• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAJANG 3 KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBELAJARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAJANG 3 KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MAKALAH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAJANG 3 KABUPATEN GARUT

TAHUN AJARAN 2011/2012

MAKALAH

Oleh

MIRA PRATIWI NIM. 10.21.0986

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012

(2)

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAJANG 3 KABUPATEN GARUT

TAHUN AJARAN 2011/2012

MIRA PRATIWI NIM. 10.21.0986

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

Siliwangi Bandung 2012

ABSTRAK

Penelitian yang penulis lakukan berjudul " PEMBELAJARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MEMORIZER (Studi Kasus Pada Siswa Kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Pelajaran 2011/2012)." Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya kemampuan berpidato dengan metode memorizer. Kesulitan yang dialaini dalam berpidato dengan metode memorizer. Dalam penelitian ini penulis menimuskan masalah, yaitu (1) Bagaimanakah kemampuan berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012, (2) Kesulitan apa yang dialaimi dalam berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012?

Tujuan yang diharapkan adalah untuk mengetahui kemampuan berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012, juga untuk mengetahui kesulitan yang dialami dalam berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012.

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode obsevasi. Hal ini dilakukan karena, penulis memandang bahwa metode ini dapat inembanru dalam memecahkan masalah yang akan diteliti sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah pemberian tugas untuk menghafal teks pidato selama dua minggu hal ini dilakukan supaya siswa dapat termotivasi dan mendapat dukungan serta bimbingan dari orang tuanya.

Populasi penelitian yang penulis gunakan adalah semua siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa. Mengingat penelitiannya dilakukan dalam satu kelas maka penulis dalam penelitian ini menggunakan populasi sampel penuh.

Berdasarkan hasil pembahasan yang penulis iakukan, penulis menarik simpulan sebagai berikut: (1) siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 dalam berpidato dengan menggunakan rnetode memorizer belum baik. Karena berdasarkan hasil analisis persentase keseluruhan yang diperoleh siswa mencapai 47.6%. (2) siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 kemampuan menggunakan intonasi dalam berpidato dengan metode memorizer masih kesulitan. Karena berdasarkan hasil analisis persentase mencapai rata-rata 47.7%.

Dari nilai keseluruhan yang diperoleh siswa, yaitu dari segi vokal mencapai 47.9 %, dari segi konsonan mencapai 47.3 %, dari segi tekanan mencapai 47.8 %, dari segi nada irama mencapai 47.6 %, dan dari segi kelancaran mencapai 47.9 %.

Siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012masih perlu latihan dan bimbingan dari guru dalam berpidato dengan menggunakan metode memorizer.

Kata kunci : Pidato/Memorizer

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling baik dalam kehidupan bermasyarakat dalam artian bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau perasaan. Maka bahasa dalam kehidupan sehari-hari sangat penting karena bahasa tidak saja membuat pendengar melakukan sesuatu, tetapi dengan bahasa pendengar dapat melakukan kegiatan yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara.

Oleh karena itu, bahasa sangat diperlukan mengingat bahwa manusia mempakan makhluk sosial yang tidak akan lepas dari hubungan berkomunikasi dengan sesamanya. Keraf (1989:4) mengemukakan,

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan seluruh perumusan maksud kata, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerjasama, dengan sesama warga, la mengatur berbagai macam aktivitas

(3)

kemasysrakatan merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. la juga memungkinkan manusia menganalisa masa lampaunya untuk memetik hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan datang.

Keefektifan komunikasi melalui bahasa akan ditentukan apabila kita menguasai keterampilan berbahasa. "Seseorang yang belum mahir mempergunakan bahasa akan menemukan kesulitan-kesulitan, karena apa yang dipikirkan atau yang dimaksud tidak akan sempurna dilahirkan kepada orang lain." (Keraf 1989:7).

Jadi untuk menyampaikan suatu gagasan, konsep, atau perasaan yang akan disampaikan kepada orang lain kita haras terampil dalam menggunakan bahasa dengan bahasalah kita akan lebih mudah untuk menyarapaikan apa yang akan kita sampaikan terhadap orang lain.

Seseorang pemimpin, seorang ahli, seorang guru, seorang mahasiswa hendaknya memiliki keterampilan berbahasa karena seseorang yang belum mahir mempergunakan bahasa akan menemukan kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Di samping kita harus memiliki keterampilan berbahasa kita juga harus terampil dalam berbicara dalam hal ini pidato, karena pidato merupakan penyampaian dan penenaman pikiran, informasi atau gagasan dari pembicara kepada khalayak ramai. Seseorang yang berpidato dengan baik akan mampu meyakinkan pendengar untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi, gagasan atau pesan yang disampaikannya, Kalau kita ingin terampil berpidato kita juga harus terampil dalam berbahasa, karena orang yang terampil dalam berbahasa belum tentu terampil dalam berbicara atau pidato. Jadi keterampilan berbahasa sangat erat kaitannya dengan keterampilan berbicara atau pidato.

Kemampuan berpidato sangat penting untuk dimiliki semua siswa. Pidato merupakan faktor utama untuk menumbuhkan kreativitas siswa dalam menyampaikan pendapat, gagasan, dan informasi yang diperoleh siswa untuk disampaikan kepada orang lain.

Orang yang telah menyelesaikan pendidikannya baik pendidikan formal atau informal, akan dituntut untuk memiliki keterampilan terutama pidato apalagi jika orang tersebut menjadi seorang pemimpin di lingkungan masyarakat atau di lingkungan organisasi. Maka mereka lebih mengupayakan supaya pidatonya lebih baik dan dapat menarik minat massa yang cukup banyak, di samping itu mereka dapat meyakinkan orang lain terhadap pola pikirnya baik itu pendapat, gagasan, atau idenya.

KAJIAN TEORI DAN METODE

Landasan Pidato dengan Standar Kompetensi Lulusan

Pembelajaran bahasa Indonesia dalam berpidato untok siswa kelas V diarahkan untuk meningkatkan kemmpuan dalam berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga siswa dapat mengemukakan gagasan dan perasaannya dalam menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya, Dalam standar kompetensi lulusan dan standar isi dalam tnata pelajaran bahasa Indonesia untuk sekolah dasar (2007:12) mengemukakan,

Berbicara. Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan sederhana, wawancara, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi peristiwa dan benda disekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk dongeng, pantun, drama dan puisi. Jadi untuk pembelajaran pidato bagi siswa kelas V harus dilaksanakan oleh semua guru yang mengajar di sekolali dasar khususnva di kelas V dan hal ini sesuai dengan apa yang dituangkan dalam standar kompetensi lulusan.

Keterampilan Berbahasa

Meskipun secara alamiah orang dapat berbicara belum tentu setiap orang mampu berpidato. Berbicara dalam situasi formal tidak semudah yang dibayangkan orang apalagi untuk siswa SD yang belum pernah belajar berpidato.

Karena pidato ini bersifat formal di samping memerlukan persiapan dan keterampitan berbahasa, dalam berpidato juga ada yang harus diperhatikan yaitu dari segi kemampuan berbahasa karena pidato merupakan komunikasi dua arah sehingga memerlukan bahasa yang runtut, dan tidak berbelit-belit. Maksudnya orang yang berpidato dari pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain harus tersusun dengan bahasa yang baik, bahkan ada kalanya seorang yang berpidato pembicaraannya terutama dari segi bahasa ada yang berbelit-belit, sehingga orang yang mendengarnya pun merasa kesulitan dalam mencari pokok pembicaraan yang dibicarakan oleh seorang pembicara.

Menurat Sabarti Akhadiah, 1983 (Mukti & Arsjad) "Pada hakikatnya kekurangan bahasa itu bersumber pada manusia yang tidak terlepas dari unsur emotif dan afektif." Dalam hal ini kemampuan berbahasa oleh setiap orang yang akan melaksanakan pidato harus diperhatikan, tanpa ditunjang dengan bahasa yang baik maka pidato tidak akan berjalan dengan apa yang diinginkan oleh seorang pembicara Keraf (1989:4) mengemukakan,

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan seluruh perutnusan maksud kata, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita

(4)

menciptakan kerjasama, dengan sesama warga. la mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. la juga memungkinkan manusia menganalisa masa lampaunya untuk memetik hasil yang berguna bagi masa kini dan masa yang akan datang. Keterampilan Berbicara

Dalam berpidato keterampilan berbicara sangat penting dimiliki oleh setiap pembicara. Sukses tidaknya seorang pembicara tergantung pada kemampuannya dalam berbicara. Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk rnengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung tatap muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka mimik pembicara.

Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi agar pembicara dapat menyampaikan informasi dengan efektif oleh karena itu setiap pembicara terlebih dahulu harus menguasai isi pembicaraannya dan bagaimana mengemukakannya, hal ini menyangkut masalah bahasa dan pengucapan bunyi-bunyi bahasa seperti artikulasi, yaitu bagaimana posisi alat bicara, seperti lidah, gigi, bibir, dan langit-langit pada waktu pembicara membentuk bunyi, baik vokal maupun konsonan.

Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara harus memperlihatkan keberanian, kegairahan, berbicara dengan jelas, dan tepat. Pendengar akan lebih tertarik dan senang kalau pembicara berbicara dengan jelas.

Kemampuan Menulis

Tarigan, (1985:1) menyatakan, "Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu." Jadi jelas penulis dapat simpulkan untuk melahirkan sebuah ide, gagasan, pikiran, dan perasaan dalam bentuk lambang-lambang yang dihasilkan oleh setiap orang dengan adanya kemampuan menulis, apabila orang lain dapat membaca lambang-lambang dan mampu memahami apa yang ditulis oleh penulisnya.

Begitu juga dengan kemampuan berbicara tidak hanya mempunyai hubungan timbal balik dengan kemampuan mendengarkan, tetapi juga berhubungan dengan kemampuan menulis dsn membaca karena sebelum orang berbicara pada umumnya memerlukan persiapan menulis dan membaca baik itu untuk mempersiapkan pidato, diskusi, atau seminar.

Dengan demikian menulis juga harus dapat dikuasai oleh seorang yang akan berpidato baik dari segi

penyusunan kalimat, tanda baca, dan bahasa yang akan dijadikan sebuah pembicaraan dalam menyusun pidato. Kemampuan Berpidato

Pada hakekatnya setiap orang mempunyai keinginan untuk menyampaikan pengalamannya, pengetahuan, dan pendapatnya untuk disampaikan kepada khalayak ramai salah satunya dengan berpidato, karena pidato merupakan suatu berbicara untuk mempengaruhi orang lain tanpa adanya kemampuan berpidato maka orang yang akan menyampaikan suatu gagasan atau pendapatnya tidak mungkin gagasan atau pendapatnya dapat diterima oleh orang yang medengarkannya karena ketidak jelasan dalam menyampaikan pidatonya,

Setiap orang belum tentu mampu untuk berpidato, meskipun secara alamiah orang dapat berbicara. Dalam buku Retorika (My, 1994 : 25) "Qui ascendit sine labore discendit sine honors," (Clearo dama de Oratore). "Barang siapa yang naik ke mimbar tanpa persiapan, ia akan turun tanpa kehormatan." Jadi jelas bahwa berpidato memerlukan persiapan, sebelum orang melaksanakan pidatonya Orang yang pandai sekalipun kalau ingin lebih baik dalam berpidatonya harus lebih mempersiapkan diri apalagi jika orang tersebut belum berpengalaman dalam hal berpidato,

Dalam berpidato kapan saja dimana saja resmi atau tidak resmi sekalipun hendaknya sebelum melaksanakan pidato harus selalu mempersiapkan diri semaksimal mungkin, karena belum menjadi jaminan bagi setiap orang pintar dapat berpidato dengan baik tanpa adanya sebuah persiapan terlebih dahulu.

Untuk mencapai tujuan dalam berpidato dan supaya dapat diterima oleh orang lain atau pendengar, sebelum tampil berpidato perlu latihan dan persiapan semaksimal mungkin.

Metode Penelitian

Karena penulis menganalisis kemampuan berpidato siswa kelas V dengan metode mengingat dan yang menjadi kesulitan siswa dalam berpidato, maka penelitian ini bersipat kualitatif dalam pendekatan observasi langsung terhadap siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut secara perseorangan dilihat dari segi kemampuan berpidato dan kesulitan yatig dialami siswa dalam berpidato dengan metode mengingat.

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode observasi. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh Arikunto, (2006: 156).

Dalam pengertian psikologis, observasi atau yang disebut pula pengamatan, meliputi kegiatan permuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi pengobservasian dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Didalam artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.

(5)

Jadi kesimpulan penulis, dalam penelitian ini sangat tepat menggunakan metode observasi untuk mengetahui kemampuan berpidato siswa dengan metode mengingat.

Teknik Penelitian

Penelitian Pidato ini bersipat kualitatif dengan cara observasi langsung. Sejauh mana kemampuan siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut dalam belajar berpidato secara perseorangan dan kesulitan apa yang dialami siswa dalam berpidato dengan menggunakan metode mengingat.

Dalam teknik penelitian yang dilakukan untuk mengobservasi siswa dalam berpidato, penulis dalam teknik penelitian ini menggunakan teknik tes dengan menggunakan rekaman suara.

Sedangkan untuk kajian teori dalam penelitian ini, peaulis mengambil beberapa sumber kajian diantaranya: kajian pustaka, dari beberapa buku sumber yang mendukung terhadap penelitian ini. Salah satunya yang berjudul "Saya Ingin Mahir Berbahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas VI” (Trimansyah, 2004:52) dan buku-buku penunjang lainnya yang berhubungan dengan kegiatan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan Data Hasil Penelitian

Sesuai dengan judul skripsi, penulis hanya menganalisis kemampuan berpidaro siswa dengan metode memorizer dan penyebab kesulitan siswa dalam berpidato. adapun aspek-aspek yang penulis analisis adalah sebagai berikut:

1. Kemapuan siswa dalam berpidato yang berhubungan dengan penggunaan dan segi vokal, konsonan. tekanan, nada/irama, dan kelancaran pidato.

2. Penyebab kesulitan-kesulitan siswa dalam berpidato dilihat dan hal yang dianalisis oleh penulis seperti, vokal. konsonan. tekanan, nada/irama, dan kelancaran berpidato dan jumlah keseluruhan hasil rata-rata yang diperoleh seluruh siswa.

Hasil analisis dan setiap pidato siswa. penulis akan uraikan sebagai berikut:

1. Abdul Tasdik dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai

=

5

2. Santika dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai

=

5

3. Tita dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai

=

25

4. Aceng Niptah dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 276

55

5

276

=

5. Asep dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 303

61

5

303

=

6. Ade Rosadi dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 305

61

5

305

=

7. Abdul Roni dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 292

58

5

292

=

8. Ade Ansori dalam keiiiampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 305

61

5

305

=

9. Dede Solehah dalam kemampuan berpidato mempeioleh jumlah nilai 305

61

5

305

=

10. Dayu Permana dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 300

60

5

300

=

Hasil Analisis Data

Setelah penulis menganalisis 25 siswa SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2009-2000 hasilnya adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berpidato dengan menggunakan metode memorizer menghasilkan nilai keseluruhan adalah 1191 .

2. Kesulitan yang dialami dalam berpidato dengan metode memorizer menghasilkan nilai sebagai berikut;

a. vokal dengan jumlah nilai 1198, b. konsosnan dengan jumlah nilai 1183, c. tekanan dengan jumlah nilai 1 195, d. nada/irama dengan jumlah nilai 1189, e. kelancaran dengan jumlah nilai 1197.

Hasil dari setiap komponen adalah sebagai berikut,

1. Kemampuan berpidato dengan metode memorizer dari nilai keseluruhan

%

6

,

47

25

1191

=

=

=

S

N

NKS

NKS = Nilai keseluruhan yang diperoleh oleh masing-masing siswa.

(6)

N = Nilai

S = Banyak sampel

2. Kesulitan yang dialami siswa dengan menggunakan metode memorizer dari nilai keseluruhan, yaitu: a. segivokal,

%

9

,

47

25

1198

=

=

=

S

J

KK

b. segi konsonan,

%

3

,

47

25

1183

=

=

=

S

J

KK

c. segi tekanan,

%

8

,

47

25

1195

=

=

=

S

J

KK

d. segi nada/irama,

%

6

,

47

25

1189

=

=

=

S

J

KK

e. segi kelancaran.

%

9

,

47

25

1197

=

=

=

S

J

KK

Keterangan:

KK = Nilai keseluruhan komponen yang dianalisis J = Jumlah komponen keseluruhan yang diperoleh siswa

S = Sampel yang dianalisis

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis mengenai kemampuan berpidato dengan menggunakan metode memorizer dan penyebab kesulitan berpidato dengan menggunakan

metode memorizer pada siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012, penulis mengambil simpulan sebagai berikut.

1. Kemampuan siswa dalam berpidato menggunakan metode memorizer behun ada pengaruhnya terliadap perkembangan kemampuan siswa dalam belajar berpidato.

2. Siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 masih mengalami kesulitan dan tidak ada perubahan yang beraiti dalam menggunaan intonasi dalam berpidato.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (6nd). PT Rineka Cipta : Jakarta. Arsjad, G. & U.S, M. (1991). Pembinaan Kemampuan

Berbicara Bahasa Indonesia. Erlangga : Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yangDisempumakan. (2nd) : Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (3nd). Balai Pustaka : Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Pasar Padayungan Tasikmalaya (Tilikan Tat a Basa Transformasi)”, tujuanana pikeun nganalisis jeung ngadeskripsikeun unsur-unsur fungsional nu sirna, sarta ngagunakeun

dokumentasi, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear ganda, uji F dan uji t, sumbangan relatif dan sumbangan

(F.2) Evaluating ecosystem services for sustainable collaborative forest management and conservation of biodiversity in and around Protected Area: Human-wild

6 Apabila situasi keamanan diwilayah tempat / lokasi kampanye tidak memungkinkan diselenggarakan kampanye, Polri setempat dapat mengusulkan kepada KPU, KPU Provinsi dan KPU

Ada tiga temuan dalam penelitian ini, yaitu (1) Pelaksanaan Pembelajaran Penjasorkes bagi ABK disamakan dengan anak lain baik pada perencanaannya maupun pelakasaannya,

Dikunjungi pada 31 Januari, 2015, dari Galeri Nasional Indonesia: http://galeri- nasional.or.id/collections/737-dinamika_keruangan.. Hijau

Partisipan pada kelompok eksperimen 2 yang mendapatkan psikoedukasi seks Islami mengalami perubahan pada perilaku eksplorasi daerah genital (follow up)

a. Perusahaan menerima pelunasan piutang Rp 6.000.000,00 belum disetor ke bank. PT.MUKTI PERDANA mengeluarkan cek Rp 12.000.000,00 tetapi dicatat oleh bank dalam rekening