• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi Fungi Perombak Serasahdi Bawah Tegakan Macaranga Indica dan Hibiscus Macrophyllus pada Areal Restorasi Resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Eksplorasi Fungi Perombak Serasahdi Bawah Tegakan Macaranga Indica dan Hibiscus Macrophyllus pada Areal Restorasi Resort Sei Betung Taman Nasional Gunung Leuser"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Serasah

Serasah dalam bahasa lnggris disebut sebagai litter. Serasah mempunyai arti bahan yang sudah tidak terpakai lagi atau dianggap sudah tidak mempunyai manfaat tetapi bukan sebagai limbah produksi dan wujud fisiknya bukan sebagai zat cair melainkan zat padat. Serasah berdasarkan jenisnya terbagi menjadi dua katagori yaitu serasah segar dan serasah kering. Serasah hijau yaitu serasah yang masih dalam kondisi segar berwarna hijau dan banyak mengandung air (biomasa), contohnya hasil pangkasan dedaunan, batang dan bagian-bagian tanaman yang lain. Serasah kering yaitu serasah yang wujud fisiknya telah kering atau setengah kering dan sudah tidak terjadi proses kehidupan, contohnya adalah daun, ranting atau bagian tanaman yang telah gugur atau mati (sampah pekarangan) (Widiwurjani, 2010).

(2)

yang selanjutnya menjadi serasah, debris atau detritus dengan ukuran yang lebih kecil (Nafia, 2009).

Hibiscus macrophyllus

Hibiscus macrophyllusmerupakan jenis pohon cepat tumbuh bernilai komersial dari suku Malvaceae (Heyne,1987). Pembibitan dan penanaman dilakukan secara tradisional, yaitu melalui pembiakan biji dalam bedeng berskala kecil.Pemanfaatan kayunya oleh masyarakat setempat pada awalnya terbatas sebagai bahan bangunan rumah, kemudian mengarah untuk mebel. Tinggi dapat mencapai 28 m, tinggi batang bebas cabang 21 m, diameter 25-50 cm, dengan tajuk bulat terbuka, tidak beraturan dan sedikit percabangan. Batang berbentuk silindris lurus, warna abu-abu kecoklatan, licin atau beralur dangkal dan berlentisel, kulit dalam berwarna coklat keunguan, batang pada pohon muda licin, bercincin, warna abu-abu kekuningan. Ranting berbentuk silindris membesar, terdapat lingkaranlingkaran cincin bekas tempat menempelnya daun penumpu, ranting bagian ujung berbulu tebal coklat keemasan. Daun penumpu besar, berbentuk tabung dengan ujung runcing, berukuran 5-10 cm x 1-2 cm, membungkus kuncup daun, berbulu panjang coklat keemasan, daun penumpu mudah gugur. Daun tunggal, kedudukan daun tersebar, helai daun besar, bentuk bundar dengan ujung lancip, pangkal daun berbentuk jantung, helai daun berukuran 15-35 cm, permukaan bawah daun berwarna keputih-putihan, berbulu kasar, urat daun menjari tujuh tangkai daun silindris berbulu kasar, panjang 15-25 cm(Swestiani dan Sudomo, 2008).

Hibiscus macrophyllus termasuk salah satu jenis tanaman serbaguna dan

(3)

memiliki banyak sifat inferior karena banyak mengandung kayu juvenil atau

kayumuda. Kualitas kayu dengan adanya kayu juvenil diduga lebih rendah

dibandingkan kualitas kayu dewasanya. Hingga saat ini, data dan informasi

mengenai kualitas kayu tersebut, terutama yang berhubungan dengan umur masih

sangat terbatas sehingga pemanfaatannya belum optimal(Basriet al., 2012).Namun

pada penelitian Diniyati dan Fauziah (2012) diketahui bahwa tanaman Hibiscus

macrophyllus dimanfaatkan sebagai salah satu jenis tanaman penyusun pada hutan

rakyat.

