• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pancasila dalam konteks perjuangan bangs (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pancasila dalam konteks perjuangan bangs (2)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila

Oleh:

Lina Nindyawati (1411105021)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA BALI

2014

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun paper ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam paper ini kami membahas mengenai nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman etika berpolitik.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada paper ini. Oleh karena itu kami menginginkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan paper selanjutnya.

Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi penulis, pemerintah, pembaca, dan masyarakat.

Jimbaran, 22 November 2014

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar... 2

Daftar Isi ... 3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 4

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penulisan ... 5

1.4 Manfaat Penulisan ... 5

1.5 Batasan Masalah ... 5

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Landasan Teori... 6

2.2.1 Perjuangan Para Tokoh Dalam Merumuskan Pancasila... 7

2.2.2 Peran BPUPKI & PPKI dalam Merumuskan Pancasila... 8

BAB III KESIMPULAN 3.1 Kesimpulan ... 19

3.2 Saran ... 19

Daftar Pustaka

... 21

Lampiran

... 22

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila menjadi dasar negara baru disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Namun jauh sebelum di sahkan nilai-nilai pancasila sudah ada pada kehidupan masyarakat indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa indonesia menjadi sebuah negara dimana nilai-nilai tersebut berupa nilai-nilai adat istiadat,kebudayaan serta relegius. Nilai-nilai yang ada kemudian diambil dan dirumuskan oleh paa pendiri negara yang untuk nantinya dijadikan dasar negara indonesia. Oleh karena itu untuk memahami pancasila secara utuh dan kaitannya dengan jati diri bangsa indonesia ini diperlukan pemahaman sejarah bangsa indonesia dalam membentuk suatu negara dan dijadikannya pacaila sebagai dasar negara karena semua itu berhubungan dengan sejarah perjuangan bangsa indonesia.

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana perjuangan para tokoh dalam merumuskan pancasila? 2. Bagaimana peran BPUPKI dan PPKI dalam merumuskan pancasila?

1.3 TUJUAN

(5)

1. Agar para generasi muda mengetahui sejarah perjuangan para tokoh dalam merumuskan pancasila untuk menyadarkan para generasi muda bahwa semangat perjuangan bangsa yang merupakan kekuatan mental telah menghasilkan kekuatan yang luar biasa yaitu pancasila.

2. Untuk mengetahui bagaimana peran BPUPKI dan PKI dalam perumusan pancasila serta memberikan wawasan kepada masyarakat khususnya kepada pelajar agar mengetahui pentingnya sejarah pancasila.

1.4 MANFAAT PENULISAN

Adapun manfaat bagi penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:

- Dengan penulisan paper ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai sejarah pancasila dalam konteks perjuangan bangsa Indonesia - Sebagai bahan bacaan bagi masyarakat umum.

1.5 BATASAN PERMASALAHAN

Karena cakupan materi dari pancasila ini cukup luas dan meliputi berbagai aspek sejarah yang lain, maka saya hanya membataskan pembahasan dari konsep dan tema yang telah saya tentukan, yaitu berupa materi sejarah lahirnya pancasila dan kesaktian pancasila.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Landasan Teori

Nilai-nilai Pancasila diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara, dijadikan sebagai dasar negara Republik Indonesia. Proses cara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI

(6)

pertama, bidang panitia 9, sidang BPUPKI kadua, serta akhirnya di sah kan secara yuridis sebagai dasar negara RI. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk negara sangat erat kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan. Dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki bangsa Indonesia sejak dahulu kala.

Sebagai dasar Negara RI sebelum disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, sebenarnya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya sudah ada dan dihayati dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup masyarakat. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka untuk memahami Pancasila secara komprehensif dan integral terutama dalam kaitannya dengan Pembentukan Watak Bangsa (National and Character Building), yang akhir-akhir ini menunjukan adanya penurunan kadar nilai (dekadensi/degradasi) kebangsaan, maka mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia guna menumbuh kembangkan rasa nasionalisme, heroik dan patriotik. Proses terjadinya bangsa dan negara melalui proses sejarah yang panjang yaitu sejak zaman kerajaan telah mulai nampak dasar-dasar kebangsaan Indonesia, walaupun masih bersifat lokal (kedaerahan). Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern baru dirintis oleh para pejuang bangsa, yang dimulai dengan pergerakan nasional yaitu kebangkitan nasional pada tahun 1908 (lahirnya Boedi Oetomo), kemudian diikrarkan melalui Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Akhirnya titik kulminasi sejarah perjuangan bangsa Indonesia terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia menyatakan diri merdeka (proklamasi) dan tanggal 18 Agustus 1945 Indonesia telah resmi menjadi Negara, baik secara defacto (factual) maupun dejure (yuridis).

2.2 Pembahasan

2.2.1 Perjuangan Para Tokoh Dalam Merumuskan Pancasila

(7)

Pada masa penjajahan, seluruh bangsa berjuang untuk meraih kemerdekaan. Mereka berjuang dengan banyak cara. Ada yang berjuang dengan pertempuran bersenjata. Ada pula yang berjuang dengan pikiran. Semuanya mengerahkan segenap kemampuan untuk mencapai Indonesia merdeka.

Perjuangan melalui pemikiran banyak dilakukan oleh para pendiri bangsa. Salah satunya dilakukan dalam perumusan Pancasila. Bagaimanakah perjuangan para tokoh dalam merumuskan Pancasila? Mari kita simak proses perjuangan tersebut dalam uraian berikut. Pada awal tahun 1945, Indonesia masih dijajah oleh Jepang. Jepang menjajah Indonesia selama tiga tahun. Jepang menjajah Indonesia sejak tahun 1942. Penjajahan itu dimulai setelah mereka berhasil mengusir Belanda. Jepang juga berhasil menjajah beberapa negara di Asia Tenggara. Beberapa negara tersebut antara lain Filipina, Burma (Myanmar), dan Vietnam. Saat itu, tentara Jepang termasuk yang paling kuat di dunia.

Selama tahun 1945, keadaan berbalik. Tentara Jepang mulai mengalami kekalahan di berbagai medan pertempuran. Pada Perang Pasifik, pasukan Jepang dikalahkan oleh Amerika. Jepang juga dikalahkan oleh Sekutu pimpinan Inggris di kawasan Indocina. Kekalahan tersebut mengancam kekuasaan Jepang di negara - negara jajahannya. Di Indonesia, Jepang juga harus menghadapi perlawanan rakyat. Terlebih lagi, Belanda masih ingin kembali menjajah Indonesia. Pada waktu itu, Belanda bergabung dengan Sekutu. Perlawanan rakyat dan usaha Belanda menjadikan kedudukan Jepang kian lemah.

Akhirnya, Jepang terpaksa menjanjikan kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Janji tersebut bertujuan untuk meredam gejolak dan perlawanan rakyat Indonesia. Selain itu juga dimaksudkan untuk memberi kesan bahwa Jepang-lah yang memerdekaan Indonesia. Dengan janji tersebut, rakyat Indonesia diharapkan bersedia membantu Jepang menghadapi Sekutu. Untuk memenuhi janjinya, Jepang kemudian membentuk BPUPKI. BPUPKI merupakan singkatan dari Badan Penyelidik Usaha - usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Badan ini dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Dalam bahasa Jepang, BPUPKI disebut

(8)

Dokuritsu Zjunbi Tyoosakai. BPUPKI bertugas menyelidiki kesiapan bangsa Indonesia dalam menyongsong kemerdekaan dan membentuk pemerintahan sendiri. Penguasa Jepang menunjuk Dr. Radjiman Wediodiningrat sebagai ketua BPUPKI. Beberapa tokoh terkemuka menjadi anggotanya. Beberapa tokoh tersebut antara lain Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H Mas Mansyur, K.H Wachid Hasyim, K.H Agus Salim, Soepomo dan Moh. Yamin.

2.2.2 Peran BPUPKI dan PPKI Dalam Merumuskan Pancasila

Jepang meyakinkan bangsa Indonesia tentang kemerdekaan yang dijanjikan dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Badan itu dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Jenderal Kumakichi Harada, Komandan Pasukan Jepang untuk Jawa pada tanggal 1 Maret 1945 mengumumkan pembentukan BPUPKI. Pada tanggal 28 Mei 1945 diumumkan pengangkatan anggota BPUPKI. Upacara peresmiannya dilaksanakan di Gedung Cuo Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang Gedung Departemen Luar Negeri) oleh Gunseikan (Kepala Pemerintahan Bala tentara Jepang di Jawa) disertai dengan pengibaran bendera Merah Putih disamping bendera Hinomaru. Ketua BPUPKI ditunjuk Jepang adalah dr. Rajiman Wedyodiningrat, wakilnya adalah Icibangase (Jepang), dan sebagai sekretarisnya adalah R.P. Soeroso. Jumlah anggota BPUPKI adalah 63 orang yang mewakili hampir seluruh wilayah Indonesia ditambah 7 orang tanpa hak suara yang terdiri dari golongan ulama, cendekiawan, petani, pedagang, wartawan, bangsawan, rakyat jelata, PETA, serta beberapa keturunan Eropa, China,dan,Arab.

Berikut beberapa Anggotanya:

1. KRT Radjiman Wedyodiningrat (Ketua) 2. R.P. Soeroso (Wakil Ketua)

3. Icibangase Yosio (Wakil Ketua) - orang Jepang 4. Ir. Soekarno

5. Drs. Moh. Hatta

(9)

6. Mr. Muhammad Yamin 7. Prof. Dr. Mr. Soepomo 8. KH. Wachid Hasjim 9. Abdoel Kahar Muzakir 10. Mr. A.A. Maramis

11. Abikoesno Tjokrosoejoso 12. H. Agoes Salim

13. Mr. Achmad Soebardjo

14. Prof. Dr. P.A.A. Hoesein Djajadiningrat 15. Ki Bagoes Hadikoesoemo

16. AR Baswedan 17. Soekiman 18. Abdoel Kaffar

19. R.A.A. Poerbonegoro Soemitro Kolopaking 20. KH. Ahmad Sanusi

21. KH. Abdul Halim 22. Liem Koen Hian 23. Tan Eng Hoa 24. Oey Tiang Tjoe 25. Oey Tjong Hauw 26. Yap Tjwan Bing.

(10)

Setelah terbentuk, BPUPKI segera mengadakan persidangan. Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945.digedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad, lembaga DPR bentukan Belanda.

Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka. Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.KRT Radjiman Wedyodiningrat mengagendakan rapat dengan pembahasan tunggal melalui satu pertanyaan ”Negara Indonesia Merdeka, yang kita bangun itu apa dasarnya?”

i. Mr. Muhammad Yamin

Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya tentang dasar negara Indonesia merdeka dihadapan sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya diberi judul “Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia”. Mr. Mohammad Yamin mengusulkan dasar negara Indonesia merdeka (secara lisan) yang intinya sebagai berikut:

1. peri kebangsaan; 2. peri kemanusiaan; 3. peri ketuhanan; 4. peri kerakyatan; 5. kesejahteraan rakyat.

Dan Beliau juga menuliskan usulannya tersebut seperti tercantum di bawah ini : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

(11)

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Bisa kita lihat bahwa usulan tertulis dari Muh. Yamin mirip dengan Pancasila sekarang ini.Bahkan lebih dari itu, perumusan dan sistematik yang dikemukakan oleh Mr. Muh Yamin pada tanggal 29 Mei 1945 itu sangat mirip dengan Pancasila yang sekarang ini (Pembukaan UUD 1945). Tiga sila yakni : Sila pertama, keempat, dan kelima baik perumusan maupun tempatnya sama dengan Pancasila yang sekarang. Perbedaannya adalah pada sila kedua dan ketiga, yang di dalam sistematik usul Muhammad Yamin berbalikan dengan sistematik yang ada pada Pancasila sekarang. Selain itu perumusan kedua Sila itupun ada sedikit perbedaan, yaitu digunakannya kata “Kebangsaan” pada sila “Kebangsaan Persatuan Indonesia”, dan digunakannya kata “Rasa” pada sila “Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab”. Kedua kata tersebut diatas yakni kata “Kebangsaan” dan “Rasa”, sebagaimana diketahui di dalam Pancasila yang sekarang tidak terdapat.

