A. PENYAJIAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Awal
Tahap pertama dalam prosedur penelitian dan pengembangan adalah melakukan penelitian dan pengumpulan data awal. Penelitian dan pengumpulan data awal dilakukan untuk menentukan materi dan menganalisis kebutuhan yang digunakan sebagai dasar dalam penyususnan produk yang akan dikembangkan. Materi yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan ini adalah Transformasi, hal ini karena materi tersebut tepat dengan waktu pelaksanaan uji coba produk di lapangan selain itu karena transformasi merupakan materi yang dianggap mudah dipelajari namun mudah pula dilupakan oleh siswa.
Setelah materi ditentukan, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis kebutuhan melalui wawancara dengan salah satu guru matematika di sekolahan yang akan dijadikan sebagai lokasi penelitian, yaitu MTs Negeri 2 Tulungagung. Wawancara tersebut dilakukan untuk mengetahui tindakan yang sebaiknya dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Nocky, diperoleh informasi diantaranya bahwa pada tahun ajaran 2015/2016 untuk semester genap menggunakan kurikulum 2013. Kegiatan tatap muka pelajaran matematika dijadwalkan terdapat 5 kali pertemuan dalam satu minggu dengan alokasi waktu 2x45 menit untuk satu kali pertemuan. Dalam hal karakteristik peserta didik, dikatakan bahwa karakteristik peserta didik sangat beragam, ada yang rajin, tertarik dan antusias ketika pelajaran matematika berlangsung, namun tidak
sedikit pula peserta didik yang kurang antusias dengan pelajaran matematika. Sementara bahan ajar yang digunakan beliau selama proses pembelajaran adalah modul yang disusun oleh tim MGMP, hal tersebut karena belum adanya pendistribusian buku kurikulum 2013 dari pemerintah sehingga untuk sementara bahan ajar yang digunakan adalah modul yang disusun oleh tim MGMP tersebut. Modul yang disusun oleh tim MGMP tersebut lebih didominasi oleh penggunaan otak kiri dan belum nampak memanfaatkan kemampuan otak kanan peserta didik, hal tersebut dapat dilihat pada ukuran modul, font huruf dan dominasi warna hitam putih yang relatif sama dengan bahan ajar yang lain. Serta isi dari modul tersebut yang hanya terpaku yang materi, angka, rumus dan soal yang harus dikerjakan. Sehingga wajar apabila peserta didik merasa kurang antusias terhadap pelajaran matematika. Kelemahan pada modul tim MGMP tersebut sangat dipahami oleh ibu Nocky dan Bapak Abdullah (selaku waka kurikulum), sehingga beliau sangat mendukung dengan adanya modul yang peneliti kembangkan, dengan harapan kualitas produk yang peneliti kembangkan akan lebih baik dari bahan ajar yang disusun oleh tim MGMP sehingga mampu memberikan manfaat serta dampak positif kepada peserta didik. Untuk sampel kelas, beliau menyarankan mengadakan penelitian terhadap kelas VII A dan VII B, dengan alasan kemampuan kedua kelas tersebut relatif sama.
2. Perencanaan
Setelah analisis kebutuhan dilakukan, langkah selanjutnya adalah membuat perencanaan. Ada beberapa hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan penelitian dan pengembangan modul matematika berdasarkan kemampuan otak kanan ini, mulai dari pencarian berbagai referensi buku yang sesuai dengan modul yang akan dikembangkan, memahami karakterisik dan hal-hal yang digemari oleh otak kanan dengan seksama, memilih desain, layout, mencari kata-kata yang sesuai dengan karakteristik otak kanan dan usia peserta didik pada jenjang SMP serta menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan untuk evaluasi pada modul yang dikembangkan.
3. Pengembangan Draft Produk
Sebagaimana yang telah diuraikan pada bab III sebelumnya, komponen-komponen produk (modul) adalah sebagai berikut:
a. Sampul Modul (Cover)
Sampul pada produk pengembangan modul berbasis kemampuan otak kanan ini terdiri dari tiga jenis yakni sampul depan, sampul belakang serta sampul dalam.
