BAB 63 PEMERINTAHAN
Pendahuluan : Soal pembangunan adalah soal jang tidak berdiri sendiri, malahan djalinberdjalin dengan setiap bidang dan segi dari kehidupan dan penghidupan Negara dan Masjarakat, jang bersumber pada Orga nisasi Negara Kesatuan jaitu Negara Kebangsaan, dan jang keseluruhan nja berputar atas suatu Organisasi Pemerintahan. Hasrat dan tjitatjita setiap anggota masjarakat Indonesia ialah basil pembangunan Semesta dan Berentjana jang dapat dilihat, dirasakan dinikmati oleh seluruh rakjat dilindungi dan dipimpin oleh Pemerintah jang arief lagi bidjaksa na. Sebagaimana telah diuraikan pada BAB I maka amanat penderitaan rakjat hanja dapat berhasil ditjiptakan dengan satu struktur Organisasi pemerintahan jang stabil, kokoh dan kuat, sebagai landasan dari segala karja, daja tjipta seluruh Rakjat Indonesia.
Pemerintahan dalam arti seluasluasnja meliputi organisasi Negara dan Organisasi Pemerintah jang meliputi bidang' sebagai berikut :
a. Organisasi Negara, Organisasi Pemerintah, Aparatur Negara ; b. Pembangunan Desa, Landreform, Transmigrasi,
c. Perotnbakan Perundangundangan kolonial dan Pembinaan Per udanganundangan Nasional.
§ 738. Organisasi Negara dan Organisasi Pemerintah a. ORGANISASI NEGARA :
Negara kesatuan jaitu Negara Kebang saan jang bebas dan berkedaulatan rak jat, berbentuk Republik jang demok ratis,
Dalam Negara terdapat susunan aparat, badan' jang harus mendjadi landasan jang kuat untuk struktur Pemerintahan jang stabil.
Untuk mentjapai tudjuan ini maka Or ganisasi Negara jang meliputialatalat perlengkapan Negara, Departemen2,
Organisasi Pemerintahan Daerah, Or ganisasi perusahaan2/fajasan2 MI. ke
punjaan Negara, harus dibangun atas azasazas sebagai berikut:
Bentuk dan susunan serta pemba gian Daerah besar dan ketjil men djamin utuhnja Negara Kesatuan jaitu Negara Kebangsaan :
Koordinasi antar Departemen, Dja watandjawatan, Pusat dan Dae rah, harus mendjantdn lantjarnja administrasi untuk mentjapai daja guna jang tinggi.
Kesederhanaan jang menghilang kan djawatan2 kembar, jang me
mungkinkan pengawasan jang ef fektip serta menghilangkan deffe rensiasi aparat jang2 berlebih2an.
b. Organisasi Pemerintahan :
Mendjamin adanja aparatur jang kon tinu dan stahil dalam mendjalankan bahtera pemerintahan menudju tertjip tanja masjarakat jang adil dan makmur. Pada tingkat Pemerintahan Agung su paja tegas bahwa Presiden adalah Ke pala Negara dan Kepala Pemerintah. Presiden dibantu oleh Menteri2 Negara.
Tugas dan wewenang maupun rangka kebidjaksanaan Menteri2 supaja dapat
ditetapkan, Demikian pula antara Men teri dengan Pedjabat2 dalam lingkung
an Departemennja.
Pada tingkat Pemerintahan Daerah, Pembangunan Semesta dan Berentjana tidak mungkin berdjalan lantjar tanpa adanja suatu pemerintahan didaerah jang merupakan schakel antara Peme rintah Pusat dan masa Rakjat.
Pemerintah daerah meliputi :
Bagiannja : Penindjauan kembali daerah otonom dalam hubungan nja dengan Pemerintah Pusat ( otono mi, disentrabsast, dekoncentrasi). Perimbangan keuangan antara Pusat dan Daerah/Penghasilan Daerah. Stimulans dari Pemerintah Pusat ,ter
hadap Pembangunan di Daerah.
Tjara pemetjahan : sehingga tertjipta Pemerintahan Daerah sesuai dengan sistim demokrasi terpimpin, ialah :
1. Penindjauan kembali daerah otonom etc.
Pelaksanaan pengakuan hak otonomi daerah diatur sesuai dengan keadaan daerah itu sendiri.
Tjara2 pembentukan kelengkapan2 pemerintahan di Daerah
harus sama/conform dengan tjaratjara pembentukan keleng kapankelengkapan di Pusat.
Funktionaris (Kepala Daerah) Daerah mempunjai dua tugas, jaitu tugas Daerah dengan tugas Pusat, sehingga ia mempunjai pula dua pertanggungan djawab, Pertanggungan djawab ter hadap Daerah mengenai tugas2 daerah dan terhadap Pusat
mengenai tugastugas Pusat.
Musjawarah dengan hasil mufakat dilakukan didalam peme rintahan daerah.
Pertanggungan djawab kolektip tidak hares diartikan bahwa djika seorang funktionaris diberhentikan/didjatuhkan tidak mengakibatkan diberhentikannja/didjatuhkannja funktionaris2
lainnja.
D.P.A. didaerah tidak ada dan tugasnja ditampung didalam Pemerintahan Harian Daerah.
M. P. R. didaerah djuga tidak ada dan tugasnja (jaitu menentu kan haluan daerah jang tidak boleh bertentangan dengan ha luan negara jang ditentukan oleh M: P. R.) ditampung oleh D. P. R. D. dengan pengertian bahwa funktianaris2 daerah di
tjalonkan oleh D. P'. R. D. Pengangkatan dan pemberhentiannja dilakukan oleh pusat dengan sjarat menghindarkan konflik antara Pusat dan Daerah.
(b) Decentralisasi/dekoncentrasi.
Decentralisasi dan dekonsentrasi dilakukan sebanjak mungkin oleh Pusat dengan pengertian bahwa peujerahan2 itu tidak
memberatkan Daerah, tetapi harus bersifat melantjarkan pe kerdjaan Daerah. Dengan penjerahan2 tugas ini sebanjakba
njaknja, maka dengan sendirinja hapus djawatan2 kembar dan
terdapat teamwork jang lebih baik antara djawatan2 vertikal
dan otonom.
(e) Perimbangaan Keuangan antara Pusat dan Daerah dan peng hasiian keuangan Daerah.
Otonomi tanpa adanja tjukup pembiajaannja jang diperlukan (financiele otonomi) untuk mendjalankan otonomi itu, tidak akan mentjapai tudjuannja.
Perimbangan keuangan jang hanja merupakan „spelregel untuk membagi” fonds/plafond di Pusat jang telah ditetapkan tidak menguntungkan daerah dan hanja menimbulkan keketjewaan sadja.
Penjerahan objek2 penghasilan/padjak jang dipungut oleh Pu
sat kepada Daerah, terutama Daerah jang menghasilkan banjak adalah lebih baik, karena memberi dorongan kepada Daerah untuk melakukannja dengan Iebih intensip. .
Gandjaran, subsidi dan sumbangan masih tetap diperlukan ter utama bagi daerah2 jang penghasilan Daerahnja sangat rendah.
Sistim sluitpost tidak baik, karena tidak menggambarkan fi nanciele otonomi bagi Daerah dan menghambat keinginan daerah untuk membangun dan menjulitkan pembuatan Anggar an Belandja di Daeran.
Supaja disediakan anggaran devisen untuk Daerah alat2 jang
diperlukan untuk membiajai pembelian alatalat/bahan2 jang
diperlukan oleh Daerah.
Supaja Pusatmenstimuleer/membantu berdirinja perusahaan2
Daerah jang akan mendjadi sumber keuangan Daerah.
(d) Stimuians dari Pemerintah Pusat terhadap pembangunan di Daerah.
Pembangunan2 didaerah jang akan merupakan sumber keuang
an baru bagi Daerah dan/atau memberikan kesedjahteraan rakjat didaerah, supaja distimuleer/dibantu oleh Pusat dengan djalan memberikan bantuan technis dan mempermudah pin djamanpindjaman uang jang diperlukan dan memasukkannja didalam Pos Anggaran Belandja Pusat.
Disamping itu perlu tindjauan dan pemetjahan masalah Feodal isme jang masih mempunjai sisa2 jang berat dan terus mem
belenggu tenaga produktif dan kreatif ± 65% rakjat Indonesia jang hidup dilapangan pertanian.
2. Aparatur Negara: Berhubung tidak ada kestabilan dan kurangnja dajaguna dalam aparatur dan administrasi serta kekurangan akan pedjabat2 jang tjukup keachlian dan pengalaman. Karena
itu perlu ditentukan dasar untuk membangun administrasi se hingga tidak mungkin penjaiahgunaan djabatan serta pembi naan aparatur Negara jang djudjur, patrotik, ahli dan berpe ngalaman. Untuk pemetjahan persoalan ini ditindjau dad segi kenegaraan harus ditempuh djalan sebagai berikut:
mengadakan keseimbangan dan ketegasan antara luasnja tugas dan aparatur dibandingkan dengan objek jang harus dikerdjakan.
mengawasi supaja segala peraturan2 ,jang sudah ada di
djalankan dengan njata dan kalau mungkin disederhanakan. penempatan pegawai jang berdaja guna tinggi pada tem patnja jang tepat.
mengadakan keseimbangan antara pendapatan dan biaja penghidupan jang lajak.
pendidikan dan latihan diahatan2 setjara kontinu dan me
P.G.M. dll, dalam arti mengadakan penentuan tugas dan penghargaan tugas) keahlian pengalaman, ketabahan di samping ildjazah ;
mengadakan perundangundangan jang diperlukan untuk niengadakan rotooh,ng aparatur negara jaitu :
Undang2 Kepegawaian jang mengatur tugas dan hak
kewadjiban para pegawai dalam U.U. mana perlu pula dimasukkan senrangat untuk dengan gembira meng abdi kepada Negara dan rakjat ; Mengadakan keadil an administratif untuk mendjamin hakhak pegawai terhadap pemetjatan jang sewenangwenang. Menga dakan Dewan Pertimbangan Pegawai.
Karena itu desa merupakanlandasan untuk pembangunan se mesta berentjana. tine maro, penumpukan milik tanah pada tangan beberapa orang, terutama orang asing dsb.), tidak menguntungkan pe tani, sehingga tidak memungkinkan kenaikan produksi.
Didaerah2 tertentu, seperti di Djawa/Madura, Bali, petani
Bagianbagian dart Bidang : Pembangunan Desa.
Taraf penghidupan rakjat desa jang masih rendah. Penggerakan tenaga rakjat didesa.
Tenagatenaga terlatih didesa untuk Pembangunan Semesta. Berentjana. Adanja Undang2 Pokok Agraria jang mendjamin kenaikkan
produksi dan effisiensi, termasuk penghapusan hukum asing kemungkinan2 pembangunan didesadesa serta menggunakan
hasilhasil research (balai penjelidikan) jang telah ada dengan sebaikbaiknja.
menghapuskan sistim bagihasil (deelbouw) dan mengganti kannja dengan sistim upah atau sewa tanah jang diatur oleh Pemerintah.
Tjara menggerakkan rakjat.
Penggerakan tenaga rakjat didasarkan pada permufakatan dan pada kepentingan bersama jang dirasakan oleh rakjat desa setempat.
Tenagatenaga jang terlatih.
menjediakan tenaga2 pembangunan desa jang terlatih baik dari
kalangan penduduk desa itu sendiri untuk pelaksanaan pem bangunan desa, misalnja latihan pimpinan desa, tenagatenaga pembangunan jang diperlukan dan lainlain.
memberi tambahan mata peladjaran jang sesuai dengan kebu tuhan pembangunan desa setempat pada KI. V dan Kl. VI Sekolah Rakjat.
Faktorfaktor penghambat.
jang dirasakan sebagai faktor2 jang menghambat lantjarnja
pembangunan ialah antaranja sukar diperolehnja kredit sehing ga menimbulkan idjon bahan2, alat2, tenaga dan penjakit2 jang
melemahkan daja tahan rakjat. Untuk menghilangkan faktor2
tersebut, harus didjalankan usahausaha sebagai berikut:
menjediakan kredit setjara mudah dan bunga (rente) jang terpikul oleh rakjat desa.
menjediakanbibit dan lain2 keperluan, seperti alatalat,
bahan2, dsb. jang dibutuhkan untuk meninggikan produksi rakjat
desa.
menambah daja kerdja rakjat dengan memperbaiki kese hatan rakjat.
Perkoperasian.
Untuk mendjamin kenaikan produksi dan untuk mentjapaf self supporting, maka Koperasi2 jang perlu dibangun adalah :
Koperasi produksi misalnja penggarapan tanah, penang kapan ikan dsb.
Koperasi pengangkutan.
Koperasi pembelian alat2/Bahan2 jang diperlukan untuk
menaikkan produksi, seperti alat2 pertanian/ternak/pupuk dan
sebagainja.
Koperasi kebutuhan seharihari. Koperasi kredit dan lumbung. Koperasi pendjualan,
Keamanan desa.
Beleid keuangan, supaja diselaraskan dengan politik keamanan Negara.
Perhubungan dengan daerah lain.
Untuk memperbaiki perhubungan antara desa, maka harus ditjiptakan hubungan darat air dengan daerah lain jang lantjar, sehingga mempermudah pengangkutan barang2 jang dihasilkan
Landreform.
Adanja Undang2 Agraria dan lainlain Pokok peraturan jang
mengatur hukum tanah Indonesia : Menjederhanakan hak atas tanah.
Menetapkan batas minimum dan maximum pemilikan tanah di Djawa, Madura dan Bali, dan diluar Djawa. Membatasi beschikkingrecht untuk tudjuan meninggikan produksi dan melantjarkan transmigrasi.
Menghapuskan hukum asing atas tanah jang disebutkan dalam hukum Perdata Eropa.
TRANSMIGRASI
I k l i m.
Transmigrasi, baik jang terpimpin maupun jang spontan, hendak nja bukan hanja merupakan pemindahan penduduk sematamata, melaikan harus dititik beratkan pada mengurangi/membuat effisien daerah jang padat dan penambahan daja/tenaga kerdja untuk daerah jang kosong.
Untuk itu perlu diadakan oleh atau bersamalama dengan Peme rintah Daerah, persiapan2 jang lebih sempurna bagi daerah2 jang akan
menerima para transmigrasi dan seleksi serta latihan tenaga bagi daerah jang hendak mengirinmja.
Transport.
Menjediakan transport jang tjukup banjak, murah dan mudah misalnja dengan bantuan A.L.R.I.
Peranan Pemerintah.
Transmigrasi jang diselenggarakan oleh Pemerintah hendaknja di djalankan terus dengan sjarata/persiapan' jang lebih baik, sehingga
benarbenar mentjapai tudjuannja.
§740. Bidang Perombakan Perundangundangan kolonial dan pembi naan perundangundangan nasional.
Meliputi 5 bagian bidang, jaitu :
a. Perundang2an dalam hubungannja dengan Sandangpangan.
b. dalam lapangan pendidikan kebudajaan. Perundang2an sekarang kurang tjukup mendjamin kewibawaan ap
paratus negara, karena masih banjak jang merupakan warisan Zaman Kolonial.
Administrasi negara sekarang ini kurang mentjapai effisiensi kerdja jang baik, sehingga perlu diadakan peraturan2 jang menstimulir
effisiensi kerdja.
Perdjandjian2 oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan luar negeri
tidak otomatis berlaku terus untuk Indonesia, akan tetapi perlu ditindjau kembali satu persatu.
Untuk menjelenggarakah 'kerdjasama jang baik dengan luar negeri
perlu diadakan perdjandjian2 kerdjasama dengan luar negeri (Mi
salnja dalam hal kebudajaan).
Untuk memperoleh kredit guna membangun (terlebihlebih dalam lapangan industri) sangat diperlukan loan agreements dengan Luar Negeri (baik Negara maupun salah suatu Agency di Negara lain) jang politis tidak mengikat Indonesia.
Guna mempersiapkan penjusunan perundang2an jg. selaras dengan
keadaan dan kepentingan negara dan rakjat serta tjita2 hukum dan
Pantjasila jang terkandung dalam Undang2 Dasar, perlu diadakan
Inplandse Oemeente Ordonantie Buitengewesten. Kitab Undang2 Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel).
Kitab Undang2 Hukum Pidana,. dan Hukum Atjara Pidana
(proceduur verstek), Undangundang Perguruan Tinggi. Undang
undang Pokok Pendidikan. Undangundang Censor Film.
Perundangundangan jang diperlukan untuk mengadakan retooling Apparatur Negara. Indische Comfabiliteitswet 1925 dan Indische Bedrijvenwet 1927 perlu diubah untuk menstimulir pembangunan Semesta Berentjana dalam bidang ekonomi dan keuangan.
Mengenai perundangundangan Agraria, lihat pokok2 perumusan
jang terdapat dalam bidang Landreform.
Undangundang Pertambangan (Indische Mijnwet) perlu diubah, karena merugikan rakjat Indonesia.
WoekerOrdonnantie perlu diperbaiki dalam bidang pengawasan nja (terutama untuk mentjegah sistim idjon).
Dalam Undangundang Perburuhan dan peratura& lainnja jang me ngatur Perburuhan masih perlu diadakan perbaikan2 untuk men
produksi (hak dan Kewadjiiban buruh) dalam pelaksanaan peni bangunan Semesta Berentjana (keselamatan kerdja, djaminan Sosial d.l.l. ; beberapa I. L. 0. conventions masih perlu diratifisir oleh Indonesia).
Inlandse Gemeente Ordonantie dan Inlandse Gemeente Ordonnantie Buitengewesten merupakan peraturan2 kolonial jang kurang men
djamin kemungkinan berkembangnja pembangunan didesadesa, perlu diubah.
Undang2 Oktrooi, Undang2 Milik Perindustrian dan Undang2 Hak
Tjipta (Auteursrecht) dan hak penemuan perlu diubah untuk lebih mendjamin hak tjipta seseorang, baik materieel maupun immaterieel. Tjatatan Sipil perlu diperbaiki dan diperluas kepada seluruh pen duduk Indonesia guna kepentingan census dalam hubungannja dengan kepadatan penduduk, transmigrasi d.l.l.
Kitab Undang2 Hukum Perdata, terutama jang mengenai hakhak
benda (Zakenrecht) perlu ditindjau kembali berhubung antara lain dengan landreform.
Kitab Undang2 Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel) partieel
(sebagian) diperlukan untuk bangsa Indonesia setelah disesuaikan djiwanja dengan demokrasi terpimpin.
Kitab Undang2 Hukum Pidana peraturan2nja hendaknja ditindjau
kembali dengan kebutuhan masjarakat terutama untuk mentjegah kekatjauan2 dalam bidang ekonomi (economische delicten).
Undang2 mengenai Tarif2 (Douane) perlu ditindjau karena hanja
memperlindungi pengusaha asing (Belanda) sedangkan pengusaha2
perkebunan rakjat Indonesia dirugikan.
Perundangundangan dalam lapangan Pendidikan dan Kebudajaan Undang2 Perguruan Tinggi hendaknja memuat pula aturan2 jang
inemungkinkan diperolehnja tenaga2 ahli sebanjak dan setjepat
mungkin, terlebihlebih dalam hubungan dengan pembangunan semesta berentjana.
Undang2 pokok Pendidikan hendaknja mendjamin studie terpimpin
dan mengatur pula sistim peudidikan jang menghasilkan warga2
Indonesia jang berwatak dan berkepribadfan luhur dengan mengi ngat unsur2 kebudajaan Nasional.
Diperlukan pula suatu peraturan beasiswa jang menstimulir lulus nja tenaga2 ahli jang tjukup banjak jang diperlukan dIdalam zaman
atoom ini,
Undang2 Censor Film : perlu adanja Undang2 Penjensoran Film
untuk mendjamin terpeliharanja Kebudajaan Nasional daripada pengaruh Kebudajaan Asing, jang bersifat merusak.
Perundangundangan jang diperlukan untuk mengadakan retooling apparatus Negara
Undang2 Kepolisian perlu segera diselesaikan supaja tugas Kepo
lisian dapat dilaksanakan lebih sempurna.
Undang2 jang mengatur Peradilan : perlu diadakan Undang2 jang
mengatur susunan dan kekuasaan Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung.
Selandjutnja perlu pula diadakan Peradilan Chusus untuk anak2
(Kinderrechtspraak), mengingat banjaknja perkara anak2 pada
waktu ini (misalnja dengan timbulnja gedjala crossboy).
Undang2 jang mendjamin kedudukan para hakim berdasarkan pasal
25 Undang2 Dasar perlu segera diadakan untuk mendjamin kedu
dukan jang tidak terpengaruhi oleh instansi Legislatif dan Executif. Perundangundangan dalam hubungan dengan luar negeri.
Undang2 mengenai ternitoriaal waters (perairan territorial) : perlu
dikeluarkan selekas mungkin Undang2 jang sesuai dengan Pengu
muman Pemerintah tertanggal 13 Desember 1957 mengenai .per
luasan perairan territorial Indonesria hingga 12 mil jang erat hu bungannja dengan keamanan, perluasan continental shelf dan contagious zone serta perluasan penangkapan ikan dilaut.
Traktattraktat jang dulu diadakan oleh Pemerintah Belanda dengan luar Negeri untuk Indonesia, perlu ditindjau satu per satu, sampai dimana tidak merugikan Negara kita.
Traktattraktat baru jang dapat diadakan antara Indonesia dan luar Negeri antaranja dalam hal Kebudajaan supaja, distimulir untuk memberikan kemungkinan kepada Indonesia untuk menjumbangkan perkembangan kebudajaan internasional.
Loan agreements, asalkan tidak mengikat Indonesia setjara politis, supaja dapat dilakukan oleh Pemerintah tanpa dimintakannja per setudjuan Dewan Perwakilan Rakjat, untuk mempersingkat proce dure dan mempertjepat memperolehnja kredit jang diperukan misalnja untuk pembangunan industri berat maupun ringan.
Uit leverings tractaten.