• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas atau Independen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Variabel bebas atau Independen"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2004). Variabel Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.1.1.2. Variabel bebas atau Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi adanya variabel-variabel yang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah:

a. Fasilitas (X1)

Menurut Tjiptono (2005) fasilitas adalah segala sesuatu baik benda maupun jasa yang menyertai pelayanan yang diberikan oleh perusahaan baik perusahaan jasa, dagang maupun perusahaan industri.

b. Promosi

Menurut Tjiptono (1999: 23) promosi adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan

(2)

produknya agar bersedia menerima, membeli dengan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

c. Kualitas pelayanan (X2)

Kualitas pelayanan adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan (Tjiptono, 2007).

3.1.1.2. Variabel terikat atau dependen

Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah kepuasan pasien (Y). Menurut Kotler (2001) kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

3.1.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional adalah definisi praktis operasional tentang variabel atau istilah lain dalam penelitian yang dipandang penting. Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi:

(3)

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Teori Indikator Skala

1 Fasilitas Fasilitas adalah segala sesuatu baik benda maupun jasa yang menyertai pelayanan yang diberikan oleh perusahaan baik perusahaan jasa, dagang maupun perusahaan industri (Tjiptono, 2005)

1. Peralatan yang lengkap. 2. Kebersihan dan kenyamanan

ruangan.

3. Ruang pelayanan yang lengkap.

4. Sarana transportasi yang siap antar.

5. Tempat parkir yang luas. 6. Sarana pelayanan yang

lengkap.

Likert

2 Promosi Promosi adalah aktivitas

pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dengan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 2005)

1. Penyuluhan kesehatan tingkat desa dan lintas sektoral 2. Promosi elektronik

3. Promosi yang menarik lewat brosur dan leaflet

4. Promosi dari mulut ke mulut 5. Konseling kepada masyarakat

dan pasien

Likert

3 Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan (Tjiptono, 2007).

1. Keramahan dan kesopanan karyawan.

2. Kecepatan dan ketepatan dalam melayani konsumen. 3. Tenaga yang kompeten. 4. Kesediaan mendengarkan dan

merespon keluhan konsumen. Likert

4 Kepuasan

Pelanggan

Kepuasan pelanggan merupakan suatu perasaan di dalam diri pelanggan terhadap apa yang telah diperoleh dan dirasakan ketika pelanggan menerima pelayanan. (Kotler, 2001)

1. Terpenuhinya harapan untuk mendapatkan pelayanan yang baik.

2. Merasa cocok pada pelayanannya. 3. Mengatakan hal positif

(4)

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli/tanpa melalui media perantara (Azwar (1997)). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden secara langsung kepada pasien jasa Puskesmas Welahan 1 Jepara.

3.3. Populasi dan Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi menurut Sugiyono (2005) adalah keseluruhan individu dari suatu keseluruhan penelitian yang hendak di generalisasikan artinya populasi merupakan sejumlah atau sekelompok orang dimana penelitian yang dilakukan terhadap sebagian dari dan akan digeneralisasikan kepadanya. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah para pasien pengguna jasa puskesmas di Puskesmas Welahan 1 Jepara berdasarkan database puskesmas pada selama 1 bulan Pebruari berjumlah 125.

3.3.2. Sampel

Menurut Sugiono (2000), sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi

(5)

tersebut karena keterbatasan waktu dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

Menurut Mudrajad Kuncoro (2004: 22) sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi. Dalam penentuan sampel jika populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui, untuk mencari besarnya sampel digunakan rumus (Rao Purba, 1996):

2 2 ) ( 4 moe Z n Keterangan : n : jumlah sampel

Z : tingkat keyakinan dalam penentuan sampel, 95% = 1,96

moe : margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa

ditoleransi, disini ditetapkan sebesar 5 %. Besarnya sampel dapat dihitung:

2 2 ) ( 4 moe Z n 2 2 ) 1 , 0 ( 4 96 , 1 = 100 responden 3.3.3. Teknik Sampling

Berkaitan dengan jumlah populasi yang relatif banyak, maka penelitian menggunakan sampel dari populasi untuk dianalisis. Teknik yang digunakan dalam penentuan sampel yaitu dengan metode accidental

sampling (pengambilan sampel secara kebetulan), responden yang

(6)

Pebruari yang kontrol kembali yang kebetulan ditemukan atau mereka yang mudah ditemui atau dijangkau. (Soehartono, 1992:62) Caranya ialah setiap pasien yang datang kembali Puskesmas Welahan 1 Jepara akan diberi kuesioner pada saat penyebaran kuesioner.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data penelitian, digunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

3.4.1. Wawancara

Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung kepada pasien untuk memperoleh data yang dibutuhkan.

3.4.2. Kuesioner atau angket

Sejumlah pertanyaan secara tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian, agar peneliti memperoleh data lapangan atau empiris untuk memecahkan masalah penelitian dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.4.3. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dengan melakukan pencatatan dari dokumen-dokumen instansi-instansi terkait.

(7)

3.5. Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul menurut teori Sugiono, maka perlu adanya pengolahan data. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:

3.5.1. Editing, yakni proses yang dilakukan setelah data terkumpul untuk melihat akankah jawaban dari kuesioner telah diisi secara lengkap atau belum.

3.5.2. Coding, adalah proses pemberian kode tertentu terhadap beraneka macam jawaban dari kuesioner untuk dikelompokkan ke dalam kategori yang sama.

3.5.3. Scoring, yaitu kegiatan yang berupa pemberian nilai atau promosi berupa angka pada jawaban tertentu untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan dalam pengujian hipotesa. Untuk pengukuran variabel dependent dan independent dalam penelitian kali ini digunakan 5 point likert scale. Untuk lebih jelasnya dapat diterapkan sebagai berikut:

3.5.3.1. Untuk jawaban yang sangat setuju memperoleh skor 5. 3.5.3.2. Untuk jawaban yang setuju memperoleh skor 4.

3.5.3.3. Untuk jawaban yang netral memperoleh skor 3.

3.5.3.4. Untuk jawaban yang kurang setuju memperoleh skor 2. 3.5.3.5. Untuk jawaban yang tidak setuju memperoleh skor 1.

3.5.4. Tabulating, yaitu pengelompokan data atas jawaban-jawaban dengan teliti dan diatur, kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai terwujud dalam bentuk tabel angka, yang telah dikorelasi dan diberi kode

(8)

(menggolongkan data yang diberi kode) yang berguna untuk mendapatkan hubungan antara variabel.

3.6. Metode Analisis Data

3.6.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Agar data yang diperoleh dengan cara penyebaran tersebut valid dan reliabel maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Hal ini dapat dilakukan dengan cara uji signifikansi yang membandingkan r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df ) = N – K. Dalam hal ini N adalah jumlah sampel dan K adalah jumlah konstruk. Apabila r hitung (untuk r tiap butir) dapat dilihat pada kolom corrected item - total

correlation) lebih besar dari r tabel dari nilai r positif maka butir atau

pertanyaan tersebut dikatakan valid.

Uji reliabilitas menurut teori Indiantoro (2002) dilakukan untuk menguji konsistensi internal instrumen pengukuran dengan menggunakan koefisien crombach alpha. Instrumen untuk mengukur masing-masing variabel dikatakan reliabel jika memiliki crombach

alpha lebih besar dari 0,6.

Di dalam penelitian ini digunakan skala likert untuk memberi arti bagi jawaban konsumen berdasarkan kepuasan pasien atas atribut-atribut yang ditanyakan. Dan masing-masing variabel menggunakan

(9)

koefisien crombach alpha dalam teorinya Sugiono Dan masing-masing variabel menggunakan analisis SPSS versi 17.

3.6.2. Uji Asumsi Klasik

3.6.2.1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelasi diantara variabel independent. Jika variabel

independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini

tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel

independent yang nilai korelasi antar sesama variabel

independent sama dengan nol. Multikolinieritas dapat juga

dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) Variance

Inflation Factor (VIF).

Kedua, ukuran ini menunjukkan setiap variabel

independent manakah yang dijelaskan oleh variabel

independent lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap

variabel independent menjadi variabel dependent (terikat) dan diregres terhadap variabel independent lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance). Nilai cutoff yang

(10)

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10. (Ghozali, 2002: 91-92).

3.6.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas yaitu bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari residual satu ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot dengan dasar analisis:

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pole tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas

b. Jika tidak ada pola yang jelas, setiap titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2002: 91-92).

(11)

3.6.2.3. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi yaitu bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara variabel pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan pendekatan durbin waston test. (Ghozali: 2002, 105)

Hipotesis yang akan di uji adalah Ho : Tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : Ada autokorelasi ( r ≠ o)

Tabel 3.2 Uji Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi Tidak ada autokorelasi Tidak ada korelasi negatif Tidak ada korelasi negatif Tidak ada autokorelasi Positif atau negatif

Tolak No desicison Tolak No desicison Tidak ditoilak o < d < d1 d1 ≤ d ≤ du 4- d1 < d < 4 4- du ≤ d ≤ 4- d1 du < d < 4- du 3.6.2.4. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau

(12)

tidak dengan menggunakan analisis grafik. (Ghozali, 2002:110)

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas adalah melihat histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian dengan hanya melihat histogram hal ini bisa menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat

normal probability plot yang membandingkan distribusi

kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. (Ghozali, 2002:110)

3.6.3. Diskripsi Statistik

Dalam menjelaskan data dari variabel dalam penelitian supaya mudah dibaca dan dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, maka dideskripsikan baik lewat tabel maupun gambar.

3.6.3.1. Uji t Statistik

Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari veriabel bebasnya. pengujian ini dilakukan

(13)

dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika t hitung > t tabel / -t hitung < -t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b. Jika t hitung < t tabel / -t hitung > -t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut: a. Tingkat signifikansi = 0,1 (α = 10 %)

b. Derajat kebebasan (degree of freedom) df = n k-1

T tabel yang nilainya dilihat dari daftar tabel distribusi t. Gambar penentuan hipotesis dapat dilihat sebagai berikut:

Uji Hipotesis

Penolakan Ho Penerimaan Ho

Gambar 3.1 3.6.3.2. Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh fasilitas, kualitas pelayanan dan kepuasan pasien terhadap minat mereferensikan pada Puskesmas Welahan 1 Jepara. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, dengan ketentuan:

(14)

a. Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b. Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

c. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut: d. Taraf signifikansi = 0,1 (α = 10%)

e. Derajat kebebasan (degree of freedom) df = n-k f. F tabel yang nilainya dari daftar tabel distribusi F. Gambar penentuan hipotesis dapat dilihat sebagai berikut:

Uji Hipotesis

Gambar 3.2

3.6.3.3. Uji Statistik

Untuk menguji hipotesis, digunakan alat uji statistik yaitu analisis regresi linier. Menurut Supranto (1997) Alasan yang mendasari penggunaan alat statistik karena untuk menguji pengaruh interaksi dua variabel independen terhadap variabel dependen.

(15)

Rumus: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e Dimana: Y = Kepuasan Pasien X1 = Promosi X2 = Fasilitas X3 = Kualitas Pelayanan a = alfa (konstanta) b = beta (koefisien) e = error

Untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel atau tidak, dapat dilakukan dengan cara mengetahui:

3.6.3.4. Uji Koefisien Determinan

Koefisien determinan R2 digunakan untuk mengetahui seberapa baik sampel menggunakan data. R2 mengukur besarnya jumlah reduksi dalam variabel dependen yang diperoleh dari penggunaan variabel bebas. R2 mempunyai nilai antara 0 sampai 1, dengan R2 yang tinggi berkisar antara 0,7 sampai 1.

R2 yang digunakan adalah nilai R2 yang merupakan R2 yang telah disesuaikan. Adjusted R2 merupakan indikator

(16)

untuk mengetahui pengaruh penambahan suatu variabel independen ke dalam persamaan.

Gambar

Tabel 3.1   Definisi Operasional
Tabel 3.2  Uji Autokorelasi
Gambar 3.1  3.6.3.2.  Uji F (Uji Simultan)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan Untuk dapat berkompetensi dalam berkomunikasi lintas budaya di kalangan generasi muda sebagai bentuk kesiapan menghadapi Pemberlakuan

Kepuasan hidup diketahui dari skor yang diperoleh subjek setelah mengisi skala kepuasan hidup. Adapun komponen aitem kepuasan hidup antara lain: 1) Pada sebagian besar

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk

Skoring yaitu kegiatan yang berupa pemberian nilai atau harga yang berupa angka pada jawaban pertanyaan untuk memperoleh data kuantitatif yang diperlukan

Uji asumsi klasik merupakan persyaratan statistika yang berhak dipenuhi apabila menggunakan analisis regresi linier berganda, karena mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah

Tentu, pada tataran realita tidak mungkin akan kita dapati praksis yang sesuai dengan teori yang berasas tersebut. Jika setiap orang tetap akan memaksakan pengaplikasian di

Dari beberapa tabel manfaat e-journal tersebut, dapat disimpulkan secara umum bahwa mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Andalas dari tingkat pendidikan yang

Standar Proses Pembelajaran adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi