• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENUTUP. masyarakat Eropa pada umumnya. Semangat revolusi Perancis sangat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PENUTUP. masyarakat Eropa pada umumnya. Semangat revolusi Perancis sangat"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Didasarkan pada apa yang sudah ditanyakan pada penelitian ini sebagai rumusan masalah dan dibahas pada bab II dan III dapat ditarik kesimpulan bahwa revolusi perancis yang dimulai abad 18 dan berkembang sampai abad 19 sangatlah membawa dampak yang sangat signifikant pada pola pikir dan pemahaman masyarakat Eropa pada umumnya. Semangat revolusi Perancis sangat menginspirasi masyarakat Eropa khususnya masyarakat Britania dan Inggris. Ide- idenya yang berkaitan dengan keyakinan akan martabat suatu individu serta hak-haknya dalam sebuah rasa persaudaraan antar umat manusia, yang mana pada titik pokok semangat revolusi perancis ini memberikan ruang dan kebebasan kepada umat manusia untuk bisa membangun dunia serta dituntut untuk mampu menggunakan naluri dan perasaanya serta mampu mengembabgkan diri kearah yang lebih baik sesuai dengan sifatnya.

Karya sastra yang dihasilkan pada masa itu juga sangat dipengaruhi ide-ide dari revolusi Perancis ini. Nilai – nilai kebebasan, kesamaan dan persaudaraan menjadi isu yang diangkat dalam kerangka spirit romantisme yang mana sangat menekankan pada aspek perasaan dan spontanitas. Kebanyakan karya satra yang dihasilkan adalah merupakan implementasi dan sebuah aksi yang bersifat reaktif yang bersifat spontan baik itu terhadap alam ataupun manusia. Karya sastra yang

(2)

dihasilkan dibuat secara spontan dan bebas sesuai dengan apa yang diinginkan serta dilakukan oleh para pengarannya dengan caranya sendiri.

Dalam masa romantis ini juga pengarang menjadi sangat dominan dan menjadi pusat dari proses penciptaan sebuah karya sastra. Kebanyakan karya sastra yang dihasilkan pada masa itu adalah sebuah karya yang lahir dari sebuah proses individu seorang pengarang yang mana karya tersebut adalah sebuah aksi reaktif yang keratif dari pengarang itu sendiri. Gambaran dari karya sastra yang dihasilkanya adalah juga merupakan ungkapan dari apa yang dialami dan apa yang dirasakannya yang mana hal itu diutrakan secara spontan dan bebas.

Jane Austen adalah seorang penulis novel yang hadir pada masa romantisme. Ia hadir sebagai seorang pengarang perempuan yang sangat fenomenal.Novel – novel yang dihasilkannya dari tahun 1811 sampai dengan tahun 1815 adalah novel – novel yang sangat dijiwai oleh semangat persamaan dan kebebasan akan martabat manusia serta hak-haknya. Pada keempat novel yang dihasilkanya dari awal abad 18 ini semuanya memfokuskan pada tokoh perempuan sebagai tokoh sentral yang sangat dominan dalam masyarakat patriarki pada masa itu.Individu perempuan yang ditampilan Jane sangatlah beragam dalam novel – novel itu. Dimulai dari subyek perempuan Eleanor dan Mariane dalam novel sense and sensibility kemudian subyek perempuan Elizabeth Bannet dalam novel pride and prejudice serta dilanjutkan dengan subyek perempuan Fanny dalam novel Mansfield Park dan kemudian novel Emma dengan subyek Emma yang menjadi gambaran subyek perempuan muda Inggris pada masa itu.

(3)

Melalui teks sastra yang dihasilkanya kita akan dengan sendirinya tahu tentang latar belakang atau biografi bahkan sejarah dari pengarang serta bagaimana fokus dan cara beliau mengimplementasikan ide – ide pemikirannya. Dalam penelitian ini penulis menemukan poin – poin penting yang manjadi simpulan pada bab ini

Pada penelitian ini ditemukan bahwa pengarang dalam hal ini Jane Austen sangat peduli serta fokus pada peran perempuan yang bukan hanya sebagai alat atau piranti atau obyek yang kaku dan diposisikan statis dalam konstruksi masyarakat patriarki pada novel novel tersebut tetapi Jane menggambarkan konstruksi pribadi perempuan yang berbeda dimana Jane menggambarkan perempuan adlah juga sebgai subyek yang mencintai yang mempunyai kebebasan untuk membangun sebuag relasi dalam serta mempunyai hak untuk mencintai. Perempuan digambarkan Jane melalui subyek Emma sebagai pribadi yang otonom dan tidak terikat serta menjadi pihak yang aktif untuk mencari dan memilih agar bisa mengalami relasi – relasi dalam sebuah kerangka romatis dan keintiman dengan obyek yang dicintainya. Jane melukiskan Emma sebagai subyek perempuan yang mencintai yang kompleks yang sedang beusaha mendapatkan legitimasi dalam kerangka pengaktualisasian diri agar bisa mendapakan tempat dan pengakuan dari pihak lain. Jane melalui subyek Emma menjelaskan bahwa sebagai subyek yang mencintai perempuan digambarkan sebagai individu yang dinamis dan terkesan otonom. Hal ini tergambar dari dinamika subyek Emma dalam novel tersebut yang terlihat sangat independen dalam hal menerima atau menolak ataupun meneruskan relasi yang terjadi pada dirinya. Sebagai subyek

(4)

yang mencintai Emma juga dijelaskan Jane mampu menjadi pihak yang aktif dalam memberi ruang dengan leluasa mengatur dan mengendalikan relasi hubungannya.

Dalam kaitannya dengan pejuangan perempuan sebagai suyek yang mencintai penulis menemukan bahwa diawal era karyanya Jane Austen sudah membicarakan tentang perempuan. Jane Austen sangat konsen pada subyek perempuan sebagai subyek sentral pada novelnya. Dalam review keempat novel yang ditulis dari tahun 1811 sampai tahun 1815 terlihat fokus dan konsistensi dari seorang Jane Austen dalam menampilkan sosok perempuan dalam novel – novelnya. Jane ingin memperlihatkan bahwa perempuan itu ada dan hadir sebagai sebuah entitas yang utuh dimana kehadirannya sudah menjadi sangat penting dan tidak mudah diabaikan begitu saja. Subyek perempuan dalam keempat novelnya yakni sense and sensibility, pride and prejudice, Mansfield park dan Emma menjadi tolak tolak ukur bahwa kehadiran perempuan dengan segala dinamika yang dimilikinya yakni perasaan cintanya serta hak hidupnya adalah sebuah fakta yang diangkat dan dibuka oleh Jane Austen sebagai pengarang. Novel Emma yang menjadi titik puncak karyanya secara otomatis mengacu pada gagasan – gagasan Jane Austen sebelumnya tentang posisi perempuan dalam teks. Posisi ini memberikan implikasi bahwa dalam teks sastra secara halus telah memberikan gambaran bahwa konstruksi sosial masyarakat patriarki dalam novel itu memposisikan perempuan sebagai obyek bukan subyek. Perempuan tidak dianggap sebgai entitas otonom yang mempunyai dimensi humanis dan psikologis. Dari penjelasan ini Jane Austen tidak hanya sekedar

(5)

memperjuangkan perempuan sebagai subyek mencintai tetapi juga memperlihatkan dan memberi persepsi bahwa sebagai perempuan dirinya adalah manusia yang sadar dan peka bahwa perempuan itu diciptakan beroposisi dengan laki – laki, berpasangan dengan laki-laki dan mempunyai hak yang sama dalam konstruksi patriarki. Penulis juga menemukan bahwa dengan mengangkat isu perempuan terindikasi bahwa Jane bukan semata – mata memperjuangkan perempuan tetapi juga ada semangat lain yakni untuk mempresentasikan sosok perempuan dalam konstruksi pariarki. Karena ini masih permulaan Jane terlihat sangat halus dan tidak frontal. Cara bertutur kata yang lembut dan tidak ekstrem serta tidak mendekonstruksi apapun sangat menggambarkan sebuah pribadi yang humanis. Perspektif tentang perempuan yang terbebas dari hegemoni konstruksi patriarki sangat terlihat jelas dari gambaran subyek perempuan yang ditampilkanya terlebih pada subyek Emma.

4.2 Saran

Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pembaca agar dapat memahami tentang posisi perempuan dalam relasinya dengan kaum pria dalam sebuah konstruksi masyarakat patriarki dimana perempuan bukan saja hadir hanya sebagai obyek yang dicintai tetapi perempuan juga hadir sebagai entitas yang otonom yang tidak terikat. Perempuan menjadi subyek yang mencintai. Gambaran subyek yang mencintai tersebut terlihat dari gambaran prilakunya yang diutarakan Jane Austen sebagai pengarang melalui subyek perempuan dalam novel Emma. Cara bertutur Jane Austen sebagai seorang pengarang yang halus dan tidak frontal telah membangun pandangan lain tentang peran seorang perempuan dimana Jane

(6)

sangat mengedepankan perempuan sebagai subyek yang mencintai. Jane mempresentasikan sosok perempuan yang melankolis, halus dan lebih peka serta mempunyai naluri dan insting yang baik dan tetap menggunakan logika dan rasionalitasnya dalam berpikir dan bertindak. Pemahaman yang paling penting dari ini semua adalah bahwa gambaran subyek yang mencintai dalam sebuah relasi yang normal sangat jelas nampak dalam sebuah hubungan yang disebut cinta haruslah dibangun dalam sebuah keintiman ideal dan berbasis pada sebuah relasi yang murni sehinggah perempuan menjadi pihak yang dinamis dalam menentukan, mengatur relasinya kearah yang lebih baik dengan demikian posisinya sebagai subyek yang mencintai akan tercapai. Namun demikian, masih terbuka bagi peneliti lainnya untuk mengkaji obyek material dengan teori yang sama namun dengan sudut pandang yang berbeda. Masih banyak isu-isu lainnya yang relevant yang dapat diangkat dan dikaji oleh peneliti lainnya dimasa yang akan datang.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berkaitan dengan informasi going concern yang diungkapkan oleh pihak manajemen

dipermasalahkan dalam pronunciation kayak misalnya satu kata dengan kata yang lain itu kan mirip bunyinya tapi cara pengucapannya itu bisa jadi berbeda nah disitu

Melalui terminal yang sama pengguna juga dapat mengetahui berbagai jenis informasi yang berkaitan dengan perpustakaan antara lain buku-buku baru minggu atau bulan terakhir, status

Mortalitas selalu diperbaiki seperti diindikasikan oleh laju kematian sesaat yang turun untuk semua umur, sehingga dari naiknya kelahiran dan turunnya kematian menunjukkan bahwa

(Ingat bahwa sebelumnya kita juga mempunyai Teorema Nilai Rata-rata untuk turunan. Dalam konteks turunan, nilai rata-rata analog dengan ‘kecepatan rata-rata’ dalam fisika.). Teorema

Kendala yang dihadapi oleh Guru dan Sekolah dalam Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SD Negeri Mojolangu 1 Malang .... Upaya penyelesaian Kendala pada Pelaksanaan Bimbingan

Perbedaan rasa dan kualitas pakan saat pembelian pakan juga mempengaruhi konsumsi pakan pada menu 1 dengan menu 2, owa jawa akan mengkonsumsi pakan yang lebih banyak pada

Dalam senyawa organologam dengan ikatan nonklasik ini terdapat jenis ikatan antara logam dengan karbon yang tidak dapat dijelaskan secara... ikatan ionik atau