• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI EFEK ANTI INFLAMASI DAN ANALGETIK EKSTRAK DAUN MONDOKAKI (Tabernaemontana divaricata R.Br) SECARA ORAL DAN TOPIKAL TERHADAP MENCIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UJI EFEK ANTI INFLAMASI DAN ANALGETIK EKSTRAK DAUN MONDOKAKI (Tabernaemontana divaricata R.Br) SECARA ORAL DAN TOPIKAL TERHADAP MENCIT"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

UJI EFEK ANTI INFLAMASI DAN ANALGETIK EKSTRAK

DAUN MONDOKAKI (Tabernaemontana divaricata R.Br)

SECARA ORAL DAN TOPIKAL TERHADAP

MENCIT

Oleh:

Tri Bintarti

NIM 067014005

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

UJI EFEK ANTI INFLAMASI DAN ANALGETIK EKSTRAK

DAUN MONDOKAKI (Tabernaemontana divaricata R.Br)

SECARA ORAL DAN TOPIKAL TERHADAP

MENCIT

Oleh:

Tri Bintarti

NIM 067014005

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU FARMASI FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN TESIS Judul :

UJI EFEK ANTI INFLAMASI DAN ANALGETIK EKSTRAK

DAUN MONDOKAKI (Tabernaemontana divaricata R.Br)

SECARA ORAL DAN TOPIKAL TERHADAP MENCIT

Oleh :

Tri Bintarti

NIM 067014005

Disetujui Oleh:

Pembimbing I, Panitia Penguji,

Prof. Dr.Urip Harahap, Apt.

NIP 195301011983031004 NIP 195301011983031004 Prof. Dr.Urip Harahap, Apt.

Pembimbing II,

NIP 195311281983031002

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.

NIP 195311281983031002 NIP 194908111976031001 Dr.M.PandapotanNasution,MPS.,Apt. NIP 130935857

Dr. Edy Suwarso, S.U., Apt.

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Dekan,

NIP 195311281983031002

Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt.

(4)

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhingga sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis dengan judul Uji Efek Antiinflamasi dan Analgetik Ekstrak Daun Mondokaki (Tabernaemontana divaricata R.Br) Secara Oral dan Topikal Terhadap Mencit sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister Farmasi pada Fakultas Farmasi. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW.

Selama penyelesaian penelitian dan tesis ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu penulis ingin menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang tiada terhingga kepada:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H., Sp.A(K)., atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Magister.

2. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., yang telah menyediakan fasilitas dan kesempatan bagi penulis menjadi mahasiswa Program Studi Magister Farmasi Fakultas Farmasi.

3. Ketua Program Studi Magister Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof. Dr. Urip Harahap, Apt., yang tiada hentinya memberikan dorongan dan semangat sehingga penulis terpacu untuk menyelesaikan pendidikan Program Magister Ilmu Farmasi.

4. Bapak Prof. Dr. Urip Harahap, Apt., selaku Pembimbing I, dan Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan, memberi saran, dan dorongan dengan penuh

(5)

kesabaran selama penulis menjalani pendidikan, penelitian, dan penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Dr. M. Pandapotan Nasution, MPS., Apt., dan Bapak Edy Suwarso, SU., Apt., sebagai penguji.

6. Kepala Lab. Farmakologi, Bapak Drs. Saiful Bahri, M.S., Apt., beserta staf yang telah memberikan kesempatan, fasilitas dan sarana kepada penulis dalam melakukan penelitian.

7. Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, suami Drs. Harmel Fuaddin Nasution, Apt., dan anak semata wayang Harnanda Wydiastanto atas segala kasih sayang yang diberikan.

8. Kepada ananda tersayang di Laboratorium Farmakologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Dadang, Bagus, Emil, Tata, dan Intan.

Serta buat semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Kiranya Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata semoga tulisan ini dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi ilmu pengetahuan khususnya bidang Farmasi.

Medan, Februari 2010

Penulis Tri Bintarti

(6)

ABSTRAK

Inflamasi merupakan respon pertahanan tubuh terhadap kerusakan sel ataupun jaringan yang disebabkan oleh berbagai rangsangan berupa fisika, kimia, mekanis maupun akibat peningkatan kristal asam urat yang berlebihan. Pengobatan antiinflamasi dapat dilakukan secara modern, yaitu menggunakan obat sintesis, maupun pengobatan secara alternatif menggunakan bahan yang berasal dari alam seperti tumbuhan. Pengobatan modern untuk mengurangi peradangan dapat menimbulkan efek samping. Obat antiinflamasi steroid pada dosis tinggi dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping seperti osteoporosis, udem dan imunosupresi. Sedangkan obat-obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) dapat menyebabkan efek samping seperti iritasi lambung. Oleh karena itu, penggunaan obat untuk mengurangi peradangan beralih ke pengobatan dengan menggunakan bahan yang berasal dari tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang digunakan masyarakat untuk mengurangi peradangan adalah tumbuhan mondokaki (Tabernaemontana divaricata R.Br).

Penelitian ini dilakukan secara eksperimental farmakologis untuk menguji aktivitas antiinflamasi dan analgetik baik secara oral dan topikal. Pada penelitian ini sebagai subjek adalah mencit, λ-karagenan 1% (b/v) sebagai penginduksi radang, pembanding adalah indometasin. Sedangkan penginduksi nyeri secara fisika digunakan pelat panas, dengan pembanding antalgin, dan untuk pembanding sediaan gel adalah natrium diklofenak. Ekstrak tumbuhan sidaguri dibuat secara perkolasi dengan etanol (EES), n-heksan (En-HS), dan ethil asetat (EEAcS). Data yang diperoleh diuji secara statistik menggunakan ANAVA (n=6; P>0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa EEM dan EEAcM, mempunyai aktivitas antiinflamasi yang sama secara statistik dengan indometasin dosis 10 mg/kg BB. Sedangkan En-HM tidak mempunyai aktivitas antiinflamasi. Sediaan EEM yang diuji menunjukkan hasil yang baik sebagai antiinflamasi pada dosis 600 mg/kg BB. Sediaan gel ekstrak etanol (GEEM) menunjukkan hasil yang sama secara statistik dengan gel natrium diklofenak 1%. GEEM yang di uji memberikan hasil yang baik sebagai antiinflamasi pada konsentrasi 3%. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa EEM, En-HM, dan EEAcM mempunyai aktivitas analgetik yang sama secara statistik dengan antalgin dosis 100 mg/kg BB. Tetapi sediaan EEM menunjukkan hasil yang baik pada dosis 600 mg/kg BB sebagai analgetik.

Kata kunci: Tumbuhan Mondokaki, Tabernaemontana divaricata R.Br, Antiinflamasi, Analgetik, EEM, En-HM, EEAcM, GEEM.

(7)

ABSTRACT

Inflammation is a defense response of the body against the damage of cell or tissue caused by various stimuli, whether it’s physical, chemical, mechanical or the excessive elevation of uric acid crystals. The anti-inflammatory treatment can be done either in the modern way, which is using synthetic drugs, or alternatively, using natural materials like plants. The modern treatment of inflammation can shows side effects, though. Steroidal Anti Inflammatory Drugs (SAIDs) in high dosage and long-term use can cause adverse effects such as ostheoporosis, oedema and immunosupression. While the Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAIDs) can cause adverse effects like gastric irritation. Because of that, the usage of drugs to ease inflammation recently shows the trend of shifting to the treatment using plant materials. One of the plants traditionally used by the people to ease inflammation is the Mondokaki plant (Tabernaemontana divaricata R.Br).

This research was done pharmacological experimentally to test antiinflammatory activity and analgetic activity, both orally and topically. In the research, mice were used as subject, λ-carragenin 1% (w/v) as inflammation inductor, and indomethacin as control drug. While as for the pain inductor, physically, hot plate was used, with antalgin as control drug, and sodium-diclofenac as control for gel preparation. The Mondokaki plant extract was made with percolation method using ethanol (MEE = Mondokaki Ethanolic Extract), n-hexane (MNE = Mondokaki N-n-hexane Extract), and ethyl acetate (MEAcE = Mondokaki Ethyl Acetate Extract). The data obtained was then tested and assessed statistically using ANOVA (n=6; P>0,05).

