1 KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menerbitkan buku dengan judul ”Antologi Puisi Surga Tak Berpintu”.
Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan dukungan. Sehingga penulis memberanikan diri untuk menerbitkan hasil karyanya.
Penulis berharap karya-karya yang telah ditebitkan ini dapat membawa pembaca masuk ke dalam imaji rasa yang begitu luar biasa. Salam dari hati yang penuh dengan kata.
Pekanbaru, Januari 2018
2 DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... 1
DAFTAR ISI ... 2
Hadi Rumadi Ruang Meja Hijau ... 16
Adib Alfalah Sejauh Mana Haram Kita ... 18
Jangan Bergantung Pada Kata ... 19
Lewat Saja ... 20
Hidup Untuk Mati ... 21
Hati-hati ... 22 Mujiyanto Rindu ... 24 Diriku... 25 Suara asa ... 26 HARAPAN ... 27
Kau adalah aku ... 28
Yesi Kamala Sari Menang ... 30
Bingung ... 31
Sejarah ... 32
Sosok ... 33
3 Triolivia Nababan Kemenangan ... 36 Keberuntungan ... 37 Nasib ... 38 Wanita pencuri ... 39 Kehidupan baru ... 40 Novia Fahronnisya Antologi Cintaku ... 42 Kepada Tujuku ... 43
Sesal yang Tersesali ... 44
Kesaksianku ... 45
Bawa Aku Pulang ... 46
Jennyfer Puji Lestari Woi MERINOV ... 48 KELELAWAR MALAM ... 49 BEKU ... 50 SEBERKAS CAHAYA ... 51 SEMUSIM GUGUR ... 52 Nirmala Sasanti Gelas ... 54 Pintu ... 55 Tahun Baru ... 56 Doa ... 57 Hujan ... 58 Evia Firnadia Damba... 60
4 Tinggal ... 61 Pada langit ... 62 Pada kalanya ... 63 Pada bulan ... 64 Dhestriwan Pohon ... 66 Alam ... 67 Awan ... 68 Tarian Laut ... 69 Hujan ... 70 Elviana Barus Nike ... 72
Nyi roro kidul ... 73
Gaia (Terra)... 74 Herse ... 75 Hades ... 76 Khairil Fauzan IMPIAN ... 78 GANTIKAN DAKU ... 79 AKSARA KITA ... 80 SESAL JUA ... 81 KABUL KIBUL ... 82 Wirda Safitri Kematian ... 84
Ajak pada Bis Tua ... 85
Bulan Ini ... 86
5
Kalung ... 88
Ulfa Wahyuni Antara Aku dan Angin ... 90
Sang Pencipta Segala Nya ... 91
Surat Untuk Ayah Ibu ... 92
Kegelisahan ... 93
Tangisan Seorang Ibu ... 94
Yuliani Anggiola Kekagumanku ... 96 Akhir ... 97 Isyarat kasih ... 98 Kesanggupan ... 99 Mengharap nyata ... 100 Diana Stuti Aku Saja ... 102 Aib ... 103 Dinding ... 104 Dada ... 105 Baju baru ... 106
Devi Winda Rini Nanti ... 108
Ombak asa ... 109
Nada Asa dalam Perih ... 110
Tarian Asa ... 111 Fitia Nugrah Wati
6 LANGIT ... 113 BAJU ... 114 LAMPU ... 115 JENDELA ... 116 SARI ... 117
Nurul Huda Lestari Sarapan ... 119 Kau ... 120 Pesawat ... 121 Kapal ... 122 Cinta ... 123 Mustika Ramadhani Sang Garuda ... 125
Putri Mayang Sari... 126
Sang Garuda ... 127
Kotak Pandora ... 128
Topeng Birokrat Negeri ... 129
Atiqoh Rosari Amri Belahan Jiwa ... 131
Bersama ... 132
Harap ... 133
Perpisahan ... 134
Pulang ... 135
Kartika Sarah Difa Piring ... 137
Pintu ... 138
7
Cermin ... 140
Kasur ... 141
Sedih ... 142
Alya Surya Novriani Takkan Berhenti ... 144 Kamu ... 145 Topeng ... 146 Masa Itu ... 147 Ibu ... 148 Widyana Sartika PUAS ... 150 RUKA ... 151 BUNYI BUNYI ... 152 DIA IBU ... 153 AKU/RASA ... 154
Eka Pani Novirna HIJAU TAK SELALU DAMAI ... 156
BUNGA MATAHARI ... 157
SENANDUNG RATU TRILOGI ... 158
RATU TAMAN ... 159 JAHANNAM RINDU ... 160 Novi Indriani Bubu ... 162 Rindu ... 163 Jendela ... 164 Bangku kayu ... 165 Kayu bakar ... 166
8 Chaterina Mariati Gultom
Sepi ... 168
Burung Rindu ... 169
Kau ... 170
Hujan diri ... 171
Sadaran mencari semu ... 172
Khairun Nisa Pada yang Selalu Menantiiku Pulang ... 174
Menali Udara ... 175
Khusnul Khatimah ... 176
Siah Mariamah ... 177
Menyurga ... 178
Elizabeth Ana Agustina ICHA ... 180
TINA ... 181
ELIS ... 182
KUSUT ... 183
LISUT ... 184
Denny Hartati Purba AYAH... 186
BAGI_MU ... 187
YANG T;LAH BERLALU ... 188
IBU ... 189
GUNDAHMU ... 190 Rini Trisda Apriiani
9
Kuatren Mercusuar Kita ... 192
Bukan Kepunyaan Langit ... 193
Gemuruh Ombak ... 194 Kesukaannya ... 195 Bagas Ainur Balon ... 197 Jalan ... 198 Hujan ... 199 Pisau ... 200 Jarum ... 201 Fathia Roifah MENCOBA MENAHANMU ... 203 MENUNGGU ... 204 BINTANG BARU ... 205 HUJAN ... 206 Kecewa...??? ... 207
Ilmy Mulky Muzny Kembali ... 209 Bimbang... 210 Sujud ... 211 Tafakur ... 212 Lalai ... 213 Dini Maulani MAWAR BERDURI ... 215 GADIS IBA ... 216 SELEMBAR DAUN ... 217 LUKISAN ... 218
10 SE-PASANG... 219 Siti Normasari Saudara ... 221 Rantau ... 222 Lumpur ... 223 Hutang ... 224 Kenangan ... 225 Nina Rahayu Ya ... 227 Sang Garuda ... 228 Dewi hujan ... 229 Dimana ... 230 Secarik kertas ... 231 Nurzakiah Secangkir Kopi ... 233 Pesan Ibu ... 234 Memilih ... 235
Harapan tak usai ... 236
Aku, Puisi dan Malam ... 238
Tiara Dwi Permana Bahagia dan sedihku ... 240
Nenek... 241
Keinginan ... 242
Ibu ... 243
Papa ... 244 Rapikawati
11
Waktu ... 246
Ibu ... 247
Ayah ... 248
Teman ... 249
Kau adalah sahabat ... 250
Putri Intania Akar ... 252 Arus ... 253 Embun... 254 Kursi ... 255 Penghapus ... 256 Reni Verawasti IRA ... 258 MERY... 259 RIA ... 260 BUNGA ... 261 LISA ... 262 Hamidah Tusya’diah DUNIA BAWAH ... 264
SENJA DALAM KERINDUAN ... 265
MENDUNG ... 266
HIDUP SEPERTI AWAN ... 267
Keindahan bulan... 268
Fitriyana Mahakarya ... 270
Gugur dan Mati ... 271
12
Hilang ... 273
Bintang ... 274
Warmida Indri Pejuang diujung tanduk ... 276
Ilmu ... 277
Terlukis dibatu nisan ... 278
Anak manusia ... 279
Tertawa diatas kejahatan ... 280
Lena Nursantika Asmara terindah ... 282 B u n d a ... 283 Rinduku karam ... 284 Nyata adanya ... 285 Candi Borobudur ... 286
Mitha Dwi Septia Darah Biru ... 288
Tancapan Keris ... 289
Raungan cindaku ... 290
Bulu domba emas ... 291
Ginansty Ambar Wati Lelaki beralis tebal ... 293
Malaikat kecil ... 294
Keputusan ... 295
Karma ... 296
13 Ririn Fujiarti Ali
Komang pembawa masa depan ... 299
Lelaki tua serba putih ... 300
Nestapa sepanjang zaman ... 301
Ratapan pahlawan sejati ... 302
14 BIOGRAFI
Hadi Rumadi, lahir di Desa Sungai Ungar Kecamatan Kundur Kabupaten Karimun Kepulauan Riau. Anak ketiga dari empat bersaudara ini lahir dari kalangan sederhana. Semua jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah diselesaikan di tanah kelahirannya. Pendidikan Sarjana Pendidikan (S.Pd.) diraih di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau pada tahun 2007, kemudian gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada konsentrasi Pendidikan Bahasa Indonesia diraih di Universitas Negeri Padang pada tahun 2011. Sejak tahun 2008, ditugaskan sebagai tenaga pendidik (dosen) di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
Karya dan ide kreatif yang telah dihasilkan antara lain buku ajar Apresiasi Prosa Fiksi (2017), Penulis pada Antologi Puisi Tenda Tanda (2018) dan Antologi Puisi Surga Tak Berpintu (2018). Pada tahun 2018, telah menggalakkan penyelenggaraan dokumentasi karya mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNRI dalam Antologi. Antologi karya sastra antara lain Antologi Cerpen Kuntum Semusim, antologi Cerpen Mejikuhibiniu, antologi Cerpen Orang Ketiga, dan antologi Cerpen Beringin Ber-Ingin.
Saat ini, aktif bertugas di Pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP Universitas Riau. Berbagai kegiatan tridarma
15 perguruan tinggi dilaksanakan baik pembelajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Dalam bidang pembelajaran diamanahkan pada rumpun kesastraan antara lain teori sastra, apresiasi prosa fiksi, dan sanggar sastra. Berbagai artikel penelitian dan pengabdian telah diterbitkan dalam bentuk jurnal ilmiah.
16 Ruang Meja Hijau
Hadi Rumadi
Bahkan Aku Tak Bisa Berkata Apa-Apa Berbuat Apa-Apa
Berjalan Kemana-Mana Berkat Dengan Siapa-Siapa Jiwa, Ruh, Raga Selalu di Sini Siapa yang Tahu Itu
Kata-katamu Sungguh! Bukankah ini Manusia
Manusia yang Juga Punya Apa, dan Siapa Mata Mengukir, Senyum Mengulas
Pagi Ibarat Seombak yang Datang dan Hilang Namun, Mereka Kembali ke Dunianya, Bersatu Bila Gulita Tiba, Aku Pun Tak Sanggup Ada dan Menyerah dengan Takdir Bertunas, Tumbuh, dan Ditebas
Petang Kemarin Berkata, Namun Tak Sampai Malam Kata-Kata Itu
Biarlah Menyeruak dan Berkisah
Januari 2018
17 Adib Alfalah, pemuda yang lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada tanggal 05 Agustus 1997. Anak dari Bapak Effendi dan Ibu Wisnawati, sebagai anak bungsu dari empat bersaudara.
Mengenyam pendidikan dimulai dari SDN 18 Padang Kunik (lulus tahun 2009), melanjutkan ke SMPN 2 Bukittinggi (lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke jenjang SMAN 5 Bukittinggi (lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
18 Sejauh Mana Haram Kita
Adib Alfalah
Mungkin ada yang tak sampai Atau belum sama sekali Mungkin sampai tapi tak digapai Atau bahkan balasannya yang belum sampai Kau menunggu? Atau menunggu berhentiku? Gantung tak bertali kata ibuku Matamu membantah perlakuanmu padaku Aku harus berdiri dimana? Di biru piluku? Haram. Memang. Aku hanya ingin tau sejauh mana itu terang Bukan ingin masuk sejauh-jauhnya bayang Kau juga tau magrib dan isya itu sangat dekatkan? Hapuslah perlakuan enggan Subuh aku sudah pergi. Bilang jangan! Tawarlah matahari untuk sedikit agak lama tiba dan subuh bertahan Eh, aku lupa judul!
19 Jangan Bergantung Pada Kata
Adib Alfalah SEPATU
SE PA TU
Semua pasti tau
Seperti perempuan itu
TERSERAH MATAHARI
Ingin pas, longgar, telanjang, atau diselimuti kain Laki-laki boleh memilih sepatu manapunkan?
20 Lewat Saja
Adib Alfalah Hatiku hati-hati malam itu Hatiku hampir mati kala itu
Lewat saja
Aku selalu mengadu domba hati dan pikiranku Namun, tetap yang berkuasa adalah hati Walaupun pikiranku tau siapa yang mati
Hati takut mendekati
Hati-hati sekali. Jangan sampai mati! Aku gagal untuk lebih dalam mengenal Kenapa hati tak mampu mengucap isi hati?
Sebegitukah? Kau juga? Kalianpun? Hanya aku?
Agaknya sementara yang sesaat
---Aku lewat--- --- Kilat Cepat--- ---Ligat melesat ---Pekat Pucat ---
21 Hidup Untuk Mati
Adib Alfalah Hidup Hidup mati mati Hidup Hidup mati mati mati Hidup Hidup Hidup mati mati mati Hidup Hidup Hidup mati mati mati Hidup mati Hidup mati Hidup mati
Hidup Hidup Hidup mati mati mati Hidup Hidup Hidup mati mati mati Hidup Hidup Hidup mati mati mati Hidup Hidup mati mati Hidup mati
22 Hati-hati
Adib Alfalah
hati hati
hati hati hati
hati hati hati-hati hati hati hati hati hati hati hati hati hati hati-hati
23 BIOGRAFI
Nama Mujiyanto, dalam kehidupan sehari hari biasa dipanggil Muji. seorang pemuda kelahiran pada 13 februari 199. Anak ke 4 dari 8 bersaudara. anak dari Muijan dan Musripah. Saya menjalani pendidikan pertama kali di SDN 015 Pebadaran, kemudian Setelah itu melanjutkan ke MTs. Al Falah Jatibaru, setelah itu saya masuk di SMAN 1 Bungaraya, jurusan ipa. Saat ini saya kuliah di salah satu Universitas yang ada di Riau yakni Universitas Riau, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
24 Rindu
Mujiyanto
Sang pangeran kini bersandar di punggung pohon Wajahnya begitu pucat
Matanya tampak tak menunjuk pada bahagia Sejenak aku terdiam…
Mencoba berfikir apa yang bias kulakukan untuk pangeran
Hingga kantuk pun menguasaiku
Ku dengar lirih suara kata menyambut nama sang putri
Namun tak ku temui pada sekelilingku Sekali lagi kudengar lirih suara kata menyambut
nama sang putri
Hingga ku sadari sang pangeran merindukan separuh hati
25 Diriku
Mujiyanto Bulan bersinar cerah
Rumput menapung cahaya untuk esok Jangkrik berderik
Air berdesir memberi warna pada malam itu Jejak jejak kuda tak lagi menampakkan wujudnya Daun yang terinjak pun sudah mampu menaikkan
dahannya
Dari kejauhan kulihat sosok gelap beralas kulit Langakhnya lunglai
Kanan kiri kanan kiri Seperti itu hingga cukup lama Ku pandang semakin pandang mengerikan Suara langkah telah lebih dahulu mengejutkan ku
26 Suara Asa
Mujiyanto
Tersimbah makna tak lagi terucap Yang terucap tak lagi bermakna Isi kosong ntah siapa yang tahu Isi bermakna kadang tak tahu
Mengapa antara bulan dan bintang saling bercinta bukan urusanku
Mengapa engkau tidur saat aku bernyanyi Antara iya dan tidak kupikir kataku tak bermakna
padu
27 HARAPAN
Mujiyanto
Lazuardi menyibakkan makna pada mata Bersambut pilusedih menghampiri Diantara alun tergantung suatu harap
Berharap peri berteduh di sana Tapi belum ku temui, Sosoknya indah dan cantik
Katanya….
dan aku tak pernah melihatnya indahnya Memikirkannya membautku pilu campur rindu Kadang seorang diri aku mematung di tepi alun
Sejam… dua jam.. tiga jam.. Tak cukup bagiku untuk melihatnya
Keindahannya begitu mahal bagi Bagi seorang peri yang hidup sendiri
28 Kau Adalah Aku
Mujiyanto
Menyongsong suatu pelupuk yang tampak indah namun terabaikan
Sosoknya tak ku ketahui
Katanya sepertiku, itu kata mereka karena aku sendri tak tahu siapa aku
Sperti anak kecil,
Menyeringai dalam ketidaktahuan adalah suatu yang lucu
Tertawa dengan menyisipkan percaya diri Lalu sedikit bumbu bumbu resah lusuh kumuh
wajah terjeremab malu
Aku yang tak tahu tahu aapa apa hanya ingin sendiri denagn kebodohan ini
29 BIOGRAFI
Yesi Kamala Sari, gadis yang lahir di Pebaun Hulu, Kecamatan Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi, Riau pada 23 Oktober 1997. Anak dari bapak Yan Aprison dan Ibu Kamala Nilawary S.Ag sebagai anak pertama dari dua bersaudara. Ia mengenyam pendidikan pertama di sd 003 pebaun hulu (lulus pada 2009) kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 2 Kuantan Mudik (lulus pada 2012) dan kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1 Kuantan Mudik (lulus pada 2015) setelah itu melanjutkan studi ke Universitas Riau, Program studi Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2015.