Macaranga indica

` Macaranga indica (famili : Euphorbiaceae), sinonim M. flexuosa Wight, M.adenantha Gagnepain, Trewia hernandifolia Roth, secara lokal dikenal sebagai Burna, Malata, Bang Nuibothi di Marma. Spesies ini adalah pohon besar dengan kayu lunak, ranting besar, keabu-abuan, ditandai dengan bekas luka daun, buah-buahan sangat kecil. Daun bulat telur bundar, acuminate, seluruh, luas peltate, besar, tangkai daun yang panjang. Tanaman ini ditemukan dalam berbagai perbukitan Bangladesh. Selain itu, tanaman ini ditemukan di India, Srilanka, Bhutan, Myanmar dan Cina (Khatunet al., 2014).

(4)

kayu bakar. Tanaman ini sering menjadi rumah bagi semut jenis semut Crematogaster dari sub genus Decacrema karena Macaranga memiliki batang yang berongga sehingga berfungsi sebagai ruang bersarang untuk semut. Menyebar di hampir semua asia tenggara di daerah terbuka (Ardi, 2014).

Dekomposisi

Serasah yang jatuh akan mengalami dekomposisi yang melibatkan peran mikroorganisme seperti bakteri dan fungi. Dekomposisi akan berjalan lebih cepat jika terdapat penambahan mikroorganisme tersebut. Oleh karena itu, dengan penambahan fungi pada serasah daun tersebut,diharapkan proses dekomposisi akan lebih cepat. Dekomposisi merupakan proses perubahan secara fisik maupun secara kimiawi yang sederhana oleh mikroorganisme tanah, dan terkadang disebut mineralisasi. Proses dekomposisi dimulai dari proses penghancuran yang dilakukan oleh serangga kecil terhadap tumbuhan dan sisa bahan organik mati menjadi ukuran yang lebih kecil. Kemudian dilanjutkan dengan proses biologi yang dilakukan oleh bakteri dan fungi untuk menguraikan partikel-partikel organik. Proses dekomposisi oleh bakteri dan fungi sebagai dekomposer dibantu oleh enzim yang dapat menguraikan bahan organik seperti protein, karbohidrat dan lain-lain (Hanum dan Kuswytasari, 2014).

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dekomposisi serasah

Proses dekomposisi serasah meliputi perubahan fisik serasah, perubahan kimiawi serasah, dan kandungan kimia serasah:

a. Perubahan fisik serasah

(5)

terutama setelah 30 hari. Lembaran-lembaran daun mulai berubah menjadi potongan-potongan dan serpihan-serpihan dengan ukuran potongan semakin mengecil dari waktu ke waktu, sehingga jumlah serpihan terus bertambah (Anggrini et al., 2013).

b. Perubahan kimiawi serasah

Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi laju dekomposisi serasah adalah kandungan kimia serasah. Faktor ini sering juga disebut sebagai kualitas serasah yang terutama sekali berkaitan dengan kandungan unsur C dan N serta rasio antara keduanya (C/N). Semakin tinggi rasio C/N dalam serasah, maka semakin rendah kualitas serasah atau dengan kata lain, semakin sukar terdekomposisi. Oleh karenanya, serasah dengan rasio C/N <20 justru disebut sebagai serasah cepat terdekomposisi sementara serasah dengan rasio C/N antara 20 dan 40 kemampuan dekomposisi sedang dan yang memiliki rasio C/N >40 disebut dengan serasah sukar terdekomposisi (Anggrini et al., 2013).

c. Kandungan kimia serasah

Serasah dari pepohonan dan tanaman, seperti dedaunan dan ranting, memiliki komposisi selulosa sebesar 45% dari berat kering bahan. Sedangkan hemiselulosa menempati 20-30% dan sisanya adalah lignin. Selulosa merupakan polimer glukosa dengan ikatan β-1,4 glukosida dalam rantai lurus. Bangun dasar

(6)

penilpropan yang berhubungan secara bersama oleh beberapa jenis ikatan yang berbeda. Lignin sulit didegradasi karena strukturnya yang kompleks dan heterogen yang berikatan dengan selulosa dan hemiselulosa dalam jaringan tanaman (Hanum dan Kuswytasari, 2014).

