• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara kepalauan terbesar di dunia. Kekayaan alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara kepalauan terbesar di dunia. Kekayaan alam"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia mempunyai kekayaan alam dan budaya yang sangat

beragam. Kurang lebih tujuh belas ribu pulau yang tersebar di seluruh Nusantara

menjadikan Indonesia sebagai negara kepalauan terbesar di dunia. Kekayaan alam

dan budaya yang melimpah dan beraneka ragam tersebar di berbagai penjuru

Nusantara. Terlebih masing-masing daerah memiliki potensi kekayaan alam dan

budaya yang unik dikembangkan khususnya dalam kerangka kepariwisataan.

Bermodal kekayaan yang beragam tersebut bukan tidak mungkin Indonesia

berpotensi untuk menjadi salah satu destinasi pariwisata populer di kawasan Asia

Tenggara, bahkan dunia.

Kekayaan alam melimpah, adat-istiadat, dan budaya yang sangat beragam

tentunya dapat menjadi aset utama pengembangan pariwisata Indonesia. Disamping

itu, tempat-tempat wisata yang indah dan tidak kalah menariknya dengan negara lain

menjadi layak untuk dikunjungi sebagai daerah tujuan wisata. Pemerintah harus

berusaha mengembangkan industri pariwisata baik berupa obyek wisata berupa alam

yang masih alami maupun kebudayaan tradisional masyarakat. Perpaduan antara

obyek alam dan kebudayaan masyarakat merupakan variasi pariwisata yang atraktif

(2)

Harapan besar telah diletakkan terhadap pariwisata nasional untuk

memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan nasional, baik untuk

menggerakkan perekonomian nasional maupun meningkatkan perolehan devisa.

Menurut data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2012 bahwa

kontribusi sektor pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia

mengalami kenaikan cukup signifikan dari tahun sebelumnya. Kenaikan PDB sektor

pariwisata diperkirakan menjadi Rp 229,36 triliun atau naik 6% dari Rp 216,38 triliun

pada 2011. Kenaikan tersebut sebagai indikator bahwa sektor pariwisata di Indonesia

diharapkan mampu mendukung program pengentasan kemiskinan dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui peran serta masyarakat dan pemerintah

masing-masing daerah.

Menurut Pitana dan Gayatri (2005) pariwisata sebagai industri terbesar kedua

di dunia setelah migas mampu menjadi primadona penghasil devisa negara. Oleh

karena itu pemerintah sewajarnya mulai menggalakkan program pembangunan

pariwisata di berbagai daerah sekaligus menempatkannya sebagai pendekatan

alternatif pembangunan. Selain itu, pariwisata merupakan salah satu sektor andalan

dalam peningkatan laju pertumbuhan ekonomi terhadap pelaksanaan pembangunan di

Indonesia. Pembangunan pariwisata mempunyai kedudukan yang sangat strategis

dalam menumbuhkembangkan sektor-sektor lain yang memiliki kaitan dalam rangka

(3)

demikian jika kondisi tersebut tercapai maka peningkatan kualitas ekonomi serta

kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat sekitar obyek dapat terealisasikan.

Salah satu kekayaan alam yang sangat potensial untuk dikembangkan di

Indonesia adalah pariwisata berbasis bahari. Berdasarkan data Kelautan dan

Perikanan Dalam Angka (2011) menyebutkan bahwa Indonesia memiliki garis pantai

terpanjang keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada dan Rusia, dengan

panjang garis pantai 104.000 kilometer. Terlebih lautan Indonesia merupakan

wilayah Marine Mega-Biodiversity terbesar di dunia, memiliki 8.500 spesies ikan,

555 spesies rumput laut dan 950 spesies biota terumbu karang. Dengan demikian,

sektor kalautan di Indonesia secara geografis sangat potensial untuk mendatangkan

berbagai keuntungan mulai dari hasil kekayaan laut maupun dalam bidang

kepariwisatan bahari.

Menurut Sunarto (2000:136) bahwa di wilayah pantai dapat dilakukan

berbagai kegiatan wisata bahari, baik pada bentang laut (seascape) maupun pada

bentang darat pantai (coastal seascape). Pada bentang laut dapat melakukan kegiatan

wisata antara lain berenang, memancing, berlayar, menyelam. Pada bentang darat

pantai dapat dilakukan kegiatan rekreasi berupa olahraga susur pantai, bola voli

pantai, bersepeda, panjat tebing, menelusuri goa pantai, bermain layang-layang,

berkemah, berjemur, berjalan melihat pemandangan, berkuda, atau naik dokar pantai.

