-8 506 18

b. alternatif urutan kedua 8-5-1-7-2-6-3-4 474 50

3 Metode Heuristik Gupta

a. alternatif urutan keempat 8-5-1-7-2-6-3-4 474 50

b. alternatif urutan kelima 5-8-1-7-2-6-3-4 473 51

Dapat dijelaskan bahwa metode CDS menghasilkan dua alternatif urutan (dinamakan alternatif urutan pertama dan alternatif urutan kedua); metode heuristik Gupta menghasilkan satu alternatif pengurutan (alternatif urutan ketiga); dan metode heuristik Palmer menghasilkan dua alternatif pengurutan (dinamakan alternatif urutan keempat dan alternatif urutan kelima). Dimana alternatif pertama dan ketiga menghasilkan urutan yang sama. Dan alternatif urutan kedua dan keempat menghasilkan urutan yang sama. Sehingga pada akhirnya dari pengolahan yang dilakukan didapat tiga urutan berbeda.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total waktu penyelesaian pekerjaan dengan menggunakan metode heuristik perusahaan yang mengkombinasikan antara pengalaman, dengan keinginan konsumen dan

(20)

loyalitas kepada konsumen lama, menghasilkan total penyelesaian waktu untuk kedelapan job tersebut sebanyak 524 jam.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa total waktu penyelesaian pekerjaan dengan menggunakan metode CDS n job m machine (seri) pada rute 4 - 3 – 6 - 2 - 7 – 1 - 5 – 8 (Alternatif pertama), yang merupakan hasil pengolahan pada iterasi pertama dan keempat CDS, dan yang juga merupakan hasil pengolahan dengan metode heuristik Gupta (alternatif ketiga), menghasilkan total penyelesaian waktu untuk kedelapan job tersebut sebanyak 506 jam. Selisih waktu 18 jam dengan metode perusahaan. Hasil dari iterasi pertama dan keempat pada CDS ini menghasilkan urutan yang sama, dikarenakan jumlah mesin seri adalah ganjil, yaitu lima yang menyebabkan untuk memperoleh aturan kombinasi pada iterasi keempat, terhadap kedua belah mesin kombinasi dilakukan penjumlahan dengan nilai-nilai(waktu proses mesin ke-) yang sama pada kedua belah pihak. Atau lebih jelasnya, pada iterasi pertama aturan Johnson diterapkan dengan membandingkan waktu di mesin pertama(drawing) dengan waktu di mesin kelima; lalu untuk iterasi keempat aturan Johnson diterapkan dengan memperhatikan aturan kombinasi (M1+M2+M3+M4) dibandingkan dengan (M2+M3+M4+M5). Jika iterasi keempat ini dibandingkan dengan iterasi pertama, maka dapat dilihat bahwa mesin pada kedua belah pihak dijumlahkan dengan nilai yang sama yaitu waktu proses di mesin stranding, waktu proses di mesin insulating dan waktu proses di mesin cabling. Atau singkatnya kemiripan antara iterasi

(21)

pertama dengan iterasi keempat (pada mesin seri dengan jumlah 5) adalah bahwa pada iterasi keempat, mesin yang dibandingkan waktu prosesnya pada iterasi pertama, waktu pada kedua mesin tersebut sama-sama dijumlahkan dengan variabel yang sama yaitu waktu proses di mesin kedua (stranding), waktu proses di mesin ketiga (insulating) dan waktu proses di mesin keempat (cabling).

Iterasi 1 : t1j dibandingkan dengan t5j

Iterasi 4 : (t1j+ t2j+ t3j+ t4j) dibandingkan dengan (t2j+ t3j+ t4j+t5j)

Variabel yang sama adalah t2j, t3j, dan t4j.

