• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

NTP Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan bulan April 2017 sebesar 100,11 persen, terjadi penurunan sebesar 0,62 persen bila dibandingkan dengan NTP Bulan Maret 2017 yang mencapai 100,74 persen.

NTP Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) tercatat sebesar 96,68 persen; Subsektor Hortikultura (NTP-H) sebesar 111,58 persen; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) sebesar 91,42 persen; Subsektor Peternakan (NTP-Pt) sebesar 107,71 persen; dan Subsektor Perikanan (NTP-Pi) sebesar 100,28 persen.

Apabila dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, empat subsektor mengalami penurunan NTP dan satu subsektor terjadi kenaikan. Penurunan terbesar terjadi pada Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,25 persen dan kenaikan terjadi pada subsektor Perikanan dengan kenaikan sebesar 0,01 persen.

5 No. 25/05/73/Th. XI, 2 Mei 2017

P

ERKEMBANGAN

N

ILAI

T

UKAR

P

ETANI

NILAI TUKAR PETANI BULAN APRIL 2017 SEBESAR 100,11 PERSEN

Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan pada April 2017, NTP di Sulawesi Selatan secara umum mengalami penurunan sebesar 0,62 persen dibandingkan bulan sebelumnya. NTP Bulan Maret 2017 sebesar 100,74 turun menjadi 100,11 pada Bulan April 2017. Penurunan terjadi disebabkan karena indeks yang diterima petani (it) mengalami penurunan sebesar 0,53 persen sementara indeks yang dibayar petani (ib) mengalami kenaikan

(2)

Tabel 1

Nilai Tukar Petani Gabungan Provinsi Sulawesi Selatan, April2017 (2012=100)

Rincian Bulan Persentase Perubahan Maret 2017 April 2017 (1) (2) (3) (4)

1. Indeks Diterima Petani 127.74 127.06 -0.53

2. Indeks Dibayar Petani 126.80 126.92 0.09

2.1. Konsumsi Rumah Tangga 133.04 133.03 -0.01 2.1.1. Bahan Makanan 142.23 141.75 -0.34 2.1.2. Makanan Jadi 127.04 127.57 0.42

2.1.3. Perumahan 127.66 128.29 0.50

2.1.4. Sandang 127.06 127.54 0.37

2.1.5. Kesehatan 126.29 126.27 -0.01

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi dan

Olah Raga 111.07 111.07 0.00

2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 131.20 131.14 -0.05 2.2. Biaya Produksi dan Penambahan

Brang Modal (BPPBM) 115.24 115.55 0.27

2.2.1. Bibit 113.42 113.44 0.02

2.2.2. Obat-Obatan dan Pupuk 110.16 110.32 0.14 2.2.3. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 113.35 113.48 0.12 2.2.4. Transportasi 125.62 125.57 -0.04 2.2.5. Penambahan Barang Modal 114.53 114.93 0.35 2.2.6. Upah Buruh Tani 119.14 119.41 0.23

3. Nilai Tukar Petani 100.74 100.11 -0.62

4. Nilai Tukar Usaha Pertanian 110.84 109.96 -0.80

Penurunan nilai tukar petani (NTP) disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petani (it). Penyebab turunnya indeks yang diterima petani (it) adalah turunnya indeks pada seluruh sub sektor. Penurunan indeks tertinggi terjadi pada subsektor perkebunan rakyat

sebesar 1,25 persen dan penurunan terendah terjadi pada subsektor peternakan sebesar 0,07 persen

Penurunan nilai tukar petani (NTP) juga disebabkan oleh naiknya indeks yang dibayar petani (ib). Penyebab naiknya indeks yang dibayar petani adalah naiknya indeks pada

subsektor tanaman pangan sebesar 0,18 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,18 persen..

