• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran MMP terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 20162017 T1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Model Pembelajaran MMP terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 20162017 T1"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MMP TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI BANGUN RUANG SISI

DATAR BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

IGNASIA SANTI KUMALA SWARI ( 202013021 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MMP TERHADAP KEMAMPUAN

KOMUNIKASI MATEMATIS PADA MATERI BANGUN RUANG SISI

DATAR BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Ignasia Santi Kumala Swari1, Kriswandani2

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711

1Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: 202013021@student.uksw.edu 2

Dosen Pendidikan Matematika FKIP UKSW, email: kriswandani@staff.uksw.edu

ABSTRAK

Penelitian eksperimen semu ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran MMP terhadap kemampuan komunikasi matematis pada materi bangun ruang sisi datar bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga yang terdiri dari 8 kelas. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik simple random sampling dan diperoleh sampelnya adalah siswa kelas VIII G (30 siswa) sebagai kelas kontrol dan VIII H (28 siswa) sebagai kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes. Teknik analisis datanya menggunakan uji Mann-Whitney. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai signifikansinya sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran MMP terhadap kemampuan komunikasi matematis pada materi bangun ruang sisi datar bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci: Model Pembelajaran MMP, Kemampuan Komunikasi Matematis

PENDAHULUAN

(7)

terendah sampai dengan tinggi dan dengan ilmu matematika dapat dijadikan bekal bagi siswa dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari.

Pembelajaran matematika sendiri pada hakikatnya adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang (si pelajar) melaksanakan kegiatan belajar matematika. Pembelajaran matematika juga harus memberi peluang kepada siswa untuk berusaha dan mencari pengalaman tentang matematika (Wahyudi dkk, 2013:14). Permendiknas No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyatakan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah; 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; 4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; dan 5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki keingintahuan, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

(8)

matematika; 4) membuat pengamatan dan dugaan, rumusan pertanyaan serta mengevaluasi informasi yang berkaitan dengan permasalahan matematika. Sebagian besar kemampuan komunikasi matematis siswa pada mata pelajaran matematika di banyak daerah belum maksimal, karena pada dasarnya kemampuan komunikasi matematis merupakan hal yang sangat penting dan paling mendasar yang tidak bisa ditinggalkan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu pelajaran matematika di SMP Negeri 2 Salatiga, sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita dengan benar. Siswa cenderung masih kesulitan dalam menuliskan informasi, simbol dan penyelesaian suatu masalah dari soal yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari data hasil tes 58 orang siswa yang menunjukkan bahwa 53,45% siswa memiliki kemampuan komunikasi matematis berkategori sedang, 41,38% siswa memiliki kemampuan komunikasi berkategori tinggi sedangkan 5,17% siswa memiliki kemampuan komunikasi matematis berkategori rendah. Tampaklah bahwa sebagian besar siswa masih memiliki kemampuan komunikasi matematis berkategori sedang. Izzati dan Suryadi (2010) menyatakan bahwa pembelajaran matematika selama ini kurang memberikan perhatian terhadap pengembangan kemampuan komunikasi matematis, sehingga penguasaan kompetensi ini bagi siswa masih rendah.

Kemampuan komunikasi matematis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa maka dalam perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran, guru harus menyertakan pengembangan kemampuan komunikasi matematis di dalam rancangan pembelajarannya, dengan demikian proses pembelajaran tersebut dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkomunikasikan permasalahan dan pemikiran matematisnya. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut guru harus menggunakan strategi atau model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif mengkomunikasikan pemikiran matematisnya sehingga siswa yakin dengan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah.

(9)

Model Pembelajaran MMP didasarkan pada program penelitian yang dilakukan pada pertengahan tahun 1970 dan awal tahun 1980 oleh Good, Grouws, dan Ebmeire di Universitas Missouri. Menurut Ariah dalam Yosepha (2016), MMP merupakan salah satu model yang terstruktur seperti halnya struktur pengajaran matematika. MMP didesain guna membantu guru dalam hal efektivitas penggunaan latihan-latihan agar siswa mencapai peningkatan yang maksimal, latihan-latihan yang dimaksud adalah lembar tugas proyek. Adanya tugas proyek berguna untuk memperbaiki cara berkomunikasi, bernalar, terampil mengambil keputusan serta memecahkan masalah sendiri (Rohani, 2004). Langkah-langkah Model Pembelajaran MMP adalah 1) review, yaitu meninjau ulang pelajaran lalu terutama yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada pembelajaran tersebut; 2) pengembangan, berupa penyajian ide baru dan perluasan konsep matematika terdahulu, penjelasan, diskusi serta demonstrasi; 3) latihan terkontrol, siswa berkelompok merespon soal dengan diawasi oleh guru; 4) kerja mandiri, siswa secara individu atau dalam kelompok belajar merespon soal untuk latihan yang telah dipelajari pada langkah pengembangan; serta 5) penugasan, diberikannya tugas rumah atau latihan menggunakan prosedur yang benar.

Berdasarkan uraian masalah tersebut maka dapat dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh model pembelajaran MMP terhadap kemampuan komunikasi matematis pada materi bangun ruang sisi datar bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.

METODE PENELITIAN

(10)

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Menurut Sandjaja (2006: 105), penelitian eksperimen semu dilakukan untuk menguji hipotesis tentang ada tidaknya pengaruh suatu tindakan bila dibandingkan dengan tindakan lain dengan pengontrolan variabelnya sesuai dengan kondisi yang ada (situasional). Penelitian ini menyelidiki ada atau tidaknya pengaruh dengan cara memberikan perlakuan (treatment) kepada kelompok eksperimen (kelompok yang diberi Model Pembelajaran MMP) dan membandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes. Metode tes berupa soal pretest dan posttest berbentuk soal uraian berjumlah lima soal untuk mengukur kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest dilakukan sebelum mengikuti pembelajaran pada materi bangun ruang sisi datar sedangkan posttest dilakukan setelah mengikuti pembelajaran pada materi bangun ruang sisi datar. Adapun sistem penskoran tes kemampuan komunikasi matematis yang telah dimodifikasi oleh Kurniawan (2016) menggunakan rubrik penilaian yang mengacu pada Marryland Math Communication Rubric, Maine Holistic Rubric, dan Quasar Communication Mathematic Rubric.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini terdapat 2 kelompok data yakni kelompok data untuk kondisi awal dan kelompok data untuk kondisi akhir. Adapun kondisi awal kedua kelas tersebut dapat dilihat sebagai berikut

A. Kondisi Awal (sebelum diberikan perlakuan)

Kegiatan pertama yang dilakukan adalah pengambilan data melalui pretest. Hasil data pretest siswa diperoleh dari kelas eksperimen dan kelas kontrol dikelompokkan berdasarkan tiga kategori kemampuan komunikasi matematis yaitu tinggi, sedang dan rendah. Deskripsi kategori kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut

Tabel 1. Kategori Kemampuan Komunikasi Matematis Awal

Interval Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Total

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

40 < skor ≤ 60 Tinggi 8 28,57% 16 53,33% 24 41,38%

20 < skor ≤ 40 Sedang 19 67,86% 12 40% 31 53,44%

(11)

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa pada kelas eksperimen terdapat 8 siswa (28,57%) yang memiliki kemampuan komunikasi berkategori tinggi, 19 siswa (67,86%) memiliki kemampuan komunikasi matematis sedang dan 1 siswa (3,57%) memiliki kemampuan komunikasi matematis rendah. Sedangkan untuk kelas kontrol terdapat 16 siswa (53,33%) diikuti dengan kategori sedang dan rendah masing-masing sebanyak 12 siswa (40%) dan 3 siswa (6,67%). Hal ini bermakna bahwa mayoritas siswa di kelas kontrol mempunyai kemampuan komunikasi matematis pada kategori tinggi sedangkan mayoritas siswa di kelas eksperimen mempunyai kemampuan komunikasi matematis pada kategori sedang. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis di kedua kelas tersebut maka dilakukan uji beda rerata dengan menggunakan statistika nonparametrik Mann-Whitney. Adapun hasil perhitungan uji Mann-Whitney pada skor pretest sebagai berikut

Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji Mann-Whitney Kemampuan Komunikasi Matematis Awal

Berdasarkan Tabel 2 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,068>0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol sehingga dapat diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa Model Pembelajaran MMP sedangkan kelas kontrol diberi perlakuan berupa Model Pembelajaran Langsung.

B. Kondisi Akhir (setelah diberikan perlakuan)

Kondisi akhir kemampuan komunikasi matematis siswa diambil dari data skor posttest. Deskripsi kategori kemampuan komunikasi matematis akhir siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut

Tabel 3. Kategori Kemampuan Komunikasi Matematis Akhir

Interval Kategori Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Total

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

40 < skor ≤ 60 Tinggi 22 78,57% 17 56,67% 39 67,24%

20 < skor ≤ 40 Sedang 6 21,43% 13 43,33% 19 32,76%

0 ≤ skor ≤ 20 Rendah 0 0% 0 0% 0 0%

KKM Awal

Mann-Whitney U 303.000

Wilcoxon W 709.000

Z -1.828

(12)

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa siswa yang memiliki kemampuan komunikasi matematis pada kelas eksperimen berkategori tinggi sebanyak 22 siswa (78,57%), kategori sedang sebanyak 6 siswa (21,43%) dan kategori rendah sebanyak 0 siswa (0%), sedangkan untuk kelas kontrol siswa yang memiliki kemampuan komunikasi berkategori tinggi sebanyak 17 siswa (56,67%) diikuti dengan kategori sedang dan rendah masing-masing sebanyak 13 siswa (43,33%) dan 0 siswa (0%). Tampaklah dari kedua kelas tersebut, mayoritas siswa mempunyai kemampuan komunikasi matematis tinggi dan tidak ada siswa yang mempunyai kemampuan komunikasi matematis rendah. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan komunikasi matematis siswa di kedua kelas tersebut dapat digunakan Uji Mann-Whitney. Adapun hasil perhitungan uji Mann-Whitney pada skor posttest sebagai berikut

Tabel 4. Perhitungan Uji Mann-Whitney pada Kondisi Akhir

Berdasarkan Tabel 4 nilai signifikansinya 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata skor posttest antara kemampuan komunikasi matematis kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan, skor kemampuan komunikasi matematis siswa kelas eksperimen lebih baik daripada skor kemampuan komunikasi matematis siswa kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Pembelajaran MMP berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai signifikansi dengan menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh 0,000<0,05 yang berarti terdapat pengaruh model pembelajaran MMP terhadap kemampuan komunikasi matematis pada materi bangun ruang sisi datar bagi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil pengkategorian skor posttest,pada kelas eksperimen diperoleh siswa yang memiliki kemampuan

KKM Akhir

Mann-Whitney U 154.500

Wilcoxon W 619.500

Z -4.179

(13)

komunikasi berkategori tinggi sebanyak 22 siswa (78,57%) diikuti kategori sedang dan rendah masing-masing sebanyak 6 siswa (21,43%) dan 0 siswa (0%).

DAFTAR PUSTAKA

Bistari. 2010. Pengembangan Kemandirian Belajar Berbasis Nilai untuk Meningkatkan Komunikasi Matematik. Jurnal Pendidikan Matematika dan IPA. Vol 1(1),11-23

Depdiknas .2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta : Depdiknas.

Fitriyani dkk.2015. Penerapan Model Learning Cycle 5E Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah Bagi Siswa Kelas II SDN Sidorejo Lor 07 Salatiga.Prosiding Seminar Nasional ALFA IV.

Izzati & Suryadi. 2010. Komunikasi Matematik dan Pendidikan Matematika Realistik. Makalah. Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika.Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta

Kurniawan, Agus. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray terhadap Hasil Belajar Matematika ditinjau dari Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Ambarawa Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016 (Skripsi). Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana

NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston VA: NCTM.

Rahmawati,Yustia. 2016. Implementasi Teori Apos Pada Modul Bermuatan Karakter Kemandirian Dan Komunikasi Matematis Materi Geometri Sekolah (Tesis). Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Rahmi, Arifa.2015. Pengaruh Penerapan Model Missouri Mathematics Project terhadap Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMK Dwi Sejahtera Pekanbaru.Suska Journal of MATHEMATICS Education Vol.1, No.1

Rohani, Ahmad.2004.Pengelolaan Pengajaran Dikelas.Jakarta: Rineka Cipta Sandjaja. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta : Prestasi Pustaka Karya

Wahyudi dan Kriswandani. 2013. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Salatiga: Widya Sari.

Widyastuti dkk.2015. Peningkatan Keaktifan Belajar dan Hasil Belajar Matematika Pada Materi Operasi Bilangan Pecahan Senilai Melalui Metode Matematika Gasing Bagi Siswa Kelas IV SD Watuagung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Prosiding Seminar Nasional ALFA IV.

(14)

Gambar

Tabel 1. Kategori Kemampuan Komunikasi Matematis Awal Kelas Eksperimen Kelas Kontrol  Total
Tabel 2. Hasil Perhitungan Uji Mann-Whitney Kemampuan Komunikasi Matematis Awal
Tabel 4. Perhitungan Uji Mann-Whitney pada Kondisi Akhir

Referensi

Dokumen terkait

85% kegiatan dan respon siswa pada saat pembelajran ekonomi melalui proses pembelajaran model make a match yang diamati pada saat pembelajaran berlangsung dan

Pengaruh Pendekatan RME, Motivasi, dan Jenis Kelamin terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Trigonometri Siswa Kelas X MAN Rejotangan Tahun Ajaran

Berdasarkan hasil deskripsi dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga yang konkret serta penyajian Lembar Kerja Siswa dalam bentuk gambar tentang alat-alat ukur,

Kita dapat mengetahui secara mendalam ten tang ekonomi moneter dengan mempelajarinya secara mendalam yang menyangkut berbagai hal berkaitan dengan uang

Pihak Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi harus lebih ketat dalam melakukan pengawasan dan penyelidikan serta penyidikan terhadap perusahaan penyedia jasa pembangunan

karakter yang terlihat nyata dan tidak terasa dibuat-buat bagi audiens dapat menjadi karakter yang ikonik. c.) Unik, karakter yang unik adalah karakter yang tidak

Faktor penghambat dalam penanggulangan penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh wanita yaitu faktor penegak hukum, sarana prasarana dan lingkungan/ masyarakat

Apabila ketersediaan sumber daya manusia yang memenuhi syarat kompetensi tersebut tidak ada maka Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Rokan Hulu bisa