73
KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KELENTUKAN PERGELANGAN TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN DRIBBLING
PADA PEMAIN BOLA BASKET
Abdul Gafur
JPOK FKIP Unlam Jl. Taruna Praja Raya Banjarbaru E-mail: gafur.abdul90@gmail.com
Abstract: Contribution to agility and flexible the wrist Against the ability of Dribbling On the country JUNIOR basketball player 1 Kusan Hilir. The purpose of this research is to find out whether or not there are: 1) the contribution towards agility ability dribbling a basketball player basketball JUNIOR Home Affairs 1 Kusan Hilir; 2) wrist kelentukan Contribution to the ability of dribbling on the country JUNIOR basketball player 1 Kusan Hilir; 3) contribution to agility and flexible the wrist together against the ability of dribbling on the country JUNIOR basketball player 1 Kusan Hilir. The methods used in this research is a method of ex post facto. The technique used is to test techniques. The population in this research is the whole basketball player state of SMP 1 Kusan Hilir Prince who follow basketball extracurricular activities that aggregate 37 people. Sample as many as 37 people with engineering total sampling.
The conclusions of this study are that: 1) there is a contribution towards agility ability
dribbling on the country JUNIOR basketball player 1 Kusan Hilir; 2) there is a
contribution flexible wrist against dribbling ability in basketball basketball player state of SMP 1 Kusan Hilir; 3) there is a contribution to agility and flexible the wrist together against the ability of dribbling on the country JUNIOR basketball player 1 Kusan Hilir.
Key words: agility, flexible wrist, basketball dribbling skills
Abstrak: Kontribusi Kelincahan Dan Kelentukan Pergelangan Tangan Terhadap Kemampuan Dribbling Pada Pemain Bola Basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya: 1) Kontribusi kelincahan terhadap kemampuan dribbling bola basket padapemain bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir; 2) Kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan dribbling pada pemain bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir; 3) Kontribusi kelincahan dan kelentukan pergelangan tangan secara bersama-sama terhadap kemampuan dribbling pada pemain bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto. Teknik yang digunakan adalah dengan teknik tes. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pemain bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir putera yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler bola basket yang berjumlah37 orang. Sampel sebanyak 37 orang dengan teknik total
sampling.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, bahwa: 1) Ada kontribusi kelincahan terhadap kemampuan dribbling pada pemain bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir; 2) Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan dribbling pada pemain bola basket bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir; 3) Ada kontribusi kelincahan dan kelentukan pergelangan tangan secara bersama-sama terhadap kemampuan dribbling pada pemain bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir.
Kata Kunci: kelincahan, kelentukan pergelangan tangan, kemampuan dribbling bola basket.
PENDAHULUAN
Bola basket merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang banyak diminati kalangan peserta didik, terbukti dengan banyaknya sekolah-sekolah menengah yang mengadakan kegiatan ekstrakurikuler bola basket untuk
meningkatkan kemampuan bermain
mereka. Salah satu tim yang telah melaksanakan latihan dan pembinaan bola basket di sekolah adalah tim bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir yang menggelar latihan rutin ekstrakurikuler 2 kali seminggu yaitu masing-masing pada
hari Selasa untuk putri yang
beranggotakan 16 orang dan hari Rabu untuk putra yang beranggotakan 37 orang bertempat di lapangan bola basket umum yang dilaksanakan dari pukul 16.00 WITA–17.30 WITA. Tim bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir mampu bersaing dengan tim-tim lain di dalam setiap pertandingan bahkan pernah menyumbangkan beberapa prestasi seperti juara 1 O2SN bola basket putra tingkat kabupaten Tanah Bumbu secara berturut-turut dari tahun 2009–2011. Prestasi yang dihasilkan tim bola basket SMPNegeri 1 Kusan Hilir tidak terlepas dari pengawasan dan latihan yang diberikan oleh pelatih Afriadi Norman, S.Pd. (alumni JPOK angkatan tahun 1999) yang juga sebagai guru Pendidikan Jasmani di SMP Negeri 1 Kusan Hilir yang memang berkompeten di bidang bola basket itu sendiri.
Seorang pemain bola basket perlu menguasai teknik dasar dalam permainan bola basket yang meliputi passing,
catching, dribbling, lay up dan shooting.
Kemampuan ini merupakan dasar yang harus dikuasai setiap pemain basket yang
handal. Akan tetapi pada kenyataanya masih terdapat pemain bola basket di SMP Negeri 1 Kusan Hilir yang belum menguasai teknik dribbling bola basket yang merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasaidngan baik oleh seorang pemain bola basket. Berdasarkan pengamatan sementara dari Peneliti, hal itu antara lain disebabkan karena mereka kurang memiliki kelincahan dan kurangnya kelentukan pergelangan tangan yang baik untuk melakukan gerakan
dribblingbola. Pada saat melakukan dribbling gerakannya kurang lincah dan
pergelangan tangan yang nampak masih kaku untuk memainkan bola, sehingga untuk meningkatkan kemampuan guna pencapaian suatu prestasi menjadi terhambat. Saat ini belum ada data mengenai faktor fisik kelincahan dan kelentukan pergelangan tangan, serta kemampuan dribbling bola basket pada pemain bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir.
Permainan olahraga bola basket mengedepankan kepada kepandaian pemain dalam memainkan bola dengan kedua tangan, dengan tujuan memasukkan bola ke dalam keranjang lawan sebanyak-banyaknya. Untuk dapat bermain dengan baik tentu saja seorang pemain seperti telah disebutkan di atas harus menguasai teknik dasar dalam permainan bola basket yang meliputi passing, catching, dribbling, lay up dan shooting. Untuk
dapat menguasai teknik-teknik tersebut sebelumnya harus melewati masa latihan yang lama, dengan program latihan yang tepat di bawah bimbingan seorang pelatih yang berkompeten. Selain berlatih teknik, yang juga perlu mendapatkan perhatian adalah pada dukungan faktor fisik dalam olahraga bola basket seperti faktor kecepatan, kelincahan, kelentukan pergelangan tangan, kekuatan dan daya
Abdul Gafur, Kontribusi Kelincahan dan … 75
ledak otot baik otot tangan ataupun kaki yang turut menunjang. Khusus untuk faktor kelincahan diperlukan karena dalam permainan bola basket dengan lapangan yang diperlukan relatif kecil dan dalam lapangan tersebut seperti diungkapkan oleh Sodikun (1992:8) bahwa. Dimainkan dengan tangan bola boleh dioper (dilempar ke teman), boleh dipantulkan ke lantai (di tempat atau sambil berjalan) dan tujuannya adalah memasukkan bola ke basket (keranjang) lawan.
Bila seorang pemain kurang lincah bergerak tentu saja ia akan kesulitan untuk menyerang sambil mendribble bola menerobos pertahanan lawan, dan sebaliknya juga mampu dengan cepat
bertahan menghadang serangan
lawan.Kelincahan sendiri adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu dari satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik (Sajoto.1988:59). Untuk kelentukan pergelangan tangan diperlukan karena saat mendribble bola seorang pemain diperbolehkan membawa bola lebih dari satu langkah asal bola dipantulkan ke lantai, baik dengan berjalan maupun berlaridan harus menggunakan satu tangan. Untuk melakukan ini tentu saja diperlukan gerakan tangan yang luwes (lentuk) agar dapat menguasai bola, jika tangan pemain bergerak dengan kaku maka bola akan sulit dikontrol dan mudah terlepas dari penguasaan pemain.
Berkenaan dengan latar belakang masalah itulah peneliti secara khusus berupaya mencari informasi lebih jauh dengan melakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi
kelincahan dan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan dribbling bola basket, sebagai salah satu solusi permasalahan tersebut di atas dan untuk meningkatkan kemampuan pemain bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ex post facto. Teknik yang digunakan adalah teknik tes. Terkait dengan mtode ex post facto sejalan dengan yang dikemukakan oleh Dantes (2012:59) bahwa:
Ex post facto merupakan suatu
pendekatan pada subjek penelitian untuk meneliti yang telah dimiliki oleh subjek penelitian secara wajar tanpa adanya
usaha yang sengaja memberikan
perlakuan untuk memunculkan variabel yang ingin diteliti.
