• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Rahang

Tumbuh-kembang adalah suatu proses keseimbangan dinamik antara bentuk dan fungsi. Prinsip dasar tumbuh-kembang antara lain berkesinambungan, sesuai dengan deposisi dan resorpsi serta perubahan ukuran dan bentuk. Selama perkembangan suatu mahkluk hidup terjadi pertumbuhan, dalam arti ukuran bertambah besar dan terjadi perubahan bentuk sedangkan peningkatan kompleksitas fungsi merupakan proses perkembangan.1 Setiap orang mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda, sehingga tidak ada manusia yang mempunyai ukuran dan bentuk lengkung rahang yang sama persis.8

Sewaktu lahir, kepala membentuk sekitar seperempat dari tinggi total tubuh. Pada orang dewasa, kepala membentuk seperdelapan dari tinggi total tubuh. Oleh karena itu, dari lahir sampai maturitas, tubuh tentunya bertumbuh lebih pesat baik pada proporsi maupun ukuran dibandingkan kepala. Pada kebanyakan individu, kecepatan umum dari pertumbuhan tubuh mengikuti suatu pola, walaupun ada variasi pada saat tahapan pola yang berbeda. Pada bayi, pertumbuhan berlangsung dengan kecepatan yang relatif tinggi, melambat secara progresif selama masa kanak-kanak untuk mencapai kecepatan minimal pada periode prapubertas. Laju pertumbuhan kemudian meningkat kembali selama pubertas dan akhirnya lambat sampai ke maturitas. Usia kapan tahap-tahap pertumbuhan ini terjadi dan berakhir adalah bervariasi antar individu dan antar jenis kelamin.9

Tulang maksila terhubung dengan beberapa tulang diantaranya tulang frontalis, zigomatik dan sfenoid melalui sutura yang berisi jaringan ikat. Maksila tumbuh ke segala dimensi terutama karena adanya aposisi tulang pada sutura sekitar maksila, remodeling permukaan tulang dan pergeseran secara pasif karena perubahan pada basis kranial. Ukuran maksila dalam jurusan vertikal bertambah karena terbentuknya tulang alveolar yang menyangga gigi (Gambar 1). Palatum ikut turun

(2)

sesuai dengan pertumbuhan maksila ke bawah yang diikuti oleh aposisi pada permukaan yang menghadap ke rongga mulut dan resorpsi pada permukaan yang menghadap ke dasar rongga hidung. Lengkung palatal bertambah dalam dengan adanya pertumbuhan prosesus alveolaris.10 Palatum dibentuk dengan kontribusi dari prosesus maksilaris dan prosesus fronto-nasalis. Prosesus maksilaris membentuk palatum keras (palatum durum) pada tiga perempat bagian anterior sedangkan bagian posterior palatum tidak terjadi penulangan dan membentuk palatum lunak (palatum

molle).3 Menurut Heasman (2004), pertumbuhan maksila berhenti pada usia 17 tahun

untuk laki-laki dan rata-rata 2 tahun lebih awal pada perempuan.11

Beberapa peneliti berpendapat bahwa mandibula dapat dipandang sebagai tulang panjang dengan dua prosesus untuk pelekatan otot dan prosesus alveolaris untuk tempat gigi. Osifikasi endokondral pada kondili menyumbang pertumbuhan mandibula ke arah posterior. Aposisi dan remodeling di tempat-tempat lain menyebabkan mandibula bertambah besar sesuai dengan bentuknya. Pada usia 1 tahun, kedua simfisis mandibula telah menyatu dan tidak memberi sumbangan pada pertumbuhan.10

(3)

Arah pertumbuhan mandibula ke bawah dan ke depan. Pertambahan panjang mandibula disebabkan adanya aposisi di sisi posterior ramus dan terjadi resorpsi di sisi anterior ramus. Pertambahan tinggi korpus mandibula sebagian besar disebabkan adanya pertumbuhan tulang alveolaris. Dagu menjadi lebih menonjol karena mandibula memanjang dan terdapat sedikit penambahan tulang pada dagu tetapi tidak terjadi lagi sesudah masa remaja. Menurut Heasman (2004), pertumbuhan mandibula berakhir pada usia sekitar 17 tahun untuk perempuan dan sekitar 2 tahun kemudian untuk laki-laki.11