Fungi

Fungi adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati (eucariotic) biasanya berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung kitin, selulosa atau keduanya. Fungi adalah organisme heterotrof absobtif, dan membentuk beberapa macam spora. Bagian vegetatif pada fungi umumnya berupa benang-benang halus memanjang, bersekat (septa) atau tidak yang dinamakan dengan hifa. Kumpulan benang-benang hifa tersebut dinamakan dengan miselium. Miselium dapat dibedakan menjadi dua tipe pokok, yang pertama mempunyai hifa senositik yaitu hifa yang mempunyai banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang, jadi hifa berbentuk tabung halus yang mengandung protoplas dengan banyak inti. Pembelahan intinya tidak diikuti oleh pembelahan sel dan yang kedua mempunyai satu inti (Semangun, 1996).

(7)

Menurut Sumarsih (2003) secara umum berdasarkan sifat hubungan antara fungi dengan tanaman, maka fungi tanah dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1. Parasitik, yaitu: yaitu fungi tanah yang sebagian atau seluruh hidupnya dapat

menyebabkan penyakit pada akar tanaman, seperti penyakit bercak akar kapas. 2. Saprophitik, yaitu: fungi tanah yang semasa hidupnya mendapatkan makanan (energi) dari dekomposisi bahan organik tanah. Fungi kelompok ini tidak menyebabkan penyakit pada akar tanaman.

3. Simbiotik, yaitu: fungi tanah yang semasa hidupnya berada pada akar-akar tanaman dan hubungannya dengan akar tanaman membentuk hubungan yang saling menguntungkan.

Fungi meliputi kelompok mikroorganisme heterotrofik yang tidak mengandung klorofil, tetapi secara historis disamakan dengan tumbuhan karena banyak kesamaan sifat keduanya. Fungi mirip tumbuhan tingkat rendah yaitu mempunyai dinding sel yang jelas dan berkembang biak. Fungi tidak membentuk akar batang dan daun seperti yang dibentuk oleh tumbuhan tingkat tinggi. Perbedaan lain ditunjukkan oleh tidak terbentuknya sistem pembuluh yang kompleks dan cadangan karbohidratnya yang berupa glikogen. Tubuh fungi biasanya terdiri dari atas benang-benang dan berinti banyak yakni inti selnya jelas. Struktur somatiknya hampir tidak mengalami diferensiasi. Fungi mempunyai bentuk pertumbuhan yang sama hanya dapat dibedakan berdasarkan sifat-sifat molekulernya. Benang-benang yang disebut hifa yakni penyusun tubuh fungi tumbuh melalui perpanjangan pada bagian ujungnya. Fungi merupakan mikroorganisme heterotrof sehingga tidak menyerap CO2. Untuk itu fungi

(8)

fungi adalah saproba yang memperoleh makanan dari bahan organik mati sedang yang lain hidup sebagai parasit bagi tumbuhan (Widyastutiet al., 2005).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fungi

Menurut Gandjar et al. (2006), pada umumnya fungi dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni sebagai berikut.

1. Substrat

Substrat merupakan sumber nutrien bagi fungi. Nutrien-nutrien baru dapat dimanfaatkan sesudah fungi mengeksresi enzim-enzim ekstraseluler yang dapat mengurai senyawa kompleks dari substrat tersebut menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.

2. Kelembapan

Faktor ini sangat penting untuk pertumbuhan fungi. Pada umumnya fungi tingkat rendah Rhizopus dan Mucormemerlukan lingkungan dengan kelembapan nisbi 90%. Sedangkan kapang Aspergillus, Penicillium, Fusarium dan banyak Hyphomycetes dapat hidup pada kelembapan nisbi yang rendah.

3. Suhu

Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk pertumbuhan, fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi psikrofil, mesofil, dan termofil. Mengetahui kisaran suhu pertumbuhan suatu fungi adalah sangat penting.

4. Derajat Keasaman Lingkungan (pH)

(9)

Fungi Perombak Serasah

Mikroba perombak bahan organik adalah kelompok mikroba yangberperan mempercepat proses perombakan (dekomposisi) bahan organikyang umumnya terdiri atas senyawa selulosa dan lignin yang dikenal dengan nama lignoselulosa. Dalam proses perombakan bahan organik, mikroba yang berperan sebagai perombak dapat berasal dari kelompok bakteri, cendawan dan aktinomisetes yang akan bekerja secara sinergis dalam menghasilkan produk akhir berupa humus yang stabil (N, P, K, Ca, Mg, dan lain-lain). Mikroba dari kelompok cendawan mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam merombak bahan organik dibandingkan dengan kelompok bakteri dan aktinomisetes. Kelompok bakteri atau cendawan yang berperan dalam merombak selulosa lebih dikenal dengan nama mikroba selulolitik dan ligninolitik untuk kelompok bakteri atau cendawan yang memiliki kemampuan danberperan dalam merombak lignoselulosa (Rosmimik dan Erny, 2007).

Fungi memilikiperan yang pentingsebagaidekomposerdalam proses dekomposisiserasahuntuksiklusnutriendanpembentukan humus tanah.

Kemampuan fungi

dalammendegradasisenyawalignoselulosapadaserasahdisebabkanolehadanya

sistem enzimekstraseluler,

(10)

Fungi banyak berperan dalam proses dekomposisi serasah karena memilki kemampuan untuk menghasilkan enzim selulase yang berguna dalam penguraian serasah. Menurut Alexander (1977), genus Aspergillus, Penicillium, dan beberapa genus lainnya seperti Trichoderma, Pseudomonas, Phanerochaeta, dan Thermospora merupakan kapang perombak bahan organik yang mengurai sisa-sisa tanaman khususnya yang mengandung hemiselulosa, selulosa, dan lignin. Sisa-sisa pohon di hutan merupakan sumber bahan makanan yang berlimpah bagi fungi. Fungi tertentu mempunyai peranan dalam perombakan lignin.

Hasil penelitian Handayani (2014) menemukan 9 jenis Fungi perombak serasah yang berperan penting didalam mendekomposisi serasah daun Rasamala (Altingia excelsa) dan serasah daun Pinus (Pinus merkusii). Fungi tersebut yakni Trichoderma sp.1, Aspergillus sp.1, dan Aspergillus sp.2, Aspergillus sp.3, Aspergillus sp.4, Mucor sp,Penicillium sp.1, Penicillium sp.2, Rhizopus sp.1 dan Trichoderma sp.1

(11)

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kawasan Konservasi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) ditetapkan berdasarkan pengumuman Menteri pertanian No 811/kpts/UM/1980 tanggal 6 Maret 1980 seluas 792.675 Ha. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 276/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 tentang Penunjukan Taman Nasional Gunung Leuser luas kawasan TNGL bertambah menjadi 1.094.692 Ha, yang terdiri dari Suaka Margasatwa Gunung Leuser seluas 416.500 Ha, Suaka Margasatwa Kluet seluas 20.000 Ha, Suaka Margasatwa Langkat Barat seluas 51.000 Ha, Suaka Margasatwa Langkat Selatan seluas 82.985 Ha, Suaka Margasatwa Sekunder seluas 79.500 Ha, Suaka Margasatwa Kappi seluas 142.800 Ha, Taman Wisata Lawe Gurah seluas 9.200 Ha, Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas seluas 292.707 Ha (YOSL-OIC, 2011).

Referensi

Dokumen terkait

Diulangi perlakuan sebanyak 5 kali dengan dengan rasio diameter puli yang berbeda.. Pengukuran diameter:

Keperawatan, dan lebih dari separuh perawat pada level junior nurse atau PK 1,(2) implementasi asesmen kompetensi di ruang rawat inap RSUD Cengkareng mempunyai

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan ( planning ), pelaksanaan ( acting ), pengamatan

siswa mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan mencapai nilai

Windmill Water Flow Top benefited from the force of gravity to the ater entering the turbine blade, so that power is generated not only from the kinetic energy comes

Tabel Hasil Output Uji Multikolinearitas Setelah Mengeluarkan Variabel Pengeluaran

7) Peserta didik menuliskan simpulan tentang para tokoh ilmuwan muslim ahli kimia pada masa Bani Umayyah 8) Peserta didik menyimpulkan ibrah dari

[r]