• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi penerapan standar pengelolaan pada sistem pendidikan di sekolah menengah atas negeri dan swasta Kabupaten Sleman - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Evaluasi penerapan standar pengelolaan pada sistem pendidikan di sekolah menengah atas negeri dan swasta Kabupaten Sleman - USD Repository"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN PADA

SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

NEGERI DAN SWASTA KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Disusun oleh :

Kristin Nugraheni

NIM: 041324043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

EVALUASI PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN PADA SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DAN

SWASTA DI KABUPATEN SLEMAN Kristin Nugraheni

Universitas Sanata Dharma 2010

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian antara standar pengelolaan dengan: (1) perencanaan program kerja sekolah; (2) pelaksanaan rencana kerja sekolah; (3) pengawasan dan evaluasi sekolah; (4) kepemimpinan sekolah; dan (5) sistem informasi manajemen sekolah.

Penelitian ini merupakan penelitian evaluatif dengan model evaluasi yang digunakan adalah model sumatif. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 47 SMA yang terdiri dari 17 SMA Negeri dan 30 SMA Swasta. Subjek penelitian ini adalah 47 responden kepala sekolah/waka kurikulum/guru yang telah diposisikan pada sekolah-sekolah menengah atas negeri dan swasta di Kabupaten Sleman. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan tabulasi data dengan standar kriteria penilaian menggunakan PAP Tipe 1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perencanaan program kerja sekolah sudah sesuai, dengan prosentase 95,8%; (2) pelaksanaan rencana kerja sekolah sudah sesuai, dengan prosentase 82,98%; (3) pengawasan dan evaluasi sekolah sudah sesuai, dengan prosentase 82,98%; (4) kepemimpinan sekolah sudah sesuai, dengan prosentase 95,74%; dan (5) sistem informasi manajemen sekolah belum sesuai dengan prosentase 61,7%. Dari analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, penerapan standar pengelolaan pada SMA di Kabupaten Sleman telah sesuai diterapkan. Maka, pelaksanaan tersebut harus bisa dipertahankan bahkan ditingkatkan agar menjadi lebih baik lagi. Namun, pada sistem informasi manajemen perlu dilakukan peninjauan kembali, serta mengupayakan peningkatan dan perbaikan pada sistem informasi manajemen sehingga nantinya pendidikan pada sekolah menengah atas negri dan swasta di Kabupaten Sleman dapat mencapai keberhasilan yang sesuai dengan target keberhasilan pada sistem pendidikan nasional.

Keywords: standar pengelolaan pendidikan, standar pendidikan nasional

(9)

ABSTRACT

THE EVALUATION OF MANAGEMENT STANDARD ON EDUCATIONAL SYSTEM IN STATE SENIOR AND

PRIVATE HIGH SCHOOLS IN SLEMAN REGENCY

Kristin Nugraheni Sanata Dharma University

2010

The research aims to analyze the appropriateness between management standard and (1) the plan of school working program; (2) the implementation of school working plan; (3) school supervision and evaluation; (4) school leadership; (5) information system of school management.

The research is an evaluative research by applying evaluation and summative model. Total of samples in the research were 47 Senior High Schools which consisted of 17 State Senior High Schools and 30 Private Senior High Schools. The subjects of research were 47 respondents consisted of the principal/vice principal of curriculum/teachers which had been positioned in state and private senior high schools in Sleman Regency. The technique of data collection was conducted by using questionnaire. The data collected were analyzed descriptively and data tabulation was conducted by standard of evaluation criteria by using Type-1 PAP.

The result of research shows that: (1) the planning of school working program has been appropriate with the management standard; the percentage is 95,8%, (2) the implementation of school working plan has been appropriate with the management standard , the percentage is 82,98%, (3) the school supervision and evaluation have been appropriate with the management standard; the percentage is 82,98%, (4) school leadership has been appropriate with the management standard; the percentage is 95,74% and (5) system of school management information has been appropriate with the management standard; the percentage is 61,7%. From the analysis it can be concluded that the implementation of management standard in Senior High Schools in Sleman Regency has been appropriately implemented. Thus, the implementation should be maintained, and even be increased in order to be better. However, in management information system it needs to be reviewed, increased and improved in order the management information system in education either in state or private senior high schools in Sleman Regency can achieve the successfulness which is appropriate with the target with national education system.

Keyword: standard of educational management, standard of national education

(10)

KATA PENGANTAR

Tiada kata lain yang dapat terungkap selain ucapan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, yang tanpa henti mencurahkan berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dalam perkuliahan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini. Meskipun terdapat banyak rintangan dalam penulisan skripsi ini, meskipun banyak kekecewaan dalam proses penulisan skripsi ini, tetapi Tuhan telah membuktikan bahwa berkat dan kasih karunia-Nya memberikan suatu yang luar biasa di dalam kehidupan ini. Hingga akhirnya skripsi dengan judul “EVALUASI

PENERAPAN STANDAR PENGELOLAAN PADA SISTEM PENDIDIKAN DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DAN SWASTA DI KABUPATEN SLEMAN” dapat terselesaikan.

Pada dasarnya, standar pengelolaan merupakan komponen dari standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar penyelenggaraan pendidikan dapat terlaksana dengan lebih efektif dan efisien. Standar pengelolaan berkaitan dengan perencanaan program kerja, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, serta sistem informasi manajemen. Perencanaan program kerja, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, serta sistem informasi manajemen yang diterapkan oleh pemerintah dirasa perlu dinilai kembali agar

(11)

terwujud sistem pendidikan yang berkualitas. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis kesesuaian perencanaan program kerja, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen pada sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman dengan standar pengelolaan. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk meneliti mengenai standar pengelolaan pendidikan pada sistem pendidikan di Kabupaten Sleman.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis tidak sendirian melainkan dibantu oleh pihak-pihak lain yang berkenan memberikan dukungan serta tambahan pengetahuan. Oleh karena itu, melalui skripsi ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Dosen pembimbing akademik dan Dosen Pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini yang telah banyak membantu penulis dalam proses pembelajaran baik dalam perkuliahan maupun dalam penyusunan skripsi ini atas saran, bimbingan dan arahannya.

3. Bapak Y. M. V. Mudayen, S.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membantu penulis dalam membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

(12)

4. Bapak Drs. P. A. Rubiyanto, selaku Dosen Pembimbing II dan Penguji dalam ujian sarjana yang dengan sabar membantu dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku sekretaris dalam panitia penguji ujian Sarjana yang sudah banyak memberikan masukan-masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Mbak Titin, selaku karyawan di sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi yang sudah dengan sabar membantu, mengarahkan dan melayani penulis dalam administrasi akademik.