Dimana tij = waktu proses job j pada mesin i

Dari tabel 4.26 dan hasil perhitungan subbab 4.2.1.2 dapat dilihat bahwa total waktu penyelesaian pekerjaan dengan menggunakan metode CDS n job m machine (seri) pada rute 8 – 5 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 - 4 (alternatif urutan kedua) menghasilkan total penyelesaian waktu untuk kedelapan job tersebut sebanyak 474 jam. Selisih waktu 50 jam dengan perusahaan. Urutan ini dihasilkan dari iterasi kedua dan keempat. Hasil pengurutan pada kedua iterasi ini sama karena jumlah mesin yang ganjil yaitu lima yang menyebabkan adanya kemiripan antara iterasi kedua dengan ketiga. Kemiripan ini dikarenakan pada iterasi kedua dibandingkan antara waktu pada mesin pertama ditambah dengan waktu pada mesin kedua, dengan waktu pada mesin keempat ditambah waktu pada mesin kelima; sedangkan pada iterasi ketiga dibandingkan waktu antara mesin pertama ditambah waktu pada mesin kedua

(22)

ditambah waktu pada mesin ketiga; dengan waktu pada mesin ketiga ditambah waktu pada mesin keempat ditambah waktu pada mesin kelima. Pada iterasi ketiga pada tahap kombinasi terdapat variabel yang sama yaitu waktu pada mesin ketiga.

Iterasi 2 : (t1j+ t2j)dibandingkan dengan (t4j+t5j)

Iterasi 3 : (t1j+ t2j+ t3j) dibandingkan dengan (t3j+ t4j+t5j)

Variabel penjumlahan yang sama pada kedua belah pihak adalah t3j

Dimana tij = waktu proses job j pada mesin i

Urutan iterasi 4 - 3 – 6 - 2 - 7 – 1 - 5 – 8 dengan makespan 506 jam, (selisih waktu dengan metode perusahaan 18 jam); pada metode CDS iterasi 1 dan 4 juga dihasilkan oleh perhitungan dengan metode Heuristik Gupta (yang disebut urutan alternatif ketiga) yang mengkombinasi antara dua mesin berurut, untuk memperoleh nilai minimasi daripada kombinasi waktu mesin tersebut yang kemudian menjadi faktor pembagi dari nilai ei untuk mendapat

nilai si, dan yang mana untuk memperoleh nilai ei harus memperhatikan(mana

yang lebih besar) waktu proses pada mesin awal dengan mesin akhir. Kemudian diurutkan dari job dengan nilai si terbesar hingga terkecil. Job

dengan si terbesar menempati urutan pertama dan sebaliknya.

Dari perhitungan dengan metode heuristik Palmer diperoleh urutan 8 – 5 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 – 4 (alternatif urutan keempat) dan 5 – 8 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 – 4(alternatif urutan kelima). Urutan yang pertama (alternatif urutan keempat) menghasilkan urutan yang sama dengan metode CDS iterasi 2 dan 3

(23)

(alternatif urutan kedua) dengan makespan 474 jam lebih singkat 50 jam dibandingkan makespan perusahaan. Urutan yang kedua (alternatif urutan kelima)menghasilkan makespan terendah yaitu 473 jam, selisih 1 jam dengan alternatif kedua atau keempat. Makespan ini (473 jam) lebih singkat 51 jam dibandingkan makespan dengan metode perusahaan. Urutan ini tidak menunjukkan penurunan ataupun penaikan panjang order secara beruntun dari

job urutan pertama hingga kedelapan. Maka pengurutan berdasarkan

penurunan ataupun penaikkan jumlah panjang order bukan merupakan suatu jaminan utama untuk memperoleh nilai makespan terkecil. Pada perhitungan,

Job 5 dengan job 8 memiliki slope index yang sama yaitu 66, maka diterapkan

untuk menempatkannya kedua pada posisi awal, dan saling menukar untuk posisi pertama dan kedua.