Gambar 4.1 sampul depan dan belakang
Sampul depan dan sampul belakang didesain bersambung. Sampul depan berisi judul bahan ajar yaitu MATEMATIKA Modul Bergaya Otak Kanan Materi Transformasi. Terdapat judul yang berada di dalam gambar awan disertai dengan munculnya matahari. Adapun filosofi dari background warna hitam serta penggunaan handwritten font dengan aneka warna yang digunakan adalah untuk memberikan nuansa baru pada wajah matematika sehingga nampak nyaman dilihat sementara gambar matahari dan warna kuning menyiratkan bahwa matematika penuh keceriaan dan menyenangkan, sehingga diharapkan mampu memunculkan minat peserta didik agar tertarik untuk membuka dan mempelajari modul tersebut secara sukarela. Pemilihan background warna hitam serta penggunaan handwritten font dengan aneka warna yang dipilih menunjukkan bahwa modul memang berbasis otak kanan. Secara Psikologis, warna hitam merupakan warna yang mampu memunculkan minat dan ketertarikan, serta mampu memberikan nuansa nyaman ketika dilihat. Sampul belakang ditulis dengan bahasa yang sederhana, yang berisi motivasi dan sedikit saran dalam mempelajari matematika. Sementara sampul dalam berisi informasi tentang tim redaksi serta tagline modul, yaitu MATEMATIKA SEMUDAH TERSENYUM.
Tagline bertujuan memberikan sugesti bahwa matematika bukanlah suatu mata pelajaran yang menakutkan dan begitu rumit sehingga harus ditakuti dan dihindari.
b. Pengantar Penulis
penulis tidak akan mampu menyelesaikan produk ini. Serta berisi ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselesaikannya produk. c. Tentang Modul
Rubrik ini memberikan penjelasan singkat tentang produk pengembangan (modul), serta alasan mengapa penulis mengembangkan produk berdasarkan kemampuan otak kanan siswa.
d. Petunjuk Penggunaan Modul
Bagian ini berisi saran-saran yang sebaiknya dilakukan oleh pengguna modul agar modul yang ditulis bisa tepat tujuan. Serta berisi informasi dan penjelasan tentang topik-topik yang ada di dalam modul.
e. Daftar Isi
Bagian ini menginformasikan kepada pengguna modul tentang topik-topik yang ditampilkan dalam modul sesuai urutan tampilan dan nomor halaman. Dengan demikian, pembaca lebih mudah untuk melacak materi yang ingin dicari, tanpa harus membuka halaman demi halaman.
f. Standar Kompetensi
Berisi kompetensi inti dan kompetensi dasar agar pembelajaran bisa terarah. Kompetensi dasar bisa juga berfungsi sebagai controller ketika pembelajaran tidak sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
g. Peta Konsep
h. Materi
Materi dalam modul ini terdiri dari 4 pokok bahasan utama yaitu: refleksi, translasi, rotasi dan dilatasi. Sebelum memasuki materi, penulis selalu memberikan rangsangan atau stimulus kepada peserta didik tentang materi yang akan dipelajari agar mudah diingat oleh peserta didik. Stimulus tersebut ada yang berupa visualisasi gambar yang disenangi oleh otak kanan, deskripsi yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari serta ada pula yang disajikan dalam bentuk cuplikan film popular yang dihubungkan dengan materi yang akan dipelajari siswa. Setiap akhir materi, terdapat contoh soal dan penyelesaian serta latihan soal agar peserta didik benar-benar memahami materi yang dipelajari. Materi disajikan dengan berbagai visualisasi gambar dan aneka warna yang sesuai dengan karakteistik otak kanan peserta didik, sehingga peserta didik diharapkan tertarik dengan matematika serta tidak mudah bosan. Disajikan pula dengan font berjenis handwritten yang memberikan makna bahwa matematika bukanlah materi yang menakutkan.
i. Latihan
Berisi soal-soal yang harus dikerjakan oleh siswa untuk menguji seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. Karena otak menyukai dengan hal yang baru dan unik, maka penulis menggunakan istilah otak atik otak sebagai ganti dari istilah latihan agar peserta didik merasa tertantang untuk mengasah kemampuan otaknya.
j. Glosarium
k. Intermezo
Berisi filosofi dan motivasi yang berkaitan dengan pokok bahasan, sehingga peserta didik bisa memperoleh manfaat lebih selain pengetahuan materi.
l. Daftar Rujukan
Sejumlah referensi yang digunakan sebagai bahan rujukan ditulis dalam bagian ini, sehingga ketika pembaca (peserta didik) ingin mengetahui lebih lengkap atau lebih jauh tentang suatu persoalan dari sumber referensi tertentu, maka dapat dilacak keberadannya.
m. Kunci Jawaban
Bagian ini memuat jawaban-jawaban dari pertanyaan atau soal-soal yang digunakan untuk menguji penguasaan materi peserta didik
n. Rubrik Penilaian
Berisi petunjuk penilaian/ pedoman penskoran yang bisa dilakukan oleh peserta didik secara mandiri, hal ini bertujuan agar siswa bisa mengukur kemampuannya setelah mempelajari materi dan mengerjakan soal.
