1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Dewoto, 2007).
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati berupa tumbuhan yang banyak digunakan sebagai obat tradisional (Soemardji, et al., 2002). Saat ini meskipun obat tradisional cukup banyak digunakan oleh masyarakat dalam usaha pengobatan sendiri (
self-medication), profesi kesehatan/dokter umumnya masih enggan untuk meresepkan
ataupun menggunakannya. Hal tersebut berbeda dengan di beberapa negara tetangga seperti Cina, Korea, dan India yang mengintegrasikan cara dan pengobatan tradisional di dalam sistem pelayanan kesehatan formal. Alasan utama keengganan profesi kesehatan untuk meresepkan atau menggunakan obat tradisional karena bukti ilmiah mengenai khasiat dan keamanan obat tradisional pada manusia masih kurang (Dewoto, 2007).
Salah satu tumbuhan yang memiliki nama lokal delima bintang, serba bintang, sarikaya, seraikaya (Sumatera); sarikaya, srikaya, serkaya, surikaya, srikawis, sarkaja, serakaja, sirikaja (Jawa); serta nama asing custard-apple, sugar
apple, sweetsop (Amerika, Inggris); raamaphal, shariiphaa, sitaphal (India);
dengan nama latin Annona squamosa L. merupakan salah satu anggota famili
2
Annonaceae. Buah Annona squamosa L. umumnya dikenal sebagai buah meja atau perisai makanan dan juga sebagai tumbuhan yang memiliki berbagai aktivitas farmakologi sehingga termasuk salah satu tumbuhan obat. Tanaman ini diperbanyak dari cangkok indukan, disambung susu dan biji. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa daun srikaya dapat digunakan sebagai antidiabetes (Gupta, et al., 2005), antioksidan dan antibakteri (El-Chaghaby, et al., 2014), hepatoprotektor (Raj, et al., 2009), antihiperlipidemia (Rofida, et al., 2015), aktivitas sitotoksik (Meiningrum, 2012) dan pada penelitian Utami dan Adelina (2016) menunjukan bahwa ekstrak etanol daun srikaya memiliki nilai IC50 sebesar 29,27 µg/ml yang merupakan kategori antioksidan sangat kuat serta efektif sebagai hepatoprotektor.
Dalam rangka pengembangan pemanfaatan daun srikaya sebagai bahan obat, perlu dilakukan penelitian mengenai efikasi dan keamanannya. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dipelajari derajat keamanan dan efek-efek yang ditimbulkan pada penggunaan ekstrak etanol daun srikaya (Annona squamosa L.) sebagai obat tradisional, dengan menentukan dosis toksisitas akut (LD50) serta melihat gambaran histopatologi hati dan ginjal terhadap mencit.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah, apakah ekstrak etanol daun srikaya (Annona squamosa L.) memiliki potensi ketoksikan akut terhadap mencit?
3 1.3 Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah ekstrak etanol daun srikaya (Annona squamosa L.) tidak memiliki potensi ketoksikan akut terhadap mencit.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan hipotesis di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui toksisitas akut ekstrak etanol daun srikaya (Annona squamosa L.) dengan menentukan LD50 serta pengaruhnya terhadap histopatologi hati dan ginjal.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penelitian lebih lanjut mengenai toksisitas akut pemberian ekstrak etanol daun srikaya (Annona
squamosa L.) terhadap mencit dan memperkirakan risiko penggunaan ekstrak
etanol daun srikaya (Annona squamosa L.) pada manusia, sehingga penggunaan ekstrak tersebut dapat dilakukan secara aman.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua uji, yaitu uji pendahuluan dan uji utama. Uji pendahuluan dan uji utama terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.
4 a. Uji pendahuluan
b. Uji utama
Gambar 1.1 Diagram kerangka pikir penelitian
Variabel bebas Variabel terikat Parameter
Gejala toksik
Variabel bebas Variabel terikat Parameter Na-CMC 0,5%