(3)

Tabel 2

Nilai Tukar Petani Sulawesi Selatan Per Subsektor April 2017 (2012=100)

Subsektor Bulan Persentase Perubahan Maret 2017 April 2017 (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 126.02 125.64 -0.30

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 129.71 129.95 0.18

c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 97.15 96.68 -0.49

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 105.65 104.95 -0.66

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 143.17 141.91 -0.88

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 127.20 127.18 -0.01

c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 112.56 111.58 -0.87

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 125.50 123.97 -1.22

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 119.25 117.76 -1.25

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 128.82 128.81 -0.11

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 92.57 91.42 -1.25

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 103.90 102.61 -1.25

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 130.11 130.02 -0.07

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 120.49 120.71 0.18

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 107.98 107.71 -0.25

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 116.90 116.35 -0.47

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima (It) 126.86 126.66 -0.16

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 126.51 126.30 -0.17

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 100.27 100.28 0.01

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 113.59 113.35 -0.21

5.1 Perikanan Tangkap

a. Indeks yang Diterima (It) 131.41 131.20 -0.16

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 125.30 125.06 -0.19

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pit) 104.88 104.91 0.03

d. Nilai Tukar Usaha Pertanian 119.84 119.67 -0.14

5.2 Perikanan Budidaya

a. Indeks yang Diterima (It) 123.45 123.25 -0.16

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 127.42 127.23 -0.15

c. Nilai Tukar Petani (NTP-Pib) 96.88 96.87 -0.01

(4)

2. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)

Pada Bulan April 2017 Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) mengalami penurunan sebesar 0,49 persen. Penurunan disebabkan oleh turunnya indeks yang diterima petani (It) sebesar 0,30 persen dan naiknya Indeks yang dibayar Petani (Ib) dengan kenaikan sebesar 0,18 persen.

Penurunan yang terjadi pada Indeks yang diterima Petani (It) terutama disebabkan oleh turunnya subkelompok padi dengan penurunan sebesar 1,20 persen, meskipun terjadi kenaikan pada subkelompok palawija sebesar 1,47 persen. Indeks yang dibayar Petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen. Penyebab kenaikan indeks yang dibayar petani (ib)

adalah naiknya indeks pada subkelompok konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,13 persen, dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) juga

mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen.

b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)

Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H) pada Bulan April 2017 terjadi penurunan indeks sebesar 0,87 persen. Kondisi tersebut disebabkan karena penurunan yang terjadi pada indeks yang diterima petani (it) lebih besar dibandingkan dengan penurunan indeks yang dibayar petani (ib). Indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,88 persen, dan indeks yang dibayar Petani (Ib) hanya mengalami penurunan sebesar 0,11 persen.

Penurunan yang terjadi pada Indeks yang diterima Petani (It) karena adanya penurunan pada semua subkelompok hortikultura. Penurunan tertinggi pada subkelompok sayur-sayuran

sebesar 1,57 dan penurunan terendah pada subkelompok buah-buahan sebesar 0,14. Penyebab turunnya indeks yang dibayar Petani (Ib) adalah turunnya indeks pada

subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) sebesar 0,11 persen, sekalipun indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) mengalami kenaikan sebesar 0,34 persen.

c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr)

Pada Bulan April 2017 Subsektor Perkebunan Rakyat (NTP-Pr) mengalami penurunan sebesar 1,25 persen. Penurunan disebabkan karena Indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan lebih besar dibanding indeks yang dibayar petani. Indeks yg diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,25 persen sementara indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami penurunan sebesar 0,01 persen.

Penurunan yang terjadi pada indeks yang dibayar Petani (Ib) karena turunnya angka komoditas yang terjadi pada seluruh subkelompok. Subkelompok konsumsi rumahtangga (IKRT) mengalami penurunan sebesar 0,01 persen dan subkelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) juga mengalami penurunan sebesar 0,01 persen.

(5)

d. Subsektor Peternakan (NTP-Pt)

Pada Bulan April 2017, Subsektor Peternakan (NTP-Pt) mengalami penurunan sebesar 0,25 persen dibandingkan dengan Bulan Maret 2017, hal ini disebabkan indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 0,07 persen. Sementara Indeks yang dibayar Petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen.

