• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemberian KNO3 Dan Air Kelapa Pada Uji Viabilitas Benih Pepaya (Carica papaya L ) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemberian KNO3 Dan Air Kelapa Pada Uji Viabilitas Benih Pepaya (Carica papaya L ) Chapter III V"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei 2016.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah buah pepaya dengan varietas calina, pasir sebagai media tumbuh, KNO3 untuk meningkatkan viabilitas benih, air kelapa untuk meningkatkan viabilitas benih, aquades untuk merendam benih kontrol, dan label sebagai penanda.

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah bak kecambah, pisau, penggaris, penanda sampel, handsprayer, buku data dan alat tulis, timbangan analitik dan kamera.

MetodePenelitian

Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor :

FaktorI : Konsentrasi KNO3 (M) dengan 4taraf, yaitu : M0 : Kontrol

M1 : Konsentrasi 2,5 % M2 : Konsentrasi 5,0 % M3 : Konsentrasi 7,5 %

FaktorII : Konsentrasi Air Kelapa (N) dengan 5 taraf, yaitu : N0 : Kontrol

(2)

N2 : Konsentrasi 50 % N3 : Konsentrasi 75 % N4 : Konsentrasi 100 %

Sehingga diperoleh 20 kombinasi perlakuan, yaitu :

M0N0 M0N1 M0N2 M0N3 M0N4

M1N0 M1N1 M1N2 M1N3 M1N4

M2N0 M2N1 M2N2 M2N3 M2N4

M3N0 M3N1 M3N2 M3N3 M3N4

Jumlah ulangan : 3 ulangan

Jumlah unit percobaan : 60 unit percobaan Jumlah biji tiap unit percobaan : 40 biji

Jumlah biji seluruhnya : 2400 biji

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan model linear sebagai berikut :

Yijk= μ + αi+ βj+ (αβ)ij+ εijk

i=1,2,3,4 (t) j=1,2,3,4,5 (t) k=1,2,3 (r) dimana :

Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan ke-k dengan perlakuan KNO3 taraf ke-i air kelapa taraf ke-j

μ : Nilai tengah

αi : Efek konsentrasi KNO3 taraf ke-i

βj : Efek perlakuan konsentrasi air kelapa pada taraf ke-j

(3)

εijk : Galat dari ulangan ke-k, konsentrasi KNO3 pada taraf ke-i dan perlakuan

konsentrasi air kelapa pada taraf ke-j

(4)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Benih

Buah pepaya yang telah dipanen kemudian dikupas dan biji dikeluarkan.Biji yang digunakan adalah biji yang ukurannya seragam dan tidak terserang cendawan.Biji dibersihkan dari aril dengan menggunakan air.

Persiapan Media Perkecambahan

Media perkecambahan yang digunakan adalah media pasir, kemudian dimasukkan kedalam bak kecambah dengan ketebalan ±4 cm. Sebelum digunakan, terlebih dahulu pasir diayak dengan ayakan dan disterilkan dengan cara digongseng selama+30 menit untuk menghilangkan kontaminasi dari cendawan dan bakteri.

Pengecambahan benih dilakukan pada bak kecambah dengan ukuran 25 cm x 22 cm x 4 cm sebanyak 40 benih per bak kecambah dengan kedalaman

lubang tanam pada media pasir sedalam 2 cm. Pengukuran Kadar Air

Sebelum diberi perlakuan, benih diukur kadar air awalnya. Pengukuran kadar air dilakukan dengan cara beberapa benih ditumbuk dengan menggunakan mortal untuk dihaluskan dan kemudian ditimbang bobot basahnya. Setelah itu benih dimasukkan ke dalam oven pada suhu 1000C selama 24 jam sampai berat benih konstan.Kadar air benih yang didapat yaitu 26,389%. Kadar air benih dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Bobot basah – Bobot kering

Kadar Air = x 100% (Mugnisjah, et al.,1994)

(5)

Perendaman Dengan KNO3dan Air Kelapa

Perlakuan perendaman terhadap biji pepaya dilakukan dengan biji pepaya direndam terlebih dahulu selama 25 menit dalam larutan KNO3 sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan, kemudian setelah itu biji pepaya dimasukkan kedalam air kelapa selama 25 menit dengan konsentrasi yang sesuai dengan perlakuan.

Pemeliharaan

Penyiraman dilakukan pada sore hari dengan menggunakan handsprayer hingga media menjadi lembab dan dalam kondisi kapasitas lapang, dilakukan pemeliharaan setiap hari sampai 30 hari setelah ditanam pada bak perkecambahan. Parameter Pengamatan

Kadar Air Benih (%)

Pengamatan kadar benih (%) ini dilakukan pada setiap taraf perlakuan dilakukan setelah aplikasi. Dengan cara diambil 15 benih setiap perlakuan untuk dihaluskan kemudian di timbang bobot basahnya dan dimasukkan ke dalam oven yang dipanaskan pada suhu 1000C selama 24 jam untuk mendapatkan bobot keringnya. Kadar air benih (%) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Bobot basah – Bobot kering

Kadar Air = x 100% (Mugnisjah et al.,1994)

Bobot basah Laju Perkecambahan (hari)

(6)

N1T1 + N2T2 + … … … + NxTx Rata- rata hari =

Jumlah total benih berkecambah

Keterangan :

N : Jumlah benih yang berkecambah pada satuan waktu tertentu

T : Menunjukkan jumlah waktu antara awal pengujian sampai dengan akhir dan interval tertentu suatu pengamatan

Uji Daya Kecambah

Analisa daya kecambah atau daya tumbuh dilakukan setelah benih dikecambahkan selama 30 hari dengan kondisi optimum. Menurut Sutopo (2012) untuk evaluasi kecambah digunakan kriteria sebagai berikut :

a. Kecambah normal (%).

Kriteria kecambah normal adalah :

1. Kecambah yang memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik terutama akar primer dan untuk tanaman yang secara normal menghasilkan akar seminal maka akar ini tidak boleh kurang dari dua. 2. Perkembangan hipokotil yang baik dan sempurna tanpa ada kerusakan

pada jaringan-jaringannya.

3. Pertumbuhan plumula yang sempurna dengan daun hijau dan tumbuh baik, di dalam atau muncul dari koleoptil atau pertumbuhan epikotil yang sempurna dengan kuncup yang normal.

4. Memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil.

(7)

Jumlah kecambah normal

Kecambah normal = - x 100%

Jumlah contoh benih yang diuji b. Kecambah abnormal (%)

Kriteria kecambah abnormal adalah :

1. Kecambah yang rusak, tanpa kotiledon, embrio yang pecah, dan akar priemernya yang pendek.

2. Kecambah yang bentuknya cacad, perkembangannya lemah atau kurang seimbang dari bagian-bagian yang penting. Plumula yang terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon yang membengkok, akar yang pendek, koleoptil yang pecah atau tidak mempunyai daun; kecambah yang kerdil. 3. Kecambah yang tidak membentuk klorofil

4. Kecambah yang lunak

5. Untuk benih pohon-pohonan bila dari microphyl keluar daun dan bukannya akar.

Perhitungan persentase kecambah abnormal sebagai berikut : Jumlah kecambah abnormal

Kecambah abnormal = x 100 %

Jumlah contoh benih yang diuji c. Benih yang belum tumbuh

Kriteria ini ditujukan untuk benih-benih yang belum berkecambah setelah jangka waktu pengujian yang telah ditentukan.

Perhitungan persentase benih yang belum tumbuh sebagai berikut : Jumlah benih yang belum tumbuh

Benih yang belum tumbuh = x 100%

(8)

Indeks Vigor

Indeks vigor (IV) dihitung berdasarkan rumus L. O. Copeland (1977) dalam Kartasapoetra (2003) :

IV = G1 + G2 + G3 + .... +

D1 D2 D3 Dn

Gn

Keterangan :

IV : Indeks Vigor

G : Jumlah benih yang berkecambah pada hari tertentu D : Waktu yang bersesuaian dengan G

n : Jumlah hari pada perhitungan terakhir Bobot Segar Kecambah (g)

Bobot segar kecambah (g) diperoleh dengan cara menimbang masing-masing kecambah normal setiap perlakuan pada hari ke 30 dengan menggunakan timbangan analitik. Kecambah yang digunakan masih dalam keadaan segar dan bersih dari pasir yang melekat.

Bobot Kering Kecambah (g)

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Dari hasil pengamatan dan analisis data yang dilakukan, diperoleh bahwa perlakuan konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan, kecambah normal, benih yang belum tumbuh,indeks vigor, bobot segar kecambah dan bobot kering kecambah. Perlakuan konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap kadar air benih, laju perkecambahan, indeks vigor, dan bobot kering kecambah. Interaksi antara perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter pengamatan.

Kadar Air Benih

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 15 dan 16 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air benih. Konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter kadar air benih dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap kadar air benih.

Rataan kadar air benih pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kadar air benih pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa

(10)

Tabel 1 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi air kelapa diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 32% yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Grafik hubungan kadar air benih dengan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik hubungan kadar air benih dengan konsentrasi air kelapa Gambar 1 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara kadar air benih dengan konsentrasi air kelapa. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi air kelapa maka semakin tinggi kadar air benih pepaya.

Uji Daya Kecambah Kecambah Normal

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 3 dan 4 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap kecambah normal. Konsentrasi air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap parameter

y = 5,123x + 27,24

0,00 0,25 0,50 0,75 1,00

(11)

kecambah normal dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap kecambah normal.

Rataan kecambah normal pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Kecambah normal pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan

berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Tabel 2 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,05 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Grafik hubungan kecambah normal dengan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik hubungan kecambah normal dengan konsentrasi KNO3

(12)

Gambar 2 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara kecambah normal dengan KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi air kelapa maka semakin tinggi kecambah normal pepaya.

Kecambah Abnormal

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 5 dan 6 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh tidak nyata terhadap kecambah abnormal. Konsentrasi air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap parameter kecambah abnormal dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap kecambah normal.

Rataan kecambah abnormal pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kecambah abnormal pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa

Tabel 3 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,003.

Benih yang Belum Tumbuh

(13)

parameter benih yang belum tumbuh dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap benih yang belum tumbuh.

Rataan benih yang belum tumbuh pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Benih yang belum tumbuh pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa

Konsentrasi

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Tabel 4 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M0 (konsentrasi 0%) yaitu 1,66 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Grafik hubungan benih yang belum tumbuh dengan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Gambar 3.

(14)

Gambar 3 menunjukkan terdapat hubungan linier negatif antara bibit yang belum tumbuh dengan konsentrasi KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi KNO3 maka semakin rendah benih pepaya yang belum tumbuh.

Laju Perkecambahan

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 1 dan 2 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter laju perkecambahan dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap laju perkecambahan.

Rataan laju perkecambahan pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Laju perkecambahan pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan

berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

(15)

Pada perlakuan konsentrasi air kelapa diperoleh rataan tertinggi pada perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 0,44 hari yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Grafik hubungan laju perkecambahan dengan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik hubungan laju perkecambahan dengan konsentrasi KNO3 Gambar 4 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara laju perkecambahan dengan konsentrasi KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi KNO3 maka semakin tinggi laju perkecambahan benih pepaya.

Grafik hubungan laju perkecambahan dengan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Gambar 5.

(16)

Gambar 5 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara laju perkecambahan dengan konsentrasi air kelapa.Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi air kelapa maka semakin tinggi laju perkecambahan benih pepaya.

Indeks Vigor

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada Lampiran 9 dan 10 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap indeks vigor. konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter indeks vigor dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap indeks vigor.

Rataan indeks vigor pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Indeks vigor pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3dan konsentrasi air kelapa Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kolom yang sama

menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Tabel 6 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,09 yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

(17)

Grafik hubungan indeks vigor dengan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Grafik hubungan indeks vigor dengan konsentrasi KNO3

Gambar 6 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara indeks vigor dengan konsentrasi KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi KNO3 maka semakin tinggi indeks vigor benih pepaya.

Grafik hubungan indeks vigor dengan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Grafik hubungan indeks vigor dengan konsentrasi air kelapa ŷ = 0,986x + 0,020

0,00 0,25 0,50 0,75 1,00

(18)

Gambar 7 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara indeks vigor dengan konsentrasi air kelapa. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi air kelapa maka semakin tinggi indeks vigor benih pepaya.

Bobot Segar Kecambah

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada lampiran 11 dan `12 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap bobot segar kecambah. Konsentrasi air kelapa berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bobot segar kecambah dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot segar kecambah.

Rataan bobot segar kecambah pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Bobot segar kecambah pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Tabel 7 menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,10 g yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan M2 (konsentrasi 5,0%) dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

(19)

Gambar 8. Grafik hubungan bobot segar kecambah dengan konsentrasi KNO3 Gambar 8 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara bobot segar kecambah dengan konsentrasi KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi KNO3 maka semakin tinggi bobot segar kecambah pepaya.

Bobot Kering Kecambah

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam pada lampiran 13 dan 14 diketahui bahwa konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap bobot kering kecambah. konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering kecambah dan interaksi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap bobot kering kecambah.

Rataan bobot kering kecambah pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Tabel 9.

(20)

Tabel 8. Bobot kering kecambah pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa

Konsentrasi

Keterangan: Angka yang diikuti notasi yang sama pada baris atau kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf α=5%

Tabel 8.menunjukkan pada perlakuan konsentrasi KNO3 diperoleh rataan tertinggi yaitu pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,08 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Pada perlakuan konsentrasi air kelapa diperoleh rataan tertinggi pada perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 0,08 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Grafik hubungan bobot kering kecambah dengan konsentrasi KNO3 dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Grafik hubungan bobot kering kecambah dengan konsentrasi KNO3

(21)

Gambar 9 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara bobot kering kecambah dengan konsentrasi KNO3. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi KNO3 maka semakin tinggi bobot kering kecambah pepaya.

