• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Karakter Di Sekolah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan Karakter Di Sekolah (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan Karakter Di Sekolah Ignatius Dharta Ranu Wijaya

Pendahuluan

Pendidikan di sekolah mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai perguruan tinggi memiliki peran penting dalam penumbuhan budi pekerti seluruh peserta didiknya. Budi pekerti yang ditumbuhkan tidak terlepas dari nilai-nilai luhur yang bersumber dari karakter dan budaya bangsa sendiri. Budaya, tradisi, dan nilai-nilai positif bangsa perlu diturunkan secara sistematis agar dalam prosesnya dapat ditumbuhkan dan dibiasakan di sekolah. Saat ini peningkatan intensitas dan kualitas pelaksanaan pendidikan karakter di lembaga pendidikan formal semakin dirasakan pentingnya. Apalagi melihat adanya fenomena sosial yang berkembang dewasa ini, seperti kenakalan remaja dalam masyarakat, perkelahian massal dan kasus-kasus yang terkait dengan norma sopan-santun dan moral. Kota-kota besar seringkali merepresentasikan adanya gejala yang meresahkan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan formal sebagai wadah resmi pembinaan generasi muda diharapkan dapat meningkatkan peranannya dalam pembentukan kepribadian peserta didik melalui peningkatan intensitas dan kualitas pendidikan karakter. Ini semua mensyaratkan pentingnya mutu pendidikan karakter bagi seluruh peserta didik yang dapat mendorong mereka bersaing secara sehat, beretika, bermoral, dan sopan santun dalam setiap pergaulan mereka.

Komponen Penting Dalam Pendidikan Karakter Di Sekolah

Pendidikan karakter di sekolah tidak akan terlepas dari komponen berikut ini:

1. Isi kurikulum, penumbuhan budi pekerti terintegrasi dalam setiap materi pelajaran di sekolah yang membangun perilaku baik dalam kehidupan nyata para peserta didik. Pendidikan karakter tidak saja terintegrasi dalam mata pelajaran yang ada tetapi juga lewat pembiasaan dan budaya yang ada di sekolah.

(2)

3. Pengelolaan perilaku-perilaku baik diintegrasikan dalam pembelajaran semua mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari.

4. Manajemen sekolah, pendidikan karakter di sekolah terkait juga dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Manajemen ini meliputi, budi pekerti yang perlu ditumbuhkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dan komponen terkait lainnya. Manajemen sekolah menjadi salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.

5. Kegiatan ekstra-kurikuler, seluruh kegiatan ekstra-kurikuler yang diselenggarakan di sekolah merupakan salah satu wahana potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan Jambore, Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Pesatren Kilat, Bakti Sosial, dan sebagainya dapat menjadi kegiatan yang membantu kebutuhan perkembangan, potensi, bakat, dan minat para peserta didik. Kegiatan ini mampu mengembangkan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.

6. Pemberdayaan sarana prasarana, bangunan fisik, ruang kelas, ruang terbuka hijau, air besih dan semua sarana-prasarana yang ada harus dioptimalkan bagi kebaikan semua. 7. Pembiayaan, akuntabilitas dan transparansi semua hal yang tekait dengan pembiayaan

memberikan makna keterbukaan dan kejujuran pengelola sekolah.

8. Kualitas hubungan, hubungan positif antar peserta didik dengan guru, peserta didik dengan peserta didik lainnya, guru dengan keluarga dan masyarakat selalu ditandai dengan rasa saling menghormati, melindungi, tolong-menolong, dan kerjasama.

9. Etos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah, pembinaan etos kerja dibentuk dengan pembiasaan disiplin kerja. Pendidikan karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat.

(3)

pengembangan, pelaksanaan, dan penilaianpada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Konfigurasi karakterdalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam:

1. Olah Hati (Spiritual and Emotional Development) 2. Olah Pikir (Intellectual Development)

3. Olah Raga dan Kinestetik (Physical and Kinestetic Development) 4. Olah Rasa dan Karsa ( Affective and Creativity Development)

Keempat proses psikososial tersebut secara terpadu saling berkait dan saling melengkapi, yang bermuara pada pembentukan karakter yang menjadi perwujudan dari nilai-nilai luhur. Pendidikan karakter selalu berpijak dari karakter dasar manusia yang bersumber dari nilai moral universal (bersifat absolut) baik bersumber dari agama, norma, hukum, dsb.

Keberhasilan Pendidikan Karakter

Keberhasilan pendidikan karakter di sekolah dapat diketahui melalui pencapaian indikator yang dapat dilihat dari para peserta didik, antara lain:

1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan 2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri

3. Menunjukkan sikap percaya diri

4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas

5. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional

6. Menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif

8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya 9. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan

sehari-hari

10. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial

11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab

(4)

13. Menghargai karya seni dan budaya nasional

14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya

15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;

16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;

17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; 18. Menghargai adanya perbedaan pendapat;

19. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;

20. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara,membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia danbahasa Inggris sederhana;

21. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah; 22. Memiliki jiwa kewirausahaan.

23. Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan karakter adalah terbentuknya budaya sekolah,yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Assauri (1999:4) mendefinisikan pemasaran: “Sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu

Berdasarkan hasil penelitian pada tiap responden di Kelurahan Jaya rata-rata jumlah produksi yang diperoleh bervariasi dengan jumlah produksi yang paling sedikit 300 lempeng

b. Pokja membuat berita acara penjelasan paket pekerjaan yang berisikan pertanyaan dan jawaban serta perubahan-perubahan yang di sepakati pada saat aanwijzing. Jika ada

Maka pentinglah mengetahui pula ajaran sosial gereja pada Gaudium et spes (KV II, 1965), Deklarasi Medellín (hasil konferensi para uskup Amerika Latin di dalam sidang umum

4. Beberapa hal penting yang harus dikelola oleh rumah sakit adalah mengenali dengan baik kebutuhan pasien yang mana yang dapat dilayani oleh rumah

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

Konsumen yang merasa dapat memperoleh manfaat dan informasi terkait dengan produk yang sedang dicari sehingga memperoleh kesenangan, hiburan, dan kenikmatan ketika membaca online

Pekarangan depan rumah masyarakat Desa Padaasih masih kurang dimanfaatkan maka dari itu dibuatlah program pelatihan vertical garden.Kegiatan pelatihan vertical