The result of the research showed that MEE and MEAcE both had same antiinflammatory activity statistically with indomethacin dosage 10 mg/kgBW. While MEAcE didn’t have any antiinflammatory activity. The MEE preparation tested showed good result as antiinnflammatory drug in the dosage of 600 mg/kgBW. The gel preparation of the ethanolic extract (MEEG = Mondokaki Ethanolic Extract Gel) showed same result statistically with sodium-diclofenac gel 1%. The tested MEEG showed better result as antiinflammatory in 3% concentration. In the research it was also found that MEE, MNE, and MEAcE had the same analgetic activity statistically with antalgin, dosage 100 mg/kgBW. But the MEE preparation showed good result as analgetic at the dose of 600 mg/kgBW.

Keyword(s) : Mondokaki plant, Tabernaemontana divaricata R.Br, Antiinflammatory, Analgetic, MEE, MNE, MEAcE, MEEG.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 3

1.3 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Hipotesis ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Uraian Singkat Tumbuhan ... 7

2.1.1 Morfologi Tumbuhan ... 7

2.1.2 Sistematik Tumbuhan ... 8

2.1.3 Nama Lokal ... 8

(9)

2.2 Ekstraksi ... 9

2.3 Inflamasi (Peradangan) ... 11

2.3.1 Gejala-gejala Peradangan ... 12

2.3.2 Mekanisme Terjadinya Radang ... 14

2.3.3 Mediator Peradangan ... 15

2.4 Obat-obat Antiinflamasi ... 18

2.4.1 Obat Antiinflamasi Steroid Adrenal (Glukokortikoida) ... 19

2.4.2 Obat Antiinflamasi Non-steroida (AINS) ... 20

2.5 Indometasin ... 21

2.5.1 Sifat Kimia ... 21

2.5.2 Sifat Fisika ... 22

2.5.2 Farmakologi ... 22

2.6 Rasa Nyeri ... 23

2.6.1 Pembagian Rasa Nyeri ... 24

2.6.2 Mekanisme Terjadinya Nyeri ... 24

2.7 Analgetika ... 25

2.7.1 Pembagian Analgetika ... 25

2.7.2 Mekanisme Kerja Analgetika ... 26

2.7.3 Metode Pengujian Analgetika ... 27

2.7.3.1 Metode Panas ... 27

2.7.3.2 Metode Listrik ... 28

2.7.3.3 Metode Tekanan ... 29

2.7.3.4 Metode Kimia ... 29

(10)

2.8.1 Sifat Kimia ... 29

2.8.2 Farmakologi ... 30

2.9 Diklofenak ... 31

2.9.1 Sifat Kimia ... 31

2.9.2 Farmakologi ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Desain Penelitian ... 33

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

3.3 Identifikasi Tumbuhan ... 34

3.4 Tahapan Penelitian ... 34

3.5 Alat dan Bahan ... 35

3.5.1 Alat-alat yang Digunakan ... 35

3.5.2 Bahan-bahan yang Digunakan ... 35

3.6 Hewan Percobaan ... 35

3.7 Sampel Penelitian ... 37

3.5.1 Pengambilan dan Pengolahan Sampel ... 37

3.5.2 Uji Kadar Air ... 37

3.5.2 Ekstraksi Simplisia Daun Mondokaki ... 38

3.8 Uji Farmakologi ... 39

3.8.1 Uji Efek Antiinflamasi ... 39

3.8.1.1 Penyiapan Hewan Percobaan ... 39

3.8.1.2 Penyiapan Bahan Uji, Obat pembanding dan Kontrol ... 39

3.8.1.3 Pembuatan Suspensi CMC 0,5% (b/v) 39

(11)

3.8.1.4 Pembuatan SEEM, SEn-HM, SEEAcM

1% (b/v) ... 40

3.8.1.5 Pembuatan Suspensi Indometasin Dosis 10 mg/kg BB ... 40

3.8.1.6 Penyiapan Induktor Inflamasi ... 40

3.8.1.7 Persiapan Alat Pletismometer UGO Basile Cat No.71 ... 40

3.8.1.8 Uji Pendahuluan ... 41

3.8.1.9 Uji Efek Antiinflamasi per Oral ... 41

3.8.1.10 Uji Antiinflamasi Topikal ... 42

3.8.1.11 Perhitungan Persen Radang (%R) dan Inhibisi Radang (%IR) ... 43

3.10 Uji Efek Analgetik ... 44

3.11 Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Uji Antiinflamasi ... 48