Grafik hubungan bobot kering kecambah dengan konsentrasi air kelapa dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Grafik hubungan bobot kering kecambah dengan konsentrasi air kelapa

Gambar 10 menunjukkan terdapat hubungan linier positif antara bobot kering kecambah dengan konsentrasi air kelapa. Hal ini menunjukkan semakin tinggi konsentrasi air kelapa maka semakin tinggi bobot kering kecambah pepaya. Pembahasan

Pemberian KNO3 pada uji viabilitas benih pepaya (Carica papaya L)

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan, kecambah normal, benih yang belum tumbuh,indeks vigor, bobot segar kecambah dan bobot kering kecambah.

0,00 0,25 0,50 0,75 1,00

(22)

Konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan benih pepaya dengan rataan tertinggi diperoleh pada perlakuan M3 (konsentrasi 5,0%) yaitu 0,38 hari dan rataan terendah pada perlakuan M0 (konsentrasi 0%) yaitu 0,06 hari. Hal ini dikarenakan pemberian KNO3 berperan merangsang perkecambahan pada hampir seluruh jenis biji. Hal ini sesuai dengan pernyataan Faustina et al (2011) yang menyatakan KNO3 berfungs iuntuk meningkatkan aktifitas hormone pertumbuhan pada benih dan menjadikan kulit benih lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi.Pengaruh KNO3 yang ditimbulkan ditentukan oleh besar kecil konsentrasinya.Perlakuan awal dengan larutan KNO3 berperan merangsang perkecambahan pada hampir seluruh jenis biji. Perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan.

(23)

merangsang perkecambahan pada hampir seluruh jenis biji. Perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan.

Perlakuan konsentrasi KNO3 berpengaruh nyata terhadap uji daya kecambah

(benih yang belum tumbuh) dengan rataan tertinggi diperoleh pada perlakuan M0 (Konsentrasi 0%) yaitu 1,66 dan terendah pada perlakuan M3 (konsentrasi

7,5%) yaitu 1,62. Hal ini dapat terlihat bahwa benih lebih banyak tumbuh pada benih yang diberi perlakuan konsentrasi KNO3. Hal ini sesuai dengan pernyataan Faustina et al (2011) yang menyatakan bahwa metode pematahan dormansi dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain dengan cara mekanis, fisik maupun kimia. Metode kimia dapat dikatakan metode yang paling praktis karena hanya dilakukan dengan mencampurkan cairan kimia dengan biji.

Pada parameter indeks vigor diperoleh rataan tertinggi pada perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,09 dan terendah pada perlakuan M0 (Konsentrasi 0%) yaitu 0,01. Hal ini dikarenakan pemberian KNO3 efektif mempercepat perkecambahan benih dan mempercepat penerimaan benih terhadap O2. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jain (2008) yang menyatakan bahwa dormansi dapat diatasi dengan penggunaan zat kimia dalam perangsangan perkecambahan benih, dengan bahan kimia misalnya: KNO3 sebagai pengganti fungsi cahaya dan suhu serta untuk mempercepat penerimaan benih akan O2, melunakkan kulit biji.

(24)

Pada parameter bobot kering kecambah, dapat dilihat bahwa rataan tertinggi diperoleh pada perlakuan perlakuan M3 (konsentrasi 7,5%) yaitu 0,08 g dan rataan terendah pada perlakuan M0 (konsentrasi 0%) yaitu 0,01 g. Hal ini dikarenakan pemberian KNO3 meningkatkan aktifitas hormone pertumbuhan pada benih dan menjadikan kulit benih lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi dan larutan KNO3 berperan merangsang perkecambahan pada hampir seluruh jenis biji. Perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Faustina et al (2011) yang menyatakan bahwa KNO3 berfungsi untuk meningkatkan aktifitas hormone pertumbuhan pada benih dan menjadikan kulit benih lebih mudah dimasuki air pada waktu proses imbibisi. Pengaruh KNO3 yang ditimbulkan ditentukan oleh besar kecil konsentrasinya. Perlakuan awal dengan larutan KNO3 berperan merangsang perkecambahan pada hampir seluruh jenis biji. Perlakuan perendaman dalam larutan KNO3 dilaporkan juga dapat mengaktifkan metabolisme sel dan mempercepat perkecambahan.

Pemberian air kelapa pada uji viabilitas benih pepaya (Carica papaya L)

Berdasarkan hasil analisis sidik ragam diketahui bahwa perlakuan konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap kadar air benih, laju perkecambahan, indeks vigor, dan bobot kering kecambah.

(25)

mengandung zat hara dan zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Air kelapa mengandung senyawa organik seperti vitamin C, vitamin B, hormon auksin, giberelin dan sitokinin 5,8 mg/L. Air kelapa muda juga mengandung air, protein, karbohidrat, mineral, vitamin, sedikit lemak, Ca dan P.

Konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan benih pepaya dengan rataan tertinggi diperoleh pada perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 0,44 hari dan rataan terendah pada perlakuan N0 (konsentrasi 0%) yaitu 0 hari. Hal ini dikarenakan pemberian air kelapa dengan konsentrasi 100% dapat menghasilkan persentase perkecambahan yang tinggi dan persentase kecepatan tumbuh yang tinggi pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hedty et al (2014) yang menyatakan bahwa Perendaman biji kopi dengan air kelapa menghasilkan persentase perkecambahan yang tinggi dan persentase kecepatan tumbuh yang tinggi pula. Peningkatan konsentrasi air kelapa dari 0%, 60%, 80%, dan 100% secara linear juga meningkatkan persentase perkecambahan.

(26)

kelapa muda 25% merupakan zat pengatur tumbuh yang tepat dan terbaik yang dapat merangsang pertumbuhan tunas dasar buah nenas

Konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering kecambah.Pada parameter bobot kering kecambah, dapat dilihat bahwa rataan tertinggi diperoleh pada perlakuan perlakuan N4 (konsentrasi 100%) yaitu 0,08 g dan rataan terendah pada perlakuan N0 (konsentrasi 0%) yaitu 0 g. Hal ini dikarenakan air kelapa mengandung senyawa-senyawa organik yang dapat mempercepat perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Yunita (2011) yang menyatakan bahwa air kelapa mengandung zat hara dan zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Air kelapa mengandung senyawa organik seperti vitamin C, vitamin B, hormon auksin, giberelin dan sitokinin 5,8 mg/L. Air kelapa muda juga mengandung air, protein, karbohidrat, mineral, vitamin, sedikit lemak, Ca dan P.

Interaksi antara pemberian KNO3 dan air kelapa pada uji viabilitas benih

pepaya (Carica papaya L)

(27)

konsentrasi larutan tersebut dan untuk mengantisipasi biji agar tidak terjadi plasmolisis yaitu runtuhnya dinding sel akibat dari perendaman yg terlalu banyak. (Sujarwati dan Santosa 2004).

(28)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Konsentrasi KNO3 yang melepaskan kulit aril berpengaruh nyata terhadap laju perkecambahan, kecambah normal, benih yang belum tumbuh, indeks vigor, bobot segar kecambah dan bobot kering kecambah.

2. konsentrasi Air kelapa berpengaruh nyata terhadap viabilitas benih yaitu kadar air benih, laju perkecambahan, indeks vigor, dan bobot kering kecambah. 3. Interaksi antara perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa

berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter pengamatan. Saran

Gambar

Tabel 1. Kadar air benih pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan
Gambar 1. Grafik hubungan kadar air benih dengan konsentrasi air kelapa
Tabel 2. Kecambah normal pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan
Tabel 3. Kecambah abnormal pepaya pada perlakuan konsentrasi KNO3 dan konsentrasi air kelapa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan luasan tutupan terumbu karang pada kondisi pasang dan kondisi surut menggunakan citra satelit Landsat di

Oleh sebab itu, usaha kecil-kecilan tersebut dilakukan semata untuk memenuhi kebutuhan keluarganya (Wawancara, 5 Desember 2018).. Mengacu pada penjelasan di atas, dapat

Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang profil penerimaan diri remaja orang tua tunggal beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya,

Nilai radiative forcing CO 2 dan CH 4 di atmosfer memiliki koefisien determinasi (R2) yang relatif lebih kecil, dibandingkan dengan faktor anomali suhu permukaan laut

Sampel pagi diambil dengan swab dari ketiak sebanyak 6 sampel pada hari yang sama dengan hari ke 1, kemudian dilakukan perlakuan pemberian gosokan daun sirih pada

Hasil dari strategi pengembangan industri pengolahan apel berbasis ekonomi lokal yang dilakukan oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kota Batu antara

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Partisipasi Anggaran dan Gaya Kepemimpinan terhadap Perubahan Anggaran pada unit kerja pemerintah daerah di

Kelainan refraksi adalah suatu kondisi penurunan tajam penglihatan akibat cahaya yang datang tidak jatuh tepat pada suatu titik di retina.Survei Departemen Kesehatan Republik