Perlu diketahui bahwa dalam kepariwisataan, selain atraksi wisata yang

(4)

komponen yang sangat vital. Beberapa komponen tersebut harus diperhatikan dalam

pengembangan wisata mengingat ketiga hal tersebut berpengaruh terhadap citra

kualitas sebuah produk wisata dalam meningkatkan laju kunjungan wisatawan. Selain

itu, sarana dan prasarana serta pelayanan yang memadai turut memiliki andil besar

terhadap tingkat kenyamanan dan kepuasan pengunjung di sebuah obyek wisata.

Tidak bisa dipungkiri bahwa hampir setiap daerah memiliki obyek dan daya

tarik wisata yang khas dan telah mengembangkan potensinya dalam menarik

wisatawan. Salah satunya adalah Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah yang

memiliki potensi pariwisata yang sangat beragam. Obyek dan daya tarik wisata mulai

dari wisata alam, budaya, kesenian, kuliner, dan tempat bersejarah dapat dijumpai.

Kondisi alam seperti pantai, goa, air terjun serta daerah perbukitan yang masih alami

nampaknya masih menjadi aset utama kepariwisataan Kabupaten Purworejo. Namun

potensi obyek-obyek tersebut sejatinya belum digali secara maksimal sehingga

pariwisata belum mampu menjadi sektor andalan pembangunan daerah.

Purworejo adalah salah satu kabupaten yang masuk dalam Java Promo yang

mempunyai potensi bidang marine tourism atau wisata bahari. Java Promo

merupakan sebuah wadah kerjasama pengembangan pariwisata enam belas kabupaten

di kawasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Brand name kerjasama

ini dimaksudkan untuk mempromosikan potensi dan keunikan obyek wisata yang ada

di enam belas kabupaten/kota anggota. Hal ini tentu menjadi keuntungan tersendiri

(5)

dan budaya yang unik seyogyanya dapat menjadikan pariwisata sebagai opsi

alternatif pembangunan daerah. Oleh karena itu berbagai obyek wisata tersebut perlu

dikelola dan dikembangkan secara efektif agar dapat dinikmati tidak hanya

wisatawan lokal namun dari luar daerah atau bahkan wisatawan manca.

Kepariwisataan Purworejo dalam beberapa tahun terakhir mengalami

perkembangan. Dibukanya tempat rekreasi baru seperti wisata alam, wisata religi,

desa wisata, taman kota, wisata taman air buatan dan obyek-obyek baru lain yang

banyak dikelola masyrakat lokal maupun swasta mengindikasikan sektor pariwisata

kabupaten ini mulai bergairah. Namun dalam perkembangannya, wisata pantai selalu

menjadi primadona wisatawan yang berkunjung ke Purworejo. Hal tersebut

dibuktikan dengan tingkat kunjungan terhadap obyek wisata pantai relatif tinggi

setiap tahun dibandingkan obyek wisata lain.

Salah satu obyek wisata unggulan di Kabupaten Purworejo adalah Pantai

Jatimalang. Pesona alam pantai didukung dengan sentuhan kuliner laut yang beragam

serta living culture masyarakat nelayan pesisir membuat pantai tersebut menjadi salah

satu tujuan wisata khususnya wisatawan lokal dan wisatawan daerah sekitar seperti

Wonosobo, Temanggung, Magelang, Kulonprogo dan daerah lainnya.

Pada Tabel 1.1 disajikan realisasi jumlah pengunjung dari empat obyek wisata

Kabupaten Purworejo dari Tahun 2011 sampai Tahun 2013. Pantai Jatimalang selalu

(6)

Tabel 1.1 Realisasi Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Tahun 2011-2013