4.1.1 Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Mondokaki (EEM) ... 49

4.1.2 Uji Antiinflamasi Suspensi Ekstrak n-Heksana Mondokaki (SEn-HM) ... 62

4.1.3 Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etil Asetat Mondokaki (EEAcM) ... 73

4.1.1 Uji Antiinflamasi Topikal Gel Ekstrak Etanol Mondokaki (GEEM) ... 86

4.2 Uji Efek Analgetik ... 99

4.2.1 Uji Efek Analgetik Suspensi Ekstrak Etanol Mondokaki (SEEM) ... 100

4.2.2 Uji Efek Analgetik Suspensi Ekstrak n-Heksana Mondokaki (SEn-HM) ... 108

(12)

4.2.3 Uji Efek Analgetik SEEAcM ... 117

4.3 Pembahasan ... 126

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 130

5.1 Kesimpulan ... 130

5.2 Saran ... 131

DAFTAR PUSTAKA ... 132 LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 4.1. Tabel Anava perlakuan antar kelompok persen radang kaki

mencit mulai dari menit ke-30 sampai menit ke-360 SEEM .... 52

4.2. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-30 ... 53

4.3. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-60 .... 54

4.4. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-90 .... 55

4.5. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-120 .. 55

4.6. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-150 .. 56

4.7. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-180 .. 57

4.8. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-210 .. 57

4.9. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-240 .. 58

4.10. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-270 .. 58

4.11. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-300 .. 59

4.12. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-330 .. 60

4.13. Tabel Anava perlakuan antar kelompok persen radang kaki mencit mulai dari menit ke-30 sampai menit ke-360 SEn-HM ... 65

4.14. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-30 .... 66

4.15. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-60 .... 67

4.16. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-90 .... 67

4.17. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-120 .. 68

4.18. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-150 .. 68

4.19. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-180 .. 69

(14)

4.21. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-240 .. 70

4.22. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-270 .. 70

4.23. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-300 .. 71

4.24. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-330 .. 71

4.25. Tabel Anava perlakuan antar kelompok persen radang kaki mencit mulai dari menit ke-30 sampai menit ke-360 SEEAcM ... 76

4.26. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-30 .... 77

4.27. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-60 .... 78

4.28. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-90 .... 78

4.29. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-120 .. 79

4.30. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-150 .. 80

4.31. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-180 .. 80

4.32. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-210 .. 81

4.33. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-240 .. 82

4.34. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-270 .. 82

4.35. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-300 .. 83

4.36. Hasil uji lanjutan Duncan antar kelompok pada menit ke-330 .. 84

4.37. Tabel Anava dari menit ke-30 sampai menit ke-360 uji antiinflamasi topikal GEEM ... 89

4.38. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-30 .... 90

4.39. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-60 .... 91

4.40. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-90 .... 91

4.41. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-120 .. 92

4.42. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-150 .. 92

(15)

4.44. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-210 .. 94

4.45. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-240 .. 94

4.46. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-270 .. 95

4.47. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-300 .. 95

4.48. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-330 .. 96

4.49. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-360 .. 96

4.50. Rerata waktu awal mula timbul nyeri SEEM pada setiap perlakuan ... 100

4.51. Tabel Anava perlakuan antar kelompok uji analgetik SEEM Mulai menit ke-10 sampai menit ke-120 ... 102

4.52. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-10 .... 103

4.53. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-20 .... 103

4.54. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-30 .... 104

4.55. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-45 .... 105

4.56. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-60 .... 105

4.57. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-90 .... 106

4.58. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-120 .. 106

4.59. Rerata waktu awal mula timbul nyeri SEn-EM pada setiap perlakuan ... 109

4.60. Tabel Anava perlakuan antar kelompok uji analgetik SEn-HM mulai menit ke-10 sampai menit ke-120 ... 111

4.61. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-10 .... 112

4.62. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-20 .... 113

4.63. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-30 .... 113

4.64. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-45 .... 114

(16)

4.66. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-90 .... 115

4.67. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-120 .. 116

4.68. Rerata waktu awal mula timbul nyeri SEn-EM pada setiap perlakuan ... 118

4.69. Tabel Anava perlakuan antar kelompok uji analgetik SEEAcM mulai menit ke-10 sampai menit ke-120 ... 120

4.70. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-10 .... 121

4.71. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-20 .... 121

4.72. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-30 .... 122

4.73. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-45 .... 122

4.74. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-60 .... 123

4.75. Hasil uji lanjutan Duncan antar perlakuan pada menit ke-90 .... 124

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1.1. Diagram yang menunjukkan kerangka konsep penelitian

pembuatan ekstrak ... 3

1.2. Skema yang menggambarkan kerangka konsep uji antiinflamasi dan analgetik ekstrak daun Mondokaki ... 4

2.1. Rumus bangun taberhanine dan conophyllinine ... 9

2.2. Patogenesis dan gejala suatu peradangan ... 15

2.3. Metabolisme asam arakhidonat dan sintesis prostaglandin dan leukotrien ... 17

2.4. Rumus bangun indometasin ... 22

2.5. Rumus bangun antalgin ... 30

2.6. Rumus bangun diklofenak ... 31

3.1. Tumbuhan mondokaki (Tabernaemontana divaricata R.Br.) . 139

3.2. Bunga tumbuhan mondokaki ... 139

3.3. Simplisia tumbuhan mondokaki ... 140

3.4. Alat penetapan kadar air... 141

3.5. Mencit galur swiss albino ... 143

3.6. Telapak kaki kiri mencit sebelum penyuntikan karagenan 1% (b/v) ... 143

3.7. Telapak kaki kiri mencit setelah penyuntikan karagenan 1% (b/v) ... 143

3.8. Pletismometer digital UGO Basile Cat.No.7140 ... 144

3.9. Alat plat panas dengan temperatur stabil ... 145

3.10. Mencit sedang menjilat kaki yang merasakan respon panas .... 145

(18)

4.1. Grafik persen radang versus waktu (mean ± SEM) pada

berbagai perlakuan SEEM ... 50 4.2 Grafik persen inhibisi radang versus waktu (mean ± SEM)

pada berbagai perlakuan SEEM ... 51 4.3. Grafik luas area di bawah kurva persen radang terhadap

waktu pada berbagai perlakuan SEEM ... 61 4.4. Grafik persen radang versus waktu (mean ± SEM) pada

berbagai perlakuan SEn-HM ... 63 4.5. Grafik persen inhibisi radang versus waktu (mean ± SEM)

pada berbagai perlakuan SEn-HM ... 64 4.6. Grafik luas area di bawah kurva persen radang terhadap

waktu pada berbagai perlakuan SEn-HM ... 73 4.7. Grafik persen radang versus waktu (mean ± SEM) pada

berbagai perlakuan SEEAcM ... 74 4.8. Grafik persen inhibisi radang versus waktu (mean ± SEM)

pada berbagai perlakuan suspensi ekstrak etil asetat

mondokaki (SEEAcM) ... 75 4.9. Grafik luas area di bawah kurva persen radang terhadap

waktu pada berbagai perlakuan SEEAcM ... 86 4.10. Grafik persen radang versus waktu (mean ± SEM) pada

berbagai perlakuan uji antiinflmasi topikal GEEM ... 87 4.11. Grafik persen inhibisi radang versus waktu (mean ± SEM)

pada berbagai perlakuan uji antiinflamasi topikal GEEM ... 88 4.12. Grafik persen radang versus waktu (mean ± SEM) pada

berbagai perlakuan uji antiinflamasi topikal GEEM ... 97 4.13. Grafik waktu awal mula timbul nyeri versus waktu (mean ±

SEM) pada berbagai perlakuan SEEM ... 101

4.14. Grafik luas area di bawah kurva waktu awal timbul nyeri

(mean ± SEM) pada berbagai perlakuan SEEM ... 108 4.15. Grafik waktu awal mula timbul nyeri versus waktu (mean

± SEM) pada berbagai perlakuan SEn-HM ... 110 4.16. Grafik luas area di bawah kurva waktu awal timbul nyeri

(19)

4.17. Grafik waktu awal mula timbul nyeri versus waktu (mean

± SEM) pada berbagai perlakuan SEEAcM ... 119 4.18. Grafik luas area di bawah kurva waktu awal timbul nyeri

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Keterangan Komis Etik penelitian Bidang Kesehatan... 136

2. Hasil Identifikasi Tumbuhan ... 137

3. Bagan Penelitian Pengujian Efek Antiinflamasi dan Analgetik Ekstrak Daun Mondokaki (Tabernaemontana divaricata R.Br.) ... 138

4. Gambar Tumbuhan, Bunga dan Simplisia Mondokaki ... 139

5. Gambar Alat penetapan Kadar Air ... 141

6. Perhitungan Hasil Pemeriksaan Kadar Air Simplisia ... 142

7. Gambar Mencit galur Swiss Albino, Kaki Mencit Sebelum dan Sesudah Penyuntikan λ-karagenan ... 143

8. Gambar Pletismometer digital UGO Basile Cat.No.7140 ... 144

9. Gambar Alat Plat Panas Dengan Temperatur Stabil dan Mencit Sedang Menjilat Kaki Yang Merasakan Respon Panas ... 145

10. Contoh Perhitungan Persen Radang dan Persen Inhibisi Radang ... 146

11. Contoh Perhitungan Dosis ... 147

12. Data Antiinflamasi Ekstrak Etanol Mondokaki per Oral ... 148

13. Data Antiinflamasi Ekstrak Etil Asetat Mondokaki per Oral 152

14. Data Antiinflamasi Ekstrak n-Heksan Mondokaki per Oral .. 156

15. Data Antiinflamasi Ekstrak Etanol Mondokaki secara topikal 160

16. Data Analgetik Ekstrak Etanol Mondokaki per Oral ... 164

17. Data Analgetik Ekstrak Etil Asetat Mondokaki per Oral ... 166

(21)

19. Hasil Analisis Statistik terhadap Nilai Persen Radang

Ekstrak Etanol Mondokaki per Oral ... 170 20. Hasil Analisis Statistik terhadap Nilai Persen Radang

Ekstrak Etil Asetat Mondokaki per Oral ... 177 21. Hasil Analisis Statistik terhadap Nilai Persen Radang

Ekstrak n-Heksan Mondokaki per Oral ... 184 22. Hasil Analisis Statistik terhadap Nilai Persen Radang

Ekstrak Etanol Mondokaki secara Topikal ... 191 23. Hasil Analisis Statistik terhadap Waktu Awal Timbul Nyeri

Ekstrak Etanol Mondokaki ... 198 24. Hasil Analisis Statistik terhadap Waktu Awal Timbul Nyeri

Ekstrak Etil Asetat Mondokaki ... 203 25. Hasil Analisis Statistik terhadap Waktu Awal Timbul Nyeri

Referensi

Dokumen terkait

“Setiap orang yang menjadi korban mati atau cacat tetap akibat kecelakaan yang disebabkan oleh alat angkutan lalu-lintas jalan tersebut dalam pasal 1, dana akan

DINAS KEBERSIHAN, PERTAMANAN, DAN TATA KOTA KOTA MAGELANG Jl. Lamtoro no.71 Tidar Baru

43 legalitas lembaga Melakukan bimbingan dan fasilitasi bagi lembaga untuk mendapatkan pemahaman mengenai dokumen legalitas yang harus dimiliki oleh lembaga, berikut

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penyuluhan metode ceramah dengan power point menggunakan media LCD dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

Penurunan pH pada larutan dyes (sebagai garam Na) akan menyebabkan proses disosiasi berjalan lebih cepat karena terbentuk garam baru dari sisa asam dengan Na

a) Memiliki efek samping relatif kecil, jika digunakan secara tepat; dengan mempertimbangkan sekurang-kurangnya enam aspek ketepatan, yaitu tepat takaran, tepat

[r]

Pengembangan Perangkat Lunak Mahasiswa dapat memahami Perangkat Lunak sebagai bagian dari Sistem Informasi dan bagaimana mengembangkan Perangkat Lunak. Merancang Perangkat Lunak