Berdasarkan uraian dan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengolahan data dengan metode Heuristik Palmer urutan 5 – 8 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 – 4 (alternatif urutan kelima) menghasilkan total waktu penyelesaian yang terbaik yaitu 473 jam. Dan metode Heuristik Palmer yang lain (hasil salah satu iterasi CDS juga) urutan 8 – 5 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 – 4 (alternatif urutan kedua atau keempat)menempati urutan kedua dengan makespan 474 jam. Ditemukan adanya selisih 1 jam diantara keduanya. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengolahan data dengan yang menghasilkan urutan tersebut dapat diusulkan diterapkan ke perusahaan karena memiliki total makespan yang lebih rendah, hal ini merupakan indikasi yang baik guna mendukung produktivitas

(24)

perusahaan. Pengolahan ini juga kemudian diharapkan menghasilkan total keterlambatan yang lebih minim, hal ini bermanfaat untuk mendukung pemenuhan due date perusahaan ke konsumen.

4.3 Evaluasi Kinerja

Metode yang diajukan berdasakan urutan prioritas makespannya adalah: 1. Metode Palmer:

Yang menghasilkan rute pengurutan 5 - 8 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 - 4 (alternatif urutan kelima) dengan makespan 473jam, dan Urutan 8 - 5 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 - 4 (alternatif urutan keempat)dengan makespan 474 jam.

2. Metode CDS

Yang menghasilkan rute pengurutan 8 - 5 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 - 4 (alternatif urutan kedua) dengan makespan 474 jam. Dan urutan 4 - 3 – 6 - 2 - 7 – 1 - 5 – 8 (alternatif urutan pertama) dengan makespan 506 jam

3. Metode Gupta

Yang menghasilkan rute pengurutan 4 - 3 – 6 - 2 - 7 – 1 - 5 – 8 (alternatif urutan ketiga) dengan makespan 506 jam.

Dari hasil Perhitungan pada subbab diatas maka dipilih dua urutan pengerjaan(dengan makespan terminim dan dikarenakan selisih waktu hanya 1 jam) yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan metode Heuristik Palmer, yang mana salah satunya juga merupakan hasil perhitungan

(25)

dengan menggunakan metode CDS n job m machine untuk diajukan ke perusahaan. Hasil-hasil pengolahan tersebut adalah :

ƒ Urutan 5 - 8 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 - 4 yaitu urutan alternatif kelima

ƒ Urutan 8 - 5 – 1 – 7 – 2 – 6 – 3 - 4 yaitu urutan alternatif kedua dan keempat

Tabel berikut akan menunjukkan kinerja dari metode-metode tersebut. Tabel 4.27 Tabel Pengukuran kinerja

D ue U rutan pada K ondisi C D S (2)/P alm er(1) Palm er (2) D ate

A w al P erusahaan alt k edua/ alt keem pat alternatif kelim a

1-2-3-4-5-6-7-8 8-5-1-7-2-6-3-4 5-8-7-2-6-3-4

1 14 Sept pk l 19.00 22 Sep pkl 20.00 22 S ep pkl 19.00 30-Sep

2 16 Sept pk l 03.00 27 Sep pkl 14.00 27 S ep pkl 13.00 28-Sep

3 16 Sept pk l 21.00 29 Sep pkl 08.00 29 S ep pkl 07.00 28-Sep

4 19 Sept pk l 13.00 29 Sep pkl 24.00 29 S ep pkl 23.00 30-Sep

5 23 Sept pk l 17.00 20 Sep pkl 11.00 15 S ep pkl 10.00 21-Sep

6 26 Sept pk l 17.00 28 Sep pkl 14.00 28 S ep pkl 13.00 29-Sep

7 28 Sep pk l 03.00 24 Sep pkl 06.00 24 S ep pkl 05.00 26-Sep

8 4 O k t pkl 02.00 15 Sep pkl 16.00 20 S ep pkl 13.00 30-Sep

M akespan 524 jam 474 jam 473 jam

k eterlam batan 8 hari 1 hari 1 hari

W aktu S elesai

keterangan:

