• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Pelaksanaan praktek kerja lapangan mandiri ( PKLM ) merupakan salah satu syarat dalam rangka penyusunan Tugas Akhir dan metode untuk mempraktikan teori yang selama ini telah diperoleh selama perkuliahan dan mengaplikasikannya dalam suatu kondisi kerja yang nyata serta diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai lingkungan kerja.

Pajak bumi dan bangunan ( PBB) selama ini diidentikkan dengan Pajak Lempung karena objek pajak utamanya berupa tanah (bumi) dengan wajib pajak yang meliputi seluruh golongan masyarakat baik dari golongan rakyat bawah sampai pejabat tinggi Negara.

Sejalan dengan era reformasi, dalam rangka penguatan keuangan daerah untuk melaksanakan pembangunan dan meningkatkan kemakmuran masyarakat maka pemerintah bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluarkan Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam UU tersebut mengatur ketentuan dari 16 Pajak yang akan dikelolah oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota/Kabupaten). Salah satu jenis pajak yang akan dikelola oleh Pemerintah Daerah berasal dari Jenis Pajak

(2)

Pusat yaitu Bea Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan (BPHTB) serta Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2).

Berdasarkan Undang – Undang tersebut dapat disimpulkan 5 (lima) asas Pajak Bumi dan Bangunan yaitu :

a. Sederhana

b. Mudah dimengerti c. Semangat gotong-royong d. Adil, dan

e. Kepastian hukum

Dengan diberlakukannya undang – undang tersebut dan dialihkannya Pajak Bumi dan Bangunan di harapkan daerah dapat menerapkan fungsi pajak sebagai instrumen penganggaran dan pengaturan dan melaksanakan sistem perpajakan yang mudah,adil dan bertanggung jawab serta memberikan kepercayaan kepada wajib pajak sehingga dapat mewujudkan perluasan objek pajak daerah dan peningkatan kesadaran untuk membayar Pajak Bumi dan Bangunan yang secara otomatis dapat meningkatkan penerimaan daerah yang dapat digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah yakni membiayai pengeluaran umum demi sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Tetapi seperti yang kita ketahui tingkat penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan belumlah optimal khususnya di daerah Kota Medan . ada beberapa faktor yang

(3)

menyebabkan sulitnya wajib pajak untuk membayar pajak khususnya Pajak bumi dan bangunan. Faktor tersebut berupa tingkat perekonomian wajib pajak yang tidak mendukung untuk membayar pajak terutang (apabila objek pajak yang dimiliki,dikuasai dan atau dimanfaatkan ole wajib pajak yang berpenghasilan rendah yang sehingga kewajiban perpajakannya sulit untuk dipenuhi) dan faktor lain yang menyebabkan pajak terutang tersebut tidak dapat terpenuhi kewajibannya ( faktor lain ini terjadi dalam hal objek pajak yang terkena bencana alam seperti : banjir, gunung meletus, gempa bumi, tanah longsor atau sebab lain yang luar biasa seperti : kebakaran, kekeringan, wabah penyakit dan Hama tanaman.

Selain dari pada itu wajib pajak dituntut harus memenuhi wajibannya untuk membayar pajak terutang sebagai konsekwensi dari kepemilikan, penguasaan dan pemanfaatan bumi dan bangunan. Inilah yang menyebabkan pentingnya upaya pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan khususnya sektor perdesaaan dan perkotaan sebagaimana telah diatur dalam Perda No. 3 Thn 2011 pasal 21 ayat 2 serta Pasal 19 Undang-Undang PBB yang berisi tentang Pemberian Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan. Upaya pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan selain sangat penting untuk memenuhi kewajiban perpajakan wajib pajak juga dapat membantu meringankan beban pajak yang oleh sebab tertentu sulit untuk terpenuhi kewajiban perpajakannya. Ini juga yang melatar belakangi penulis mengambil judul “ Prosedur Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan Di Dinas Pendapatan Kota Medan”.

(4)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Praktik kerja lapangan mandiri merupakan salah satu persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa perpajakan dalam menyelesaikan pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

1. Tujuan Penulis melakukan Praktek kerja lapangan mandiri adalah:

1.1 Untuk mengetahui prosedur permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan di Dinas Pandapatan Kota Medan

2. Manfaat Praktek Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )

2.1 Bagi mahasiswa

a) Menerapkan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan khususnya tentang pajak daerah dan mengaplikasikannya ke dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan mandiri.

b) Menambah wawasan dan pengetahuan dibidang perpajakan pada umumnya, khususnya dibidang pajak bumi dan bangunan yang kelak membekali penulis terjun langsung dalam dunia kerja Menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan

c) Untuk menerapkan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam permasalahan yang timbul selama melakukan praktik kerja lapangan mandiri.

(5)

d) Untuk menciptakan dan mengembankan rasa tanggung jawab, profesionalitas serta kedisiplinan yang nantinya akan sangat dibutuhkan didalam dunia kerja. e) Mendewasakan cara berfikir, bersikap dan bertindak serta meningkatkan

pengkajian dan perumusan masalah secara terpadu dan ilmiah.

f) Sebagai sarana latihan berfikir mahasiswa dalam menyusun suatu karya ilmiah berdasarkan ilmu yang diperoleh selama dalam perkuliahan.

2.2 Bagi Dinas Pendapatan Daerah

a) Dengan dilaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri bagi mahasiswa dituntut sumbangsihnya terhadap instansi baik berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut.

b) Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil yang sesuai dengan keahliannya dan nantinya merupakan tenaga ahli yang siap pakai sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.

c) Sebagai sarana untuk mempererat hubungan yang positif antara Dinas Pendapatan Kota Medan dengan lembaga pendidikan Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2.3 Bagi Program Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

a) Guna mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dengan bidang keahliannya.

(6)

b) Guna meningkatkan profesionalisme, memperluas wawasan serta menetapkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menerapkan ilmu khususnya dibidang Perpajakan.

c) Mendapat masukan dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan kurikulum Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

d) Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera Utara.

e) Membuka interaksi antara dosen dengan instansi pemerintah yang bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ). C. Uraian teoritis

1. Definisi pajak

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum ( Soemitro, 2011 : 1) .

2. Jenis - jenis pajak 2.1 Menurut golongannya

(7)

dan tidak dapat di bebankan atau dilimpahkan kepada orang lain Contoh : Pajak Penghasilan

b) Pajak tidak langsung, yaitu : pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.

Contoh : Pajak Pertambahan nilai 2.2 Menurut sifatnya

a) Pajak subjektif, yaitu : pajak yang berdasarkan pada subjeknya, memperhatikan keadaan diri wajib pajak

Contoh : Pajak Penghasilan

b) Pajak objektif, yatu : pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri wajib pajak

Contoh : Pajak Pertambahan nilai dan Pajak atas barang mewah 2.3 Menurut lembaga pemungutnya

a) Pajak pusat, yaitu : pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara

Contoh : PPh, PPn, dan pajak penjualan barang mewah serta Bea materai b) Pajak daerah, yaitu : pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah terbagi dua, yaitu :

 Pajak provinsi yang terdiri atas pajak kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air , bea balik nama kendaraan bermotor, pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan,

(8)

pajak bahan bakar kendaraan bermotor, pajak rokok

 Pajak kabupaten/kota terdiri atas : pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan, bea perolehan hak atas tanah dan bangunan , pajak sarang burung wallet, pajak reklame, pajak pengambilan bahan galian golongan C, pajak parkir ( Catatan Perkuliahan). Dan pada pembahasan selanjutnya akan lebih khusus membahas tentang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

3. Definisi pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan

Dahulunya PBB merupakan Pajak Pusat dan dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak yang terdiri dari 5 (lima) Sektor, yaitu Perdesaan, Perkotaan, Perkebunan, Perhutanan, Pertambangan. Tetapi sejak pajak bumi dan bangunan dialihkan menjadi pajak Kabupaten / Kota pajak tersebut dinamai sebagai Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan ( PBB Sektor P2 ). Adapun definisi dari PBB Sektor P2 adalah : pajak atas bumi dan bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,perhutanan dan pertambangan ( Perda No. 3 Thn 2011 pasal 1 ayat 6 ).

4. Definisi wajib pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan

(9)

mempunyai suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau

memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan Pasal 1 angka 37 UU PDRD .

5. Objek pajak bumi dan bangunan Perdesaan dan perkotaan

Yaitu : bumi dan /atau bangunan yang dimiliki, dikuasai ,dan /atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,perhutanan dan pertambangan. Termasuk dalam pengertian bangunan yaitu : Jalan lingkungan yang terletak dalam satu kompleks bangunan seperti : hotel, pabrik dan emplasemennya yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut. Jalan tol, kolam renang, pagar mewah, tempat olah raga , galangan kapal, dermaga, taman mewah, tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa minyak dan menara ( Perda Kota Medan No. 3 tahun 2011 Pasal 2 )

6. Hak wajib pajak

6.1 Menerima SPPT PBB untuk setiap tahun pajak

6.2 Mendapatkan penjelasan berkaitan dengan ketetapan PBB dalam hal wajib pajak memintai

6.3 Mengajukan keberatan dan atau pengurangan pajak terutang

6.4 Mendapatkan surat tanda terima setoran PBB dari bank atau instansi yang bersangkutan

(10)

6.5 Hak mengajukan banding 6.6 Hak mengajukan pembetulan D. Ruang Lingkup PKLM

Adapun yang menjadi ruang lingkup yang paling mendasar dalam melakukan Praktek kerja lapangan Mandiri di dinas pendapatan Kota Medan adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dasar hukum pemberian pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan

2. Untuk mengetahui kepada dan dalam hal apa permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan diberikan

3. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan pemberian permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan

4. serta untuk mengetahui prosedur permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data informasi yang diperlukan, Metode yang digunakan dalam melakukan PKLM tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

melakukan berbagai persiapan dimulai dari pemilihan objek dan lokasi Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Pengajuan judul ke Program Studi Diploma

(11)

III Administrasi Perpajakan, Pengajuan judul proposal Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Seminar proposal, Perbaikan proposal, Penunjukan dosen pembimbing, Persetujuan proposal oleh dosen pembimbing, Pembuatan surat pengantar pelaksanaan PKLM, serta hal-hal yang mendukung untuk kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

2. Studi literatur

Di dalam tahapan ini penulis mencari berbagai bacaan buku - buku tentang pajak bumi dan bangunan, peraturan perundang - undangan tentang Pajak Bumi dan Bangunan, bahan-bahan kuliah, Internet, dan lain-lain maupun literatur yang ada kaitannya dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri. 3. Observasi Lapangan

Di dalam tahapan ini, sebelum penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri, Penulis terlebih dahulu melakukan observasi lapangan, baik tempat ataupun sasaran praktik

4. Pengumpulan Data

a. Data primer : Data yang bersumber dari pihak yang memahami tentang Pajak, khususnya Pajak Bumi dan Bangunan, dalam hal ini pegawai Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan pada bidang bagi hasil pendapatan ( BHP).

b. Data sekunder : Data yang bersumber dari buku-buku ilmiah tentang pajak bumi dan bangunan yang diperoleh dari perpustakaan, bahan-bahan kuliah, Undang-undang

(12)

tentang PBB yang diperoleh dari internet, dan lain-lain yang berkaitan dengan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan

5. Analisis dan Evaluasi

Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap, maka penulis sudah dapat memulai menganalisis dan mengevaluasi data tersebut serta menarik kesimpulan berdasarkan pemikiran, pengetahuan, dan teori yang telah diterima dan menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis dan secara objektif.

F. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Daftar Wawancara ( Interview Guide )

Dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan melibatakan pegawai pada instansi yang bersangkutan baik secara lisan maupun secara tulisan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu Prosedur Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

(13)

2. Daftar Observasi ( Observasi Guide )

Melakukan kegiatan pengamatan langsung di Dinas Pendapatan Kota Medan tentang objek PBB sektor P2 yang berkaitan dengan pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan yang tujuannya adalah untuk mendapatkan penjelasan tentang Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan.

3. Daftar Dokumentasi ( Optional Guide )

Pengumpulan data dengan studi dokumentasi, untuk lebih memperjelas teori-teori dan penjelasan tentang pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan.

G. Sistematika Penyusunan Laporan

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) adalah :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang menjadi dasar pemilihan dalam penyusunan laporan, tujuan dan manfaat, uraian teoritis, ruang lingkup, metode praktik PKLM, metode pengumpulan data serta sistematika penulisan pelaporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

(14)

BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan, Struktur Organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi gambaran pegawai.

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai dasar hukum pemberian permohonan pengurangan pajak bumi dan bangunan sektor perdesaan dan perkotaan lain-lain yang dilakukan selama melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Pada bab ini penulis membahas tentang analisa dan evaluasi data yang diperoleh mengenai Prosedur Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pendapatan Kota Medan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis mengemukan tentang kesimpulan dan saran-saran mengenai objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri dan permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri di lapangan.

Referensi

Dokumen terkait

 Metode Pelaksanaan tidak menggambarkan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan dengan baik, yaitu tidak menyajikan cara kerja bagian dari pekerjaan utama yang mendukung

Oleh karena itu mengenai aduan Pengadu yang mengatakan bahwa hingga kini laporannya tidak jelas adalah tidak benar karena pihak Teradu telah mengumumkan di

Informasi mengenai sumber penyakit yang sering menyerang ikan/udang selain sangat membantu dalam upaya pengobatan juga bermanfaat dalam menentukan tindakan yang harus

pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maka Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Tulang Bawang berusaha melaksanakan pengendalian Anggaran

Hasil Program BK dengan metode home visit di SMK Saraswati Salatiga yaitu perubahan perilaku siswa meningkat lebih baik, siswa lebih aktif dalam kegiatan

Persentase tertinggi intensitas nyeri haid setelah dilakukan stimulasi kutaneus ( slow stroke back massage) berada pada kategori nyeri ringan dengan jumlah 15 responden

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis : (1) Pengaruh Keadilan terhadap Kompensasi, (2) Pengaruh Kebijakan terhadap Kompensasi, (3) Pengaruh Faktor Hukum terhadap Kompensasi,

Sama dengan halnya seperti pada buku profil yang pada umumnya mengangkat biografi atau perjalanan sebuah individu, buku profil wisata religi juga mengulas tentang