• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH KLUMPIT KEC.KARANGGEDE KAB.BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH KLUMPIT KEC.KARANGGEDE KAB.BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI"

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI KELAS IV

MADRASAH IBTIDAIYAH KLUMPIT

KEC.KARANGGEDE KAB.BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

IMROATUL AZIZAH NIM: 115-13-099

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(2)
(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI KELAS IV

MADRASAH IBTIDAIYAH KLUMPIT

KEC.KARANGGEDE KAB.BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

IMROATUL AZIZAH NIM: 115-13-099

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

ُ َّللَّا ِحَسْفَي اوُحَسْفاَف ِسِلاَجَمْلا يِف اوُحَّسَفَت ْمُكَل َليِق اَذِإ اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

اوُتوُأ َنيِذَّلا َو ْمُكْنِم اوُنَمآ َنيِذَّلا ُ َّللَّا ِعَف ْرَي اوُزُشْناَف اوُزُشْنا َليِق اَذِإَوۖ ْمُكَل

ريِبَخ َنوُلَمْعَت اَمِب ُ َّللَّا َوۚ ٍتاَجَرَد َمْلِعْلا

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu:

(8)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan sebagai rasa syukur dan tanda baktiku kepada: 1. Kedua orang tuaku (M.Khozim dan Yatmini) yang sangat saya cintai karena

mereka tidak henti-hentinya selalu memberi dukungan atas segala langkah yang saya tempuh dan tidak henti-hentinya juga selalu mendoakan semua yang terbaik untukku.

2. Adikku tersayang (Ayun), dia yang selalu mendukung setiap langkah yang ku tempuh dia selalu rela berkorban untuk kesuksesanku.

3. Kakakku tersayang (Anni Kisti), dia yang selalu mau direpotkan dalam segala hal.

4. Untuk semua siswa di MI Islamiyah Gandu tempat saya bekerja, karena selalu memberikan hari-hari saya penuh warna dengan tingkah lucu mereka.

5. Keluarga dan sahabatku (Agustin eka Damayanti dan Diah Amanah), yang selalu memberikan cinta, perhatian, dukungan dan motivasi untuk keberhasilanku, agar kita dapat sukses bersama untuk kedepanya.

6. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dalam urusan akademik saya.

(9)

8. Almamaterku “INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA”, tempatku menimba ilmu sebagai bekal masa depanku.

(10)

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

Alhamdulillah...

Segala puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Kenampakan Bumi Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Klumpit Kecamatan Karanggede,Kabupaten Boyolali.

Dengan menyadari sepenuhnya bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu disampaikan banyak terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) yang telah memberikan saran yang membangun kepada penulis.

(11)

5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah memotivasi, memberikan arahan dan bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian akademik, staf perpustakaan maupun keluarga besar civitas akademik IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

7. Bapak Ahmadi, S.PdI selaku kepala sekolah di MI Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Anni Kisti selaku Guru Kelas yang berkenan untuk diajak bekerjasama dalam penelitian, serta seluruh siswa kelas IV yang telah berkenan untuk menjadi subjek penelitian.

9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Semoga amal baik dan jasa-jasanya diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan imbalan yang layak dari-Nya.

(12)
(13)

ABSTRAK

Azizah, Imroatul 2017. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Perubahan Kenampakan Bumi Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Klumpit,Kecamatan Karanggede,Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr.Budiyono Saputro, M.Pd.

Kata Kunci: Hasil Belajar, IPA, Problem Based Instruction.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yaitu masih banyak nilai mata pelajaran IPA yang di bawah KKM. Rendahnya nilai IPA disebabkan oleh proses belajar mengajar di kelas yang cenderung berpusat pada guru dan siswa hanya mengikuti langkah demi langkah. Selain itu kegiatan belajar yang dilakukan diwarnai kegiatan individu, siswa bekerja sendiri dan tidak di perbolehkan melihat pekerjaan teman yang lain, sehingga teman yang pandai/kurang pandai akan tetap pada posisinya. Sehubungan dengan masalah di atas maka diharapkan guru mendapatkan cara yang tepat untuk memperbaiki mutu pembelajaran IPA di MI Klumpit. Penerapan model Problem Based Instruction

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sehingga hasil belajar siswa meningkat.

Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Keempat tahapan itu dilaksanakan dalam dua siklus penelitian dimana setiap siklus di fokuskan pada materi Perubahan Kenampakan Bumi dengan menggunakan Model

Problem Based Instruction. Penelitian ini di laksanakan di MI Klumpit, Kec.Karanggede, Kab.Boyolali dengan subyek penelitian kelas IV. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar IPA terutama pada materi Perubahan Kenampakan Bumi.

(14)

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

GAMBAR BERLOGO ... ii

JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO ... vii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 7

G. Metode Penelitian ... 8

H. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA

(15)

1. Pengertian Belajar ... 16

2. Ciri-ciri Belajar ... 17

3. Tujuan Belajar ... 17

4. Prinsip-prinsip Belajar ... 18

5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 22

B. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar ... 23

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 25

3. Penilaian Hasil Belajar ... 27

4. Tujuan Penilaian Hasil Belajar ... 27

C. Model Problem Based Instruction 1. Pengertian Model Problem Based Instruction ... 28

2. Kriteria Pembelajaran Model Problem Based Instruction .. 29

3. Langkah-langkah Pembelajaran Model Problem Based Insruction ... 30

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Problem Based Instruction ... 30

D. Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian IPA ... 32

2. Hakikat IPA ... 32

3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 32

(16)

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal ... 40

2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal ... 41

3. Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal ... 41

4. Langkah-langkah Penetapan KKM ... 42

5. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal ... 43

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MIS Klumpit ... 44

B. Deskripsi Awal (Pra Siklus) ... 49

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 50

D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus ... 58

2. Siklus I ... 61

3. Siklus II ... 64

B. Pembahasan ... 67

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 73 DAFTAR PUSTAKA

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klumpit ... 46

Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klumpit Tahun Pelajaran 2016/2017 ... 47

Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Klumpit ... 47

Tabel 3.4 Daftar Nilai Pra Siklus Siswa Kelas IV ... 49

Tabel 4.1 Perolehan Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas IV ... 59

