• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

A.

Latar Belakang Permasalahan

Latar belakang permasalahan merupakan beberapa isu yang membutuhkan solusi melalui perancagan sebuah fasilitas bangunan untuk memecahkan masalah tersbut. Latar belakang yang ada diantaranya adalah tingginya mobilitas penggunaan jalan lintas sumatera di Sumatera Utara, tingginya angka kecelakaan dan adanya potensi wisata yang belum digali secara maksimal. Penjelasan dari setiap latar belakang tersebut adalah sebagai berikut.

1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu wilayah di Indonesia dengan tingkat mobilitas yang tinggi, baik oleh manusia maupun barang.. Sebagian besar sarana pendukung mobilitas ini menggunakan transportasi darat dengan peningkatan pengguna jalan setiap tahun terutama pada hari raya Idul Fitri1, Natal, dan Tahun Baru yang bisa mencapai >1juta orang setiap tahun. Pada sektor barang, ditinjau dari banyaknya barang yang masuk melaui seluruh pelabuhan di Sumatera Utara, tahun 2012 mencapai >12juta ton yang meningkat dari tahun 2011 yang sekitar 11 juta ton. Faktor berpengaruh lainnya adalah banyaknya wisatawan yang masuk. Berdasarkan data dari BPS diketahui bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara terus meningkat setiap tahunnya (lihat Lampiran A.8, hal : 100) yang apabila dibandingkan dengan tingkat penghunian kamar hotel di Sumatera Utara yang juga mengalami peningkatan. Berdasarkan itu maka dapat disimpulkan bahwa wisatawan tersebut tergolong wisatawan sementara yang umumnya memiliki urusan bisnis dan wisata

1

http://www.analisadaily.com/mobile/pages/news/38345/hikmah-dibalik-mudik-lebaran diakses pada tanggal 3 Januari 2014 pukul 15.13 WIB - “Menyimak data transportasi diutarakan Kadis Perhubungan Sumut, tahun ini masyarakat pengguna moda transportasi penggunaan angkutan jalan dan kereta api diprediksi naik lima dan empat persen....”

(2)

yang berpengaruh pada tingkat penggunaan jalan lintas sumatera karena umumnya potensi wisata terdapat di daerah kabupaten.

2. Tingginya Angka Kecelakaan di Sumatera Utara

Peningkatan pengguna jalan yang ada menyebabkan perluasan ruas jalan di Sumatera Utara yang pada tahun 2012 mencapai >39.000km panjang keseluruhan ruas jalan yang mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2011 dan 2010 yaitu mencapai >5000km. (lihat Lampiran A.8 : hal.100) Seiring dengan perluasan jalan dan peningkatan pengguna jalan, jumlah kecelakaan juga meningkat. Berdasarkan data BPS ditemukan bahwa tingkat kecelakaan di Sumatera Utara cukup tinggi dan kerugian material yang dihasilkan pun tidak sedikit. Pada tahun 2011 menyebabkan kerugian mencapai >Rp 39Milyar dengan korban jiwa meninggal 6.365 jiwa dimana angka tersebut mencapai >4x lipat jumlah kecelakaan di tahun 2010. Sekalipun demikian, pada tahun 2012 terdapat penurunan jumlah kecelakaan hingga hampir setengah dari hasil tahun 2011. Perbaikan infrastruktur dan peningkatan ruas jalan agaknya menghasilkan dampak baik bagi keselamatan pengendara. Namun tingginya angka kecelakaan tersebut semakin menegaskan kebutuhan pengendara sebuah fasilitas pendukung mobilitas.

3. Potensi Wilayah yang Belum Memiliki Fasilitas yang Baik

Di sepanjang sisi ruas jalan lintas sumatera di Sumatera Utara selain terdapat kawasan hutan lindung yang juga terdapat berbagai pemandangan alam yang baik, seperti panorama Danau Toba, Samudra Pasifik, Sungai Asahan, bahkan pegunungan Bukit Barisan yang membentang disepanjang pulau Sumatera. Besarnya potensi wisata pemandangan alam tersebut hingga saat ini juga masih minim pengolahan. Akibatnya potensi besar itu belum dapat dirasakan secara utuh oleh pengendara yang melintas di ruas jalan lintas sumatera tersebut. Pemandangan alam yang sebenarnya baik untuk view beristirahat dan mengambil gambar bagi para wisatawan yang baru pertama kali melintas tersebut dapat dijadikan potensi untuk meningkatkan pariwisata Sumatera Utara. Selain