4. Validasi Produk
Selain memberikan penilaian, validator juga memberikan tanggapan, kritik dan saran terhadap modul yang telah dikembangkan pada kolom kritik dan saran. Setelah data hasil validasi diperoleh kemudian dilakukan analisis data berdasarkan teknik analisis data yang telah diuraikan pada bab III. Sedangkan kriteria tingkat kevalidan atau revisi produk telah ditentukan dalam tabel 3.1 yang terdapat pada bab III. Adapun rangkuman data hasil validasi produk secara keseluruhan disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Validasi Produk oleh Para Ahli
V2 = Dewi Asmarani, M. Pd. V3 = Nocky Sisca, S.Pd.
Tabel 4.1 di atas merupakan analisis data hasil validasi modul matematika berdasarkan kemampuan otak kanan siswa pada materi transformasi yang berdasarkan pada hasil rata-rata angket validasi oleh 2 dosen dan 1 guru matematika. Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa hasil validasi pengembangan modul matematika yang diperoleh dari validator pertama mendapatkan rata-rata 3,67 atau dengan presentase sebesar 73,3%, validator kedua mendapatkan rata-rata 3,87 atau dengan presentase sebesar 77,3%, validator ketiga mendapatkan rata-rata 4,47 atau dengan presentase sebesar 89,3%. Sehingga dari jumlah rata-rata hasil validasi oleh para dosen dan guru matematika mendapatkan rata-rata keseluruhan 3,99 atau presentase (P) total 79,97% dengan kriteria valid. Data hasil validasi tersebut dapat disimpulkan bahwa modul matematika berdasarkan kemampuan otak kanan pada materi transformasi layak digunakan dengan perbaikan yang telah di sarankan oleh para validator.
5. Revisi Produk
Validator yang pertama yaitu Dr. Eny Setyowati. Adapun tanggapan, kritik, dan saran serta perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan, disajikan dalam gambar-gambar berikut beserta penjelasannya.
Tabel 4.2 Tanggapan, kritik dan saran Validator
Tanggapan, kritik dan saran Perbaikan
Gambar 4.3
Gambar 4.4 Belum tercantum nama materi dan
ukuran font terlalu kecil
Setelah direvisi, penulis mencantumkan nama materi, jenis font dirubah serta ukuran huruf diperbesar agar lebih mudah
dibaca oleh peserta didik usia SMP
Gambar 4.5 Setelah direvisi, penulis
menambahkan ptunjuk penggunaan modul
Tambahkan soal pengayaan
Gambar 4.6
Penulis menambahkan soal pengayaan
Tanggapan, kritik, dan saran secara umum yang di berikan oleh Dr. Eny Setyowati yaitu: pertama, pada cover depan, hendaknya dicamtumkan nama materi dan membesarkan ukuran font, kedua yaitu tambahkan soal pengayaan, ketiga, tambakan langkah mempelajari modul. Secara umum, modul sudah layak digunakan meskipun dengan perbaikan-perbaikan yang ada dan yang telah disarankan.
Tabel 4.3 Tanggapan, kritik dan saran Validator
Tanggapan, kritik dan saran Perbaikan
Gambar 4.7
Warna hendaknya lebih berani
Gambar 4.8
Penulis mengubah warna yang semula nampak soft menjadi lebih berani dan terang, agar peserta didik semakin tertarik
Hendaknya pemilihan gambar dikaitkan dengan materi
Gambar 4.9
Kurang bisa merangsang kreativitas siswa (dalam hal soal)
Gambar 4.10
“Bagaimana Jika” merupakan pertanyaan sederhana namun siswa mudah terkecoh apabila kurang teliti. “Bagaimana Jika?” merupakan kalimat yang diadopsi dari buku Kreatif Sampai Mati karya Wahyu Aditya. Kalimat tersebut merupakan salah satu cara untuk merangsang kreativitas.
Secara umum komentar dan saran dari Ibu Dewi Asmarani adalah: pertama, jika ingin mengaktifkan otak kanan hendaknya jenis font tidak terlihat monoton (font
yang dipilih oleh peneliti nampak lebih cocok untuk siswa SMA). Kedua, hendaknya warna lebih berani. Ketiga, bahasa yang digunakan masih rumit.
Keempat isi tulisan dalam satu lembar terlalu banyak sehingga menimbulkan kebosanan. Kelima, masih kurang membangkitkan kreativitas (dalam hal soal, seharusnya terdapat soal yang bersifat merangsang kreativitas otak). Secara keseluruhan modul sudah layak digunakan dengan perbaikan-perbaikan yang telah disarankan di atas.
Tabel 4.4 Tanggapan, kritik dan saran Validator Tanggapan, kritik dan saran Perbaikan
Gambar 4.11
Hendaknya dalam koordinat kartesius tersebut diberi angka, agar peserta didik
tidak bingung
Gambar 4.12
Peneliti telah memperbaiki koordinat kartesius
Hendaknya diberi materi prasyarat, yaitu tentang koordinat kartesius, hal ini karena dikhawatirkan ada peserta
didik yang masih bingung.
Gambar 4.13
Peneliti menambahkan materi prasyarat tentang koordinat kartesius pada halaman 8
Menurut penilaian secara umum dari Ibu Nocky, beliau menyatakan bahwa modul telah layak digunakan dan sesuai dengan kurikulum 2013, meskipun dengan perbaikan-perbaikan yang telah disarankan seperti yang telah dipaparkan di atas.
6. Uji Coba Lapangan
Setelah tahap revisi dilakukan dan dinyatakan bahwa modul telah layak digunakan, selanjutnya adalah proses uji coba produk di lapangan. Uji coba lapangan dilaksanakan pada tanggal 25 April sampai dengan 03 Mei 2016 sebanyak 3 kali pertemuan. Uji coba lapangan dilakukan di MTsN 2 Tulungagung pada kelas VII-A dan VII-B. Dengan jumlah masing-masing siswa sebanyak 25 dan 30 orang. Untuk mengetahui bahwa kelas VII-A dan VII-B homogen atau tidak ada perbedaan yang signifikan, maka peneliti melakukan uji homogenitas. Untuk melakukan uji homogenitas, peneliti menggunakan data Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS).
a. Hasil Uji Homogenitas Sampel
Hasil uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol digunakan untuk memastikan bahwa kedua kelas tersebut homogen (tidak ada perbedaan yang signifikan), uji homogenitas adalah syarat dua kelas atau lebih bisa dibandingkan. Nilai yang dibandingkan adalah nilai UTS kelas kontrol dan kelas eksperimen. Data nilai UTS selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
8 90 50
Hasil Uji Homogenitas menggunakan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut Tabel 4.6 Output SPSS 16.0 Untuk Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Within Groups 5238.000 19 275.684
Data hasil output SPSS 16.0 diperoleh signifikansinya 0,468. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansinya menunjukkan bahwa 0,468 > 0,05 yang artinya kedua kelas tersebut dinyatakan homogen. Dengan perbandingan nilai rata-rata antara dua kelas yang disajikan dalam tabel 4.7berikut:
Tabel 4.7 Perbandingan nilai Rata-Rata Kelas Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen
Nilai rata-rata UTS
Kelas control Kelas eksperimen
80,3 80,8
Selisih nilai rata-rata = 0,5
Pada pelaksanaan uji coba lapangan ini, praktisi lapangan yang bertindak sebagai guru di kedua kelas (control dan eksperimen), sementara peneliti bertugas sebagai observer.
b. Observasi Kegiatan Pembelajaran
Observasi kegiatan pembelajaran dilakukan oleh peneliti sendiri. Aktivitas yang diobservasi meliputi aktivitas pembelajaran di dalam kelas dan aktivitas belajar siswa.
1) Observasi terhadap kegiatan guru
Hasil observasi terhadap kegiatan guru di dalam kelas secara jelasnya disajikan pada tabel 4.8:
Tabel 4.8 Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Guru Di Kelas
No Kesesuaian kegiatan dengan Ketercapaian
Presentase Kriteria
1 RPP Pertama 100% Baik
2 RPP Kedua 100% Baik
Berdasarkan tabel 4.8, hasil observasi terhadap kegiatan guru di dalam kelas, yang dalam hal ini dilakukan oleh peneliti, mendapatkan presentase rata-rata 100 yang artinya kegiatan guru di dalam kelas sesuai dengan RPP yang dibuat. Guru benar-benar melaksanakan kegiatan sesuai dengan RPP yang ada.