30 Menang
Yesi kamala sari
Hiruk pikuk Hilir mudik
Berlarian saling berpukulan saling bertumpahan.. Kabut semakin tebal semakin mengudara
Penuh problematika Hawa panas bertebaran Teriakan dimana-mana
Bangkitlah kepala-kepala yang hanya tertuduk lemah Turunkan harrga mereka
Pijaki tubuh kekar nya Ayo bangkit berdiri berlalu
Tancapkan bambu runcing didadanya Sudahi perang ini
Perang ini milik kita Kita pemenangnya Merdeka……….
31 BINGUNG
Yesi kamala sari
Perjalanan tak terbatas Mantra apakah ini
Mantra mana yang telah membawaku kesini Siapa yang telah mengucapkannya
Hingga seluruh raga ikut hanya dengan kta-katanya Bagaimana jika bukan ragaku yang mengikutinya Atau kelilingku yang diubah menjadi lebih berbeda Entah ini perjalan atau apa
Aku bagai berada disuatu tempat berbeda Berbeda dari yang semestinya
32 SEJARAH
Yesi kamala sari
Sejarah kelam terbawa hujan Hujan memang punya sejuta cara
Bahkan dia lebih riuh dan membuat suasana menjadi lebih gentir.
Disaat pedebah membuat langkah gerakan berontak Sebagai tanda ketidakselarasan disana juga para dewa-dewi berhati suci yang baik harus merelakan kulitnya ditembus pedang tajam
Menjadi korban diketidakberdayaan Kini hujan tak lagi sama
Hanya saja hujan akan membantu membersihkan nisan mereka yang selalu berjuang untuk negrinya…..
33 SOSOK
Yesi kamala sari
Ini kisah seperti apa Kau hanya sosok semu Kau tak bisa di sentuh Saat ku sentuh kau melebur Ini kisah seperti apa
Kau tak bisa kudekap apalagi kugenggam Saat kulakukan kau pun menghilang
Ini tidak wajar kau sosok yang kukenal namun tak dapat kuraih
Atau mungkin kau bukan dia
Kau siapa? Kau tidak ingin menyapa? Atau kita hanya sekedar bercengkrama? Kau tidak menjawab! Kau bisu,buta atau tuli?
Ah yasudahlah mungkin kau bukan dia Pergi lah!
34 SALAH TEMPAT
Yesi kamala sari
Satu dua tiga empat Ah aku salah tempat Kukira disini
Dimana dulu saat kita sama-sama menatap bintang Lima enam tujuh delapan
Ah aku rindu dekapan
Dekapan yang sama pada saat itu
Boleh kuibaratkan? Aku rama dan kau shintanya Tapi sekarang tak sama kita bersaing tak lagi menguatkan
Kau bukan shinta
Kau hanya sekedar seonggok dendam yang masih kusimpan
Satu dua tiga empah
35 BIOGRAFI
Triolivia Nababan, gadis yang lahir di Desa Pondok Bulu, Kec. Dolok Panribuan, Kab. Simalungun, Sumatra Utara pada tanggal 22 Juni 1998. Anak dari bapak Jonter Nababan dan Ibu Ramse Siallagan, sebagai anak ke tiga dari empat bersaudara.
Mengenyam pendidikan dimulai dari SDN 091456 Pondok Bulu (lulus tahun 2009), melanjutkan ke SMPN 1 Dolok Panribuan (lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke jenjang SMA di SMAN 1 Dolok Panribuan (lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Riau.
36 KEMENANGAN
Triolivia
Ketakutan-ketakutan mereka menjadikannya Seperti danau yang melihat lalu melarikan diri Bukit-bukit seperti anak domba
Gemetarlah bumi dihadapan mereka Nyawa hanya dihargai sebutir embun
Tetesan darah mulai mengalir dan mengubah danau menjadi danau darah
Reruntuhan kerajaan mulai terjadi
Dan kebencian mulai meredam dengan runtuhnya kerajaan musuh
37 KEBERUNTUNGAN
Triolivia
Dewa pelindung daerah
Dewa perjalanan dan perdagangan Dewa yang menjadi keberuntungan Dirimu bagaikan kehidupan baru bagi masyarakat
Kepandaian berbicaramu mampu mengalihkan perhatian orang
Kebaikan-kebaikan yang kau beri membuat kau luput dari kesalahan
Engkau mampu menjadi pencuri Pencuri dari ternak
Dan membuat masyarakat menjadi kalbu akan kelakuanmu
38 NASIB
Triolivia
Engkau selalu dianggap hina
Engkau selalu diabaikan dalam setiap pertemuan bangsawan
Simpanan dari raja Selir yang malang
Engkau menjadi buta karna ketidak terimaan itu Dan membuatmu selalu bersaing dengan ratu Sehingga menjadikanmu seorang pembunuh
39 WANITA PENCURI
Triolivia
Engkau makhluk bersayap Sayapmu bagaikan burung elang Engkau wanita yang haus akan darah Sifatmu yang kotor sama seperti mukamu Bau busuk yang engkau sebar sama seperti sifatmu yang busuk
Awan enggan bersanding denganmu Wanita pencuri. . . Harpy!
40 KEHIDUPAN BARU
Triolivia
Semangat berkobar kandas ditangan kecorobohan peluru timah menusuk jantung
Tali-tali maut telah meliliti aku dan gentaran terhadap dunia
Orang mati menimpa aku, dan aku mengalami kesesakan
Menunggu waktu malaikat kematian dating Ledakan bom menjadi sebuah gertakan yang dahsyat
Algojo terus menyiksa sembari menari Gerimis pun seakan bercerita kepadaku Tuhan. . . . Luputkanlah kiranya aku Dan Engkau meluputkan aku dari maut Dan kakiku dari pada tersandung
Dan aku boleh berjalan di negeri orang-orang hidup
Dalam kebingungan aku berkata “semua manusia pembohong”
41 BIOGRAFI
Novia Fahronnisya, seorang anak bungsu dua bersaudara yang lahir dari pasangan M. Ali Nafarin dan Chairunnisya di Kecamatan Kateman, Sungai Guntung pada 10 November 1998. Gadis bernama pena Sofia Ezuddin ini begitu mencintai dunia menulis. Menurutnya, menulis menjadikan ia berani untuk jujur, jujur dalam menyatakan tanpa harus melisankan.
Novia Fahronnisya telah menamatkan sekolah di SD Negeri 1 Enok (2009), SMP Negeri 1 Enok (2012), dan SMA Negeri 1 Enok (2015) dan sekarang sedang mengenyam pendidikan S1 pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau. “Setiap harinya banyak kejadian yang saya abadikan melalui tulisan, karena saya tahu saya bukanlah pengingat yang baik.” (Sofia Ezuddin).