Tabel 4.2 Hasil Perolehan Nilai Siswa Siklus I ... 61

Tabel 4.3 Perolehan Nilai Siswa Siklus II ... 64

Tabel 4.4 Nilai Tes Formatif tiap Siklus ... 68

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Siklus PTK ... 11

Gambar 2.1 Pasang naik dan Pasang Surut Air Laut ... 34

Gambar 2.2 Pasang Naik dan Pasang Surut Air Laut di Manfaatkan Petani ... 35

Gambar 2.3 Erosi di Sebabkan Es ... 37

Gambar 2.4 Badai Tornado ... 38

Gambar 2.5 Kebakaran Hutan ... 39

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa ... 70

(19)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Lampiran 3 : Lembar Soal Post-Test Siklus I dan Kunci Jawaban Lampiran 4 : Lembar Soal Post-Test Siklus II dan Kunci Jawaban Lampiran 5 : Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 6 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 7 : Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 8 : Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 9 : Nilai Ulangan Harian Pra Siklus Lampiran 10 : Daftar Nilai Siklus I

Lampiran 11 : Daftar Nilai Siklus II

Lampiran 12 : Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Siswa Lmapiran 13 : Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Siswa Lampiran 14 : Dokumentasi

Lampiran 15 : Surat Tugas Pembimbing

(20)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Peningkatan kualitas SDM jauh lebih mendesak untuk segera direalisasikan terutama dalam menghadapi era persaingan global. Oleh karena itu peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh.

Jika pendidikan merupakan salah satu instrumen utama pengembangan SDM, tenaga pendidik dalam hal ini guru sebagai salah satu unsur yang berperan penting di dalamnya, memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan tugas dan mengatasi segala permasalahan yang muncul. Guru merupakan komponen yang sangat menentukan dalam implementasi proses pembelajaran di dalam kelas sebagai unsur mikro dari suatu keberhasilan pendidikan.Tentu saja keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran di dalam kelas tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran tersebut.

(21)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta dan konsep-konsep saja melainkan juga suatu proses penemuan.

IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini. Ilmu pengetahuan Alam adalah mata pelajaran wajib dalam kurikulum MI. Pada kurikulum satuan tingkat pendidikan (KTSP), IPA harus dibelajarkan pada siswa mulai dari kelas I. Pembelajaran IPA di MI sering mengalami kegagalan. Hal ini dibuktikan dengan rendahnya nilai yang diperoleh pada akhir semester, data nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran IPA menunjukkan hasil rendah.

Rendahnya kreativitas siswa dalam proses belajar mengajar dapat mengakibatkan proses belajar menjadi kurang optimal sehingga materi yang disajikan menjadi tidak tuntas. Tercatat pada akhir semester pertama tahun pelajaran 2016/2017 diperoleh data hanya 65 nilai rata-rata kelas IV MI Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Selain nilai yang rendah dalam praktik pembelajaran IPA, peserta didik kurang bersemangat, perhatian dan kemampuan dalam proses pembelajaran dirasakan kurang optimal. Sebagian peserta didik berhenti perhatiannya pada penjelasan guru saja, rasa ingin tahu lebih banyak tentang materi pelajaran masih rendah. Peserta didik juga kurang menyukai kinerja ilmiah dalam proses pembelajaran.

(22)

peneliti menduga bahwa ketidakpahaman siswa tentang IPA berawal dari pembawaan pembelajaran yang kurang variatif dan terkesan monoton. Padahal untuk anak usia MI adalah bersifat menyenangkan dan menarik untuk dipelajari. Jika pembelajaran variatif dan tidak monoton akan menjadikan siswa lebih semangat dalam belajar dan akan memperoleh hasil yang memuaskan. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Untuk mewujudkan harapan diatas guru harus bersikap responsive dan proaktif terhadap berbagai fenomena yang dijumpai atau dirasakan saat melaksanakan proses pembelajaran. Selain itu guru dituntut lebih kreatif dalam memikirkan dan mencari jalan keluar dalam setiap problem pembelajaran di kelas terutama pada mata pelajaran IPA.

Oleh karena itu peneliti mencoba untuk menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction yang dianggap dapat untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pelajaran IPA. Dengan pembelajaran Problem Based Instruction kelas akan lebih hidup. Dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa untuk menggali daya kreativitasnya dalam berpikir dan memotivasi untuk belajar melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata. Menjadikan siswa lebih aktif dan guru hanya sebagai fasilitator.

Menyadari keadaan tersebut, penulis mencoba untuk melakukan upaya

perbaikan, melalui penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul

Penggunaan Model Pembelajaran

Problem Based Instruction

(23)

IV MI Klumpit Tahun Pelajaran 2016/2017 (Peneilitian Tindakan

Kelas di MI Klumpit, 2017)”

semoga dengan adanya penelitian ini dapat

meningkatkan pemahaman siswa tentang mata pelajaran IPA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

“Apakah penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction

dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Perubahan Kenampakan Bumi pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Klumpit pada Tahun Pelajaran 2016/2017?” C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction

pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi Perubahan Kenampakan Bumi pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Klumpit pada tahun pelajaran 2016/2017.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis

(24)

Berdasarkan pengertian hipotesis tersebut, penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut “Dengan menggunakan model pembelajaran pembelajaran

Problem Based Introduction dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan kenampakan bumi pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali Tahun 2016/2017”.

2. Indikator Keberhasilan

Dalam penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction ini dikatakan efektif, apabila indikator keberhasilan belajar mencapai 85% siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65.

a. Secara Individu

Siswa dapat mencapai nilai ≥ 65 sesuai dengan KKM yang telah ditentukan

dari sekolah pada materi Perubahan Kenampakan Bumi. b. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 65.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Menambah pengembangan ilmu pengetahuan di bidang keguruan, terutama mengenai pengelolaan proses pembelajaran yang efektif dan penambah wacana pengetahuan di bidang penelitian tindakan kelas.

(25)

Meningkatkan aktivitas dengan model pembelajaran Problem Based Instruction dan memotivasi belajar siswa dalam mengingat serta memahami konsep-konsep IPA.

b. Bagi Guru

Meningkatkan kemampuan guru dalam berkreasi dan berinovasi pada pembelajaran sehingga lebih efektif dan efisien dalam peranannya sebagai fasilitator dan mediator.

c. Bagi sekolah

Meningkatkan profesionalisme guru IPA di sekolah Dasar dengan menulis penelitian ilmiah yang memberikan solusi bagi permasalahan pembelajaran IPA.

d. Bagi peneliti lain

Mengembangkan hasil penelitian dan menumbuhkan rasa sikap positif dari penggunaan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dalam pembelajaran IPA.

e. Bagi pengambil kebijakan

Membantu pihak lembaga pendidikan dalam meningkatkan mutu pembelajaran IPA agar lebih baik.

