• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP PROFITABILITAS BPR DI KOTA BATAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGARUH BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) TERHADAP PROFITABILITAS BPR DI KOTA BATAM"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

dipersentasikan pada Seminar Nasional Revolusi Indusri 4.0 ke-2 tanggal 16 November 2019, Ibis Styles Hotel-Batam

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 451

ejournal.ymbz.or.id

ANALISIS PENGARUH BEBAN OPERASIONAL PENDAPATAN

OPERASIONAL (BOPO) DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR)

TERHADAP PROFITABILITAS BPR DI KOTA BATAM

Erni Yanti Natalia1)

, Sri Afridola2)

1

Program Studi Akuntansi, Universitas Putera Batam, Batam. email: erni.siallagan@gmail.com

2

Program Studi Manajemen, Universitas Putera Batam, Batam. email: sriafridola85@gmail.com

Abstract

This study aims to determine the profitability performance of Rural Credit Banks in Batam City. The population in this study were all Conventional Rural Banks in Batam City, totaling 27 Rural Banks. Data is taken for analysis in the December 31 period of 2016, 2017 and 2018. The Profitability Ratio is measured using the Return on Asset (ROA) proxy. Based on the analysis, it was found that the BOPO partially had a significant effect on the BPR Profitability (ROA) in Batam City with the result of t test with a significant value of 0,000<0.05. LDR partially has no significant effect on BPR Profitability (ROA) in Batam City with the results of t test significant value of 0.881> 0.05. BOPO and LDR simultaneously influence BPR Profitability (ROA) in Batam City with F test results of significant value of 0,000 <0.05. Based on the test results of the determination of variables X1 (BOPO) and X2 (LDR) in the regression model gives an effect on Y (ROA) of 77.1% and the remaining 22.9% is explained by other variables not included in this study.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat yang ada di Kota Batam. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh BPR Konvensional di Kota Batam yaitu sebanyak 27 BPR. Data yang diambil untuk dianalisis pada periode 31 Desember dari tahun 2016, 2017 dan 2018. Rasio Profitabiltas diukur dengan menggunakan proksi Return on Asset (ROA). Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh bahwa BOPO secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam dengan hasil uji t nilai signifikan 0,000<0,05. LDR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam dengan hasil uji t nilai signifikan 0,881>0,05. BOPO dan LDR secara simultan berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam dengan hasil uji F nilai signifikan 0,000<0,05. Berdasarkan hasil uji determinasi variabel X1 (BOPO) dan X2 (LDR) dalam model regresi memberikan pengaruh terhadap Y (ROA) sebesar 77,1% dan sisanya sebesar 22,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Keywords: BOPO, LDR, ROA, Bank Perkreditan Rakyat.

PENDAHULUAN

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang dalam kegiatan usahanya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran seperti yang dilakukan oleh bank-bank umum. Kegiatan utama BPR ditujukan untuk melayani usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan. BPR menjalankan kegiatan usahanya ada yang secara konvensional dan juga berdasarkan prinsip Syariah. Dari segi bentuk hukum dan kepemilikannya BPR dapat berupa Perseroan Terbatas (PT), Perusahaan Daerah (PD) ataupun Koperasi.

(2)

dipersentasikan pada Seminar Nasional Revolusi Indusri 4.0 ke-2 tanggal 16 November 2019, Ibis Styles Hotel-Batam

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 452

ejournal.ymbz.or.id

Kota Batam merupakan sarangnya pertumbuhan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), perkembangannya mengalahkan Bank Umum. Seharusnya menjamurnya BPR akan memberikan kontribusi bagi perekonomian KEPRI. Kenyataannya hingga Triwulan III-2017, pertumbuhan ekonomi KEPRI berada di posisi paling rendah nasional dan Sumatera (Putra, 2017). Sampai tahun 2018 terdapat 27 BPR Konvesional dan 2 BPR Syariah di Kota Batam. Fenomena pertumbuhan BPR tersebut belum dibarengi dengan pertumbuhan profitabilitas yang diperoleh BPR di Kota Batam. Tabel 1 berikut terlihat bahwa masih banyak BPR Konvensional di Kota Batam yang mengalami penurunan kinerja profitabilitas dengan proksi ROA dari tahun 2016 sampai 2018. Selain mengalami penurunan, beberapa BPR bahkan menunjukkan kinerja ROA yang negatif.

Gambar 1. Kinerja ROA BPR Konvesional di Kota Batam tahun 2016-2018 Sumber: data diolah dari www.ojk.go.id

Dari tabel 1 diatas terlihat bahwa masih banyak BPR Konvensional di Kota Batam yang mengalami penurunan kinerja ROA selama 3 tahun berturut-turut mulai tahun 2016-2018. Bahkan, beberapa BPR tersebut mengalami kinerja ROA yang negatif dan nol yaitu diantaranya BPR Barelang Mandiri, BPR Dana Mitra Sukses, BPR Global Mentari dan BPR Harapan Bunda. Profitabilitas yang menunjukkan angka yang negatif menandakan bahwa kinerja laba mengalami masalah atau sedang rugi. Seyogianya, setiap perusahaan akan mengharapkan kinerja yang positif dan signifikan atas setiap rasio keuangan perusahaan mereka, terutama rasio profitabilitas.

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. (Kasmir, 2015). Apabila manajemen kurang efektif dalam menjalankan perusahaan maka nilai rasio ini juga akan menunjukkan hasil yang kurang baik. Rasio ini sangat penting bagi perusahaan, karena dengan rasio ini perusahaan dapat melihat perolehan laba yang dihasilkan atas penjualan dan pendapatan investasi yang telah dilakukan perusahaan. Untuk itu, perusahaan harus selalu menjaga kinerja rasio ini lewat kegiatan

(3)

dipersentasikan pada Seminar Nasional Revolusi Indusri 4.0 ke-2 tanggal 16 November 2019, Ibis Styles Hotel-Batam

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 453

ejournal.ymbz.or.id

penjualan, penggunaan aset, maupun penggunaan modal dari aktivitas bisnisnya agar berjalan lancar sebagaimana mestinya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Afriyeni & Fernos, 2018) dengan judul “Analisis Faktor-faktor Penentu Kinerja Profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Konvensional di Sumatera Barat” ditemukan bahwa faktor-faktor internal bank CAR, LDR, BOPO dan NPL berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) BPR Konvensional di Sumatera Barat. Untuk itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada BPR yang ada di Kota Batam dengan menggunakan beberapa variabel yang sama yaitu variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

Menurut Dendawijaya dalam (Natalia, 2017), BOPO merupakan rasio perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya, terutama kredit. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu penghimpun dana dan menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional bank didominasi bunga dan pendapatan bunga. Biaya operasional merupakan biaya yang di keluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya. Biaya operasional terdiri dari biaya bunga, biaya valuta asing lainya, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, biaya operasional lainnya. Pendapatan terdiri operasional atas semua pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank terdiri dari hasil bunga,provisi dan komisi, pendapatan valuta asing lainnya, dan pendapatan operasional lainnya.

LDR merupakan rasio antara jumlah kredit yang disalurkan terhadap dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank. Tingkat likuiditas sebuah bank dapat diukur dengan rasio ini. Semakin besar jumlah dana yang disalurkan kepada nasabah dalam bentuk kredit maka jumlah dana yang menganggur berkurang dan penghasilan bunga yang diperoleh akan meningkat. Hal ini tentunya akan meningkatkan LDR sehingga profitabilitas bank juga meningkat. (Triana Dewi & Suparta Wisadha, 2015).

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel BOPO dan LDR secara parsial terhadap Profitabilitas BPR yang ada di Kota Batam. Selain untuk mengetahui pengaruh secara parsial juga akan dilakukan uji secara simultan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama kedua variabel tersebut berpengaruh terhadap profitabilitas BPR yang ada di Kota Batam. Selanjutnya analisis juga akan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kedua variabel tersebut mempengaruhi kinerja profitabilitas BPR.

METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel

Populasi adalah sekumpulan individu yang memiliki karakterisitk khas yang menjadi perhatian dalam lingkup yang diteliti. Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu. (Sugiarto, 2017). Berdasarkan data yang diperoleh dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK, 2018) terdapat 27 BPR Konvensional dan 2 BPR Syariah di Kota Batam. Sehingga total populasi dalam penelitian ini yaitu sejumlah 29 BPR. Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu (Sugiarto, 2017). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

(4)

non-dipersentasikan pada Seminar Nasional Revolusi Indusri 4.0 ke-2 tanggal 16 November 2019, Ibis Styles Hotel-Batam

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 454

ejournal.ymbz.or.id

probability sampling, dengan metode purposive sampling dimana pengambilan sampel dilakukan dengan berdasarkan kriteria, yaitu sebagai berikut:

1. BPR yang dijadikan sampel hanya BPR Konvensional.

2. Laporan publikasi yang digunakan yaitu pada periode 31 Desember.

3. Data yang diambil untuk diolah hanya yang memiliki kinerja positif, tidak nol dan tidak ekstrim.

4. Periode data yang digunakan hanya selama 3 tahun berturut-turut yaitu periode 2016, 2017 dan 2018.

Variabel Penelitian

Adapun yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah BOPO (X1) dan LDR (X2). Skala pengukuran yang digunakan untuk BOPO adalah skala rasio dengan cara membandingkan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Selanjutkan skala pengukuran yang digunakan untuk LDR adalah skala rasio dengan cara cara membagi total jumlah kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga. Sedangkan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA). Skala pengukuran yang digunakan untuk variabel ROA adalah skala rasio, dengan cara membagi Laba Bersih dengan Total Aset. Teknik Analisis Data

Adapun tahapan dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif.

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik penelitian. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain berupa frekuensi, tendensi sentral (mean, median, modus), dispersi (deviasi standard dan varian) dan koefisien korelasi antar variabel penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik.

a. Uji Normalitas. Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data itu berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya suatu data akan menentukan jenis pengujian hipotesis yang akan dilakukan (Wibowo, 2012)

b. Uji Heteroskesdastisitas. Uji heteroskesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

c. Uji Multikolinieritas. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas atau independent. d. Uji Autokorelasi. Autokorelasi digunakan untuk data time series seperti data

laporan keuangan, penjualan, inflasi dan sebagainya syang berdasarkan periode waktu. Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Salah satu cara mengidentifikasinya adalah dengan melihat nilai Durbin Watson dengan kriteria sebagai berikut (Rumengan, 2013):

 Jika nilai D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif

 Jika nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi  Jika nilai D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif

3. Analisis Regresi Berganda.

Persamaan analisis regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Y = β0 + β1X1 + β2X2 +e

(5)

dipersentasikan pada Seminar Nasional Revolusi Indusri 4.0 ke-2 tanggal 16 November 2019, Ibis Styles Hotel-Batam

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 455

ejournal.ymbz.or.id βo = Konstanta β = Koefisien regresi X1 = BOPO X2 = LDR 4. Pengujian Hipotesis.

a. Uji t. Uji t adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh yang nyata antara variabel independen yang terdapat dalam persamaan tersebut secara individu berpengaruh terhadap variabel dependennya (Wibowo, 2012). Uji statistik t digunakan untuk menemukan pengaruh paling dominan antara masing-masing variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen dengan tingkat significant level 0,05 (α = 5 persen).

b. Uji F. Uji statistic F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tergantung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan hanya pada BPR Konvensional yang ada di Kota Batam. Setelah dilakukan teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling ditetapkan 19 BPR yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Periode data yang digunakan yaitu selama 3 tahun berturut-turut mulai dari tahun 2016, 2017 dan 2018. Sehingga N (jumlah data) yang digunakan untuk diolah dalam penelitian ini adalah sebanyak 57 data.

Analisis Deskriptif

Hasil analisis deskriptif dalam penelitian ini tersaji dalam tabel 1 berikut ini: Tabel 1. Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean

BOPO 57 28 65 93 77.35

LDR 57 35 59 94 79.44

ROA 57 6 1 7 3.86

Valid N (listwise) 57

Sumber: SPSS Versi 20

Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa data yang digunakan adalah valid. Nilai N menunjukkan jumlah data yang diproses yaitu sebanyak 57. Minimum menunjukkan nilai paling kecil dari data dan Maksimum menunjukkan nilai terbesar dari data, serta Mean menunjukan nilai mean dari data.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak. Hasil dari analisis uji normalitas dapat dilihat gambar berikut:

(6)

dipersentasikan pada Seminar Nasional Revolusi Indusri 4.0 ke-2 tanggal 16 November 2019, Ibis Styles Hotel-Batam

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 456

ejournal.ymbz.or.id

Gambar 2. Histogram

Jika melihat kurva normal pada histogram diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa model memiliki distribusi normal, hal ini diperlihatkan oleh bentuk kurva yang menyerupai lonceng (bell-shape) dan kedua sisi kurva melebar sampai tidak terhingga.

Gambar 3. P-P Plot

Gambar diatas dapat kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal. Dan jika pada diagram normal P-P Plot Regression-Standardized, keberadaan titik-titik berada disekitar garis, hal ini menunjukan bahwa model berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Hasilnya uji multikolinearitas dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 BOPO .996 1.004

LDR .996 1.004

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: SPSS Versi 20

Suatu model dapat dikatakan tidak terjadi multikolinearitas jika nilai Variance Inflation Floor (VIF) lebih kecil dari 10 atau nilai Tolerance lebih besar dari 0,10. Dari tabel coefficients diatas terlihat bahwa angka VIF sebesar 1,004 < 10 dan Tolerance 0,996 > 0,10. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

(7)

dipersentasikan pada Seminar Nasional Revolusi Indusri 4.0 ke-2 tanggal 16 November 2019, Ibis Styles Hotel-Batam

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 457

ejournal.ymbz.or.id

Untuk melihat ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Uji Glejser. Berikut hasil uji dan interpretasinya:

Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedastitas (Uji Glejser) Coefficientsa Model t Sig. 1 (Constant) 1.310 .196 Biaya Operasional Pendapatan Operasional -.321 .750

Loan to Deposit Ratio -.702 .486

a. Dependent Variable: Abs_RES

Hasil uji heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ini dapat dilihat dengan melihat hasil output “coefficients” dengan variabel independent yang digunakan adalah variabel Abs_RES. Pengambilan keputusan untuk menentukan terjadi atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dengan melihat nilai signifikansi (Sig). Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka pengambilan keputusannya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi, dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan tabel diatas diperoleh BOPO (X1) nilai Sig sebesar 0,750 dan nilai Sig LDR (X2) sebesar 0,486, artinya kedua nilai signifikansi diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas dalam model regresi ini. Sedangkan, hasil uji heteroskedastitas dengan Scatterplot dibawah ini:

Gambar 3. Scatterplot

Suatu model dikatakan memiliki problem heteroskedastitas itu berarti ada terdapat varian variabel dalam model yang tidak sama. Gejala ini dapat pula diartikan bahwa dalam model terjadi ketidaksamaan varian dari residual pada pengamatan model regresi tersebut. Uji heteroskedastitas diperlukan untuk menguji ada atau tidaknya gejala ini. Hal ini dapat ditunjukkan pada scatterplot dengan cara melihat penyebaran titik-titik. Jika hasil nilai probabilitinya memiliki nilai siginifikan > nilai alphanya (0,05), maka model ini tidak mengalami heterokedastitas. Berdasarkan gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa model ini tidak mengalami heterokedastitas.

Uji Autokorelasi

Berikut ini adalah hasil Durbin-Watson untuk melihat hasil uji autokorelasi: Tabel 4. Uji Autokorelasi

Model Summaryb Model Durbin-Watson

1 1.138

(8)

dipersentasikan pada Seminar Nasional Revolusi Indusri 4.0 ke-2 tanggal 16 November 2019, Ibis Styles Hotel-Batam

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 458

ejournal.ymbz.or.id

Sumber: SPSS Versi 20

Suatu model dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai D-W di antara -2 sampai +2. Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,138. Maka dapat dipastikan bahwa model tersebut tidak mengalami gejala autokorelasi karena D-W 1,138 berada diantara -2 sampai +2.

Analisis Linear Berganda

Hasil uji analisis linear berganda dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. Analisis Linear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1

(Constant) 17.402 1.261

BOPO -.177 .013

LDR .002 .010

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: SPSS Versi 20

Dari tabel di atas dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut: Y = 17,402 – 0,177 + 0,002

Artinya:

1. Konstanta memiliki nilai koefesien regresi sebesar 17,402 ini menunjukkan jika nilai X1 (BOPO) dan X2 (LDR) adalah nol, maka Y (ROA) memiliki nilai 17,402.

2. Variabel X1 (BOPO) memiliki nilai koefesien regresi sebesar –0,177 artinya jika BOPO (X1) mengalami kenaikan satu satuan maka ROA (Y) akan mengalami penurunan sebesar –0,177. Koefisien bernilai negatif artinya antara BOPO dan ROA hubungan positif. 3. Variabel X2 (LDR) memiliki nilai koefesien regresi sebesar 0,002 artinya jika LDR (X2)

mengalami kenaikan satu satuan maka ROA (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,002. Koefisien bernilai positif artinya antara LDR dan ROA hubungan positif.

Pengujian Hipotesis Uji t (Parsial)

Hasil uji t dalam model penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Hasil Uji t (Parsial)

Coefficientsa Model t Sig. 1 (Constant) 13.803 .000 BOPO -13.473 .000 LDR .150 .881

a. Dependent Variable: ROA

Sumber: SPSS Versi 20 Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan bahwa:

H1 : Berdasarkan hasil uji t di atas terlihat bahwa BOPO memiliki nilai Sig 0,000 < α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak karena nilai Sig lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh X1 (BOPO) terhadap Y (ROA) adalah signifikan.

H2 : Berdasarkan hasil uji t di atas terlihat bahwa LDR memiliki nilai Sig 0,881 > α 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima karena nilai Sig lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh X2 (LDR) terhadap Y (ROA) adalah tidak signifikan.

(9)

dipersentasikan pada Seminar Nasional Revolusi Indusri 4.0 ke-2 tanggal 16 November 2019, Ibis Styles Hotel-Batam

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 459

ejournal.ymbz.or.id Uji F (Simultan)

Pengujian secara simultan dilakukan untuk menguji apakah masing-masing variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Uji F dianggap berpengaruh signifikan apabila nilai Y (ROA) < 0,05. Berdasarkan hasil pengolahan data SPSS, berikut hasil uji F dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Hasil Uji F (Simultan) ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 68.537 2 34.269 90.980 .000b

Residual 20.340 54 .377

Total 88.877 56

a. Dependent Variable: ROA

b. Predictors: (Constant), LDR, BOPO

Sumber: SPSS Versi 20

H3 : Dari hasil uji F diatas dapat terlihat bahwa nilai F 90,980 dengan probabilitas Sig 0,000. Dengan demikian Ha diterima karena nilai Sig 0,000 < α 0,05. Kesimpulannya adalah pengaruh BOPO dan LDR terhadap ROA adalah signifikan. Atau dengan kata lain BOPO dan LDR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Koefisien Determinasi (R2)

Hasil uji determinasi dapat dilihat dalam model summaryb pada tabel berikut: Tabel 7. Hasil Uji Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .878a .771 .763 .614

a. Predictors: (Constant), LDR, BOPO b. Dependent Variable: ROA

Sumber: SPSS Versi 20

Dari tabel terlihat nilai R2 sebesar 0,771 atau 77,1%. Hal ini menunjukkan persentase

X1 (BOPO) dan X2 (LDR) dalam model regresi memberikan pengaruh terhadap Y (ROA) sebesar 77,1%, sedangkan sisanya sebesar 22,9% disebabkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

Pembahasan

Pengaruh BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam

Hipotesis pertama yang dibuat adalah terdapat pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam. Berdasarkan hasil uji t terlihat bahwa nilai signifikan 0,000 < α 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam. Hasil penelitian yang didapat sejalan dengan penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh (Chatarine & Lestari, 2014), (Nugroho, 2011), (Edhi Satriyo Wibowo, 2013) dan (Afriyeni & Fernos, 2018) dengan hasil bahwa BOPO berpengaruh signifikan terhadap ROA perbankan, baik bank BPR maupun bank-bank umum.

Pengaruh LDR Terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam

Hipotesis kedua yang dibuat adalah terdapat pengaruh LDR terhadap terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam. Berdasarkan hasil uji t terlihat bahwa nilai signifikan 0,881 > α

(10)

dipersentasikan pada Seminar Nasional Revolusi Indusri 4.0 ke-2 tanggal 16 November 2019, Ibis Styles Hotel-Batam

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 460

ejournal.ymbz.or.id

0,05, maka bahwa Ha ditolak dan Ho diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh LDR terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam. Hasil penelitian yang didapat tidak sejalan dengan penelitan sebelumnya yang dilakukan oleh (Triana Dewi & Suparta Wisadha, 2015) yang memperoleh hasil bahwa LDR mempunyai pengaruh yang negatif pada profitabilitas bank-bank yang terdaftar di BEI dan juga penelitian yang dilakukan oleh (Afriyeni & Fernos, 2018) yang memperoleh bahwa LDR dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) BPR Konvensional di Sumatera Barat.

Hasil yang diperoleh ini berbeda dengan hasil yang dipolereh oleh peneliti lain. Hal ini bisa disebabkan karena karakteristik objek penelitian. Selain itu hal ini juga bisa disebabkan oleh tinggi atau rendahnya angka LDR dari objek yang diteliti. Seperti dibahas sebelumnya LDR adalah skala rasio dengan cara membagi total jumlah kredit terhadap total Dana Pihak Ketiga.

Pengaruh BOPO dan LDR Secara Bersama-Sama Terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam

Hipotesis yang ketiga yang dibuat adalah terdapat pengaruh BOPO dan LDR secara bersama-sama terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam. Berdasarkan hasil uji F terlihat bahwa nilai F dengan signifikan 0,000. Dengan demikian Ha diterima karena nilai Sig 0,000 < α 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa BOPO dan LDR secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam. Berdasarkan hasil uji determinasi variabel X1 (BOPO) dan X2 (LDR) dalam model regresi memberikan pengaruh terhadap Y (ROA) sebesar 77,1% dan sisanya sebesar 22,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Artinya bahwa kedua variabel ini cukup kuat untuk menjelaskan kinerja Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam.

KESIMPULAN

Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan:

1. Berdasarkan uji t diperoleh bahwa BOPO bengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam.

2. Berdasarkan uji t diperoleh bahwa LDR tidak bengaruh signifikan terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam.

3. BOPO dan LDR secara bersama-sama berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) BPR di Kota Batam. Kedua variabel dalam penelitian ini (BOPO dan LDR) memberikan pengaruh terhadap Profitabilitas (ROA) sebesar 77,1%.

SARAN

Adapun saran penelitian yang diusulkan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Selanjutnya.

Peneliti selanjutnya sebaiknya menganti variabel independen lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini selain variabel BOPO dan LDR. Selain itu juga peneliti selanjutnya dapat mencoba memecahkan fenomena Profitabilitas selain dengan proksi ROA seperti ROE, NIM, dan lain-lain..

2. Bagi BPR di Kota Batam

Sebaiknya BPR di Kota Batam, terutama BPR Konvensional memperhatikan kinerja BOPO karena dalam penelitian ini terbukti bahwa variabel BOPO berpengaruh signifikan terhadap kinerja ROA BPR KOnvensional yang ada di Kota Batam.

(11)

dipersentasikan pada Seminar Nasional Revolusi Indusri 4.0 ke-2 tanggal 16 November 2019, Ibis Styles Hotel-Batam

Volume 2, Nomor 4, Desember 2019 461

ejournal.ymbz.or.id

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Kepada Kemenristek DIKTI yang telah mendanai penelitian ini dengan Nomor Kontrak 016/KP/UPB/V/2019 pada skema Penelitian Dosen Pemula (PDP).

2. Universitas Putera Batam yang telah memberikan kesempatan dan mendukung kegiatan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Afriyeni, A., & Fernos, J. (2018). Analisis Faktor-Faktor Penentu Kinerja Profitabilitas Bank Perkreditan Rakyat (Bpr) Konvensional Di Sumatera Barat. Jurnal Benefita, 3(3), 325. https://doi.org/10.22216/jbe.v3i3.3623

Chatarine, A., & Lestari, P. (2014). Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif, BOPO terhadap ROA dan CAR pada BPR Kabupaten Badung. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 3(3), 561–577.

Edhi Satriyo Wibowo, M. S. (2013). ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, CAR, BOPO, NPF TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH.

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT. Retrieved from http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/djom

Kasmir. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Natalia, E. Y. (2017). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH

TERHADAP PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI. Journal of Accounting & Management Innovation, 1(2), 129– 142.

Nugroho, A. W. (2011). ANALISIS PENGARUH FDR , NPF , BOPO , KAP DAN PLO, 1– 15.

OJK. (2018). Otoritas Jasa Keuangan. Retrieved from www.ojk.go.id

Putra, G. R. E. (2017). BI: Pertumbuhan KEPRI Paling Rendah Di Sumatera. Retrieved from https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3728761/bi-pertumbuhan-kepri-paling-rendah-di-sumatera

Rumengan, J. (2013). Statistika Penelitian. Bandung: Citapustaka Media Perintis. Sugiarto. (2017). Metode Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Triana Dewi, N., & Suparta Wisadha, I. (2015). Pengaruh Kualitas Aktiva Produktif, CAR, Leverage dan LDR Pada Profitabilitas Bank. E-Jurnal Akuntansi, 12(2), 295–312. Wibowo, A. E. (2012). Aplikasi Praktis SPSS Dalam Penelitian. Batam: Gava Media.

Gambar

Gambar 1. Kinerja ROA BPR Konvesional di Kota Batam tahun 2016-2018  Sumber: data diolah dari www.ojk.go.id
Tabel 1. Statistik Deskriptif
Gambar 3. P-P Plot
Gambar 3. Scatterplot
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian urine sapi yaitu pada tanaman bibit kelapa sawit setelah berumur 4 minggu selah tanam dan pemberian urine sapi dengan menggunakan gelas ukur dan

Semen Indonesia (Persero), Tbk memiliki nilai penting sebagai pendukung sumber keanekaragaman hayati (termasuk di dalamnya adalah jenis fauna langka, endemik dan dilindungi

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh outbound management training dalam mengurangi burnout pada karyawan PT SINAR RAJAWALI

Berdasarkan keputusan yang diperolehi daripada pembangunan dan pengujian topologi, saiz kekisi 0.380m dan jarak ke akses paling hampir digunakan dalam analisa

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sediaan metronidazol dalam bentuk beads yang dapat mengapung di lambung sehingga memperlama waktu tinggal di lambung dan

Widoto, Andita Anggraeni Widoto. Studi Korelasi antara Kecemasan dalam Pembelajaran Bahasa Inggris dan Prestasi Kemampuan Berbicara pada Mahasiswa Semester Dua

Sama halnya dengan CAR, suatu perusahaan memiliki kinerja yang baik jika kepemilikan institusional tinggi maka akan meningkatkan nilai CAR.. Akan tetapi hasil pengujian

scatter plot pada titik-titik tidak menyebar secara acak diatas maupun dibawah sumbu nol sehingga dapat dikatakan bahwa terjadi heteroskedasitas pada model