• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAKNAAN PENGGEMAR REGGAE TERHADAP FASHION REGGAE (Studi pada penggemar reggae di Tangerang) - FISIP Untirta Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PEMAKNAAN PENGGEMAR REGGAE TERHADAP FASHION REGGAE (Studi pada penggemar reggae di Tangerang) - FISIP Untirta Repository"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh : Novitasari NIM. 083133

KONSENTRASI ILMU HUMAS

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TRITAYASA

SERANG-BANTEN

(2)

NIM : 083133

Judul Skripsi : Pemaknaan Penggemar Reggae Terhadap Fashion Reggae (Studi pada penggemar reggae di Tangerang)

Serang, Juli 2012

Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan Menyetujui,

Pembimbing 1, Pembimbing II

Muhammad. Jaiz, S.Sos, M.pd Teguh Iman Prasetya, SE, M.Si NIP. 19710629200312001 NIP. 197107182005011001

Mengetahui, Dekan FISIP UNTIRTA

(3)

Nama : Novitasari

NIM : 6662083133

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 18 November 1989

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pemaknaan Penggemar Reggae terhadap Fashion Reggae di Tangerang adalah hasil karya saya sendiri dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, Juli 2012

(4)

Nama : Novitasari

NIM : 6662083133

Judul Skripsi : PEMAKNAAN PENGGEMAR REGGAE TERHADAP FASHION

REGGAE di TANGERANG

Telah diuji dihadapan Dewan Penguji Sidang Skpris di Serang, 08 Agustus 2012 dan telah dinyatakan LULUS.

Serang, 09Agustus 2012 Ketua Penguji :

Iman Mukhroman, S.Sos., M.Si ( )

NIP.197502022002121002

Anggota :

Mia Dwianna, S.Sos., M.Ikom ( )

NIP. 197104222006042001

Anggota :

Teguh Iman Prasetya, S.E., M.Si ( )

NIP. 197107182005011001

Mengetahui,

Dekan FISIP UNTIRTA Ketua Program Studi

Dr. Agus Sjafari, M.Si Neka Fitriyah, S.Sos., M.Si

(5)

Everything is possible, just believe and make it happen

and always believe in you, my Lord Allah SWT.

-V-

Skripsi ini kupersembahkan :

(6)

Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. 2012

Fashion reggae adalah salah satu komunikasi penggemar reggae selain musik untuk menginformasikan atau menyampaikan pesan dan menjadi bahasa tersendiri diantara sesama penggemar reggae maupu masyarakat luas. Namun tidak semua memandang fashion reggae sebagai bahasa namun lebih kepada gaya sehingga terjadilah perbedaan pemahaman.Untuk itulah peneliti tertarik meneliti mengenai pemahaman penggemar reggae terhadap fashion reggae. Penelitan ini berupaya untuk mengambarkan pemaknaan penggemar reggae mengenai fashion reggae. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif, Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori Interaksionisme Simbolik. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemaknaan setiap penggemar reggae berbeda. Tidak semua memandang dan memaknai fashion reggae penting digunakan dan ada di dalam reggae, namun mereka menyadari bahwa fashion reggae selain sebagai penunjang penampilan, penutup tubuh, pelindung tubuh, tetapi juga sebagai media ekspresi, bentuk komunikasi dimana mereka menyampaikan informasi, memberi identitas bahwa mereka adalah penggemar reggae, serta menampilkan budaya-budaya yang ada di dalamnya. Saran yang dapat peneliti berikan adalah agar penggemar reggae lebih kooperatif dan lebih mensosialisasikan fashion reggae kepada masyarakat karena minimnya pengetahuan masyarakat luar mengenai reggae yang hanya akan melihat dari kulit luar dan pandangan mereka saja.

Kata kunci : Makna, Fashion , Fashion Reggae, Reggae

(7)

science. Univesity of Sultan Ageng Tirtayasa. 2012

Fashion reggae is one of communication whom reggae fans do like a music to

inform or to communicate the message and be special language between reggae

fans or society. However, not all of reggae fans look the fashion reggae as a

language but they just a style so there was a difference of comprehension. That’s why the researcher interested do research about comprehension of reggae fans

against fashion reggae. This research seeks to portray an comprehension of

reggae fans against fashion reggae. The research method that used is qualitative

descriptive. Technique analysis uses interview in dept, and documentation. This

research uses the theory of symbolic interactionism. The result of research is any

fans of reggae have a different comprehension about fashion reggae. Reggae fans

appreciate that the fashion reggae not only as a supporting appearance, body

coverings, body armor, but also as a medium of expression, a form of

communication in which they giving information, giving the identity if they are

reggae fans, and showcase the cultures that exist within it. Suggestion that can

researcher give are reggae fans more cooperative and more socialize about

fashion reggae to society because they have lack of knowledge about fashion

reggae so they will see just from the out skin and their outlook.

(8)

Puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas kehendak, rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pemaknaan Penggemar Reggae Terhadap Fashion Reggae”. Skripsi ini diajukan untuk menempuh ujian Sarjana Strata-1 (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Humas, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Sultan Ageng Tritayasa Serang-Banten.

Penulis menyadari seutuhnya bahwa dalam penyusunan skrpsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi pengumpulan data, tata cara penyusunan, pembahasan serta dalam penyampaian mengingat terbatasnya pengetahuan, pengalaman serta kemampuan peneliti. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati peneliti menerima saran dan kritik yang bersifat membantu.

Pada kesempatan ini peneliti sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan dorongan, dan bimbingan sampai skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak. Dr. Agus Sjafari, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tritayasa

2. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komuikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tritayasa 3. Bapak. Muhammad Jaiz, S.Sos, M.pd, selaku dosen pembimbing I, terima

kasih atas waktu dan bimbingannya selama penyusunan skripsi ini.

(9)

6. Seluruh dosen dan staf Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tritayasa

7. Nara Sumber, Aradhea, Peter, Benny, Utha, Rizal dan Brekele.

8. Papsky tercinta Drs. Salam Sudiana dan Mamah Yenih Haryenih serta kedua kakak, Hardi dan Resti.

9. Arif Erlangga, terima kasih untuk pengetahuannya yang tidak terduga dan membuka wawasan, masukan, komentar, kritik dan dukungannya

10.Sahabat-sahabat terbaik Raudhatul ‗irra‘ Aliyah, Shytia ‗Ochien‘ Permatasari, Nisa Sabrina Amalia, Familia Damawati,

11.Karlinda. Anggara Yonardi, Rezza, Eko, Imam,

12.Bang Elias Mardongan, terima kasih atas masukan, ‗hidayah‘ dan dukungannya,

13.Keluarga besar ― Wereng Community‖.

14.Teh Mulia, Borin, Teh Amanda, Bang Yulian,Zelda

15.Nurul Pri SAN sahabat seperjuangan dalam mengerjakan skrpsi, terima kasih untuk semuanya.

16.Teman seperjuangan dari semester awal Doni Agi Kuswandi, Dian, Capcus, Anshari, Pendi, Reja, Renny ‗mamih‘, Tika, Kiki, Aziz, Hariet, Ria, Tiara, Rini,

(10)

Akhir kata peneliti berharap semoga skrpsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

Terima kasih

Serang, Juli 2012 Penulis

Novitasari

(11)

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAS ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Identifikasi Masalah ... 9

1.4 Tujuan Penelitian ... 9

1.5 Kegunaan Penelitian ... 9

(12)

2.1.2 Komunikasi Antarbudaya ... 15

2.1.3 Pemaknaan ... 20

2.1.4 Penggemar ... 21

2.1.5 Reggae ... 23

2.1.6 Fashion ... 31

2.1.6.1 Fashion Sebagai Komunikasi... 33

2.1.7 Fashion Reggae ... 35

2.1.8 Teori Interaksionisme Simbolik ... 42

2.2 Kerangka Pemikiran ... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 51

3.2 Instrumen Penelitian ... 53

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.3 Informan . ... 55

3.4 Analisi Data ... 57

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian . ... 58

(13)

4.1 Deskripsi Data Informan ... 60

4.1.1 Informan Kunci ... 60

4.1.2 Informan Pendukung ... 64

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 65

4.2.1 Penggemar reggae Memaknai Pentingnya Fashion Reggae ... 65

4.2.2 Pemahaman Penggemar Reggae terhadap Fashion Reggae ... 69

4.3 Pembahasan ... 76

4.3.1 Penggemar Reggae Memaknai Pentingnya Fashion Reggae ... 78

4.3.2 Pemahaman Penggemar Reggae terhadap Fashion Reggae ... 81

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 94

5.2 Saran ... 95

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(14)

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ………. 59

(15)
(16)

Lampiran 2 Daftar Pertanyaan Lampiran 3 Transkip Wawancara Lampiran 3 Jadwal Bimbingan Lampiran 4 Riwayat Hidup

(17)

1

1.1 Latar Belakang

Sejak zaman dahulu, kehidupan manusia tidak lepas dari komunikasi. Komunikasi adalah tentang mengirim pesan1. Tujuan atau inti dari komunikasi adalah penyampaian pesan, informasi, atau ide oleh seseorang baik dengan komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal kepada orang lain. Manusia sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang membutuhkan bantuan orang lain tidak dapat tidak melakukan komunikasi. Komunikasi dilakukan untuk berinteraksi atau bertukar informasi dengan sesama.

Dalam berinteraksi, seseorang tidak lupa memperhatikan penampilan luar yang ditampilkan oleh seseorang. Fashion dan pakaian merupakan salah satu yang dipilih oleh seseorang untuk dalam memperlihatkan penampilan luarnya. Seseorang akan berusaha tampil menarik agar enak dilihat karena penampilan merupakan hal pertama yang dilihat oleh seseorang dalam berinteraksi. Dengan melihat penampilan luar, seseorang dapat menilai seperti apa orang tersebut, karena penampilan seseorang dapat mencerminkan bagaimana karakteristik seseorang, dimulai dari bagaimana

1

(18)

cara dia berpakaian, bagaimana cara dia memilih pakaian agar enak dilihat dan nyaman ditubuh.

Pengertian fashion secara garis besar bukan hanya berkaitan dengan pakaian, tetapi berkaitan dengan segala sesuatu yang dapat menghias tubuh seperti aksesoris dan perhiasan2. Saat ini peran fashion sangatlah penting, karena selain dapat mengikuti tren yang sedang berkembang, fashion juga dapat membantu seseorang berpenampilan baik dan memberi kesan positif dihadapan orang lain. Selain itu fashion juga dapat dijadikan sebagai media atau alat komunikasi untuk menggambarkan kepribadian dan identitas seseorang baik dari ideologi, status sosial ataupun gender.

Namun jarang yang melihat fashion dan pakaian sebagai salah satu komunikasi nonverbal. Seseorang hanya berfikir bahwa fashion yang dikenakan hanya sebagai penutup dan pelindung dari hujan, panas ataupun dingin. Fashion digunakan hanya sebagai penampilan luar yang dilihai dari bagus tidaknya pakaian tersebut, merek apa pakaian tersebut, fashion apa yang sedang in atau tren, mahal atau tidak harganya, bagus tidak jika ia menggunakannya.

Begitupun mereka yang melihat akan berpendapat mengenai fashion dari bagus tidaknya, mahal tidaknya, merek apa, bagaimana jika dia yang menggunakan pakaian tersebut. Tanpa melihat kenapa seseorang menggunakan pakaian tersebut, pesan atau makna apa mereka menggunakan

2 Malcom Barnald, 2011.

(19)

fashion tersebut. Padahal fashion bukan hanya sebagai pelindung tubuh atau pemanis tubuh tetapi juga sebagai identitas diri, budaya, bahkan ideologi seseorang.

Malcom Barnard menjelaskan fashion atau pakaian pada tataran dasarnya adalah berfungsi sebagai penutup, perlindungan, kesopanan dan daya tarik namun tidak menutup kemungkinan peran fashion adalah untuk media ekpresikan diri, media mendefinisikan peran dan status sosial, simbol politis, media rekreasional, sebagai identitas diri baik individual maupun kelompok3.

Desmond Morris menambahkan, pakaian juga menampilkan pajangan budaya (cultural display) karena ia mengkomunikasikan afiliasi budaya4

.

Dari fungsi itu sendiri, bahwa lebih dalam fashion memperlihatkan siapa diri kita, budaya apa kita, status kelas, gender, dan lain halnya. Dengan fashion yang dikenakan, seseorang sedang berkomunikasi. Seseorang sedang menyampaikan/membawa pesan, gaya hidup bahkan ideologi suatu individu maupun komunitas tertentu yang menjadi suatu bagian dari kehidupan tertentu.

Komunitas reggae dengan fashion reggae yang terkenal dengan baju, topi dan aksesoris lainnya berkombinasi warna merah-kuning-hijau, rambut

3

Ibid hal vii 4

(20)

gimbal, dan ganjanya ingin menampilkan fashion dari reggae. Hanya dengan melihat seseorang mengenakan pakaian atau baju atau aksesori lainnya dengan warna merah-kuning hijau, atau melihat seseorang dengan rambut gimbal atau melihat seseorang menghisap mariyuana, maka kita dapat mengasumsikan orang tersebut sebagai anak reggae atau penggemar reggae. Kita juga mengidentitaskan keberadaan komunitas reggae dengan fashion reggaenya tersebut bahkan memandang fashion reggae merupakan bagian bahkan kewajiban yang harus diperkenalkan bersamaan dengan reggae itu sendiri.

Reggae itu sendiri adalah aliran musik yang popular di Jamaika. Pada tahun 1968 di Kingston, ska dan rock steady mengalah kepada sebuah sound yang cukup luwes dan tangguh untuk mengikutsertakan ritme yang cepat maupun lambat. Gaya baru ini dinamakan reggae, karena nuansanya yang kasar, dan kualitasnya yang mengangkat dan menghipnotis tampak sangat pas untuk bercerita dan pengamatan sosial.5

Salah satu legend dari musik reggae adalah Robert Nesta Marley atau lebih dikenal dengan Bob Marley, salah satu orang asal Jamaika yang menjadikan reggae mendunia seperti sekarang ini6. Melalui musik reggae, Bob Marley menyampaikan pesan yang ingin ia sampaikan. Musik itu memberinya visi dan ambisi baru yaitu membuat musik yang memuaskan dan mewakili tanah kelahirannya (Jamaika) bahkan dunia yang lebih luas.

5

Mikal Gilmore, 2005. Rolling Stones. Jakarta : JHP Media, hal 26

(21)

Lagu-lagunya mengandung kenangan, bahwa Bob Marley pernah hidup bersama orang-orang sengsara, telah melihat para penindas, dan mereka yang ditindas, bahkan pernah ditembaki7

.

Reggae memang tidak hanya Bob Marley, tapi juga ada Peter Tosh, Black Uhuru, Jimmy Cliff, dan sebagainya. Tapi kemampuan Marley untuk mengambarkan semua kenangan hidupnya secara nyata dan otentik membuat karya musiknya tetap abadi dan berbeda dengan musik lain yang kita kenal8.

Selain musik reggae, Bob Marley terkenal dengan rambut gimbal, warna merah-kuning-hijau, serta ganja. Hal tersebut dapat kita lihat dari video-video yang ada di you tobe, foto-foto yang ada di internet atau majalah.

Banyak yang menganggap bahwa Bob Marley adalah seorang

‗Tuhan‘ reggae dan mengadopsi dari apa yang dikenakan dan dilakukan

oleh Bob Marley sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap reggae dan Bob Marley.

Kecintaan seorang penggemar terhadap tokoh yang dianutnya dapat membuatnya mengikuti apa yang dilakukan dan dikenakan oleh tokoh tersebut. Jenson mengatakan mengenai budaya penggemar bahwa pengemar

adalah apa yang ‗orang lain‘ lakukan, ‗kita‘ selalu mengejar kepentingan

7

Id, at 22

(22)

kepentingan, memamerkan selera dan preferensi.9

. Maka tidak heran jika banyak orang yang menggenakan fashion yang digunakan pula oleh Bob Marley dalam berbagai acara musik ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

Hanya masalahnya, fashion reggae tidak serta merta diterima oleh masyarakat sebagai bagian yang menarik atau bagus atau mencerminkan dari musik reggae sendiri. Masyarakat memandang aneh, norak, kampungan, menakutkan. Masyarakat tidak melihat hal tersebut sebagai salah satu bentuk kecintaan penggemar reggae terhadap musik reggae, sebagai salah satu media berekspresi penggemar reggae namun melihatnya

sebagai sesuatu hal yang negatif. Terlebih citra seorang ‗pemakai‘ melekat

dengan penggemar reggae.

Keberadaan para penggemar musik reggae pun sering dikucilkan atau dipandang sebelah mata oleh masyarakat bahkan dianggap meresahkan karena reggae diidentikan sebagai pemakai mariyuana atau ganja. Citra

seorang ‗pemakai‘ melekat dengan penggemar reggae padahal tidak sedikit

dari penggemar musik reggae yang tidak mengikuti dan meyakini bahwa fashion reggae merupakan bagian dari reggae.

Menurut Toni Q dalam wawancara bersama Carolin T dengan indoreggae.com, ia mengatakan ―Pencinta musik reggae tidak harus gimbal,

9

John Storey, 2008. Pengantar Komprehensif Teori dan Metode; Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop,

(23)

sebenarnya juga kembali pada filosofi itu sendiri bagaimana pendengar dan perilaku dalam menyikapi lirik atau musik reggae itu seperti apa‖10.

Fenomena fashion reggae ini sampai ke Indonesia. Banyak penggemar reggae di Indonesia mengikuti fashion reggae. Fashion reggae digunakan sebagai identitas diri atau kelompok dan sarana komunikasi oleh mereka penggemar reggae. Tidak hanya itu, fashion ini juga meresapi nilai-nilai, pesan atau makna yang dibawa oleh Bob Marley terutama dan musisi-musisi reggae lainnya.

Tentunya terkadang bentuk ekspresi dari musisi atau penggemar reggae itu hanya dilihat sebagai ajang gaya-gayaan. Tidak sedikit dari mereka yang hanya mengikuti sesuai yang sudah ada tanpa mengerti atau melihat lebih dalam mengenai fashion reggae. Dan memandang fashion reggae sebagai gayanya anak reggae tapi tidak melihat kemungkinan bahwa ada yang bukan dari penggemar reggae ikut menggunakan fashion reggae serta adanya pemaknaan lain yang ingin dibangun oleh fashion reggae selain dari identitas penggemar reggae itu sendiri.

Keberadaan media massa dan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi memungkinkan terjadinya pertukaran-pertukaran informasi dengan sangat cepat sehingga informasi yang di dapat belum tentu akurat dan dapat dipercaya. Penggemar reggae pun biasa mendapat informasi hanya melalui artikel-artikel di internet, televisi, majalah, kaset atau cd, atau

(24)

dari teman sesama penggemar reggae. Berbekal informasi yang mereka dapat tersebut yang akan mereka yakini kebenarannya. Maka terjadinya perbedaan dalam pemaknaan akan berbeda pula dalam memahami dan memaknai serta memandang tentang fashion reggae tersebut.

Adanya perbedaan serta hambatan yang terjadi dalam menerima atau mengetahui informasi atau pesan mengenai reggae dan fashion reggae, memungkinkan dapat menyebabkan adanya perbedaan dalam memandang atau melihat fashion reggae yang dikenakan oleh penggemar reggae. Serta perbedaan dalam pemahaman, atau pemaknaan mengenai fashion reggae itu sendiri baik masyarakat luas maupun di dalam komunitas reggae, yaitu sesama penggemar reggae. Untuk itu penulis tertarik meneliti mengenai Pemaknaan Penggemar Reggae Terhadap Fashion Reggae (Studi pada Penggemar Reggae di Tangerang)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah ―Bagaimana

(25)

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penggemar reggae memaknai fashion reggae

2. Makna apa yang ingin di bangun oleh penggemar reggae melalui fashion reggae.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dirumuskan diatas, maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mendeskripsikan pemaknaan penggemar reggae terhadap fashion reggae.

2. Untuk mendeskrpsikan makna yang ada pada fashion reggae.

I.5 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

(26)

2. Kegunaan Praktis

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan salah satu istilah paling popular dalam kehidupan manusia. Manusia tidak bisa tidak berkomunikasi. Dalam setiap aktivitasnya, manusia melakukan komunikasi. Jika manusia normal merupakan makhluk sosial yang selalu membangun interaksi antas sesama maka komunikasi adalah sarana utamanya.

Menurut Onong Uchjana Effendy, istilah komunikasi berasal dari perkataan latin “communication” yang berarti ―pemberitahuan‖ atau

―pertukaran pikiran‖. Istilah tersebut bersumber pada kata ―communis‖ yang

berarti ―sama‖ yang dimaksud sama disini adalah ―sama makna‖ 11

. Dengan demikian komunikasi merujuk pada kesamaan makna antara pengirim dan penerima pesan. Dalam perkembangan Ilmu Komunikasi, kata tersebut didefinisikan beragam, dimana masing-masing memiliki penekanan arti, cakupan, dan konteks yang berbeda. Lanjut lagi Onong menjelaskan

komunikasi dapat diartikan dengan proses penyampaian ―pesan / pikiran /

11

Onong Uchjana, 2005. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, hal.9

(28)

ide / gagasan‖, ―alat untuk mecapai tujuan tertentu‖, ―mendiskusikan makna‖12

.

Definisi dari Bernald Berelson dan Gary A. Stainer, yang dikutip oleh Dedy Mulyana, komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasa disebut komunikasi.13

Laswell menjelaskan komunikasi tergambarkan dengan menjawab pertanyaan : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?14. Berdasarkan cara pandang ini, dapat diuraikan lima unsur komunikasi, yaitu :

a. Sumber (source) atau sering disebut komunikator, pengirim, penyandi.

b. Pesan (message), apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima (verbal/non verbal)

c. Saluran atau media, alat yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima

d. Penerima (receiver), sering juga disebut komunikan, orang yang menerima pesan dari sumber/komunikator.

12

Ibid hal 9

13

Dedy Mulyana. 2004. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,hal 62

14

(29)

e. Efek, apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut.

Sehingga dari uraian diatas komunikasi dapat disimpulkan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh seorang komunikator kepada komunikan melalui media yang berakibat menimbulkan efek tertentu.

Sifat komunikasi itu sendiri ada dua macam yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi kata-kata atau tulisan, sedangkan komunikasi nonverbal adalah proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata15. Komunikasi nonverbal diantaranya mencakup bahasa tubuh, sentuhan, menggunakan gerak isyarat, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian, potongan rambut, dan sebagainya, simbol-simbol, serta cara berbicara seperti intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi, dan gaya berbicara.

Pada dasarnya proses komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Proses komunikasi dibedakan menjadi dua tahap yakni :

a. Proses komunikasi primer merupakan proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam komunikasi adalah bahasa, kial (gesture) isyarat, gambar, warna, dan lainnya seccara langsung

(30)

mampu ―menerjemahkan‖ pikiran dan atau perasaan komunikator

kepada komunikan.16

b. Proses komunikasi sekunder merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lainnya dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Media kedua itu seperti surat, telepon, teleteks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, media online/internet.17

Sehingga dapat disimpulkan komunikasi dilakukan tidak hanya dengan kata-kata atau tulisan yang jelas namun seseorang dapat juga dikatakan sedang berkomunikasi melalui gerak tubuh,mimik muka, bahkan pakaian.

Komunikasi dapat dibagi secara umum menjadi lima konteks atau tingkatan sebagai berikut :

1. Komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang, yang menjadi pusat perhatian adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yang dialami seseorang melalui sistem saraf dan indera.

2. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi perorangan yang bersifat pribadi baik yang secara langsung maupun (tanpa

16

Onong Sudjana, Op.Cit hal.11

(31)

medium) maupun tidak langsung (dengan medium) seperti percakapan tatap muka atau melalui telepon

3. Komunikasi kelompok memfokuskan pembahasan pada interaksi diantara orang-orang dalam kelompok-kelompok kecil, komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antarpribadi.

4. Komunikasi organisasi menunjukkan pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam konteks jaringan organisasi.

5. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang ditunjukan kepada sejumlah khalayak yang besar.18

2.1.2 Komunikasi Antar Budaya

Komunikasi antarbudaya atau disebut juga intercultural communication adalah salah satu bidang komunikasi. Budaya erat kaitannya dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berfikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya.

Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi, tindakan-tindakan social, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik, dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya. Seperti orang yang berbicara bahasa sunda, memakan ular, menghindari minuman keras yang terbuat dari angggur, memandikan keris, menguburkan orang-orang yang mati, berbicara melalui telepon, atau meluncurkan roket ke bulan, ini semua

18 Nurudin. 2003.

(32)

karena mereka telah dilahirkan atau sekurang-kurangnya dibesarkan dalam suatu budaya yang mengandung unsur-unsur tersebut.

Apa yang orang-orang lakukan, bagaimana mereka bertindak, bagaimana mereka hidup dan berkomunikasi merupakan respon-respon terhadap dan fungsi-fungsi dari budaya mereka.19

Subbudaya atau subkultur adalah suatu komunitas rasial, etnik, regional, ekonomi atau sosial yang memperlihatkan pola perilaku yang membedakan subkultur-subkultur lainnya dalam suatu budaya atau masyarakat yang melingkupinya20. Di Amerika Serikat, subkultur-subkultur ini misalnya adalah golongan imigran asal timur, kelompok yahudi, kaum miskin perkotaan, para penganut Hindu dan kelompok Mafia.

Menurut Alo Liliweri, komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda latar belakang kebudayaan.21

Sejatinya komunikasi antarbudaya terjadi bila produsen pesan adalah angggota suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota budaya lainnya. Dalam komunikasi antarbudaya, terjadi pertukaran pesan verbal (kata-kata) dan pesan nonverbal (ekspresi wajah,isyarat tangan, pakaian,

19

Deddy Mulyana, Jalaludding Rakhmat,2006. Komunikasi Antarbudaya. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya,

20

Ibid, hal 19

21

(33)

jarak fisik, nada suara, dan perilaku-perilaku lain yang sering tidak disadari).22

Seperti kita lihat bahwa budaya mempengaruhi orang berkomunikasi. Budaya bertanggung jawab atas seluruh perbendaharaan perilaku komunikasi dan makna yang dimiliki setiap orang. Sehingga menyebabkan perbendaharaan-perbendaharaan yang dimiliki dua orang yang berbeda budaya akan berbeda pula dan dapat menimbulkan kesulitan. Namun kita dapat mengurangi atau hampir menghilangkan kesulitan tersebut melalui studi dan pemahaman atas komunikasi antarbudaya.

a. Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi Antar Budaya

Hambatan komunikasi yang ada terbagi dua menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline). Faktor-faktor hambatan komunikasi antar budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi (perceptions), norma (norms), stereotip (stereotypes), filosofi bisnis (business philosophy), aturan (rules), jaringan (networks), nilai (values), dan grup cabang (subcultures group).

(34)

Sedangkan terdapat 9 (sembilan) jenis hambatan komunikasi antar budaya yang berada diatas air (above waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-hambatan ini banyak yang berbentuk fisik. Hambatan-hambatan tersebut adalah23

1. Fisik (Physical)

Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu, lingkungan, kebutuhan diri, dan juga media fisik. Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas. 2. Budaya (Cultural)

Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama, dan juga perbedaan sosial yang ada antara budaya yang satu dengan yang lainnya. Seperti contoh : kata ―jangan‖ dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.

3. Persepsi (Perceptual)

Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai suatu hal. Sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan mempunyai pemikiran yang berbeda-beda. Contohnya perbedaan pendapat antara orang tua dan anak.

23

(35)

4. Motivasi (Motivational)

Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan tersebut atau apakah pendengar tersebut sedang malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi.

5. Pengalaman (Experiantial)

Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu.

6. Emosi (Emotional)

Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar. Apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin besar dan sulit untuk dilalui.

7. Bahasa (Linguistic)

(36)

8. Nonverbal

Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi. Contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh penerima pesan (receiver) ketika pengirim pesan (sender) melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.

9. Kompetisi (Competition)

Hambatan semacam ini muncul apabila penerima pesan sedang melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan. Contohnya adalah menerima telepon selular sambil menyetir, karena melakukan 2 (dua) kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan mendengarkan

pesan yang disampaikan melalui telepon selularnya secara maksimal.

2.1.3 Pemaknaan

(37)

Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Ujaran manusia itu mengandung makna yang utuh. 24

Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian (sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intension).

Memahami aspek itu dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam komunikasi

2.1.4 Penggemar

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengemar adalah orang yg menggemari (kesenian, permainan, dsb), contohnya penggemar sepak bola.25

. Menurut wikipedia, penggemar adalah seseorang dengan keinginan dan semangat untuk sesuatu, seperti sebuah band, tim olahraga atau penghibur. Mereka mungkin menunjukkan antusias mereka dengan menjadi anggota sebuah klub penggemar, mereka antusias dengan menjadi anggota sebuah klub penggemar, menulis surat penggemar, atau dengan mempromosikan obyek / idola mereka. Beberapa fans bahkan mengambil atau terobsesi meniru idola mereka dan percata bahwa mereka adalah karakter dari idola mereka.

24

www.wikipedia.com

(38)

Menurut Jenson, penggemar adalah apa yang ‗orang lain‘ lakukan, ‗kita‘ selalu mengejar kepentingan-kepentingan, memamerkan selera, dan preferensi. lebih lanjut apa yang ‗mereka‘ lakukan itu menyimpang, dan

karenanya berbahaya, sementara apa yang ‗kita‘ lakukan itu normal dan

karenanya aman.26

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa penggemar reggae adalah orang yang menggemari musik reggae. Memiliki kegilaan terhadap musik reggae dan bahkan menirukan apa yang idola mereka lakukan dan hal yang dilakukan belum tentu menurut orang di luar dari penggemar reggae sesuatu yang lazim atau biasa saja.

2.1.5 Reggae

Adalah suatu aliran musik yang awalnya dikembangkan di Jamaika pada akhir era 60-an. Sekalipun kerap digunakan secara luas untuk menyebut hampir segala jenis musik Jamaika, istilah reggae lebih tepatnya merujuk pada gaya musik khusus yang muncul mengikuti perkembangan ska dan rocksteady.27

Musik reggae merupakan kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika.

Kata ―reggae‖ diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata

26

John Storey, 2008. Cultural studies dan kajian budaya pop. Yogyakarta ; Jalansutra, hal 159

27

(39)

―ragged‖ (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari

dengan iringan musik ska atau reggae)28.

Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.

Berbicara mengenai reggae, maka kita akan berbicara pula mengenai Jamaika, Rasta dan Bob Marley. Baik Jamaika, Rastafaria, dan Bob Marley adalah yang terkenal dan menjadi bagian dari sejarah perjalanan reggae itu sendiri.

a. Jamaika, Bob Marley dan Rastafari

Jamaika ditemukan Columbus pada abad ke-15. Sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak29

. Nama Jamaika sendiri berasal

dari kosa kata Arawak ―xaymaca‖ yang berarti ―pulau hutan dan air‖.

Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit

28

http://www.indoreggae.com/artikel4.html tanggal 22 Maret 2012 pukul 23.15pm

(40)

hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.30

Musik yang popular di Jamaika, dari calypso sampai mento selalu bertindak sebagai cara untuk menyebarkan kisah perilaku amoral para tetangga atau kebohongan para penguasa.31

Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae awal dan lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan ajaran rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta gaya hidup bohemian.

Bob Marley adalah salah satu orang yang menjadikan reggae mendunia seperti sekarang ini. Lahir di Nine Miles, sebuah desa kecil di Jamaika dengan nama Robert Nesta Marley atau lebih dikenal dengan Bob Marley pada awal tahun 1946, saat Perang Dunia II hampir berakhir.32

30

Ibid

31

Mikail Gilmore, Op.Cit hal 24

(41)

Marley menyambut kehadiran reggae. Musik itu memberinya visi dan ambisi baru yaitu membuat musik yang memuaskan dan mewakili tanah kelahirannya (Jamaika) bahkan dunia yang lebih luas33

.

Di Jamaika, sebuah aliran bernama Ras Tafaria muncul akibat kepercayaan bahwa Selassie adalah utusan Tuhan, kembalinya Jenovah ke muka bumi dan sebuah tanda harapan bagi diaspora kulit hitam dunia yang telah lama menderita pada tahun 193034

.

Rasta, atau Gerakan Rastafari, adalah sebuah gerakan agama baru yang mengakui Haile Selassie I, bekas kaisar Ethiopia, sebagai Raja diraja, Tuan dari segala Tuan dan Singa Yehuda sebagai Yah (nama Rastafari untuk Allah, yang merupakan bentuk singkat dari Yehovah yang ditemukan dalam Mazmur 68:4 dalam Alkitab versi Raja James), dan bagian dari Tritunggal Kudus.35

Pergerakan Rastafari itu bukanlah sebuah organisasi agama tetapi lebih tepatnya sebuah pergerakan grass-roots/akar-rumput yang berawal di Jamaika. Rastafari adalah pencerahan sebuah identitas kaum kulit hitam yang telah lama ditindas oleh rasisme, kolonialisme & perbudakan.

33

id at 26

34

Mikail Gilmore, Op.Cit hal 25

(42)

Rastafari adalah revolusi dalam diri dimana dari sekian lama sebuah bangsa dipaksa & dicuci otak untuk memandang dunia dengan mata Eropa/kulit putih (Euro-sentris). Maka timbulnya rasa Afro-sentrisme, sebuah bibit & fondasi dalam pergerakan Rastafari yang mengajarkan untuk melihat, berkerja & bernafas dengan jati diri bangsa yang sejati & sebenarnya tanpa harus menjadi bangsa yang lain.36

Haile Selassie, kaisar Ethiopia adalah nama utusan Tuhan itu, yang menjadi bagian dari sejarah rumit dalam kehidupan Marley dan Jamaika. Pentingnya makna Selassie bagi rakyat Jamaika berawal dari kehidupan seorang pria lainnya, Marcus Garvey, seorang aktivis di awal abad ke-20 yang mendorong kaum kulit hitam untuk melirik tradisi Afrika, menciptakan takdirnya sendiri.37

Nama Rastafari berasal dari Ras Tafari, nama Haile Selassie I sebelum ia dinobatkan menjadi kaisar. Gerakan ini muncul di Jamaika di antara kaum kulit hitam kelas pekerja dan petani pada awal tahun 1930-an, yang berasal dari suatu penafsiran terhadap nubuat Alkitab, aspirasi sosial dan politik kulit hitam, dan ajaran nabi mereka, seorang penerbit dan organisator Jamaika kulit hitam, Marcus Garvey, yang

36

Ras Muhammad.tumbl

(43)

visi politik dan budayanya ikut menolong menciptakan suatu pandangan dunia yang baru.38

Rastafarianisme berkembang sebagai kepercayaan Judeo-Christian mistik dengan visi Afrika khususnya Ethiopia, sebagai Zion sejati. Kaum Rastafaria tak pernah memiliki doktrin sejati, selain seperangkat cerita rakyat dan pandangan hidup. Salah satu kepercayaan mereka bahwa mariyuana yang disebut ganja oleh para Rasta adalah tanaman suci yang membuat mereka pemakainya memahami dirinya dengan lebih dalam. Yang lebih penting lagi, para Rasta mendapat visi kiamat. Mereka menganggap masyarakat Barat sebagai kerajaan Babylon modern, korup, dan pembunuh dan berdiri atas penderitaan kaum dunia yang tertindas. Dengan demikian, para Rasta merasa bahwa Babylon harus tumbang walau mereka sendiri tidak akan bangkit menumbangkannya, kekerasan merupakan hak Tuhan.

Menurut satu legenda, para rasta tidak memotong rambut sampai Babylon tumbang. Mereka menumbuhkannya sampai panjang dan tampak menyeramkan dan menamakannya dreadlock. Para rasta hidup sebagai kaum cinta damai yang tidak akan bekerja dalam sistem perekonomian Babylon dan tidak akan memilih politikusnya.

(44)

Hidup dekat dengan alam dan menjadi bagian dari alam dianggap sebagai sifat Afrika. Pendekatan Afrika terhadap "hidup dekat alam" ini terlihat dalam rambut gimbal, ganja (marijuana), makanan ital, dan dalam segala aspek kehidupan Rasta.

Rastafari menganjurkan pengikutnya untuk menjauhi materialisme dan hidup alami. Mereka juga di larang memotong bagian tubuhnya maka dari itu rambut mereka di biarkan menggimbal,

dan memakan daging. Asap mariyuana juga di anjurkan di pakai untuk

meditasi para rastafari. Sebagian identitas, biasanya pengikut Rastafari menggunakan warna identitas yaitu warna merah, emas, dan hijau, dari warna bendera Ethiopia. Warna-warna ini adalah lambang gerakan Rastafari, dan kesetiaan kaum Rasta terhadap Haile Selassie, Ethiopia, dan Afrika dan bukan kepada negara modern manapun di mana mereka kebetulan tinggal. Warna-warna ini seringkali terlihat dalam pakaian dan hiasan-hiasan lainnya.

(45)

sejumlah pakar Ethiopia menyatakan bahwa warna-warna ini berasal untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya40. Bob Marley menyebarkan pengaruh Rastafari ke seluruh dunia41. Ia tidak hanya menganut Rastafarianisme, tapi juga menjadi suri teladannya.

Menurut Mikal Gilmore, Marley adalah sosok yang mampu menembus waktu, membawa misi yang tak pernah dijalankan oleh siapapun sebelumnya dalam dunia musik popular42. Ia mampu mempopulerkan reggae, sebuah musik yang pernah terdengar aneh dan

39 http://www.indoreggae.com/artikel18.html tanggal 22/03/2012 pukul 03. 14 am 40

http://www.indoreggae.com/artikel16.html tanggal 22/03/2012 pukul 03. 14 am

41

http://www.indoreggae.com/artikel18.html tanggal 22/03/2012 pukul 03. 14 am

(46)

asing bagi banyak telinga dan menyampaikan kebenaran seputar Tanah Airnya yang bermasalah yaitu Jamaika.

Marley tidak bernyanyi tentang bagaimana mudahnya menciptakan perdamaian di dunia melainkan tentang bagaimana gampangnya menciptakan neraka di dunia. Lagu-lagunya tidak hanya mengumbar teori, atau sekedar pengundang simpati. Lagu-lagunya mengandung kenangan, bahwa Bob Marley pernah hidup bersama orang-orang sengsara, telah melihat para penindas, dan mereka yang ditindas, bahkan pernah ditembaki. Kemampuannya untuk mengambarkan semua ini secara nyata dan otentik membuat karya musiknya tetap abadi dan berbeda dengan musik lain yang kita kenal43

. Ia wafat pada 11 Mei 1981 di Miami

Dengan keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa keidentikan musik reggae dengan Jamaika, Rasta serta Bob Marley menjadi ciri khas sendiri dan menjadi bagian dari sejarah reggae itu sendiri. Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik dunia yang juga mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, otomatis mengakibatkan aliran musik satu ini menjadi barang konsumsi publik dunia. Maka, gaya rambut gimbal atau dreadlock serta lirik-lirik ‗rasta‘ dalam lagunya pun menjadi konsumsi publik. Dengan kata lain, dreadlock dan ajaran rasta telah menjadi produksi pop, menjadi budaya pop, seiring berkembangnya musik reggae sebagai sebuah musik pop.

(47)

2.1.6 Fashion

Fashion, busana merupakan suatu sistem penanda dari perubahan budaya dan menurut suatu kelompok atau adat tertentu, bisa juga sebagai strata pembagian kelas, status, pekerjaan dan kebutuhan untuk menyeragamkan suatu pakaian yang sedang In, gaya hidup dan merek.

Mengacu pada Oxford English Dictionary (OED), menurut Malcom

Barnald ―Etimologi fashion terkait dengan bahasa latin, Factio, yang

artinya membuat atau melakukan‖44

, facere yang artinya membuat atau melakukan. Karena itu, arti asli fashion mengacu pada kegiatan; fashion merupakan sesuatu yang dilakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini yang memaknai fashion sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang. 45

Polhemus dan Procter menunjukan bahwa ―dalam masyarakat

kontemporer barat, istilah fashion kerap di gunakan sebagai sinonim dari istilah dandanan, gaya dan busana‖46. Dan dapat kita simpulkan dari pengertian di atas mengenai fashion arti sebenarnya maupun sinonim yang biasa di artikan dari fashion itu sendiri berhubungan erat. Pakaian atau dandanan atau gaya yang menjadi sinonim dari fashion itu sendiri adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan seseorang atau perkelompok demi menunjukkan eksistensi dan identitas diri.

44

Malcom Barnald, 2011. Fashion Sebagai Komunikasi,Jalansutra,Jogjakarta, hal 11

45

ibid 11

(48)

Fashion itu sendiri berasal dari bahasa Inggris, yang artinya cara, kebiasaan, atau mode. Secara garis besar fashion meliputi cara berpakaian, atribut yang melekat di badan atau aksesoris yang di gunakan, dandanan, penampilan seseorang yang tentunya menunjukan informasi yang ingin disampaikan oleh pemakainnya47.

Fashion merupakan salah satu media komunikasi non verbal karena

di dalamnya terdapat praktik-praktik penandaan. Fungsi fashion, pakaian,

dandanan, busana dan gaya, bukan hanya sebagai perlindungan dan untuk

memenuhi kebutuhan kesopanan. Tetapi, sebagai media ekspresikan diri,

media mendefinisikan peran dan status sosial, simbol politis, dan sebagai

media rekreasional”. Fashion juga dapat menjadi identitas penggunanya48

.

Menurut Thomas Carlyle,‖pakaian adalah perlambang jiwa‖. Masih menurutnya: ―pakaian tak bisa dipisahkan dari perkembangan sejarah

kehidupan dan budaya manusia‖49 .

Fashion adalah sebuah fenomena komunikatif dan kultural yang digunakan oleh suatu kelompok untuk mengkonstrusikan dan mengkomunikasikan identitasnya, karena fashion mempunyai cara nonverbal untuk memproduksi serta mempertukarkan makna dan nilai-nilai. Fashion sebagai aspek komunikatif tidak hanya sebagai sebuah karya seni

47

http://evalicious-faz.blogspot.com/2010/11/fashion-sebagai-media-komunikasi.html tanggal 23 April 2012 pukul 13.45

48

http://www.indonesiaculture.net/2010/01/i-fashion/ 22/03/2012 .2:04am

(49)

akan tetapi fashion juga dipergunakan sebagai simbol dan cerminan budaya yang dibawa.

Studi tentang fashion adalah bukan hanya tentang pakaian, tapi juga peran dan makna pakaian dalam tindakan sosial. Dengan kata lain, fashion bisa di metaforakan sebagai kulit sosial dan budaya kita50. Yang didalamnya membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu yang adalah suatu bagian dari kehidupan sosial. Di samping itu fashion juga mengekspresikan suatu identitas tertentu. Pakaian adalah salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar, yang dengannya seseorang menempatkan diri mereka terpisah dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok tertentu.

2.1.6.1 Fashion Sebagai Komunikasi

Berikut adalah beberapa definisi yang menyatakan bahwa fashion sebagai komunikasi :

Mazhab proses

a. Fashion atau pakaian menjadi medium atau saluran yang

dipergunakan seseorang untuk ―menyatakan‖ sesuatu pada orang lain dengan maksud mendorong terjadi perubahan pada orang lain tersebut51

.

50

Malcom Barnald, Op.Cit hal ix

51 Nina Yuliana, 2009.

(50)

b. Seseorang mengirim pesan tentang dirinya sendiri melalui fashion dan pakaian yang dipakainya52.

c. Pakaian dipilih sesuai dengan apa yang akan dilakukan hari itu, bagaimana suasana hatinya, siapakah yang akan ditemuinnya, dsb.53

Model kedua disebut model ―semiotika‖ atau ―stukturalis atau

dikenal juga Mazhab semiotika. Seperti yang dinyatakan oleh Fiske, semiotika merumuskan interaksi sosial sebagai tindakan yang mendasari individu sebagai anggota dari masyarakat atau budaya tertentu.54

Dengan begitu, Komunikasi membuat individu menjadi anggota

suatu komunitas, komunikasi sebagai ―interaksi social melalui pesan‖

membuat individu menjadi anggota suatu kelompok.55. Bukannya anggota suatu kelompok yang berkomunikasi dengan anggota kelompok lain, seperti dalam model pertama (mazhab proses), melainkan lebih dipandang sebagai komunikasi diantara

individu-individulah yang ―pertama-tama‖ membuatnya menjadi anggota suatu kelompok budaya.

Douglas menunjukkan dalam The World of Goods,

(51)

―Manusia membutuhkan barang-barang untuk berkomunikasi dengan manusia lain dan untuk memahami apa yang terjadi di sekelilingnya. Memang ini dua kebutuhan, namun sebenarnya tunggal, yakni untuk berkomunikasi hanya bisa dibentuk dalam system makna yang terstruktur‖.56

Dia menyatakan, pertama, bahwa fashion dan pakaian bisa saja dipergunakan untuk memahami dunia serta benda-benda dan manusia yang ada di dalamnya, sehingga fashion dan pakaian merupakan fenomena komunikatif. Kedua, dia menytakan bahwa system makna yang terstruktur, yakni suatu buadaya, memungkinkan individu untuk mengonstruksi suatu identitas melalui sarana komunikasi.57

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa fashion merupakan wadah atau media yang digunakan untuk berkomunikasi. Fashion juga merupakan salah satu cara komunikasi nonverbal dengan penampilan yang menjadi simbol atau tanda yang akhirnya menjadi identitas dan memiliki makna. Tidak hanya itu, fashion pun menampilkan peran sebagai afiliasi budaya kita.

(52)

metaforakan sebagai kulit sosial dan budaya yang didalamnya membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu yang menjadi suatu bagian dari kehidupan sosial58.

Di samping itu fashion juga mengekspresikan suatu identitas tertentu dan pakaian merupakan salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar, yang dengannya seseorang menempatkan diri mereka terpisah dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok tertentu59.

Fashion juga merupakan media atau salah satu cara komunikasi non verbal dengan penampilan yang menjadi simbol atau tanda yang akhirnya menjadi identitas dan memiliki makna60.

Melihat dari sejarah reggae dan perkembangan musik reggae itu sendiri, kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang menjadi fashion dari reggae itu sendiri diantaranya rambut gimbal, baju dengan warna merah-kuning-hijau, ganja dan lain halnya. Hal ini dikarenakan keidentikan rambut gimbal, atribut atau pakaian dengan warna merah-kuning-hijau seperti pakaian,topi, serta ganja yang tak lepas dari kehidupan komunitas reggae. Berikut penjelasan mengenai fashion reggae beserta arti atau pemahamannya.

58

Ibid

59

Ibid

(53)

a. Rambut gimbal atau Dreadlocks

Di dalam fenomena reggae itu sendiri rambut gimbal menjadi pusat perhatian selain Bob Maley dan Jamaika tentunya. Rambut

gimbal atau lazim disebut ―dreadlocks” selalu diidentikkan dengan

musik reggae, sehingga secara kaprah orang menganggap bahwa para pemusik reggae yang melahirkan gaya rambut bersilang-belit (locks) itu. Padahal Rambut gimbal adalah spiritualist dari semua kepercayaan dengan latar belakangnya memasukan kedalam jalur ajarannya dengan tidak memperdulikan penampilan fisik dari individu penganut kepercayaan tersebut. Para pendatang terkadang tidak menyisir dan memotong rambutnya atau bahkan sebaliknya dengan menutup rambutnya. Disinilah bagaimana dreadlocks lahir61.

Jauh sebelum menjadi gaya, rambut gimbal telah menyusuri sejarah panjang. Konon, rambut gimbal sudah dikenal sejak tahun 2500 SM. Sosok Tutankhamen, seorang fir‘aun dari masa Mesir Kuno, digambarkan memelihara rambut gimbal. Demikian juga Dewa Shiwa dalam agama Hindu. Secara kultural, sejak beratus tahun yang lalu banyak suku asli di Afrika, Australia dan New Guinea yang dikenal dengan rambut gimbalnya. Di daerah Dieng, Wonosobo hingga kini masih tersisa adat memelihara rambut gimbal para balita sebagai ungkapan spiritualitas tradisional.

(54)

Lalu ketika dunia masuk ke dalam era industri, dreadlocks sudah dapat dilihat dimana-mana selain India. Pada abad ke 20, pergerakan sosial-agama bermulai di Harlem New York oleh Marcus Garvey, menemukan antusiasisme dreadlocks diantara populasi masyarakat negro di Jamaica. Group ini mengambil pengaruh dari 3 sumber utama, yaitu: Perjanjian Lama dan Baru dari Alkitab, Budaya Suku Afrika dan Budaya Hindu yang dapat menembus serangan budaya di Hindia barat. Pengikut dreadlocks menyebut diri mereka ―Dreads‖,

menandakan mereka mempunyai dread, takut dan respek kepada Tuhan. Dengan referensi yang berasal dari agama Hindu dan Kristen.

Rambut ―dread‖ yang tumbuh matted locks (kusut dan terbentuk knot) kemudian oleh masyarakat dunia disebut ―Dreadlocks‖ – model rambut para dread.

Perkembangan selanjutnya, di awal 1900-an, para dread lebih fokus kepada Kaisar Ethiopia Ras Tafari, Haile Selassie dan melalui

dialah muncul penganut rastafari, ―Rastafarians‖. Dreadlocks diambil

(55)

b. Kombinasi Merah, Kuning dan Hijau di Setiap Atribut Reggae Selain rambut gimbal, ada juga dari cara berpakaian mereka atau atribut lainnya seperti topi, syal, sendal yang menggunakan kombinasi 3 warna, yaitu hijau-kuning-merah.

Merah-kuning-hijau merupakan warna bendera negara Ethiopia. Warna-warna ini melambangkan gerakan Rastafara, dan kesetiaan kaumnya terhadap negaranya sendiri atau sebagai ungkapan rasa nasionalisme tinggi terhadap negaranya62.

Warna Merah melambangkan darah para martir, kuning/emas melambangkan kekayaan dan kemakmuran yang ditawarkan Afrika, sementara hijau melambangkan tetumbuhan Afrika.

Menurut sejumlah pakar Ethiopia menyatakan, warna merah, kuning/emas, dan hijau ini berasal dari pepatah lama yang mengatakan bahwa sabuk Perawan Maria adalah pelangi. Dan warna merah, emas dan hijau melambangkan semua ini.

c. Ganja

Identik penghisap atau pengguna ganja melekat pula kepada penggemar atau pecinta musik reggae. Bahkan di setiap atribut atau fashion reggae yang ada lambang ganja selalu hadir menghiasi. Ganja sendiri menjadi stereotype sendiri terhadap penggemar musik reggae. Penggunaan ganja oleh para musisi Reggae banyak diikuti oleh para

(56)

pendengar dari musik ini, karena efek yang ditimbulkan oleh ganja memang sangat cocok dengan irama musik Reggae.

Bahkan tidak sedikit yang berasumsi bahwa penggunaan cannabis atau ganja merupakan salah satu ritual yang wajib dilakukan oleh para Rastafarian sebagai meditasi pendekatan kepada Tuhan mereka yaitu JAH. Mereka menyebut ganja sebagai souljah atau daun yang diberkati Tuhan/JAH.

Selain menjadi simbol reggae, ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang.

Melihat dari penjelasan di atas bahwa Fashion tidak hanya sebatas sebagai pelindung dan gaya-gayaan dari seseorang, namun fashion dapat mengkomunikasikan dan menyampaikan pesan secara tidak langsung. Lebih dalam lagi, dengan fashion pun kita dapat melihat budaya yang dianut seseorang.

(57)

menyampaikan pesan lewat media yang berbeda tidak dengan kata-kata, yang biasa di sebut dengan komunikasi nonverbal.

Dengan fashion, seseorang dapat menjaga penampilan luarnya untuk tetap berpenampilan menarik, trend serta menampilkan kesan positf. Selain itu fashion dapat pula menginformasikan, menyampaikan pesan, mengajak, mempengaruhi bahkan menciptakan kebersamaan. Termasuk dengan yang dilakukan oleh para pecinta musik reggae. Mereka mencoba berkomunikasi dengan orang lain selain dengan lagu dan musik yang ditawarkan yaitu musik reggae, namun sebagai penunjang mereka juga menggunakan atribut-atribut atau fashion reggae yang tidak terbatas yang pada akhirnya akan memperlihatkan dan mencirikan mereka sebagai penggemar reggae. Selain itu, dengan fashion seseorang dapat menilai budaya apa yang dianut, serta mengklasifikasikan seseorang.

(58)

2.1.8 Teori Interaksionisme Simbolik

Menurut teoritis Interaksi simbolik, kehidupan pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol, mereka tertarik pada cara manusia menggunakan simbol-simbol yang mempresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya, dan juga pengaruh yang ditimbulkan penafsiran atas simbol-simbol ini terhadap prilaku pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi sosial.63

Teori Interaksionisme simbolik sangat berpengaruh dalam perkembangan ilmu-ilmu sosial khususnya ilmu komunikasi. Herbert Blumer dan George Herbert Mead adalah yang pertama-tama mendefinisikan teori symbolic interactionism. Blumer mengutarakan tentang tiga prinsip utama interaksionisme simbolik, yaitu tentang pemaknaan (meaning), bahasa (language), dan pikiran (thought)64. Premis

ini nantinya mengantarkan kepada konsep ‗diri‘ seseorang dan sosialisasinya kepada ‗komunitas‘ yang lebih besar, masyarakat.

Blumer menjelaskan dalam premis pertamanya, bahwa human act

toward people or things on the basis of the meanings they assign to those

people or things. Maksudnya manusia bertindak terhadap sesuatu yang

berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka.

63

Mulyana, 2004, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, hal 71

64 Pawito,Phd, 2008.

(59)

Sebagai contoh, dalam film Kabayan, tokoh Kabayan sebenarnya akan memiliki makna yang berbeda-beda berpulang kepada siapa atau bagaimana memandang tokoh tersebut. Ketika Kabayan pergi ke kota besar, maka masyarakat kota besar tersebut mungkin akan memaknai Kabayan sebagai orang kampung, yang kesannya adalah norak, kampungan. Nah, interaksi antara orang kota dengan Kabayan dilandasi pikiran seperti ini. Padahal jika di desa tempat dia tinggal, masyakarat di sana memperlakukan Kabayan dengan cara yang berbeda, dengan perlakuan lebih yang ramah. Interaksi ini dilandasi pemikiran bahwa Kabayan bukanlah sosok orang kampung yang norak.

Premis kedua Blumer adalah meaning arises out of the social

interaction that people have with each other. Makna itu diperoleh dari

hasil interaksi sosial yang dilakukan dengan orang lain Pemaknaan muncul dari interaksi sosial yang dipertukarkan di antara mereka. Makna bukan muncul atau melekat pada sesuatu atau suatu objek secara alamiah. Makna

tidak bisa muncul ‗dari sananya‘. Makna berasal dari hasil proses negosiasi

melalui penggunaan bahasa (language)—dalam perspektif interaksionisme simbolik.

Sedangkan premis ketiga Blumer, adalah an individual’s

interpretation of symbols is modified by his or her own thought process,

(60)

sebagai perbincangan dengan diri sendiri65

. Makna-makna tersebut disempurnakan disaat proses interaksi sosial sedang berlangsung.

Teori Interaksionisme Simbolik memandang bahwa makna-makna (meaning) dicipta dan dilanggengkan melalui interaksi dalam kelompok-kelompok sosial. Interaksi sosial memberikan, melanggengkan, dan mengubah aneka konvensi seperti peran, norma, aturan, dan makna-makna yang ada dalam suatu kelompok sosial. Konvensi-konvensi yang ada pada gilirannya mendefinisikan realitas kebudayaan dari masyarakat itu sendiri.

Barbara ballis Lal mengidentifikasikan cara pandang interaksionisme simbolik sebagai berikut66 :

a. Orang mengambil keputusan dan bertindak sesuai dengan pemahaman subjektif tentang situasi yang dihadapi

b. Kehidupan social lebih merupakan proses-proses interaksi daripada struktur-struktur yang karenanya senantiasa berubah. c. Orang memahami pengalamannya melalui makna-makna yang ia

ketahui dari kelompok-kelompok primer (primer groups), dan bahasa merupakan suatu hal yang esensial dalam kehidupan social

d. Dunia ini terbangun atas objek-objek social yang disebut dengan sebutan tertentu dan menentukan makna-makna

65 Griffin, Emory A.,

A First Look at Communication Theory, 5th edition, New York: McGraw-Hill, 2003 (dalam http://yearrypanji.wordpress.com/2008/03/17/teori-interaksionisme-simbolik/ 15/03/2012 02:00 am)

(61)

e. Tindakan manusia didasarkan pada penafsiran-penafsiran dimana objek-objek yang relevan serta tindakan-tindakan tertentu diperhatikan

f. Kesadaran tentang diri sendiri seseorang (one’s self) merupakan suatu objek signifikan dan seperti objek social lainnya, ia didefinisikan melalui interaksi sosial dengan orang lain.

Dengan memperhatikan kecenderungan-kecenderungan di atas, dapat dikatakan berupaya membahas totalitas berprilaku manusia dari sudut pandang sosio-psikologis. Artinya perilaku manusia dipahami melalui proses interaksi yang terjadi.struktur sosial dan perilaku manusia dipahami melalui proses interaksi sosial. Dari perspektif ini, komunikasi didefinisikan sebagai symbolic behavior which result in various degree of shared meanings and value between partisipans (perilaku simbolik yang menghasilkan saling berbagi makna dan nilai-nilai di antaranya partisipan dalam tingkat beragam)67

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan hal ini sama dengan para penggemar musik reggae. Para pecinta musik reggae pun dengan fashion yang mereka gunakan sebenarnya mereka sedang berkomunikasi dengan khalayak yang melihat terutama dengan komunitasnya sesama pecinta musik reagge.

Mereka menampilkan sesuatu yang menjadi filosofi mereka lewat pakaian dan atribut-atribunya seperti rambut gimbal, memakai baju warna

67

(62)

dengan kombinasi merah-kuning-hijau, dan lain sebagainya meskipun pada akhirnya mereka menyesuaikan atau terjadi perubahan-perubahan mengikuti perkembangan zaman serta kultur yang ada di Negara atau daerah masing-masing. Pemahaman dan pemaknaan dari para penggemar atau pecinta musik reggae terhadap fashion reggae di dapat pula melalui interaksi-interaksi yang terjadi baik sesama maupun perkelompok / komunitas itu sendiri.

Tentunya tidak semua yang melihat akan mengetahui maksud dan pesan yang mereka ingin sampaikan. Sehingga banyak pula yang menyukai tanpa tahu makna. Para pecinta reggae pun menjadi sebuah komunitas reggae yang dimana terdapat satu kesamaan yaitu menyukai musik reggae. Dari kesukaan inilah membentuk interaksi yang akan membawa kepada penyamaan persepsi simbol atau pesan yang terdapat di dalam reggae.

Dengan kata lain, terjadinya perbedaan pendapat atau persepsi

mengenai ―pesan‖ dalam fashion reagge yang kebanyakan ditampilkan oleh

pecinta musik reagge dapat dimengerti oleh sebagian orang dan dapat pula tidak dimengerti, ada yang menyukainya dan ada yang tidak menyukainya adalah sesuatu hal yang wajar.

(63)

suatu kelompok sosial. Konvensi-konvensi yang ada pada gilirannya mendefinisikan realitas kebudayaan dari masyarakat itu sendiri. Barbara Ballis Lal memandang diantaranya orang memahami pengalamannya melalui makna-makna yang ia ketahui dari kelompok-kelompok primer (primer groups), dan bahasa merupakan suatu hal yang esensial dalam kehidupan sosial68

Dan Blumer sendiri mengatakan pada premis pertama, bahwa human act toward people or things on the basis of the meanings they assign to

those people or things. Maksudnya, manusia bertindak atau bersikap terhadap manusia yang lainnya pada dasarnya dilandasi atas pemaknaan yang mereka kenakan kepada pihak lain tersebut69.

2.2 Kerangka Pemikiran

Fashion merupakan komunikasi nonverbal yang dilakukan oleh orang baik secara langsung dan tidak langsung untuk menyampaikan pesan, memberi informasi, menghibur, mengajak ,mempengaruhi, dan bahkan menciptakan kebersamaan.

Fashion merupakan cerminan diri seseorang atau budaya yang dianut, bagimana seseorang menilai diri dan orang lain. Fashion disukai semua orang terutama para remaja yang beranjak dewasa. Tidak ketinggalan para mahasiswa atau mahasiswi yang mengekspresikan diri dengan mengikuti gaya yang sedang in

68

Pawito,Phd, Penelitian Komunikasi Kualitatif, PT.LKS Aksara Jogjakarta,

69

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan apa yang menjadi prioritas utama untuk dipenuhi oleh nelayan berdasarkan hirarki kebutuhan Maslow, untuk mengetahui

Nilai BMN dengan kondisi rusak berat yang telah diusulkan penghapusannya kepada pengelola barang Pengerjaan pada Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran Pengadilan Agama

Plagiat.. Keadilan dan kepemimpinan. Baik dan rendah hati. Toleransi, cinta damai dan persatuan. Nilai-nilai karakter tersebut dapat diintegrasikan melalui kegiatan pengembangan

Rasional Untuk mencapai visi, misi dan tujuan Universitas Riau maka diperlukan standar penilaian pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan secara terintegrasi untuk

Kevin Golanda, Kolumnis CNN Indonesia dalam ulasannya yang berjudul Inggris Keluar dari UE, Kelompok Anti Islam Bersorak, menuturkan bahwa hasil referendum Brexit telah

Pohon yang sudah selesai dikerjakan akan memiliki n buah simpul daun dan (n-1) buah simpul dalam, dan disebut dengan pohon Huffman.. Salah satu metode untuk membentuk

5VHBTQPLPL%FXBO%JSFLTJBEBMBITFCBHBJCFSJLVU B .FNJNQJO EBO NFOHVSVT 1FSTFSPBO TFTVBJ EFOHBO WJTJ dan misi Perseroan C .FOHVBTBJ NFNFMJIBSB EBO NFOHVSVT LFLBZBBO Perseroan

[r]