F. Definisi Operasional 1. Pengertian IPA

(26)

2014:22). Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu materi yang mempelajari tentang fenomena alam secara nyata dan mempelajari tentang sebab akibat serta memahami alam semesta melalui pengamatan dengan menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan. Dengan kata lain IPA merupakan proses penemuan.

2. Model pembelajaran Problem Based Instruction

Model pembelajaran Problem Based Instruction yang berarti pembelajaran yang berbasis masalah untuk menggali daya kreativitas siswa dalam berpikir dan memotivasi siswa untuk terus belajar menurut (Imas dan Berlin, 2016: 48). IPA cukup baik apabila menggunakan Model Problem Based Instruction sebab model pembelajaran Problem Based Instruction

merupakan model pembelajaran yang mengaitkan permasalahan yang ada dalam materi IPA serta menumbuhkan kreatifitas untuk berpikir dan memotivasi untuk terus belajar.

3. Materi perubahan kenampakan bumi

(27)

yang berubah. Kenampakan bumi adalah susuatu yang berada diatas permukaan bumi baik yang berada didarat ataupun dilaut.

4. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa (Slameto, 2008: 7). lebih lanjut Slameto (2008: 8) mengemukakan bahwa hasil belajar diukur dengan rata-rata hasil tes yang diberikan dan tes hasil belajar itu sendiri adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan mengukur kemajuan belajar siswa.

Berdasarkan uraian pendapat diatas, dapat diapahami bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah nilai yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar serta tugas-tugas dan tes.

G. Metode penelitian 1. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah peneltian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Zainal Aqib, dkk., 2014:3).

(28)

tersebut dan agar mau untuk mengubahnya. PTK mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional bagi mereka sendiri, dan bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional (Elfanany, 2013:21).

2. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian a. Subjek Penelitian

Peneliti memfokuskan subjek penelitiannya pada siswa kelas IV MI Klumpit. Subjek penelitian berjumlah 20 siswa. Pada umumnya mereka merupakan siswa-siswa yang ceria dan bersemangat ketika berlajar.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV MI Klumpit, Dukuh Girirejo, Desa Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Mata pelajaran yang menjadi subjek penelitian yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi pokok?, dengan menggunakan model pembelajaran problem based instruction.

c. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada 15 Mei sampai 22 Mei 2017. Penelitian dilaksanakan dengan beberapa siklus, setiap siklusnya 1 pertemuan dan setiap pertemuan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).

3. Prosedur Penelitian

(29)

model penilitian tindakan dengan bagan yang berbeda namun secara garis besar terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu:

a. Menyusun rancangan tindakan (Planning)

Dalam perencanaan PTK, terdapat tiga kegiatan dasar, yaitu identifikasi masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah.

b. Pelaksanaan tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.

c. Pengamatan (Observasi)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrumen pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain)

d. Refleksi (Reflecting)

(30)

Berikut skema dari prosedur penelitian.

Gambar 1.1 Siklus PTK

Sumber: (Arikunto, Suharsimi. 2006: 16) Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan Pengamatan

(31)

4. Instrumen Penelitian

a. Lembar observasi, digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran IPA materi Perubahan Kenampakan Bumi

b. Pedoman dokumentasi, digunakan untuk memperoleh gambaran umum sekolah dan keadaan proses pembelajaran.

c. Tes tertulis, digunakan untuk mendapatkan nilai. Jenis tes yang digunakan berupa tes pilihan ganda yang diadakan setelah diadakan tindakan siklus 1, siklus 2 dan seterusnya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti nantinya akan dibantu oleh guru kelas. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, dokumentasi dan tes.

6. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, penulis menganalisa data tersebut dengan teknik deskriptif analitik. Data tersebut dikelola dengan menggunkan deskriptif prosentase nilai yang diperoleh siswa kemudian dirata-rata untuk mengetahui keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Nilai persentase dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:

NP =

x

100 %

Keterangan :

(32)

∑ Skor : Jumlah skor

∑ Skor maksimal : Jumlah skor maksimal

a. Ketuntasan belajar secara individu

Peserta dikatakan tuntas belajar secara individu apabila

Daya serap secara klasikal =

x 100 %

b. Ketuntasan belajar secara kelompok

Ketuntasan belajar =

x 100 %

Peserta dikatakan tuntas belajar secara klasikal bila memperoleh presentase daya secara klasikal 70%

c. Rata-rata hasil belajar

Nilai rata-rata =

H. Sistematika Penulisan

Pada garis besarnya sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

Bagian muka skripsi terdiri dari Halaman Judul Skripsi, Nota Pembimbing, Pengesahan, Motto, Persembahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Daftar Tabel. Bagian isi terdiri dari 5 bab, sedangkan dari tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab dan selanjutnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

(33)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam kajian pustaka ini terdiri dari : Belajar meliputi Pengertian Belajar, Ciri-ciri Belajar, Tujuan Belajar, Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Hasil Belajar meliputi Pengertian Hasil Belajar, Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar, Penilaian Hasil Belajar, Tujuan Penilaian Hasil Belajar. Kemudian membahas model Problem Based Instruction meliputi pengertian model pembelajaran PBI, Kriteria Pembelajaran PBI, Langkah-langkah Model PBI, Kelebihan dan Kelemahan Model PBI. Hakikat IPA, Materi Perubahan Kenampakan Bumi terdiri dari Pasang Naik dan Pasang Surut, Badai, Erosi, Kebakaran. KKM meliputi Pengertian KKM, fungsi KKM, Prinsip Penetapan KKM, Penentuan Kriteria KKM.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

(34)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas tentang deskripsi hasil belajar tiap siklus meliputi: Deskripsi Data Pra Siklus, Deskripsi Data Siklus I, Deskripsi Data Siklus II, dan Pembahasan.

BAB V PENUTUP

(35)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut Morgan (dalam Suprijono, 2011:3) “Learning is any realityvely permanent change in behavior that is a result of past exsperience” (Belajar

adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman). Belajar menurut Syah (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 17) adalah tahapan perubahan tingkah laku individu yang realitive menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Sedangkan menurut Chaplin (dalam Kastolani, 2014: 53) mengungkapkan definisi belajar menjadi dua rumusan. Pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar adalah proses memperoleh respon- respon sebagai akibat adanya latihan khusus.

Oemar Hamalik (dalam Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 31) belajar diartikan

sebagai proses perubahan prilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam belajar mengandung tiga hal pokok, yaitu:

(36)

c) Perilaku tersebut disebabkan karena hasil adanya latihan atau pengalaman dan bukan karena proses dari pertumbuhan atau kematangan.

2. Ciri – Ciri Belajar

Aktivitas dalam belajar memiliki ciri – ciri tertentu. Menurut Baharudin & Esa N. W(dalam Sriyanti, dkk. 2009:18) ciri– ciri belajar meliputi:

a. Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku.

b. Perubahan tingkah laku dari hasil belajar itu relatif permanen.

c. Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan prilaku itu bisa jadi bersifat potensial.

d. Perubahan tingkah laku itu merupakan latihan atau pengalaman. e. Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan. 3. Tujuan Belajar

Belajar itu sendiri memeiliki tujuan yang hendak dicapai. Secara umum tujuan dari belajar adalah:

a. Untuk mendapakan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir. kemampuan pengembangan berpikir membutuhkan adanya bahan pengetahuan, dan kemampuan berpikir dapat memperluas pengetahuan. b. Penanaman konsep dan keterampilan

(37)

atau penampilan anggota tubuh seseorang yang sedang belajar, atau keterampilan rohani yang menyangkut persoalan penghayatan dan keterampilan berpikir serta kreatifitas atau penyelesaian dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

c. Pembentukan sikap

Guru harus bertindak bijak dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi siswa. Guru harus cakap dalam mengarahkan motivasi dan berpikir bahwa pribadi guru dipakai seorang uswah (Kastaloni , 2014:67)

4. Prinsip – Prinsip Belajar

Tujuan dari belajar dapat tercapai secara maksimal apabila dalam pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Hal itu dapat terwujud jika dalam pelaksanaannya berpedoman pada prinsip-prinsip dari belajar. Prinsip-prinsip belajar tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, prinsip belajar adalah perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki ciri sebagai berikut:

a) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu perubahan yang disadari.

b) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya. c) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.

d) Positif atau berkomulasi.

(38)

g) Bertujuan dan terarah.

h) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

Kedua, belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya (Suprijono, Agus. 2011 : 4-5).

Sedangkan menurut Saputro Suprihatin (2000: 146) mengatakan bahwa prinsip belajar meliputi:

1) Menyajikan kegiatan yang bervariasi

Kegiatan pembelajaran dan metode yang digunakan bervariasi seperti menggunakan metode diskusi, percobaan, meringkas buku dan lain-lain. 2) Menciptakan suasana belajar yang bervariasi

Kegiatan belajar diciptakan secara menarik dan bervariasi dan tidak membosankan seperti pengaturan tempat duduk siswa, pengaturan ruangan.

3) Mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar

(39)

4) Mendorong siswa agar kreatif

Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaktifkan dirinya seperti memberi kesempatan untuk berpendapat, mengajukan pertanyaan atau usul.

5) Meningkatkan terjadinya interaksi yang lebih baik dalam kelas

Guru lebih berperan sebagai pengarah atau pengendali kegiatan belajar mengajar, siswa tidak harus meminta informasi atau jawaban yang diperlukan.

6) Melayani perbedaan individu

Siswa ada yang dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik melalui mendengar, melihat atau melalui cerita, hendaknya hal ini digunakan sebagai kegiatan belajar yang bervariasi untuk melayani perbedaan-perbedaan yang ada pada siswa.

7) Memanfaatkan berbagai sumber belajar

Penggunaan buku, alat peraga ataupun media dalam kegiatan pembelajaran akan memacu siswa untuk belajar dan tidak mengalami kebosanan.

Adapun menurut S. Nasution (dalam kastaloni, 2014: 71-72) prinsip-prinsip belajar meliputi:

1) Agar seseorang (siswa) benar-benar belajar, maka siswa harus mempunyai suatu tujuan.

(40)

3) Seseorang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam kesukaran dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya.

4) Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya.

5) Selain tujuan pokok yang hendak dicapai, diperolehnya hasil-hasil sampingan. Misalnya siswa tidak hanya terampil membuat soal ilmu pengetahuan alam akan tetapi juga memperoleh minat yang lebih besar untuk bidang studi itu.

6) Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan (learning by doing).

7) Seseorang (siswa) belajar sebagai keseluruhan , tidak dengan otaknya atau secara intekstual saja tetapi juga secara sosial, emosional, etis dan sebagainya.

8) Seorang (siswa) memerlukan dan bantuan dari orang lain dalam belajar. 9) Belajar memerlukan insight .apa yang dipelajari harus benar-benar

dipahami.

10) Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya seorang (siswa) sering mengejar tujuan-tujuan lain.

11) Belajar lebih berhasil apabila usaha untuk memberi sukses dan menyenangkan.

(41)

5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Dalyono (2007: 55) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar sebagai berikut:

1) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) a. Kesehatan

b. Intelegensi dan bakat c. Minat dan motivasi d. Cara belajar

2) Faktor eksternal (yang berasal dari luar) a. Keluarga

b. Sekolah c. Masayarakat d. Lingkungan sekitar

Sedangkan menurut Syah (2004: 144) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

a. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni kondisi jasmani dan rohani siswa.

b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.

(42)

B. Hasil Belajar 1. Pengertian

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Menurut Slameto (2008: 7) hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa. lebih lanjut Slameto (2008: 8) mengemukakan bahwa hasil belajar diukur dengan rata-rata hasil tes yang diberikan dan tes hasil belajar itu sendiri adalah sekelompok pertanyaan atau tugas-tugas yang harus dijawab atau diselesaikan oleh siswa dengan tujuan mengukur kemajuan belajar siswa.

(43)

Suyitno (2011: 33) mengemukakan bahwa ada tiga hasil belajar yang diperoleh pelajar yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, yaitu:

a) Inkuiri keterampilan memecahkan masalah b) Belajar model peraturan orang dewasa c) Keterampilan belajar mandiri

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan,ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine, dan rountinized (Suprijono, Agus. 2011: 7).

