241 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN RAHN HASAN
PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) CABANG PEGADAIAN SYARIAH
PAMEKASAN
Mohammad Wasil¹, Agus Sugiono², Ach. Baihaki³
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine how the accounting treatment applied to the Pamekasan branch sharia pawnshop associated with rahn hasan financing conducted by PT. Pegadaian Syariah Pamekasan Branch. This study uses qualitative methods with the interview method, the object in this study is at PT. Pegadaian (Persero) Pegadaian Syariah Pamekasan Branch. The results showed that, accounting treatment related to the recognition and measurement of Rahn Hasan's financing in granting loans was in accordance with PSAK 59. At the stage of income the principal repayment pattern was in accordance with PSAK 59 and DSN-MUI Fatwa No. 25 / DSN-DSN-MUI / III / 2002. When the treatment of revenue and cost recognition is in accordance with PSAK 101 and DSN-MUI Fatwa No. 25 / DSN-MUI / III / 2002, but at installments / installments it should pay attention to KDPPLKS 101. The treatment of Rahn Hasan's financing financial reporting patterns is not in accordance with PSAK 101, because the Sharia Pawnshop Office in Pamekasan Branch does not make financial reports and does the reporting. finance is the Regional Office.
Key words: Rahn Hasan, PSAK 59, PSAK 101, and DSN MUI Fatwa No. 25 / DSN-MUI / III / 2002 and No. 26 / DSN-MUI / III / 2002.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi yang diterapkan pada pegadaian syariah cabang Pamekasan terkait dengan pembiayaan rahn hasan yang dilakukan oleh PT.Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode wawancara, objek dalam penelitian ini adalah Di PT. Pegadaian (Persero) Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, perlakuan akuntansi terkait dengan pengakuan dan pengukuran pembiayaan Rahn Hasan dalam pemberian pinjaman telah telah sesuai dengan PSAK 59. Pada tahap pendapatan atas pola pengembalian pokok pinjaman telah sesuai dengan PSAK 59 dan Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002. Pada saat perlakuan pengakuan pendapatan dan biaya telah sesuai dengan PSAK 101 dan Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-DSN-MUI/III/2002, namun pada saat angsuran/cicilan sebaiknya memperhatikan KDPPLKS 101. Perlakuan pola pelaporan keuangan pembiayaan Rahn Hasan tidak sesuai dengan PSAK 101, karena Kantor Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan tidak melakukan penyajian laporan keuangan dan yang melakukan penyajian laporan keuangan adalah Kantor Wilayah. Kata kunci: Rahn Hasan, PSAK 59, PSAK 101, dan Fatwa DSN MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002 dan No. 26/DSN-MUI/III/2002.
PENDAHULUAN
Semakin besarnya minat masyarakat atas pembiayaan gadai syariah, ditandai dengan jumlah nasabah diseluruh indonesia pada tahun 2018 nasabah pegadaian syariah mencapai 10
juta dan mengalami peningkatan sebesar 9,4% dari posisi tahun 2017 yang sejumlah 9,5 juta nasabah (Beritasatu.com). Maka pegadaian syariah yang merupakan salah satu lembaga yang menyediakan produk tersebut harus tetap
242 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
dikawal agar tidak ada yang melakukan penyimpangan terhadap sistem yang telah ada karena dapat merusak citra pegadaian syariah di mata masyarakat.
Pembiayaan rahn hasan
membutuhkan kerangka akuntansi yang menyeluruh yang dapat menghasilkan pengukuran akuntansi yang tepat dan
sesuai sehingga dapat
mengkomunikasikan informasi akuntansi secara tepat waktu dengan kualitas yang dapat diandalkan serta mengurangi adanya perbedaan perlakuan akuntansi antara pegadaian syariah yang satu dengan yang lain. Pada penerapan sistem syariah, tentu mempunyai sistem perlakuan akuntansi yang berbeda dengan perlakuan akuntansi konvensional pada umumnya.Kebutuhan dalam menetapkan metode pengukuran akuntansi, terutama pembiayaan gadai syariah harus disesuaikan dengan peraturan dan ketentuan-ketentuan syariah yang telah diatur.
Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia
No.25/DSNMUI/III/2002 tentang rahn dan No.26/DSNMUI/III/2002 tentang rahn emas dengarn akad qardh merupakan panduan dalam pengakuan, pengukuran penyajian, dan pengungkapan yang berhubungan dengan pembiayaan gadai syariah. PSAK ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2008. Penerapan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.25/DSNMUI/III/2002 tentang rahn danNo.26/DSNMUI/III/2002 tentang rahn emas dan dengan akad pendamping dari gadai syariah yaitu akad
ijarahuntuk pembiayaan dengan gadai
syariah akan memberikan kontribusi terhadap pencapaiantarget pertumbuhan pegadaian syariah karena peraturan tersebut merupakan formulasi yang dibuat oleh para pakar ekonomi syariah dan para akuntan di IAI.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut bagaimana perlakuan akuntansi pada pembiayaanrahn
hasan, sehingga menjadi latar belakang
penulis mengadakan penelitian. penulis mencoba mengangkat persoalan ini dalam sebuah penelitian dengan judul “Analisis Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Rahn
Hasan Pada Pt.Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariahpamekasan”
TINJAUAN TEORETIS
Rahn
Ketentuan rahn umum menurut Dewan Syariah Nasional menetapkan aturan tentang rahn sebagaimana tercantum dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 25/DSN-MUI/III/2002 tertanggal 26 Juni 2002. Sedangkan, Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn tertanggal 26 Juni 2002 menetapkan keputusan sebagai berikut:
1. Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan
Marhun (barang) sampai semua
utang Rahin (yang menyerahkan barang) dilunasi.
2. Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik Rahin.
3. Pemeliharaan dan penyimpanan
Marhun pada dasarnya menjadi
kewajiban Rahin, namun dapat dilakukan jugaoleh Murtahin,
sedangkan biaya dan
pemeliharaanpenyimpanan tetap menjadi kewajiban Rahin.
4. Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan Marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
5. Penjualan Marhun
a. Apabila jatuh tempo, Murtahin harusmemperingatkan Rahin
untuk segera melunasiutangnya. b. Apabila Rahin tetap tidak dapat
melunasi utangnya, maka Marhun dijual paksa/dieksekusi melaluilelang sesuai syariah. c. Hasil penjualan Marhun
digunakan untuk melunasi utang, biaya pemeliharaan dan
243 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
penyimpanan yangbelum dibayar serta biaya penjualan.
d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik Rahin dan kekurangannya menjadi kewajiban Rahin.
Sedangkan, Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 26/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn emastertanggal 28 maret 2002 menetapkan keputusan sebagai berikut:
1. Rahn emas dibolehkan berdasarkan prinsip Rahn (lihat Fatwa DSN nomer: 25/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn).
2. Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhum) ditanggung oleh penggadai (rahin).
3. Ongkos sebagaimana dimaksud ayat 2 besarnya didasarkan pada pengeluaran yang nyata-nyata diperlukan.
4. Biaya penyimpanan barang (marhun) dilakukan berdasarkan akad ijarah.
Akad Al-Qardh
Qardh adalah pemberian harta kepada
orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali.
Landasan hukum yang terkait dengan
qardhsesuai dengan Fatwa Dewan Islam
Nasional No. 19/DSN-MUI/IX/2000. Huda, (2015:59):
1. QS. Al-baqarah: 1:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah kamu menuliskannya”
2. Hadis Riwayat Muslim
“Orang yang melepaskan seorang mislim dari kesulitannya di dunia, Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat dan Allah senantiasa menolong hamba-hambanya selama dia (suka) menolong saudaranya.” 3. Hadis Riwayat Bukhari
“orang yang terbaik diantara kamu adalah orang yang paling baik dalam pembayaran utangnya.”
4. Hadis Riwayat Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad bin Hambal “penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga diri dan memberikan saksi kepadanya.” 5. Kaidah Fikih
“setiap utang piutang yang mendatangkan manfaat (bagi yang berpiutang) adalah riba.
Terdapat beberapa ketentuan untuk pengakuan dan pengukuran yang dijelaskan dalam PSAK 59 (2016) yaitu:
1) Pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat terjadinya. Kelebihan penerimaan dari peminjam atas qardh yang dilunasi diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya. 2) Dalam hal bank bertindak sebagai
peminjam qardh, kelebihan kelunasan kepada pemberi pinjaman
qardh diakui sebagai beban. Perlakuan Akuntansi Rahn Hasan
Dalam rahn umum ataupun rahn hasan penentuan besaran biaya pemeliharaan barang marhun (berupa bukti sah kepemilikan, berupa perhiasa, emas atau barang gadai lain yang nilainya tidak besar). Terkait,dengan pengakuan, pengukuran, serta pengungkapan dan penyajiannya adalah:
1) Pengakuan dan Pengukuran
Terdapat beberapa ketentuan dalam hal pengakuan pembiayaan dengan akad Qardhdalam PSAK 59 peragraf 139 (2016), yaitu:Pinjaman qardh adalah penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pihak yang meminjamkan yang mewajibkan peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu. Pihak yang meminjamkan dapat menerima imbalan namun tidak diperkenankan untuk dipersyaratkan di dalam perjanjian.
244 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Pragraf 140. Bank syariah disamping memberikan pinjaman qardh, juga dapat menyalurkan pinjaman dalam bentuk qardul hasan. Qardul hasan adalah pinjaman tanpa imbalan yang memungkinkan peminjam untuk menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang dispakati.
Pengakuan dan pegukuran atas pembiayaan qardh sebagai mana PSAK 59 peragraf 142. Pinjaman
qardh diakui sebesar jumlah dana
yang dipinjamkan pada saat terjadinya. Kelebihan penerimaan dari peminjam atas qardh yang dilunasi sebagai pendapatan pada saat terjadinya.
Pragraf 143. Dalam hal bank bertindak sebagai peminjam qardh, kelebihan pelunasan kepada pemberi pinjaman
qardh diakui sebagai beban. METODE PENELITIAN
Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini tergolong penelitian kualitatif karena berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berupa data yang dikumpulkan dengan cara triangulasikemudian disajikan dalam bentuk deskriptif, gambaran, lukisan secarasistematis.
Lokasi yang dijadikan sebagai obyek atau tempat penelitian ialah Kantor Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan yang beralamat di Jl. Pangeran Diponegoro 98 Pamekasan Madura-Jawa Timur. Kec. Pamekasan. Kab. Pamekasan., Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama empat bulan, yaitu pada bulan november-februari 2018-2019.
Situasi Sosial dan Narasumber
Pegadaian syariah cabang Pamekasan sebagai obyek atau lokasi penelitian merupakan salah satu unit usaha pegadaian dari kantor wilayah jawatimur yang terletak dikabupaten Pamekasan
yang menggunakan prinsip-prinsip syariah dalam aktifitas atau kegiatan operasionalnya. Rahn hasan merupakan salah satu produk yang ada diPegadaian Syariah Pamekasan. Mikanisme operasional melalui akad rahn nasabah menyerahkan perhiasan atau emas atau barang gadai lainyang nilainya tidak besar, sehingga bisa diakses oleh mahasiswa bahkan pelajar. Pada pembiayaan rahn hasan, nasabah tidak dikenakan biaya pemeliharaandari barang yang digadaikan. Nasabah pegadaian syariah hanya dikenakan biaya administrasi di awal (mu’nah akad). Biaya administrasi pun sangat terjangkau, yakni maksimal sebesar Rp 5.000. Pembayaran
marhun bih atau angsuran pun bisa
dilakukan dengan mudah. Nasabah juga bisa melakukan proses cicilan, minta tambah maupun perpanjangan rahn hasan. Produk pembiayaan rahn hasanpada PT. Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan dikeluarkan berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majalis Ulama’ Indonesia No.25/DSN-MUI/III/2002. Pada penelitian ini menggunakan beberapa narasumber sebagai perantara untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Adapun pihak yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:
a. Penaksir, yaitu seorang pegawai internal yang berfungsi sebagai penaksir barang jaminan gadai dan juga merangkap sebagai bseseorang yang memiliki tugas dalam mencatat atau menbukukan segala transaksi yang terjadi.
b. Kasir, yaitu seorang pegawai internal yang berfungsi sebagai media atau sarana dalam pembayaran angsuran atau pelunasan atas barang gadai. c. Pegawai bagian akuntansi di
Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan.
d. Manajer Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan.
245 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil observasi atau pengamatan langsung terhadap obyek penelitian, baik melalui pengamatan (observasi), wawancara dan dokumentasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa perlakuan akuntansi pembiayaan rahn
hasanpada PT. Pegadaian Syariah Pamekasan.
Sedangkan, data sekunder merupakan data penunjang dalam penelitian, data tersebut berupa laporan keuangan Pegadaian Syariah Pamekasan tahun 2019, PSAK 101, PSAK 59, Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-MUI/III/2002, dan yang berkaitan dengan standar operasional prosedur pembiayaan rahn hasan dan data-data lain yang diperlukan.
Adapun prosedur yang digunakan dalam metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara triangulasi, teknik pengumpulan data melalui wawancara, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, observasi, dan Dokumentasi
Metode Analisis Data 1. Reduksi Data
Setelah direduksi data akan mengkerucut, semakit sedikit dan mengarah ke inti permasalahan sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai objek penelitian dengan mengumpulkan data-data yang ada di PT Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan, kemudian menjelaskan tentang jenis-jenis produk khususnya
rahn hasanyang ditawarkan oleh PT
Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan.
2. Penyajian Data
Adapun tahapan penyajian data dan pembahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggambarkan perlakuan akuntansi pada pembiayaan
rahn hasan yang ada di PT Pegadaian
Syariah Cabang Pamekasan. Kemudian memberi gambaran tentang operasional yang digunakan oleh PT Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan dan menganalisis perlakuan akuntansi atas pembiayaan rahn hasan berdasarkan PSAK 101, PSAK 59, Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-DSN-MUI/III/2002 teng
rahn umum, Fatwa DSN-MUI No.
26/DSN-MUI/III/2002 teng rahn emas.
3. Penarikan Kesimpulan
Tahap akhir pengolaan data adalah penarikan kesimpulan. Pada tahap ini peneliti akan memberikan kesimpulan apakah perlakuan akuntansi pembiayaan rahn hasan telah sesuai dengan persyaratan standar akuntansi keuangan (PSAK) entitas syariah yang berlaku di indonesia, yaitu PSAK 101, PSAK 59 dan Fatwa DSN-MUI No. 25/MUI/III/2002, Fatwa DSN-MUI No. 26/DSN-DSN-MUI/III/2002.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data
Pada pengumpulan data, akan disajikan perlakuan akuntansi yang berlaku dan diterapkan di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Pamekasan untuk pembiayaan rahn hasan.
1. Pembiayaan Rahn Hasan
Berdasarkan hasil wawancara pada taggal 2 juli 2019 jam 15:05 WIB, ketentuan khusus rahn hasanyaitu:
Ketentuan khusus itu intinya kepada masyarakat golongan bawah 500 intinya mahasiswa pelajar biar dia mengenal pegadaian dan disamping itu juga kepada golongan yang dibawah kan pinjamanya hanya 500 ribu satu KK hanya untuk satu transaksi akad sebelum lunas gak boleh(zainuddin).
Hasil wawancara Pada tanggal 2 juli 2019 jam 13:09 WIB, tentang prosedur pemberian pembiayaan rahn hasan yaitu:
246 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Nasabah dateng menyerahkan ktp asli atau foto copynya sama barangnya dan ditaksir dan diinformasikan bahwa nasabah dapat pinjamannya maksimal 500
(Zanuddin).
Nasabah datang ke otlet pegadaian syariah cabang Pamekasan nanti ngisi form pengajuan aplikasi gadai rahnsetelah itu pilihannya rahn hasan setelah itu kasihkan penaksir setelah diketahui maksimal pinjaman yang diperoleh nasabah bisa memilih. Karena rahn hasan maksimal pinjamannya 500 ribu setelah ok disetujui 500 ribu jangka waktunya 2 bulan jadi ketika nasabah itu terima uang yang diterima pada waktu rahn hasan Cuma dipotong administrasi kurang lebihnya 2.500-5000 (Anuggrah).
Mekanisme yang awal ada taha permohonan terus yang kedua ada tahap pemeriksaan data apakah masuk ke rahn karena kalok untuk rahn hasan memang harus terverifikasi dengan Disduk capil kalok gak masuk cekdukcapil kandak bisa yang ketiga tahap penilaian dari barang tersebut yang ke empat tahap persetujuan yang kelima sudah tahap akad dan pencairan kredit (Aziz).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur pemberian pembiayaan rahn hasan memiliki beberapa tahapan yang harus terpenuhi oleh calon nasabah, yaitu: 1. Tahap Permohonan
Tahap permohonan ialah tahap dimana calon nasabah mengisi formulir permohonan pembiayaan
rahn hasan dengan beberapa ketentuan.
Nasabah nenyerahkan KTP atau SIM yang masih berlaku bisa foto copy bisa asli terus menyerahkan barang jaminan yang di serahkan ke pegadaian (Aziz).
2. Tahap Pemeriksaan
Setelah data-data yang menjadi persyaratan rahn hasantelah
dilengkapi dan telah diserahkan kepihak pegadaian syariah. Berdasarkan hasil wawancara Kemudian pihak petugas pegadaian syariah yaitu:
“Memeriksa datanya dulu apakah
sudah terverifikasi di cek dukcapilatau belum karena memang kualifikasi untuk masuk ke rahn hasan itu harus terverifikasi kalok tidak terverikasi di cekduk capil hasan tidak bisa dijalankan (Aziz).
3. Tahap Penilaian
Pada tahap penilaian merupakan tahap dimana pihak pegadaian akan melakukan penilaian terhadap calon nasabah apakah nasabah sedang atau pernah menjadi nasabah serta juga dilakukan penilaian fisik atas barang jaminan yang dapat berpengaruh terhadap nilai taksiran. Berdasarkan hasil wawancara yaitu;
“Menaksir barang yang akan digadaikan apakah sesuai dengan permintaan nasabah yang jelas nilainya tidak bisa lebih dari 500 ribu kalok lebih dari 500 ribu tidak bisa dimasukkan ke rahn hasan” (Aziz)
4. Tahap Persetujuan atau Pemutusan Pada tahap ini merupakan tahap pemutusan atau tahap persetujuan atas pengajuan permohonan pembiayaan rahn hasanyang
dilakukan oleh calon nasabah. Berdasarkan hasil wawancara yaitu:
“Setelah tahap menilaian itu kita setujui kita asese untuk pinjaman tersebut kepada nasabahnya kita sampaikan kenasabahnya kalo’ nasabahnya setuju pinjaman 500 maksimal itu baru kita bisa eksekusi pencairan”. (Aziz).
247 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Berdasarkan hasil wawancara Pada tanggal 2 juli 2019 jam 13:09 WIB, akad pemberian pembiayaan rahn
hasan.
Akadnya pasti rahn kan kalok biaya admin memang pada setiap transaksi ada biaya administrasi dan mu’nahnya tidak dikenakan makanya kan akadnya pakek akad rahn. Karena secara fiqih kalo’ gadai di gabung sama ijarah dalam satu akad itu batal sudah tapi pakek akad mu’nah kenapa pekek akad mu’nah karna beda akad mu’nah itu yang kita akuin kan ini rahn ini Qardh nih pinjam meminjam pinjam satu juta kembalikan satu juta(Zainuddin).
Pada saat terjadi pencairan (pinjaman), biaya administrasi berdasarkan taksiran barang yang digadaikan dengan besaran nominal
pada tabel sebagai berikut: Penggolongan Marhun Bih, Biaya
Administrasi Berdasarkan Nilai Taksiran Taksiran Rp 52.632 – Rp 210.526 Mu’nah akad Rp 2.000 Taksiran Rp 210.527 – Rp 315.789 Mu’nah akad Rp 3.000 Taksiran Rp 315.790 – Rp 421.053 Mu’nah akad Rp 4.000 Taksiran Rp 421.054 – Rp ke atas Mu’nah akad Rp 5.000 Sumber: pegadaiansyariah.co.id 6. Pada saat perpanjangan (akibat
tidak dapatmelunasi pinjaman) Berdasarkan hasil wawancara Pada tanggal 2 juli 2019 jam 13:09 WIB, pada jatuh tempo kalau nasabah tidak melakukan pelunasan.
Kalau nasabahnya telat membayar lebih dari jatuh tempo untuk prosedur kita diawal kita sms dulu kita kompirmasi kalok
ada keterlambatan setelah itu memang tidak ada respon kita telpon memastikan memang bener-bener nasabahnya ini statusnya bagaimana barangnya apa memang lupa apa dilelangkan saja, kalok misalkan sms dan telponnya tidak bisa dihubungi baru kita proses berundingnya kita kirim surat pemberitahuan lelang kita konpirmasikan kepada nasabahnya setelah tidak ada respon 7 hari setelah kirim surat kepada nasabah tersebut baru kita lelang barangnya (Aziz)
7. Proses angsuran/cicilan
Berdasarkan hasil wawancara dengan kasir Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan “apabila
nasabah ingin mencicil pembiayaan rahn hasan maka nasabah dikenakan biaya administrasi kembali”
Pada saat perpanjangan ditetapkan biaya kembali mengikuti sisa pokok mengikuti tabel 4.2
8. Jika terjadi keterlambatan pembayaran
Pada saat nasabah terlambat membayar pembiayaan maka nasabah dinakan denda keterlambatan yang mana denda tersebut masuk ke dalam dana
Qardhul hasan. Analisis Data
Pada analisis data, akan dilakukan analisis data atas hasil perolehan pengumpulan data berupa Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Rahn Hasan.
Perlakuan Pola Pokok Pinjaman
Dalam perlakuan akuntansipola pokok pinjamandi pegadaian syariah itu mengakui besarnya jumlah pinjaman sebesar dana yang akan diberikan kepada nasabah, maka perlakuan akuntansipola pokok pinjaman di pegadaian syariah cabang pamekasan sudah sesuai dengan PSAK 59.
248 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Perlakuan Pola Pokok Pengembalian
Perlakuan akuntansi pola pengembalian pinjaman di pegadaian syariah cabang Pamekasan menerima pengembalian uang sesuai dengan dana yang di pinjamkan maka perlakuan akuntansi pola pokok pengembalian di pegadaian syariah sudah sesuai dengan PSAK 59 dan Fatwa DSN-MUI No. 25/DSN-DSN-MUI/III/2002.
Perlakuan Pola Pengakuan Pendapatan dan Biaya
Adapun pencatatan akuntansi terkait dengan pengakuan dan pengukuran yang dilakukan oleh Pegadaian berkenaan dengan biaya-biaya yang menjadi tanggungan rahin, sehingga menjadi pendapatan pembiayaan Rahn hasan berdasarkan hasil pengumpulan data sebagai berikut:
a. Pada saat pencairan
Dalam penyajian laporan keuanganPT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Pamekasanmenyajikan laporan keuangan secara terpusat.Karena, dalam proses akuntansinya PT. Pegadaian (Persero) Cabang
Pegadaian Syariah
Pamekasanmenggunakan sistem “Passion Syariah” sehingga
penerapan PSAK 101 tentang pelaporan keuangan syariah diPT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Pamekasan sudah sesuai.
b. Pada saat terjadi perpanjangan (Akibat tidak dapat melunasi pinjaman)
Pembayaran administrasi timbul dari pemberian layanan admnistrasi pembiayaan rahn hasan. Maka atas penambahan masa jatuh tempo tersebutPegadaian Syariah dapat memungut biaya administrasi sebagai pendapatan.
c. Pada saat terjadi angsuran/cicilan Pembayaran administrasi (mu’nah akad ) tersebut diakui sebagai pendapatan Pegadaian Syariah. Hal
ini sesuai dengan pengertian pendapatan pada KDPPLKSparagraf 101 yaitu:
“Definisi penghasilan (income)
meliputi baik pendapatan (revenues) maupun keuntungan (gains) pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas syariah yang bisa dan dikenal dengan sebitan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bagi hasil, dividen, rayalti dan sewa.
d. Pada saat terjadi pelelangan
Hal tersebut sesuai dengan Fatwa
DSN-MUI
No.25/DSN-MUI/III/2002, tentang rahn, pada ktetapan kedua ketentuan umum ayat 5 yang menyatakan bahwa:
a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahin untuk segera melunasi utangnya. b. Apabila rahin tetap tidak dapat
melunasi utangnya, maka marhun dijual paksa/dieksekusi melalui lelang sesuai syariah.
c. Hasil penjualan Marhun digunakan untuk melunasi utang, biaya pemeliharaan dan penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan.
d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik Rahin dan kekurangannya menjadi kewajiban Rahin.
Maka perlakuan akuntansi pola pendapatan dan biaya di PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Pamekasan telah sesuai dengan PSAK 101 dan Fatwa DSN-MUI No.25/DSN-MUI/III/2002
Perlakuan Pola Pelaporan Keuangan
Ditinjau dari laporan keuangan pegadaian syariah yang diberikan oleh badan hukum dan telah dipulikasikan, maka laporan keuangan pegadaian syariah tidak ada laporan khusus yang dipublikasikan seperti standar laporan keuangan syariah sebagaimana PSAK 101 dan tidak satupun
249 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
nama akun yang terdapat pada laporan keuangan yang dipublikasikan seperti dibawah ini bernama akun syariah.
Maka laporan keuangannya di pegadaian syariah dilakukan secara terpusat sesuai dengan standar laporan keuangan syariah sebagaimana PSAK 101 tentang laporan keuangan.Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan membuat atau menyusun laporan secara terpusat Pusat berdasarkan laporan konsolidasi kantor wilayah.
PembahasanHasil Penelitian
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah menganalisis hasil penelitian menjadi sebuah pembahasan dengan temuan-temuan terkait Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Rahn hasanPadaPT.
Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Pamekasan. meliputi:
a. PerlakuanPola Pokok Pinjaman Pada perlakuan akuntansi atas pola pokok pinjaman pembiayaan rahn
hasan,PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Pamekasan mengakui pinjaman kepada nasabah (rahin)sebesar dana yang dipinjamkan kepada nasabah, pernyataan tersebut sama dengan perlakuan akuntansi mengenai pola pokok pinjaman yang ada di PSAK 59 tentang qordh (pinjaman) bahwa pinjamandi akui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat terjadinya. Jadi perlakuan atas pola pokok pinjaman di pegadaian syariah telah sesuai dengan PSAK 59.
b. Perlakuan Pola Pengembalian Pokok Pinjaman
Dalam pembiayaan rahn hasanpada pegadaian syariah cabang pamekasan, nasabah hanya pengembalikan uang sesuai dengan jumlah yang di pinjam dari pihak pegadaian syariah. Pernyataan tersebut sama dengan perlakuan akuntansi atas pengembalian pokok pinjaman yang ada di PSAK 59 tentang qordh (pinjaman). Bahwa
bahwa qardhul hasanadalah
pinjaman tampa imbalan yang memungkinkan peminjam untuk menggunakan dana tersebut selama jangka waktu tertentu dan mengembalikan dalam jumlah yang sama pada akhir periode yang disepakati. Dalam Fatwa DSN-MUI No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang
rahn, besar biaya pemeliharaan dan
penyimpanan marhuntidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.Jadi perlakuan atas pola pengembalian pokok pinjaman di pegadaian syariah telah sesuai dengan PSAK 59 dan Fatwa
DSN-MUI No.
25/DSN-MUI/III/2002tentang rahn.
c. Perlakuan Polapegakuan Pendapatan dan Biaya
Perlakuan atas pola pengakuan pendapatan dan biaya pembiayaan
rahn hasanberikut:
1) Pada saat pencairan
2) Pada saat terjadi perpanjangan 3) Pada saat terjadi angsuran/cicilan 4) Pada saat terjadi pelelangan d. Perlakuan Pola Pelaporan Keuangan
Dalam PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Pamekasan tidak melakukan penyajian laporan keuangan. Akan tetapi konsolidasi laporan keuangan dengan pusat dilakukan di kantor wilayah. Sehingga dalam hal pembuatan laporan keuangan cabang dilakukan oleh kantor wilayah yang kemudian akan menjadi laporan keuangan yang telah dibublikasikan setelah dikonsolidasi oleh Kantor Pusat.
Hal tersebut diperkuat oleh penelitian sebelumnya Misraji (2017) yang menyatakan bahwa Perlakuan akuntansiPT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Pamekasan terkait dengan pengungkapan dan penyajian pendapatan tidak bisa dilakukan analisa lebih mendalam, karena kantor ULGS
250 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Cabang Pegadaian Syariah tidak melakukan pembuatan laporan keuangan. Laporan yang dihasilkan hanya sampai sebatas neraca saldo percobaan. Karena akuntansi cabang dilakukan oleh kantor wilayah.
Dari adanya hal tersebut laporan keuangan yang disajikan oleh cabang tidak dapat dilakukan observasi dan analisa lebih mendalam terkait pengungkapan dan penyajiannya, karena pembuatan laporan keuangan cabang dilakukan oleh kantor pusat dengan berdasarkan laporan konsolidasian kantor wilayah. Namun, terdapat hal yang menarik jika dilihat dari laporan keuangan pegadaian syariah yang dipuplikasikan, yaitu masih belum sesuai dengan standar PSAK 101, karena ternyata pada Kantor Wilayah atau Kantor Pusat telah diubah menjadi laporan keuangan konvensional, sebab jika diperhatikan kembali pada prakteknya PT. Pegadaian(Persero) Cabang Pegadaian Syariah Pamekasan, sebenarnya telah menggunakan nama-nama akun entitas syariah.
KESIMPULAN
Perlakuan Akuntansi PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Pamekasan terkait dengan pengakuan dan pengukuran pembiayaan Rahn hasan dalam pemberian pinjaman, pengemabalian dan pendapatan pada saat pencairan telah sesuai dengan PSAK 59 dan Fatwa DSN-MUI No.25/DSN-MUI/III/2002 tentang rahn.
Perlakuan Akuntansi PT. Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Pamekasan terkait dengan pengungkapan dan penyajian pembiayaan Rahn hasan dalam pemberian pinjaman, pendapatan administrasi tidak bisa dilakukan analisis lebih mendalam, karena Kantor Pegadaian Syariah Cabang Pamekasan tidak melakukan penyajian laporan keuangan dan yang melakukan penyajian laporan keuangan adalah Kantor Wilayah.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya.
Adam. (2018). Fatwa-Fatwa Ekonomi
Syariah. Jakarta: Sinar Grafika
Offset.
Djuwaini. (2015). Fiqih Muamalah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Huda. (2015). Lembaga Keuangan Islam
Tinjauan Teoretis dan Praktis.
Jakarta: KENCANA
Ikhsan. (2013). Perlakuan Akuntansi Atas Pembiayaan Gadai Syariah
(ar-rahn) Oleh Pemegang Gadai (murtahin) Pada PT Bank Syariah Mandiri, Tbk cabang Makasar. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makasar.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2016). SAK. Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan 101. Jakarta.
Ikatan Akuntansi Indonesia. (2016). SAK. Persyaratan Standar Akuntansi Keuangan 59. Jakarta.
Misraji. (2017). Analisis Perlakuan Akuntansi Pendapatan Pembiayaan Gadai Syariah (Studi Pada PT. Pegadaian (Persero) Unit Layanan Gadai Syariah Cabang Pamekasan. Skripsi. Universitas Islam Madura (UIM).
Nawawi. (2012). Fikih Muamalah:Klasik
dan Komputer. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. (2011).
Akuntansi Syariah di Indonesia.
Edisi 2. Jakara: Salemba Empat. Ramadhani. 2012. Analisis Perlakuan
Akuntansi Pembiayaan Gadai Syariah PT. Bank BNI Syariah, Tbk. Cabang Makasar. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makasar. Suhadak. (2017). Analisis perlakuan
akuntansi pembiayaan rahn tasjily pada BMT UGT Sidogiri Cabang Malang Kota. Skripsi. Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim.
Siregar, Sofyan. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
251 | Seminar Nasional Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi (SINEMA)
ISSN : 2656-2952
Perbadingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta : KENCANA.
Sugiono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D.