pekerjaan dimulai tanggal 1 September 2005 pukul 06.00 = Terlambat memenuhi due date

konversi hari dapat dilihat pada Gantt Chart pada lampiran C, D, dan E Dari tampilan tabel diatas dapat dilihat bahwa dengan mengajukan metode yang memiliki minimasi makespan terminim, juga mampu mengurangi nilai keterlambatan. Selain pengurangan makespan sebesar 51 jam (2hari krj 3 jam kerja)terjadi pengurangan keterlambatan sebesar 7 hari. Pengurangan makespan ini tentunya akan menguntungkan bagi perusahaan.

(26)

Hal ini dikarenakan waktu yang dihemat dapat dipergunakan untuk mengerjakan pekerjaan lain. Ditambah pula dengan pengurangan keterlambatan. Maka usulan ini (metode Palmer)dapat diajukan ke perusahaan, karena mampu menghasilkan urutan-urutan dengan makespan terminim dan keduanya telah diuji mampu mengurangi keterlambatan

4.4 Rencana implementasi

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat diusulkan kepada perusahaan untuk menerapkan metode yang bertujuan meminimasi makespan, kerena pada akhirnya akan dapat mengurangi keterlambatan. Metode yang diajukan berdasarkan urutan prioritas untuk minimasi makespannya adalah Metode Palmer, yang menghasilkan dua

makespan terminim 473 jam dan 474 jam. Metode ini juga telah diuji dan

mampu mengurangi keterlambatan sebanyak 7 hari. Implementasi usulan ini harus didukung pula dengan sumber daya yang baik, seperti tersedianya bahan baku, sumber daya listrik, dan tidak adanya gangguan-gangguan lain. Jadi dengan kata lain metode yang nantinya dipilih oleh perusahaan, dapat digunakan untuk merencanakan penjadwalan produksi periode selanjutnya, pada saat penerimaan job, guna meminimasi makespan dengan didukung oleh fasilitas sumber daya yang baik. Penerapannya di masa mendatang adalah dengan menggunakan metode terpilih untuk merencanakan penjadwalan bagi periode mendatang.

Gambar

Tabel 4.1  Tabel Data Waktu Proses
Tabel 4.2  Tabel Perbandingan Waktu Proses   di Mesin Drawing dan Mesin Rewinding
Tabel 4.4  Tabel Perbandingan Waktu Proses untuk metode CDS Iterasi 3  D+S+I I+C+R 1 131 113 2 87 74 3 48 41 4 43 37 5 141 121 6 67 56 7 91 78 8 145 124 * dalam jam
Tabel  4.5  Tabel Perbandingan Waktu Proses untuk metode CDS Iterasi 4  D+S+I+C S+I+C+R 1 156 178 2 103 117 3 57 65 4 51 58 5 167 191 6 79 89 7 108 123 8 172 196 * dalam jam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor

Menurut Abraham Maslow yang terpenting dalam melihat manusia adalah potensi yang dimilikinya. Pendekatan ini melihat bagaimana manusia membangun dirinya untuk

Tutup celah penyelundupan narkoba, baik di pelabuhan maupun bandara, pelabuhan kecil yang ada di negara kita,&#34; kata Presiden Jokowi saat membuka Rapat Terbatas dengan

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan lindungan dan melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Terkait pandemi Covid 19, kampus Institut Seni Indonesia Surakarta pada tahun 2020 memfokuskan pelaksanaan KKN Mandiri berbasis Daring dan Luring untuk memudahkan

Penurunan kandungan lignin pada A3Y1 (pemberian dosis 2.000 ppm dengan lama 10 hari) disebabkan karena semakin tinggi pemberian mineral Ca hingga dosis 2000 ppm

10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan bank adalahbadan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam

Hal ini ditunjukkan berdasarkan data dari IHPS (Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester) yang dikeluarkan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) untuk semester satu tahun