Gagne dan Briggs (dalam Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 33-34)

mendefinisikan hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar. Adapun kemampuan yang diperoleh sebagai hasil belajar adalah keterampilan intelektual, strategi, kognitif, informasi verbal, keterampilan motorik, dan sikap.

(44)

menggeneralisasikan suatu gejala. Strategi kognitif adalah kemampuan sesorang untuk dapat mengontrol aktifitas intelektualnya dalam mengatasi masalah. Informasi verbal adalah kemampuan seseorang untuk dapat menggunakan bahasa lisan dan tulisan untuk mengungkapkan suatu gagasan. Sikap adalah suatu kecenderungan pada diri seseorang dalam menerima atau menolak suatu sikap, sedangkan keterampilan motorik adalah kemampun seseorang untuk mengkoordinasi semua gerakan secara teratur dan lancar dalam keadaan sadar.

Berdasarkan beberapa definisi di atas hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran dan dapat diukur melalui pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis yang diraih siswa dan merupakan tingkat penguasaan setelah menerima pengalaman belajar. Adapun hasil belajar tersebut meliputi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Sam’s, Rosma Hartini. 2010: 37).

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Suryabrata (dalam Sriyanti, dkk. 2009: 23-25) keberhasilan beajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Faktor Eksternal

(45)

a. Faktor nonsosial

Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Kondisi fisik berupa cuaca, alat, gedung, dan sejenisnya.

b. Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor ini bisa meliputi keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).

2) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang ada dalam individu atau siswa yang sedang belajar. Faktor ini terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis. a. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu. Faktor fisiologis terdiri dari:

(1) Keadaan jasmani pada umumnya

(46)

(2) Keadaan fungsi-fungsi alat tertentu

Keadaan fungsi alat tertentu terkait dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu. Panca indra merupakan pintu gerbang pengetahuan dalam diri individu.

b. Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor psikis tersebut antara lain tingkat kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian, kematangan dan lain sebagainya.

3. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian hasil belajar merupakan suatu proses untuk menggambarkan prestasi yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan (Syah, 2010: 197). Sedangkan menurut Sudijono (2011 : 2 ) penilaian hasil belajar merupakan suatu kegiatan atau proses penemuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.

Penilaian terhadap hasil belajar siswa mencakup:

a. Penilaian mengenai tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas.

b. Penilaian mengenai tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.

4. Tujuan Penilaian Hasil Belajar

(47)

1) Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya. Dengan mendeskripsikan kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa lainnya.

2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa kearah tujuan pendidikan yang diharapkan.

3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya.

4) Memberikan pertanggungjawaban “accountability” dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1) penilaian hasil belajar siswa dilakukan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berksinambungan (Syah, 2010 : 198-199). C. Model Pembelajaran Problem Based Instruction

1. Pengertian

(48)

berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi pembelajar yang mandiri.

Aisyah (2003: 14) menyatakan bahwa model Problem Based Isntruction

adalah salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas dan nalar siswa, sehingga kreativitas siswa dapat berkembang secara optimal. Hal ini sangat dimungkinkan karena dalam problem based instruction, siswa dilatih untuk menjawab suatu permasalahan nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Kriteria pembelajaran Problem Based Instruction

Ada kriteria khusus yang dikemukakan oleh (Imas dan Berlin, 2016: 49) dalam menetapkan dan mempraktekkan model pembelajaran ini, adapun kriteria tersebut adalah:

a. Materi pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik yang bisa bersumber dari berita, rekaman, video, dan lain sebagainya. b. Materi yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa,

sehingga setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.

c. Materi pelajaran yang ditetapkan merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentigan orang banyak, sehingga terasa manfaatnya.

(49)

e. Materi harus sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.

3. Langkah-Langkah Model Problem Based Instruction

Berikut ini adalah langkah-langkah dalam mengaplikasikan model

Problem Based Instruction menurut A’la Miftahul (2010: 96):

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

b. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubugan dengan masalah tersebut (menetapkan topik, tugas, jadwal, dll).

c. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.

d. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

e. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Instruction

(50)

1) Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif siswa. 2) Dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah para siswa

dengan sendiriya.

3) Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.

4) Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi yang serba baru.

5) Dapat mendorong siswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri.

6) Mendorong kreatifitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah siswa lakukan.

7) Model pembelajaran ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok.

b. Kelemahan dari model Problem Based Instruction menurut A’la Miftahul (2010: 98) adalah sebagai berikut:

1) Untuk siswa yang malas tujuan dari metode tersebut tidak dapat tercapai.

2) Membutuhkan banyak waktu dan dana.

(51)

D. Ilmu Pengetahuan Alam 1. Pengertian IPA

IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual (factual), baik berupa baik berupa kenyataan (reality)

atau kejadian (events) dan hubungan sebab akibatnya.

Ilmu Pengetahuan Alam yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains, disingkat menjadi IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar.

H.W. Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis dan dirumuskan yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi.

Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran serta menggunakan prosedur dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapat suatu kesimpulan.

2. Hakikat Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA adalah interaksi antar komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran untuk mecapai tujuan yang berbentuk kompetensi yang telah ditetapkan.

3. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

(52)

masih terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia, biologi, dan fisika.

Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP, 2006), dimaksudkan untuk:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan dalam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampian IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

E. Materi Perubahan Kenampakan Bumi

Daratan terdiri atas gunung, pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah,

(53)

perubahan. Perubahan dapat disebabkan oleh air dan udara, misalnya pasang naik

dan pasang surut, badai, erosi, dan kebakaran hutan.

1) Pasang naik dan pasang surut

Coba kamu perhatikan gambar di bawah ini! Tahukah kamu apa penyebab

adanya perbedaan pada gambar 1 dan gambar 2 tersebut?

Gambar 2.1 pasang naik dan pasang surut air laut

Sumber : (www.upload.wikimedia.org)

Bulan ternyata mempunyai pengaruh yang lain bagi kenampakan

permukaan bumi. Kamu tentu mengetahui bahwa permukaan bumi terdiri atas

air (laut) dan daratan. Bulan memengaruhi pasang naik dan pasang surut air

laut. Pasang naik air laut adalah keadaan permukaan air laut yang naik

sehingga air laut tampak bertambah banyak. Pasang surut air laut adalah

keadaan permukaan air laut yang turun sehingga air laut tampak berkurang.

