• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Model Kohonen dalam Pengelompokan Data Pencemaran Udara Sektor Industri di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Model Kohonen dalam Pengelompokan Data Pencemaran Udara Sektor Industri di Sumatera Utara"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udara di sekitar lapisan troposfer yang setiap hari dihirup oleh manusia

merupakan udara ambien. Sedangkan udara yang dihasilkan dalam setiap kegiatan

industri disebut emisi. Kualitas udara ambien ditentukan oleh kuantitas emisi

cemaran dari sumber cemaran, proses transportasi, konversi dan pengilangan

cemaran di atmosfer. Parameter kualitas udara diantaranya gas

, , , , , dan partikulat yang padat.

Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi berpengaruh terhadap

industrialisasi wilayah perkotaan yang salah satunya ditandai dengan banyaknya

berdiri pusat-pusat industri. Di Sumatera Utara, pembangunan sektor-sektor

industri telah memberikan dampak bagi kehidupan manusia baik positif maupun

negatif. Dampak positif diantaranya mengurangi pengangguran dan meningkatnya

minat investasi pihak asing untuk menanamkan modalnya di Sumatera Utara.

Namun, dengan adanya kegiatan industri ini juga menimbulkan dampak negatif

bagi manusia. Salah satunya adalah pencemaran udara. Udara yang tercemar

tersebut dapat menganggu kesehatan manusia dan merusak lingkungan sekitar.

Dengan adanya efek negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan industri

tersebut maka perlu dilakukan pengelompokan sektor-sektor industri berdasarkan

beban polutan yang dikeluarkan oleh setiap kegiatan industri. Seiring dengan

perkembangan teknologi, pengelompokan data telah banyak dikembangkan di

berbagai bidang. Salah satunya pada bidang kecerdasan buatan (Artificial

Intelligence) seperti Jaringan Syaraf Tiruan. Jaringan Syaraf Tiruan adalah salah

satu representasi buatan dari otak manusia yang selalu mencoba untuk

(2)

disini digunakan karena jaringan syaraf tiruan ini diimplementasikan dengan

menggunakan program komputer yang mampu menyelesaikan sejumlah proses

perhitungan selama proses pembelajaran.

Kohonen merupakan salah satu model dari Jaringan Syaraf Tiruan yang

banyak dipakai dalam membagi pola masukan kedalam beberapa kelompok.

Misalkan terdapat masukan (input) berupa vektor yang terdiri dari n komponen

yang akan dikelompokkan dalam maksimum m buah kelompok. Keluaran

jaringan tersebut adalah kelompok yang paling dekat atau mirip dengan masukan

yang diberikan.

Untuk mengetahui kelompok-kelompok industri sebagai bahan informasi

bagi pemerintah daerah Sumatera Utara dalam mengambil kebijakan

pembangunan sektor industri kedepannya maka perlu dikelompokan sektor

industri di Sumatera Utara berdasarkan beban polutan yang dihasilkan.

Berdasarkan uraian yang penulis jelaskan di atas maka penulis memilih judul

skripsi “Aplikasi Jaringan Syaraf Tiruan Model Kohonen dalam

Pengelompokan Data Pencemaran Udara pada Sektor Industri di Sumatera Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, yang menjadi masalah yang akan dibahas adalah

bagaimana mengelompokan data pencemaran udara pada sektor industri di

Sumatera Utara dengan menggunakan jaringan syaraf tiruan model Kohonen.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis memberikan batasan masalah yaitu

1. Pembelajaran pola pengelompokan menggunakan jaringan syaraf tiruan

(3)

2. Data yang digunakan adalah data pencemaran udara sektor industri di

Sumatera Utara yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi

Sumatera Utara.

3. Parameter udara yang digunakan adalah gas , , , , , dan

Total Suspended Particules (TSP).

4. Proses pelatihan data menggunakan software Matlab 7.8.0 dengan maksimum

epoch 1000, 8000 dan 10.000.

5. Kelompok data yang akan dibentuk dalam proses pelatihan dimulai dari dua

kelompok hingga sembilan kelompok.

1.4 Tinjauan Pustaka

Siang (2005) mengemukakan bahwa Jaringan Syaraf Tiruan ( JST ) adalah sistem

pemroses informasi yang memiliki karakteristik mirip dengan jaringan syaraf

biologi. Jaringan syaraf tiruan dibentuk sebagai generalisasi model matematika

dari jaringan syaraf biologi dengan asumsi bahwa:

1. Pemrosesan informasi terjadi pada banyak elemen sederhana (neuron).

2. Sinyal yang dikirimkan diantara neuron-neuron melalui

penghubung-penghubung.

3. Penghubung antar neuron memiliki bobot yang akan memperkuat atau

memperlemah sinyal.

4. Untuk menentukan keluaran (output), setiap neuron menggunakan fungsi

aktivasi yang dikenakan pada penjumlahan masukan (input) yang diterima.

Besarnya keluaran (output) ini selanjutnya dibandingkan dengan suatu batas

ambang.

Jaringan syaraf tiruan ditentukan oleh tiga hal, yakni:

a. Pola hubungan antar neuron (disebut arsitektur jaringan)

b. Metode untuk menentukan bobot penghubung (disebut metode training/

learning/ algoritma)

(4)

Kohonen merupakan salah satu model jaringan syaraf tiruan yang sering

dipakai untuk membagi pola kedalam beberapa kelompok. Pandjaitan (2007)

mengemukakan bahwa jaringan kohonen adalah suatu jaringan satu lapis yang

mengorganisasikan pemetaan suatu masukan acak.

Dewi (2003) mengemukakan bahwa jaringan kohonen pertama kali

diperkenalkan oleh Prof. Teuvo Kohonen pada tahun 1982. Pada jaringan ini,

suatu lapisan yang berisi neuron-neuron akan menyusun dirinya sendiri

berdasarkan input nilai tertentu dalam suatu kelompok yang disebut cluster.

Selama proses penyusunan diri, kelompok yang memiliki vektor bobot paling

cocok dengan pola input akan terpilih sebagai pemenang. Neuron yang menjadi

pemenang beserta neuron-neuron tetangganya akan memperbaiki bobot-bobotnya.

Gambar 1.1 Arsitektur Jaringan Kohonen

Menurut Siang (2005), arsitektur jaringan kohonen dalam gambar 1.1 tidak

menggunakan perhitungan net (hasil kali vektor masukan dengan bobot) maupun

fungsi aktivasi. Algoritma pengelompokan pola jaringan kohonen adalah sebagai

berikut:

0. a. Inisialisasi bobot input ( ):

= + 2

Dengan adalah bobot antara variabel input ke-j dengan neuron pada

(5)

adalah nilai terkecil pada variabel input ke-i dan nilai terbesar dari variabel

input ke-i.

b. Inisialisasi bobot bias ($):

$ = %[ '() ( +, )]

Dengan $ adalah bobot bias ke neuron ke-i dan k adalah jumlah kelas.

a. Set parameter learning rate.

b. Set maksimum epoch (MaxEpoch).

1. Set epoch = 0;

2. Kerjakan jika epoch < MaxEpoch :

a. Epoch = epoch + 1

b. Pilih data secara acak, misalkan data terpilih adalah data ke-n.

c. Cari jarak antara data ke-n dengan setiap bobot input ke-i (/):

/ = 01( − 3 )

4

d. Hitung a : = −/ + $

e. Cari terbesar :

i. MaxA = max( ), dengan i = 1, 2, ..., k

ii. Idx = i, sedemikian hingga = MaxA.

f. Set output neuron ke-i ( ):

= 51, = 780, ≠ 78 ;

g. Update bobot yang menuju ke neuron Idx:

<= ' = <= ' +∝ (3 − <= ' ) h. Update bobot bias:

i. ?( ) = (1−∝)%@ '()AB( )CD+∝ ( )

(6)

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengelompokan data pencemaran udara

pada sektor industri di Sumatera Utara dengan menggunakan jaringan syaraf

tiruan model Kohonen.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Bahan masukan atau sebagai pertimbangan yang berguna bagi pemerintah

daerah Sumatera Utara mengenai kelompok sektor-sektor industri berdasarkan

beban polutan yang dihasilkan dalam mengambil suatu kebijaksanaan.

2. Bahan referensi dalam menambah wawasan penulis dan pembaca yang

berhubungan dengan pembahasan jaringan syaraf tiruan, khususnya dalam

model kohonen.

3. Informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan pencemaran

udara sektor industri di Sumatera Utara.

4. Informasi dan referensi bacaan bagi mahasiswa matematika, terlebih bagi

mahasiswa yang akan melakukan penelitian mengenai pengelompokan.

1.7 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Studi kasus

Tahap ini dilakukan dengan mengidentifikasi permasalahan, mengkaji dan

memahami teori-teori yang dipelajari diantaranya mengenai konsep dasar

model kohonen yang menjadi metode dalam pengelompokan. Penelusuran

referensi ini bersumber dari buku, jurnal maupun penelitian yang telah ada

(7)

2. Pengumpulan data

Pada tahap ini dilakukan pengambilan data pencemaran udara sektor industri

di Sumatera Utara. Data diperoleh dari Badan Lingkungan Hidup Provinsi

Sumatera Utara.

3. Pengelompokan data

Pada tahap ini dilakukan pengelompokan data pencemaran udara sektor

industri dengan model Kohonen.

4. Pengambilan kesimpulan

Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan hasil analisa data sekaligus

memberikan saran yang berkaitan dengan pengembangan penelitian

Gambar

Gambar 1.1 Arsitektur Jaringan Kohonen

Referensi

Dokumen terkait

Ketika pengaruh gempa pada struktur bangunan ditentukan berdasar suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa disini adalah gaya-gaya di dalam struktur tersebut

Berikut ini perumusan kerangka berfikir yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan asessmen alternatif pada pembelajaran untuk mengukur

It shows that state control of the news media clearly depresses deliberative performance, a finding that holds both between countries (Germany and the United States vs. Russia)

Tabel. Populasi dalam penelitian ini adalah selutuh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 06 Mempawah Hilir yang terdiri dari dua kelas yaitu kelas VA dengan siswa

(10) guru bersama peserta didik meluruskan kesalahpahaman, dan memberikan penguatan dan kesimpulan. Tahap pengamatan pada siklus I, guru kolaborator melakukan penilaian

berjudul “Faktor -Faktor yang Berhubungan dengan Praktik Perawatan Diri Pada Penderita Filariasis dengan Limfedema Di Kabupaten Pekalongan

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi - PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN - NET PAJAK PENGHASILAN TERKAIT (7).. TOTAL

This transpiration model was validated against experimental data measured in a soil-less tomato crop cultivation in Avignon in summer conditions, when the greenhouse is open, and