Kenyataan mengenai isi pidato serta usul tertulis mengenai Rancangan UUD yang dikemukakan oleh Muhammad Yamin itu dapatlah meyakinkan kita bahwa Pancasila tidaklah lahir pada tanggal 1 Juni 1945 karena pada tanggal 29 Mei 1945 Muhammad Yamin telah mengucapkan pidato serta menyampaikan usul rancangan UUD Negara Republik Indonesia yang berisi lima azas dasar Negara. Karena itu, banyak orang yang menyebut Muhamad Yamin sebagai penemu Pancasila. BJ Boland dalam bukunya, The Struggle of Islam in Modern Indonesia, secara terang-terangan menyebut Muh Yamin sebagai penemu Pancasila, bukan Bung Karno.

Tesis ini makin diperkuat di jaman Orde Baru. Ini juga dalam kerangka de-soekarnoisme. Nugroho Notosusanto, salah seorang ideolog orde baru, banyak menulis tentang sejarah kelahiran Pancasila dengan mengabaikan sama sekali peranan Soekarno.

(12)

Mohammad Yamin dan Soepomo. Itu menjadi pegangan dalam buku-buku penataran P4 dan buku-buku sejarah Orde Baru.

Rupanya, menurut versi Bung Hatta, Mohamad Yamin tidak berpidato tentang 5 azas itu pada 29 Mei 1945. Pidato itu, kata Bung Hatta—yang saat itu anggota BPUPKI dan panitia kecil—mengingat Pidato Yamin itu disampaikan di Panitia Kecil.

Menurut Bung Hatta, yang saat itu juga anggota BPUPKI, penemu Pancasila itu adalah Bung Karno. Saat itu, kata Bung Hatta, di kalangan anggota BPUPKI muncul pertanyaan: Negara Indonesia Merdeka” yang kita bangun itu, apa dasarnya? Kebanyakan anggota BPUPKI tidak mau menjawab pertanyaan itu karena takut terjebak dalam perdebatan filosofis berkepanjangan. Apa yang dikatakan Bung Hatta mirip dengan penuturan Bung Karno. Dalam Buku “Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat”, Bung Karno mengatakan, selama tiga hari sidang pertama terjadi perbedaan pendapat. Artinya, jika sidang dimulai tanggal 29 Mei 1945, maka hingga tanggal 31 Mei belum ada kesepakatan.

Terkait tanggal 29 Mei itu, seorang pakar UI, Ananda B Kusuma, menemukan Pringgodigdo Archief. Dokumen ini cukup penting, sebab memuat catatan-catatan tentang sidang itu. Menurut dokumen itu, orang-orang yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945 itu: MRM. Yamin (20 menit), Tn. Soemitro (5 menit), Tn. Margono (20 menit), Tn. Sanusi (45 menit), Tn. Sosro diningrat (5 menit), Tn. Wiranatakusumah (15 menit).

Sidang itu diberi alokasi waktu 130 menit. Akan tetapi, yang cukup aneh, Yamin disebut berpidato 120 menit. Padahal, saat itu ada lima pembicara lain yang juga harus menyampaikan pidatonya.

(13)

Mohammad Yamin sendiri mengakui Bung Karno sebagai penggali Pancasila. Itu dapat dilihat di pidato Yamin pada 5 Januari 1958 : “Untuk penjelasan ingatlah beberapa tanggapan sebagai pegangan sejarah: 1 Juni 1945 diucapkan pidato yang pertama tentang Pancasila ... “tanggal 22 Juni 1945 segala ajaran itu dirumuskan di dalam satu naskah politik yang bernama Piagam Jakarta” …”dan pada tanggal 18 Agustus 1945 disiarkanlah Konstitusi Republik Indonesia, sehari sesudah permakluman kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam konstitusi itu pada bagian pembukaan atau Mukadimahnya dituliskan hitam di atas putih dengan resmi ajaran filsafat pancasila.”

Roeslan Abdulgani, yang sempat menjadi Menteri Penerangan di era Bung Karno, juga menyebut Bung Karno sebagai penggali Pancasila. Dua pemikiran besar di dalam pancasila, yaitu Sosio-nasionalisme (penggabungan sila ke-2 dan ke-3) dan Sosio-demokrasi (penggabungan sila ke-4 dan ke-5), sudah ‘digarap’ oleh Bung Karno sejak tahun 1920-an. Dalam konteks ini, Hatta juga punya peranan ketika menaburkan ide-ide tentang demokrasi kerakyatan.

ii. Prof. Dr. Mr. Soepomo

Mr. Supomo mendapat giliran mengemukakan pemikirannya di hadapan sidang BPUPKI pada tanggal 31 Mei 1945. Pemikirannya berupa penjelasan tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan dasar negara Indonesia merdeka. Negara yang akan dibentuk hendaklah negara integralistik yang berdasarkan pada hal-hal berikut ini:

1. Persatuan Indonesia 2. Kekeluargaan;

3. Keseimbangan lahir dan batin; 4. Musyawarah;

5. Keadilan sosial.

(14)

Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan sifat dan corak masyarakat Indonesia, maka negara kita harus berdasar atas aliran pikiran (staatsidee) negara yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan-golongannya dalam lapangan apapun.

iii. Ir. Soekarno

Di dalam pidato tanpa teks Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945 itu antara lain berbunyi : ”Saudara-saudara ! Dasar negara telah saya sebutkan, lima bilangannya. Inikah Panca Dharma ? Bukan !Nama Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita membicarakan dasar…..Namanya bukan Panca Dharma, tetapi….saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa…..namanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi”. Kelima sila tadi berurutan sebagai berikut:

Kemudian Bung Karno menambahi lagi pidatonya, “Atau barang kali ada saudara-saudara yang tidak senang atas bilangan itu ? Saya boleh peras sehingga tinggal tiga saja. Saudara Tanya kepada saya apakah perasan tiga perasan itu ? Berpuluh-puluh tahun sudah saya pikirkan dia, ialah dasar-dasarnya Indonesia, Weltanschaung kita. Dua dasar yang pertama, kebangsaan dan internasionalisme; kebangsaan dan peri kemanusiaan, saya peras menjadi satu : itulah yang dahulu saya namakan socio-nationalisme. Dan demokrasi yang bukan demokrasi barat, tetapi politiek economiche democratie, yaitu politiek democratie dengan sociale rechtvaardigheid, demokrasi dengan kesejahteraan saya peraskan pula menjadi satu. Inilah yang dulu saya namakan socio democratie.

(15)

sociodemocratie dan ketuhanan. Kalau tuan senang dengan simbul tiga ambillah yang tiga ini. Tetapi barangkali tidak semua tuan-tuan senang kepada trisila ini, dan minta satu dasar saja ? Baiklah, saya jadikan satu, saya kumpulkan lagi menjadi satu. Apakah yang satu ? ……Jikalau saya peras yang lima menjadi tiga, dan yang tiga menjadi satu, maka dapatlah saya satu perkataan Indonesia yang tulen, yaitu perkataan royong ! alangkah hebatnya ! negara gotong-royong.”

Dalam amanat presiden tanggal 24 September 1955 Bung Karno menegaskan bahwa “aku bukan pencipta pancasila, pancasila diciptakan oeh Bangsa Indonesia sendiri.Aku hanya mengali pancasila dari buminya Indonesia”

Apakah benar Soekarno menggali pancasila dari bumi Indonesia?,untuk menyimpulkanya kita akan bahasa fakta fakta yang terjadi mengenai Beliau sebelum sidang 1 BPUPKI

Dalam buku otobiografinya, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, Soekarno mengatakan: “Di pulau Bunga (Ende) yang sepi tidak berkawan aku telah menghabiskan waktu berjam-jam lamanya merenungkan di bawah pohon kayu. Ketika itu datang ilham yang diturunkan oleh Tuhan mengenai lima dasar falsafah hidup yang sekarang dikenal dengan Pancasila. Aku tidak mengatakan, bahwa aku menciptakan Pancasila. Apa yang kukerjakan hanyalah menggali tradisi kami jauh sampai ke dasarnya dan keluarlah aku dengan lima butir mutiara yang indah.”. Dengan demikian, banyak yang menyebut Ende sebagai tempat “penyusunan gagasan-gagasan Pancasila”

(16)

Principles”, saya mendapatkan pelajaran yang membongkar kosmopolitanisme yang diajarkan oleh A. Baars itu. Dalam hati saya sejak itu tertanamlah rasa kebangsaan, oleh pengaruh“The THREE people’s Principles (Nasionalisme, Demokrasi, Sosialisme)”beliau juga menanmbahi “The THREE people’s Principlesdengan Keadilan Sosial.

Hal ini dapat dibuktikan pada saat Konprensi Partai Indonesia (partindo) di Mataram pada tahun 1933, bung Karno menyampaikan gagasan tentang marhaennisme, yang pengertiannya ialah sebagai berikut ini : (a) Sosio – nasionalisme, yang terdiri dari Internasionalisme, Nasionalisme (b) Sosio – demokrasi yang terdiri dari Demokrasi, Keadilan sosial.

Setelah mengetahui hal-hal tersebut, mari kita cocokkan Kelima sila dari Pancasila Bung Karno ini yang diusulkan saat sidang BPUPKI 1dengan marhaenisme Bung Karno adalah persis sama, Cuma ditambah dengan Ke Tuhanan. Untuk lebih jelasnya baiklah kita susun sebagai berikut:

(a) Kebangsaan Indonesia berarti sama dengan nasionalisme dalam marhaenisme, juga sama dengan nasionalisme milik San Min Cu I milik Dr. Sun yat Sen, Cuma ditambah dengan kata-kata Indonesia.

(b) Internasionalisme atau peri-kemanusiaan berarti sama dengan

internasionalisme dalam marhaenisme, juga sama dengan internasionalisme (kosmopolitanisme) milik A. Baars.

(c) Mufakat atau demokrasi berarti sama dengan demokrasi dalam marhaenisme, juga sama dengan demokrasi dalam San Min Cu I milik Dr. Sun Yat Sen; (d) Kesejahteraan sosial berarti sama dengan keadilan sosial dalam marhaenisme,

juga berarti sama dengan sosialisme dalam San Min Cu I milik Dr. Sun Yat Sen.

(e) Ke-Tuhanan yang diambil dari pendapat-pendapat para pemimpin Islam, yang berbicara lebih dahulu dari Bung Karno,

Dengan cara mencocokkan seperti ini, berarti nampak dengan jelas bahwa Pancasila yang dicetuskan oleh Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945berasal dari 3 sumber yaitu:

a) Dari San Min Cu I Dr. Sun Yat Sen (Cina);

b) Dari internasionalisme (kosmopolitanisme A. Baars (Belanda). c) Dari umat Islam.

(17)

digali dari bumi Indonesia sendiri atau dari peninggalan nenek moyang adalah tidak sepenuhnya betul.

Sehari sesudah proklamasi, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, terjadilah rapat “Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia” (PPKI). Panitia ini dibentuk sebelum proklamasi dan mulai aktip bekerja mulai tanggal 9 Agustus 1945 dengan beranggotakan 29 orang. Dengan mempergunakan rancangan yang telah dipersiapkan oleh BPUPKI, maka PPKI dapat menyelesaikan acara hari itu untuk melengkapi kelengkapan suatu negara, yaitu:

a) Menetapkan Undang-Undang Dasar ; dan b) Memilih Presidan dan Wakil Presiden

Tapi sayangnya Piagam Jakarta yang telah matang disetujui bersama untuk dibacakan pada proklamasi tanggal17 Agustus dan akan disahkan pada 18 Agustus 1945 itu digagalkan Soekarno dan kawan-kawannya. Pagi-pagi buta jam 4, Soekarno mengajak Hatta ke rumah Laksamana Maeda untuk merumuskan teks proklamasi. Naskah dari Panitia Sembilan dimentahkan di rumah perwira Jepang itu dan diganti coret-coretan teks proklamasi yang sangat ringkas.

Dan ujungnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Piagam Jakarta juga diubah mendasar. Lewat rapat kilat yang berlangsung tidak sampai tiga jam, hal-hal penting yang berkenaan dengan Islam dicoret dari naskah aslinya. Dalam rapat yang mendadak yang diinisiatif oleh Soekarno (dan Hatta) itu, empat wakil umat Islam yang ikut dalam penyusunan Piagam Jakarta tidak hadir. Yang hadir adalah Kasman Singodimedjo dan Ki Bagus Hadikusumo. Yang lain adalah Soekarno, Hatta, Supomo, Radjiman Wedyodiningrat, Soeroso, Soetardjo, Oto Iskandar Dinata, Abdul Kadir, Soerjomihardjo, Purbojo, Yap Tjwan Bing, Latuharhary, Amir, Abbas, Mohammad Hasan, Hamdhani, Ratulangi, Andi Pangeran dan I Bagus Ketut Pudja.

(18)

“berdasarkan kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, diubah menjadi “berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”. Ketiga, Pasal 6 ayat 1, “Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam”, kata-kata “dan beragama Islam” dicoret. Keempat, Sejalan dengan perubahan yang kedua di atas, maka Pasal 29 ayat 1 menjadi “Negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa”, sebagai pengganti “Negara berdasarkan atas Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Hal ini didasari protes dari kaum minoritas non Islam di Wilayah timur Indonesia yang mengancam akan memisahkan diri dari RI jika sila ke-1 tidak diganti. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 biasa disebut dengan Rumusan Pancasila 3 dan telah disahkan PPKI serta seperti yang berlaku sekarang ini.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

(19)

Perjuangan melalui pemikiran banyak dilakukan oleh para pendiri bangsa. Salah satunya dilakukan dalam perumusan Pancasila. Jepang kemudian membentuk BPUPKI. BPUPKI merupakan singkatan dari Badan Penyelidik Usaha - usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Badan ini dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945. Dalam bahasa Jepang, BPUPKI disebut Dokuritsu Zjunbi Tyoosakai. BPUPKI bertugas menyelidiki kesiapan bangsa Indonesia dalam menyongsong kemerdekaan dan membentuk pemerintahan sendiri. Setelah terbentuk, BPUPKI segera mengadakan persidangan. Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945 sampai dengan 1 Juni 1945.digedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pancasila 1 juni 1945, adalah bersumber dari : (1) Cina; (2) Belanda; dan (3) Islam. Dengan begitu bahwa pendapat yang menyatakan Pancasila itu digali dari bumi Indonesia sendiri atau dari peninggalan nenek moyang adalah tidak sepenuhnya betul.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia dibentuk sebelum proklamasi dan mulai aktif bekerja mulai tanggal 9 Agustus 1945 dengan beranggotakan 29 orang. Dengan mempergunakan rancangan yang telah dipersiapkan oleh BPUPKI, maka PPKI dapat menyelesaikan acara hari itu untuk melengkapi kelengkapan suatu negara, yaitu:

a) Menetapkan Undang-Undang Dasar ; dan b) Memilih Presidan dan Wakil Presiden

3.2 Saran

Dengan berpijak pada uraian diatas, maka beberapa saran yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Agar para generasi muda tidak melupakan sejarah perjuangan para tokoh dalam merumuskan pancasila.

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2013.Pancasila Dalam Kontek Sejarah Perjuangan

Bangsa. http://uniqpost.com/76630/pancasila-dalam-kontek-sejarah-perjuangan-bangsa/ (diakses tanggal 23 November 2014 pukul 18.00 Wita)

Anonim.2012.NILAI-NILAI PERJUANGAN DALAM PERUMUSAN PANCASILA.

http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Nilai-nilai_Perjuangan_dalam_Perumusan_Pancasila_6.1_%28BAB_1%29 (diakses tanggal 23 November 2014 pukul 18.15)

(21)

http://indridjanarko.dosen.narotama.ac.id/files/2011/05/Modul-Pancasila-2-Pancasila-Dalam-Konteks-Perjuangan-Bangsa.pdf (diakses tanggal 23 November 2014 pukul 17.55 Wita)

Michio, RA. 2013.Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa.

http://yanti41.blogspot.com/2013/11/pancasila-dalam-konteks-sejarah.html

(diakses tanggal 22 November 2014 pukul 15.00 Wita)

Rivaldi,Thoriq.Makalah PKN.

https://www.academia.edu/5626402/Makalah_pkn_fix (diakses tanggal 23 November 2014 pukul18.30 Wita)

Wikipedia. “Pancasila”. http://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila (diakses tanggal 22 November 2014 pukul 15.05 Wita)

LAMPIRAN:

Sejarah Kesaktian Pancasila

Senin,01 Oktober 2012

(22)

Tujuan kudeta tersebut adalah merebut pemerintahan yang sah dan mengganti ideologi Pancasila dengan komunisme-sosialisme. Tetapi Tuhan berkehendak lain, sehingga revolusi berdarah ini mengalami kegagalan dan Pancasila masih tegak kuat menjadi dasar negara dan dasar sumber hukum bangsa Indonesia.

Setelah 45 tahun, saatnya kita menggali kembali makna hari Kesaktian Pancasila ini agar bangsa Indonesia bisa belajar dari sejarah kelam dan bisa bangkit dari krisis multidimensi. Peristiwa ini adalah puncak dari kerapuhan pemerintah Orde Lama di bawah kendali Presiden Soekarno, yang kemudian dilengserkan oleh MPRS pada tahun 1967.

Pada awal berdirinya pemerintahan Orde Baru, di bawah kendali Presiden Soeharto, secara bulat dan meyakinkan tertulis di dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) akan melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsukuen. Dasar negara Pancasila dijadikan sebagai landasan ideal dan hukum Rencana Program Pembangunan Lima Tahun (Repelita) dan panjang. Sehingga pemerintah Orde Baru memproklamirkan dan mensosialisasikan program Pedoman, Penghayatan, dan Pengamalan Pancasila (P4).

Setelah pemerintahan Orde Baru berlangsung selama 32 tahun, ternyata Pancasila justru menjadi “alat politik” pemerintahan Orde Baru untuk melanggengkan kekuasaan. Dan, slogan keberhasilan pembangunan ekonomi ternyata justru hanya melahirkan kesenjangan sosial, krisis ekonomi, krisis kepercayaan, krisis politik, dan utang luar negeri yang membengkak.

Akhirnya, Orde baru pun digulingkan oleh gerakan moral (moral forces) mahasiswa tahun 1998 yang melahirkan Orde Reformasi.

(23)

tindakan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan seperti PKI. Hari Kesaktian Pancasila bukan dalam arti mitologi, bahwa karena kesaktiannya Pancasila mampu menggagalkan rencana PKI untuk menggantikannya dengan ideologi komunis.

Mari kita memaknai kembali hari Kesaktian Pancasila sebagai wahana pendidikan bagi anak didik kita untuk melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsukuen dengan semangat belajar dan prestasi. Sesuai dengan kondisi bangsa Indonesia yang sedang berjuang keluar dari krisis multidimensi dan perkembangan globalisasi, maka memaknai hari Kesaktian Pancasila haruslah kontekstual. Ada tiga prinsip yang harus ditanamkan pada anak didik kita sejak dini menurut Presiden Soekarno yang sering disebut dengan Trisakti.

Pertama adalah sakti dalam berbudaya dan berkepribadian. Artinya pendidikan yang kita ajarkan sejak Sekolah Dasar haruslah berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila yang lahir dari khasanah budaya bangsa Indonesia. Kepribadian dan budaya Indonesia yang luhur akan melahirkan anak didik yang mempunyai kebanggaan nasional, cinta tanah air, semangat persatuan dalam pembangunan, dan harga diri sebagai bangsa Indonesia.

Kedua, sakti dalam bidang ekonomi yaitu berdiri di atas kaki sendiri (berdikari). Bangsa Indonesia harus keluar dari ketergantungan kepada negara lain dalam bidang ekonomi. Anak-anak Indonesia harus belajar ekonomi Pancasila yang didasarkan pada kemandirian, kekeluargaan, dan koperasi sebagai soko guru perekonomian nasional. Dengan menerapkan ekonomi Pancasila, maka diharapkan tidak ada eksploitasi terhadap sumber daya alam, penumpukan kekayaan pada segolongan orang, dan kesenjangan sosial. Sebab sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 33 bahwa kekayaan alam Indonesia digunakan untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

(24)

harus berjuang bersama-sama mempertahankan kedaulatan wilayahnya dari rongrongan negara lain. Sebab, kedaulatan wilayah Indonesia adalah sumber kekayaan alam sekaligus simbol harga diri sebagai bangsa yang besar.

Dengan menggali kembali makna Kesaktian Pancasila melalui semangat dan jiwa Trisakti yang kita tanamkan dalam pendidikan kepada anak didik kita, maka bangsa Indonesia akan keluar dari krisis multidimensi. Dan, Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, dan sumber dari segala sumber hukum akan tetap tegak berdiri dan lestari.

Alamat web: http://disdik-kepri.com/makalah-a-artikel/762-memaknai-kesaktian-pancasila

Jumat, 05 Oktober 2012

KESAKTIAN PANCASILA

(25)

dalam membentuk NKRI. Salah satu pilar yang akan di bahas lebih detail yaitu PANCASILA.

PANCASILA sebagai dasar Negara merupakan cita Negara sekaligus cita Hukum bagi NKRI. Segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di NKRI di pedomi oleh PANCASILA. Peraturan perundang-undangan yang berlaku di NKRI apabila bertentangan dengan PANCASILA tidak di benarkan .

Pancasila dengan urutan tiap-tiap sila, yang telah menjadi kesepakatan bersama Bangsa Indonesia. Tidak boleh di robah-robah baik isinya maupun urutannya yaitu :

Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab Sila Ketiga : Persatuan Indonesia

Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

PANCASILA juga sebagai Pandangan hidup dan kepribadian bangsa. Sikap ini ditegaskan lagi dalam ketetapan MPR No. 11 / MPR /1978. Pancasila sebagai pandangan hidup dan kepribadian bangsa adalah sumber kejiwaan masyarakat dan bangsa indonesia karena itu wajib di cerminkan dalam kehidupan yang seluruh anggota nya masyarakat terutama pimpinan masyarakat.

Padangan hidup pancasila :”Surga adalah yang terbaik dari segalanya “ dipaparkan oleh Drs. SUPARNO WIJOYO dalam acara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di gedung BINA GRAHA PEMPROVSU. Drs. SUPARNO WIJOYO memaparkan nilai-nilai luhurnya Pancasila, yaitu : Jiwa nya pancasila : Ingat Allah, Sabar, Jujur, Suci dan Bersih Palsafah Pancasila : Tercapailah kebahagiaan, kemakmuran dunia dan akhirat. Idiologi pancasila : Tidak menerima segala bentuk, faham yang tidak beragama.

(26)

Kesaktian Pancasila di Gedung Bina Graha. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kedaulatan ada di tangan Rakyat, rakyat memiliki hak untuk menyampaikan inspirasinya. Rakyat mematuhi segala ketentuan yang telah menjadi kesepakatan bersama.

Oleh karena itu masyarakat Indonesia diminta bekerja sama untuk membangun kesadaran, tekad, keuletan, dan membangun ketangguhan untuk bangkit dari keterpurukan krisi yang membelenggu negeri ini, mulai dari diri sendiri, dari hal terkecil sampai dapat menjaga kondisi yang baik dari negeri ini. Nilai-nilai bela Negara yang perlu dikembangan diantaranya adalah :

1. Cinta tanah air

2. Sadar berbangsa dan bernegara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

3. Yakin kepada Pancasila sebagai ideologi Negara. 4. Rela Berkorban bagi bangsa dan Negara.

5. Memiliki kemampuan awal bela Negara

Dra. HJ. NINA KARINA, M.SP menuturkan bahwa Pemuda Harapan bangsa harus berkerjasama membangun dan mengejar ketertinggalan untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sejahtera,aman, dan berkeadilan, sehingga secara umum akan dapat mengakselerasikan pembangunan bangsa dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita nasionalnya seperti yang di cantumkan dalam pembukaan undang-undang dasar tahun 1945.

Dalam acara serasehan Drs. H. Muhammad TWH ( Tok Wan Harian ) memaparkan kepada generasi muda kehidupan Berbangsa dan bernegara harus menumbuh kembangkan jiwa dan semangat serta penanaman Nilai-nilai pancasila.

(27)

sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Pancasila secara de yure dan de facto memang merupakan dasar negara Republik Indonesia resmi. Beberapa dokumen penetapannya ialah :

 Rumusan Pertama : Piagam Jakarta - tanggal 22 Juni 1945

 Rumusan Kedua : Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945

 Rumusan Ketiga : Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat -tanggal 27 Desember 1949

 Rumusan Keempat : Mukaddimah Undangundang Dasar Sementara -tanggal 15 Agustus 1950

 Rumusan Kelima : Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)

Lantas, kenapa Pancasila dianggap SAKTI? Dimanakah letak sebenarnya Kesaktian Pancasila itu sementara Pancasila sendiri setuju atau tidak setuju tidak lagi ditaati sebagai sebuah jiwa yang menyatu pada diri bangsa Indonesia. Dimanakah letak Kesaktia Pancasila itu sementara Pancasila sendiri memiliki arti dan makna yang berbeda di setiap rezim yang memimpin negara ini ternyata terminology kata SAKTI (kekuatan, kekuasaan atau energi) adalah sebuah konsep ajaran agama Hindu atau perwujudan dari aspek kewanitaan Tuhan .

Pengamalan Pancasila dalam Rangka Menghargai Perbedaan

(28)

negara yang kuat. Kekuatan Pancasila telah terbukti selama berdirinya negara Indonesia. Pancasila mampu menyatukan seluruh bangsa Indonesia. Pancasila juga mampu bertahan menghadapi rongrongan pemberontak. Oleh karena itu, kita harus bangga memiliki dasar negara yang kuat. Kita harus dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah menghargai perbedaan. Kita harus memiliki sikap menghargai perbedaan seperti dalam perumusan Pancasila. Kita harus menyadari bahwa negara kita terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku Bangsa memiliki ragam budaya yang berbeda. Perbedaan suku bangsa dan budaya bukan menjadi penghalang untuk bersatu. Tetapi, justru perbedaan itu akan menjadikan persatuan negara kita kuat seperti Pancasila.

Pengamalan Pancasila dalam Wujud Sikap Toleransi

Mengamalkan pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (falsafah hidup bangsa) berarti melaksanakan pancasila dalam kehidupan sehari-hari , menggunakan pancasila sebagai petunjuk hidup sehari-hari , agar hidup kita dapat mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahirdan batin.

Pengamalan pancasila dalam kehidupan sehari-hari ini adalah sangat penting karena dengan demikian diharapkan adanya tata kehidupan yang serasi (harmonis)

Alamat web: http://hijausmanli.blogspot.com/2012/10/artikel-kesaktian-pancasila.html

Makna Dibalik Kesaktian Pancasila

1 Oktober 2014

(29)

bangsa Indonesia dengan didukung oleh Angkatan Bersenjata merespon dengan cepat. Tentara bersama rakyat langsung mencari para korban kebiadapan PKI serta mulai melakukan pengejaran dan penumpasan terhadap PKI. Atas respon yang cepat ini, pemerintah Orde Baru menamakan 1 Oktober sebagai Hari KesaktianPancasila.

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober, harus dijadikan sebagai kesempatan untuk merefleksikan tentang pemaknaan nilai-nilai dan kesaktian Pancasila itu sendiri. Hal ini penting khususnya bagi generasi muda bangsa ini. Generasi baru tidak akan memiliki rasa percaya diri dan kebanggaan atas bangsa ini tanpa mengenali sesungguhnya sejarahkehidupannya. Di tengah terpaan pengaruh kekuatan global, kita seharusnyamenguatkan dan memperlengkapi diri agar tidak terjerembab dalam lika-liku zaman sekarang ini. Salah satunya adalah dengan menggali kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu sendiri. Nilai-nilai itulah yang kemudian kita maknai sebagai energi untuk membangun kembali jati diri bangsa ini. Bangsa ini bisa berdiri tegak, hanya jika mau kembali menghidupkan dan sekaligus mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Pancasila adalah dasar negara. Pancasila adalah asal tunggal dan menjadi sumber dari segala sumber hukum yang mengatur masyarakat Indonesia, termasuk kehidupan berpolitik. Karena itu, partai politik sebagai salah satu infrastruktur politik dan segala sesuatu yang hadir dan lahir dinegara ini, harus tunduk dan taat pada Pancasila Fakta sejarah yang hinga saat ini masih diperdebatkan mengenai peristiwa G 30 S PKI hendaknya tidak mengubah rasa memiliki kita terhadap pancasila yang sudah jelas-jelas berperan sebagai simbol pemersatu bangsa. Berbagai peristiwa yang pernah terjadi semenjak proklamasi 17 agustus 1945 hingga saat ini, yang pada akhirnya tidak menggoyahkan pancasila sebagai dasar negara merupakan hal yang disebut sebagai kesaktian pancasila.

(30)

Meletusnya pemberontakan G 30 S PKI, sampai di bubarkan dan dilarangnya berkembang paham komunis di indonesia, terbitnya Supersemar, hingga tumbangnya pemerintahan Presiden Soekarno merupakan tonggak berdirinya pemerintahan baru yang di pimpin oleh presiden Soeharto yang disebut sebagai pemerintahan orde baru. Orde baru berhasil memerintah indonesia selama 32 tahun lamanya sebelum di gantikan oleh gerakan reformasi.

Peristiwa 1 Oktober 1965 tersebut kemudian telah melahirkan suatu orde dalam sejarah pasca kemerdekaan republik ini. Orde yang kemudian lebih dikenal dengan Orde Baru itu menetapkan tanggal 1 Oktober setiap tahunnya sebagai hari Kesaktian Pancasila sekaligus sebagai hari libur nasional. Penetapan itu didasari oleh peristiwa yang terjadi pada hari dan bulan itu, dimana telah terjadi suatu usaha perongrongan Pancasila, namun berhasil digagalkan. Belakangan setelah orde baru jatuh dan digantikan oleh orde yang disebut Orde Reformasi, peringatan hari Kesaktian Pancasila ini sepertinya mulai dilupakan. Terbukti tanggal 1 Oktober tersebut tidak lagi ditetapkan sebagai hari libur nasional sebagaimana sebelumnya.

Selama masa pemerintahan orde baru setiap tanggal 1 Oktober selalu di adakan upacara peringatan hari kesaktian pancasila, begitu juga pada masa pemerintahan berikutnya. Di masa Presiden Megawati Soekarnoputri kepala negara tidak menghadiri upacara yang dipusatkan di Lubang Buaya. Pada masa pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari bersejarah yang dirayakan setiap tanggal 1 Oktober ini dimaknai secara lebih luas. Jika pada perayaan-perayaan sebelumnya Kesaktian Pancasila selalu dikaitkan dengan penumpasan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G-30-S/PKI), maka kali ini “sejarah” Kesaktian Pancasila dimaknai sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agsutus 1945. Demikian versi baru upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang berlangsung di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

(31)

Pancasila dan NKRI baik yang datang dari dalam negeri maupun luar negeri. Namun, bangsa Indonesia mampu mempertahankan Pancasila dan NKRI. Makna Kesaktian Pancasila Sebagai dasar negara, Pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundang-undangan. Melainkan juga Pancasila dapat dikatakan sebagai sumber moralitas terutama dalam hubungan dengan legitimasi kekuasaan, hukum, serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.

Pancasila mengandung berbagai makna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Makna yang pertama Moralitas, sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung pengertian bahwa negara Indonesia bukanlah negara teokrasi yang hanya berdasarkan kekuasaan negara dan penyelenggaraan negara pada legitimasi religius. Kekuasaan kepala negara tidak bersifat mutlak berdasarkan legitimasi religius, melainkan berdasarkan legitimasi hukum serta legitimasi demokrasi. Oleh karenanya asas sila pertama Pancasila lebih berkaitan dengan legitimasi moralitas. Para pejabat eksekutif, anggota legislatif, maupun yudikatif, para pejabat negara, serta para penegak hukum, haruslah menyadari bahwa selain legitimasi hukum dan legitimasi demokratis yang kita junjung, juga harus diikutsertakan dengan legitimasi moral. Misalnya, suatu kebijakan sesuai hukum, tapi belum tentu sesuai dengan moral. Salah satu contoh yang teranyar yakni gaji para pejabat penyelenggara negara itu sesuai dengan hukum, namun mengingat kondisi rakyat yang sangat menderita belum tentu layak secara moral (legitimasi moral).

(32)

Negara pada prinsipnya adalah merupakan persekutuan hidup manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia hidup secara bersama-sama dalam suatu wilayah tertentu, dengan suatu cita-cita serta prinsip-prinsip hidup demi kesejahteraan bersama. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan norma-norma baik terhadap diri sendiri, sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya.

Oleh Karena itu, manusia pada hakikatnya merupakan asas yang bersifat fundamental dan mutlak dalam kehidupan negara dan hukum. Dalam kehidupan negara kemanusiaan harus mendapat jaminan hukum, maka hal inilah yang diistilahkan dengan jaminan atas hak-hak dasar (asas) manusia. Selain itu, asas kemanusiaan juga harus merupakan prinsip dasar moralitas dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara.

Makna ketiga, Keadilan. Sebagai bangsa yang hidup bersama dalam suatu negara, sudah barang tentu keadilan dalam hidup bersama sebagaimana yang terkandung dalam sila II dan V adalah merupakan tujuan dalam kehidupan negara. Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa pada hakikatnya manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Dalam pengertian hal ini juga bahwa hakikatnya manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil terhadap manusia lain, adil terhadap lingkungannya, adil terhadap bangsa dan negara, serta adil terhadap Tuhannya. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, segala kebijakan, kekuasaan, kewenangan, serta pembagian senantiasa harus berdasarkan atas keadilan. Pelanggaran atas prinsip-prinsip keadilan dalam kehidupan kenegaraan akan menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

(33)

individu dan makhluk sosial. Negara merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk negara berupa suku, ras, kelompok, golongan, dan agama. Konsekuensinya negara adalah beraneka ragam tetapi tetap satu sebagaimana yang tertuang dalam slogan negara yakni Bhinneka Tunggal Ika. Makna kelima, Demokrasi. Negara adalah dari rakyat dan untuk rakyat, oleh karena itu rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan negara. Sehingga dalam sila kerakyatan terkandung makna demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalam kehidupan bernegara. Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam Pancasila adalah adanya kebebasan dalam memeluk agama dan keyakinannya, adanya kebebasan berkelompok, adanya kebebasan berpendapat dan menyuarakan opininya, serta kebebasan yang secara moral dan etika harus sesuai dengan prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih lagi hingga kini kita selaku bangsa tentulah malu terhadap para pendiri negara yang telah bersusah payah meletakkan pondasi negara berupa Pancasila, sedangkan kita kini seakan lupa dengan tidak melaksanakan nilai-nilai Pancasila yang sangat sakti tersebut.

Perilaku KKN, kerusuhan antar sesama warga negara, ketidakadilan dan ketimpangan sosial, berebut jabatan, perilaku asusila, serta berbagai perilaku abmoral lainnya adalah segelintir perilaku yang hanya dapat merusak nilai Pancasila itu sendiri. Kini, Marilah kita kembali junjung tinggi nilai-nilai Pancasila agar kita tetap dipandang sebagai bangsa dan negara yang beradab, beragama, beretika, dan bermoral (DP, berbagai sumber)

Referensi

Dokumen terkait

Dari persoalan yang dikemukakan, maka diharapkan penerapan metode value chain sebagai salah satu tahap awal dalam pengembangan IT Masterplan di ITTP dapat menjadi dasar

Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi syarat evaluasi administrasi. Unsur-unsur yang dievaluasi sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan :

dengan mikroba tanah dengan waktu yang berbeda terhadap kecernaan zat- zat makanan dapat dilihat pada Tabel. Hasil analisis ragam

Terlaksananya rencana untuk Kegiatan pembangunan Gedung Sarana Olah Raga, Gedung pengelola, 2 Unit Rumah Dinas Pengelola, Pembangunan Asrama

PENGARUH PERIKLANAN TERHADAP PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR SUZUKI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit.Klor memiliki konfigurasi elektron [Ne]3S 2 3P 5 .Gas

Kepercayaan merek konsumen terhadap produk barang dan jasa sangat tinggi selain banyaknya pesaing yang terjun dalam dunia bisnis yang sama, jalur informasi yang sampai ke

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah memberikan kekuatan dan petunjuk untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “Analisis Kualitas