• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

66

A. Deskripsi Data

Bab ini menyajikan data mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir peningkatan memukul bola softball pada atlet putra binaan klub

softball kabupaten cilacap. Penelitian eksperimen ini melibatkan dua variabel, yang terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas terdiri dari metode latihan dan persepsi kinestetik. Metode latihan sebagai veriabel manipulatif sedangkan persepsi kinestetik sebagai variabel atributif. Variabel terikat yaitu peningkatan ketepatan memukul bola softball.

Variabel metode latihan memiliki dua taraf yaitu; metode latihan jarak pukul bertahap dan metode latihan jarak pukul tetap. Sedangkan variabel bebas atributif memiliki tiga taraf yaitu; persepsi kinestetik baik, sedang, kurang. Penyajian datanya hasil tes peningkatan ketepatan memukul bola softball ada di lampiran 5.

Dari taraf-taraf yang dimiliki oleh masing-masing variabel bebas tersebut maka dalam penelitian ini terdapat 6 kelompok sampel yang akan menjadi dasar pengolahan data penelitian, yang terdiri dari :

A1B1: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik baik.

A1B2: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik sedang.

A1B3: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik kurang.

A2B1: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik baik.

A2B2: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik sedang.

A2B3: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik kurang.

(2)

Pengaruh metode latihan dan persepsi kinestetik terhadap peningkatan ketepatan memukul bola softball (Studi Eksperimen Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap dan Jarak Pukul Tetap Pada Atlet Binaan Cilacap Softball Klub), dideskripsikan pencapaian hasil tes ketepatan memukul bola softball yang dilaksanakan pada saat tes awal dan tes akhir. Tahap pertama penelitian ini ialah peneliti mencari data populasi tes persepsi kinestetik atlet binaan klub softball cilacap, setelah data persepsi kinestetik didapatkan, peneliti melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu mencari data awal ketepatan memukul bola softball yang dilaksanakan oleh 60 atlet sebelum dilaksanakan perlakuan (treatment), setelah tes awal dilaksanakan atlet mendapatkan treatmen sebanyak 21 pertemuan atau selama 7 minggu, setelah treatment selesai peneliti mengambil data akhir ketepatan memukul bola atlet binaan klub softball.

Berdasarkan uraian diatas diketahui bahwa pengambilan data ini dilaksanakan sebanyak 3 kali, yaitu pengambilan data persepsi kinestetik, tes awal dan tes akhir ketepatan memukul bola.

Deskripsi data digunakan untuk mengungkap variable penelitian berkaitan dengan mean, median, standard deviasi, table distribusi frekuensi, grafik histogram. Variable independen manipulatif terdiri dari 2 taraf, yaitu (1) metode latihan jarak pukul bertahap (A1) dan (2) metode latihan jarak pukul tetap (A2); variable independen atributif terdiri dari tiga taraf, yaitu persepsi kinestetik baik (B1), persepsi kinestetik sedang (B2) dan persepsi kinestetik kurang (B3).

1. Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap (A1)

Berdasarkan pada data yang telah diperoleh diketahui nilai peningkatan ketepatan memukul bola yang dilatih dengan metode latihan jarak pukul bertahap, yaitu dari jumlah 30 atlet diperoleh nilai tertinggi 24 dan nilai terendah 3, nilai ketepatan memukul bola softball pada kelompok ini mempunyai nilai rata-rata sebesar 11,945 dengan standard deviasi 5,89. Hasil distribusi frekuensi ketepatan memukul bola pada atlet klub softball cilacap dapat dilihat pada table 4.1.

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar 24 – 3 = 21. Jumlah atlet dalam penelitian dapat digunakan untuk menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus banyak kelas 1+(3,3)log n. sehingga diperoleh nilai sebesar 5,874. Untuk distribusi frekuensi rasio metode latihan jarak pukul bertahap digunakan jumlah kelas 5 kelas sehingga panjang kelas interval dapat

(3)

dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah kelas interval dan diperoleh nilai 3,57 maka digunakan panjang kelas interval pembulatan keatas menjadi sebanyak 4, tabel distribusi frekuensi metode latihan jarak pukul bertahap dapat disusun sebagai berikut.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap

Kelas Fi Xi fiXi 3 - 7 6 5 30 8 - 12 10 10 100 13 - 17 5 15 75 18 - 22 8 20 160 23 - 27 1 25 25 Jumlah 30 390

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel dapat dideskripsikan data metode latihan jarak pukul bertahap dibagi kedalam 5 kelas interval. fi merupakan banyaknya frekuensi kelas interval sedangkan Xi adalah nilai tengah dari kelas interval. Sedangkan fiXi adalah perkalian dari fi dan Xi yang digunakan untuk mencari rata-rata nilai secara frekuensi.

Untuk mengetahi lebih jelas mengenai data metode latihan jarak pukul bertahap responden dapat dilihat dalam diagram histogram metode latihan jarak pukul bertahap sebagai berikut.

Gambar 4.1 Histogram Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap 2. Metode Latihan Jarak Pukul Tetap

Berdasarkan pada data yang telah diperoleh diketahui nilai peningkatan ketepatan memukul bola yang dilatih dengan metode latihan jarak pukul tetap, yaitu dari jumlah 30 atlet diperoleh nilai tertinggi 24 dan nilai terendah 1, nilai peningkatan

0 2 4 6 8 10 3-7 8-12 13-17 18-22 23-27 6 10 5 8 1 3-7 8-12 13-17 18-22 23-27

(4)

ketepatan memukul bola softball pada kelompok ini mempunyai nilai rata-rata sebesar 9,90 dengan standard deviasi 4,57. Hasil distribusi frekuensi ketepatan memukul bola pada atlet klub softball cilacap dapat dilihat pada table 4.2 .