Gambar 1. Rancangan Penelitian
Keterangan:
X1 : Kelincahan
X2 : Kelentukan pergelangan
tangan
Y : Kemampuan dribbling bola basket
: Garis kontribusi parsial (sendiri-sendiri)
: Garis kontribusi multipel (gabungan)
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pemain bola basket SMP Negeri 01 Kusan Hilir putera yang mengikuti
3
X
2X
1kegiatan ekstrakurikuler bola basket yang berjumlah 37 orang. Sampel sebanyak 37 orang dengan teknik total sampling. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh dikemukakan oleh Sugiyono (2010:68) yang mengatakan:
Bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Berkenaan dengan cara
pengambilan data penelitian, ada tiga instrumen yang dipergunakan dalam prosesnya, yaitu:
1. Instrumen untuk mengambil
kelincahan menggunakan tes
kelincahan Zig-Zag Run (Nurhasan, 2007:132).
Gambar 2. Diagram Tes Kelincahan
Zig-Zag Run (Nurhasan,
2007:132)
2. Instrumen untuk mengukur
kelentukan pergelangan tangan menggunakan geniometer (Peni Mutalib, 1988:37).
Gambar 3. Giniometer
3. Instrumen untuk data kemampuan
dribbling bola basket menggunakan
tes keterampilan dribbling bola basket (Nurhasan, 2007:240).
Gambar 4. Diagram Tes Kemampuan
Dribbling Bola Basket
Rancangan analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Uji Normalitas menggunakan Uji Lilliefors (Sudjana, 1992:466 – 468) 2. Uji Homogenitas menggunakan Uji
Bartlett (Sudjana, 1992:262 – 264) 3. Uji Keberartian dan Linieritas
Regresi menggunakan Analisis
Varians (ANAVA) Regresi
Sederhana (Sudjana, 1992:314 – 336), yang sekaligus dapat digunakan sebagai indikator dari hipotesis penelitian.
4. Penghitungan kontribusi relatif dan efektif dalam statistika menggunakan rumus: (Sutrisno Hadi, 1983:41-46) 3,0 5 m 4,88 m Strat / Finish Kontribusi X1 y x a y x a y x a 2 2 1 1 1 1 x R2 x 100% Kontribusi X2 y x a y x a y x a 2 2 1 1 2 2 x R² x 100% 23
Abdul Gafur, Kontribusi Kelincahan dan … 77
HASIL PENELITIAN
Variabel bebas yang telah ditentukan dalam penelitian ini adalah kelincahan (X1), kelentukan pergelangan
tangan (X2) dan sebagai variabel terikat
adalah kemampuan dribbling bola basket
(Y) pemain bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir. Data hasil penelitian kemudian diubah menjadi t-skor yang dapat dilihat pada lampiran 23, 24, 25 halaman 67-72.
Tabel 1. Data penelitian dan t-skor kelincahan (X1), kelentukan pergelangan tangan
(X2) dan kemampuan dribbling bola basket (Y) pemain bola basket SMP
Negeri 1 Kusan Hilir.
No. Subyek Kelincahan: X1 (detik) kelentukan pergelangan tangan: X2 (derajat)
Dribbling Bola Basket: Y
(skor)
Hasil T-Skor Hasil T-Skor Hasil T-Skor
1 7.46 44.65 85 50.13 13 58.44 2 7.26 49.30 94 64.25 12 54.53 3 6.93 56.98 84 48.56 12 54.53 4 7.78 37.21 81 43.85 8 38.91 5 7.37 46.74 80 42.28 8 38.91 6 6.79 60.23 83 46.99 12 54.53 7 6.80 60.00 95 65.82 14 62.34 8 7.04 54.42 93 62.68 9 42.81 9 6.76 60.93 91 59.54 14 62.34 10 7.05 54.19 82 45.42 7 35.00 11 6.96 56.28 81 43.85 11 50.63 12 8.17 28.14 94 64.25 10 46.72 13 7.27 49.07 82 45.42 9 42.81 14 7.81 36.51 80 42.28 7 35.00 15 7.10 53.02 85 50.13 11 50.63 16 8.32 24.65 83 46.99 6 31.09 17 6.75 61.16 87 53.27 13 58.44 18 7.70 39.07 81 43.85 10 46.72 19 7.22 50.23 81 43.85 12 54.53 20 7.78 37.21 82 45.42 6 31.09 21 7.38 46.51 82 45.42 11 50.63 22 7.88 34.88 85 50.13 7 35.00 23 6.90 57.67 82 45.42 12 54.53 24 7.49 43.95 92 61.11 14 62.34 25 6.73 61.63 89 56.41 14 62.34 26 6.57 65.35 86 51.70 10 46.72 27 6.86 58.60 85 50.13 12 54.53 28 7.00 55.35 80 42.28 13 58.44 29 6.70 62.33 96 67.39 14 62.34 30 7.12 52.56 76 36.00 8 38.91 31 6.89 57.91 70 26.58 13 58.44 32 6.97 56.05 86 51.70 13 58.44
Lanjutan No. Subyek Kelincahan: X1 (detik) kelentukan pergelangan tangan: X2 (derajat)
Dribbling Bola Basket: Y
(skor)
Hasil T-Skor Hasil T-Skor Hasil T-Skor
33 7.25 49.53 71 28.15 7 35.00 34 6.89 57.91 95 65.82 11 50.63 35 7.65 40.23 86 51.70 13 58.44 36 7.60 41.40 95 65.82 14 62.34 37 7.20 50.70 82 45.42 11 50.63 267.40 1852.56 3142 1849.94 401 1849.69
Untuk perhitungan analisa kontribusi dari variabel-variabel bebas yaitu kelincahan (X1) dan kelentukan
pergelangan tangan (X2) terhadap variabel
terikat kemampuan dribbling bola basket
(Y) di atas, maka dari data yang
telahdiubah ke dalam
t-scoretersebutdiketahui nilai-nilai berikut
ini: X1 = 1852,56 X2 = 1849,94 Y = 1849,69 X12 = 96428,34 X22 = 96088,76 Y2 = 96054,96 X1 = 50 X2 = 50 Y = 50 S12 = 102,01 S22 = 99,86 S32 = 99,62 Sd1 = 10 Sd2 = 10 Sd3 = 10
Untuk mendeskripsikan data variabel kelincahan (X1), kelentukan
pergelangan tanga (X2) dan kemampuan dribbling bola basket (Y) pemain bola
basket bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir yang telah diubah menjadi t-score tersebut di atas dapat diuraikan hasil-hasil sebagai berikut.
1. Kelincahan (X1)
Data hasil tes kelincahan (X1)
pemain bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir yang telah dijadikan
t-score didapat skor tertinggi yang
diperoleh sampel 65,35 dan yang terendah adalah 24,65 sedangkan rata-ratanya adalah 50 dengan simpangan baku 102,01 dan standar deviasi data sebesar 10.
2. Kelentukan Pergelangan Tangan (X2)
Data hasil tes kelentukan pergelangan tangan (X2) pemain bola
basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir yang telah dijadikan t-score didapat skor tertinggi yang diperoleh sampel adalah 67,39 dan yang terendah adalah 26,58 sedangkan rata-ratanya adalah 50 dengan simpangan baku 99,86 dan standar deviasi data sebesar 10.
3. Kemampuan Dribbling Bola Basket (Y)
Data hasil tes kemampuan
dribbling bola basket (Y) pemain bola
basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir yang telah dijadikan t-score didapat skor tertinggi yang diperoleh sampel adalah 62,34 dan yang terendah adalah 31,09 sedangkan rata-ratanya adalah 50 dengan simpangan baku 99,62 dan standar deviasi data sebesar 10,
Abdul Gafur, Kontribusi Kelincahan dan … 79
Pengujian Persyaratan Analisis
Sebelum melakukan analisa terhadap hipotesis penelitian terlebih dahulu dilakukan langkah pengujian persyaratan analisis. Adapun pengujian-pengujian persyaratan analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas menggunkan Uji Lilliefors, uji
homogenitasmenggunakan Uji
Bartlett,serta uji keberartian dan linieritas regresi menggunakan Uji Analisa Varian Sederhana (Anava).