Pasang surut air laut adalah keadaan permukaan air laut yang turun

(54)

disebabkan oleh gaya tarik bulan. Seperti juga bumi, bulan mempunyai gaya

tarik yang biasa disebut gaya grativasi bulan. Gaya tarik bulan membuat air

laut pasang naik di kedua sisi bumi. Akibat perputaran bumi pada porosnya,

setiap tempat di bumi mengalami air laut pasang naik dua kali sehari. Adanya

pasang naik dan pasang surut air laut dimanfaatkan oleh para petani garam.

Petani garam adalah orang yang pekerjaanya membuat garam. Bahan dasar

garam adalah air laut. Saat pasang naik, air laut mengisi petak-petak ladang

garam. Saat pasang surut, garam yang terbawa air laut terendap di dasar petak.

Petani garam kemudian mengumpulkan garam-garam itu.

Gambar 2.2 adanya pasang naik dan pasang surut air laut dimanfaatkan oleh

petani garam

(Ilmu pengetahuan populer jilid 6)

Pasang naik dan pasang surut air laut juga memengaruhi kegiatan nelayan

dalam mencari ikan. Saat pasang naik, air laut meninggi, nelayan tidak melaut.

Gelombang laut yang tinggi menyulitkan nelayan dalam mencari ikan. Saat air

(55)

mendapat ikan. Pasang naik air laut dapat dimanfaatkan oleh kapal-kapal besar

untuk berlabuh di dermaga. Ada dermaga yang sulit untuk dimasuki kapal besar

karena keadaannya yang agak dangkal. Hanya jika air laut sedang pasang naik

saja, kapal besar dapat memasukinya. Jika air laut tidak cukup dalam, kapal dapat

tersangkut oleh bagian dasar dermaga. Hal ini membuat kapal tidak dapat

bergerak.

Gaya tarik matahari kekuatannya lebih kecil. Dalam satu hari terjadi dua

kali pasang naik dan dua kali pasang surut. Kedua pasang naik itu terjadi dalam

selang waktu kira-kira 12 jam 25 menit.

2) Erosi

Erosi adalah pengikisan yang disebabkan oleh air, angin, dan es. Erosi

yang disebabkan oleh air laut disebut abrasi. Erosi yang disebabkan oleh es

disebut gletser. Erosi yang disebabkan oleh angin disebut deflasi.

Apakah yang menyebabkan terjadinya tanah longsor? Jika tanah gundul

atau tidak ditanami, maka tanah mudah terkikis oleh air. Air hujan yang

menyerap ke dalam tanah amat sedikit sehingga cadangan air bersih di dalam

tanah bekurang. Air hujan akan terus mengalir di permukaan tanah. Jika tanah

itu terletak di daerah dataran tinggi (pegunungan), maka tanah akan mudah

longsor. Akibatnya, longsoran tanah itu dapat menimpa penduduk dan harta

benda yang dimilikinya serta merusak tanah pertanian yang subur.

Pada umumnya, erosi berlangsung lambat dan melalui proses yang

berangsur-angsur. Akan tetapi, erosi dapat dipercepat dengan adanya aktivitas

(56)

berwawasan lingkungan. Bencana yang ditimbulkan erosi sangat merugikan

masyarakat. Sebagai generasi muda yang baik, tugas kita adalah menjaga agar

kelestarian tanah tetap terjaga sehingga tidak timbul erosi.

Berikut ini beberapa cara untuk menanggulangi erosi:

a. Tidak menebang hutan secara liar.

b. Penghijaun kembali tanah yang gundul.

c. Pengadaan hutan lindung di lereng gunung.

d. Pembuatan terasering/sengkedan pada tanah yang miring

Gambar 2.3 erosi disebabkan es

Sumber : (www.papua.ucb.org)

3) Badai

Pada dasarnya badai adalah angin yang sangat kuat dan tinggi

kecepatannya. Apa akibat yang ditimbulkan oleh badai? Badai dapat

mengakibatkan kerusakan yang besar karena kekuatan angin. Badai biasanya

(57)

Contoh badai dahsyat yang pernah melanda beberapa negara di dunia

adalah badai petir, guntur, angin topan, dan tornado. Gerakan angin yang

kecepatan tinggi di daerah dekat laut dapat menyebabkan terjadinya tornado.

Tornado akan tampak seperti corong yang turun dari gumpalan awan yang

bergerak ke arah timur bersama dengan awan itu. Jika ujung corong mengenai

muka bumi, maka segala sesuatu yang ada akan dihancurkan. Pada umumnya,

kecepatan gerak tornado sekitar 100 km/jam. Lama berlangsungnya hanya

beberapa menit, tetapi ada juga yang berlangsung selama beberapa jam. Negara

yang pernah dilanda tornado adalah Amerika Serikat dan Meksiko.

Gambar 2.4 badai tornado dapat mengakibatkan kerusakan yang besar karena

kekuatan angin

Sumber : (irfanbundar.files.wordpress.com)

4) Kebakaran

Perhatikan gambar di bawah ! Bahayakah terhadap kehidupan kita?

(58)

menyebabkan bahaya bagi pernapasan, suhu lingkungan meningkat,

meningkatnya polusi udara. Adapun dampak dari polusi udara antara lain: a)

hujan asam, b) efek rumah kaca, c) penipisan lapisan ozon (O3).

Gambar 2.5 kebakaran hutan sangat merugikan manusia dan hewan

Sumber : (earthgreen.wordpress.com)

Kebakaran hutan merupakan bencana alam yang sangat merugikan

manusia dan hewan. Apakah yang menyebabkan terjadinya kebakaran hutan?

Kebakaran hutan umumnya terjadi pada saat musim kemarau yang panjang. Hutan

menjadi kering dan mudah terbakar. Kebakaran hutan dapat juga terjadi akibat

kelalaian manusia. Pada saat membuka lahan pertanian di pinggir hutan,

sampah-sampah hutan dibakar sehingga api cepat menyebar ke hutan. Akibatnya, hutan

pun ikut terbakar. Akibat dari kebakaran hutan antara lain sebagai berikut:

a. Persediaan air tanah di sekitarnya menjadi berkurang.

(59)

c. Terjadinya pencemaran (polusi) udara, yaitu asap yang menyelimuti udara

sehingga menjadi kotor. Asap dapat mengganggu pernapasan dan menghalangi

jarak pandang sehingga dapat menyebabkan terganggunya transportasi darat

dan udara.

d. Hewan-hewan yang dilindungi akan musnah.

e. Tumbuhan atau lahan pertanian di sekitarnya akan menjadi rusak atau kering.

Untuk mengatasi kebakaran hutan tersebut perlu kerja sama antara pemerintah

dan penduduk setempat untuk memadamkannya. Di negara maju, pemadaman

kebakaran hutan cukup dilakukan dengan cara menyemprotkan air dari udara yang

dibawa oleh kapal pemadam kebakaran.

F. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

(60)

Kriteria ketuntasan menjadi persentase tingkat pencapaian kompetensi sehingga dinyatakan dengan angka maksimal 100. Target ketuntasan secara nasional diharapkan mencapai minimal 75. KKM ini menjadi acuan bersama pendidik, peserta didik, dan orang tua peserta didik. Kriteria ketuntasan minimal harus dicantumkan dalam laporan hasil belajar (LHB) sebagai acuan dalam menyikapi hasil belajar peserta didik.

2. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal

a. Sebagai acuan pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar mata pelajaran yang diikuti.

b. Sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran.

c. Digunakan sebagai bagian dari komponen dalam melakukan evaluasi program pembelajaran yang dilaksanakan disekolah.

d. Merupakan kontrak pedagogik antara pendidik dan peserta didik dan antara satuan pendidikan dengan masyarakat.

e. Merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata pelajaran.

3. Prinsip Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Penetapan KKM perlu mempertimbangkan beberapa ketentuan sebagai berikut: a. Melalui metode kualitatif dan kuantitatif.

(61)

c. KKM setiap kompetensi dasar merupakan rata-rata dari indikator yang terdapat dalamkompetensi dasar.

d. KKM setiap standar kompetensi merupakan rata-rata KKM kompetensi dasar yang terdapat dalam standar kompetensi.

e. KKM mata pelajaran merupakan rata-rata semua KKM-SK yang terdapat dalam satu semester atau satu tahun pembelajaran, dan dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar (LHB/Rapor) peserta didik.

f. Indikator merupakan acuan bagi pendidik untuk membuat soal-soal ulangan, baik ulangan harian, ulangan tengah semester maupun ulangan akhir semester.

4. Langkah-Langkah Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Adapun langkah-langkah penetapan KKM adalah sebagai berikut:

a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik.

b. Hasil penetapan KKM disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian.

c. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua dan dinas pendidikan. d. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan pada

(62)

5. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. b. Kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan

pembelajaran pada masing-masing sekolah.

(63)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MIS Klumpit Karanggede 1. Identitas Madrasah

Adapun profil MI Klumpit Karanggede sebagai berikut: Nama Madrasah : MI Klumpit Karanggede

NPSN : 20308929

Akreditasi : B

Status : Swasta

Dukuh : Girirejo, RT 05/ RW 01

Kelurahan : Klumpit

Kecamatan : Karanggede

Kabupaten : Boyolali

Provinsi : Jawa Tengah

Kode Pos : 57381

2. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi

(64)

b. Misi

Mengusahakan agar para siswa menjadi manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berpengetahuan, cerdas, terampil, berguna bagi nusa bangsa dan agama.

c. Tujuan

Membentuk manusia muslim yang beriman, bertaqwa, berpengetahuan, cerdas, terampil, berguna bagi nusa, bangsa, dan agama.

3. Letak Geografis

Secara geografis Madrasah Ibtidaiyah Klumpit Karanggede Boyolali terletak di Dukuh Girirejo, Desa Klumpit, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali. Madrasah Ibtidaiyah Klumpit dibangun diatas tanah 1.230 m2 adapun luas bangunannya 400 m2.

4. Sarana dan Prasarana

Dalam upaya menunjang tunjangan pendidikan pada Madrasah Ibtidaiyah Swasta Klumpit Karanggede Boyolali diperlukan sarana dan prasarana

memadai serta pemanfaatanya secara optimal. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Klumpit Karanggede Boyolali, antara lain: a. 6 ruang teori kelas

b. 1 ruang guru

c. 1 ruang Kepala Madrasah d. 1 ruang tata usaha

(65)

g. 1 ruang kantin h. 1 ruang ibadah i. Keadaan Guru

5. Keadaan guru MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Daftar Guru MI Klumpit Karanggede

NO NAMA JABATAN

1. Ahmadi, S.Pd. I Kepala Madrasah 2. Ari Prasetyo, S.Pd Wakil Kepala Madrasah

3. Nuryati, S.Pd. I Guru

4. Joko Widodo, S.Pd. I Guru / Tenagan ADMIN 5. Dewi Supriyati, S.Pd. I Guru

6. Prih Utami, S.Pd. I Guru

7. Migiyawati, S.Pd Guru

8. Istiqomah Guru

9. Anni Kistiwinasih, S.Pd. I Guru

6. Kondisi Siswa

(66)

Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa MI Klumpit Karanggede Tahun Pelajaran 2016/ 2017

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. I 12 10 22

2. II 13 10 23

3. III 15 9 24

4. IV 11 9 20

5. V 12 7 19

6. VI 8 14 22

Total 71 59 130

7. Karakteristik Siswa

Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang

berjumlah 20 siswa, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Rincian data siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV MI Klumpit Karanggede Tahun Pelajaran 2016/ 2017

No Nama Siswa

Jenis Kelamin

L P

1. BYS √

2. DA √

3. DW √

(67)

5. HF √

6. II √

7. KA √

8. KR √

9. LB √

10. MA √

11. MAM √

12. MGRK √

13. MIS √

14. MN √

15. RA √

16. SF √

17. VOV √

18. WBI √

19. WHN √

20. YBP √

8. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus atau 2 kali. Waktu pelaksanaan sebagai berikut:

(68)

B. Deskripsi Kondisi Awal Siswa (Pra Siklus)

Tabel 3.4 Daftar Nilai Prasiklus Siswa Kelas IV MI Klumpit Karanggede Tahun Pelajaran 2016/ 2017

No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan

1. BSR 65 70 Tuntas

2. DA 65 70 Tuntas

3. DW 65 55 Belum Tuntas

4. FND 65 50 Belum Tuntas

5. HF 65 58 Belum Tuntas

6. II 65 70 Tuntas

7. KA 65 75 Tuntas

8. KR 65 70 Tuntas

9. LB 65 60 Belum Tuntas

10. MA 65 60 Belum Tuntas

11. MAM 65 72 Tuntas

12. MGR 65 70 Tuntas

13. MIS 65 70 Tuntas

14. MN 65 58 Belum Tuntas

15. RA 65 78 Tuntas

16 SF 65 62 Belum Tuntas

17 VOV 65 58 Belum Tuntas

(69)

19 WHN 65 78 Tuntas

20 YBP 65 60 Belum Tuntas

Nilai Rata-rata Kelas 65,8 Persentase Ketuntasan 55%

Siswa Belum Tuntas 45%

C.Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I 1. Perencanaan Tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

b. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan sesuai dengan materi.

c. Mempersiapkan soal evaluasi sebagai sarana untuk mengetahui hasil belajar. d. Mempersiapkan lembar pengamatan untuk guru dan siswa pada saat proses

pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

Berikut langkah-langkah pelaksanaanya : a. Kegiatan awal

(70)

2) Guru mengkondisikan kelas 3) Guru melakukan absensi

4) Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran

5) Guru menuntun siswa untuk memahami kembali peta konsep tentang perubahan kenampakan bumi

b. Kegiatan Inti

1) Orientasi tentang permasalahan siswa a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan

c. Guru mengajukan fenomena dan cerita tentang perubahan kenampakan bumi yang disebabkan oleh pasang naik dan pasang surut air laut dan erosi untuk memunculkan masalah

d. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah 2) Tahap mengorganisasikan siswa untuk meneliti

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah Perubahan Kenampakan Bumi yang disebabkan Oleh Pasang Naik dan Pasang Surut Air Laut dan Erosi

3) Tahap membantu investigasi kelompok

a. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti

(71)

a. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yaitu laporan hasil eksperimen

b. Guru membantu siswa untuk berbagi tugas dengan teman satu kelompoknya

5) Tahap menganalisa dan mengevaluasi proses mengatasi masalah Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan siswa dan proses-proses yang digunakan

c. Kegiatan Akhir

1) Guru bersama siswa tanya jawab tentang materi atau masalah yang belum terpecahkan

2) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan

3) Guru menutup pelajaran dengan salam 3. Observasi

Pada tahap observasi, dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas siswa ketika proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model

(72)

dalam mengerjakan lembar kerja evaluasi. Guru menggunakan lembar observasi siswa.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi, dapat diketahui tingkat keberhasilan maupun tingkat kelemahan dari kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction yang dilakukan oleh guru pada siklus I. Sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbaikan pada siklus

berikutnya.

a. Kendala yang dihadapi

Kendala-kendala yang terjadi pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Instruction yang perlu diperhatikan agar dapat menjadi motivasi untuk memperbaiki pada siklus berikutnya.

1) Kurang mampu merangsang siswa untuk menemukan masalah yang ada dalam materi yang di ajarkan.

2) Dalam pelaksanaan percobaan/eksperimen masih ada siswa yang tidak bisa ikut peran aktif dalam kerja kelompoknya.

3) Alokasi waktu tidak sesuai dengan rencana pembelajaran karena masih ada siswa yang belum selesai membuat hasil karya dan mempresentasikan hasil karya kelompoknya.

b. Cara mengatasi

(73)

supaya tidak terjadi kendala-kendala pada siklus berikutnya. Adapun ide perbaikan untuk mengatasi kendala yang terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut:

1) Guru harus bisa lebih aktif memotivasi dan merangsang siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.

2) Setiap siswa di tuntut aktif ikut serta dalam melakukan percobaan. 3) Guru dapat membagi waktu dengan sebaik mungkin dan membatasi

kegiatan siswa supaya tidak bermain-main dalam pelaksanaan kegiatan percobaan/eksperimen dengan media yang disediakan.

Berdasarkan pada hasil evaluasi pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan, maka diharapkan pada siklus II melalui model pembelajaran Problem Based Instruction pada pembelajaran IPA Materi Perubahan Kenampakan Bumi.

D. Deskripsi Pelaksanaan siklus II 1. Perencanaan tindakan

Dalam tahap perencanaan tindakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

b. Mempersiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan sesuai dengan materi.

(74)

d. Mempersiapkan lembar pengamatan untuk guru dan siswa pada saat proses pembelajaran.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

Berikut langkah-langkah pelaksanaanya: a. Kegiatan awal

1) Guru megucapkan salam dan berdoa bersama 2) Guru mengkondisikan kelas

3) Guru melakukan absensi

4) Menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran

5) Guru menuntun siswa untuk memahami kembali peta konsep tentang perubahan kenampakan bumi

b. Kegiatan Inti

1) Orientasi tentang permasalahan siswa a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran b. Menjelaskan logistik yang dibutuhkan

c. Guru mengajukan fenomena dan cerita tentang perubahan kenampakan bumi yang disebabkan oleh badai dan kebakaran untuk memunculkan masalah

Gambar

GAMBAR BERLOGO  ..........................................................................................
Gambar 1.1 Siklus PTK
Gambar 2.1 pasang naik dan pasang surut air laut
Gambar 2.2 adanya pasang naik dan pasang surut air laut dimanfaatkan oleh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan orangtua kepada anak-anaknya sejak kecil, akan berdampak pada perkembangan sosial moralnya di masa dewasa (Anisah, 2011, h.15). Bagi ketiga subjek, faktor

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu jenis penelitian lapangan (field research), sifat penelitian deskriptif, yaitu : menceritakan keadaan yang ada di

PENGUKURAN FUNGSI MEMORI MENCIT JANTAN GALUR BALB/C DENGAN PENGARUH MUSIK KERONCONG untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa: remediasi dengan model pembelajaran Problem Based Learning dapat

penelitian ini, maka peneliti membatasi penelitian ini pada masalah “Pengaruh Jumlah Penduduk Bekerja dan PDRB Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di. Banten

Di Kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, dan Bandung menunjukkan tingginya gonorrhoeae mencapai 7,4% - 50% (Lina, 2011). Data yang diperoleh dari RSU Dr. Model

Pengukuran overcut yang dilakukan mempunyai tahapan, untuk tahapan pertama yaitu dengan cara uji foto makro di Laboratorium Teknik Mesin, Jurusan Teknik Mesin

Faktor pendukung aktivitas PMII Rayon Dakwah adalah PMII menjadi organisasi mayoritas di UIN Walisongo Semarang, PMII mempunyai kader yang terbanyak dibandingkan