2) Observasi terhadap kegiatan siswa
c. Analisis Data Soal Post Test
Pada akhir tindakan, peneliti memberikan soal post test terhadap kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui hasil belajar peserta didik. Sebelum soal
post test diberikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal tersebut divalidasi oleh 2 dosen IAIN Tulungagung yaitu Dr. Eny Setyowati dan Dewi Asmarani, M.Pd. serta Nocky Sisca, S.Pd. selaku guru matematika di MTs Negeri 2 Tulungagung. Ibu Dewi Asmarani memberikan saran agar peneliti menjaga kekonsistenan. Secara keseluruhan, ketiga validator ahli memberikan kesimpulan bahwa instrument soal post test valid atau layak digunakan. Setelah melakukan
post test terhadap kelas eksperimen dan kontrol, diperoleh hasil belajar peserta didik antara kelas yang menggunakan modul bergaya otak kanan dengan kelas yang menggunakan modul MGMP. Hasil ulangan inilah yang nantinya dijadikan sebagai data kuantitatif. Adapun hasil ulangan kelas kontrol dengan kelas eksperimen sebagaimana pada tabelberikut:
Tabel 4.9 Hasil Ulangan Pos Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
18 K 18 100 18 E 18 80
Rata-Rata 72,43 Rata-Rata 81,96
Keterangan: K = Kelas Kontrol E = Kelas Eksperimen d. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah suatu variabel normal atau tidak. Normal di sini dalam arti mempunyai distribusi data yang normal. Jika data dinyatakan berdistribusi normal, maka langkah uji t-test dapat dilakukan. Hasil perhitungan uji normalitas dengan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut
Tabel 4.10 Hasil Output SPSS 16.0 Pada Kelas Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai
N 28
Normal Parametersa Mean 69.9286
Std. Deviation 2.00664E
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai
N 28
Normal Parametersa Mean 69.9286
Std. Deviation 2.00664E
Asymp. Sig. (2-tailed) .943
a. Test distribution is Normal.
Data hasil output SPSS 16.0 menunjukkan bahwa pada kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,943. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansinya maka 0,984 > 0,05 yang artinya data pada kelas kontrol berdistribusi normal.
Tabel 4.11 Hasil Output SPSS 16.0 Pada Kelas Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai
N 25
Normal Parametersa Mean 81.9600
Std. Deviation 1.22218E1
Most Extreme Differences Absolute .156
Positive .116
Negative -.156
Kolmogorov-Smirnov Z .781
Asymp. Sig. (2-tailed) .575
Data hasil output SPSS 16.0 menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen diperoleh signifikansi 0,575. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansinya maka 0,575 > 0,05 yang artinya data pada kelas eksperimen berdistribusi normal.
e. Uji t-test
Setelah dinyatakan bahwa data kedua kelas berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya yaitu dengan menggunakan uji t-test. Uji t-test digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol yang proses pembelajarannya tidak menggunakan modul dengan kelas eksperimen yang proses pembelajaranya menggunakan modul. Hasil post test sebagaimana yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.12 Hasil Post Test Yang Akan Diuji Coba Dengan Uji t-Test
25 80 80
Hasil perhitungan uji-t menggunakan SPSS 16.0 adalah sebagai berikut Tabel 4.13 Output SPSS 16.0 Untuk Uji t-test
Group Statistics
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Eksperimen 25 81.9600 12.22184 2.44437
Control 28 69.9286 20.06642 3.79220
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
ada pengaruh antara modul matematika berbasis kemampuan otak kanan terhadap hasil belajar peserta didik.
7. Revisi Produk
Revisi ini merupakan revisi terakhir yang didasarkan pada hasil angket respon siswa yang disebarkan setelah menggunakan modul dalam proses pembelajaran. Selain digunakan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan, respon siswa ini juga di gunakan sebagai penilaian terhadap keefektifan modul. Jika produk dirasa telah efektif, maka peneliti tidak perlu melakukan revisi terhadap produk. Kriteria perhitungan tingkat keefektifan analisis rata-rata respon siswa sesuai dengan tabel 3.1 yang telah disajikan pada BAB III.
Tabel berikut merupakan rangkuman hasil penilaian respon peserta didik untuk mengukur tingkat keefektifan modul yang telah dikembangkan.
Tabel 4.14 Data Hasil Penilaian Respon Peserta Didik Uji Keefektifan
8. Diseminnasi dan Implementasi
Setalah melakukan serangkaian langkah dan prosedur pengembangan, sampai dengan melakukan perbandingan antara kelas kontrol dan eksperimen dengan menggunakan post test, langkah yang terakhir dalam prosedur atau langkah pengembangan ini adalah melaksanakan langkah diseminasi dan implementasi.
Pada langkah terakhir ini, peneliti mendesiminasikan produk kepada para pengguna (subjek) melalui sebuah pertemuan kecil atau diskusi. Dalam proses diseminasi ini ada tiga hal yang dilakukan yaitu yang pertama adalah kegiatan sosialisasi produk oleh peneliti kepada para pengguna, yang kedua adalah pemberian masukan, ataupun tanggapan dari para pengguna, yang terakhir adalah pelaksanaan implementasi produk oleh pengguna. Diseminasi dilaksanakan pada hari Rabu, 04 Mei 2016 dan bertempat di MTsN 2 Tulungagung pada pukul 12.30 sampai dengan selesai. Diseminasi atau diskusi kecil ini dihadari oleh peneliti, Guru matematika kelas VII yaitu Ibu Nocky Sisca, Ibu Dewi serta Bapak Abdullah. Pada diskusi ini ada tiga kegiatan yang dilakukan yaitu:
a. Sosialisasi produk
b. Pemberian masukan
Pada tahap ini, para pakar menyampaikan pendapat mereka tentang produk kemudian memberikan masukan. Para pakar mengapresiasi modul bergaya otak kanan ini, karena sebelumnya belum pernah diaplikasikan. Tanggapan dari semua ahli menuturkan bahwa struktur tampilan modul sudah sangat menarik, desain maupun penyusunannya juga sudah sangat baik, Bahasa yang digunakan sederhana sehingga mudah dipahami oleh peserta didik, serta mampu melatih kreativitas peserta didik.
c. Implementasi
Langkah yang terakhir yaitu menawarkan produk modul untuk diterapkan atau diimplementasikan oleh para ahli untuk mengetahui dan sejauh mana kualitas produk modul yang telah dikembangkan. Setelah peneliti menanyakan kesedian para subjek diskusi yang hadir, diputuskan bahwa yang akan mengimplementasikan produk modul adalah Ibu Nocky Sisca dan Ibu Dewi sebagai guru matematika di MTsN 2 Tulungagung.
Ibu Nockky Sisca dan ibu Dewi akan megimplementasikan produk modul bergaya otak kanan kepada siswa kelas VII-B.
B. Analisis Data
1. Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
yang signifikan diantara dua kelas yang akan dibandingkan. Sehingga dapat dilakukan analisa tahap selanjutnya.
2. Hasil Uji Normalitas Data
Hasil output SPSS pada kelas kontrol menunjukkan signifikan sebesar 0,984, hal ini lebih besar daripada taraf signifikansinya yaitu 0,05 yang artinya data pada kelas kontrol tersebut berdistribusi normal. Sedangkan hasil output
SPSS pada kelas eksperimen menunjukkan signifikan sebesar 0,575, signifikan ini juga lebih besar daripada taraf signifikansinya 0,05 yang artinya data kelas eksperimen berdistribusi normal. Sehingga uji prasyarat untuk uji-t berupa uji normalitas data telah terpenuhi, maka dapat dilanjutkan tahap selanjutnya yaitu uji
t-test.
3. Uji-t
Dalam uji-t dengan menggunakan SPSS 16.0 diperoleh signifikan sebesar 0,012. Jika dibandingkan dengan taraf signifikansinya maka 0,012 < 0,05 yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara kelas yang diterapkan menggunakan modul (kelas eksperimen) dengan kelas yang tidak diterapkan modul (kelas kontrol). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara modul matematika berdasarkan kemampuan otak kanan terhadap hasil belajar peserta didik. Berikut disajikan perbedaan nilai serta selisih nilai antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen, selangkapnya perhatikan tabel 4.15 berikut
Tabel 4.15 Perbandingan Nilai Rata-Rata Kelas Kontrol Dengan Kelas Eksperimen
Nilai Rata-rata Post Test
Kelas control Kelas Eksperimen
72,43 81,96