• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) SISTEM PAKAR DIAGNOSA BIBIT UNGGUL SAPI DAN KAMBING DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) SISTEM PAKAR DIAGNOSA BIBIT UNGGUL SAPI DAN KAMBING DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PAKAR DIAGNOSA BIBIT UNGGUL SAPI DAN KAMBING

DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

Reski Mai Candra

1

, Weni Rahim

2

1,2

Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA RIAU

HR. Soebrantas KM.15, 28293, Pekanbaru, Riau, Indonesia

E-mail : reski.candra@uin-suska.ac.id

1

, wenirahim@gmail.com

2

ABSTRAK

Pada umumnya peternak Indonesia memelihara sapi dan kambing untuk tujuan pembibitan, pada usaha pembibitan hasil yang diharapkan adalah perolehan anak sapi yang berkualitas baik atau unggul. Adanya bibit ternak yang unggul dapat meningkatkan produksi jumlah produksi sapi, sehingga dapat mengurangi import sapi dari luar negri. Untuk mendapatkan bibit sapi unggul dan bibit kambing unggul, sifat unggul bergantung pada

budidayanya, tetapi tidak semua peternak

mengetahui hasl tersebut dikarenakan kurangnya

tenaga ahli disekitar mereka. perkembangan

teknologi informasi pada saat sekarang ini banyak mempengaruhi diberbagai bidang termasuk dibidang peternakan, pertanian, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan sistem berbasis komputer yang menyimpan pengetahuan ahli. Sistem pakar dapat melakukan penalaran sebagaimana seorang pakar meskipun data yang diperoleh kurang lengkap atau kurang pasti, maka pada penelitian ini menggunakan

certainty factor merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mendapatkan derajat kepercayaan

pengguna terhadap sistem pakar dan Forward

chaining sebagai mesin inferensi proses penalarannya. Berdasarkan pengujian terhadap sistem pakar yang digunakan oleh peternak dengan

user acceptance test menyatakan bahwa 90% peternak menyetujui bahwa sistem sesuai dengan yang di ingin kan peternak, dan pakar menyatkan sistem sesuai dengan yang diterapkan pakar.

Kata kunci : bibit unggul sapi dan kambing,

certainty factor, Forward chaining.

1.

PENDAHULUAN

Hewan ternak (sapi dan kambing) di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai penyedia sumber protein bagi masyarakat. Seiring dengan perkembangan atau bertambahnya penduduk Indonesia, kebutuhan daging dan susu dari tahun ke tahun juga akan meningkat. Namun jumlah peningatan produksi sapi di Indonesia tidak seperti yang diharapkan sehingga pemerintah masih perlu mengimport sapi dari luar negri [1].

Pada umumnya peternak Indonesia memelihara sapi dan kambing untuk tujuan pembibitan, pada usaha pembibitan hasil yang diharapkan adalah perolehan anak sapi yang berkualitas baik atau unggul. Adanya bibit ternak yang unggul dapat meningkatkan jumlah produksi sapi dan kambing, sehingga dapat mengurangi import dari luar negri.

Untuk mendapatkan bibit unggul pada hewan sifat unggul bergantung pada budidayanya[2]. Upaya perbaikan mutu genetika untuk peningkatan

produktifitas ternak dapat dilakukan melalui

program seleksi dan perkawinan silang. Seleksi yang dilakukan dengan memilih secara sistematis induk dan pejantan sebagai tertua generasi selanjutnya. Suksesnya usaha ternak, ditentukan oleh salah satunya kualitas bibit, yang juga berkaitan dengan

bobot, bibit yang baik diperlukan untuk

menghasilkan keturunan yang baik, bahkan lebih baik. Tidak semua peternak mengetahui cara memilih indukan yang unggul pada ternak mereka, karena kurangnya tenaga ahli di sekitar peternak dan dikarenakan beberapa peternak baru menekuni usaha dibidang peternakan.

Perkembangan teknologi informasi pada saat sekarang ini banyak mempengaruhi diberbagai bidang termasuk dibidang peternakan, pertanian dan lain-lain. Permasalahan tersebut dapat dilakukan dengan sistem berbasis komputer yang menyimpan

pengetahuan ahli. Sistem pakar (expert system )

merupakan salah satu sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang bisa dilakukan oleh para ahli [3]. Sistem pakar dibuat agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu yang meniru kerja dari para ahli atau dari para pakar dibidangnya, dengan pengembangan sistem pakar, diharapkan semua orang bisa

menyelesaikan masalah yang hanya dapat

diselesakan dengan bantuan para ahli atau pakar.