1. Uji Normalitas
Hasil-hasil pengujian
normalitas data dari masing-masing variabel dirangkum dalam bentuk tabel di bawah ini.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
No Variabel Lhitung (L0) Ltabel Hasil Uji
1 X1 0,095 0,146 Normal
2 X2 0,135 0,146 Normal
3 Y 0,133 0,146 Normal
Keterangan:
X1 : Nilai variabel kelincahan
X2 : Nilai variabel kelentukan
pergelangan tangan
Y : Nilai variabel dan
kemampuan dribbling bola basket
Lhitung : Harga L terbesar hasil
perhitungan
Ltabel : Harga L tabel Nilai Kritis
untuk Uji Lilliefors pada taraf nyata α = 0,05
Uji kenormalan distribusi populasi ini menggunakan Uji Lilliefors yaitu untuk menguji hipotesis nol (H0) bahwa sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal. Untuk menerima atau menolak H0 dilakukan dengan membandingkan
antara nilai Lhitung (L0) dengan harga
mutlak nilai kritis pada tabel (Ltabel)
pada taraf signifikansi α =
0,05.Kriteria pengujian yang
digunakan adalah: “Tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika L0 yang diperoleh dari data
pengamatan melebihi L dari daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima”. (Sudjana, 1992:467).
Hasil uji normalitas untuk kelincahan (X1) hasil yang diperoleh
untuk Lhitung = 0,097 sedangkan nilai
Ltabel = 0,146s ehingga berdasarkan
hasil tersebut harga Lhitung < Ltabelatau
0,097 < 0,146 jadi dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan sampel diambil
dari populasi berdistribusi
normal.Proses perhitungan uji normalitas untuk kelincahan (X1) ini
dapat dilihat pada lampiran 26 halaman73.
Hasil uji normalitas untuk kelentukan pergelangan tangan (X2)
(X2) hasil yang diperoleh Lhitung =
0,135 sedangkan nilai Ltabel = 0,146
sehingga berdasarkan hasil tersebut Lhitung < Ltabel atau 0,135 < 0,146 jadi
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima
dan sampel diambil dari populasi berdistribusi normal.
Selanjutnya hasil uji normalitas untuk kemampuan dribbling bola basket (Y) hasil yang diperoleh untuk Lhitung = 0,133 sedangkan nilai Ltabel =
0,146 sehingga berdasarkan hasil tersebut maka didapat harga Lhitung <
Ltabel atau 0,133 < 0,146 jadi dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima dan
sampel diambil dari populasi
berdistribusi normal. Proses
perhitungan uji normalitas untuk kemampuan dribbling bola basket (Y) ini dapat dilihat pada lampiran 28 halaman 77.
2. Uji Homogenitas
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas
Hipotesis Dk χ2hitung χ2tabel (0,05) Kesimpulan
H0 : X12 = X22 = Y2
2 0,0062 5,99 Homogen
H1 : X12≠X22 ≠Y2
Keterangan:
X12 : varians data kelincahan X22 : varians data kelentukan
pergelangan tangan
Y2 :varians data kemampuan
dribbling bola basket
Dk : derajat kebebasan
χ2
hitung :chi-kuadrat hasil
perhitungan χ2
tabel (0,05) : chi-kuadrat dari tabel
dengan taraf
kepercayaan 1 – α = 0,95%
Uji homogenitas varians populasi penelitian ini menggunakan Uji Bartlett dengan statistik
Chi-Square (Chi-Kuadrat). Uji homogenitas adalah untuk menguji hipotesis nol (H0) bahwa varians
populasi adalah homogen. Untuk menerima atau menolak H0 adalah
dengan membandingkan harga χ2
dari hasil perhitungan dengan harga mutlak χ2
pada tabel dengan taraf signifikansi yang diinginkan.
Kriteria yang digunakan adalah: “Dengan taraf nyata α, kita tolak
hipotesis H0 jika χ2 χ2(1 – α)(k-1) dimana
χ2
(1 – α)(k-1) didapat dari daftar distribusi
chi-kuadrat dengan peluang (1 – α) dan dk = (k – 1)”. (Sudjana, 2005:263).
Nilai-nilai dari S12, S22, dan S32
kemudian dimasukkan ke dalam tabel formula Uji Bartlett sebagai dasar perhitungan. Hipotesis uji homogenitas gabungan tersebut adalah:
H0 : X12 = X22 = Y2
H1 : X12≠X22 ≠Y2
Dari hasil perhitungan dengan dk =
2, didapat χ2
hitung = 0,0062 dan nilai
χ2
tabel (2) (0,05) = 5,99 sehingga diketahui
χ2
hitung< χ2tabel dan dapat disimpulkan
populasi homogen.
Secara lebih lengkap
perhitungan uji homogenitas varians gabungan ini dapat dilihat pada lampiran 29 halaman 79.
3. Uji Keberartian dan Linieritas Regresi a. Uji Keberartian Regresi
Kriteria uji: “Hipotesis H0 : = 0
ditolak jika F F(1-) (n – 2) dan diterima
dalam hal lainnya”. (Sudjana, 1992:328).
Abdul Gafur, Kontribusi Kelincahan dan … 81
Tabel 4. Daftar analisis varians untuk uji keberartian regresi kelincahan (X1)
terhadapkemampuan dribbling bola basket (Y). (Y = 23,58 + 0,53 X1). Sumber Variasi Dk JK RJK F0 Ft (0,05) Total 37 96054.98 96054.98 Regresi (a) 1 92468.75 92468.75 Regresi (b/a) 1 1022.19 1022.19 13.95 4.12 Residu 35 2564.03 73.26 Keterangan: dk : derajat kebebasan JK : Jumlah kuadrat RJK : Rata-rata jumlah kuadrat F0 : Fhitung Ft (0,05) : F table
Untuk hasil uji keberartian regresi kelincahan (X1) terhadap
kemampuan dribbling bola basket (Y) didapat F0 = 13,95 dengan α =
0,05 dan db pembilang = 1 db penyebut = 35 didapat nilai Ft =
4,12 ternyata didapat F0 > Ftabel atau
13,95 > 4,12 sehingga dapat disimpulkan regresi kelincahan (X1)
terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y) regresinya berarti.
Tabel 5. Daftar analisis varians untuk uji keberartian regresi kelentukan pergelangan tangan (X2) terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y)
(Y = 27,69+ 0,45 X2). Sumber Variasi Dk JK RJK F0 Ft (0,05) Total 37 96054.98 96054.98 Regresi (a) 1 92468.75 92468.75 Regresi (b/a) 1 715.36 715.36 8.72 4.12 Residu 35 2870.87 82.02 Keterangan : dk : derajat kebebasan JK : Jumlah kuadrat
RJK :Rata-rata jumlah kuadrat F0 : Fhitung
Ft (0,05) : F table
Untuk hasil uji keberartian regresi kelentukan pergelangan tangan (X2) terhadap kemampuan
dribbling bola basket (Y) didapat
nilai F0 = 8,72 dengan α = 0,05 db
pembilang = 1 db penyebut = 35 didapat nilai Ft = 4,12 ternyata F0 >
Ftabel atau 8,72 > 4,12 sehingga
dapat disimpulkan regresi
kelentukan pergelangan tangan (X2)
terhadapkemampuan dribbling bola basket (Y) regresinya berarti.
Tabel 6. Daftar Analisis Varians Untuk Uji Keberartian Regresi Kelincahan (X1)
Dan Kelentukan Pergelangantangan (X2) Secara Bersama-Sama
Terhadapkemampuan Dribbling Bola Baket (Y)
Sumber Variasi JK F0 Ft (0,05)
KR (Reg) 803,13
Keterangan :
JK : Jumlah kuadrat
KR (Reg) : Jumlah kuadrat regresi
KR (Res) : Jumlah kuadrat sisa F0 : Fhitung
Ft (0,05) : F table
Hasil uji keberartian regresi kelincahan (X1) dan kelentukan
pergelangantangan (X2) secara
bersama-sama terhadapkemampuan
dribbling bola baket (Y) didapat F0
= 13,79dan dengan α = 0,05 db pembilang = 2,db penyebut = 34 didapat harga Ft = 3,28. Sehingga
dapat diketahui F0 > Ftabel atau 13,79
> 3,28 dan dapat disimpulkan regresi kelincahan (X1) dan
kelentukan pergelangan tangan (X2)
secara bersama-sama
terhadapkemampuan dribbling bola baket (Y) regresinya berarti. Secara lebih lengkap perhitungankeberartian
regresikelincahan (X1) dan
kelentukan pergelangantangan (X2)
secara bersama-sama terhadap kemampuan dribbling bola baket (Y) ini dapat dilihat pada lampiran 33 halaman 88.
b. Uji Linieritas Regresi
Untuk uji linieritas kriteria uji adalah: “Tolak hipotesis model regresi linier jika F F(1-)(k-2, n-k).