(3)

pemandangan yang baik, faktor hasil produksi lokal baik berupa kerajinan tangan maupun hasil pertanian yang ada juga dapat menjadi salah satu penunjang pariwisata. Faktor hasil produksi ini bahkan dapat kemudian dimanfaatkan sebagai aspek komersial yang berdampak pada peningkatan pendapatan daerah sekitar lokasi Rest Area nantinya. Berdasarkan hal itu fasilitas Rest Area yang diharapkan adalah yang juga mampu mengakomodir kebutuhan akan pemandangan yang baik serta penyediaan promosi dan penjualan hasil lokal. Lebih jauh lagi, adanya sebuah fasilitas publik di sekitar kawasan hutan lindung juga dapat membantu menjaga keberadaan hutan lindung tersebut dari pembajakan kayu yang marak terjadi di Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan bantuan tidak langsung dalam pengawasan dari pihak pengguna maupun pengelola fasilitas yang ada 24jam/hari.

4. Rest Area sebagai Sarana Istirahat Pengguna Jalan

Kondisi dan kualitas jalan di Jalur Lintas Sumatera (Jalinsum) hingga saat ini cukup tergolong baik, namun sayangnya terdapat 22 titik rawan longsor yang tersebar di berbagai wilayah provinsi Sumatera Utara2 sehingga menyebabkan pengemudi harus lebih berhati-hati apabila hendak melintas. Konsentrasi penuh harus selalu dimiliki oleh pengemudi apabila sedang berkendara, yang kemudian berdampak pada tingkat kelelahan yang dialami oleh pengemudi tersebut juga semakin meningkat. Di negara yang telah lebih berkembang dibanding Indonesia, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, bahkan Amerika, kasus kelelahan pengemudi ini telah di akomodir dengan adanya fasilitas pendukung mobilitas pengemudi untuk beristirahat yang disebut juga sebagai Rest Area. Selain itu, akibat dari kondisi jalan di beberapa titik yang rusak tersebut menyebabkan

2

http://m.menit.tv/welcome/read/2013/08/11/6973/0/17/Kawasan-Lintas-Tengah-Sumut-Rawan-Longsor diakses pada tanggal 3 Januari 2013 pukul 15.48 WIB – “..Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Sumut, ada sebanyak 22 lokasi rawan longsor, dan beberapa diantaranya kawasan Tanah Abang di Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang hingga kawasan Saribu Dolok Kabupaten Simalungun. Selain itu, Kota Medan hingga Pancurbatu, Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang menuju Brastagi, Kabupaten Karo, Kawasan Jembatan Merah Kecamatan Natal, Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal (Madina)...”

(4)

kendaraan yang digunakan juga mengalami penurunan kualitas bahkan kerusakan seperti ban bocor dan lainnya. Keadaan jalan yang umumnya berada diantara hutan lindung menyebabkan pengendara tidak bisa mendapatkan perbaikan langsung apabila terjadi kerusakan pada kendaraannya. Seringkali, pengendara harus menunggu pengendara lain yang sedang melintasi ruas jalan yang sama untuk bisa memberikan bantuan memperbaiki maupun menarik kendaraan ke bengkel terdekat. Bahkan fasilitas standar yang penting seperti SPBU juga masih jarang ditemukan disepanjang ruas jalan lintas tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan fasilitas Rest Area yang dapat menjawab semua masalah yang dialami pengedara maupun kendaraan yang digunakannya.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diperoleh berdasarkan fakta yang ada, maka dirumuskan beberapa permasalahan terkait perancangan yang akan dilakukan sebagai solusi untuk menjawab keadaan. Permasalahan itu dibagi menjadi 2, yaitu umum dan khusus. Permasalahan umum mengacu pada perancangan berdasarkan kaidah tipologi bangunan Rest Area dan permasalahan khusus mengacu pada kaitan antara fungsi Rest Area dengan lokasi yang ada nantinya. Rumusan masalah yang dihasilkan tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

1. Permasalahan Umum

 Bagaimana menyediakan fasilitas Rest Area yang multifungsi yang terintegrasi dengan baik untuk kebutuhan keamanan, kenyamanan, dan keselamatan pengemudi kendaraan bermotor serta dapat diakses selama 24-jam sehari?

 Bagaimana menyediakan fasilitas Rest Area yang mampu menarik minat pengunjung dengan tampilan visual yang baik serta akses pencapaian kendaraan dan manusia yang mudah?

 Bagaimana menciptakan fasilitas Rest Area yang berfungsi optimal untuk menghindari terjadinya disfungsi infrastruktur serta tidak merusak ekosistem lingkungan yang ada?

(5)

2. Permasalahan Khusus

 Bagaimana menyediakan fasilitas Rest Area sebagai sarana istirahat sekaligus wisata yang rekreatif untuk menunjang mobilitas serta mengembangkan potensi kawasan sekitar di jalan lintas Sumatera Utara?

C.

Tujuan dan Sasaran

Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan maka diharapkan hasil dari penulisan dapat memiliki tujuan dan sasaran yang berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan. Tujuan dan sasaran tersebut kemudian menjadi garis besar proses penulisan dan hasil akhir yang didapatkan sebagai kesimpulan penulisan ini. Tujuan dan sasaran yang diharapkan ialah sebagai berikut.

1. Tujuan

Menyusun konsep dasar perancangan dan pengembangan arsitektur untuk fasilitas Rest Area pada ruas jalan lintas sumatera di Sumatera Utara sehingga dapat menjadi sarana penunjang mobilitas yang rekreatif untuk memenuhi kebutuhan pengguna jalan dalam beristirahat dan berwisata.

2. Sasaran

Menghasilkan usulan serta gagasan untuk merumuskan konsep dasar perencanaan dan perancangan fasilitas Rest Area pada ruas jalan lintas sumatera di Sumatera Utara sehingga menjadi fasilitas penunjang mobilitas yang rekreatif dan dapat digunakan untuk proses perancangan selanjutnya.

D.

Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan berupa pemecahan permasalahan dan potensi yang ditemukan yang kemudian dijabarkan dalam penjelasan, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ada. Pembahasan terdiri atas 2 aspek yaitu arsitektural dan non-arsitektural, sebagai berikut :

(6)

1. Arsitektural

Pembahasan yang memiliki hubungan langsung dengan proses perancangan arsitektur karena membicarakan hal-hal yang terkait pengaruh spasial dan fungsi. Pembahasan arsitektural ialah :

 Pembahasan pada aspek-aspek terkait fasilitas Rest Area, seperti : pengertian, fungsi, prinsip, dan preseden.

 Pembahasan pada lokasi tapak, pengolahan tapak, dan karakteristik bangunan disekitar lokasi tapak

2. Non-arsitektural

Pembahasan yang memiliki hubungan tidak langsung dengan proses perancangan arsitektur karena terbatas pada unsur pendukung. Pembahasan non-arsitektural tersebut ialah :

 Pembahasan terkait budaya setempat yang berpengaruh pada perancangan arsitektural, seperti : ukiran, sejarah, dan pola kebudayaan lainnya.

 Pembahasan terkait potensi setempat yang berpengaruh pada perancangan arsitektural, seperti : pemandangan alam dan hasil produksi masyarakat sekitar.

E.

Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan ini ialah melalui pengumpulan data, analisa, dan sintesis.

1. Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu studi literatur dan observasi langsung. Penjelasan dari cara-cara tersebut ialah :

 Studi Literatur : melalui pencarian sumber-sumber data tertulis mengenai fasilitas Rest Area baik berupa teori perancangan, design guideline, dan preseden bangunan yang sudah ada, serta data terkait lokasi perancangan di kawasan wilayah Sumatera Utara.

(7)

 Observasi Langsung : melalui pengamatan langsung pada kawasan terpilih sebagai lokasi tapak dan pada preseden fasilitas Rest Area yang telah terbangun di kawasan daerah lain.

2. Analisis

Melakukan perbandingan antara hasil pengamatan langsung dan studi literatur yang telah diperoleh lalu kemudian diambil prinsip-prinsip, persyaratan serta standar bangunan yang sesuai untuk diterapkan pada lokasi tapak sebagai pemecahan perancangan Rest Area.

3. Sintesis

Melakukan penyesuaian hasil analisis yang telah diperoleh dan diterapkan sebagai konsep dasar pada perancangan arsitektur.