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar 24 – 1 = 23. Jumlah atlet dalam penelitian dapat digunakan untuk menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus banyak kelas 1+(3,3)log n. sehingga diperoleh nilai sebesar 5,874. Untuk distribusi frekuensi metode latihan jarak pukul tetap digunakan jumlah kelas 5 kelas sehingga panjang kelas interval dapat dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah kelas interval dan diperoleh nilai 3,91 maka digunakan panjang kelas interval pembulatan ke atas menjadi sebanyak 4, tabel distribusi frekuensi metode latihan jarak pukul tetap dapat disusun sebagai berikut.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Metode Latihan Jarak Pukul Tetap

Kelas Fi Xi fiXi 1 - 5 5 3 15 6 - 10 10 8 80 11 - 15 12 13 156 16 - 20 2 19 38 21 - 25 1 23 23 Jumlah 30 312

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel dapat dideskripsikan data metode latihan jarak pukul bertahap dibagi kedalam 5 kelas interval. fi merupakan banyaknya frekuensi kelas interval sedangkan Xi adalah nilai tengah dari kelas interval. Sedangkan fiXi adalah perkalian dari fi dan Xi yang digunakan untuk mencari rata-rata nilai secara frekuensi.

Untuk mengetahi lebih jelas mengenai data metode latihan jarak pukul tetap responden dapat dilihat dalam diagram histogram metode latihan jarak pukul tetap sebagai berikut.

(5)

Gambar 4.2 Histogram Metode Latihan Jarak Pukul Tetap 3. Persepsi Kinestetik Baik (B1)

Berdasarkan pada data yang telah diperoleh diketahui nilai ketepatan memukul bola yang ditinjau dari persepsi kinestetik baik, yaitu dari jumlah 20 atlet diperoleh nilai tertinggi 24 dan nilai terendah 1, nilai peningkatan ketepatan memukul bola softball

pada kelompok ini mempunyai nilai rata-rata sebesar 11,627 dengan standard deviasi 6,07. Hasil distribusi frekuensi ketepatan memukul bola pada atlet klub softball cilacap dapat dilihat pada table 4.3.

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar 24 – 1 = 23. Jumlah atlet dalam penelitian dapat digunakan untuk menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus banyak kelas 1+(3,3)log n. sehingga diperoleh nilai sebesar 5,874. Untuk distribusi frekuensi persepsi kinestetik baik digunakan jumlah 5 kelas sehingga panjang kelas interval dapat dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah kelas interval dan diperoleh nilai 3,91 maka digunakan panjang kelas interval pembulatan ke atas menjadi sebanyak 4, tabel distribusi frekuensi persepsi kinestetik baik dapat disusun sebagai berikut.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Persepsi Kinestetik Baik

Kelas Fi Xi fiXi 1 - 5 3 3 9 6 - 10 9 8 72 11 - 15 5 13 65 16 - 20 2 28 56 21 - 25 1 23 23 Jumlah 20 225

Sumber: Data primer yang diolah 0 2 4 6 8 10 12 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25 5 10 12 2 1 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25

(6)

Berdasarkan tabel dapat dideskripsikan data persepsi kinestetik baik dibagi kedalam 5 kelas interval. fi merupakan banyaknya frekuensi kelas interval sedangkan Xi adalah nilai tengah dari kelas interval. Sedangkan fiXi adalah perkalian dari fi dan Xi yang digunakan untuk mencari rata-rata nilai secara frekuensi.

Untuk mengetahi lebih jelas mengenai data persepsi kinestetik baik responden dapat dilihat dalam diagram histogram persepsi kinestetik baik sebagai berikut.

Gambar 4.3 Histogram Persepsi Kinestetik Baik 4. Persepsi Kinestetik Sedang (B2)

Berdasarkan pada data yang telah diperoleh diketahui nilai ketepatan memukul bola yang ditinjau dari persepsi kinestetik sedang, yaitu dari jumlah 20 atlet diperoleh nilai tertinggi 24 dan nilai terendah 1, nilai peningkatan ketepatan memukul bola

softball pada kelompok ini mempunyai nilai rata-rata sebesar 11,794 dengan standard deviasi 5,94. Hasil distribusi frekuensi peningkatan ketepatan memukul bola pada atlet klub softball cilacap ditinjau dari persepsi kinestetik sedang dapat dilihat pada table 4.4.

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar 24 – 1 = 23. Jumlah atlet dalam penelitian dapat digunakan untuk menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus banyak kelas 1+(3,3)log n. sehingga diperoleh nilai sebesar 5,874. Untuk distribusi frekuensi persepsi kinestetik sedang digunakan jumlah 5 kelas sehingga panjang kelas interval dapat dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah kelas interval dan diperoleh nilai 3,91 maka digunakan panjang kelas interval pembulatan ke atas menjadi sebanyak 4, tabel distribusi frekuensi persepsi kinestetik sedang dapat disusun sebagai berikut.

0 2 4 6 8 10 12 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25 5 10 12 2 1 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25

(7)

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Persepsi Kinestetik Sedang Kelas Fi Xi fiXi 1 - 5 2 3 6 6 - 10 10 8 80 11 - 15 7 13 91 16 - 20 1 28 28 21 - 25 0 23 23 Jumlah 20 228

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel dapat dideskripsikan data persepsi kinestetik sedang dibagi kedalam 5 kelas interval. fi merupakan banyaknya frekuensi kelas interval sedangkan Xi adalah nilai tengah dari kelas interval. Sedangkan fiXi adalah perkalian dari fi dan Xi yang digunakan untuk mencari rata-rata nilai secara frekuensi.

Untuk mengetahi lebih jelas mengenai data persepsi kinestetik sedang responden dapat dilihat dalam diagram histogram persepsi kinestetik sedang sebagai berikut.

Gambar 4.4 Histogram Persepsi Kinestetik Sedang 5. Persepsi Kinestetik Kurang (B3)

Berdasarkan pada data yang telah diperoleh diketahui nilai ketepatan memukul bola yang ditinjau dari persepsi kinestetik kurang, yaitu dari jumlah 20 atlet diperoleh nilai tertinggi 24 dan nilai terendah 1, nilai peningkatan ketepatan memukul bola

softball pada kelompok ini mempunyai nilai rata-rata sebesar 12.023 dengan standard 0 2 4 6 8 10 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25 2 10 7 1 0 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25

(8)

0 2 4 6 8 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25 2 2 6 7 3 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25

deviasi 5,92. Hasil distribusi frekuensi peningkatan ketepatan memukul bola pada atlet klub softball cilacap ditinjau dari persepsi kinestetik kurang dapat dilihat pada table 4.4.