42 Antologi Cintaku
Novia fahronnisya
Seseorang meraba bayang dalam diam Menghayati denting dalam hening
Mendiami duka dengan tanda tanya berjuta
Mengarungi samudera yang menggenangi matamu Itu aku
43 Kepada Tujuku
Novia Fahronnisya
Bertudung langit mendung Berteman riuh angin Bertinta rintik hujan
Kutulis namamu di antara awan
Aku adalah lagu yang tak terdengar Aku adalah jingga yang tak terlihat Aku adalah sajak yang tak terbaca Aku adalah kamu yang tak teraba
44 Sesal yang Tersesali
Novia Fahronnisya
Ragamu utuh
Mematung dalam kolam dosa
Menetap pada sesal yang membawa binasa Waktu merajuk minta dibujuk
Padamu yang abai pada fajar Memperindah mimpi malam tadi Hingga matahari menengahi langit
Hingga jingga menyembunyikan pesonanya Hingga gelap membawa lelap
Ku lantunkan rindu di sepertiga malam
Mengusung banyak pinta, menumpahkan banyak air mata
Kuajukan sejuta tanya tentang surga Tuhan, aku meminta penambahan masa Sesal kuratapi namun tanpa jawab Dosa kutangisi namun tanpa arti Tua kulalui tanpa peduli
Di sujud terakhir aku memaksa-Mu Tambahkan lagi masaku
45 Kesaksianku
Novia Fahronnisya
Ilustrasi kesaksianku
Dapat kau lihat pada langit yang terangnya mengusang Ilustrasi kesaskianku
Dapat kau dengar pada petir yang bersahutan Ilustrasi kesaksianku
Dapat kau tatap pada kembang yang berguguran Pahami, kau yang kuilustrasikan
46 Bawa Aku Pulang
Novia Fahronnisya
Aku tersesat pada sebuah jalan Yang hampir membawaku kembali Takut namanya
Aku terseret oleh arus
Yang hampir membuatku tenggelam Lalai namanya
Aku tertawa pada sebuah duka
Yang hampir membuatku tampak dungu Kejamnya dia
47 BIOGRAFI
Jennyfer Puji Lestari Woi, gadis yang lahir pada tanggal 30 september 1997 di Tg. Pinang Kep.Riau, dibesarkan dari kedua orang tua kandung yang sangat mengasihinya yaitu Bapak Jevry Viani Woi dan Ibu Susantri, ia merupakan anak ke dua dari 4 bersaudara.
Ia mengenyam pendidikan dimulai dari TK Santo Fransiscus Tg.Uban (lulus tahun 2004), SDN 001 Tg.Uban (lulus tahun 2009), kemudian melanjutkan pendidikan nya di SMPN 1 (lulus tahun 2012), setelah itu menlanjutan pendidikan nya tingkat SMA di SMAN 5 BINTAN (lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau.
48 MERINDU
Jennyfer
Jauh direlung hatiku yang paling dalam Engkau yang selau membuatku merindu Nafas mu yang selalu menjadi detak hidupku Yang selalu menghidukan bara di relung jiwa Fajar pun tak dapat menghentikan rinduku padamu Engkau bagai jelmaan mantari di atas pelupuk mata Rinduku padamu menjadi samudra diantara jiwa dan raga
49 KELELAWAR MALAM
Jennyfer
Senja di penghunjung pantai seakan mengintai kita Angin semilir menyindir kehadiran dua insan muda Ragaku dan ragamu seakan di paksa untuk berpisah Anganku untuk bersatu pupus sudah
50 BEKU
Jennyfer
Apakah arti hidup ini tanpa canda tawamu Semua terasa hambar hampa dan pilu Masa masa yang kita lewati disetiap waktu Amatlah berarti bagi ku
Jauh ku memandang bayanganmu jauh melayang Untuk sesaat hatiku beku untuk mengingatmu Lalu sepercik kenagan mamantik bayangan itu untuk menyeruak
Indahnya kenangan yang lalu saat kita berlari memecah sunyinya semilir angin pantai
Andai kau tahu aku selalu mendamba hangat kasihmu Namun waktu terus berdetak seiring kedinginan di antar kita
51 SEBERKAS CAHAYA
Jennyfer
Cahaya dikemilau matamu senada dengan hatimu Akankah menjadi penerang dikala hatiku yang sendu Lalu jika tidak siapakah pemilik kemilau itu
Untuk ku atau kah untuknya
Masihkah ada sisa seberkas cahaya untuku Haruskah aku korbankan jiwa dan ragaku di meja ppersembahan
Orang-orang akan bertanya mengapa, apa, dan sebagainya
Orang akan melontarkan caci dan makinya kepada ku Dan aku mati hanya demi seberkas cahaya
52 SEMUSIM GUGUR
Jennyfer
Sendu di matamu yang layu Ungkapan isi hati yang rapuh
Menjelma menjadi daun di musim gugur
Angin menghembuskan helai daun mu dan meletakanmu di pangkuan bumi
Remah daun yang mulai mengering menyambut kehadiran mu
Nyantian mu tak lagi merdu
53 BIOGRAFI
Nirmala Sasanti, gadis yang lahir di Desa Kumbara Utama, Kec. Kerinci Kanan, Kab. Siak pada Tanggal 18 Desember 1997. Anak dari Bapak Parji dan Ibu Yuyun Yunarsih, sebagai anak ke dua dari tiga bersaudara.
Memulai pendidikan pada tingkat SD di SDN 005 Kumbara Utama (Lulus tahun 2009), melanjutkan ke SMPN 18 Siak (Lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke jenjang SMA di SMAN 15 Siak (Lulus tahun 2015). Kini sedang mengenyam pendidikan Program S1 di Universitas Riau Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Sejak duduk di bangku SMP sudah memiliki ketertarikan pada bidang Bahasa dan Sastra Indonesia, maka dari itu memilih jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada jenjang sekolah tinggi. Sempat mengikuti tes PMB di Universitas Negeri Padang pada tahun 2015, tes PMB UMJM UIN Sultan Syarif Qasim pada tahun 2015, hingga pada akhirnya mengikuti tes SBMPTN di Universitas Riau pada tahun yang sama dan lulus di jurusan yang diinginkan.
54 Gelas
Nirmala Sasanti
Pada gelas Kau tuang madu Pada hatiku Kau tuang rindu Begitu candu Menggebu
55 Pintu
Nirmala Sasanti
Jarak kau dan aku Hanyalah pintu Pintu doa Dan pintu restu
Bagiku, doaku terselip namamu
56 Tahun baru
Nirmala Sasanti
Apa yang berubah
Dari perpindahan tahun ini Bahwa engkau semakin jauh
Sementara kenangan semakin dekat Lihat pada langit
Yang dipenuhi kembang api yang meledak-ledak Di hatiku tetap saja sepi
Tahun lalu kau kucnta, Tahun ini masih sama
57 Doa Nirmala Sasanti Aku Kau Kita Aku berdoa
Atas nama hati yang patah Semoga dijauhakan Dari cinta yang salah
58 Hujan
Nirmala Sasanti
Hujan, tak melulu tentang kenangan Tetapi juga harapan
Semoga nanti kita dipertemukan Dalam sebuah ikatan
59 BIOGRAFI
Evia Firnadia, lahir pada tanggal 11 Oktober 1997 di Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Riau. Merupakan anak dari Bapak Usman.A.K, S.Pd. dan Ibu Siti Khotimah S.Pd. Terlahir sebagai putri ketiga dari tiga bersaudari.
Mengenyam pendidikan dimulai dari TK Pembina Kecamatan Bengkalis (lulus tahun 2003), SDN 01 Bengkalis (lulus tahun 2009), kemudian SMP 1 Bengkalis (lulus tahun 2012), dilanjutkan ke SMAN 2 Bengkalis (lulus tahun 2015), dan saat ini sedang mengenyam pendidikan S1 Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
60 Damba
Evia
Kau ombak dalam luasnya laut
Aku hanya sampah kecil di tepi pantai Ditiup angin hilang dibalik pasir Bagaimana bisa melawan langit
61 Tinggal
Evia Aku membangun rumah
Di dalam dirimu Kau pergi Merampas kunci, Membawa lampu,
dan denting waktu di dinding itu Dimana lagi harus kupijakkan kaki? Menutupi jejak langkah yang telah pergi?
62 Pada langit
Evia
Aku ingin menyapa langit Yang putihnya selembut kapas Aku ingin berbisik kepada langit Bila menjawabnya dengan getir ia sedang murka
Duka Lara Biarkan saja!
Aku tetap ingin memeluk langit
63 Pada Kalanya
Evia Saat senja tiba
Dia bukan lagi panas yang membakar segalanya Bukan lagi gelap yang mematikan dalam kebisuan Bukan angin yang membuat sendiku mati rasa
Bukan dingin yang membekukanku dengan kata-kata dusta
Ketika senjanya tiba Hangatnya menenangkan Peluknya menentramkan Bisiknya menyejukkan Ketika senja tiba
Pada bola matanya Pada hatinya Pada genggamnya
64 Kekasih Bulan
Evia
Mereka sepasang yang tak bisa berpasangan Sepasang yang tak bisa bertatapan
Sepasang yang tak bisa bergandengan
Dan sepasang yang tak bisa saling bertumpuan Karena dia matahari
Dan kekasihnya adalah bulan
Hanya bisa merasakan dibalik masa peralihan Hanya berjajar dikala gerhana merestui Dikirimkannya rindunya pada teras senja Dibisikkannya kata rindu dibalik awan hitam Ditangiskannya pilunya lewat butiran hujan Di kala itu, di masa itu
Karena dia matahari
Dan kekasihnya adalah bulan Karena mereka saling cinta Meski hanya teriring rasa
65 BIOGRAFI
Dhestriwan atau biasa dipanggil Iwan atau Tigor, oleh orang-orang disekitar. Sebagian teman memanggil Tigor, Karena itu adalah nama panggung DHESTRIWAN . Memiliki hobi bermain musik, taeater,dan sejenisnya yang berhubungan seni dan sastra. lahir di Duri, Provinsi Riau, Kabupaten Bengkalis, pada tanggal 31 Desember 1994 dari pasangan RoseMedi Simatupang & L.Panggabean. Anak ke empat dari lima
bersaudara,Mempunyai Kakak perempuan satu, kakak laki – laki dua, dan adik perempuan satu.
Pertama kali masuk sekolah di tahun 2001 – 2007 di SD Swasta YUDIKA kabupaten bengkalis, Duri, Riau. Kemudian setelah lulus melanjutkannya ke SMP YUDIKA dari tahun 2007-2010. Dan kemudian melanjutkan sekolah lagi ke SMA SWASTA PELITA Sumatera utara. Kemudian sekarang menjalani Sekolah tingkat tinggi di Universitas Riau, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program studi Bahasa Indonesia
66 Pohon
Iwan
Tumbuh di permukaan bumi bergoyag di landa angin Segar udara kau buat
Lewat oksigen utuh
Lewat ranting – ranting rapuh sanggup menahan beribu ribu lembar daun
batang yang menahan akar dahan menjaga ranting
akar mencari makan Pohon…
Kau menyelamatkan aku dari panas nya terik matahari Kaulah pemberi oksigen pada umat manusia
67 Alam
Iwan
Terbuka mata Cahaya pagi lewat jendela
Kayu rapuh Terbuka jendela Tertampak daun tertimpa uap
Tergambar pagi oenuh udara Kicauan indah terlontar ketelinga Sejuk angin halus menembus kulit Semangatku kau buat kembali
68 Awan
Iwan
Jauh pandangan mata terselimut oleh jagat raya
Beredar dimana – mana Penunjuk cerah suasana dunia Bertebaran di ujung langit putih indah
kusam warna – warni menawan indah bukan pujian bahkan buatan
seperti jiwa ingin memilikinya lembut dan menawan indah tak terkalahkan
69 Tarian laut
Iwan
Hempasa ombak menabrak karang Gemuruh air terhempas batu Kakiku tenggelam tertelan air Ombak menari tidak dia menangis
Lewat laut belajar hidup Berusaha menmbus laut Dengan kakintentang cerita tarian
70 Hujan
Iwan
Tik… tik … tik.. Suara tetesan hujan metintik Segumpul awan takberanjak pergi
Bukan hanya sebutir
Jutaan tetes terdengar lentik titik hujan Damai terasa tetes demi tetes Derai tetes hujan mendarat di sekujur tubuh
71 BIOGRAFI
Elvi Yana Barus, gadis yang lahir di Desa Lubuk Kembang Sari, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau. Pada tanggal 11 Mei 1997. Anak dari Bapak C.Barus dan Ibu Munasikah, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara.
Mengenyam pendidikan dimulai dari TK Al Hidayah desa Lubuk Kembang Sari (Lulus tahun 2003), SDN 008 Desa Lubuk Kembang Sari (Lulus tahun 2009), melanjutkan ke SMPN 3 Ukui (Lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke SMAN 1 Ukui (Lulus tahun 2015) dan melanjutkan pendidikan S1 program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
72 Nike
Elvi
dari sebuah bayangan timbullah beribu harapan
dari sebuah angan
timbullah keteguhan hati untuk meraih keinginan kini ku siap berkorban
berkorban untuk kemenangan dewi bersayap dewi kemenangan kau melukis kekuatan dari polos hatimu
beri aku mantra sakti mandraguna aku yang berharap akan fatamorgana
73 Nyai roro kidul
Elvi
sesaji selalu tersedia ditepi laut terbawa arus hingga ke tengah untukmu ratu berwajah cantik berambut panjang hingga ke pinggang
berseri gaun hijau yang sepadan
gemerlap mahkota terlihat indah nan menawan penguasa pantai selatan
ratu penguasa ombak ombak yang dasyat ombak yang tak pernah diam angin semilir terasa tak henti-hentinya
malam ini aku datang aku datang untuk memberi salam
74 Gaia (Terra)
Elvi
seorang ibu alam
tebarkan pesona di atas cakrawala menciptakan banyak pesona dikehidupan
pesonanya tak pernah padam mendapat sebuah kehormatan
kehormatan yang diberikan dari semua makhluk hidup
kicauan burung terdengar saling bersautan darah terasa berjalan lancar
kini malam berganti fajar cahaya pagi menembus cendela
sinar mentari bagaikan surya kulihat awan bak bunga melati desiran angin yang datang dari pegunungan
begitu indah rasanya keindahan alam terasa sempuarna
75 Herse
Elvi
pagi ini
aku melihat ribuan kabut yang dapat terbang bagaikan kumbang
memilih daun yang diinginkan memilih daun yang tercinta
aku ingin sepertinya
yang memiliki kesetiaan tuk kembali setiap pagi yang memberi gelora bagi setiap insan yang memberi kebahagian pada siapapun yang
76 Hades
Elvi
dunia bawah
bersama orang orang yang telah mati kau sering disebut dewa kematian
meskipun bukan
berada ditempat yang suram dan mengerikan tempat penyiksaan
77 BIOGRAFI
Khairil Fauzan pemuda yang lahir di Padang Tarap, Kampar pada tanggal 11 November 1996. Anak dari Bapak Sartunis dan Ibu Jaridah, sebagai anak ke Tiga dari empat bersaudara.
Mengenyam pendidikan dimulai dari SDN 014 Muara Jalai (lulus tahun 2009), melanjutkan ke SMPN 6 Muara Jalai (lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke jenjang SMAN 1 Kampar Utara (lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
78 IMPIAN
Fauzan
Doa saja yang bisa ku sematkan Ingat langkah saat rindu hidup
Anak main dengan kasih Nama indah pemberian tuhan
79 GANTIKAN DAKU
Fauzan
Fajar diufuk yang kian menghilang
Akan digantikan dengan mentari sebagian bilang indah Jingga tak disanka mulai datang
Rona wajah berharap tuhan kabulkan doa Isyrat memainkan peran ISTIRAHAT
80 AKSARA KITA
Fauzan
Mungkin kau lihat kami hanya sekumpulan orang bodoh kehabisan waktu
Ibarat kalian tong kosong nyaring bunyinya Lelah ini jangan kau pandang hina TOLONG
Enggan bertanya sesat dijalan katanya Akan tetapi kami bertanya
81 SESAL JUA
Fauzan
Malam jua yang pisah Aku jua yang kalah Rasa Jua yang kalah Iman jua yang ditanya
Aku jua yang salah Makin!
82 KABUL KIBUL
Fauzan
Kian sepi sunyi Hias angan juga sepi Orang bilang juga sepi
Dalam bilang AH Ingat jiwa perih Janji bukan bilang
Angan kembali HA HA HA
83 BIOGRAFI
Wirda Safitri, gadis kelahiran Batipuh, Sumatera Barat pada tanggal 15 Maret 20 thaun silam. Anak dari Bapak Syafriadi dan Ibu Nurhaida dan merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara. Mulai mengenyam pendidikan dari TK Islam Batipuh (lulus tahun 2003), dan melanjutkan ke SDN 22 Batipuh (lulus tahun 2009), kemudian SMPN 1 Batipuh (lulus tahun 2012), kemudian lanjut bersekolah di SMAN 1 Batipuh (lulus tahun 2015). Setelah tamat dari pendidikan wajib dua belas tahun, akhirnya memutuskan untuk merantau ke provinsi tetangga dengan tujuan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kini ia tengah duduk di bangku pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau.
84 Kematian
Wirda
aku menyangsikan kata
ketika merah kehitaman masih kupandang dalam asa ketika kuburan sudah membentang dialam mata
perlahan-lahan buram
semakin kelam
tiada cahaya padam
tangis pecah laksana awan yang dirundung hujan bersama penantian akan waktu yang pasti pada diri
dan kita akan pergi dari ini
85 Sajak pada Bis Tua
Wirda
hingar
bingar suara dalam kota melumpuhkan aksara yang sudah ku
ngiang dalam bis tua
ku ucap satu dua kata yang
kemarin terputus. tapi tertahan
lagi sebab berita narapidana kabur dari penjara. cerita apa ini?
kengerian macam apa yang sedang
dibuat oleh negeri ini sedang aku terpaku lagi dengan gelaran sajak kemarin sore pada lantai bis tua melegenda. menceritakan pulang tanpa duka cita
86 Bulan Ini Wirda bulan bulan ini menari dalam
ayunan langit malam yang syahdu. bulannya tak kan mati meski telah hilang dalam kabut awan. bulannya tak redup meski
hari kian gelap serta malam kian menyingkap
tabir hitamnya. ya, semakin malam semakin ketara saja
senyum sang bulan. sang bulan yang kian bersinar dalam
malam yang kian gempita. sang bulan semakin sumringah
dalam tarian awan. bulan ini menari dalam langit malam.
bulan ini menari dalam langit. bulan ini menari dalam. bu
87 Kembali Pada Tuhan
Wirda
Raganya ranap diantara puing neraca Setelah detak melemahkan jemarinya Setelah nyiur melambaikan perginya Ia Diam tak memecah raganya
Diam tak bersuara detaknya Diam tak bergeming aumnya
Ketika itu, ranumlah tangis dalam jiwa mereka Meratapi perginya ia . Pada tangan Tuhannya
88 Kalung Wirda ka lu ng k a l u n g lung ka lung ka aku mau ka lung
beli kan ku kalung dari emas murni yang paling mahal
89 BIOGRAFI
Ulfa Wahyuni, Lahir di Pekanbaru, 12 Agustus 1997, ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Anak dari Bapak Awaludin dan Ibu Sumiarni. Ketika berumur 5 tahun ia bersekolah di TK Fastabiqul Khairot Pekanbaru (2003), SD Negeri 010 Pekanbaru (2009), melanjutkan ke SMP Negeri 1 Siak Hulu (2012), kemudian melanjutkan ke jenjang SMK di SMK Neger 4 Pekanbaru (2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
90 Antara Aku dan Angin
Ulfa Wahyuni
Aku ceritakan lagi tentang angin Walaupun aku tahu tentang nya Atau kah aku akan setia pada nya ??
Lagi dan lagi Untuk pertama kalinya
Disetiap hariku aku menceritakan tentang dia Ingatlah angin
91 Sang Pencipta Segala Nya
Ulfa Wahyuni Membuka Cakrawala Untuk membuka lembaran baru
Harapan
Atas pemberian Tuhan Mengusik memburu nadi
Memberi petunjuk arah Amarah luruh Dari kejauhan sana terlihat
Aku yang berdosa
Lelah... ingin bersandar di pangkuanmu Tuhan Frustasi pikiran ini akan dosa dosa ini Ijinkan aku bicara kepada mu Tuhan..
92 Surat Untuk Ayah Ibu
Ulfa Wahyuni Rintisan hatiku Akan rindu nya ayah dan ibu Hampir setiap saat aku merindu mu
Mereka yang begitu berarti bagiku Andaikan mereka tahu.. tangisan hatiku Tiap petang dan malam aku sering memikirkan
Dan nyanyian merdu dari mu ibu.. Aku tak tahu lagi harus bagimana Nyanyian mu selalu terniyang ditelinga ku
93 Kegelisahan
Ulfa Wahyuni Hariku....
Engkau selalu hadir setiap harinya Rintikan...
Membuka lembaran baruku
Apa yang tak mungkin kau jadikan mungkin Namun apakah ini bisa?
Dengan goresan garis garis dan kata Engkaulah bagaikan debu yang di hembus
Ranting yang patah di hembus angisn Menatap masa depan yang di ujung asa
Aku menjadi manusia Namun tidak berbuat apa apa Saat kegelapan datang padaku Yang datang melanda kepadaku Akan kah derita ini datang padaku.. Hembusan angin yang bisa mengatakan nya
94 Tangisan Seorang Ibu
Ulfa Wahyuni
Titipan Tuhan yang diberikan pada Ribut mu yang selalu ku rindukan
Ingin aku memeluk mu Saat aku melihat mu dihapan ku
Namun hanya dalam mimpiku Andaikan roda bisa berputar kembali Sampai saat ini aku ingin melihatmu dari kejuhan
Engkau Anak ku..
Nyanyian untuk mu setiap malam Tiap kau selalu disampingku
Itu lah yang aku rasakan Andai saja
Detik ini Engkau hadir disini Walaupun hanya sebentar Itulah obatku kerinduanku padamu
95 BIOGRAFI
Yuliani anggola, gadis yang lahir di kota Pekanbaru, Kec. Bukit Raya, Riau pada tanggal 11 Juli 1997. Anak dari Bapak Hairuman dan Ibu Afrida, sebagai anak keempat dari enam
bersaudara.Mengenyam pendidikan dimulai dari TK Nurul Iman Pekanbaru (lulus tahun 2003), SDN 009 Kec. Bukit Raya (lulus tahun 2009), melanjutkan ke SMP PGRI Pekanbaru (lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke jenjang SMA di SMA N 10
Pekanbaru (lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
96 Kekagumanku
Yuliani Anggola
Kebanggan ku terhadap ciptaannya Batu-batu yang ditaburkan
Begitu megah begitu gagah
Rasa bangga yang selalu hidup ketika bergerak Menjadikan engkau sebagai primadona
Laksana pahlawan di medan pertempuran Bentukmu gagah berani
97 Akhir
Yuliani Anggola
Tuan bukan lagi dengan dia Bersama tuan aku disini Mengukir sejarah antara cinta Mengukir sejarah bersama luka
Pertemuan yang pertama telah terselenggara Meminta diri bertemu sang pencipta
Ajal yang datang menjemput
Membuat diri meneruskan tugas yang harus dijalani Hingga kini
98 Isyarat kasih
Yuliani Anggola
Tidak semua dua pasang cinta
Bisa saling merangkul cinta yang ada Tidak semuanya selalu bersama Menyatukan niat cinta
Air mata dalam tangis yang kau berikan Yang ditinggalkan kenangan
Mengisyaratkan diri dengan air mata Hanya kesedihan wajah
99 Kesanggupan
Yuliani Anggola Bintang
Kilauan yang terlihat
Saat malam membuat kekacauan
Rindu, menghancurkan kebanggan ku kepada bulan Kerinduanku menerima segala iba
Dan duka maha mengharap segalanya Ketika dunia menjadi kejam tanpa iba
Merayap, merangkak, tak ada kehirauan di hatinya Pabila semua menjelma
Melupakan kenangan yang ada Seketika aku bernostalgia Mengingat legenda Ramayana Melumpuhkan, ingatkan, lupakan
100 Mengharap nyata
Yuliani Anggola Jika aku berharap
Aku ingin engkau seperti dewa Poseidon Dewa penguasa laut
Sebagaimana kau pernah ada disini Bukan manusia bisa menjadi dewa Menikmati hari bersama jiwa Menguasai lautan bersama dunia
Dengan kepercayaan kau ubah segalanya Tak akan habis aku meminta
Sampai dewa jadikan nyata Hubungan indah ciptakan luka Hingga jatuh tanpa darah
101 BIOGRAFI
Diana Stuti, gadis yang lahir di Pekanbaru, Riau pada 17 Maret 1997. Anak dari Bapak Suwardi dan Ibu Agustati dan merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara.
Mulai mengenyam pendidikan dari TK Asy-Syakirin Pekanbaru (lulus tahun 2002), dan melanjutkan ke SDN 029 Pekanbaru (lulus tahun 2008), kemudian SMPN 17 Pekanbaru (lulus tahun 2011), kemudian lanjut bersekolah di SMK ABDURRAB Pekanbaru dengan jurusan Analis Kesehatan atau dengan nama lain Ahli Teknologi Laboratorium Medik (lulus tahun 2014). Setelah tamat dari jenjang sekolah, kemudian lanjut bekerja di Laboratorium Kesehatan Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru. Pada tahun 2015 memilih jalur nonmedis dan memutuskan untuk menempuh pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
102 Aku Saja
Diana
Angan ku terkadang kelu, senyum bahagia Niat ku tak banyak hanya satu, pada diri-Nya Aku dan masalah? Kenang saja, tenang saja
103 Aib
Diana
Diam kecut enusuk luka Ia menyudut menutup muka Ahahaha
Nama telah malu, nama telah malu Ahahaha, konyol.
104 Dinding
Diana Dinding...
Izinkan aku mendengar katanya, dinding Aku tersulut panas dirinya, dinding
Nalar mengacak mendobrak ucapnya, dinding Apa katanya? Buka dinding!
Suarakan! Bisik padaku jangan membisu Utarakan, agar aku tak mati terjerat penasaran Tak bisakah kau bicara dinding?
105 Dada
Diana
Sayup mata menatap pilu
Tutup saja, jika sulit bagimu terbuka Untai doa akan merantai semesta Tenun kainmu sudah siap kiranya Ini pintumu, pulanglah. Dada.
106 Baju Baru
Diana
Dimana aku bisa bersujud? Ini, itu, di sana, di situ, kotor! Aku rindu, ingin bertaubat Aku ingin berbaju baru
Apa putih? Mungkin seperti tulang Sudi kau berubah denganku? Tidak kurasa,
Ucapku tidak berulang untukmu Tidak, sebab aku ingin berbaju baru Ingat aku, terkhusus pada doa mu
107 BIOGRAFI
Devi Winda Rini Simanungkalit, seorang wanita yang lahir pada 04 April 1997. Wanita ini lahir di sebuah provinsi bernama Riau tepatnya di Kecamatan Bukit Raya, Kelurahan Tangkerang Selatan, Kota Pekanbaru. Perempuan yang biasa dipanggil Devi atau Winda ini adalah anak dari Bapak P. Simanungkalit dan Ibu L. Simanjuntak. Winda merupakan anak pertama dari lima bersaudara.
Wanita muda ini mulai mengawali pendidikannya di jenjang sekolah dasar di SD Negeri 022 Tampan dan lulus pada tahun 2009. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke SMP Negeri 20 Pekanbaru dan lulus pada tahun 2012. Setelah itu melanjutkan kembali pendidikannya di SMA Negeri 2 Tambang dan meluluskannya pada tahun 2015. Tak hanya sampai di sana kini Ia melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas ternama di Riau, pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, FKIP Universitas Riau.
108 Nanti
Devi
Yakinlah!
Aku juga tak yakin Yakinlah!
Hah sudahlah Ya aku yakin!
Rasamu itu teramat dalam Aku juga tahu itu
Hanya saja aku diam Memukau ku dirinya Aku pun tahu itu
Dirinya membuatmu gila Nanti kau tau sendiri Ingat saja waktu itu
109 Ombak penghapus perih
Devi
Bagai senja menyapa pantai Ombak berlari menghampiri Bagai mentari menyapa pagi Irisan cahaya mulai berlari
Galeri rasa mulai memadu Luapan emosi yang terjatuh Ombak-ombak mulai menari Variasi rasa yang terpadu Endapan rasa tiupan hati Ruang waktu memadu satu Ikut menari dalam syahdu Dilema menari mengambil alih Ombak datang menghapus perih
110 Nada Asa dalam Rindu
Devi
Masa datang dalam buaian Angan berlayar dalam pujian Waktu bukan kepastian Asa satu dalam tujuan Riwayat hidup dalam bagian
Risau hati bertabur rindu Usang sudah angan ditabu Memudar sudah kata di baku Ingatan hilang ditelan waktu Nada ditangga memadu satu Tunggu menunggu di asa baru Angan kembali menjadi rindu Nada sang asa kembali di padu Guratan nadi meraih rindu
111 Tarian asa
Devi
Figura terpajang dalam barisan melodi Rangkaian nada memadu satu
Asa menari ikut melodi Nyanyian nada mengiring tari Saling menguatkan merajut asa Impian tinggi bersama mentari Sang asa menari seri
Kekuatan dalam hati Akan ku raih dikau nanti
112 BIOGRAFI
Fitia Nugrah Wati, gadis yang lahir di kota Duri, kec.
Mandau, kab. Bengkali, Pada tanggal 12 Februari 1997. Anak dari Bapak Syakril dan Ibu Yulfia riza, sebagai anak pertama dari empat bersaudara. Ia mengenyam pendidikan dimulai dari TK Darul Hidayah (2003), SDN 32 Balai makam (2009), melanjutkan ke SMPN 9 Mandau (2012), kemudian melanjutkan ke jenjang SMAN 3 Mandau (2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Indonesia FKIP Universitas Riau.
113 LANGIT Fitia Langitku Cerah Langitku Mendu ng Gelap Gelap Kelam
114 BAJU
Fitia
Baju dari
Indah baru ibu
Buatan yang
Ibu ku
Untuk sukai
Aku di
115 LAMPU Fitia Terang Lampu dan Bundar indah Menerangi Malam Gelap
116 JENDELA
Fitia
Kubuka dan kulihat
Di jendela langit
Sore indah yang
117 SARI Fitia I N D A H T Y U A H NG A N S A R I CIPTAKAN
118 BIOGRAFI
Nurul Huda Lestari, lahir di Kota Pekanbaru pada 5 Mei 1997. Merupakan anak tunggal dari pasangan Tn. Efendi dan Ny. Endang Haryati. Ia menganyam pendidikan dimulai dari TK An Namiroh (lulus 2009), lalu SDN 016 Pekanbaru (lulus 2009), melanjutkan pendidikan ke jenjang SMPN 20 Pekanbaru (lulus 2012) dan SMAN 12 Pekanbaru (lulus 2015), dan sekarag sedang menimba ilmu di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
119 Sarapan Nurul hhmm hhm hm h m . . . . . aroma ini ……… kopi? ini rumah! ada ibuku! ah! ternyata mimpi.
120 Kau Nurul berapabanyaksenjayangkauperlukanuntukabaijug abungkam ? o ? d ? o ? haruskahmenjadistasiunkeretadiibukotayangbisin glaluhening?
121 Pesawat Nurul Suatu Malam Tiga puluh delapan ribu kaki. Di antara awan malam, dalam benda yang orang sebut pesawat, aku pulang, Ibu.
122 Kapal Nurul Pekat Angin di atas kapal,
Seolah menampar tubuh.
Berkata ia padaku, Serpihan kaca akan berlalu seperti angin di bulan Agustus.
123 Cinta
Nurul
Pada satu musim kemarau, tanah tandus menjelma kertas,
a
a t i k a u
124 BIOGRAFI
Mustika Ramadhani, gadis yang lahir di Kel. Pangkalan Sesai, Kec. Dumai Barat, Kota Dumai, Riau pada tanggal 21 Januari 1996. Anak dari Bapak Muchtar dan Ibu Maryati, sebagai anak ketiga dari lima bersaudara.
Ia mengenyam pendidikan dimulai dari TK Al-Ikhlas (lulus tahun 2002), SDN 003 Pkl. Sesai (lulus tahun 2008), melanjutkan ke SMPN 4 Dumai (lulus tahun 2011), kemudian melanjutkan ke jenjang SMA di SMAN Binaan Khusus Kota Dumai (lulus tahun 2014), dan melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
125 Sang Garuda
Mustika
Agustus datang tujuh belas hari yang lalu Dengan kobaran semangat yang membara
Tubuhnya kuyub diguyur keringat Tangis mengering seakan semua peluh tercurah
Menyisakan bau kenangan masa penjajah Malam ini ia mengunjungi isi kepalamu
Menagih puisi tentang kemerdekaan “besok hari kemerdekaan, mana puisimu” katanya
Puisiku berteriak, Tegakkan kaki garuda Busungkan kembali dada
Kini takkan ku biarkan garuda terguling Garudaku bukanlah sekedar hiasan dinding Melainkan lambang bangsa yang tak boleh terasing
126 Putri Mayang Sari
Mustika
Kepada, adinda Mayang Sari
Bau yang tak pernah ingin kau hirup adalah aku Mungkin tak pantas kudapatkan sesak dalam parumu –
menjelma tolak Wahai adinda,
Pahit yang tak pernah ingin kau rasa adalah aku Mustahil merupa manis, menikmati saja segera kau
ludah Adinda,
Sihir apakah gerangan yang kau ciptakan saat tatap pertama?
127 Sumpah Pemuda
Mustika
Bukan sekedar kata-kata dalam bualan kosong Para pemuda bersumpah tiga janji suci
Segenap juang yang mereka tepati Orasi bebas ekspresi, Sumpahmu sumpah kami juga
Yang ingin terbebas dari belenggu sengsara jajahan Teriakannya menular
128 Kotak Pandora
Mustika
Pandora
Hadir tersebab cinta tak kesampaian Yang diamini berkahnya dewa-dewi
Makhluk apakah kau, Pandora? Yang membuat zues memberimu kehidupan
Pun kotak rahasia penuh misteri Pandora,
Ingatlah kotak dalam genggammu tak sekedar kotak biasa
Kau hanya diizinkan untuk menjaganya Jangan sekalipun berusaha mencari tahu Atau akan kau peluk sesal seumur hidupmu
129 Topeng Birokrat Negeri
Mustika
Opini hidup adalah kebahagiaan Bagiku hanyalah pengkhianatan Topeng antik memegang peran
Yang lain penonton bayaran Menerbangkan beribu harapan
Menjatuhkan tanpa perasaan Drama bergulir bak ombak lautan Tak satu pun ekspetasi terealisasikan
Ketika semua menjadi pertanyaan Yang berdiri paling depan hanya alas an
130 BIOGRAFI
Atiqoh Rosari Amri, lahir di Minas , Kabupaten Siak Sri Indrapura 8 Desember 1996. Anak dari Bapak Khairul Amri dan Ibu Medawati. Ia Adalah anak ke empat dari tujuh bersaudara.
Ia Mengawali pendidikan di Taman kanak-kanak di TK Islam Darul Hikmah Pekanbaru (lulus tahun 2003), melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri 031 Pekanbaru (lulus tahun 2009), kemudian melanjutkan Pendidikan Menengah pertama di SMP Negeri 13 Pekanbaru (lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 4 Pekanbaru(lulus tahun 2015), dan melanjutkan pendidikan S1 Di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jurusan Bahasa dan Seni, FKIP, Universitas Riau.
131 Belahan Jiwa
Atiqoh
Di kala hujan
Sehabis rintik gerimis Di senja hari itu Kilat yang terang
Secerah indah mata sayumu
Sekuat guntur halilintar berdetak jantung hatiku Deras air
Jatuh mengucur mengalir ke dalam relung jiwaku Seketika ia reda
Seketika pula ia tak reda Deras
Sederas harap yang tersimpan di dalam kata yang tak terangkai
Pula tak kunjung tersampai Deras
Sederas rasa yang tersimpan di dalam hati yang tak terpatri
Pula tak kunjung menemui Akankah menjadi satu Terbelah hingga
132 Bersama Atiqoh Diam Terdiam Terpaku Termangu Dan membisu Dulu
Kita menari di bawah derasnya air hujan
Kita tertawa di atas sedih dan sakit yang kita rasakan Kita bercerita di gelap kata dan hampanya dunia yang menyedihkan
Kita berpelukan di panas dan dinginnya semua tatapan dan ucapan
Dulu kita berjalan bersama menitih rintangan dan menghadang berbagai cobaan
Meski Sakit Lelah Resah Dan
Air mata tak kita hiraukan Dulu
Sebelum kini Dulu
Sebelum dulu menjadi kini Harap
133 Dalam harap
Dalam ingin Dalam angan Tak kau ucap
Di matamu ada tawa Di tawamu ada luka Di lukamu ada duka
Di duka mu akankah ada bahagia? Jemari tanganmu yang tak lagi mulus Masih kulihat kucur air mengalir Tapak kaki yang tak sekuat dulu
Masih kulihat jauhnya perjalan hidup yang kau hadapi Sedih resah dan gelisah
Sulit Sakit dan pahit Duka luka dan air mata Pernah ada di dalam dada Ya ya yahhhh
134 Perpisahan
Atiqoh
Titik belum tentu menjadi akhir Gelap pun tak selalu malam Rintik air pula tak mesti hujan
Air mata tak harus menjadi kesedihan Perpisahan pula tak selamanya memisahkan Seperti kata yang tak harus diucapkan Rasa pula tak mesti disampaikan
Seperti malam yang tak mesti berbintang Rasa pula tak harus dikembalikan
Hahahaha Hahaha Haha Ha H
135 Pulang
Atiqoh
Saat lelah menghampiri Resah menyelimuti Gelisah merasuki
Sedihpun tak dapat dihindari
Maka hanya pada-Nyalah kita berserah diri Kemanapun berlayar mestilah harus menepi Kemanapun berjalan mestilah harus berhenti Kemanapun pergi mestilah tau kembali Pergi untuk kembali
136 BIOGRAFI
Kartika Sarah Difa lahir di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan pada tanggal 15 Maret 1997. Anak dari Bapak Muhammad Faizal dan Ibu Dian Candra Kirana, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Mengawali pendidikan di TK An-nur Pekanbaru (lulus tahun 2003), SDN 005 Lima Puluh Pekanbaru (lulus tahun 2009), melanjutkan ke jenjang pendidikan SMPN 16 Pekanbaru (lulus tahun 2012), kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru (lulus tahun 2015), dan melanjutkan jenjang pendidikan S1 Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau.
137 Piring
Sarah
Pedih rasanya dihati Bahkan sulit untuk diobati Piring yang dulunya mulus
Kini terhempas hingga bercerai-berai
Setiap serpihannya meninggalkan luka mendalam Seperti hati tersakiti
138 Pintu
Sarah Bisa dibuka Bisa ditutup Dan bisa dikunci Itulah... Pintu
Berharap seseorang datang dari balik pintu itu Ketika terdengar suara ketukan
139 Hujan
Sarah Hujan...
Tetaplah engkau disisiku Hujan...
Janganlah engkau pergi Hujan...
Menangislah engkau sekencang-kencangnya Ketika melihatmu...
Terpancar keindahan tapi juga kesedihan Entah mengapa...
140 Cermin
Sarah
Tiap melihatmu
Terpancar kesedihan dan kebahagiaan diriku Hanya engkaulah yang tahu
Engkaulah yang tahu bagaimana keadaanku Terimakasih selalu mengertiku
141 Kasur
Sarah
Ketika diatasnya
Diri ini seakan tidak bisa bergerak lagi Tapi...
Disaat menginjaknya Ia tidak pernah marah Tidak pernah mengeluh Andaikan engkau hidup
142 Sedih
Sarah
Diri ini tidak bisa berkata lagi
Ketika keluarga, benda kesayangan, bahkan teman Pergi begitu cepat
Sungguh hati ini tidak bisa ditahan lagi Tetesan air mata jatuh begitu saja
143 BIOGRAFI
Alya Surya Novriani, gadis yang lahir di Kota Pekanbaru, Riau pada tanggal 3 November 1997. Anak dari Bapak Suryono dan Ibu Sri Suryati, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara.
Ia mengenyam pendidikan dimulai dari TK Al-Hidayah Kec.Tampan, Pekanbaru, Riau (lulus tahun 2003), SDN 016 Kec.Senapelan, Pekanbaru (lulus tahun 2009), melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 12 Pekanbaru (lulus tahun 2012), dan melanjutkan pendidikan ke SMA SERIRAMA PEKANBARU (lulus tahun 2015). Saat ini dia melanjutkan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Riau.
144 Takkan Berhenti
Alya
Sempurna ? tidak. Kuat ? harus! Aku pernah berdiri Lalu terjatuh
Aku pernah berjalan Aku terjatuh lagi Aku pernah berlari Namun aku terjatuh lagi
Tak hanya sekali untuk menjadi sempurna Tak hanya sekali untuk menjadi kuat Jutaan luka itulah yang akan membuat kau Berdiri dengan kokoh
Berjalan dengan tegap Berlari dengan kencang
Tak perlu mendengarkan mereka
Yang hanya bisa menjatuhkan orang lain Tetapi mereka sendiri takkan sanggup untuk berlari