F.

Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan

Menjelaskan latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan, sasaran, lingkup pembahasan, metoda pembahasan, sistematika pembahasan, keaslian penulisan dan kerangka berpikir.

Bab 2 Tinjauan Rest Area

Berisi tinjauan mengenai fasilitas Rest Area yang meliputi pengertian, fungsi, tipe, klasifikasi, fasilitas, arahan desain, studi preseden dalam dan luar negeri, serta tinjauan sarana penunjang mobilitas dan sarana rekreatif sebagai penekanan perancangan.

Bab 3 Tinjauan Wilayah Sumatera Utara

Berisi tinjauan mengenai wilayah Sumatera Utara yang meliputi kondisi geografis wilayah, keadaan penduduk, rencana pemerintah dalam pengembangan wilayah, potensi yang dimiliki kawasan, serta penentuan wilayah kawasan yang akan digunakan sebagai lokasi Rest Area.

(8)

Bab 4 Pendekatan Konsep

Menjelaskan hasil analisis penulis berdasarkan studi pustaka dan studi lapangan sebagai dasar pendekatan konsep perancangan makro, messo, dan mikro.

Bab 5 Konsep Perencanaan dan Perancangan

Membahas rumusan konsep dasar perencanaan dan perancangan arsitektur fasilitas Rest Area pada ruas jalan lintas sumatera di Sumatera Utara sebagai penunjang mobilitas yang rekreatif.

G.

Keaslian Penulisan

Penulisan tentang fasilitas Rest Area atau sejenis telah beberapa kali dilakukan sebelumnya. Untuk memastikan keaslian penulisan maka dilakukan perbandingan berikut ini dengan beberapa tulisan terdahulu disertai perbedaan permasalahannya, antara lain :

Tabel 1.1 Tabel Komparasi Keaslian Penulisan

No Judul Penulis /

Tahun Fokus Bahasan Komparasi

1 Rest Area di Jalan

Lintas Sumatera Utara dengan Pendekatan

Green Architecture

Indrianty Nasution / 2010

Rest Area sebagai tempat peristirahatan dan gerbang pariwisata Danau Toba Penekanan pada konsep green architecture dengan material bambu

2 Rest Area sebagai

Tempat Istirahat Sementara dan Rekreasi di Banyumas, Jawa Tengah Idham / 2011

Rest Area sebagai tempat istirahat, rekreasi, dan informasi kebudayaan Penekanan pada konstekstual lingkungan sekitar dengan budaya Jawa

3 Rest Area Multifungsi

: Komersial dan Rekreasi dengan Pendekatan Kearifan Lokal Mahendra Ardiyanto / 2011

Rest Area sebagai tempat istirahat, komersial, dan rekreasi bagi pengendara melintas Penekanan pada apresiasi kearifan lokal budaya Jawa dalam merancang fasilitas

(9)

Penulisan yang dilakukan penulis adalah berbeda dengan penulisan yang dilakukan oleh tulisan yang telah ada sebelumnya. Penulis memiliki fokus bahasan yang lebih menekankan fungsi Rest Area sebagai sarana istirahat akibat kelelahan melalui medan jalan yang berliku dan berkontur dengan pendekatan ruang yang rekreatif melalui penyediaan ruang-ruang bebas dan berorientasi pada

view panorama pemandangan alam yang baik.

H.

Kerangka Pemikiran

Gambar

Tabel 1.1 Tabel Komparasi Keaslian Penulisan
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penulis

Referensi

Dokumen terkait

dengan membagi beban kerja tiap stasiun kerja sehingga utilitas tiap operator mendekati rata-rata. Dibuat 7 skenario untuk di modelkan. Dari 7 skenario tersebut

Tinjauan Tentang Metode Bamboo Dancing 1.. Penegertian Metode Bamboo

Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh dunia pendidikan untuk mampu berkompetisi di era globalisasi adalah dengan mengintegrasikan TIK ke dalam proses belajar.Salah satu

[r]

[r]

Bila ditinjau dari sudut solvabilitas, yang diukur dengan menggunakan primary ratio menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami penurunan pada tahun

Skripsi POLA RESISTENSI Mycobacterium tuberculosis..... ADLN Perpustakaan

Jika terdapat pengeluaran investasi baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama sehingga dapat bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis