Nama : Desma Anggraeni Putri Nim : 17117018
Prodi : PGSD
MENGANALISIS ARTIKEL
Pengaruh Pendekatan Cooperative Learning Tipe (TPS) Think, Pair, and Share Terhadap Hasil belajar PKn di Sekolah Dasar
Author : Sulistyani Puteri Ramadhani, S.Pd., M.Pd.
Email : sulistyani@trilogi.ac.id
berdasarkan pengamatan nyata penulis yang terjun langsung kelapangan dan dari hasil analisis saya, proses belajar mengajar saat ini disetiap sekolah kurang melibatkan siswa dalam pembelajarannya (teacher centered), terutama pada mata pelajaran PKn. Proses pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru cenderung konvensional, sehingga suasana pembelajaran terkesan membosankan karena yang aktif adalah guru dan siswa hanya
mendengar paparan penjelasan materinya saja, hal ini menyebabkan siswa menjadi pasif. Hal lain yang menjadi hambatan selama ini dalam pembelajaran PKn adalah kurang inovasi dan kreatifitas para guru dalam mengemas pembelajaran atau metode pembelajaran yang
menarik, menantang, dan menyenangkan sehingga pembelajaran pengetahuan sosial cenderug membosankan dan kurang menarik minat siswa sehingga prestasi atau hasil belajar siswa kurang memuaskan. Untuk itu menurut penulis, salah satu cara atau metode yang dianggap efektif dan cocok diterapkan dalam pendidikan kewarganegaraan adalah melalui pendekatan cooperative learning.
Cooperative learning dapat didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok yang terstruktur. Aplikasi cooperative learning di dalam kelas mengedepankan realita kehidupan masyarakat yang dirasakan dan dialami oleh peserta didik dalam kehidupannya sehari-hari namun disederhanakan sesuai kondisi dalam kelas dan karakteristik siswa. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dapat diaplikasikan didalam kelas yaitu TPS (Think, Pair and Share).
Berdasarkan uraian, maka perumusan masalah oleh penulis adalah: ” adakah pengaruh pendekatan cooperative learning tipe think, pair and share terhadap hasil belajar PKn siswa kelas V SD Negeri di Wilayah Gugus V Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan?”.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara sadar oleh seseorang untuk memperoleh pengetahuan, perubahan tingkah laku, serta keterampilan, baik melalui
PKn adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan nilai-nilai sosial kewarganegaraan, hubungan antara masyarakat, serta pendidikan untuk bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
Tipe think, pair and share pertama kali dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-rekannya di University of Maryland yang terletak di Washington D.C. “TPS merupakan salah satu model pembelajaran dari model cooperative learning yang mendorong timbulnya tanggung jawab sosial dan individual siswa, berkembagnya sikap yang positif, mendorong peningkatan dan kegairahan belajar siswa, serta pengembangan dan ketercapaian kurikulum.” Maksudnya adalah saat para siswa dimasukkan kedalam sebuah kelompok dan diberi masalah pelajaran yang harus diselesaikan secara diskusi dan akan diminta mempresentasikannya, maka mereka secara tidak langsung akan berkomunikasi dan menyampaikan pendapat mereka masing-masing dalam kelompok tersebut, setiap anggota kelompok akan memiliki rasa tanggung jawab akan tugas yang diberikan, maka dari itu mereka senantiasa bekerja secara efektif dalam menyelesaikan masalah pelajaran yang diberikan, seperti pendapat yang dikemukakan oleh Thomas Amstrong ”Berbagi rasa dengan teman sekelas ini juga dapat dikembangkan menjadi mengajari teman sebaya.”. maka dari itu setiap kelompok akan berbagi pengetahuannya satu sama lain.
Kelebihan dari model TPS ini adalah mudah untuk diterapkan, dapat di sesuaikan dengan karakteristik siswa berdasarkan usia dan jenjang pendidikannya, prosedur
pembelajaran yang sederhana dan mudah dicermati oleh siswa.
Penulis melakukan penelitian di SDN Kebon Baru 10 Pagi Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Dan kelas yang dipilih adalah kelas V semester genap tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 37 siswa dalam satu kelas.
Metode yang dilakukan penulis adalah eksperimen, yaitu metode dengan cara meneliti untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan. Penelitian dilakukan dengan membuat dua kelompok yang sama atau homogen. Kelompok yang pertama adalah kelompok eksperimen, yaitu kelompok yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning, dan kelompok kedua adalah kelompok yang menggunakan metode belajar konvensional. Dan pengumpulan data dalam eksperimen ini adalah dengan cara ujian yang dilakukan setelah materi
pembelajaran telah diberikan.