Berdasarkan skor tertinggi dan terendah akan diperoleh rentang data sebesar 24 – 1 = 23. Jumlah atlet dalam penelitian dapat digunakan untuk menentukan banyak kelas interval dengan menggunakan rumus banyak kelas 1+(3,3)log n. sehingga diperoleh nilai sebesar 5,874. Untuk distribusi frekuensi persepsi kinestetik sedang digunakan jumlah 5 kelas sehingga panjang kelas interval dapat dihitung dengan membagi rentang data dengan jumlah kelas interval dan diperoleh nilai 3,91 maka digunakan panjang kelas interval pembulatan keatas menjadi sebanyak 4, tabel distribusi frekuensi persepsi kinestetik kurang dapat disusun sebagai berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Persepsi Kinestetik Kurang

Kelas Fi Xi fiXi 1 - 5 2 3 6 6 - 10 2 8 16 11 - 15 6 13 78 16 - 20 7 28 196 21 - 25 3 23 69 Jumlah 20 365

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel dapat dideskripsikan data persepsi kinestetik kurang dibagi kedalam 5 kelas interval. fi merupakan banyaknya frekuensi kelas interval sedangkan Xi adalah nilai tengah dari kelas interval. Sedangkan fiXi adalah perkalian dari fi dan Xi yang digunakan untuk mencari rata-rata nilai secara frekuensi.

Untuk mengetahi lebih jelas mengenai data persepsi kinestetik kurang responden dapat dilihat dalam diagram histogram persepsi kinestetik kurang sebagai berikut.

(9)

Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada hasil tes ketepatan memukul bola softball pada atlet putra binaan klub softball

kabupaten cilacap. Deskripsi data hasil penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Ketepatan Memukul Bola Softball Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Metode Latihan dan Persepsi Kinestetik Perlakuan Tinggi Badan Statistik Hasil Tes

Awal Hasil Tes Akhir Peningkatan Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap (A1) Persepsi Kinestetik Baik (B1) Jumlah 140 232 92 Rerata 14,00 23,20 9,20 SD 3,33 4,71 1,38 Persepsi Kinestetik Sedang (B2) Jumlah 144 238 94 Rerata 14,40 23,80 9,40 SD 3,13 3,82 0,69 Persepsi Kinestetik Kurang (B3) Jumlah 157 351 194 Rerata 15,70 35,10 19,40 SD 3,59 4,53 0,94 Metode Latihan Jarak Pukul Tetap (A2) Persepsi Kinestetik Baik (B1) Jumlah 149 256 107 Rerata 14,90 25,60 10,70 SD 3,25 6,10 2,85 Persepsi Kinestetik Sedang (B2) Jumlah 190 286 96 Rerata 19,00 28,60 9,60 SD 2,36 2,12 -0,24 Persepsi Kinestetik Kurang (B3) Jumlah 109 213 104 Rerata 10,90 21,30 10,40 SD 3,35 4,74 1,39

(10)

Tabel 4.7 Nilai Rata – Rata Peningkatan Ketepatan Memukul Bola Softball pada Masing-Masing Sel atau Kelompok Perlakuan

No Kelompok Perlakuan Nilai Peningkatan Ketepatan Memukul Bola Softball 1 A1B1 9,20 2 A1B2 9,40 3 A1B3 19,40 4 A2B1 10,70 5 A2B2 9,60 6 A2B3 10,40

Selanjutnya gambaran mengenai nilai peningkatan ketepatan memukul bola softball pada masing – masing kelompok berdasarkan metode latihan dan persepsi kinestetik dapat dilihat pada tabel histogram berikut:

Gambar 4.6. Histogram Rerata Hasil Tes Ketepatan Memukul Bola Softball

Peningkatan ketepatan memukul bola softball berdasarkan kelompok perlakuan dapat dilihat pada tabel berikut:

0 5 10 15 20

a1b1 a1b2 a1b3 a2b1 a2b2 a2b3

9.2 9.4

19.4

10.7

9.6 10.4

(11)

0 5 10 15 Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap Metode Latihan Jarak Pukul Tetap Metode Latihan

Tabel 4.8. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Peningkatan Ketepatan Memukul Bola

Softball Berdasarkan Metode Latihan Metode Latihan Interval

Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap (A1)

Metode Latihan Jarak Pukul Tetap (A2) ̅ = 12,6667 SD = 5,82701 N = 30 ̅ = 10,2333 SD = 4,68073 N = 30

Gambar 4.7 Histogram Nilai Peningkatan Ketepatan Memukul Bola Softball Kelompok Metode Latihan

Kelompok atlet yang mendapatkan metode latihan jarak pukul bertahap dan metode latihan jarak pukul tetap memiliki ketepatan memukul bola softball yang berbeda. Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kelompok atlet yang mendapatkan perlakuan metode latihan jarak pukul bertahap memiliki hasil rata-rata ketepatan memukul bola softball lebih baik dibandingkan dengan atlet yang mendapatkan perlakuan metode latihan jarak pukul tetap.

(12)

Tabel 4.9. Hasil Analisis Statistik Peningkatan Ketepatan Memukul Bola Softball

Berdasarkan Persepsi Kinestetik. Persepsi Kinestetik (B) Persepsi Kinestetik Baik

(B1) Persepsi Kinestetik Sedang (B2) Persepsi Kinestetik Kurang (B3) ̅ = 9,9500 SD = 5,18576 N = 20 ̅ = 9,5000 SD = 3,54668 N = 20 ̅ = 14,9000 SD = 5,61858 N = 20

Gambar 4.8 Histogram Nilai Peningkatan Ketepatan Memukul Bola Softball Masing– Masing Kelompok Berdasarkan Klasifikasi Persepsi Kinestetik.

Perbedaan tingkat tinggi badan berpengaruh terhadap peningkatan memukul bola softball. Jika antara kelompok atlet yang memiliki persepsi kinestetik baik, sedang, dan kurang dibandingkan, dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa kelompok atlet yang memiliki persepsi kinestetik kurang akan peningkatan ketepatan memukul bola

softball lebih baik dibandingkan dengan atlet yang memiliki persepsi kinestetik baik dan persepsi kinestetik sedang.

0 5 10 15

Baik Sedang Kurang

Persepsi Kinestetik

(13)

Tabel 4.10. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Tes Ketepatan Memukul Bola Softball

Metode_Latihan Persepsi Kinestetik Mean Std.

Deviation

N

Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap

Persepsi Kinestetik Baik 9.2000 4.04969 10 Persepsi Kinestetik Sedang 9.4000 3.47051 10 Persepsi Kinestetik Kurang 19.4000 2.31900 10

Total 12.6667 5.82701 30

Metode Latihan Jarak Pukul Tetap

Persepsi Kinestetik Baik 10.7000 6.25478 10 Persepsi Kinestetik Sedang 9.6000 3.80643 10 Persepsi Kinestetik Kurang 10.4000 4.03320 10

Total 10.2333 4.68073 30

Total

Persepsi Kinestetik Baik 9.9500 5.18576 20 Persepsi Kinestetik Sedang 9.5000 3.54668 20 Persepsi Kinestetik Kurang 14.9000 5.61858 20

Total 11.4500 5.38178 60

Keterangan:

1. A1B1: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik baik.

2. A1B2: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik sedang.

3. A1B3: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik kurang.

4. A2B1: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik baik.

5. A2B2: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik sedang.

6. A2B3: Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik kurang.

Secara rinci deskripsi data yang telah tertuang dalam tabel dan histogram di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Hasil tes ketepatan memukul bola softball kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik baik (a1b1). Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa ̅= 9,20. SD = 4,05 dan n = 10.

(14)

Dari 10 atlet yang mempunyai ketepatan memukul bola softball di atas rata-rata sebanyak 3 atlet dan 7 atlet di bawah rata-rata.

2. Hasil tes ketepatan memukul bola softball kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik sedang (a1b2). Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa ̅= 9,40 SD = 3,47 dan n = 10. Dari 10 atlet yang mempunyai ketepatan memukul bola softball diatas rata-rata sebanyak 5 atlet dan 5 atlet di bawah rata-rata.

3. Hasil tes ketepatan memukul bola softball kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik kurang (a1b3). Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa ̅= 19,40. SD = 2,32 dan n = 10. Dari 10 atlet yang mempunyai ketepatan memukul bola softball diatas rata-rata sebanyak 4 atlet dan 6 atlet di bawah rata-rata.

4. Hasil tes ketepatan memukul bola softball kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik baik (a2b1). Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa ̅= 10,70. SD = 6,25 dan n = 10. Dari 10 atlet yang mempunyai ketepatan memukul bola softball diatas rata-rata sebanyak 5 atlet dan 5 atlet di bawah rata-rata.

5. Hasil tes ketepatan memukul bola softball Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik sedang (a2b2). Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa ̅= 9,60. SD = 3,81 dan n = 10. Dari 10 atlet yang mempunyai ketepatan memukul bola softball diatas rata-rata sebanyak 4 atlet dan 6 atlet di bawah rata-rata.

6. Hasil tes ketepatan memukul bola softball Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik kurang (a2b3). Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa ̅= 10,40. SD = 4,03 dan n = 10. Dari 10 atlet yang mempunyai ketepatan memukul bola softball diatas rata-rata sebanyak 6 atlet dan 4 atlet di bawah rata-rata.

B. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilakukan analisis data dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.

(15)

1. Uji Normalitas

Analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya dengan menggunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11. Uji Normalitas

Kelompok Kolmogorov-Smirnov

a

Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Nilai A1B1 .317 10 .005 .881 10 .136 A1B2 .173 10 .200* .963 10 .819 A1B3 .227 10 .155 .897 10 .204 A2B1 .218 10 .197 .951 10 .675 A2B2 .163 10 .200* .964 10 .829 A2B3 .159 10 .200* .918 10 .340

*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.12. Deskripsi Uji Normalitas

Kelompok Perlakuan Shapiro-Wilk

N Statistik Sig 1. Kelompok atlet yang mengikuti metode latihan

jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik baik (A1B1).

10 0,881 0,136

2. Kelompok atlet yang mengikuti metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik sedang (A1B2).

10 0,963 0,819

3. Kelompok atlet yang mengikuti metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik kurang (A1B3).

10 0,897 0,204

4. Kelompok atlet yang mengikuti metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik baik (A2B1).

10 0,951 0,675

5. Kelompok atlet yang mengikuti metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik sedang (A2B2).

10 0,964 0,829

6. Kelompok atlet yang mengikuti metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik kurang (A2B3).

(16)

Dari tabel di atas ditemukan bahwa data pada:

1. Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik baik (A1B1) nilai sig = 0,136 > 0.05 (P>0.05) berarti data berdistribusi frekuensi populasi normal.

2. Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik sedang (A1B2) sig. = 0,819 > 0.05 (P>0.05) berarti berdistribusi frekuensi populasi normal.

3. Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul bertahap dengan kategori persepsi kinestetik kurang (A1B3) sig. = 0,204 > 0.05 (P>0.05) berarti berdistribusi frekuensi populasi normal.

4. Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik baik (A2B1) sig. = 0,675 > 0.05 (P>0.05) berarti berdistribusi frekuensi populasi normal.

5. Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik sedang (A2B2) sig. = 0,829 > 0.05 (P>0.05) berarti berdistribusi frekuensi populasi normal.

6. Kelompok atlet yang diberikan metode latihan jarak pukul tetap dengan kategori persepsi kinestetik kurang (A2B3) sig. = 0,059 > 0.05 (P>0.05) berarti berdistribusi frekuensi populasi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varian antara kelompok. Untuk uji homoginitas pada penelitian ini menggunakan Levene Test. Hasil uji homogenitas data antara kelompok adalah sebagai berikut :

Tabel 4.13. Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

0,997 5 54 0,429

Dari tabel di atas berdasarkan Levene Test ditemukan bahwa nilai sig = 0.429 > 0.05 (P>0.05) maka data tersebut berasal dari populasi yang bervarian homogen.

(17)

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan teknik ANOVA (analysis of varians). Untuk keperluan pengujian hipotesis maka dilakukan analisis data dengan menggunakan analisis varians ANOVA, yaitu ANOVA dua jalan (two ways). Semua penghitungan (komputasi) dilakukan dengan menggunakan Program Statistik SPSS 22.

Teknik perhitungan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh utama perlakuan terhadap eksperimen (main effect) dan untuk mengetahui pengaruh interaksiction effect). Jika terjadi perbedaan, maka untuk mengetahui variabel mana yang lebih efektif dilakukan uji lanjut menggunakan uji post hoc dengan LSD.

Tabel 4.14. Ringkasan Hasil Tes Ketepatan Memukul Bola Softball

Metode_Latihan Persepsi Kinestetik Mean Std.

Deviation

N

Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap

Persepsi Kinestetik Baik 9.2000 4.04969 10 Persepsi Kinestetik Sedang 9.4000 3.47051 10 Persepsi Kinestetik Kurang 19.4000 2.31900 10

Total 12.6667 5.82701 30

Metode Latihan Jarak Pukul Tetap

Persepsi Kinestetik Baik 10.7000 6.25478 10 Persepsi Kinestetik Sedang 9.6000 3.80643 10 Persepsi Kinestetik Kurang 10.4000 4.03320 10

Total 10.2333 4.68073 30

Total

Persepsi Kinestetik Baik 9.9500 5.18576 20 Persepsi Kinestetik Sedang 9.5000 3.54668 20 Persepsi Kinestetik Kurang 14.9000 5.61858 20

Total 11.4500 5.38178 60

Pengujian hipotesis terhadap hiopotesis nol (Ho) yang diajukan dalam penelitian ini tersaji dalam tabel rangkuman di bawah ini ;

Tabel 4.15. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap dan Metode Latihan Jarak Pukul Tetap (A1, A2)

Sumber Variasi df SS MS F Sig

A

Kekeliruan

1 88,817 88,817 5,139 0,027

(18)

Tabel 4.16. Ringkasan Analisis Variansi Untuk Persepsi Kinestetik Baik, Sedang, dan Kurang (B1, B2, B3)

Sumber Variasi df SS MS F Sig

B

Kekeliruan

2 2,578 1,289 16,780 0,000

54 933,300 17,283

Tabel 4.17. Ringkasan Hasil ANOVA SPSS 22

Source Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 775.550a 5 155.110 8.975 .000 Intercept 7866.150 1 7866.150 455.129 .000 Metode Latihan 88.817 1 88.817 5.139 .027 Persepsi Kinestetik 359.100 2 179.550 10.389 .000 Metode Latihan * Persepsi Kinestetik 327.633 2 163.817 9.478 .000 Error 933.300 54 17.283 Total 9575.000 60 Corrected Total 1708.850 59

a. R Squared = .454 (Adjusted R Squared = .403) Keterangan :

df : Degree of Freedom

SS : Sum of Square

MS : Mean of Square

Sig : Signifikansi

Tabel 4.18. Ringkasan Hasil ANOVA

No Hipotesis Nol (Ho) Fo Sig Ho

1 Tidak ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan jarak pukul bertahap dan matode latihan jarak pukul tetap terhadap peningkatan ketepatan memukul bola softball

5,139 0,027 Ditolak

2 Tidak ada perbedaan peningkatan pengaruh ketepatan memukul bola

softball yang signifikan antara atlet yang memiliki persepsi kinestetik baik, sedang, kurang.

10,389 0,000 Ditolak

3 Tidak ada pengaruh interaksi antara metode latihan jarak pukul dan persepsi kinestetik terhadap peningkatan ketepatan memukul bola softball

(19)

Berdasarkan tabel di atas maka uji hipotesis dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan jarak pukul bertahap

dan metode latihan jarak pukul tetap terhadap peningkatan ketepatan memukul bola

softball. Dari hasil analisis varian diperoleh nilai p-value = 0,027 lebih kecil dari 0,05. Oleh sebab itu hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya ada perbedaan pengaruh antara metode metode latihan jarak pukul bertahap dan metode latihan jarak pukul tetap terhadap peningkatan ketepatan memukul bola

softball.

2. Ada perbedaan peningkatan ketepatan memukul bola softball antara atlet yang memiliki persepsi kinestetik baik, sedang, kurang. Dari hasil analisis varian diperoleh nilai p-value = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Oleh sebab itu hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya ada perbedaan pengaruh antara atlet yang memiliki persepsi kinestetik baik, sedang dan kurang terhadap ketepatan memukul bola softball.

3. Ada interaksi antara metode latihan jarak pukul dan persepsi kinestetik terhadap peningkatan ketepatan memukul bola softball. Dari hasil analisis varian diperoleh nilai p-value = 0,000 lebih kecil dari 0,05. Oleh sebab itu hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Artinya ada interaksi antara metode latihan jarak pukul dan persepsi kinestetik terhadap peningkatan ketepatan memukul bola

softball.

Setelah dilakukan uji hipotesis dengan ANOVA yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan kelompok perlakuan eksperimen, maka apabila terdapat hasil yang signifikan pada perbedaan kelompok tersebut dan untuk mengetahui kelompok perlakuan mana yang lebih efektif atau lebih baik dilakukan dengan cara Uji Post Hoc

(20)

Tabel 4.19. Data Hasil Uji Post Hoc dengan LSD Kategori Persepsi Kinestetik (I) Persepsi Kinestetik (J) Persepsi Kinestetik Mean Difference (I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound Persepsi Kinestetik Tinggi Persepsi Kinestetik Sedang .4500 1.31466 .733 -2.1857 3.0857 Persepsi Kinestetik Rendah -4.9500* 1.31466 .000 -7.5857 -2.3143 Persepsi Kinestetik Sedang Persepsi Kinestetik Tinggi -.4500 1.31466 .733 -3.0857 2.1857 Persepsi Kinestetik Rendah -5.4000* 1.31466 .000 -8.0357 -2.7643 Persepsi Kinestetik Rendah Persepsi Kinestetik Tinggi 4.9500* 1.31466 .000 2.3143 7.5857 Persepsi Kinestetik Sedang 5.4000* 1.31466 .000 2.7643 8.0357 Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 17.283. *. The mean difference is significant at the .05 level.

Gambar 4.9 Bentuk Tidak Terdapat Interaksi Perubahan Besarnya Ketepatan Memukul Bola Softball.

(21)

Pada metode latihan jarak pukul tidak dapat dilakukan karena hanya terdiri dari dua level (metode latihan jarak pukul bertahap dan metode latihan jarak pukul tetap). Pada tabel multiple comparisons, dapat diperoleh perbedaan rata-rata antara atlet yang memiliki persepsi kinestetik. Pada tabel tersebut dapat dijelaskan:

1. Ada perbedaan signifikan pada kelompok atlet yang memiliki persepsi kinestetik baik dengan atlet yang memiliki persepsi kinestetik kurang.

2. Ada perbedaan signifikan pada kelompok atlet yang memiliki persepsi kinestetik sedang dengan atlet yang memiliki persepsi kinestetik kurang.

3. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kelompok atlet yang memiliki persepsi kinestetik baik dengan atlet yang memiliki persepsi kinestetik sedang.

D. Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan analisis sebagai berikut:

1. Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap dan Metode Latihan Jarak Pukul Tetap Terhadap Peningkatan Ketepatan Memukul Bola Softball.

Dalam sebuah latihan pada hakekatnya jarak pukul berfungsi sebagai stimulus dalam mendatangkan suatu respon gerak dari tubuh atlet. Jarak pukul sesuai dengan teori latihan yang menerangkan bahwa latihan dimulai dari yang sederhana ke yang rumit dan dari yang mudah ke yang sulit.

Pada jarak pukul bertahap atlet diberikan menu latihan atlet memukul bola dengan jarak umpan satu meter disamping depan sesuai dengan tangan dominan atlet. Setelah itu atlet diberikan tingkat kesulitan yang terus bertambah, yaitu jarak pengumpan semakin lama semakin menjauh. Pada penelitian ini atlet merasa latihan ini lebih mudah dan terkesan bervariatif.

Pada jarak pukul tetap atlet diberikan menu latihan memukul bola

softball sesuai dengan jarak standar pelempar dengan pemukul yaitu 13,07 meter. Atlet terus melaksanakan drill pukulan dari jarak yang standar, dari jarak yang standar maksud dan tujuan latihan ini ialah membiasakan atlet atau si pemukul memukul bola softball pada jarak yang standar dan sesuai dengan

(22)

aturan permainan, hal ini menyebabkan atlet terbiasa untuk memukul dan bermain pada jarak tersebut.

Berdasar hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat adanya perbedaan antara jarak pukul bertahap dan jarak pukul tetap terhadap ketepatan memukul bola softball, dalam penelititan ini metode latihan jarak pukul bertahap mempunyai hasil yang lebih baik dibanding dengan metode latihan jarak pukul tetap, hal ini dapat dilihat dari hasil skor metode latihan jarak pukul bertahap ialah 12.6667 dan skor jarak pukul tetap ialah 10.2333.

2. Perbedaan Peningkatan Ketepatan Memukul Bola Softball Antara Atlet yang Memiliki Persepsi Kinestetik Baik, Sedang dan Kurang.

Pembelajaran teknik tidak terlepas dari bagaimana seorang atlet mampu melakukan tugas latihan dengan gerakan yang benar. Kebenaran gerakan akan mempengaruhi tingkat pengeluaran energi. Jika atlet salah atau tidak mampu melakukan gerakan yang benar maka akan terjadi pemborosan energi. Kondisi ini akan mempengaruhi hasil yang ingin dicapai.

Faktor terpenting yang mempengaruhi kualitas atlet dalam melaksanakan tugas gerak latihan secara benar dan efektif adalah persepsi kinestetik. Ketepatan penguasaan gerak yang tinggi dari seseorang pemain

softball untuk mempersepsikan suatu fungsi organ – organ tubuh manusia yang erat hubungannya dengan gerak tubuh serta anggota tubuh baik secara aktiv maupun pasif. Gerakan tersebut berhubungan dengan gerakan-gerakan dasar ketepatan memukul bola softball.

Mahasiswa yang memiliki persepsi kinestetik baik akan lebih mudah untuk melakukan tugas gerak yang diberikan dalam pembelajaran, dengan ketepatan tersebut maka jenis latihan yang dilakukan akan dapat memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang memiliki persepsi kinestetik kurang.

Sugiyanto dan Sudjarwo (1992:213) bahwa “Persepsi adalah tangkapan arti dari isyarat yang diterima indera. Arti kata dari isyarat itu disebut informasi, dan informasi yang ditangkap melalui indera kemudian diproses dalam kerja mental untuk menemukan atau mengenali informasi, mengungkapkan kembali

(23)

informasi yang terkumpul dan membuat penilaian terhadap informasi yang diterima.”

Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara atlet yang memiliki persepsi kinestetik baik dibanding dengan yang memiliki persepsi kinestetik kurang, hal ini sesuai dengan teori diatas bahwa persepsi kinestetik akan menunjukan ketepatan seseorang untuk melaksanakan tugas gerak secara benar, cepat dan efektif. Semakin atlet tersebut memiliki persepsi kinestetik yang baik maka atlet tersebut akan mampu melaksanakan semua jenis latihan dengan benar dan akurat sesuai dengan tingkat pengeluaran energi yang dibutuhkan.

3. Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan Jarak Pukul dan Persepsi Kinestetik Terhadap Peningkatan Ketepatan Memukul Bola Softball.

Secara keseluruhan terdapat pengaruh interaksi pada kedua variabel metode latihan jarak pukul, artinya pencapaian ketepatan memukul bola softball

dipengaruhi secara langsung oleh metode latihan jarak pukul dan persepsi kinestetik. Pencapaian ketepatan memukul bola softball, secara langsung dipengaruhi oleh faktor perbedaan tingkat persepsi kinestetik atlet.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi metode latihan dengan persepsi kinestetik terhadap ketepatan memukul bola softball bermakna. Hal ini dibuktikan dari nilai H0 diterima pada α = 0,05. Ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan analisis varians 2 faktor yaitu karena p-value = 0,000 > 0,05. Metode latihan jarak pukul bertahap dan metode latihan jarak pukul tetap dengan tingkat persepsi kinestetik terhadap ketepatan memukul bola softball, berarti terdapat pengaruh interaksi yang signifikan diantara keduanya atau ada interaksi antara keduanya.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa metode latihan jarak pukul bertahap akan memiliki hasil yang baik apabila diberikan pada atlet yang memiliki persepsi kinestetik kurang dan metode latihan jarak pukul tetap akan memiliki hasil lebih baik apabila diberikan pada atlet yang memiliki tingkat persepsi kinestetik baik.

(24)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil pengujian hipotesis dapat ditarik simpulan seperti tersebut di bawah ini: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode latihan jarak pukul

bertahap dan metode latihan jarak pukul tetap terhadap peningkatan ketepatan memukul bola softball. Metode latihan jarak pukul bertahap mempunyai pengaruh yanglebih baik dibandingkan metode latihan jarak pukul tetap. 2. Ada perbedaan yang signifikan peningkatan ketepatan memukul bola softball

antara atlet yang memiliki persepsi kinestetik baik, sedang dan kurang. Atlet yang memiliki persepsi kinestetik kurang mempunyai hasil yang lebih baik dibandingkan dengan atlet yang memiliki persepsi kinestetik baik maupun sedang.

3. Ada pengaruh interaksi antara metode latihan jarak pukul dan persepsi kinestetik terhadap peningkatan ketepatan memukul bola softball.

a. Metode latihan jarak pukul bertahap memiliki hasil lebih baik apabila diberikan perlakuan untuk atlet yang memiliki persepsi kinestetik kurang.

b. Metode latihan jarak pukul tetap memiliki hasil lebih baik apabila diberikan perlakuan untuk atlet yang memiliki persepsi kinestetik baik.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka penelitian ini memiliki implikasi sebagai berikut:

1. Metode latihan jarak pukul bertahap dapat direkomendasikan untuk dapat digunakan dalam meningkatkan ketepatan memukul bola softball atlet putra klub binaan kabupaten cilacap.

2. Pada setiap penyusunan program latihan salah satu komponen internal yang harus diperhatikan adalah persepsi kinestetik atlet. Dalam penelitian ini atlet yang mempunyai persepsi kinestetik kurang tergambar pada baiknya penguasaan keterampilan gerak sangat menentukan ketepatan atlet untuk

(25)

menyelesaikan kegiatan latihan. Atlet yang mempunyai persepsi kinestetik kurang, memiliki kecenderungan mempunyai motivasi berlatih yang sangat tinggi, sehingga menghasilkan gerakan yang sangat efektif dan efisien. 3. Melihat hasil penelitian dan kajian teori, bahwa peran metode latihan

sangatlah besar dalam peningkatan ketepatan memukul bola softball, maka kiranya sangat perlu untuk selalu dapat memilih metode latihan yang cocok sesuai dengan atlet.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas, dapat disarankan kepada para pelatih atau guru-guru pendidikan jasmani untuk melakukan seperti tersebut di bawah ini:

1. Kepada para pelatih atau guru di sekolah bahwa metode latihan jarak pukul bertahap memiliki pengaruh yang lebih baik dalam pencapaian ketepatan memukul bola softball, sehingga para guru atau pelatih disarankan lebih memilih metode latihan jarak pukul bertahap dalam penyusunan program latihan. Hal ini sangat membantu jika kegiatan latihan dilakukan secara singkat.

2. Kepada para pelatih dan guru pendidikan jasmani agar dapat mempertimbangkan perbedaan persepsi kinestetik atlet dalam pelaksanaan latihan. Atlet yang memiliki persepsi kinestetik terbukti sangat berpengaruh terhadap capaian peningkatan ketepatan memukul bola softball, Untuk itu para guru atau pelatih disarankan dalam membuat program latihan selalu menekankan pada perbedaan persepsi kinestetik yang dimiliki oleh siswa atau atlet, melakukan pengelompokan kelompok latihan akan menjadikan jalannya latihan lebih efektif, sehingga hasil latihan berupa ketepatan memukul bola

softball akan meningkat secara signifikan.

3. Perlu dilakukan penelitian sejenis dengan populasi yang lebih luas, dan ukuran sampel yang lebih besar.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Aan Sunjata Wisahati, 2010. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatansemarang: cv setiaji.

Aip Syarifuddin.. (1996). Atletik. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ali Mashar, Mohammad & Dwinarhayu. 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional.

Anderson, G.H., 1999. Effect of Age on Hypertension: Analysis of Over 4.800 Referred Hypertensive Patients. Saudi J. Kidney Dis. Transplant 10(3): 286-297.

Anshari Kurniawan. (2012, Mei 8). Fungsi, Jenis, Dan Kelebihan Potensiometer.Diakses,JuliRabu,2012,Dari,http://landasanteori.blogspot.c

om/2012/05/fungsi-jenis-dakelebihan.html.

Aw Suranto. 2010. Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Bompa, Tudor O. 1990. Theory and Methodology of Training. Dubuque, Iowa: Kendall/ Hunt Publishing Company.

Brooks George A. and Thomas D. Fahey. 1984. Exercise Physiologis Human Bioenergetics and its Applications. New York: John Willey and Sons.

Depdiknas. 2000. Perpustakaan Perguruan tinggi: Buku Pedoman. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Faridha, M. dkk. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional. PT. Intan Pariwara.

Fox, Edward L., and Donald K. Mathews. 1993. The Physiological Basis of Physical Education and Athletic. New York: Macmillans Publishing Company.

Freeman, 1991. Salicylic acid injection before noise exposure reduces permanent threshold shift. Audiol Neurotol, 13, pp.266-72.

Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: Dikti P2LPTK.

Hidayat, Kosadi 1990 Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Binacipta, Bandung. http://www.amazingcounters.com/ ( diakses tanggal 21 Desember 2015).

http://www.brianmac.co.uk/moveanal.htm ( diakses tanggal 21 Desember 2015).

(27)

James, A. Hall, 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga, Terjemahan Amir Abadi Yusuf, Salemba Empat, Jakarta.

Johnson, Barry L. and Jack K. Nelson. 1986. Practical Measurement for Evaluation in Physical Education. Minnesota: Burgers Publishing.

Khafadi, 2010. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2. Surakarta: CV. Putra Nugraha.

Marieb, E.N., Hoehn, K., 2010. The Digestive System. Human Anatomy & Physiology eighth edition. United States of America: Pearson Education, Inc, 858-863.

Marta Dinata. (2006). Kumpulan Permainan Rakyat OLAHRAGA TRADISIONAL. Meoloek, Dangsina. 1984. Dasar Fisiologi Kesegaran Jasmani dan Fisik. Jakarta:

FKUI.

M. Sajoto, 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang. Effhar Offiset Semarang.

Meyer Gladys C. 1984. Softball for Girl and Women. Charles Scribner’s Sons. New York.

Parno. 1992. Olahraga Pilihan Softball. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Tenaga Kependidikan.

Pyke, Frank S. (1911) edited. Better Coaching Advanced Coach’s Manual. Australian Coaching Council Incorporated, Belconen ACT 2616.

Rithaudin. 2010. Survai Model Aktivitas Pengembangan Ketrampilan Gerak dasar Di Sekolah Dasar Se-kecamatan Pengasih Kulon Progo. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Jurusan Pendor. FIK UNY.

Rusli Lutan. 1988. Ilmu Keolahragaan dan Beberapa Isu Filosofis.- Manusia dan Olahraga. Bandung: Penerbit ITB.

Santoso, Singgih. 2010. Statistik Multivariat, Jakarta : PT Gramedia.

Sarjono, Bambang (2010). Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta Direktoral Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.

Schmidt, R.A,.& Woodworld. (2000). Motor Learning and Performance: a Problem-Based Learning Approach. Champaign: Human Kinestics.

Singer, Robert, N. (1980). Motor Learning and Human Performance and Application to Motor Skill and Movement Behaviors. New York: Macmillan Publishing Co. Slamet Suherman, 1996. Fisiologi Olah Raga. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(28)

Slentz CA et al. 2004. Effects of the amount of exercise on body weight, body composition, and measures of central obesity. Arch Intern Med. 164:31- 39.

Soedarmanto.1991. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM Teori, Dimensi dan Implementasi dalam Organisasi. Yogyakarta; PUSTAKA PELAJAR

Sri Wahyuni dkk. (2010). Pendidikan Jasmani SMP. Jakarta: Pusat Perbukuan. Sudjana. 2002. Desain dan Analisis Eksperimen edisi III. Bandung: Tarsito.

Sudjarwo. (1993). Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdikbud, Proyek Penataan Guru Penjaskes SD Setara D-II

Sugiyanto. 1996. Perkembangan Gerak. Surakarta: UNS Press.

Sugiyanto dan Sudjarwo. 1992. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

Suharja. 2010. Sosio-Budaya Gizi. Laboratorium Gizi Masyarakat Pusat antar Universitas Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. 405 hlm.

Suharno. (1993). Ilmu Kepelatihan Olahraga. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Suharto. (1997). Ketahuilah Tingkat Kebugaran Jasmani Anda. Jakarta.

Sutarmin, (2010). Pendidikan jasmani, olahraga dan Kesehatan Kelas VII,Jakarta : Pusat Pembukuan Kementerian Pendidikan Nasional.

Sutrisno. 2010. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta:Kencana Predana Media Grup.

Tarmudi (2011). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementrian Nasional.

Gambar

Gambar 4.1 Histogram Metode Latihan Jarak Pukul Bertahap  2.  Metode Latihan Jarak Pukul Tetap
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Metode Latihan Jarak Pukul Tetap
Gambar 4.2 Histogram Metode Latihan Jarak Pukul Tetap  3.  Persepsi Kinestetik Baik (B1)
Gambar 4.3 Histogram Persepsi Kinestetik Baik  4.  Persepsi Kinestetik Sedang (B2)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan penelitian, didapat hasil perhitungan harga pokok produksi rak piringmenggunakan metode full costing sebesar Rp 1.834.704, dari perhitungan

Serapan hara Ca daun pada budidaya kering (Gambar 2a dan 2c) menunjukkan bahwa peningkatan dosis pemupukan fosfor dan kapur dapat meningkatkan serapan hara Ca

Sebagaimana telah diuraikan dalam Bab II bahwa salah satu masalah sosial yang muncul sebagai dampak dari fenomena globalisasi ekonomi dan kegagalan pemerintah

[r]

Peningkatan kejadian keputihan dari 2 orang siswi yang mengalami keputihan ringan menjadi keputihan sedang pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa air rebusan daun sirih merah

Salam Mempelaja ri kosakata pilihan pada ayat yang dihafal Materi tambahan menyesuaikan kemampuan peserta, tidak harus disampaikan dalam satu semester: 1...

Dari hasil simulasi didapatkan bahwa pada Gardu Induk GIS Gambir Lama sebaiknya digunakan circuit breaker dengan In = 1250 A dan rated breaking capacity 25 kA, dan

Penelitian ini bertujuan untuk membuat bahan bakar alternatif yaitu briket arang dari tandan kosong kelapa sawit dengan bahan perekat tepung tapioka.. Permasalahan yang