Sistem pakar dapat memasyarakatkan

pengetahuan para pakar, sehingga para peternak dapat mengetahui cara membudidayakan bibit unggul pada ternak sapi dan kambing mereka, tetapi sistem pakar tidak dapat menghilangkan ataupun menggantikan peran dari seorang ahli atau pakar.

(2)

Sistem pakar dapat melakukan penalaran

sebagaimana seorang pakar meskipun data yang diperoleh kurang lengkap atau kurang pasti maka

pada penelitian ini menggunakan certainty factor

sebuah metode yang digunakan untuk mendapatkan derajat kepercayaan pengguna terhadap sistem

pakar, certainty factor dalam penelitian ini setiap

hasil konsultasi mendapatkan kepercayaan yang

mendukung hasil diagnosa. Karena certainty factor

cocok digunakan untuk kepastian atau tidak pasti suatu keadaan [4].

Beberapa penelitian sebelumnya yang menggunakan

metode certainty factor telah dilakukan oleh:

1. Siti Rohajawati (2010) dengan judul “Sistem

Pakar Diagnosis Penyakit Unggas Dengan

Metode Certainty Factor”. Hasil penelitian

yang didapat adalah dengan adanya sistem pakar ini dapat mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh penyakit yang diderita unggual [5].

2. Ahmad Syatibi (2012) dengan judul “Sistem

Pakar Diagnosa Awal Penyakit Kulit Sapi Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode

Certainty Factor”. Hasil penelitian yang

didapat adalah dengan adanya sistem pakar ini para peternak dapat mendiagnosa penyakit kulit ternak mereka lebih awal [6].

3. Penelitian indukan unggul sebelumnya telah

diteliti oleh Aryo GI dan kawan-kawan (2007) dengan judul “Performans Dan Profil Produktivitas Calon Bibit Sumber Sapi Peranakan Ongole” pada penelitian ini objek yang diteliti hanya pada sapi ongole [7].

2.

SISTEM PAKAR

Sistem pakar adalah suatu program komputer

yang dirancang untuk mengambil keputusan seperti keputusan yang diambil oleh seorang atau beberapa orang pakar.[8]

Adapun struktur pada sistem pakar adalah sebagai berikut[4]: LINGKUNGAN LINGKUNGAN KONSULTASI PENGEMBANGAN User Antar Muka Aksi yang direkomendasi Fasilitas Penjelasan Perbaikan Pengetahuan Motor Inferensi BLACKBOARD Rencana Agenda Solusi Deskripsi masalah Basis Pengetahuan Fakta : Apa yang diketahui tentang

area domain Aturan : Logical reference

Rekayasa Pengetahuan Pengetahuan Ahli Akuisisi Pengetahuan Fakta-fakta tentang kejadian tertentu

Gambar 1. Struktur pada sistem pakar

Untuk memandu proses penalaran dalam mesin

inferensi (Inference Engine) menggunakan Forward

chaining yang melakukan penalaran dan pengambilan kesimpulan dari basis pengetahuan dengan kecocokan fakta atau pernyataan dimulai

dari semua kondisi IF (JIKA) adalah benar, maka

aturan dipilih dan kesimpulan dicapai [9].

K0 K2 K3 K4 K5 y/t y/t y/t y/t K1 K6 y/t K7 K8 y/t y/t K9 y/t K1O y/t K26 K27 K29 K28 K34 K33 K32 K31 K30 END t t y y/t y/t y/t y/t y/t y/t y/t y/t y K11 K12 K17 K16 K15 K14 K13 y/t y/t y/t y/t y/t y t K18 K22 K21 K20 K19 y t K23 K25 K24 y/t y/t y/t y/t y/t PU BU OU MU

Gambar 2. Pohon inferensi sapi

K0 K3 K7 K6 K5 K4 K14 K13 K1 K2 K12 K11 K10 K9 K8 K17 K16 K15 K23 K22 K21 K20 K19 K18 EU KU KU t y

Gambar 3. Pohon inferensi kambing

3.

C

ERTAINTY

F

ACTOR

Faktor ketidak pastian merupakan cara dari penggabungan kepercayaan dan ketidak percayaan dalam bilangan tunggal. Dalam teori kepastian, data-data kualitatiif direpresentasikan sebagai

(3)

menggambarkan derajat keyakinan, teori kepastian menggunakan nilai yang disebut certainty factor (CF) untuk meansumsikan derajat keyakinan

seorang pakar terhadap suatu data. Certainty Factor

menerapkan konsep keyakinan (belief) dan ketidak

pastian (disbelief). [4]

CF(H,E)=MB(H,E)-MD(H,E)

MB(H,E)= max[P(H E),P(H)] – P(H) (1)

Max[1,0] – P(H)

MD(H,E)= min[P(H E),P(H)] – P(H) (2)

Min [1,0] – P(H)

Keterangan:

CF = Certainty Factor dalam hipotesis (H)

dipengaruhi oleh fakta E

MB = Measure of belief merupakan ukuran

kenaikan dari kepercayaan hipotesis (H) yang dipengaruhi oleh fakta B.

MD = Measure of Increased Disbelief merupakan

ukuran kenaikan dari ketidak percayaan hipotesis (H) yang dipengaruhi oleh fakta E.

E = Evidence (peristiwa/fakta) H = Hipotesa (dugaan)

P(H E) = probabilitas (H) benar karena fakta E

4.

ANALISA DAN PERANCANGAN

Setiap sapi memiliki kriteria untuk menghasilkan bibit unggul, baik itu dari sapi betina maupun jantan, kriteria dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Beberapa kriteria calon induk unggul Bali

No Krteria nilai

K0 Apakah sapi anda tidak memiliki

keturunan cacat 0.60

K1 Apakah Mata Sapi anda

bercahaya 0.55

K2 Apakah Hidung Sapi Anda Tidak

Terlalu basah 0.55

K3 Apakah Disekitar Mulut Sapi

Memiliki Bercak 0.50

Jika kriteria yang dimiliki oleh ternak adalah K0,

K1, K2. Maka perhitungan certainty factor adalah

sebagai berikut ini:

Pencarian nilai Mb dan Md pada K0

Mb (H,E) =(0.60-0.30)/(1-0.30) =0.30/0.70 =0.423 Md (H,E) = (0.30-0.30)/(0-0.30) = 0 CF0 = Mb-Md = 0.423-0 =0.423

Pencarian nilai Mb dan Md pada K1

Mb (H,E) = (0.55-0.30)/(1-0.30) = 0.25/0.70 = 0.357 Md (H,E) = (0.30-0.30)/(0-0.30) = 0 CF1 = Mb-Md = 0.357-0=0.357

Pencarian nilai Mb dan Md K2

Mb (H,E) = (0.55-0.30)/(1-0.30) = 0.25/0.70 = 0.357 Md (H,E) = (0.30-0.30)/(0-0.30) = 0 CF2 = Mb-Md = 0.357-0=0.357

Maka untuk mengetahui nilai kepastian atau nilai

certainty fatornya adalah: CF K0K1 = CF K0 + CF K1 (1-CF KK0) = 0.423+0.357(1-0.423) = 0.628989 CF KOK1K2 = CF K0K1 +CF K2 (1- CF K0K1) = 0.628989+0.357(1-0.628989) = 0.761439927

Dari hasil diagnosa yang didapat adalah Jenis Sapi Bali.

Analisa fungsional pada penelitian ini dilakukan

dengan pendekatan perancangan Context Diagram,

(Data Flow Diagram) DFD dan (Entity Relational Diagram)ERD, untuk perancangan meliputi

perancangan interface aplikasi yang terdiri dari

perancangan prototype.

SISTEM PAKAR DIAGNOSA BIBIT UNGGUL PADA HEWAN TERNAK SAPI

DAN KAMBING Pengguna

Konsultasi

Hasil Diagnosa

(4)

Pengguna 2. KONSULTASI 1 DATA MASTER Dt_sapi Dt_kambing Jenis_sapi diagnosa diagnosa Data sapi Info_dtsapi Dt_kambing Info_diagnosa diagnosa aturan Info_dt kambing Jenis_kambing Jenis sapi Info_jenis sapi Jenis_kambng Info jenis kambing

aturan Info aturan

Gambar 5. Data Flow Diagram (DFD)

Dt_sapi Refrensi Dt_kambing

Jenis_sapi memiliki m m membutuhk an m m 1 mempunyai 1 aturan menghasilkan 1 1 Kd_krteria kriteria nilai Kd_relasi cf Kd_kriteria kriteria nilai Kd_relasi Kd_kriteria Id_aturan Kd_jenis keterngan Kd_jenis Nm_jenis diagnosa Kd_diagnosa Kd_jenis cf Jenis-kambing keterangan Kd_jenis Nm_jenis probabilitas probabilitas

Gambar 6. Entity Relational Diagram (ERD)

home

pertanyaan

ya tidak

Proses

Gambar 7. Perancangan form pertanyaan

5.