(Sudjana, 1992:332)
Tabel 7. Daftar analisis varians untuk uji linieritas regresi kelincahan (X1)
terhadapkemampuan dribbling bola basket (Y). (Y = 23,58 + 0,53 X1). Sumber Variasi Dk JK RJK F0 Ft (0,05) TC 33 2427.33 73.56 1.08 19.47 Galat 2 136.70 68.35 Keterangan: dk : derajat kebebasan JK : Jumlah kuadrat RJK : Rata-rata jumlah kuadrat F0 : Fhitung Ft (0,05) : F tabel TC : Tuna Cocok
Uji linieritas regresi kelincahan (X1) terhadap
kemampuan dribbling bola basket (Y) diperoleh F0 = 1,08 dan dengan
α = 0,05 db pembilang = 33 dan db penyebut = 2 didapatFt = 19,47
sehingga diketahui F0 < Ftabel atau
1,08 < 19,47 maka dapat disimpulkan regresi kelincahan (X1)
terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y) model regresinya linier.
Tabel 8. Daftar analisis varians untuk uji linieritas regresi kelentukan pergelangan tangan (X2) terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y).
(Y = 27,69 + 0,45 X2).
Sumber Variasi Dk JK RJK F0 Ft (0,05)
TC 15 647.44 43.16 0.39 2.20
Abdul Gafur, Kontribusi Kelincahan dan … 83 Keterangan: dk : derajat kebebasan JK : Jumlah kuadrat RJK : Rata-rata jumlah kuadrat F0 : Fhitung Ft (0,05) : F tabel TC : Tuna Cocok
Uji linieritas regresi kelentukan pergelangan tangan (X2)
terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y) diperoleh F0 = 0,39dan
dengan α = 0,05 db pembilang = 15 dan db penyebut = 20 didapat harga Ft = 2,20 sehingga F0 < Ftabel atau
0,39 < 2,20 maka dapat disimpulkan regresi kelentukan pergelangan tangan (X2) terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y) model
regresinya linier.
Untuk hasil tes kemampuan
dribbling bola basket (Y) atas
kelincahan dan kelentukan
pergelangan tangan (Y atas X1 dan
X2) tidak dilakukan uji linieritas,
akan tetapi hanya menghitung persamaan regresinya saja.
Untuk regresi linier ganda dengan 2 (dua) variabel bebas digunakan persamaan:
Y ^
= a0 + a1x1 + a2x2
Koefisien-koefisien a0, a1,
dan a2 dapat dihitung dengan
menggunakan rumus dari
persamaan-persamaan: a0 = Ya1X1a2X2 a1 = 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 ) x x ( ) (x ) x ( ) y (x ) x x ( ) y x ( ) x ( a2 = 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 ) x x ( ) (x ) x ( ) y (x ) x x ( ) y x ( ) x (
Dari hasil perhitungan diperoleh model regresi linier ganda Y atas X1 dan X2 sebagai berikut:
Y ^
= 5,02+0,49X1+ 0,40X2
Secara lengkap proses perhitungan regresi multipel ini dapat dilihat pada lampiran 33 halaman 88.
Uji Hipotesis
Untuk mengetahui ada tidaknya
kontribusi kelincahan (X1) dan kelentukan
pergelangan tangan (X2) terhadap
kemampuan dribbling bola basket (Y), dapat ditinjau dari seberapa besar derajat keberartian variabel-variabel bebas X1
dan X2 tersebut terhadap variabel terikat
Y dengan indikator yang digunakan adalah uji keberartian regresi masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 9. Hasil ujikeberartian regresi kelincahan (X1) dan kelentukan pergelangan
tangan (X2) terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y) sebagai
indikator kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat.
Variabel Fhitung Ftabel Keterangan
X1 terhadap Y 13,95 4,12 Kontribusi berarti
X2 terhadap Y 8,72 4,12 Kontribusi berarti
Dari hasil-hasil yang terdapat pada tabel di atas dapat diuraikan hasil uji hipotesis berikut ini:
1. Kontribusi kelincahan (X1) terhadap
kemampuan dribbling bola basket (Y). Hipotesis: H0 : K X1Y = 0
H1 : K X1Y ≠ 0
Kriteria: H0 : F0 < Ftabel
H1 : F0 > Ftabel
Untuk variabel kelincahan (X1)
terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y) diketahui F0 > Ftabel atau
13,95 > 4,12 sehingga dapat disimpulkan ada kontribusi yang berarti dari kelincahan (X1) terhadap
kemampuan dribbling bola basket (Y).
Dimana setiap kenaikan skor
kelincahan (X1) akan diikuti oleh
kenaikan yang berarti pada skor kemampuan dribbling bola basket (Y) dengan persamaan regresi yang muncul Y = 23,58 + 0,53 X1.
2. Kontribusi kelentukan pergelangan tangan (X2) terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y).
Hipotesis: H0 : K X2Y = 0
H1 : K X2Y ≠ 0
Kriteria: H0 : F0 < Ftabel
H1 : F0 > Ftabel
Untuk variabel kelentukan pergelangan tangan (X2) terhadap
kemampuan dribbling bola basket (Y) diketahui F0 > Ftabel atau 8,72 > 4,12
sehingga dapat disimpulkan ada kontribusi yang berarti dari kelentukan pergelangan tangan (X2) terhadap
kemampuan dribbling bola basket (Y).
Dimana setiap kenaikan skor
kelentukan pergelangan tangan (X2)
akan diikuti oleh kenaikan yang berarti pada skor kemampuan dribbling bola
basket (Y) dengan mengikuti
persamaan regresi Y = 27,69 + 0,45 X2.
3. Kontribusi kelincahan (X1) dan
kelentukan pergelangan tangan (X1)
secara bersama-sama terhadap
kemampuan dribbling bola basket (Y). Hipotesis: H0 : K X2Y = 0
H1 : K X2Y ≠ 0
Kriteria: H0 : F0 < Ftabel
H1 : F0 > Ftabel
Untuk mengetahui ada tidaknya kontribusi kedua variabel bebas yaitu kelincahan (X1) dan kelentukan
pergelangan tangan (X1) secara
bersama-sama terhadap kemampuan
dribbling bola basket (Y) terlebih
dahulu menghitung koefisien korelasi R2. Berdasarkan regresi linier ganda dengan nilai JK (Reg) = 1606,26 dan
y2 = 3586,23 dapat dihitung nilai R2 sebagai koefisien korelasi sebesar 0,4479. Selanjutnya dari hasil uji diketahui F0 > Ftabel atau 13,79 >
3,28sehingga dapat disimpulkan ada kontribusi yang berarti dari kelincahan (X1) dan kelentukan pergelangan
tangan (X1) secara bersama-sama
terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y).
Kemudian untuk lebih jelasnya dapat dilakukan perhitungan kontribusi dari masing-masing variabel dan didapat hasil-hasil sebagai berikut.
Untuk kontribusi kelincahan (X1) terhadap kemampuan dribbling
bola basket (Y) relatif sebesar 59,62% dan efektif sebesar 26,70%. Untuk kontribusi kelentukan pergelangan tangan (X1) terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y) relatif
sebesar 40,38% dan efektif sebesar
18,03%. Kemudian kontribusi
Abdul Gafur, Kontribusi Kelincahan dan … 85
kelincahan (X1) dan kelentukan
pergelangan tangan (X1) secara
bersama-sama terhadap kemampuan
dribbling bola basket (Y) efektif
sebesar 44,79%.
PEMBAHASAN
Berdasarkan dari hipotesis yang diajukan pada Bab II halaman 17 yaitu: 1. Ada kontribusi kelincahan (X1)
terhadap kemampuan dribbling bola basket (Y).
Dari hasil analisa data penelitian diketahui bahwa nilai F0 >
Ftabel atau 13,95 > 4,12 dimana hasil ini
menunjukkan bahwa kontribusi
kelincahan terhadap kemampuan
dribbling bola basket berarti atau
nyata.
