• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda, tingkat kecemasan yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda, tingkat kecemasan yang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Kecemasan merupakan suatu hal alami yang ada pada diri manusia dan kecemasan juga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda, tingkat kecemasan yang dialami manusia tergantung kepada bagaimana manusia itu sendiri mengontrol dan mengatur kecemasan yang dialaminya.

Kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan kekhawatiran yang mengeluhkan bahwa suatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan adalah respon yang tepat terhadap ancaman tetapi kecemasan bisa menjadi abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman.1

Menurut Peplau dalam Suliswati ada empat tingkat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu yaitu kecemasan ringan yaitu dihubungkan dengan ketegangan yang dialami sehari-hari. Kecemasan sedang yaitu individu terfokus hanya pada pikiran yang menjadi perhatiannya, terjadi penyempitan lapangan persepsi masih dapat melakukan sesuatu dengan arahan orang lain. Kecemasan berat yaitu lapangan persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak dapat berfikir tentang hal-hal lain. Dan yang terakhir adalah panik yaitu individu kehilangan kendali diri dan detail perhatian hilang.2

1 Nevid Rathus, Grene Dkk,Psikologi Abnormal, (Jakarta : Erlangga,2003) h. 163

2 Suliswati, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, ( Jakarta, Encourage Creativity,

(2)

Sebagaian besar orang yang sakit mengalami goncangan mental dan jiwanya. Masalah-masalah yang dialami individu tersebut idealnya tidak dibiarkan sampai berlarut-larut, selain dapat merugikan dirinya sendiri juga dapat berdampak pada kesehatan mentalnnya. Pasien yang mengalami kondisi tersebut memerlukan bantuan spritual yang dapat menimbulkan rasa optimis dan tenang dalam menghadapi cobaan dari Allah. Sebagaimana Allah telah memerintahkan manusia untuk selalu tenang dan syukur dalam menghadapi segala musibah yang menghadangnya, baik itu ujian, cobaan, ataupun peringatan dari Allah.

Allah menurunkan Al-Quran di dalamnya ada petunjuk pengobatan terhadap penyakit pada manusia, sebagaimana firman Allah dalam Q. S Al-Isra :82













































: ءارسلاا(

28

)

Artinya: Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.( Q.S Al-Isra :82)3

Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin tahu, kecendrungan mendapat kesenangan, kebahagiaan dan sifat keluh kesah (cemas).

Pernyataan ini dipertegas oleh Allah SWT dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-22:

3 Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahanya. (Bandung: Diponegoro. 2005),

(3)



















































: جراعملا(

91

-88

)

Artinnya:Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat.(Q. S Al-Ma’arij ayat 19-22)4

Sifat dasar manusia adalah berkeluh kesah dan cemas. Kecemasan manusia disebabkan beberapa hal diantaranya ditimpa kesusahan. Kesusahan yang biasa dicemaskan manusia adalah kesusahan ekonomi, status sosial, bencana, kematian, dan kecemasan akan menjalani operasi karena menderita penyakit fisik seperti: penyakit lambung, jantung, kanker, kanduangan, tumor, usus buntu dan penyakit kronis lainnya yang bisa mengakibatkan kematian sehingga membutuhkan penangan operasi.

Dalam hal ini bimbingan konseling Islam merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan kepada pasien untuk menuntun pasien agar mendapatkan keikhlasan, kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi sakit.

Individu yang sakit mengharapkan agar penyakit yang di deritanya bisa sembuh. Rumah sakit adalah lembaga kesehatan yang memberikan perioritas pelayanan kepada seseorang yang sakit secara fisik. Pasien di Rumah Sakit juga mengalami berbagai persoalan, seperti masalah pisikis dan spritual yang juga berpengaruh terhadap kesembuhan pasien.

Berdasarkan observasi awal yang penulis lakukan pada tanggal 15 -25 November 2016 di RSUD Prof Dr. M. A Hanafiah SM Batusangkar sebagian

(4)

besar orang yang menderita sakit tidak bisa menerima keadaanya dan putus asa. Dalam kondisi ini mereka banyak yang gelisah, berpresangka buruk, perasaan cemas, marah dan mudah putus asa terutama ketika mereka mengetahui dirinya akan di operasi, apalagi kalau operasi itu pengalaman pertama bagi pasien. Pasien butuh mempersiapkan mental dan dukungan. Di samping dukungan dari keluarga pasien juga membutuhkan dukungan, dan motivasi dari seorang Konseris. Dengan kondisi seperti ini maka perlu adanya upaya konseris dalam mengatasi kegelisahan dan kecemasan pasien sebelum menghadapi operasi di Rumah Sakit. Dengan tujuan agar pasien mendapatkan keikhlasan, kesabaran, tidak gelisah dan ketenangan dalam menghadapi operasi penyakitnya.

Konselor secara umum memiliki peran untuk merubah kondisi psikologis yang tidak wajar. Konselor memiliki wawasan yang luas dan keterampilan yang berhubungan dengan klien, psikologis klien kecendrungan klien, kebutuhan klien dan sebesar apapun masalah yang berhubungan dengan klien.

Salah satu bantuan tersebut dapat diberikan dengan layanan penguasaan konten, dengan layanan penguasaan konten individu maupun kelompok mampu mengusai kemampuan atau kopetensi tertentu melalui kegiatan belajar. Layanan penguasaan konten merupakan salah satu jenis layanan yang ada dalam bimbingan dan konseling. Layanan tersebut adalah layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling perorangan, layanan

(5)

bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, layanan mediasi, dan layanan advokasi.

RSUD Prof. Dr. M. A Hanafiah SM Batusangkar telah memberikan bantuan layanan konseling yang diberikan oleh dua orang konseris untuk mengatasi kecemasan pasien sebelum menjalani operasi. Apakah proses layanan konseling tersebut sudah membantu dan berpengaruh terhadap pasien yang mengalami kecemasan sebelum menjalani operasi.

Berdasarkan pengamatan penulis di RSUD Prof. Dr. M. A Hanafiah SM Batusangkar , penulis melihat berbagai kejadian seperti ada pasien yang kurang sabar dalam menjalani sakitnya, ada yang gelisah, merasa was-was, merasa takut dan cemas, keluarga pasien ada yang panik karena melihat anaknya yang kesakitan, dan ada pasien yang terpaksa ditunda operasinya karena pasien terlalu cemas dan takut yang berlebihan sehingga menggagu fikiran dan yang mengakibatkan tensi pasien tinggi.

Hal ini dikuatkan dengan wawancara yang penulis lakukan dengan konselor Rumah Sakit yang bernama Melia Desrina, mengatakan bahwa:

Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh pasien sebelum operasi adalah masalah kecemasan pasien yang terlalu tinggi sehingga menyebabkan tensi pasien meningkat,sehingga mengakibatkan operasi pasien ditunda,atau membuat pasien harus menerima layanan dari konseris terlabih dahulu. Kecemasan itu biasanya disebabkan oleh ketakutan akan rasa sakit selama operasi, ketakutan akan kegagalan dala operasi dan juga disebabkan oleh pasien mendengarkan omongan orang lain tentang dampak buruk dari operasi.5

Berdasarkan wawancara di atas jika persoalan ini diabaikan maka akan memperburuk keadaan pasien. Untuk membantu persoalan di atas maka

(6)

dibutuhkannya layanan konseling. Layanan konseling bermanfaat agar pasien tetap optimis dan berfikir positif terhadap penyakit yang dideritanya. Maka oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pelaksanaan Layanan Penguasaan konten Dalam Mengatasi Kecemasan Pasien Sebelum Menjalani Operasi di RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar”.

B. Fokus Penelitian 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pelaksanaan Layanan Penguasaan Konten Dalam Mengatasi Kecemasan Pasien Sebelum Menjalani Operasi elektif di RSUD Prof. Dr. M. A Hanafiah SM Batusangkar? ”

2. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan fokus yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan yang dilakukan konseris dalam memberikan layanan penguasaan konten untuk mengatasi kecemasan pasien yang akan melakukan operasi elektif (operasi terencana) di RSUD Batusangkar b. Pelaksanaan yang dilakukan konseris dalam memberikan layanan

penguasaan konten untuk mengatasi kecemasan pasien yang akan melakukan operasi elektif (operasi terencana) di RSUD Batusangkar

(7)

c. Evaluasi dan tindak lanjut yang dilakukan konseris dalam memberikan layanan penguasaan konten untuk mengatasi kecemasan pasien yang akan melakukan operasi elektif (operasi terencana) di RSUD Batusangkar.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah di uraikan maka penelitian ini bertujuan:

a. Untuk mengetahui Perencanaan yang dilakukan konseris dalam memberikan layanan penguasaan konten untuk mengatasi kecemasan pasien yang akan melakukan operasi

b. Untuk mengetahui Pelaksanaan yang dilakukan konseris dalam memberikan layanan penguasaan konten untuk mengatasi kecemasan pasien yang akan melakukan operasi.

c. Untuk mengetahui Evaluasi dan tindak lanjut yang dilakukan konseris dalam memberikan layanan penguasaan konten untuk mengatasi kecemasan pasien yang akan melakukan operasi

2. Kegunaan penelitian

a. Untuk memahami Perencanaan, pelaksananaan, evaluasi dan tindak lanjut yang dilakukan konseris dalam memberikan layanan penguasaan konten untuk mengatasi kecemasan pasien yang akan melakukan operasi

(8)

b. Untuk memahami berbagai kegiatan yang dilakukan konseris dalam memberikan layanan penguasaan konten untuk mengatasi kecemasan pasien yang akan melakukan operasi

c. Untuk melihat dan menilai Evaluasi dan Tindak lanjut yang dilakukan konseris dalam memberikan layanan penguasaan konten untuk mengatasi kecemasan pasien yang akan melakukan operasi

D. Penjelasan Judul

Agar tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam menfsirkan apa yang terkandung dalam judul penelitian ini , ada baiknya dijelaskan maksud dan arti kata dimaksud, yaitu:

Layana Penguasaan konten : Menurut Prayitno di dalam Tohirin layanan penguasaan konten merupakan suatu layanan bantuan kepada individu (klien) baik sendiri maupun dalam kelompok untuk menguasai kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.6

Kecemasan pasien : Suatu perasaan yang tajam tentang adanya bahaya dan sensitivitas yang menyebar dengan mengandung rasa takut dan kwatir.7

Operasi : Semua tindakan pengobatan yang menggunakan

cara invasif dengan membuka atau

6

Tohirin,Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (PT Rajagrafindo

Persada,2013) h:22

7Yusuf Al-agshari, Apakah Anda Cemas dengan Mas Depan,( Jakarta: Cendikia Sentral

(9)

menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani.8

Jadi yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah, apa saja yang dilakukan konseris dalam memberikan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan layanan penguasaan konten pada pasien yang akan menjalankan operasi elektif (terencana).

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah membuat suatu program aplikasi berbasis komputer khususnya untuk Sumber Daya Manusia, dengan menggunakan

Sebagai sebuah pohon, masing-masing memiliki peran yang berbeda, akan tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan untuk menghasilkan buah yang akan

 Sebuah proses sosial dimana antar orang perorangan atau antar kelompok saling bersaing untuk mencari keuntungan dalam bidang kehidupan tertentu (ekonomi, kebudayaan, kedudukan

Penelitian terdahulu yang dijadikan bahan rujukan yang ketiga dilakukan oleh Fitria (2016) yang mengangkat penelitian dengan judul “Pengaruh Likuiditas, Kualitas

Kehancuran terjadi ketika peradilan umum disebut dapat dipilih oleh para pihak melalui akad untuk menyelesaikan sengketa mereka, karena kedudukan peradilan umum yang bersifat

Hurlock (dalam Sofyan, Hendra. 2015:56) bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan yang ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil