• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sintesa Dan Karakterisasi Beberapa Senyawa Alkanolamida Turunan Asam Oleat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sintesa Dan Karakterisasi Beberapa Senyawa Alkanolamida Turunan Asam Oleat"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Asam oleat adalah bahan oleokimia yang potensial tersedia dari berbagai sumber alam misalnya pada minyak zaitun 55-80% dan minyak sawit 39-45%, ( Salmiah, 2007; Ketaren, 2008) yang merupakan bahan mentah yang paling penting untuk pengolahan hidroksi asam-asam lemak. Hidroksi asam-asam lemak dan turunannya banyak digunakan secara komersial untuk pengolahan berbagai jenis produk, sebagai zat aditif pada minyak pelumas, pengemulsi, poliol untuk pembuatan poliuretan dan surfaktan untuk detergen (Koay et al, 2006). Asam oleat ini karena memiliki ikatan rangkap maka cukup potensial untuk dilakukan epoksidasi seperti yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya terhadap minyak kacang kedelai yang kaya asam lemak tidak jenuh demikian juga terhadap metil linoleat yang memiliki 2 buah ikatan rangkap (Guodong et al, 2004).

Adanya ikatan rangkap pada metil oleat yang diturunkan dari asam oleat, telah berhasil diepoksidasi dilanjutkan dengan hidrolisis untuk menghasilkan senyawa metil-9,10-dihidroksi stearat (Salmiah, 2007) melalui transformasi kimia secara komersial menjadi epoksida menggunakan oksidator senyawa asam peroksida. Terbentuknya epoksida ini dapat dilihat dari pemutusaan ikatan rangkap yang terepoksidasi yang dapat diketahui dari uji bilangan iodium, bilangan hidroksi dan uji spektroskopi inframerah (Piazza and Foglia, 2006).

(2)

bidang farmasi seperti obat-obatan. Demikian juga dalam bidang industri polimer, senyawa poliol digunakan untuk pembuatan bahan material seperti poli vinil klorida (PVC), polietilen terepetalat (PET), polietilen/ polipropilen, poliamida, poliester dan poliuretan banyak digunakan sebagai pemlastis, pelunak maupun pemantap (Siddiqi et al, 1984). Senyawa poliol ini dapat diperoleh dari hasil industri petrokimia maupun langsung dari alam seperti selulosa, amilum, maupun dari hasil transformasi minyak nabati hasil olahan industri oleokimia. Senyawa poliol dari minyak nabati ini selain dapat diperbaharui, sumbernya mudah diperoleh juga akrab dengan lingkungan (Guodung et al, 2004).

Alkanolamida adalah surfaktan bukan ionik dimana gugus hidroksil yang dimilikinya tidak cukup hidrofilik untuk membuat alkanolamida larut dalam air (Nuryanto dkk, 2002). Alkanolamida banyak digunakan sebagai bahan foam boosting dan dalam campuran bahan surfaktan lain berguna sebagai cairan pencuci piring dan juga dalam pembuatan shampoo. Selain itu alkanolamida merupakan bahan pelembut rambut, penstabil busa, bahan perekat dan bersama-sama dengan glikol stearat dapat mengkilaukan rambut (Said dan Salimon, 2001). Pembuatan senyawa alkanolamida ini dilakukan dengan mereaksikan asam lemak dengan amina pada suhu 120oC-180oC. Sintesis senyawa alkanolamida yang telah dilakukan adalah melalui reaksi antara asam lemak dengan etanolamina ataupun dietanolamina dimana dalam hal ini sering terjadi persaingan antara terbentuknya amida dan ester apabila kondisi reaksi tidak diatur dengan baik (Maag, 1984).

(3)

Atas dasar pemikiran tersebut peneliti tertarik ingin melakukan penelitian sintesa dan karakterisasi beberapa alkanolamida turunan asam oleat baik sebelum dilakukan hidroksilasi maupun sesudah hidroksilasi dalam bentuk senyawa diol, dimana asam oleat terlebih dahulu diesterifikasi menjadi metil oleat. Dengan adanya ikatan rangkap pada metil oleat dapat mengalami reaksi addisi elektrofilik ataupun epoksidasi yang selanjutnya dihidrolisis untuk membuka rantai epoksi yang menghasilkan poliol. Dengan demikian diharapkan metil oleat dapat diubah menjadi bahan surfaktan berbagai senyawa alkanolamida turunan asam oleat yang memiliki jumlah gugus hidrofil yang berbeda sehingga akan diperoleh nilai CMC yang bervariasi.

1.2Permasalahan

1. Apakah senyawa alkanolamida turunan asam oleat dapat disintesa melalui amidasi metil oleat maupun metil-9,10-dihidroksi stearat dengan etanolamina atau dietanolamina dengan menggunakan katalis NaOCH3

2. Berapakah nilai CMC dari masing-masing senyawa alkanolamida turunan asam oleat yang diuji melalui metode cincin du Nouy.

.

1.3Pembatasan Masalah

1. Pembuatan metil oleat yang diperoleh dari esterifikasi asam oleat dengan metanol menggunakan katalis H2SO4(p)

2. Alkanolamida diperoleh dari proses amidasi metil oleat maupun metil-9,10-dihidroksi stearat dengan etanolamina atau dietanolamina menggunakan katalis NaOCH

.

3. Pembuatan metil-9,10-dihidroksi stearat diperoleh melalui epoksidasi dilanjutkan dengan hidrolisis oleh asam performat menggunakan katalis H

3

(4)

4. Alkanolamida yang diperoleh dilakukan penentuan titik lebur dengan menggunakan melting point apparatus, penentuan CMC menggunakan metode cincin du Nouy dan konformasi struktur dengan menggunakan spektroskopi FT-IR.

1.4Tujuan Penelitian

1. Untuk menghasilkan senyawa alkanolamida turunan asam oleat melalui amidasi metil oleat maupun metil-9,10-dihidroksi stearat dengan etanolamina atau dietanolamina dengan menggunakan katalis NaOCH3

2. Untuk mengetahui nilai CMC dari masing-masing senyawa alkanolamida turunan asam oleat yang diuji melalui metode cincin du Nouy.

.

1.5Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada bidang oleokimia dalam hal pemanfaatan salah satu asam lemak tak jenuh yaitu asam oleat untuk menghasilkan berbagai jenis senyawa alkanolamida yang diharapkan dapat berfungsi sebagai bahan surfaktan yang memiliki ciri khas masing-masing.

1.6Metodologi Penelitian

(5)

natrium metoksida dalam pelarut metanol pada kondisi refluks pada suhu 80-90o

1.7Lokasi Penelitian

C. Alkanolamida yang diperoleh dilakukan penentuan titik lebur dengan melting point apparatus, penentuan CMC dengan metode cincin du Nouy dan analisa spektroskopi FT-IR terhadap metil oleat dan alkanolamida.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Dengan hormat diberitahukan bahwa dalam rangka peningkatan kapasitas riset bagi Dosen Peneliti, Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat bekerjasama dengan STIE

Pendidikan Lingkungan Hidup untuk SD/MI Kelas I PERANGKAT PEMBELAJARAN..

Zainul Basri

Dengan ini diberitahukan bahwa dalam rangka menindaklanjuti penyusunan Standard Nasional Perguruan Tinggi yang disesuaikan dengan Permenristekdikti No.44 Tahun 2015,

Alasan peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Ngeri 2 Sumbergempol ini karena banyaknya rumor yang menyebutkan bahwa pembelajaran yang terjadi di SMP Negeri 2

Skripsi ini berjudul “Optimalisasi Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis melalui Penambahan Pupuk Hijau Enceng Gondok (Eichornia crassipes) pada Media Tailing Pasir

skripsi ini yang berjudul : “ Peran Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Pangkalpinang Dalam Penegakan Tindak Pidana Peredaran Rokok Ilegal