Seperti yang disampaikan oleh Remmy Muchtar (1992:91) tentang kelincahan: “kemampuan seseorang untuk mengubah arah dengan cepat dalam keadaan bergerak tanpa kehilangan keseimbangan”. Hasil penelitian ini mendukung teori tersebut dimana seorang pemain yang memiliki kelincahan yang tinggi yakni mampu bergerak mengubah arah dengan cepat dalam keadaan bergerak tanpa kehilangan keseimbangan kemampuan menggiring (dribbling) bola basketnya juga lebih baik dibanding dengan pemain yang kurang lincah.
Dalam permainan bola basket fungsi utama menggiring (dribbling) bola basket adalah sebagai upaya untuk menyerang, balik bertahan atau
menghindari hadangan lawan,
sehingga gerak yang gesit dan berubah-rubah arah sambil tetap membawa bola tanpa kehilangan
kontrol terhadap bola hanya dapat dilakukan oleh pemain yang memiliki kelincahan yang tinggi. Apabila pemain tidak lincah maka gerakannya juga cenderung lambat, tidak gesit dan dapat hilang keseimbangan yang mengakibatkan kurangnya kemampuan untuk mengontrol bola sehingga bola mudah lepas dan mudah direbut lawan atau dengan kata lain dribbling tidak sempurna.
Dari uraian tersebut di atas dan hasil anaisa data penelitan dapat
dikatakan bahwa kelincahan
memberikan kontribusi yang berarti
(signifikan) terhadap kemampuan
dribbling bola basket dan hipotesis
penelitian ini dapat diterima.
2. Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan dribbling bola basket.
Dari hasil analisa data penelitian diketahui bahwa nilai F0 > Ftabel atau
8,72 > 4,12 dimana hasil ini
menunjukkan bahwa kontribusi
kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan dribbling bola basket berarti atau nyata.
Kelentukan adalah bagian yang sangat penting bagi semua cabang olahraga, dimana menurut Wahjoedi (2000:85) peranan dari kelentukan bagi anggota gerak dijelaskan sebagai berikut: “kelentukan berperan nyata hampir pada seluruh gerak manusia sehingga pada aktivitas olahraga sangat penting untuk menopang kinerja dan keindahan gerak (art of movement)”. Hasil penelitian ini
mendukung teori tersebut dimana seorang pemain yang memiliki kelentukan yang tinggi kemampuan
menggiring (dribbling) bola basketnya juga lebih baik dibanding dengan pemain yang pergelangan tangannya kurang lentuk.
Dalam melakukan gerakan
dribbling bola basket tangan berfungsi
untuk memantul-mantulkan bola ke lantai dan untuk mengontrol bola agar tidak lepas saat dipantulkan ke lantai dan untuk itu diperlukan kelentukan pergelangan tangan yang baik..Apabila tangan pemain bergerak dengan kaku maka bola akan sulit dikontrol dan mudah terlepas dari penguasaan pemain tersebut.
Dari uraian tersebut di atas dan hasil anaisa data penelitan dapat dikatakan bahwa kelntukan prgelangan tangan memberikan kontribusi yang berarti (signifikan) terhadap kemampuan dribbling bola basket dan hipotesis penelitian ini dapat diterima. 3. Ada kontribusi kelincahan dan
kelentukan pergelangan tangan secara bersama-sama terhadap kemampuan
dribbling bola basket.
Dari hasil analisa data penelitian diketahui bahwa nilai F0 >
Ftabel atau 13,79 > 3,28 dimana hasil ini
menunjukkan bahwa kontribusi
kelincahan dan kelentukan pergelangan tangansecara bersama-sama terhadap kemampuan dribbling bola basket berarti atau nyata.
Kelincahan (agilitas) menurut Sajoto
(1988:59) adalah: “Kemampuan
seseorang dalam berubah arah, dalam posisi-posisi tertentu di area tertentu, seorang yang mampu merubah suatu posisi ke posisi yang berbeda, dengan kecepatan tinggi dan koordinasi gerak yang baik”. Sedangkan kelentukan
menurut Wahjoedi (2000:85)
dikatakannya bahwa: “kelentukan berperan nyata hampir pada seluruh gerak manusia sehingga pada aktivitas olahraga sangat penting untuk menopang kinerja dan keindahan gerak
(art of movement)”. Hasil penelitian ini
juga mendukung kedua teori tersebut bahwa apabila seorang pemain memiliki kelincahan (agilitas) yang tinggi namun tangannya kaku untuk mengontrol bola maka hasilnya tidak baik, demikian juga sebaliknya. Dan apabila seorang pemain bola baket memiliki kelincahan yang tinggi dan didukung oleh pergelangan tangan
yang lentuk maka kemampuan
dribbling bola basket pemain tersebut
juga lebih baik.
Dari pendapat ini dapat kita analogikan sebagai kemampuan pemain untuk bergerak lincah yaitu mampu berubah-rubah arah dengan cepat tanpa kehilangan kontrol terhadap bola yang didukung oleh kelentukan pergelangan untuk memantul-mantulkan bola ke lantai dan untuk kontrol bola agar tidak lepas saat dipantulkan ke lantai dari tangannya. Kedua hal tersebut yakni kelincahan dan kelentukan pergelangan tangan diperlukan secara bersamaan dan berlangsung secara harmonis dan saling menunjang (terkoordinasi) untuk memaksimalkan kemampuan gerak tertentu yakni untuk melakukan
dribbling bola basket.
Dari uraian tersebut di atas dan hasil analisa data penelitian dapat dikatakan bahwa kelincahan dan kelentukan pergelangan tangansecara
berama-sama (multiple) ada
Abdul Gafur, Kontribusi Kelincahan dan … 87
(signifikan) terhadap kemampuan
dribbling bola basket dan hipotesis
penelitian ini dapat diterima.
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian, dan analisa terhadap data tersebut serta tinjauan teoritis untuk menguji hipotesis akhirnya dapat disimpulkan:
1. Ada kontribusi kelincahan terhadap
kemampuan dribbling pada
pemainbola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir.
2. Ada kontribusi kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan dribbling pada pemainbola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir.
3. Ada kontribusi kelincahan dan kelentukan pergelangan tangan terhadap kemampuan dribbling secara bersama-sama pada pemain bola basket SMP Negeri 1 Kusan Hilir.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Nuril. 2007. Permainan Bola
Basket. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
Alwi, Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar
Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode
Penelitian. Yogyakarta: Andi.
Harsono.1988. coaching Dan Aspek –
Aspek Psikologis Dalam coaching. Jakarta.
Kusaini, Muhamad. 2011. Fasilitas Olahraga. Banjarmasin.
Ma’mun & Saputra, 2000. Perkembangan
Gerak dan Belajar Gerak.
Jakarta: Depdikbud.
Muthalib, Peni. 2009. Mengukur
Kemampuan fisik
pengolahragaan secara sederhana. Jakarta: Arcan.
Muchtar, Remy. 1992 Olahraga Pilihan
Sepakbola. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Directorat Jendral Pendidikan
Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan. Nurhasan. 2007. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Bandung:
Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP Bandung. Oliver, John. 2007. Dasar-Dasar Bola
Basket. Bandung: PT Intan Sejati
Pakar Raya.
Sodikun, Imam. 1992. Olahrga Pilihan
Bola Basket. Jakarta: Depdikbud
Dikti PPTK
Sajoto, Muhammad. 1988. Pembinaan
Kondisi Fisik Dalam Olahraga.
Jakarta: Depdikbud.
Sudjana, 1992. Metode Statistika.
Bandung: Tarsito.
Sugiyono, 2010. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno Hadi. 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi.
Wahjoedi. 2000. Landasan Evaluasi
Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT
88
PENGARUH LATIHAN SQUAT DAN LEG PRESS TERHADAP STRENGTH DAN HYPERTROPHY OTOT TUNGKAI
Aryadi Rachman
Ahmad Yani Km. 32 Rt. 13 Loktabat Utara Kota Banjarbaru
Email: aryadi7240@ymail.com
Abstract: Strength is one of the basic components biomotor that is needed in every sport field. In order to achieve optimal performance achievement, then the power should be increased as the underlying basis of the formation of other biomotor components. Exercise increases muscle strength to cope with the load during exercise and the affects muscle hypertrophy. Exercise powers properly implemented will affect the quality and quantity improvement in print sportsmen. The exercise that is used to improve strength and hypertrophy leg muscle is by using weight training method exercise.
This study aim to investigate the differences squat exercise and leg press in order to improve strength and hypertrophy leg muscle for student JPOK FKIP UNLAM Banjarbaru class 2011/2012.
This type of quantitative research with quasi-experimental methods. The study design using a matching-only design. The population in this study was student JPOK FKIP UNLAM Banjarbaru class 2011/2012 which totaled 40 people, under the provisions of the study sample was 36 people, samples were divided into 3 groups, each group sharing is done through the match subject design. The division is based on the results of the experimental group pretest limb muscle strength using a back and leg dynamometer. Each group numbered 12 people for group I (squats), 12 to group II (leg press exercises) and 12 for the control group.
Results of the research: methods squats and leg press exercises significant increase in limb muscle strength and hypertrophy (sig. 0.000 <α = 0.05). Group I, II and III had significant differences (sig. 0.000 <α = 0.05). The average increase in strength for the I = 36.16 kg = 26.83 kg II, and III = 3.83 kg. The average increase in muscle hypertrophy for group I = 0.66 cm, II = 0:41 cm, and III = 0:08 cm.
Conclusion: there is a significant effect of exercise squats and leg press to increase in leg muscle strength and hypertrophy. Squat exercise greater influence than the leg press and a control group to increase in leg muscle strength and hypertrophy
Key words: Squat, leg press, strength and hypertrophy of leg muscle.
Abstrak: Pengaruh Latihan Squat Dan Leg Press Terhadap Strength Dan Hypertrophy Otot Tungkai. Kekuatan merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga. Untuk dapat mencapai penampilan prestasi yang optimal, maka kekuatan harus ditingkatkan sebagai landasan yang mendasari dalam pembentukkan komponen biomotor lainnya. Latihan kekuatan meningkatkan daya otot untuk mengatasi beban selama beraktivitas dan berpengaruh terhadap hypertrophy otot. Latihan kekuatan yang dilaksanakan dengan sistematis akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dan kuantitasnya dalam mencetak olahragawan. Latihan yang digunakan untuk meningkatkan
strength dan hypertrophy otot tungkai adalah dengan metode latihan weight training.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan latihan squat dan leg press dalam upaya meningkatkan strength dan hypertrophy otot tungkai pada Mahasiswa JPOK FKIP Unlam Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012.
Penelitian ini jenis kuantitatif dengan metode quasi eksperimen. Rancangan penelitian menggunakan matching-only design. Populasi dalam penelitian adalah ini mahasiswa JPOK FKIP Unlam Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012 yang berjumlah 40 orang, berdasarkan ketentuan dalam penelitian maka sampel berjumlah 36 orang,
89
Sampel dibagi menjadi 3 kelompok, pembagian masing-masing kelompok dilakukan melalui match subject design. Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada hasil
pretest strength otot tungkai menggunakan back & leg dynamometer. Setiap kelompok
berjumlah 12 orang untuk kelompok I (latihan squat), 12 orang untuk kelompok II (latihan leg press) dan 12 orang untuk kelompok kontrol.
Hasil penelitian: metode latihan squat dan leg press signifikan terhadap peningkatan
strength dan hypertrophy otot tungkai (sig. 0.000 < α=0,05). Kelompok I, II dan III
memiliki perbedaan yang signifikan (sig. 0.000 < α=0,05). Rata-rata peningkatan strength untuk kelompok I = 36.16 kg, II = 26.83 kg, dan III = 3.83 kg. Rata-rata peningkatan
hypertrophy otot untuk kelompok I = 0.66 cm, II = 0.41 cm, dan III = 0.08 cm.
Simpulan: terdapat pengaruh yang signifikan latihan squat dan leg press terhadap peningkatan strength dan hypertrophy otot tungkai. Latihan squat lebih besar pengaruhnya daripada leg press dan kelompok kontrol terhadap peningkatan strength dan
hypertrophy otot tungkai.
Kata Kunci : Squat, leg press, strength dan hypertrophy otot tungkai.
PENDAHULUAN
Kondisi fisik merupakan syarat mutlak yang diperlukan dalam pencapaian prestasi olahraga, karena setiap atlet harus memiliki fisik yang prima untuk dapat berprestasi. Unsur kondisi fisik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga berbeda-beda. Oleh karena itu kondisi fisik seorang atlet perlu ditingkatkan melalui latihan yang dilakukan secara sistematis dan kontinyu. Melalui latihan fisik, kesegaran jasmani atlet akan meningkat sehingga dapat menunjang tercapainya prestasi yang optimal. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya (Sajoto, 1995:8). Artinya di dalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, meskipun pengembangannya dilakukan dengan skala prioritas sesuai dengan kebutuhan.
Unsur-unsur atau komponen kondisi fisik tersebut meliputi: kekuatan (strength), daya tahan, daya ledak, kecepatan, daya lentur, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan reaksi. Salah satu komponen kondisi fisik
yang penting guna mendukung
komponen-komponen lainnya adalah komponen kekuatan otot (Sajoto,
1995:59). Kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik, karena kekuatan merupakan daya penggerak dari setiap aktivitas fisik (Harsono, 1988: 177).
Kekuatan (strength) merupakan salah satu komponen dasar biomotor yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga. Untuk dapat mencapai penampilan prestasi yang optimal, maka kekuatan harus ditingkatkan sebagai landasan yang
mendasari dalam pembentukkan
komponen biomotor lainnya. Sasaran
latihan kekuatan adalah untuk
meningkatkan daya otot dalam mengatasi beban selama aktivitas olahraga berlangsung (Sukadiyanto, 2011:90). Oleh karena itu, latihan kekuatan yang dilaksanakan secara baik dan tepat akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas dan kuantitasnya dalam proses mencetak olahragawan. Manfaat dari latihan kekuatan bagi olahragawan, diantaranya untuk: (1) meningkatkan kemampuan otot dan jaringan, (2) mengurangi dan menghindari terjadinya
cedera pada olahragawan, (3)
meningkatkan prestasi, (4) terapi dan rehabilitasi cedera pada otot, dan (5) membantu mempelajari atau penguasaan teknik (Sukadiyanto, 2011:90).
Latihan kekuatan berpengaruh terhadap:
perubahan secara biokimia, perubahan komposisi otot, dan perubahan kelentukan (Sukadiyanto, 2011:100). Salah satu tujuan dari latihan kekuatan untuk meningkatkan ukuran besarnya serabut otot atau yang disebut dengan
hypertrophy otot (Sukadiyanto, 2011:101). Terjadinya hypertrophy otot sebagai akibat dari: bertambahnya jumlah myofibril pada setiap serabut otot, meningkatnya densitas (kepadatan) kapiler pada setiap serabut otot, meningkatnya jumlah protein, dan bertambahnya jumlah serabut otot.
Kekuatan (strength) sebagai
landasan yang mendasari dalam
pembentukkan komponen biomotor, diperlukan komponen fisik yang penting agar tercapainya prestasi optimal salah satunya yaitu kekuatan otot tungkai, karena sebagian besar cabang olahraga
memerlukan otot tungkai dalam
gerakannya, sebagai contoh untuk cabang atletik nomor lari dan lompat, bola voli, bola basket, sepak bola dan sebagainya, otot tungkai memegang peranan utama keberhasilan dalam berbagai cabang olahraga. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kondisi fisik seorang atlet, dibutuhkan sebuah latihan, latihan yang secara terus-menerus agar menghasilkan gerakan yang maksimal.
Jenis latihan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai diantaranya adalah latihan berbeban (weight training). Program latihan yang menggunakan beban pemberat di luar tubuh (weight training) akan mempercepat proses terjadinya
hypertrophy pada otot (Sukadiyanto,
2011:101). Menurut Harsono (1988)
weight training adalah latihan-latihan
yang sistematis dimana beban hanya dipakai sebagai alat untuk menambah tahanan terhadap kontraksi otot guna mencapai berbagai tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan dan menjaga kondisi
fisik, kesehatan, kekuatan atau prestasi dalam suatu cabang olahraga tertentu.
Bentuk latihan untuk mendapatkan kekuatan otot tungkai dalam latihan beban adalah dengan latihan squat dan leg press. Latihan squat adalah jenis latihan beban untuk meningkatkan mengembangkan kekuatan terutama pada otot-otot kaki, dan beban adalah sebagai dasar pokok latihan. Latihan squat ini dilakukan dengan cara membebani organ tubuh dengan suatu barbel dengan intensitas, set, frekuensi dan lama latihannya dapat menimbulkan suatu efek latihan yaitu berupa peningkatan kekuatan (strength), daya ledak serta daya tahan otot. Dengan meningkatkan kekuatan (strength), daya ledak dan daya tahan otot, kemampuan fisik akan bertambah secara umum. Latihan squat dapat dilakukan dengan dua macam yakni dengan smith machine dan beban bebas (free weight), smith machine
sangat membantu menyeimbangkan
beban dengan baik juga bagi si pemula sehingga dapat berkonsentrasi dengan otot yang sedang dilatih (Riadi, 2010:146).