2.1.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Rahang

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan rahang yaitu genetik, lingkungan, jenis kelamin dan ras.1,3,12,14,15,16,17,26,27

a) Faktor ras

Mohammad H.A dkk (2011) menyatakan bahwa kelompok ras yang berbeda akan menunjukkan ukuran dimensi rahang yang bervariasi.4 Menurut penelitan Buris dkk (2000) juga menyatakan bahwa ras yang berbeda akan menampilkan ukuran lengkung rahang yang berbeda.17

b) Faktor genetik

Genetik mempunyai pengaruh yang penting dalam menentukan variasi ukuran dan bentuk lengkung gigi, tulang alveolar dan tengkorak, maka untuk mendapatkan data yang valid perlu dilakukan penelitian suatu suku dengan keturunan dua generasi yaitu pengambilan sampel dengan melihat kesamaan suku dari orang tua (ayah dan ibu) dan kakek-nenek dari kedua orang tua (ayah dan ibu) sampel. Menurut penelitian Cassidy (1998) diperoleh data bahwa hubungan bagian bukal yaitu molar pertama antara maksila dan mandibular dalam arah sagital pada remaja yang mempunyai hubungan biologis lebih serupa, daripada remaja yang tidak ada hubungan biologis.12

(4)

c) Faktor lingkungan

Lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan rahang. Faktor lingkungan tersebut adalah nutrisi, kebiasaan oral dan fisik.1,14,15,16,26,27

i) Nutrisi/Gizi

Perbedaan kebiasaan makan menyebabkan perbedaan asupan gizi dan nutrisi terutamanya kalsium. Kalsium berperan dalam proses tumbuh kembang. Perbedaan konsumsi nutrisi memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan rahang.26,27

ii) Kebiasaan oral

Kebiasaan oral yang memengaruhi pertumbuhan rahang antara lain menghisap ibu jari atau jari-jari tangan, menghisap dot, bernafas dari mulut, dan penjuluran lidah. Hasil penelitian Anzar dkk (2006), menunjukkan kebiasaan menghisap jari untuk jangka waktu yang panjang akan menyebabkan peningkatan jarak inter molar mandibular. Mereka juga menyebutkan bahwa kebiasaan menghisap mainan akan menyebabkan pengurangan ukuran lengkung gigi maksila terutama di bagian kaninus dan kebiasaan bernafas melalui mulut menyebabkan pengurangan ukuran lengkung gigi pada rahang atas dan bawah.14 Peran kebiasaan oral tergantung dari frekuensi, intensitas, dan lama durasi. Dampak perubahan dapat mengenai seluruh morfologi fasial yakni mengenai gigi, rahang, dan skeletal fasial.1

iii) Fisik

Selain itu, otot pengunyahan yang kuat meningkatkan mekanisme pengunyahan rahang dan memicu pertumbuhan sutura dan aposisi tulang yang mengakibatkan peningkatan pertumbuhan rahang.15 Hal ini didukung oleh penelitian Kiliaridis dkk (2003) terdapat hubungan antara ukuran otot-otot pengunyahan dengan lebar kraniofasial. Hasil penelitiannya didapati bahwa laki-laki yang mempunyai otot masseter lebih tebal mempunyai rahang yang lebih besar dari perempuan yang mempunyai otot masseter yang tipis.16

d) Jenis Kelamin

Ukuran rahang pada laki-laki lebih besar daripada perempuan, hal ini disebabkan karena laki-laki mempunyai ukuran wajah yang lebih besar dan

(5)

Mohammad dkk (2011) menyatakan bahwa ukuran rahang laki-laki didapati lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran rahang perempuan.4

2.2 Dimensi Rahang

Menurut Nakata (1988), Ross-Powell (2000) dan Bishara (2001), menyatakan bahwa dimensi rahang adalah lebar inter kaninus, lebar inter molar, panjang, dan keliling lengkung gigi. Sedangkan Moyers (1988), menyatakan bahwa dimensi rahang terdiri dari lebar inter kaninus, lebar inter molar, tinggi rahang, keliling atau perimeter lengkung rahang, overbite dan overjet.1

2.2.1 Panjang Rahang

Menurut Hassanali dan Odhiambo (2000) dan Mohammad H.A dkk (2011), panjang rahang diukur dari titik tengah papila insisal tegak lurus hingga garis yang menghubungkan margin distal molar pertama permanen.4,18

2.2.2 Tinggi Rahang

Menurut Mohammad H.A dkk (2011), ketinggian rahang diukur dari titik tengah yang menghubungkan distal margin molar pertama permanen dengan garis tegak lurus dari insisisal papila.4,18

2.2.3 Lebar Inter kaninus

Titik referensi untuk mengukur lebar inter kaninus sangat bervariasi. Menurut Alleva (1979), titik referensi untuk mengukur lebar inter kaninus adalah titik kontak mesial gigi kaninus kanan ke kaninus kiri, sedangkan Moyers (1988) dan Nakata (1988), menggunakan titik puncak gigi kaninus kanan ke kaninus kiri.1

(6)

2.2.4 Lebar Inter molar

Menurut Mohammad H.A (2011) dan Hassanali dan Odhiambo (2000), lebar inter molar diukur dari alur bukal pada permukaan oklusal pada gigi molar pertama kanan ke molar pertama kiri.4,18

2.2.5 Keliling Anterior

Keliling anterior rahang diukur dari sudut kecembungan maksimum pada kaninus kanan ke kaninus kiri di sepertiga tengah dari permukaan bukal sepanjang gigi anterior.4,18

2.2.6 Keliling Posterior

Keliling posterior rahang diukur dari sudut kecembungan maksimum pada molar pertama kanan ke molar pertama kiri di sepertiga tengah dari permukaan bukal sepanjang lengkung gigi.4,18

Gambar 2. PL (Palatal Length), PD (Palatal Depth),

C - C1 (Inter Canine Distanc), M-M1

(Inter Molar Distance), AC1(Anterior

Arch Circumference), PC1 ( Posterior

(7)

2.3 Latar Belakang Masyarakat Malaysia

Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan istilah etnik berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik yang digunakan ataupun tidak), sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi. Menurut Frederich Barth (1988) istilah etnik menunjuk pada suatu kelompok tertentu yang karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa, ataupun kombinasi dari kategori tersebut terikat pada sistem nilai budayanya.19 Masyarakat Malaysia merupakan masyarakat multietnik. Jumlah penduduk Malaysia mencapai 30 juta jiwa. Diantara 3 etnik terbesar di Malaysia adalah etnik Melayu (50,4%), etnik Cina (23,7%) dan etnik India (7,1%).Etnik Melayu dan Cina termasuk dalam kelompok ras Mongoloid sedangkan etnik India termasuk dalam kelompok ras Kaukasoid.5

Masyarakat Malaysia pada asalnya terbagi kepada dua fase yaitu prasejarah dan modern Terdapat dua model yang berguna dari fase prasejarah untuk menggambarkan populasi yang bermigrasi dan populasi origin. Jacob (1997) memperkenalkan dual layer model dimana pertama menyatakan perpindahah dan masuknya orang-orang Mongoloid ke Asia Tenggara melalui China Selatan sewaktu periode Neolitik telah menyebabkan pencampuran genetik baru terhadap penduduk asal yang pada mulanya memiliki profil seperti orang Australomelanesoid. Model kedua menyatakan bahwa penduduk Asia Tenggara modern berasal dari orang-orang terdahulu yang tinggal di Sundaland yang mengalami perubahan evolusi lokal tanpa pencampuran genetik. Menurut Zainuddin (2003) sejarah modern populasi Malaysia termasuklah migrasi orang-orang Cina dari Cina Selatan dan orang-orang India dari India Selatan ke Malaysia sewaktu abad ke-19. Migrasi etnik Cina dan India ini membawa kepada masyarakat modern Malaysia pada masa sekarang.20

(8)

2.4 Landasan Teori

Tumbuh kembang adalah suatu proses keseimbangan dinamik antara bentuk dan fungsi. Setiap orang mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda, sehingga tidak ada yang mempunyai ukuran dan bentuk lengkung rahang yang sama persis.1,8

Tulang maksila terhubung dengan beberapa tulang diantaranya tulang frontalis, zigomatik dan sfenoid melalui sutura yang berisi jaringan ikat. Maksila tumbuh ke segala dimensi terutama karena adanya aposisi tulang pada sutura sekitar maksila, remodeling permukaan tulang dan pergeseran secara pasif karena perubahan pada basis kranial.10 Prosesus maksilaris membentuk palatum keras atas (palatum

durum) pada tiga perempat bagian anterior sedangkan bagian posterior palatum tidak

terjadi penulangan dan membentuk palatum lunak (palatum molle).3 Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan rahang yaitu genetik, lingkungan, jenis kelamin dan ras.1,3,12,14,15,16,,17,26,27

Menurut Moyers (1988), dimensi rahang atas terdiri dari lebar inter kaninus, lebar inter molar, tinggi rahang, keliling atau perimeter lengkung rahang.1 Panjang rahang diukur dari titik tengah papila insisal tegak lurus hingga garis yang menghubungkan margin distal molar pertama permanen. Tinggi rahang diukur dari titik tengah yang menghubungkan distal margin molar pertama permanen dengan garis tegak lurus dari insisisal papila. Lebar inter kaninus diukur dari titik puncak gigi kaninus kanan ke kaninus kiri. Lebar inter molar diukur dari alur bukal pada permukaan oklusal pada gigi molar pertama kanan ke molar pertama kiri. Keliling anterior rahang diukur dari sudut kecembungan maksimum pada kaninus kanan ke kaninus kiri di sepertiga tengah dari permukaan bukal sepanjang gigi anterior. Keliling posterior rahang diukur dari sudut kecembungan maksimum pada molar pertama kanan ke molar pertama kiri di sepertiga tengah dari permukaan bukal sepanjang lengkung gigi. 4,18

Masyarakat Malaysia merupakan masyarakat multietnik. Diantara 3 etnik terbesar di Malaysia adalah etnik Melayu (50,4%), etnik Cina (23,7%) dan etnik India

(9)

Kerangka Teori  Ras  Genetik  Lingkungan o Nutrisi o Kebiasaan oral o Fisik  Jenis kelamin Pertumbuhan dan Perkembangan Dentofasial Pertumbuhan Rahang Rahang bawah Rahang atas

Pengukuran dimensi rahang

Panjang rahang (mm) Tinggi rahang (mm) Keliling posterior (mm) Keliling anterior (mm) Lebar inter molar (mm) Lebar inter kaninus (mm)

(10)

2.5 Kerangka Konsep

Populasi Mahasiswa Malaysia FKG USU Seleksi Sampel Jenis Kelamin 1. Laki-Laki 2. Perempuan Etnik India

Pengukuran Dimensi Rahang Atas

Keliling posterior (mm) Keliling anterior (mm) Lebar inter molar (mm) Panjang rahang (mm) Tinggi rahang (mm) Lebar inter kaninus (mm)

Gambar

Gambar 1. Arah pertumbuhan maksila searah dengan panah. 13

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui manfaat dari protein spesifik yang ditemukan pada susu kambing, penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan informasi yang sudah ada sebelumnya untuk

dalam proses perilaku aman ( safety process) adalah terdapatnya kerja sama yang baik untuk perencanaan implementasi program dan adanya partisipasi dari.. masing-masing

Jasa Perbankan Syariah Dengan Minat Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada BBRS Sukowati Sragen Cabang Boyolali) ”.. Penulisan skripsi ini

Syukur Alhamdulillah segala Puji bagi Allah SWT, karena atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ ANALISIS PENGARUH

Indonesia merupakan negara hukum, serta pernyataan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka, mengandung spirit untuk tidak menjadikan hukum sebagai alat

Nilai Kesukaan Konsumen Terhadap Teh Daun Gaharu ( Aquilaria malaccensis Lamk.) Berdasarkan Letak Daun pada Batang.. Skripsi

Police patrol officers sometimes work overtime in excess of standards for other occupations where employee performance has important public safety implications and for

Konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya