• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penilitian kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor (2012:4) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penilitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Penilitian yang bermaksud untuk memahami kondisi dipasar penjualan pakaian busana muslim mengenai strategi pemasaran yang digunakan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penilitian yang dipakai adalah jenis deskriptif kualitatif. Salah satu jenis penilitian kualitatif deskriptif adalah berupa penilitian dengan metode atau pendekatan studi kasus (Case Study), Studi kasus termasuk dalam penilitian analisis deskriptif, yaitu penilitian yang dilakukan terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dinalisis secara cermat sampai tuntas.

Kasus yang dimaksud bisa berupa tunggal atau jamak, misalnya berupa individu atau kelompok. Di sini perlu dilakukan analisi secara tajam terhadap berbagai faktor yang terkait dengan kasus tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh kesimpulan yang akurat (Sutedi, 2009). Tujuan dari penilitian deksriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gamabaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubugan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 2009).

(2)

32

Penilitian ini menggunakan fenomenologi yaitu berusaha untuk mengungkapkan dan mempelajari serta memahami suatu fenomena beserta konteknya yang khas dan unik yang dialami oleh individu higga tataran “keyakinan” individu yang bersangkutan. Dengan demikian, dalam mempelajari dan memahami, haruslah berdasarkan sudut pandang, paradigma dan keyakinan langsung (Herdiansyah, 2010: 66-67). Dalam penilitian ini peneliti ingin berusaha mengungkapkan secara mendalam tentang strategi pemasaran Coffee Break Semarang.

3.2 Setting Penelitian

Obyek dalam penilitian ini adalah Coffee Break Semarang yang berlokasi JL.Klenteng sari III No.5 Pedalangan Banyumanik Semarang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 November 2018. Alasan memilih obyek penilitian tersebut adalah dikarenakan peniliti ingin mengungkap keberhasilan strategi pemasaran Coffee Break Semarang.

3.3 Penilitian Informan

Informan menurut Moleong (2006) adalah informan sebagai orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penilitian. Orang yang dijadikan informan haruslah mereka yang jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak termasuk anggota salah satu kelompok yang bertentangan dengan latar penilitian, dan mempunyai pandangan tertentu tentang sesuatu hal atau tentang peristiwa yang terjadi. Informan yang dipilih adalah orang-orang yang memiliki kriteria sebagai berikut:

(3)

33

a. Memiliki pengetahuan dan pengalaman sesuai dengan fenomena yang diteliti.

b. Mampu bercanda dengan baik dan benar.

c. Mampu membantu peniliti dalam proses pengumpulan data.

Berdasarkan pengertian diatas, maka peneliti memilih informan yang memiliki kriteria tersendiri yaitu individu yang mengetahui dan memahami sistem kerja di Break Cafe Semarang. Peneliti mengambil enam informan sebagai narasumber,. Informan pertama adalah pemilik cafe, karena sebagai pendiri,pelaku bisnis dan pemodal.Informan yang kedua manajer cafe . karena beliau yang melakukan operasional dan mengawasi cafe sehari-hari. Informan ketiga adalah pelayan, karena dia yang melakukan interaksi dengan pelanggan dan melaksanakan tugas operasional dari cafe.

Informan yang keempat adalah koki, karena posisi ini sudah pernah berganti sebanyak dua kali dan penyajian produk tergantung oleh orang tersebut. Informan kelima adalah pelanggan lama, karena dia sudah berlangganan cafe tersebut cukup lama dan mengetahui produk-produk dan harga dengan baik. Informan yang terakhir adalah pelanggan baru karena dia baru-baru ini berlangganan di cafe tersebut dan sebelumnya berlangganan di cafe competitor, sehingga informan ini dapat memberikan informasi yang menyebabkan dia berpindah referensi. Informasi mengenai informan dapat dilihat pada table di bawah ini :

(4)

34 No NAMA POSISI/ JABATAN LAMA BEKERJA/ BERLANGGANAN 1 Siti Halimah(40 tahun) Pemilik 18 Bulan

2 Zaenal Arifin (35 Tahun) Manajer Cafe 18 Bulan 3 Erik Crystiawan (28 Tahun) Pelayan 12 Bulan

4 Muttakim (32 Tahun) Koki 10 Bulan

5 Adelia Dwi P (21 Tahun) Pelanggan 10 Bulan 6 Andra Putra (23 Tahun) Pelanggan 4 Bulan

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Wawancara mendalam ( in depth interview )

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2006). Maka penulis menyimpulkan bahwa wawancara merupakan cara memperoleh data dari narasumber dengan melakukan kegiatan tanya jawab secara langsung. Adapun wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak berstruktur, dimana didalam metode ini memungkinkan pertanyaan berlangsung luwes, arah pertanyaan lebih terbuka, tetap fokus, sehingga diperoleh informasi yang kaya dan pembicaraan tidak kaku. Dalam melakukan wawancara peneliti akan merekam setiap pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan oleh informan. Sebelum melakukan wawancara peneliti meminta izin kepada pihak informan bahwa hasil rekaman

(5)

35

akan digunakan untuk kepentingan peneliti dan digunakan hanya untuk peneliti. Wawancara yang direkam akan memberi ilai tambah, yakni dengan rekaman peneliti akan mendapatkan bukti asli suara dan gambar dari pihak informan serta menjadi bukti otentik apabila nantinya terdapat kesalahan penafsiran.

Data yang telah direkam kemudian ditulis kembali dan diringkas. Setelah diringkas maka akan dianalisis dan dicari tema serta polanya.

3.4.2 Observasi

Disamping wawancaram, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penilitian. Dalam hal ini peneliti dengan berpedoman kepada desain penelitiannya telah melakukan observasi dilakukan observasi kelokasi penelitian untuk mengamati langsung berbagai hal atau kondisi yang ada dilapangan. Dalam pelaksanan observasi dilakukan dengan cara observasi partisipan. Observasi partisipan menurut Emzir (2010) Observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai anggota yang berperan serta dalam kehidupan masyarakat dalam topik penelitian. Topik penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai aktivitas, perilaku dan peristiwa yang terjadi di Coffe Break Semarang.

(6)

36 3.4.3 Arsip / Data Sekunder

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dicatat, untuk pertama kali. Data ini berasal dari Key informan (informan kunci) dan Informan. Moleong (2006) mengemukakan data primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai yang didapat melalui catatan tertulis atau melalui rekaman video atau audio tape, pengambilan foto atau film. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh langsung dari Pemilik dan Karyawan Coffee Break melalui metode observasi dan wawancara mendalam.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen-dokumen yang ada (Sugiyono, 2008). Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet.

3.4 Alat-alat Penunjang

Alat-alat bantu pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah kamera digunakan peneliti saat melakukan wawancara, dalam penggunaan kamera ini dilakukan dengan persetujuan dari informan terlebih dahulu saat wawancara

(7)

37

berlangsung. Pencatatan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan field note (catatan lapangan) langsung dilokasi wawancara.

3.5 Kredebilitas Data Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, validitas dan reliabilitas sering dinamakan kredibilitas. Peneliti kualitatif harus mampu menjelaskan bagaimana caranya meningkatkan kredebilitas penelitian. Creswell dan Miller (2000) menawarkan sembilan posedur untuk meningkatkan kredebilitas penelitian kualitatif.

3.6.1. Triangulation

Triangulation artinya menggunakan berbagai pendekatan dalam melakukan penelitian. Peneliti dapat menggunakan berbagai sumber data, teori, metode dan investigator agar informasi yang disajikan konsisten. Oleh karena itu, untuk memahami dan mencari jawaban atas pertanyaan penelitian, peneliti dapat menggunakan lebih dari satu teori, lebih dari satu metode pengumpulan data (interview, observasi dan analisis dokumen). Disamping itu, peneliti dapat menginterprestasikan temuan dengan pihak lain.

3.7 Teknik Analisis

Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pendekatan tunggal dalam analisis data. Pemilihan metode sangat bergantung pada research questions (Baxter and Chua 1998); research strategies dan theoretical framework (Glaser and Strauss 1967). Untuk melakukan analisis, peneliti perlu menangkap, mencatat, menginterprestasikan dan menyajikan informasi. Satu hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti adalah dalam penelitian kualitatif, analisis data tidak dapat dipisahkan dari data collection. Oleh karena itu, ketika data mulai terkumpul dari

(8)

38

interview, observation dan archival sources, analisis data harus segera dilakukan untuk menentukan pengumpulan data berikutnya. Peneliti harus dengan jelas menunjukkan langkah-langkah operasional dalam menganalisis data digunakan (semiotik, ethnopgraphy, studi kasus, grounded theory, fenomenologi, atau pendekatan lainya). Misalnya untuk grounded theory, analisis data dilakukan dengan teknik sebagai berikut:

Data Reduction

Data reduction intinya mengurangi data yang tidak penting sehingga data yang terpilih dapat diproses kelangkah selanjutnya. Data reduction yang mencakup kegiatan beikut ini:

1) Organisasi Data – Menentukan Kategori, Konsep, Tema dan Pola (Pattern)

Data dari interview dan observasi ditulis lengkap dan dikelompokkan meurut format tertentu (missal menurut jabatan structual, diberi warna, dll). Transkip hasil interview kemudian dapat dianalisis dan key points dapat ditandai untuk memudahkan coding dan pengklasifikasikan. Field note selama observasi diorganisir ke dalam form dengan judul tertentu, misalnya: tanggal, jam, peristiwa, partisipan, deskripsi peristiwa, dimana terjadinya, bagaimana terjadi, apa yang dikatakan, serta opini dan perasaan peneliti. Sementara itu, data dari analisis catatan organisasi (arsip) dapat diorganisir ke dalam format tertentu untuk mendukung data dari observasi dan intervew.

(9)

39 2) Coding Data

Data kemudian dikelompokkan ke dalam tema tertentu dan diberi kode untuk melihat kesamaan pola temuan. Langkah pertama, peneliti melakukan Open Coding yang dilakukan untuk menganalisis keterkaitan satu tema dengan tema lainya (cause & consequence, condition & iteractions, strategy & process) dan membuat “cluster” tertentu. Langkah ketiga adalah Selective Coding, yang menunjukkan proses scanning data dan coding yang dilakukan sebelumnya setelah semua data lengkap sehingga tema utama muncul dan memudahkan peneliti untuk melakukan interprestasi dan analisis.

3) Pemahaman (understanding) dan Mengujinya

Atas dasar coding, peneliti dapat memulai memahami data secara detail dan rinci. Proses ini dapat berupa “pemotongan” data hasil interview dan dimasukkan ke dalam folder yang sama untuk mendukung pemahaman atas data hasil interview. Data kemudian dicoba dicari maknanya/diinterpretasi. Dalam melakukan interpretasi, peneliti harus berpegang pada koherensi antara temuan interview, observasi dan analisis dokumen.

4) Interpretasi

Perlu diinget bahwa dalam melakukan interpretasi, peneliti tidak boleh lepas dari kejadian yang ada pada setting penelitian. Di samping itu, peneliti harus mampu mengaitkan temuan penelitian dengan berbagai teori karena penelitian kualitatif berpegang pada konsep triangulation.

Referensi

Dokumen terkait

 banyak membantu membantu dan dan mau mau bekerja bekerja sama sama dengan dengan Panitia Panitia Pengawas Pengawas Pemilu Pemilu Tingkat Kecamatan Rebang

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Karena atas berkat rahmat-Nya, Skripsi yang berjudul “Pengaruh Loan To Asset Ratio (LAR), Debt Equity Ratio

Dari penelitian pada pasien berumur kurang dari 14 tahun dengan diagnosis pneumonia dapat disimpulkan bahwa golongan sefalosporin paling banyak digunakan sebagai

Tetapi apabila metode hapalan mampu diterapkan secara lebih msialnya dengan metode hapalan yang diterapkan di dalam kelas, siswa dan guru memiliki waktu bertatap muka

Peran lain dari area prefrontal yang berkaitan dengan memori adalah untuk memanggil ulang informasi (recall) lain dari daerah yang luas pada otak kemudian

Mereka juga sering mengalami tremor, dimulai dengan gerakan volunter misalnya mengambil buku, menyebabkan gerakan seperti menggigil pada bagian tubuh yang baru

Jadi dalam menghitung peluang suatu kejadian, faktor-faktor yang harus diketahui adalah eksperimen, outcome dari eksperimen, ruang sampel dan ukurannya N, kejadian se- bagai bagian

Dari 98 responden yang diteliti diperoleh hasil tingkat kesesuaian sebesar 93,69%, mahasiswa masih belum puas terhadap nilai yang diberikan dosen karena kadang-kadang