Latihan leg press perlu dipelajari mulai dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit serta penambahan beban-beban yang diperlukan dalam latihan dari yang paling ringan ditingkatkan secara bertahap ke program yang lebih berat. Pada saat belajar dan kemudian beban yang makin berat untuk memperoleh hasil yang memuaskan,
mengatur pelatihan beban juga
memberikan kesempatan yang terbaik untuk belajar secara tepat tanpa takut cedera (Baechle, 2000:13). Latihan leg
press menurut Baechle dan Groves
(2003:144) latihan ini menyangkut penggunaan mesin leg press jenis puli,
pivot atau cam. Pelatihan leg press sangat
baik untuk pembentukan kekuatan otot kaki, membantu stabilitas persendian lutut dan panggul serta memadatkan otot
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 91
Dari uraian di atas, peneliti mengedepankan masalah yang nantinya untuk dijawab dalam sebuah penelitian dan pengukuran. Fokus dari penelitian ini adalah “Pengaruh Latihan Squat dan Leg
Press terhadap Strength dan Hypertrophy
Otot Tungkai” (Studi eksperimen pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP Unlam Banjarbaru).
METODE
Penelitian ini jenis kuantitatif dengan metode quasi eksperimen
(ekspermen semu). Rancangan penelitian menggunakan matching-only design
(Maksum, 2012: 100). M T11 X1 T21 T12 X2 T22 T13 - T23 (Maksum, 2012:100) Keterangan: M : Matching
T11 : Pretest Kelompok Eksperimen 1
T12 : Pretest Kelompok Eksperimen 2
T13 : Pretest Kelompok Kontrol
X1 : Latihan Squat X2 : Latihan Leg Press
T21 : Posttest Kelompok Eksperimen 1
T22 : Posttest Kelompok Eksperimen 2
T23 : Posttest Kelompok Kontrol
Populasi dalam penelitian adalah ini mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012 yang berjumlah 40 orang. Untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan sesuai dengan tujuan penelitian. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah:
1. Berjenis kelamin laki-laki.
2. Bersedia menjadi sampel penelitian. 3. Berminat untuk mengikuti latihan
beban.
4. Tidak melakukan aktivitas atau latihan fisik lain yang terprogram.
Dari hasil ketentuan tersebut didapat sebanyak 36 orang sampel yang digunakan sebagai sampel penelitian. Sampel dibagi menjadi 3 kelompok, pembagian masing-masing kelompok dilakukan melalui match subject design. Pembagian kelompok eksperimen
didasarkan pada hasil pretest strength otot tungkai menggunakan back & leg
dynamometer. Setiap kelompok berjumlah
12 orang untuk kelompok I (latihan
squat), 12 orang untuk kelompok II
(latihan leg press) dan 12 orang untuk kelompok kontrol.
Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (JPOK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), selama 8 minggu dari tanggal Pebruari – Maret 2014, dengan rincian 8 minggu untuk perlakuan (treatment) dengan frekuensi 24 kali pertemuan yang dilaksanakan 3 kali dalam seminggu.
1. Pengukuran strength otot tungkai menggunakan back & leg dynamometer (Ambarukmi, dkk., 2005:23)
2. Pengukuran hypertrophy otot tungkai menggunakan pita ukur (Johnson & Nelson, 1988:189)
Sesuai dengan hipotesis dan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, maka analisis statistik yang digunakan adalah uji-t paired sample test dan Analisis of Varians (Anova) dengan taraf signifikansi 5 % menggunakan program Statistical Product and Service
Solution (SPSS) 20.0. untuk mengetahui
pengaruh latihan squat dan leg press terhadap strength dan hypertrophy otot tungkai pada mahasiswa JPOK FKIP Unlam Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012.
HASIL PENELITIAN
Pada deskripsi hasil penelitian ini membahas tentang rerata dan standar deviasi yang diperoleh dari hasil tes yang
dilakukan pada masing-masing kelompok dihitung berdasarkan kelompok dan jenis latihan yang diterapkan.
Data hasil Squat
Berdasarkan hasil pengukuran dalam tabel di atas pada kelompok I (squat) dapat dilihat bahwa terdapat sebuah peningkatan nilai rerata antara pretest dan posttest pada variabel dependent. Hal ini terbukti dari nilai rerata posttest dan nilai rerata pretest. Dimana dapat di lihat bahwa nilai rerata untuk strength otot tungkai hasil pengukuran
posttest (202.75), ini terlihat lebih
tinggi dibanding dengan hasil pengukuran pretest (166.58) dan
hypertrophy otot tungkai dari hasil
pengukuran posttest (54.5), ini terlihat lebih tinggi dibanding dengan hasil pengukuran pretest sebesar (53.83). Dalam pemberian
treatment pada kelompok I (squat)
dapat meningkatkan strength dan
hypertrophy otot tungkai.
Data hasil Leg Press 0 50 100 150 200 250 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pretest Strenght Postest Strenght Pretest Hypertrophy Postest Hypertrophy
0 50 100 150 200 250 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
pretest Strenght Postest Strenght Pretest Hypertrophyi Postest Hypertrophy
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 93
Berdasarkan hasil pengukuran dalam tabel di atas pada kelompok II (leg press) dapat dilihat bahwa terdapat sebuah peningkatan nilai rerata antara pretest dan posttest pada variabel dependent. Dimana dapat di lihat bahwa nilai rerata untuk strength hasil pengukuran
posttest (193.33), ini terlihat lebih
tinggi dibanding dengan hasil pengukuran pretest (166.5) dan
hypertrophy otot tungkai dari hasil
pengukuran posttest (54.08), ini terlihat lebih tinggi dibanding dengan hasil pengukuran pretest sebesar (53.66). Dalam pemberian
treatment pada kelompok II (leg
press) dapat meningkatkan strength dan hypertrophy otot tungkai.
Pengujian Hipotesis
Untuk menjawab hipotesis yang telah diajukan, maka uji analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah uji beda rerata (uji beda mean) dengan menggunakan analisis uji-t paired t-test. Nilai yang digunakan dalam penghitungan
uji-t paired t-test adalah nilai pretest dan posttest dari masing-masing kelompok
(kelompok I, kelompok II, dan kelompok III), dengan penyajian datanya hasil perhitungan uji-t paired t-test adalah sebagai berikut:
Strength Otot Tungkai Mean Sig. (2-tailed) Keterangan
Kelompok I pre-test 166.58 0,000 Signifikan
post-test 202.75
Kelompok II pre-test 166.50 0,000 Signifikan
post-test 193.33
Kelompok III pre-test 168.00 0.020 Signifikan
post-test 171.83
Hypertrophy Otot Tungkai Mean Sig. (2-tailed) Keterangan
Kelompok I pre-test 53.83 0,001 Signifikan
post-test 54.50
Kelompok II pre-test 53.66 0,017 Signifikan
post-test 54.08
Kelompok III pre-test 53.75 0.339 Tidak Signifikan
post-test 53.83
Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan uji beda rerata sampel berpasangan menggunakan uji-t paired
t-test sebagai berikut:
Kelompok I (Squat) dan Kelompok II (Leg Press)
Hasil perhitungan uji-t paired t-test pada pemberian latihan squat dan leg press dengan melihat nilai Sig. (2-tailed) 0,000 terhadap strength dan nilai Sig. (2-tailed) 0,001 untuk squat dan nilai Sig. (2-tailed)
0,017 untuk leg press terhadap
hypertrophy otot tungkai, Maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima karena nilai Sig. < nilai α = 0,05. Dengan kata lain terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian latihan squat dan leg press terhadap strength dan
hypertrophy otot tungkai pada mahasiswa
JPOK FKIP Unlam Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012.