Penyebab turunnya indeks yang diterima petani (It) adalah turunnya indeks pada subkelompok ternak besar , subkelompok unggas dan hasil ternak. Penurunan paling besar terjadi pada subkelompok Unggas sebesar 0.36 persen dan penurunan paling kecil pada subkelompok ternak besar mengalami penurunan sebesar 0,01 persen. Satu-satunya subkelompok yang mengalai kenaikan adalah subkelompok ternak kecil dengan kenaikan sebesar 0,08 persen. Indeks yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan yang disebabkan oleh naiknya indeks BPPBM sebesar 0,40 persen. Walaupun indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami penurunan dengan penurunan sebesar 0,09 persen tetapi tidak mampun menurunkan indeks yang dibayar petani..

e. Subsektor Perikanan (NTP-Pi)

Walaupun indeks yang dibayar petani mengalami penurunan tetapi tidak diikuti dengan peningkatan indeks yang diterima petani sehingga subsektor Perikanan (NTP-Pr) hanya mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen. Indeks yang diterima petani mengalami penurunan

sebesar 0,16 persen dan Indeks yang dibayar petani mengalami penurunan sebesar 0,17 persen.

Indeks yang diterima petani (It) mengalami penurunan pada semua subkelompok perikanan. Subkelompok ikan tangkap mengalami penurunan sebesar 0,16 persen demikian juga subkelompok budidaya mengalami penurunan sebesar 0,16 persen. Indeks yang dibayar Petani (Ib) mengalami penurunan yang disebabkan oleh turunnya indeks subkelompok Konsumsi Rumah Tangga sebesar 0,27 persen meskipun pada subkelompok BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,05 persen.

(6)

Tabel 3

Angka Indeks Per Subsektor menurut Kelompok dan Perubahannya April2017 (2012=100)

Kelompok dan Sub kelompok

Bulan Persentase Perubahan Maret 2017 April 2017 (1) (2) (3) (4) 1, Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 126.02 125.64 -0.30

- Padi 123.22 121.75 -1.20

- Palawija 131.98 133.92 1.47

b. Indeks Dibayar Petani 129.71 129.95 0.18

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133.40 133.57 0.13

- Indeks BPPBM 119.28 119.71 0.36

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 143.17 141.91 -0.88

- Sayur-sayuran 169.99 167.33 -1.57

- Buah-buahan 122.70 122.53 -0.14

-Tanaman Obat 142.85 140.64 -1.55

b. Indeks Dibayar Petani 127.20 127.18 -0.01

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131.22 131.08 -0.11

- Indeks BPPBM 114.08 114.48 0.34

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 119.25 117.76 -1.25

- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 119.25 117.76 -1.25

b. Indeks Dibayar Petani 128.82 128.81 -0.01

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.04 132.03 -0.01

- Indeks BPPBM 114.78 114.77 -0.01

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 130.11 130.02 -0.07

- Ternak Besar 135.74 135.72 -0.01

- Ternak Kecil 125.22 125.32 0.08

- Unggas 109.91 109.51 -0.36

- Hasil Ternak 128.19 127.92 -0.21

b. Indeks Dibayar Petani 120.49 120.71 0.18

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133.99 133.86 -0.09

- Indeks BPPBM 111.30 111.75 0.40

5. Perikanan

a. Indeks Diterima Petani 126.86 126.66 -0.16

- Penangkapan 131.41 131.20 -0.16

- Budidaya 123.45 123.25 -0.16

b. Indeks Dibayar Petani 126.51 126.30 -0.17

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135.31 134.94 -0.27

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Method create() adalah method utama yang akan mengerjakan semuanya, method draw() yang akan menggambar captcha tersebut, dan method get_icon() adalah method yang

Dispepsia fungsional merupakan salah satu kondisi fisik dengan gejala sakit atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, rasa penuh, dan rasa cepat kenyang setelah

Hasil pengolahan data dari perhitungan regresi linier juga menerangkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung yang signifikan namun positif antara kecerdasan emosional

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

URAIANKEGIATAN PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN 4011 Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Ketergnggn ; 01 Meningkatnya penelitian dan pengembangan

Pada penelitian ini dipilih reaksi katalisis heterogen, yaitu menggunakan katalis padatan superbasa dengan penyangga alumina untuk reaksi isomerisasi eugenol dan dilanjutkan

bahwa sehubungan dengan rnaksud pada huruf a terse but di atas, dan dalam rangka kelancaran untuk memberikan rasa aman dan kenyamanan dalam pemberangkatan dan