7. Sekretariat Daerah Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian.

8. BAPPEDA Sleman, yang telah memberikan ijin dalam melakukan penelitian di SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman.

9. Seluruh SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman yang sudah bersedia mengijinkan penulis dalam melakukan penelitian (pengisian Kuesioner).

10.Bapak Ibuku tercinta, yang dengan sabar sudah membesarkan, mendidikku, membiayaiku sekolah hingga saat ini dan tanpa henti selalu memberikan semangat (dalam istilah jawanya: “ngopyak-opyak”) kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi dan ujian pendadaran.

11.Kedua adik-adikku yang tercinta, dik nana dan dik dian yang tanpa henti selalu menyemangatiku lewat sindirannya untuk segera LULUS kuliah.

(13)

12.Suamiku tercinta, mas herry yang selalu membimbingku, mengarahkanku dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

13.Malaikat kecilku “Agastya Eirena Kusumawicitra” yang sudah memberikanku semangat untuk menyelesaikan skripsi ini dan yang telah ikut menemaniku dalam ujian pendadaran sebelum hari kelahirannya.

14.Teman-teman Pendidikan Ekonomi, khususnya angkatan 2004-2005-2006-2007 atas kebersamaannya selama ini. Untuk yang belum lulus, tetep SEMANGAT yaaaaaa...yakinlah kalian juga pasti bisa melaluinya , ok.

15.Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dalam penyusunan skripsi ini, penulis merasa masih banyak keterbatasan, kekurangan yang membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca agar dikemudian hari bisa menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Selamat membaca...

Yogyakarta, 19 Juli 2010 Penulis,

Kristin Nugraheni

(14)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR TABEL ... xix

DAFTAR BAGAN ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 9

(15)

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Arti Penting Standarisasi Dalam Proses Pendidikan ... 11

B. Standar Nasional Pendidikan ... 15

C. Standar Pengelolaan Pendidikan ... 20

1. Perencanaan Program Kerja ... 23

2. Pelaksanaan Rencana Kerja ... 27

3. Pengawasan dan Evaluasi ... 34

4. Kepemimpinan Sekolah/Madrasah ... 38

5. Sistem Informasi Manajemen ... 41

D. Kerangka Pemikiran ... 43

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 46

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47

1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 47

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 47

1. Subjek Penelitian ... 47

2. Objek Penelitian ... 48

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 48

1. Variabel ... 48

2. Definisi Operasional ... 48

E. Instrumen Penelitian ... 50

(16)

F. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Populasi dan Sampel ... 51

2. Jenis Data ... 53

3. Metode Pengumpulan Data ... 53

G. Teknik Analisis Data ... 54

1. Analisis Data Deskriptif dan Tabulasi ... 55

2. PAP Tipe I ... ... 55

H. Kisi-kisi Penyusunan Kuesioner ... 57

BAB IV GAMBARAN UMUM 60 A. Letak Geografis Kabupaten Sleman ... 60

B. Luas Wilayah Kabupaten Sleman ... 60

C. Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Sleman ... 60

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 64 A. Pelaksanaan Penelitian ... 64

B. Analisis Data ... 64

1. Perencanaan Program Kerja ... 65

2. Pelaksanaan Rencana Kerja ... 66

3. Pengawasan dan Evaluasi ... 67

4. Kepemimpinan Sekolah ... 68

5. Sistem informasi manajemen ... 69

6. Sistem pendidikan Nasional ... 70

C. Pembahasan ... 71

(17)

1. Perencanaan Program Kerja ... 71

2. Pelaksanaan Rencana Kerja ... 72

3. Pengawasan dan Evaluasi ... 73

4. Kepemimpinan Sekolah ... 74

5. Sistem informasi manajemen ... 75

6. Sistem pendidikan Nasional ... 77

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 79

1. Perencanaan Program Kerja ... 79

2. Pelaksanaan Rencana Kerja ... 79

3. Pengawasan dan Evaluasi ... 80

4. Kepemimpinan Sekolah ... 80

5. Sistem informasi manajemen ... 81

6. Sistem pendidikan Nasional ... 81

B. Saran ... 82

1. Perencanaan Program Kerja ... 82

2. Pelaksanaan Rencana Kerja ... 83

3. Pengawasan dan Evaluasi ... 83

4. Kepemimpinan Sekolah ... 84

5. Sistem informasi manajemen ... 84

6. Sistem pendidikan Nasional ... 85

(18)

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN KUESIONARE ... 88

LAMPIRAN TABULASI DATA & KRITERIA PENILAIAN ... 99

LAMPIRAN SURAT IJIN PENELITIAN ... 123

LAMPIRAN SURAT KETERANGAN PENELITIAN DARI SEKOLAH .. 127

(19)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Penguasaan Kompetensi PAP I ... 56

Tabel III.2 Daftar Pedoman Kuesioner ... 58

Tabel IV.1 Daftar SMA Negeri dan Swasta Kabupaten Sleman ... 61

Tabel V.1 Tabulasi Data Perencanaan Program Kerja ... 99

Tabel V.2 Tabulasi Data Pelaksanaan Rencana Kerja ... 101

Tabel V.3 Tabulasi Data Pengawasan dan Evaluasi ... 103

Tabel V.4 Tabulasi Data Kepemimpinan Sekolah ... 105

Tabel V.5 Tabulasi Data Sistem Informasi Manajemen ... 107

Tabel V.6 Tabulasi Data Sistem Pendidikan Nasional ... 109

Tabel V.7 Tingkat Penguasaan Kompetensi ... 64

Tabel V.8 Kriteria Perencanaan Program Kerja ... 111

Tabel V.9 Persentase Kriteria Perencanaan Program Kerja ... 65

Tabel V.10 Kriteria Pelaksanaan Rencana Kerja ... 113

Tabel V.11 Persentase Kriteria Pelaksanaan Rencana Kerja ... 66

Tabel V.12 Kriteria Pengawasan dan Evaluasi ... 115

Tabel V.13 Persentase Kriteria Pengawasan dan Evaluasi ... 67

Tabel V.14 Kriteria Kepemimpinan Sekolah ... 117

Tabel V.15 Persentase Kriteria Kepemimpinan Sekolah ... 68

Tabel V.16 Kriteria Sistem Informasi Manajemen ... 119

Tabel V.17 Persentase Kriteria Sistem Informasi Manajemen ... 69

Tabel V.18 Kriteria Sistem Pendidikan Nasional ... 121

Tabel V.19 Persentase Kriteria Sistem Pendidikan Nasional ... 70

(20)

DAFTAR GAMBAR BAGAN

Gambar Bagan II.1 Kerangka Konseptual ... 45

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Kuesionare ... 88-98 Lampiran Tabulasi Data dan Kriteria Penilaian ... 99-122 Lampiran Surat Ijin Penelitian ... 123-126 Lampiran Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 127-139

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan mengemban suatu misi yang teramat penting yaitu untuk membentuk manusia seutuhnya yang memiliki semangat kebangsaan cinta tanah air dan mampu mengisi partisipasi dalam pembangunan. Pada era globalisasi sekarang ini semakin dirasakan betapa pentingnya pengembangan pendidikan, hal ini disebabkan karena banyaknya teknologi yang bermunculan atau pesatnya peradaban yang akan menuntut kesiapan sumber daya manusia yang lebih matang dalam segala hal. Pendidikan merupakan salah satu andalan yang dibutuhkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat memenuhi tuntunan zaman. Persiapan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan harus dilakukan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi.

(23)

Dalam pembukaan UUD 1945, khususnya pada alinea keempat tersurat bahwa keberadaan Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 mempunyai misi, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dengan kata lain salah satu misi Negara Republik Indonesia yakni, mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan misi itu maka usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan semakin digalakkan. Kecerdasan bangsa akan menjadi modal dasar dalam mewujudkan misi-misi yang lain, terutama dalam rangka mencapai visi Negara Republik Indonesia yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Selain itu, menurut pasal 31 ayat 1 dan 2 UUD 1945 dapat diketahui bahwa Negara Republik Indonesia menyatakan bahwa tiap-tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran, dan pemerintah mengusahakan serta menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang. Hal ini dapat diartikan bahwa Negara Republik Indonesia sangat menyadari arti penting pendidikan bagi kehidupan bangsa dan Negara.

(24)

pendidikan dapat berjalan dengan baik, jika pendidikan tersebut dapat berperan secara proporsif, kontekstual dan komprehensif. Begitu pula dijelaskan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab 1 pasal 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas, 2007: 2). Sehingga didalam kehidupan suatu Negara, pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia (O’neil dan Mansour Fakhih, 2008: 412). Hal tersebut yang

seharusnya diketahui untuk dapat mewujudkan pendidikan yang ideal di Republik Indonesia.

(25)

Standar Nasional Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang harus dipenuhi oleh penyelenggara atau satuan pendidikan yang berlaku di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU Sisdiknas, 2006: 105).Tujuan dari Standar Nasional Pendidikan adalah untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (UU Sisdiknas, 2006:111). Selain itu, Standar Pendidikan Nasional diharapkan dapat memenuhi dan menjawab masalah pendidikan sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dapat diketahui bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.

(26)

murid, kekurangan guru, bahkan kondisi fisik gedung sekolah yang tidak memungkinkan lagi digunakan sebagai tempat belajar mengajar. Dengan kata lain bahwa berdasarkan realita yang ada, sampai dengan saat ini dalam dunia pendidikan di Indonesia masih saja ditemukan berbagai masalah. Sebagaimana diulas oleh berbagai media cetak dan elektronik, bahwa dalam dunia pendidikan di Indonesia masih dijumpai berbagai kekurangan dan permasalahan. Permasalahan tersebut salah satunya adalah kurang optimalnya pengelolaan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

(27)

Mengingat pentingnya standar pengelolaan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas maka Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan perlu dievaluasi pelaksanaannya. Pelaksanaan evaluasi Standar Pengelolaan pada sistem pendidikan nasional dapat dilakukan melalui penelitian. Pemilihan Standar Pengelolaan sebagai objek yang diteliti pada penelitian dilakukan melalui pertimbangan berikut.

1. Standar pengelolaan merupakan komponen dari standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, sehingga standar ini merupakan kunci dari pencapaian tujuan satuan pendidikan.

2. Standar pengelolaan pendidikan merupakan standar yang sangat penting bagi satuan pendidikan agar penyelenggaraan kegiatan pada satuan pendidikan dapat terlaksana dengan lebih efektif dan efisien.

3. Adanya berbagai kekurangan dan permasalahan dalam dunia pendidikan di Indonesia yang disebabkan kurang optimalnya pengelolaan dalam sistem pendidikan di Indonesia.

4. Standar pengelolaan pendidikan adalah komponen yang sangat dibutuhkan untuk mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

(28)

Dengan memperhatikan permasalahan yang terjadi pada pengelolaan sistem pendidikan yang terjadi di Indonesia, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Penerapan Standar Pengelolaan

Pada Sistem Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman”.

B. Batasan Masalah

Bertitik tolak dari uraian latar belakang dan permasalahan yang ada dalam judul “Evaluasi Penerapan Standar Pengelolaan Pada Sistem Pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman”, serta untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka penulis memberikan pembatasan terhadap permasalahan. Batasan terhadap permasalahan pada penelitian ini adalah pada evaluasi penerapan standar pengelolaan yang berkaitan dengan: perencanaan program kerja, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen pada sistem pendidikan sekolah-sekolah menengah atas negeri dan swasta yang ada di Kabupaten Sleman.

C. Rumusan Masalah

(29)

latar belakang di atas, bahwa standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota/provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah perencanaan program kerja pada sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swastadi Kabupaten Sleman sesuai dengan standar pengelolaan?

2. Apakah pelaksanaan rencana kerja pada sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman sesuai dengan standar pengelolaan?

3. Apakah pengawasan dan evaluasi pada sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman sesuai dengan standar pengelolaan?

4. Apakah kepemimpinan sekolah pada sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman sesuai dengan standar pengelolaan?

(30)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis kesesuaian perencanaan program kerja pada sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman dengan standar pengelolaan.

2. Menganalisis kesesuaian pelaksanaan rencana kerja pada sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman dengan standar pengelolaan.

3. Menganalisis kesesuaian pengawasan dan evaluasi pada sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman dengan standar pengelolaan.

4. Menganalisis kesesuaian kepemimpinan sekolah pada sistem pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Kabupaten Sleman dengan standar pengelolaan.

(31)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pemerintah untuk meningkatkan dan memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia khususnya standar pengelolaan sistem pendidikan yang efektif dan efisien.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wacana ilmiah,

tambahan referensi dan bahan kajian bagi peneliti lainnyadalam penelitian

yang menyangkut masalah-masalahyang relevan dengan topik.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengalaman dan pengetahuan

penulis mengenai standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Arti Penting Standarisasi dalam Proses Pendidikan

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa standar pendidikan merupakan kriteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan sistem pendidikan nasional yang harus dipenuhi oleh penyelenggara atau satuan pendidikan. Dengan kata lain bahwa standar pendidikan merupakan kriteria-kriteria yang mengatur proses pendidikan. Melakukan standarisasi pada proses pendidikan merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan diterapkan dalam pendidikan, khususnya di Indonesia. Ini disebabkan karena standarisasi pada proses pendidikan merupakan pembaharuan dalam sistem pendidikan nasional yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendidikan.

Salah satu visi dari pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Untuk dapat mewujudkan visi ini, maka perlu ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan pendidikan. Salah satu prinsip tersebut adalah dengan ditetapkannya suatu standar pendidikan yang harus diselenggarakan didalam proses pendidikan dan pemberdayaan peserta didik. Implikasi dari prinsipstandarisasi pada proses

(33)

pendidikan yaitu tercapainya hasil yang optimal dari proses pendidikan dan pembelajaran. Hasil yang optimal tersebut dapat berupa peningkatan kualitas pendidikan yang merupakan tujuan dari sistem pendidikan nasional. Banyak upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas dunia pendidikan, antara lain adalah dengan peningkatan anggaran pendidikan, sarana dan prasarana dan yang terakhir merevisi Undang-Undang Sisdiknas (Usman, 2004: 29).

Peningkatan kualitas ini juga tidak dapat dilepaskan dari peran dan fungsi guru bukan lagi sekedar pentransfer ilmu dan pembuka wawasan bagi para siswa didik, guru juga dituntut untuk menjadi agen perubahan dan membuat masa depan pendidikan menjadi lebih baik. Hal ini memang tidaklah mudah sebab membutuhkan guru yang profesional dan handal, yaitu guru yang memiliki pengetahuan luas, ketrampilan dan kemampuan memahami tunas-tunas yang dibebankan kepadanya serta mampu mengaktualisasikan kurikulum yang ada (Majid, 2005: 16).

(34)

Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, standar proses merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Standar proses berisikan kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia Oleh karena itu standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu di manapun lembaga pendidikan itu berada secara nasional. Standar nasional pendidikan tersebut berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran yang berisi tentang bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung, selanjutnya standarisasi pada proses pendidikan diarahkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang berkualitas (Tilaar dan Rian Nugroho, 2008: 37).

(35)

terwujud melalui pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut. Melalui aktivitas-aktivitas inilah proses pembelajaran diharapkan dapat menjadi efektif, efisien dan mampu menggapai visi pendidikan yang telah dicanangkan.

Fungsi dari standar proses pendidikan secara umum adalah sebagai standar minimal yang harus dilakukan serta mempunyai fungsi sebagai pengendali proses pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran, terdapat 4 fungsi standar proses diantaranya (Darmaningtyasdkk, 2004: 28):

1. Fungsi standar proses dalam rangka mencapai standar kompetensi yang harus dicapai. Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu, kompetensi yang harus dicapai dalam iktiar pendidikan. 2. Fungsi standar proses bagi guru sebagai pedoman dalam membuat

perencanaan program pembelajaran, baik program untuk periode tertentu maupun program pembelajaran harian, dan sebagai pedoman untuk implementasi/menguraikan program dalam kegiatan nyata di lapangan.

3. Fungsi standar proses bagi kepala sekolah sebagai alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya, sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai kebijakan sekolah khususnya dalam menentukan dan mengusahakan ketersediaan berbagai keperluan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan.

(36)

disempurnakan atau diperbaiki oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada pasal 19 dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat, perkembangan fisik serta psikologis. Selain itu dalam proses pembelajaran, pendidik juga diwajibkan untuk dapat memberikan keteladanan (http://www.bsnp-indonesia.org/standards-proses.php). Dalam peraturan pemerintah ini juga dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan harus melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan kata lain bahwa standarisasi pada proses pendidikan sangat penting untuk menjamin terlaksananya proses pendidikan yang efektif dan efisien, sehingga dapat mewujudkan keberhasilan dalam dunia pendidikan.

B. Standar Nasional Pendidikan

(37)

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka dibentuklah suatu Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) melalui PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

BSNP merupakan suatu lembaga mandiri yang independen yang bertugas untuk mengembangkan, memantau pelaksanaan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan standar nasional pendidikan (Tim Redaksi Fokusmedia, 2008: 4). BSNP berkedudukan di ibu kotawilayah Negara Republik Indonesia yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Keanggotaan BSNP berjumlah gasal, yaitu paling sedikit berjumlah 11 orang dan paling banyak berjumlah 15 orang, diangkat dan diberhentikan oleh Menteri untuk masa bakti 4 tahun. BSNP dipimpin oleh seorang ketua dan seorang sekretaris yang dipilih oleh dan dari anggota atas dasar suara terbanyak. Anggota-anggota BSNP terdiri dari ahli-ahli di bidang psikometri, evaluasi pendidikan, kurikulum, dan manajemen pendidikan yang memiliki wawasan, pengalaman, dan komitmen untuk peningkatan mutu pendidikan.Untuk membantu kelancaran tugasnya BSNP didukung oleh sebuah sekretariat yang secara ex-officio diketuai oleh pejabat Departemen yang ditunjuk oleh Menteri, serta memiliki wewenang untuk menunjuk tim ahli yang bersifat

ad-hoc sesuai kebutuhan (http://www.bsnp-indonesia.org/about.php).

(38)

Menurut PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 1, standar nasional pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.Selain itu standar nasional pendidikan bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.Standar Nasional Pendidikan diharapkan dapat disempurnakan secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global (Tim Redaksi Fokusmedia, 2008: 6).

Standar nasional pendidikan memiliki ruang lingkup yang mengatur pelaksanaan pendidikan. Ruang lingkup standar nasional pendidikan adalah sebagai berikut (Tim Redaksi Fokusmedia, 2005: 5-6):

1. Standar Isi

(39)

2. Standar Proses

Perencanaan proses pembelajaran merupakan standar yang meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi belajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Setiap satuan pendidikan diwajibkan untuk melakukan dan menerapkan standar proses melalui perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

3. Standar Kompetensi Lulusan

Standar kompetensi lulusan adalah standar yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan.Standar kompetensi lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran dan mata kuliah atau kelompok mata kuliah.Standar ini juga mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. 4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(40)

5. Standar Sarana dan Prasarana

Standar sarana dan prasarana merupakan paraturan mengenai sarana dan prasarana yang wajib dimiliki oleh setiap satuan pendidikan yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Sarana yang wajib dimiliki oleh setiap satuan pendidikan meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang dapat digunakan untuk menunjang proses pendidikan. Sedangkan prasarana yang wajib dimiliki oleh setiap satuan pendidikan meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran. 6. Standar Pengelolaan

(41)

7. Standar Pembiayaan

Biaya pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal.Biaya investasi meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya operasi merupakan gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai serta biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya. Sedangkan biaya personal merupakan biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

8. Standar Penilaian Pendidikan

Standar penilaian pendidikan adalah standar yang mengatur mengenai cara penilaian hasil dari suatu proses pembelajaran yang dilakukan secara berkelanjutan. Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri dari penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah.

C. Standar Pengelolaan Pendidikan

(42)

pendidikan yang merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektifitas penyelenggaraan pendidikan.

Menurut PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, standar pengelolaan pendidikan dilaksanakan oleh tiga tingkatan yang berbeda, yaitu (Tim Redaksi Fokusmedia, 2008: 31-38):

1. Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan

Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman mengenai pengelolaan satuan pendidikan. Pedoman tersebut merupakan pedoman yang mengatur tentang kurikulum tingkat satuan dan silabus, kalender akademik yang menunjukkan seluruh kategori aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan dan mingguan, struktur organisasi satuan pendidikan, pembagian tugas di antara pendidik, pembagian tugas diantara tenaga kependidikan, peraturan akademik, tata tertib satuan pendidikan, kode etik hubungan antar sesama warga dalam lingkungan satuan pendidikan dan biaya operasional satuan pendidikan.

2. Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Daerah

(43)

dipertanggungjawabkan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Rencana kerja tahunan di bidang pendidikan ini disusun dengan memprioritaskan program: wajib belajar, peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah, penuntasan pemberantasan buta aksara, penjaminan mutu pada satuan pendidikan, peningkatan status guru sebagai profesi, akreditasi pendidikan, peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan pemenuhan standar pelayanan minimal di bidang pendidikan. 3. Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah

(44)

sekurang-kurangnya satu satuan pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional.

Dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, maka ditetapkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Permendiknas) No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan. Oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Ruang lingkup dari standar pengelolaan pendidikan pada (Permendiknas) No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan terdiri atas perencanaan program kerja, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah dan sistem informasi manajemen.Berikut akan dijelaskan secara lebih rinci mengenai masing-masing lingkup standar pengelolaan pendidikan (http://www.bsnp-indonesia.org/files/permen_19_th-2007.zip):

1. Perencanaan Program Kerja

(45)

khusus yang berkaitan dengan program sekolah, serta pengembangannya.Pada tahap selanjutnya, maka sekolah dapat merumuskan dan menetapkan tujuan serta mengembangkannya, mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Selain menetapkan visi, misi dan tujuan dari satuan pendidikan, maka pengelolaan pendidikan juga tidak luput dari rencana kerja. Rencana kerja sekolah/madrasah terdiri dari dua macam, yaitu: rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu empat tahun yang berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan perbaikan komponen yang mendukung peningkatan mutu lulusan serta rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.

Sedangkan visi, misi dan tujuan dari sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

a. Visi Sekolah/Madrasah

1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan pada masa yang akan datang;

(46)

3) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di

atasnya serta visi pendidikan nasional;

4) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala

sekolah/madrasah dengan memperhatikan masukan komite

sekolah/madrasah;

5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak

yang berkepentingan;

6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuaidengan

perkembangan dan tantangan di masyarakat.

b. Misi Sekolah/Madrasah

1) Memberikan arah dalam mewujudkan visi sekolah/madrasahsesuai dengan tujuan pendidikan nasional;

2) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu;

3) menjadi dasar program pokok sekolah/madrasah;

4) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan

yang diharapkan oleh sekolah/madrasah;

5) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program

sekolah/madrasah;

6) memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan kegiatan

(47)

7) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak

yangberkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan

diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala

sekolah/madrasah;

8) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak

yang berkepentingan;

9) ditinjaudan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan

perkembangan dan tantangan di masyarakat.

c. Tujuan Sekolah/Madrasah:

1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalamjangka menengah (empat tahunan);

2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;

3) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah/madrasah dan Pemerintah;

4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan

pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;

(48)

2. Pelaksanaan Rencana Kerja

Dalam pelaksanaan rencana kerja yang ditetapkan oleh Permendagri No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan, maka dijelaskan bahwa suatu satuan pendidikan harus memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis, struktur organisasi sekolah/madrasah, pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah, bidang kesiswaan, bidang kurikulum dan kegiatan pembelajaran, bidang pendidikan dan tenaga kependidikan, bidang sarana dan prasarana, bidang keuangan dan pembiayaan, budaya dan lingkungan sekolah/madrasah serta peran serta masyarakat dan kemitraan sekolah/madrasah. Berikut akan dijelaskan mengenai masing-masing lingkup pelaksanaan rencana kerja.

a. Pedoman Sekolah/Madrasah

Pedoman sekolah/madrasah berfungsi sebagai petunjuk pelaksanaan operasional.Pedoman sekolah/madrasah dirumuskan dengan mempertimbangkan visi, misi dan tujuan sekolah/madrasah, yang ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan masyarakat. Pedoman pengelolaan sekolah/madrasah meliputi:

1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); 2) kalender pendidikan/akademik;

3) struktur organisasi sekolah/madrasah; 4) pembagian tugas di antara guru;

(49)

6) peraturan akademik;

7) tata tertib sekolah/madrasah; 8) kode etik sekolah/madrasah;

9) biaya operasional sekolah/madrasah.

Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan serta

pembagiantugas pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala tahunan, sedangkan yang lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan.

b. Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah

Struktur organisasi sekolah/madrasah berisi tentang sistem penyelenggaraan dan administrasi yang diuraikan secara jelas dantransparan.Semua pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan penyelenggaraan dan administrasi sekolah/madrasah.Pedoman yang mengatur tentang struktur organisasi sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

1) memasukkan unsur staf administrasi dengan wewenang dan tanggungjawab yang jelas untuk menyelenggarakan administrasi

secara optimal;

2) dievaluasi secara berkala untuk melihat efektifitas mekanisme kerja pengelolaan sekolah;

(50)

c. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah/Madrasah

Kegiatan sekolah/madrasah dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan oleh penanggung jawab kegiatan yang didasarkan pada ketersediaan sumber daya yang ada.Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah yang tidak sesuai dengan rencana yang sudah

ditetapkan perlu mendapat persetujuan melalui rapat dewan pendidik dan komite sekolah/madrasah.Kepala sekolah/madrasah merupakan

penanggung jawab pelaksanaan pengelolaan bidang akademik pada rapat

dewan pendidik dan bidang non-akademik pada rapat komite

sekolah/madrasah dalambentuk laporan pada akhir tahun ajaran yang

disampaikan sebelum penyusunan rencana kerja tahunan berikutnya.

d. Bidang Kesiswaan

Sekolah menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional mengenai proses penerimaan peserta didik. Sekolah memberikan layanan konseling kepada peserta didik, melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler untuk para peserta didik, melakukan pembinaan prestasi unggulan, melakukan pelacakan terhadap alumni. e. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran

(51)

1) Penyusunan KTSP memperhatikan standarisi, standar kompetensi kelulusan dan peraturan pelaksanaannya dikembangkan sesuai kondisi sekolah, potensi atau karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

2) Silabus setiap mata pelajaran yang diampunya harus sesuai dengan standarisi, standar kompetensi kelulusan dan panduan penyusunan KTSP.

3) Penyusunan KTSP tingkat SMA di koordinasi,disupervisi dan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Provinsi

Sekolah/Madrasah menyusun kalender pendidikan/akademikyang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler,

dan hari libur.Penyusunan kalender akademik didasarkan pada standar isi, berisi mengenai pelaksanaan aktivitas sekolah selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan. Selain itu sekolah/madrasah juga menyusun jadwal penyusunan KTSP dan daftar mata pelajaran yang dijadwalkan pada semester gasal dan semester genap.

(52)

harus memiliki peraturan akademik. Peraturan akademik tersebut antara lain meliputi:

a) persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari guru;

b) ketentuan mengenai ulangan, remedial, ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan;

c) ketentuan mengenai hak siswa menggunakan fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan buku pelajaran, buku referensi, dan buku perpustakaan;

d) ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata pelajaran, wali kelas, dan konselor.

Peraturan akademik diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala sekolah.

f. Bidang pendidikan dan Tenaga Kependidikan

Penyusunan program pendayagunaanpendidik dan tenaga kependidikan memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan dandikembangkan sesuai dengan kondisisekolah. Pendayagunaan tenaga pendidik dan bidang kependidikan tersebut didasarkan atas:

1) asas kemanfaatan, kepatutan, dan profesionalisme;

(53)

3) disesuaikan dengan kebutuhan baik jumlah maupun kualifikasinya dengan menetapkan prioritas;

4) mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi ke posisi lain didasarkan pada analisis jabatan dengan diikuti orientasi tugas oleh pimpinan tertinggi sekolah yang dilakukan setelah empattahun, tetapi bisa diperpanjang berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, sedangkan untuk tenaga kependidikan tambahan tidak ada mutasi. g. Bidang Sarana dan Prasarana

Sekolah/Madrasah menetapkan kebijakan program secara tertulis

mengenai pengelolaan sarana dan prasarana. Program pengelolaan sarana dan prasarana mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana dalam hal:

1) merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan;

2) mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan sarana dan prasarana agar tetap berfungsi mendukung proses pendidikan;

3) melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap tingkat kelas di sekolah; 4) menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai

dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat; 5) pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan

(54)

h. Bidang Keuangan dan Pembiayaan

Sekolah/Madrasah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi

dan operasional yang mengacu pada Standar Pembiayaan. Pedoman

pengelolaan biaya investasi dan operasionalSekolah/Madrasah ini

digunakan untuk mengatur:

1) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah dana yang dikelola;

2) penyusunan dan pencairan anggaran, serta penggalangan dana di luar dana investasi dan operasional;

3) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah dalam membelanjakan anggaran pendidikan sesuai dengan peruntukannya; 4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan

anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah, serta institusi di atasnya.

i. Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah

Lingkungan sekolah/madrasah memiliki budaya tertentu. Budaya yang ada dalam lingkungan sekolah/madrasah adalah sebagai berikut: 1) Sekolah menciptakan suasana, iklim, dan lingkungan pendidikan yang

kondusif untuk pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan.

2) Adanya tata-tertib dan kode etik warga sekolah.

(55)

j. Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah/Madrasah

Sekolah melibatkan warga dan masyarakat pendukung sekolah/madrasah dalam mengelola pendidikan baik secara akademik dan non akademik. Keterlibatan peran serta warga sekolah dan masyarakat dalam pengelolaan dibatasi pada kegiatan tertentu yang telah ditetapkan. 3. Pengawasan dan Evaluasi

Pengelolaan sistem pendidikan juga tidak boleh terlepas dari pengawasan dan evaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk menilai dan memastikan bahwa sistem pengelolaan pendidikan telah berjalan dengan semestinya. Pengawasan pada standar pengelolaan pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Sekolah/Madrasah menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung jawab dan berkelanjutan.

b. Penyusunan program pengawasan di sekolah/madrasah didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan.

c. Program pengawasan disosialisasikan ke seluruh pendidik dan tenaga kependidikan.

d. Pengawasan pengelolaan sekolah/madrasah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak lanjut hasil pengawasan.

(56)

yang berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan untukmenilai

efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan.

f. Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas

sekolah/madrasah.

g. Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolah/madrasah dan orang

tua/wali peserta didik.

h. Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang ditujukan kepada

kepala sekolah/madrasah. kepalasekolah/madrasah, secara terus menerus

melakukan pengawasan pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.

i. Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi kepada komite sekolah/madrasah dan pihak-pihak lain yang berkepentingan

sekurang-kurangnya setiap akhir semester.

j. Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasan di sekolah kepada bupati/walikota melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang

bertanggung jawab di bidang pendidikan dan sekolah yang bersangkutan,

setelah dikonfirmasikan pada sekolah terkait.

k. Pengawas madrasah melaporkan hasil pengawasan di madrasah kepada Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota dan pada madrasah yang

(57)

l. Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan menindaklanjuti laporan hasil pengawasan tersebut dalam rangka meningkatkan mutu

sekolah/madrasah, termasuk memberikan sanksi atas penyimpangan yang

ditemukan.

m. Sekolah/Madrasah mendokumentasikan dan menggunakan hasil pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut

untuk memperbaiki kinerja sekolah/madrasah, dalam pengelolaan

pembelajaran dan pengelolaan secara keseluruhan.

Evaluasi merupakan tindakan yang dilakukanuntuk menilai kesesuaian antara peraturan-peraturan dan standar yang telah ditetapkan dengan pelaksanaannya di dalam dunia pendidikan.Evaluasi pada standar pengelolaan pendidikan meliputi:

1. Evaluasi Diri

Evaluasi diri meliputi:

a. Sekolah/Madrasah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah/madrasah.

b. Sekolah/Madrasah menetapkanprioritas indikator untukmengukur, menilai kinerja, dan melakukan perbaikan dalam rangka pelaksanaan

Standar Nasional Pendidikan.

c. Sekolah/Madrasah melaksanakan:evaluasi proses pembelajaran secara periodik, sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun, pada akhir

(58)

periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun, pada akhir

tahun anggaran sekolah/madrasah.

d. Evaluasi diri sekolah/madrasah dilakukan secara periodik berdasar pada data dan informasi yang sahih.

2. Evaluasi dan Pengembangan KTSP.

Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara:

a. komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir;

b. berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta perubahan sistem pendidikan, maupun perubahan

sosial;

c. integratif dan monolitik sejalan dengan perubahan tingkat mata pelajaran;

d. menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak meliputi: dewan pendidik, komite sekolah/madrasah, pemakai lulusan, dan alumni.

3. Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Uraian tentang evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan adalah sebagai berikut:

a. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan direncanakan secara komprehensif pada setiap akhir semester dengan

(59)

b. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan meliputi kesesuaian penugasan dengan keahlian, keseimbangan beban kerja,

dan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan

tugas.

c. Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan pencapaian prestasi dan perubahan-perubahan peserta didik.

Peraturan mengenai akreditasi sekolah/madrasah juga dilaksanakanmenurut ketentuan dari standar pengelolaan. Uraian mengenai akreditasi sekolah/madrasah pada standar pengelolaan pendidikan adalah sebagai berikut:

a. Sekolah/Madrasah menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengikuti akreditasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

b. Sekolah/Madrasah meningkatkan status akreditasi, dengan menggunakan lembaga akreditasi eksternal yang memiliki legitimasi.

c. Sekolah/Madrasah harus terus meningkatkan kualitas kelembagaannya secara holistik dengan menindaklanjuti saran-saran hasil akreditasi.

4. Kepemimpinan Sekolah/Madrasah

Ketentuan dari kepemimpinan sekolah/madrasah adalah sebagai berikut:

(60)

b. Kriteria untuk menjadi kepala dan wakil kepala sekolah/madrasahberdasarkan ketentuan dalam standar pendidik dan

tenaga kependidikan.

c. Kepala SMP/MTs/SMPLB dibantu minimal oleh satu orang wakil kepala sekolah/madrasah.

d. Kepala SMA/MA dibantu minimal tiga wakil kepala sekolah/madrasah untuk bidang akademik, sarana-prasarana, dan kesiswaan, sedangkan

kepala SMK dibantu empat wakil kepala sekolah untuk bidang akademik,

sarana-prasarana, kesiswaan, dan hubungan dunia usaha dan dunia

industri. Dalam hal tertentu atau sekolah/madrasah yang masih dalam taraf

pengembangan, kepala sekolah/madrasah dapatmenugaskan guru untuk

melaksanakan fungsi wakil kepalasekolah/madrasah.

e. Wakil kepala sekolah/madrasah dipilih oleh dewan pendidik, dan proses pengangkatan serta keputusannya, dilaporkan secara tertulis oleh kepala

sekolah/madrasah kepada institusi di atasnya. Dalam hal

sekolah/madrasah swasta, institusi dimaksud adalah penyelenggara

sekolah/madrasah.

f. Kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah memiliki kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan sesuai dengan Standar Pengelolaan Satuan

(61)

g. Kepala sekolah/madrasah diwajibkan untuk: 1) menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;

2) merumuskan tujuan dan target mutu yang akan dicapai;

3) menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan kelemahan sekolah/madrasah;

4) membuat rencana kerja strategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan mutu;

5) bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran sekolah/madrasah;

6) melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting sekolah/madrasah. Dalam hal sekolah/madrasah swasta,

pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara

sekolah/madrasah;

7) berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik dan masyarakat;

8) menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan

atas prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan dan kode etik;

9) menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik; 10)bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif mengenai

(62)

11)melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk meningkatkan kinerja

sekolah/madrasah;

12)meningkatkan mutu pendidikan;

13)memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;

14)memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan, dan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh

komunitas sekolah/madrasah;

15)membantu, membina, dan mempertahankan lingkungan sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi

proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru

dan tenaga kependidikan;

16)menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah/madrasah untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman,

sehat, efisien, dan efektif;

17)menjalin kerja sama dengan orang tua peserta didik dan masyarakat, dan komite sekolah/madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan

komunitas yang beragam, dan memobilisasi sumber daya masyarakat;

(63)

h. Kepala sekolah/madrasahdapat mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala sekolah/madrasah sesuai dengan

bidangnya.

5. Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang bertujuan untuk yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan pengelolaan.Dalam pengelolaan pendidikan sistem informasi manajemen juga merupakan salah satu hal yang penting untuk menunjang sistem pendidikan.Sistem informasi manajemen dalam standar pengelolaan pendidikan diuraikan sebagaimana berikut:

a. Sekolah/Madrasah diwajibkan untuk:

1) mengelola sistem informasi manajemen yang memadai untukmendukung administrasi pendidikan yang efektif, efisien dan

akuntabel;

2) menyediakan fasilitas informasi yang efesien, efektif dan mudah diakses;

3) menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani permintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan

dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah/madrasah baik

secara lisan maupun tertulis dan semuanya direkam dan

(64)

4) melaporkan data informasi sekolah/madrasah yang telah didokumentasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

b. Komunikasi antar warga sekolah/madrasah di lingkungan sekolah/madrasah dilaksanakan secara efisien dan efektif.

D. Kerangka Pemikiran

Dasar pemikiran pada penelitian ini mengacu pada sistem pendidikan

nasional.Sistem pendidikan nasional merupakan sistem yang diterapkan untuk

memenuhi berbagai tujuan.Penerapan sistem pendidikan nasional ini dilaksanakan

berdasarkan undang-undang dan regulasi yang telah ditetapkan oleh

pemerintah.Untuk dapat mewujudkan sistem pendidikan nasional yang sesuai

dengan undang-undang sistem pendidikan nasional, maka dibutuhkan suatu

standar tertentu untuk mengelola pendidikan.Standar tersebut adalah standar

pengelolaan pendidikan.

Standar pengelolaan pendidikan merupakan peraturan-peraturan yang

mendasari pengelolaan pendidikan agar dapat menciptakan keberhasilan bagi

dunia pendidikan.yang mencakup 5 hal, yaitu perencanaan program kerja,

pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan

sekolah/madrasah dan sistem informasi manajemen yang ada di satuan

pendidikan. Perencanaan program kerja merupakan hal-hal yang dirumuskan dan

(65)

berjalan dengan baik.Perencanaan program kerja mancakup visi dan misi satuan

pendidikan, tujuan satuan pendidikan, serta rencana kerja satuan

pendidikan.Setelah perencanaan program kerja ditetapkan, maka langkah

selanjutnya dari satuan pendidikan adalah pelaksanaan rencana kerja.Dalam

melaksanakan rencana kerja, satuan pendidikan memiliki pedoman-pedoman

tertentu yang harus ditepati dan dijalankan.Pelaksanaan rencana kerja ini tentunya

tidak terlepas dari pengawasan dan evaluasi.Pengawasan dan evaluasi harus

dilakukan agar satuan pendidikan dapat menilai dan mengetahui keberhasilan dari

pengelolaan pendidikannya.Pelaksanaan standar pengelolaan juga tidak dapat

terlepas dari kepemimpinan yang baik pada satuan pendidikan.Selain keempat

faktor diatas, maka ada faktor lain yang harus dipenuhi dalam pengelolaan satuan

pendidikan, yaitu sistem informasi manajemen. Dengan sistem informasi

manajemen yang memadai, maka kegiatan operasional satuan pendidikan akan

berjalan dengan lebih baik. Namun pada dasarnya pelaksanaan standar

pengelolaan pendidikan dan seluruh lingkup yang terkandung didalamnya

merupakan dasar-dasar yang harus diterapkan dengan tujuan untuk menggerakkan

sistem pendidikan nasional kearah yang lebih baik. Penerapan kelima lingkup

standar pengelolaan pendidikan ini akan sangat berhubungan dan berpengaruh

pada sistem pendidikan nasional. Oleh karena itu, perlu diadakan suatu penelitian

untuk mengetahui keterkaitan dan hubungan antara faktor-faktor dalam penerapan

(66)

telah dijalankan. Berikut digambarkan kerangka pemikiran yang menjadi bagan

kerangka konseptual pada penelitian ini:

(67)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan usaha penyelidikan yang sistematis dan terorganisir dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan yang berlaku. Untuk mencapai tujuannya, maka suatu penelitian harus menggunakan metode-metode yang diatur dengan baik tersebut. Metodologi penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian. Dengan demikian, setiap penelitian harus didasarkan pada kerangka tertentu dalam pengumpulan data, sehingga penelitian bisa dilakukan secara terarah sehingga hasil yang diperoleh valid dan tidak bias.

A. Jenis Penelitian

Pengetahuan mengenai klasifikasi penelitian diperlukan untuk mengenal kategori penelitian dan mempelajari karakteristik dari penelitian, serta melakukan penerapan metode penelitian. Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai sudut pandang, diantaranya berdasarkan: (1) Tujuan Penelitian, (2) Karakteristik Masalah, dan (3) Jenis Data (Indriantoro, 2002: 22).

Berdasarkan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif. Penelitian evaluatif merupakan penelitian yang ditujukan untuk melakukan penilaian terhadap efektifitas suatu tindakan, kegiatan, atau program. Penelitian ini biasanya dibedakan menjadi penelitian evaluasi formatif yang

(68)

menekankan pada proses dalam menghasilkan suatu keputusan dan penelitian evaluasi sumatif yang menekankan pada pencapaian penerapan keputusan tertentu (Jazuli, 2002: 7). Apabila dilihat dari tujuan penelitian ini, maka penelitian evaluatif ini termasuk pada penelitian evaluasi sumatif, dimana penilaian dilakukan terhadap efektifitas penerapan standar pengelolaan pada sistem pendidikan pada sekolah-sekolah menengah atas negeri di kabupaten Sleman untuk mengatahui pencapaian dari program penerapan standar pengelolaan pendidikan tersebut.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 1 Mei 2009 - 9 Juni 2009. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sleman, pada sekolah menengah atas negeri dan swasta.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

(69)

2. Objek Penelitian

Adapun objek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah penerapan standar pengelolaan melalui perencanaan program kerja, pelaksanaan rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan sekolah, dan sistem informasi manajemen.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Berdasarkan kepada rumusan masalah, maka variabel dan definisi operasional dari penelitian ini adalah:

1. Variabel

a. perencanaan program kerja, b. pelaksanaan rencana kerja, c. pengawasan dan evaluasi, d. kepemimpinan sekolah,

e. sistem informasi manajemen, dan f. Sistem Pendidikan Nasional 2. Definisi Operasional

Gambar

Gambar Bagan II.1 Kerangka Konseptual ...............................................
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian keuangan mikro tidak hanya berarti pelayanan keuangan yang berskala sangat kecil akan tetapi harus berarti pula bahwa kelompok masyarakat yang dilayani

“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis Mengenai

Penelitian ini mendeskripsikan implementasi standar pengelolaan pendidikan di SMK Negeri 1 Bengkalis mengenai perencanaan program sekolah,pelaksanaan rencana program

menyenangkan pada mata pelajaran fiqih kelas ٢ di MAN ١ Tulungagung dengan jalan siswa merasakan kenyamanan saat belajar ketika guru yang bersangkutan memberikan

pinjaman yang diberikan oleh lebih dari satu bank dalam suatu penjanjian pembiayaan bersama; hal itu dilakukan karena adanya ketentuan yang melarang bank memberikan kredit kepada

Ber dasar kan hal ter sebut di atas konsultan yang masuk dalam daftar pendek ber hak mengikuti seleksi lanjutan.. Demikian Berita Acar a ini dibuat, untuk diper

be impossible to meet in his own time, since “ ad Ö th transmissions had become far too diffuse.. of al-BukhÎrÖ ’s and Muslim’s books. Al- ÓÎ zim Ö says that he has been

Nilai-nilai dari parameter tersebut sudah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, kecuali untuk nilai VSWR Input. Dari keseluruhan proses simulasi dan pengukuran