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Pada tahap ini adalah merupakan tahap dilakukan pengkodean hasil analisa dan perancangan sistem, sehingga mengetahui apakah sistem yang dibuat menghasilkan tujuan yang diinginkan.

Gambar 8. Menampilkan Home

Gambar 9. Menampilkan menu Pertanyaan

5.1 Pengujian Sistem

Pengujian BlackBox, pengujian ini dilakukan

untuk memperlihatkan bahwa fungsi-fungsi bekerja dengan baik dalam artian masukkan diterima dengan benar dan keluaran yang dihasilkan benar-benar tepat, pengintegrasian eksternal data berjalan dengan

baik dan pengujian User Aceptance Test untuk

melihat hasil kesesuain user dengan hasil pakar.

6.

PENUTUP

Berdasarkan dari hasil analisa, perancangan dan implementasi pada sistem ini, dapat diambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah:

1. Metode Certainty Factor dapat di terapkan

untuk menentukan jenis induk yang dapat menghasilkan bibit unggul.

2. Berdasarkan hasil pengujian user acceptance

test menyatakan bahwa sistem dapat memudahkan para peternak menentukan calon

induk sapi dan kambing yang dapat

menghasilkan bibit unggul.

3. Berdasarkan pengujian oleh pakar, menyatakan

bahwa sistem Dianosa Bibit Unggul Sapi Dan

Kambing Dengan Metode Certainty Factor

sesuai dengan yang diterapkan oleh pakar. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, penulis menyarankan beberapa hal, yaitu:

1. Dalam melakukan diagnosa bibit unggul

kambing dan sapi dengan sistem pakar juga dapat digunakan dengan metode lain yang ada pada sistem pakar.

2. Pada penelitian ini, hewan ternak yang

didiagnoda hanya kambing dan sapi. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk dapat mendiagnosa hewan ternak lainya baik hewan lokal dan import.

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima Kasih kami ucapkan kepada DR. Yendreliza, S.Pt, M.p, sebagai pakar dibidang peternakan. Tidak lupa juga kami ucapan terima kasih kepada Instansi kami Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Suska Riau atas segala

dukungannya.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ngadiyono,nono, Beternak Sapi Potong Ramah

Lingkungan. Jakarta: Citra Aji Parma, 2012.

[2] B, Sarwono, Beternak Kambing Unggul.

Jakarta : Penebar Swadaya, 2011.

[3] Kusrini, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta : Andi, 2006.

[4] Sutojo dkk, Kecerdasan Buatan. Yogyakarta :

Andi, 2011.

[5] Rohajawati,siti,dkk “Sistem Pakar: Diagnosis

Penyakit Unggas Dengan Metode Certainty Factor”, 2010.

[6] Syatibi, ahmad, “ Sistem Pakar Diagnosa Awal

Penyakit Kulit Sapi Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Certainty Factor”, 2012.

[7] Gi, aryodan dkk, “Performans Dan Profil

Produktivitas Calon Bibit Sumber Sapi Peranakan Ongole”, 2007.

[8] Marimin, Pengenalan Sistem Pakar. Jakarta:

Elex Media Kompotindo, 1992.

[9] Kusumadewi, Sri. 2003. Artificial

(6)

Gambar

Gambar 1. Struktur pada sistem pakar
Gambar 4. Context diagram
Gambar 6. Entity Relational Diagram (ERD)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembobotan yang dilakukan maka diperoleh urutan parameter dari yang paling berpengaruh terhadap lokasi permukiman adalah jarak terhadap jalan yang mudah dilalui,

Ibnu Madha‟ adalah salah seorang ahli ilmu nahwu klasik yang keras melakukan kritik pada ahli nahwu lain khususnya atas bebagai unsur atau prinsip nahwu yang dianggapnya

  Ada beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu frasa, FP, kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa.. Konsep-konsep

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.. Urin disaring di

Pernikahan ataupun Perkawinan, Mengajar kita kewajiban bersama, Suami menjadi pelindung, Kamu penghuninya, Suami adalah Nakoda kapal, Kamu navigatornya, Suami bagaikan

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pertimbangan hukum hakim dalam putusan nomor 163/Pid.b/2019/PN.Bil setelah hakim memeriksa semua bukti-bukti yang diajukan

Penegakan hukum terhadap kejahatan perdagangan orang di Indonesia saat ini masih belum optimal dimana hal ini dapat kita lihat dari pemberitaan-pemberitaan di

Untuk menuju ke arah yang dimaksudkan ini maka evaluasi pendidikan Islam hendaknya selalu berpatri pada dua tujuan utama yang dikemukan oleh Hasan Langgulung yaitu