N o

Nama Obyek

REALISASI JUMLAH PENGUNJUNG

2011 2012 2013

Biasa Libur Jml Biasa Libur Jml Biasa Libur Jml 1 Artha Tirta 14,618 5,597 20,215 20,755 17,450 38,205 16,676 22,530 39,206 2 Pantai Jatimalang 12,651 21,991 34,642 25,663 68,427 94,090 41,206 56,242 97,448 3 Goa Seplawan 2,902 3,601 6,503 4,102 7,606 11,708 4,741 7,471 12,212 4 Geger Menjangan 1,980 535 2,515 5,046 1,340 6,386 6,414 448 6,862 JUMLAH 32,151 31,724 63,875 71,109 82,638 153,747 53,494 98,876 152,370 (Sumber: Diskoperindagpar Kabupaten Purworejo, 2013)

Data realisasi jumlah kunjungan wisatawan 2011-2013 Diskoperindagpar

Kabupaten Purworejo menunjukan bahwa jumlah kunjungan Pantai Jatimalang

merupakan yang tertinggi diantara obyek wisata lainnya. Pada tahun 2012 mengalami

peningkatan tajam dari tahun sebelumnya yang hanya memperoleh kunjungan sebesar

34.642 menjadi 94.040 wisatawan. Kemudian pada tahun 2013 juga mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya yakni 97.448 wisatawan. Hal ini dapat menjadi

indikasi bahwa Pantai Jatimalang merupakan obyek yang terus mengalami

perkembangan cukup signifikan berdasarkan kecenderungan jumlah kunjungan.

Aktivitas pariwisata di Pantai Jatimalang lebih berfokus pada bentang darat

pantai (coastal seascape) seperti melihat pemandangan, susur pantai, bermain

(7)

terapi udara pagi pantai dan lain-lain. Sementara aktivitas di bentang laut (seascape)

belum terlihat signifikan, hanya beberapa wisatawan yang melakukan aktivitas seperti

berenang di pantai walaupun terdapat peringatan/larangan wisatawan untuk berenang.

Kegiatan memancing juga dapat ditemui dari beberapa wisatawan yang menyalurkan

hobi. Bahkan event-event musiman seperti festival layang-layang diselenggarakan

oleh stakeholders dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan.

Kawasan Pantai Jatimalang sebenarnya memiliki potensi yang cukup

memadai untuk dikembangkan menjadi sebuah kawasan wisata bahari yang menarik.

Lingkungan kawasan pantai yang masih alami dan aksesnya yang mudah karena

berada di dekat Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Pulau Jawa atau yang lebih dikenal

Jalan Daendels merupakan suatu kelebihan tersendiri. Lokasi obyek hanya berjarak

kurang lebih 18 kilometer dari pusat kota dan dapat ditempuh melalui berbagai alat

transportasi baik kendaraan berukuran sedang maupun besar (bus). Disamping itu jika

rencana pembangunan megaproyek bandara Internasional yang berada di Kabupaten

Kulonprogo terealisasikan maka akan memberikan dampak positif peningkatan

kepariwisataan pada obyek-obyek sekitar bandara termasuk Pantai Jatimalang.

Tesis ini disusun dengan tujuan untuk menganalisis persepsi wisatawan

terhadap produk wisata di kawasan Pantai Jatimalang beserta mengetahui upaya

pengembangan yang dilakukan stakeholders sehingga dapat diperoleh gambaran

setiap komponen produk wisata. Hasil dari penelitian ini juga bertujuan untuk

(8)

Pariwisata (Diskoperindagpar) Kabupaten Purworejo dalam merencanakan,

mengembangkan dan mempromosikan Obyek Wisata Pantai Jatimalang.

1.2 Rumusan Masalah

Pantai Jatimalang merupakan obyek wisata unggulan daerah. Kondisi pantai

yang masih alami dengan pemandangan yang mempesona dipadu dengan sentuhan

kuliner segar hasil laut serta (living culture) aktivitas nelayan mencari ikan

merupakan keunikan tersendiri yang dimiliki pantai tersebut. Apabila ditinjau dari

jumlah kunjungan (Tabel 1.1) Pantai Jatimalang menunjukkan tren peningkatan.

Hasil retribusi Pantai Jatimalang merupakan sumber PAD terbesar sektor pariwisata

Kabupaten Purworejo jika dibandingkan obyek wisata lain. Area kawasan cukup luas

serta beragam kekayaan hasil laut berpotensi untuk dikembangkan berbagai aktivitas

wisata bahari dan kuliner khususnya pada bentang darat (coastal seascape). Jika

dilihat dari kemudahan aksesibilitas, pantai tersebut sangat strategis karena berada di

dekat Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Pulau Jawa dan jarak yang tidak terlalu jauh

dari pusat kota sehingga mudah ditempuh menggunakan berbagai alat transportasi.

Potensi yang dimiliki Pantai Jatimalang begitu besar akan tetapi tidak diimbangi

dengan perkembangan produk wisata. Hal ini mengindikasikan bahwa harus ada

perhatian serius terhadap Pantai Jatimalang. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian

mengenai ketersediaan produk wisata beserta upaya pengembangan yang ada di

Pantai Jatimalang. Tingkat baik dan buruknya produk wisata dapat diketahui melalui

(9)

produk wisata. Hasilnya dapat digunakan sebagai acuan terhadap arah pengembangan

lebih lanjut dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Untuk mengetahui produk wisata, terdapat dua pertanyaan utama terkait

permasalahan dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana persepsi wisatawan terhadap produk wisata di kawasan Pantai

Jatimalang?

2. Bagaimana upaya stakeholders dalam pengembangan produk wisata di

kawasan Pantai Jatimalang?

1.4 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi tentang

produk wisata yang ditawarkan di kawasan Pantai Jatimalang guna memperoleh

gambaran pada setiap komponen produk wisata. Tujuan khususnya adalah:

1. Menganalisis persepsi wisatawan terhadap produk wisata yang ada

2. Mengetahui upaya para stakeholders dalam pengembangan produk wisata

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua macam manfaat yang dapat diambil, yaitu

manfaat teoritis (theoretical contribution) dan manfaat praktis (practical

(10)

tentang produk wisata bahari khususnya di kawasan Pantai Jatimalang Kabupaten

Purworejo. Penelitian ini juga diharapkan dapat berkontribusi secara praktis yaitu:

1. Sebagai referensi tambahan bagi stakeholders yang ada di Pantai Jatimalang

dalam menyusun program-program pengembangan maupun pengelolaan

dalam meningkatkan kualitas produk wisata.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Diskoperindagpar Kabupaten Purworejo

dalam penyusunan rencana pengembangan dan pemasaran Pantai Jatimalang.

3. Sebagai pengayaan referensi bagi akademisi/peneliti yang tertarik untuk

melakukan penelitian-penelitian lebih lanjut di kawasan Pantai Jatimalang

atau di obyek wisata alam lain di sekitarnya.

1.6 Keaslian Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti membahas mengenai produk wisata melalui

analisis persepsi wisatawan yang berkunjung ke obyek beserta upaya para

stakeholders dalam pengembangan produk wisata di kawasan Pantai Jatimalang.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan menyebar kuesioner

sebagai alat penjaring data penilaian wisatawan. Metode kualitatif ditempuh dengan

wawancara (in depth interview) terhadap beberapa stakeholders seperti pengelola

obyek dan pegawai Dinas Pariwisata untuk mengetahui upaya yang ditempuh dalam

pengembangan produk wisata di kawasan obyek. Adapun penelitian-penelitian

(11)

Tabel 1.2 Daftar Penelitian

No Penelitian Tahun Judul Metode Tujuan

1 Wahyu Indrawan

2009 Potensi dan Tanggapan Masyarakat terhadap Obyek Wisata Pantai Jatimalang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo

Kuantitatif Mengetahui gambaran potensi obyek wisata Pantai Jatimalang Mengetahui tanggapan masyarakat terhadap potensi obyek wisata Pantai Jatimalang 2 Eni Komiarti 2010 Persepsi Wisatawan

terhadap Kualitas Obyek dan Daya Tarik Taman Wisata Kawah Ijen sebagai Tujuan Wisata Minat Khusus di Kab. Banyuwangi

Kuantitatif Bagaimana persepsi wisatawan tentang atraksi wisata di Kawah Ijen Bagaimana persepsi wisatawan tentang kualitas obyek dan daya tarik wisata di Taman Wisata Alam Kawah Ijen di Kab. Banyuwangi 3 Yesi Is 2014 Hubungan Persepsi dan

Ekpektasi Wisatawan Terhadap

Pengembangan Produk Wisata Kasus: Bukit Tinggi Sumatra Barat

Deskriptif Kuantitatif

Merumuskan bagaimana hubungan antara persepsi dengan ekspektasi wisatawan terhadap produk wisata (atraksi, aksesibilitas, amenitas) di Kota Bukit Tinggi 4 Nurlena 2014 Persepsi Wisatawan

terhadap Produk Wisata di Geopark Merangin Jambi Kualitatif Kuantitatif Menganalisis persepsi wisatawan sebagai aktor utama dalam kegiatan wisata di Geopark Merangin Jambi 5 Amad Saeroji 2015 Persepsi Wisatawan dan

Upaya Pengembangan Produk Wisata Bahari di Kawasan Pantai Jatimalang Kabupaten Purworejo Kuantitatif deskriptif dan Kualitatif deskriptif Menganalisis produk wisata Pantai Jatimalang berdasarkan persepsi wisatawan

Mengetahui upaya

stakeholders dalam

pengembangan produk wisata guna merumuskan kesimpulan dan

(12)

Pada Tabel 1.2 disebutkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai persepsi wisatawan. Tesis yang berjudul “Persepsi Wisatawan terhadap Kualitas Obyek dan Daya Tarik Taman Wisata Kawah Ijen sebagai Tujuan Wisata Minat Khusus di Kabupaten Banyuwangi” yang ditulis oleh Eni Komiarti pada tahun 2010 berusaha menjelaskan persepsi wisatawan terhadap atraksi wisata dan kualitas

obyek dan daya tarik wisata yang ditujukan sebagai wisata minat khusus. Metode

penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan menjaring data melalui

kuesioner. Selanjutnya tesis berjudul “Hubungan Persepsi dan Ekpektasi Wisatawan Terhadap Pengembangan Produk Wisata Kasus: Bukit Tinggi Sumatra Barat” yang ditulis oleh Yesi Is pada tahun 2014 berusaha merumuskan bagaimana hubungan

antara persepsi dan ekspektasi wisatawan terhadap produk wisata. Metode yang

digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan deskriptif kuantitatif. Kemudian tesis berjudul „Persepsi Wisatawan terhadap Produk Wisata di Geopark Merangin Jambi” yang ditulis oleh Nurlena pada tahun 2014 hanya menganalisis tentang persepsi wisatawan sebagai aktor utama dalam kegiatan wisata terhadap produk

wisata di Geopark Merangin Jambi dengan metode penelitian kuantitatif dan

kualitatif. Penelitian di obyek yang sama pernah dilakukan oleh Wahyu Indrawan yang berjudul “Potensi dan Tanggapan Masyarakat terhadap Obyek Wisata Pantai Jatimalang Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo”. Penelitian tersebut

memiliki dua tujuan yaitu untuk mengetahui gambaran potensi obyek wisata Pantai

Jatimalang dan mengetahui tanggapan masyarakat terhadap potensi Pantai Jatimalang

(13)

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya bahwa penelitian ini

hanya berfokus pada persepsi wisatawan terhadap produk wisata yang ada di kawasan

Pantai Jatimalang. Produk wisata tersebut terbagi atas empat komponen yaitu atraksi,

amenitas, aksesibilitas dan manajemen/pengelolaan. Kemudian upaya para

stakeholders dalam mengembangkan produk wisata dianalisis untuk mengetahui

sejauh mana pengembangan produk yang sudah dilakukan maupun yang

Gambar

Tabel 1.1 Realisasi Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Tahun 2011-2013
Tabel 1.2 Daftar Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing. Mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta diidik pada pendidikan usia dini

KOmpetensi Inti : Diharapkan siswa mampu memahami persyaratan system mekanik, dasar rangkaian listrik, pengemudian motor dc, umpan balik pengontrol, kontrol kecepatan motor induksi,

dapat mengajukan sanggahan secara tertulis kepada Panitia Pengadaan Barangflasa Dinas Pekerlaan Umum Kabupaten Wonosobo pada jam kerja. Batas waktu sanggahan selama

pendididikan akhlak mulia dan usaha sekolah dalam mengatasi hambatan pembinaan akhlak melalui pendidikan akhlak mulia, sedangkan yaitu yang saya buat tentang strategi

Penelitian tindakan kelas ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaralan IPS, serta berdasarkan hasil belajar pra tindakan yaitu daya serap

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Estimasi Matrik Asal Tujuan Dari Data Arus

Metode penelitian yang digunakan adalah, terlebih dahulu mengumpulkan data yang dibutuhkan baik primer dan sekunder, kemudian menghitung banyaknya penduduk yang ada

[r]