• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Monitoring Aset Berbasis Lokasi Pada Platform Mobile

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Sistem Monitoring Aset Berbasis Lokasi Pada Platform Mobile"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 3, No. 2, Februari 2019, hlm. 1278-1285 http://j-ptiik.ub.ac.id

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

1278

Pengembangan Sistem Monitoring Aset Berbasis Lokasi Pada Platform

Mobile

Muchammad Rizal1, Herman Tolle2, Lutfi Fanani3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1m.rizal.magician@gmail.com, 2emang@ub.ac.id, 3lutfifanani@ub.ac.id

Abstrak

Pada sebuah organisasi atau perusahaan tentunya memiliki aset untuk menunjang kegiatan operasionalnya, sehingga sangat penting untuk dilakukan pemeliharaan aset itu sendiri. Pemeliharaan aset bertujuan untuk melacak status dari aset tersebut, juga termasuk lokasi dan kondisi aset. Pemeliharaan aset tingkat tinggi dengan sistem terintegrasi dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas dalam melakukan pemeliharaan aset. Pada Fakultas Ilmu Komputer kegiatan pemeliharaan aset dilakukan secara manual yaitu dengan cara staf yang bertugas memeriksa aset secara langsung, kemudian aset yang rusak ditulis dibuku untuk kemudian dilakukan pembuatan laporan secara manual. Pembukuan manual tersebut menyebabkan rentan terjadi kehilangan data dan pengelompokan data yang kurang baik. Sistem monitoring aset berbasis lokasi dirancang dan dibangun untuk mingkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses pemeliharaan aset yang masih manual. Sistem ini dibangun dengan basis mobile. Sistem ini menggunakan location based service yang akan memudahkan dalam proses memetakan lokasi aset yang tersebar dan mencocokkan lokasi monitoring dilakukan dan lokasi aset. Berdasarkan hasil pengujian usability menunjukkan bahwa 89.8% pengguna setuju bahwa sistem layak digunakan dan diterapkan. Sedangkan pada uji fungsionalitas dan non-fungsional menghasilkan bahwa sistem ini valid dan layak digunakan. Ini menunjukan bahwa sistem ini berhasil di implementasikan pada bagian pemeliharaan aset sehingga menghasilkan aplikasi yang dapat diterima oleh pengguna khususnya pengguna di lingkungan Divisi Perlengkapan Fakultas Ilmu Komputer.

Kata Kunci: monitoring aset, location based service,

usability testing, react native

Abstract

In an organization or company certainly has assets to support its operational activities, so it is very important to do the maintenance of the asset itself. Asset maintenance aims to track the status of the asset, including the location and condition of the asset. Maintenance of high-level assets with integrated systems is needed to increase effectiveness in carrying out asset maintenance. At the Faculty of Computer Science asset maintenance activities are carried out manually, namely by the staff tasked with examining assets directly, then the damaged assets are written in the book for later making reports manually. The manual bookkeeping causes data loss and poor data grouping. Location-based asset monitoring systems are designed and built to improve the effectiveness and efficiency of manual asset maintenance processes. This system is built on a mobile basis. This system uses location based service that will make it easier in the process of mapping the location of scattered assets and matching the location of monitoring and location of assets. Based on the results of usability testing shows that 89.8% of users agree that the system is worthy of being used and applied. Whereas in the functional and non-functional test results that this system is valid and feasible to use. This shows that this system has been successfully implemented in the asset maintenance section to produce applications that can be accepted by users, especially users in the Equipment Division of Faculty of Computer Science. Keyword: assets monitoring, location based service,

usability testing, react native

(2)

1. PENDAHULUAN

Aset merupakan komponen utama dalam sebuah organisasi atau perusahaan untuk menunjang dalam kegiatan operasionalnya, sehingga sangat penting untuk dilakukan pemeliharaan aset itu sendiri. Monitoring aset diperlukan untuk menjaga agar ascet dalam keadaan baik (Baskarada, 2010). Dalam 30 tahun terakhir, praktik melakukan pemeliharaan berubah secara signifikan dikarenakan perkembangan peralatan, teknologi informasi dan komunikasi, biaya, dan semakin banyak dan berkembangnya departemen. Oleh karena itu pemeliharaan tingkat tinggi dengan sistem yang teintegrasi dibutuhkan untuk meningkatkan efektivitas dalam melakukan pemeliharaan aset (Syafar et al., 2013).

Pada Fakultas Ilmu Komputer kegiatan pemeliharaan aset dilakukan dengan cara time scheduling dimana pengecekan dilakukan secara terencana sesuai waktu periode tertentu. Pada pelaksanaannya, staf yang bertanggung jawab harus memeriksa aset secara langsung, kemudian aset yang rusak ditulis di buku untuk selanjutnya dilakukan pembuatan laporan hasil pemeriksaan secara manual. Kemudian aset tersebut terlebih dauhulu di periksa garansinya, jika garansi masih berlaku maka akan diklaim garansinya, tetapi jika garansi aset tersebut sudah tidak berlaku maka aset akan diperbaiki oleh mitra service yang telah berkerja sama. Aset yang telah dicatat di buku akan dipindahkan kedalam file excel. Setiap periode tertentu akan dilakukan pelaporan aset rusak untuk membuat pengarsipan secara berkala (Sativanie et al., 2016).

Pembukuan manual yang digunakan untuk pemeliharaan aset seperti saat ini memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan ini diantaranya yang pertama adalah buku yang digunakan untuk mencatat aset yang rusak bisa sewaktu-waktu rusak atau hilang. Kedua jika ada kesalahan pembukuan seperti data ganda, hilang atau terjadi data yang berbeda antara file excel dan buku catatan maka akan susah untuk dilacak kesalahannya. Ketiga adalah alur perkerjaan yang banyak, seperti staf menulis aset yang rusak dibuku. Setelah itu staf memasukkan data tersebut kedalam file excel. Setelah periode tertentu staf melakukan pelaporan kepada kasubag dengan cara membuat arsip file excel

berupa laporan word yang kemudian dicetak dan diserahkan untuk dijadikan arsip. Arsip berbentuk hardcopy ini rentan terhadap kerusakan dan hilang (Sativanie et al., 2016).

Teknologi smartphone saat ini sudah berkembang pesat. Penggunaan internet di Indonesia sudah mencapai 72,7 Juta pengguna atau sama dengan 28% jumlah populasi di Indonesia. 80% dari penggunaan internet tersebut menggunakan perangkat smartphone. Dengan menggunakan smarphone personil atau petugas pemeliharaan aset akan lebih tersedia untuk melakukan pemeliharaan aset yang terencana maupun yang tidak terencana. Salah satu teknologi smartphone yang sangat membantu seseorang untuk mengetahui posisinya dan untuk mengetahui lokasi tempat terdekat adalah Location Based Service (LBS). Dengan menggunakan location based service akan memudahkan dalam proses memetakan lokasi aset yang tersebar dan mencocokkan lokasi monitoring dilakukan dan lokasi aset (Sediyono et al., 2017).

Untuk membuat aplikasi yang berkualitas diperlukan pengujian perangkat lunak, salah satu pengujian perangkat lunak adalah usability testing. Usability testing terdiri dari 5 komponenc, yaitu satisfaction, learnability, memorability, efisiensi, dan error. Komponen yang akan digunakan untuk menguji kualitas pada penelitian ini adalah efisiensi dan learnability. Efisiensi adalah untuk mengetahui seberapa cepat pengguna dapat melakukan tugas-tugasnya dibandingkan dengan melakukan tugas tersebut dengan cara lain. Learnability adalah untuk mengetahui seberapa mudah pengguna dalam menyelesaikan tugas-tugas pada saat aplikasi pertama kali digunakan (Syafar et al., 2013).

Berdasarkan hal-hal di atas, smartphone berpotensi untuk digunakan sebagai perangkat untuk melakukan pemeliharaan aset. Penulis mengembangkan aplikasi untuk melakukan monitoring aset berbasis lokasi. Diharapkan dengan aplikasi ini akan memudahkan dalam pengelolahan data dari proses pemeliharaan aset sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari proses monitoring asset.

(3)

2. METODOLOGI

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian akan dijelaskan pada bab ini. Terdapat beberapa tahap dalam pelaksanaan metodologi yaitu studi literatur, analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi sistem, pengujian sistem, kesimpulan dan saran. Pada Gambar 2.1 digambarkan diagram alir tentang tahapan tersebut.

Gambar 2.1. Metodologi Penelitian

Model pengembangan yang digunakan

dalam mengembangkan sistem monitoring

aset berbasis lokasi pada platform mobile

adalah model prototyping. Pada model

prototyping pengembang dan stakeholder

dapat saling berinteraksi selama proses

pengembangan sistem. Prototyping dimulai

dengan analisis kebutuhan, perancangan

sistem, implementasi sistem, pengujian

sistem. Kemudian terdapat iterasi pada

pengujian sistem jika sistem tidak sesuai

seperti yang diharapkan.

3. REKAYASA KEBUTUHAN 3.1 Analisis Kebutuhan

Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah pada tahap analisis kebutuhan yaitu tentang gambaran umum sistem, identifikasi aktor dalam sistem, dan penjabaran kebutuhan fungsional. Analisis kebutuhan ini bertujuan untuk memberikan gambaran kebutuhan-kebutuhan yang harus ada dalam sistem agar sistem dapat memenuhi kebutuhan pengguna.

3.2 Identifikasi Aktor

Tahap identifikasi aktor dibutuhkan untuk dapat menentukan aktor-aktor yang akan terlibat interaksi dalam sistem. Sistem ini memungkinkan seluruh petugas untuk melakukan monitoring aset dilapangan lokasi aset yang ditentukan secara bersama. Pada tahap ini akan dijabarkan aktor-aktor yang menjadi pengguna dalam sistem beserta deskripsinya. Aktor didapatkan berdasarkan identifikasi dari deskripsi sistem yang telah dijelaskan sebelumnya. Pada Tabel 3.1 dipaparkan tentang daftar aktor beserta deskripsinya.

Tabel 3.1 Identifikasi Aktor Aktor Deskripsi

Petugas Petugas merupakan aktor yang mempunyai akses untuk masuk kedalam sistem dan melakukan monitoring pada aset.

3.3 Diagram Use Case

Untuk memodelkan perilaku pada sebuah sistem yang berkaitan dengan kebutuhan fungsional diperlukan diagram yaitu use case. Acuan dari diagram use case adalah kebutuhan fungsional beserta relasinya. Dalam diagram use case terdapat aktor-aktor yang terlibat dalam sistem. Aktor tersebut adalah pengguna dari aplikasi dan use case merupakan fungsionalitas sistem yang diinisialisasi aktor. Pada Gambar 3.2 adalah gambar diagram use case dari sistem monitoring aset berbasis lokasi.

Fungsi-fungsi yang harus ada dalam system digambarkan dalam Gambar 3.2. Terdapat satu aktor dalam diagram use case tersebut yaitu Petugas. Dalam diagram use case tersebut hanya ditunjukkan use case utama dari sistem berdasarkan pada kebutuhan fungsional.

(4)

Gambar 3.2. Use Case Diagram

4. PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Arsitektur Sistem

Perancangan arsitektur sistem monitoring aset berbasis lokasi dibangun menggunakan React Native pada perangkat mobile dengan sistem operasi android. Database Management System (DBMS) yang digunakan adalah MySQL. MySQL akan menyimpan data-data operasional sistem, seperti data aset dan data pengguna. Untuk komunikasi aplikasi mobile dengan server adalah dengan dijembatani menggunakan web service. Web service akan menggunakan JSON untuk pertukaran datanya. Gambar 4.1 akan menunjukkan perancangan arsitektur sistem.

Gambar 4.1. Arsitektur Sistem

4.2 Perancangan Activity Diagram

Activity Diagram adalah sebuah diagram yang menggambarkan alur aktifitas yang dilakukan oleh pengguna dan sistem. Dalam Activity Diagram terdapat alur dan tahapan aktivitas didalamnya yang mengacu pada use case scenario yang telah dibuat sebelumnya. Gambar 4.2 menjelaskan tentang contoh activity diagram yang menjelaskan proses melihat

master aset.

Gambar 4.2. Activity Diagram

4.3 Perancangan Antarmuka

Perancangan antarmuka sistem monitoring aset berbasis lokasi akan dijelaskan pada bagian ini. Untuk menjaga konsistensi antarmuka diperlukan pesancangan seluruh halaman yang nantinya akan ada dalam sistem. Berikut ini adalah rancangan antarmuka pengguna dalam sistem monitoring aset berbasis lokasi.

5. IMPLEMENTASI SISTEM 5.1 Implementasi Kode Program

Pada sistem monitoring aset berbasis lokasi implementasi kode program dilakukan dengan menggunakan React Native pada perangkat mobile dengan sistem operasi Android. React Native dibangun menggunakan bahasa pemrograman javascript yang sudah support ES6 (ECMAScript 6).

5.2 Implementasi Basis Data

Database Management System (DBMS) pada sistem monitoring aset berbasis lokasi ini menggunakan MySQL. Perancangan basis data yang telah dibuat pada bab perancangan akan digunakan sebagai acuan tabel-tabel pada MySQL. Implementasi basis data MySQL selanjutnya dimodelkan dengan diagram

(5)

physical diagram. Diagram tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Physical Diagram Basis Data

5.3 Implementasi Antarmuka

Sistem monitoring aset berbasis lokasi

memiliki beberapa tampilan utama halaman

antarmuka. Pada

Gambar 5.2 ditunjukkan contoh implementasi antarmuka halaman master aset.

Halaman Master Aset merupakan

halaman yang berfungsi untuk menampilkan

data master aset

Gambar 5.2. Halaman Master Aset

Halaman Scan QR merupakan halaman yang berfungsi untuk melakukan scan atau memindai QR Code yang terdapat pada aset yang akan di

monitoring oleh pengguna. Halaman. Halaman Scan QR dapat dilihat pada Gambar 5.3.

Gambar 5.3. Halaman Scan QR

Halaman Monitoring merupakan halaman yang berfungsi untuk melakukan monitoring aset dan mengirim data hasil monitoring ke server. Halaman monitoring akan otomatis ditampilkan ketika pengguna berhasil melakukan scan QR Code atau scan manual.

Halaman Monitoring dapat dilihat pada Gambar 5.4.

Gambar 5.3. Halaman Monitoring

6. PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pengujian dan Analisis hasil pengujian adalah tahap setelah dilakukannya tahap implementasi. Pengujian yang dilakukan

(6)

diantaranya pengujian validasi dan pengujian usability. Pengujian ini dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa sistem sudah berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan perangkat lunak dan menemukan kesalahan-kesalahan dalam sistem.

6.1 Pengujian Fungsional

Hasil pengujian fungsional menunjukkan hasil dari proses pengujian fungsional terhadap fungsionalitas sistem secara keseluruhan. Berdasarkan kasus uji yang telah dilakukan pada sub bab sebelumnya, maka diperoleh hasil pengujian seperti yang dipaparkan pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Hasil Pengujian Fungsional No Kode Fungsi Nama Fungsi Hasil

Uji 1 DHB-MSG-001 Login Valid 2 DHB-MSG-002 Melihat

Master Aset

Valid

3 DHB-MSG-003 Melihat Aset Valid 4 DHB-MSG-004 Scanning QR Code Valid 5 DHB-MSG-005 Scanning Manual Valid 6 DHB-MSG-006 Monitoring Aset Valid 7 DHB-MSG-007 Melihat Detail Aset Valid 8 DHB-MSG-008 Filtering Master Aset Valid

9 DHB-MSG-009 Filtering Aset Valid 10 DHB-MSG-010 Logout Valid

6.2 Pengujian Usability

Pengujian usability dilakukan untuk menghitung tingkat kepuasan dan kemudahan pengguna ketika menggunakan aplikasi yang dikembangkan. Pengujian usability dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 5 pengguna aplikasi sistem monitoring aset berbasis lokasi. Tabel 6.2 merupakan hasil dari pengujian usability.

Tabel 6.2 Hasil Pengujian Usability

No Pernyataan Skor Index

Usefullness

1

Aplikasi ini membantu untuk mempermudah aktifitas monitoring aset.

24/25 96

2

Aplikasi ini membantu untuk mempermudah melihat data aset.

23/25 92

3

Aplikasi ini mempermudah untuk mengetahui lokasi aset yang tersebar.

23/25 92

4 Aplikasi ini sesuai dengan apa yang saya harapkan. 22/25 88

Easy to learn

5

Butuh waktu yang cepat untuk mempelajari aplikasi ini.

23/25 92

6 Penggunaan aplikasi sangat mudah teringat. 21/25 84

7

Saya dapat menguasai penggunaan aplikasi ini dengan cepat.

22/25 88

Easy to use

8 Aplikasi ini mudah

untuk digunakan. 23/25 92 9 Proses penggunaan aplikasi cukup sederhana. 22/25 88 10

Aplikasi ini memiliki langkah-langkah yang sederhana dalam mencapai tujuan dari aplikasi ini.

23/25 92

11

Penggunaan aplikasi ini tidak memerlukan usaha yang banyak.

22/25 88

12

Penggunaan aplikasi ini cukup mudah walaupun tidak menampilkan instruksi tertulis penggunaan aplikasi. 21/25 84 13 Tidak ditemukan ketidaksesuaian pada penggunaan aplikasi ini.

23/25 92

14

Semua kalangan masyarakat akan menyukai aplikasi ini.

(7)

15

Akan sangat mudah diatasi apabila dalam penggunaan aplikasi ini terdapat kesalahan.

18/25 72

16

Penggunaan aplikasi ini akan sangat praktis ketika dibutuhkan. 24/25 96 Satisfaction 17 Saya puas menggunakan apIikasi ini. 24/25 96 18

Aplikasi ini bekerja sesuai dengan apa yang saya inginkan.

22/25 88

19 Aplikasi ini sangat

bagus. 23/25 92

20

ApIikasi ini sangat nyaman untuk digunakan.

23/25 92

Langkah selanjutnya adalah perhitungan rata-rata persentase dari index persentase seluruh kriteria. Hasil perhitungannnya dapat dilihat pada Tabel 6.3.

Tabel 6.3 Hasil perhitungan pengujian usability

Aspek Penilaian Rata-rata Persentase (%)

Usefulnesss 92 Easy to learns 88 Easy to uses 87,5 Satisfactions 92 Rata-rata 89,8

Persentase hasil untuk rata-rata index seluruh kriteria adalah 89,8 %.

6.3 Analisis Hasil Pengujian Usability

Berdasarkan hasil dari perhitungan sebelumnya, pengujian usability memiliki nilai rata-rata 89.8 %. Hasil dari pengujian ini berarti aplikasi sudah sangat baik dengan berdasarkan interpretasi skor likert pada Tabel 6.4. Karena hasil pengujian melebihi 60% maka aplikasi ini dapat dikatakan memenuhi index dari pengujian usabiIity.

Tabel 6.4. Intrepretasi Skor Likert

Skor Likert Interpretasi skor dengan interval = 20 Pilihan 1 0% - 19,99% Sangat Baik 2 20% - 39,99% Tidak Baik 3 40% - 59,99% Netral 4 60% - 79,99% Baik 5 80% - 100% Sangat Baik

7. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan di ambil kesimpulan dan sarab berdasarkan hasil analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, dan pengujian yang telah dilakukan sebelumnya oleh peneliti.

Berdasarkan hasil rekayasa kebutuhan, perancangan, implementasi dan pengujian yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Terdapat 10 kebutuhan fungsional sistem dan satu kebutuhan non fungsional. Kebutuhan fungsional yang telah dirancang dimodelkan dalam bentuk diagram use case dan use case scenario. Rekayasa Kebutuhan yang dilakukan terdiri dari bentuk gambaran umum sistem, identifikasi aktor, identifikasi kebutuhan, dan pemodelan kebutuhan.

Berdasarkan perancangan sistem yang telah dilakukan menghasilkan perancangan arsitektur sistem, perancangan diagram activity, perancangan diagram sequence, perancangan basis data dan perancangan antarmuka.

Berdasarkan implementasi yang telah dilakukan sebelumnya menghasilkan bentuk implementasi kode program, implementasi basis data, dan implementasi antarmuka pengguna.

Nilai usability aplikasi ini adalah 89,8%, hal ini masuk kategori sangat baik karena memiliki nilai persentase yang cukup tinggi. Berdasarkan hasil nilai usability dari aplikasi yang telah dikembangkan, maka dapat ditarik kesimpulan aplikasi sistem monitoring aset berbasis lokasi dapat digunakan dan mempermudah penggunanya dalam melakukan monitoring aset. Saran yang dapat diberikan untuk pengembangan sistem selanjutnya adalah diantarnya. Penambahan fitur melihat riwayat monitoring oleh petugas tertentu, karena pada aplikasi saat ini hanya melihat keseluruhan riwayat monitoring. Kemudian penambahan fitur untuk mencari, melaporkan dan

(8)

menampilkan list barang hilang pada aplikasi mobile dan penambahan dokumentasi sistem manajemen aset yang berupa website manajemen aset beserta API untuk menghubungkan ke aplikasi mobile

8. DAFTAR PUSTAKA

Aelani, K., & Falahah. (2012). Pengukuran Usability Sistem Menggunakan Use Questionnaire. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2012 (SNATI 2012),

2012(Snati), 15–16.

https://doi.org/10.15408/jti.v10i2.6824 Baskarada, S. (2010). IQM-CMM: Information

Quality Management Capability Maturity Model. Mörlenbach: Springer Science & Business Media.

Eisenman, B. (2016). Writing Cross-Platform Apps with React Native. Retrieved May 1,

2018, from

https://www.infoq.com/articles/react-native-introduction

Fauzia, S. Q., Tolle, H., & Pinandito, A. (2017). Rancang Bangun Sistem Pelaporan Keluhan Masyarakat Dengan fitur Geotagging Berbasis Android. Doro Jurnal, 9. Retrieved from

http://filkom.ub.ac.id/doro/archives/detail/D R00144201706

Nandhini, S. (2017). Performance Evaluation of Embedded Linux on. 2017 Third International Conference on Science Technology Engineering & Management (ICONSTEM), 1009–1014.

Nielsen, J. (2012). Usability 101: Introduction to Usability. Retrieved November 1, 2018, from

https://www.nngroup.com/articles/usability -101-introduction-to-usability/

Pratama, R. B. (2014). Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Aset Pemadam Kebakaran (Studi Kasus : UPTB pemadam kebakaran kota Blitar). Doro Jurnal, 4. Risnita. (2014). Pengembangan Skala Model

Likert, 1–14. Retrieved from e-journal.iainjambi.ac.id/index.php/edubio/art icle/view/368%0A

Sativanie, N. A., Rachmadi, A., & Muttaqin, A. (2016). Analisis Dan Pemodelan Sistem Informasi Pemeliharaan Aset (studi Kasus:

Program Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer). Doro Jurnal, 7.

Sediyono, A., & Ariwibowo, A. (2017). Software Requirement Specification of Intelligent Addiction. 2017 International Conference on Smart Cities, Automation & Intelligent Computing Systems, 54–58. Swastikasari, M. M., & Ardjo, A. S. (2017).

DESIGN OF E-KOST : AN ANDROID-BASED MOBILE APPLICATION USING LOCATION BASED SERVICE. IEEE Conferences, 1–9.

Syafar, F., & Gao, J. (2013). Mobile collaboration technology in engineering asset maintenance: A Delphi study. Proceedings of the 2013 IEEE 17th International Conference on Computer Supported Cooperative Work in Design,

CSCWD 2013, 483–488.

https://doi.org/10.1109/CSCWD.2013.6581 010

Tolle, H., Pinandito, A., Kharisma, A. P., & Dewi, R. K. (2017). Pengembangan Aplikasi Perangkat Bergerak. Malang: UB Press. Vegunta, S. (2017). Gesture Based Sensor

Device With GPS and GSM Technology for Dumb People, (Icces), 291–295.

Yulianto, B. (2010). TEKNOLOGI LOCATION

BASED SERVICE (GLOBAL

POSITIONING SYSTEM) PADA

PERANGKAT MOBILE. ComTech, 1(9), 61–74.

Gambar

Gambar 2.1. Metodologi Penelitian
Gambar  4.1  akan  menunjukkan  perancangan  arsitektur sistem.
Gambar 5.2. Halaman Master Aset
Tabel 6.1 Hasil Pengujian Fungsional No  Kode Fungsi  Nama Fungsi  Hasil
+2

Referensi

Dokumen terkait

Sampai dengan saat ini, desa Muara memiliki kelembagaan yang aktif diantaranya adalah kelembagaan pemerintahan, lembaga kemasyarakatan, lembaga ekonomi, lembaga pendidikan,

AMALAN BASMALAH NIATNYA...al fatihah 1x مسب الله نمحرﻟﺍ ميحرﻟﺍ 786 نىا لكاسا ةمظعب مسب الله نحمرلا يمحرلا لكاساو لمابج مسب الله نحمرلا

Kegunaan hasil penelitian yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir reflektif dalam pembelajaran IPS melalui

Aplikasi Pendukung Keputusan dengan Logika Fuzzy (Studi Kasus : Prakiraan Cuaca di BMKG Jambi) bertujuan khususnya untuk mempermudah Prakirawan Cuaca meramalkan cuaca dengan

Adapun tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui pengaruh faktor merek, rasa, harga, desain kemasan, dan kemudahan memperoleh terhadap pembelian mi instan

/ ٢٠١٦ م.. ج ﺨﻠﻣ ﺚﺤﺒﻟا ﺺ ﻖﻴﺒﻄﺗ ﺰﻤﻟا ةءاﺮﻘﻟا ﺔﻴﺠﻴﺗاﺮﺘﺳا ا ةءاﺮﻘﻟا ةرﺎﻬﻣ ﺔﻴﻗﺮﺘﻟ ﺔﺟو ةدﺎﻣ ﻲﻓ ﻟ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا ىﺪ أ ﻦﻣﺎﺜﻟا ﻒﺼﻟا ﺬﻴﻣﻼﺗ ﺑ ﺔﺳرﺪﻤ

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan olah tanah nyata mempengaruhi bobot gulma pertanaman dan bobot brangkasan tanaman singkong, namun tidak nyata mempengaruhi laju

Dengan menggunakan log dosis herbisida dan rata-rata persen kerusakan yang telah dirubah ke dalam nilai probit untuk setiap jenis gulma diketahui bahwa dosis