Uji Beda Rerata antar Kelompok (Anova) Pengujian beda rerata antar kelompok secara serempak dilakukan dengan menggunakan analisis varian (Anova). Menurut Maksum (2012:182) one way
anova adalah teknik statistik parametrik
yang digunakan untuk menguji perbedaan antara tiga atau lebih kelompok data. Tabel hasil perhitungan uji beda antar kelompok strength dan hypertrophy otot tungkai sebagai berikut:
Sumber Variasi Df F hitung F hitung Sig. Sig. Keterangan Antar Kelompok 2 90.641 5.218 0,000 0,011 Signifikan Dalam Kelompok 33 Total 35
Berdasarkan tabel di atas hasil perhitungan uji beda antar kelompok menggunakan one way anova dapat disimpulkan bahwa terdapat hasil rerata yang beda antar kelompok, karena hasil perhitungan menunjukkan nilai Sig. 0,000 < nilai α = 0,05 dan nilai Sig. 0,011 <
nilai α = 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil latihan kelompok squat, kelompok leg
press, dan kelompok kontrol terhadap strength dan hypertrophy otot tungkai.
Perhitungan Post Hoc Test
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Strength Otot Tungkai
(I) Kelompok Latihan (J) Kelompok Latihan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. LSD
Squat Leg Press 9.33333 2.36237 0,000
Kontrol 31.00000 2.36237 0,000
Leg Press Squat -9.33333 2.36237 0,000
Kontrol 21.66667 2.36237 0,000
Kontrol Squat -31.00000 2.36237 0,000
Leg Press -21.66667 2.36237 0,000
1) Kelompok squat dan leg press mempunyai nilai sig. 0,000 < nilai α = 0,05 berarti H0 ditolak
dan H1 diterima berarti ada
perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok yaitu sebesar 9.33333.
2) Kelompok squat dan kontrol mempunyai nilai sig. 0,000 < nilai α = 0,05 berarti H0 ditolak
dan H1 diterima berarti ada
perbedaan yang signifikan yaitu sebesar 31.00000.
3) Kelompok leg press dan kontrol mempunyai nilai sig. 0,000 < nilai α = 0,05 berarti H0 ditolak
dan H1 diterima berarti ada
perbedaan yang signifikan yaitu sebesar 21.66667.
Aryadi Rachman, Pengaruh Latihan Squat … 95
Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa hasil latihan
squat, leg press dan kontrol ternyata
berbeda secara signifikan. Nilai perbedaan rerata yang dihasilkan menunjukkan bahwa latihan squat
mempunyai pengaruh yang lebih baik dari pada latihan leg press dan kelompok kontrol terhadap strength otot tungkai pada mahasiswa JPOK FKIP Unlam Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012.
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Hypertrophy Otot Tungkai
(I) Kelompok Latihan (J) Kelompok Latihan Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. LSD
Squat Leg Press .25000 0.18119 0,177
Kontrol .58333 0.18119 0,003
Leg Press Squat -25000 0.18119 0,177
Kontrol .33333 0.18119 0,075
Kontrol Squat -.58333 0.18119 0,003
Leg Press -.33333 0.18119 0,075
1) Kelompok squat dan leg press mempunyai nilai sig. 0,177 > nilai α 0,05 berarti H0 diterima dan H1
ditolak berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok yaitu sebesar 0.25000. 2) Kelompok squat dan kontrol
mempunyai nilai sig. 0,003 < nilai α = 0,05 berarti H0 ditolak dan H1
diterima berarti ada perbedaan yang signifikan yaitu sebesar 0.58333. 3) Kelompok leg press dan kontrol
mempunyai nilai sig. 0,075 > nilai α = 0,05 berarti H0 diterima dan H1
ditolak berarti tidak ada perbedaan yang signifikan yaitu sebesar 0.33333.
Berdasarkan uraian di atas menunjukan bahwa hasil latihan squat,
leg press dan kontrol ternyata bervariasi.
Nilai
rerata yang dihasilkan menunjukkan bahwa latihan squat mempunyai pengaruh yang berbeda secara signifikan dari kelompok kontrol tetapi tidak berbeda secara signifikan dari latihan leg press begitu juga dengan latihan leg press tidak berbeda secara signifikan dari kelompok
kontrol terhadap hypertrophy otot tungkai pada mahasiswa JPOK FKIP Unlam Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012. Dengan hasil deskriptif di atas menyatakan bahwa pemberian latihan pada kelompok I dan II dapat meningkatkan hypertrophy otot tungkai pada mahasiswa JPOK FKIP Unlam Banjarbaru kelas Mandiri angkatan tahun 2011/2012
PEMBAHASAN
Pengaruh Pelatihan terhadap Peningkatan Strength Otot Tungkai
Berdasarkan hasil pengujian hipótesis, ternyata latihan squat dan leg
press memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan strength otot tungkai. Pengaruh latihan squat lebih besar dibandingkan latihan leg press dan kontrol.
Latihan squat mempunyai
peningkatan yang lebih besar
dibandingkan dengan latihan leg press. Hal ini disebabkan terdapatnya perbedaan karakteristik antara latihan squat dan leg
press dimana pada latihan squat beban
saat melakukan gerakan naik dan turun kompleksitas otot yang terlibat lebih banyak, dibandingkan dengan latihan leg
press. Latihan leg press pemusatan
bebannya terletak pada telapak kaki sehingga saat melakukan gerakan mendorong komponen otot yang terlibat hanyalah komponen otot kaki.
Squat dan leg press merupakan jenis
latihan yang bertujuan untuk
meningkatkan kekuatan khususnya pada otot tungkai. Kekuatan (strength) sebagai
landasan yang mendasari dalam
pembentukkan komponen biomotor, diperlukan komponen fisik yang penting agar tercapainya prestasi optimal.
Ambarukmi, dkk., (2008:69) menjelaskan tujuan dari latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Latihan squat dan leg press
merupakan metode pelatihan
menggunakan beban. Pelatihan beban adalah suatu penekanan terhadap fisik menggunakan beban luar berupa beban mesin dan beban bebas (seperti barbell dan dumbel) secara dominan untuk meningkatkan kinerja maupun prestasi olahraga (Bompa & Haff, 2009; Baechle & Grove, 2003).
Latihan beban apabila dilaksanakan dengan benar, selain dapat memperbaiki kesehatan fisik secara keseluruhan, juga
dapat mengembangkan kekuatan
(strength), kecepatan, power, dan daya tahan (Harsono, 1988:186). Menurut Sajoto (1988:114) program latihan peningkatan kekuatan otot yang paling
efektif adalah latihan dengan
menggunakan beban atau “weight training
program”. Dipertegas pula oleh Nala
(1998:53) “agar proses latihan dapat berjalan dan berhasil dengan baik dalam meningkatkan kekuatan ototnya, maka latihan harus menggunakan beban”. Sedangkan menurut Riadi (2010) latihan beban adalah latihan yang bersifat kekhususan atau spesifik dalam artian
latihan yang dilakukan secara bagian-bagian dari masing-masing kelompok otot.
Pelatihan beban dengan metode yang salah dapat mengakibatkan gerakan yang kaku dan lamban serta dapat menimbulkan cedera dan menurunkan prestasi atlet (Fox & Mathews, 1981). Metode pelatihan sangat penting dalam mempengaruhi hasil pelatihan (Bompa, 2009).
Kekuatan maksimal sangat
dipengaruhi oleh tujuh faktor, yakni: (1) Jumlah motor unit yang terlibat (reqruitment). (2) Jumlah motor unit yang terstimulasi (rate coding). (3) Jumlah motor unit yang singkronisasi. (4) Siklus pemendekan pada peregangan otot. (5) Derajat inhibisi saraf otot. (6) Jenis serabut otot. (7) Derajat hypertrophy otot (Bompa & Haff, 2009:Hoeger, 2009).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan latihan beban
squat dan leg press dapat meningkatkan strength otot tungkai. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa latihan squat dan leg
press memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap peningkatan strength otot tungkai
Pengaruh Pelatihan terhadap Peningkatan Hypertrophy Otot Tungkai
Berdasarkan hasil pengujian hipótesis dapat dijelaskan bahwa pengaruh latihan squat dan leg press memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hypertrophy otot tungkai. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa latihan squat dan leg press merupakan jenis latihan beban.
Tujuan khusus pelatihan beban yang paling popular, adalah: kekuatan maksimal, daya ledak otot, daya tahan otot, hypertrophy otot, dan komposisi tubuh (Chandler & Brown, 2008;ASCA, 2010;ACSM, 2002;Bompa & Haff, 2009;Ratames, dkk., 2009;Bird, dkk., 2005).