• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 1

2.1. Wilayah Administrasi

Kota Surabaya secara geografis terletak antara 7º 9’ –7º 21’ garis Lintang Selatan, dan 112º 36’ – 112º 57’ Bujur Timur, dengan luas wilayah daratan sekitar 33.048 Ha (330,048 Km²) dan luas wilayah laut sekitar 19.039 Ha. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Laut Jawa dan Selat Madura  Sebelah Timur : Selat Madura

 Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo  Sebelah Barat : Kabupaten Gresik

Kota Surabaya merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Timur yang dalam struktur perwilayahannya ditetapkan sebagai Pusat Utama dan menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Kota Surabaya berdasarkan peraturan perundangan tentang pembagian administrasi wilayah pemerintahan mengalami perkembangan atau pemekaran wilayah sebanyak 5 kali, dan pada tahun ini Kota Surabaya terbagi dalam 31 Kecamatan, 163 Kelurahan, 1.378 RW, dan 9.160 RT. Untuk lebih jelasnya, pembagian wilayah administrasi Kota Surabaya dapat dilihat pada Peta 2.1.

2.2. Potensi Wilayah Kota Surabaya

Kota Surabaya sebagai salah satu kota di Jawa Timur memiliki peran strategis pada skala nasional sebagai pusat pelayanan kegiatan Indonesia Timur, dan pada skala regional sebagai kota perdagangan dan jasa yang pada simpul transportasi (darat, udara dan laut) nasional dan internasional sehingga memberi peluang bagi Kota Surabaya untuk meningkatkan perannya sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Letak Kota Surabaya sangat strategis, menghubungkan antara Kota Surabaya dengan kota-kota di sekitarnya yaitu kota/kabupaten yang ada dalam Gerbangkertosusilo, sehingga sangat mendukung percepatan pembangunan di Kota Surabaya. Demikian juga sebaliknya, pertumbuhan Kota Surabaya juga dapat memberikan perkembangan bagi kota/kabupaten di sekitarnya, baik secara sektoral maupun keruangan.

Kota Surabaya memiliki kawasan strategis yang berpotensi dikembangkan secara berkelanjutan untuk mendukung eksistensi pengembangan wilayah kota dimasa mendatang, diantaranya adalah :

a) Kawasan Strategis Untuk Pendukung Pertumbuhan Ekonomi

Kawasan-kawasan yang akan dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah :

(3)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 2

(4)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 3

dikembangkan dengan orientasi pada industry smart and clean dengan didukung oleh infrastruktur yang memadai.

 Kawasan Tunjungan dan sekitarnya di Kecamatan Bubutan berada di Unit Pengembangan VI Tunjungan

Sebagai kawasan pusat perdagangan dan perkantoran, kawasan Tunjungan merupakan salah satu pusat kota yang sangat potensial untuk terus dikembangkan karena memiliki sejarah dan mengalami masa keemasan pada dekade 1940 hingga akhir 1970an dengan karakteristik shopping-street dan shopping arcade, sehingga dikenal dan menjadi salah satu icon kota Surabaya dengan Jargon “Rek Ayo Rek Mlaku – Mlaku nang Tunjungan”. Kawasan ini memerlukan penanganan dan pengelolaan yang optimal untuk mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya.

 Kawasan Kaki Jembatan Wilayah Suramadu-Pantai Kenjeran dan Kawasan Kota Tepi Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Bulak berada di Unit Pengembangan III Tambak Wedi

Merupakan kawasan strategis ditinjau dari lokasinya yang berada di kawasan kaki jembatan Suramadu dan pesisir Pantai Bulak - Kenjeran yang memiliki potensi besar untuk berkembang sebagai wisata pesisir dan laut. Disamping itu, kawasan ini memiliki potensi sebagai kawasan perdagangan dan jasa skala regional. Keberadaan Jembatan Suramadu memberikan peningkatan potensi dan peran Kota Surabaya, sebagai pusat kegiatan regional, tidak hanya dalam lingkup Kawasan Gerbangkertosusila (Kabupaten Gresik, Kabupaten Bangkalan, kabupaten dan Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Lamongan), namun juga hingga kawasan kepulauan madura secara keseluruhan (Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep).

 Kawasan Kota Tepi Pantai (Waterfront City) di Kecamatan Asemrowo dan Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun Kawasan ini akan dikembangkan dengan konsep penggunaan lahan mixed use pendukung kawasan pelabuhan yang terintegrasi dengan rencana pengembangan Terminal Multipurpose Teluk Lamong sebagai kawasan pelabuhan penunjang Pelabuhan Utama Tanjung Perak.

 Kawasan Terpadu Surabaya Barat di Kecamatan Pakal di Unit Pengembangan XII Sambikerep dan Benowo di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangon;

(5)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 4

b) Kawasan strategis untuk kepentingan sosial budaya

Kawasan yang dikembangkan dari sudut kepentingan sosial dan budaya adalah kawasan adat tertentu, kawasan dan konservasi warisan budaya. Kawasan strategis sosial-budaya yang ada di Kota Surabaya adalah :

 Kawasan Makam Sunan Ampel di Kecamatan Semampir berada di Unit Pengembangan V Tanjung Perak

Merupakan kawasan cagar budaya yang memiliki karakter dan daya tarik kuat sebagai obyek wisata ziarah di Indonesia yang berkembang tidak hanya sebagai kampung budaya yang khas dengan beragam aktivitasnya tetapi juga memiliki kultur religi yang kuat.

 Kawasan Kota Lama Surabaya di Kecamatan Krembangan, Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Semampir dan Kecamatan Bubutan berada di Unit Pengembangan V Tanjung Perak dan Unit Pengembangan VI Tunjungan;

Kawasan kota lama merupakan kawasan yang pada era kolonial terdelienasi sebagai kawasan eropa, kawasan arab dan kawasan cina yang tersebar di Kecamatan Krembangan, Kecamatan Pabean Cantian, Kecamatan Semampir dan Kecamatan Bubutan.

 Bangunan dan lingkungan pada kawasan Darmo-Diponegoro serta kawasan kampung lama Tunjungan di Kecamatan Tegalsari berada di Unit Pengembangan VI Tunjungan

Kawasan bangunan dan lingkungan cagar budaya merupakan kawasan bangunan dan lingkungan pada kawasan Darmo – Diponegoro serta kawasan kampung lama Tunjungan di Kecamatan Tegalsari. Seiring dengan waktu, pemanfaatan bangunan yang tidak serasi dangan karakter awal kawasan kota lama dan kampung lama membuat kawasan ini terlihat kumuh dan cenderung ditinggalkan, sehingga perlu penetapan sebagai kawasan cagar budaya yang berkarakter untuk mengendalikan pembangunan di kawasan ini.

c) Kawasan strategis untuk kepentingan penyelamatan lingkungan hidup

Kawasan yang dikembangkan untuk meningkatkan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup yang ada di Kota Surabaya adalah:

 Kawasan Kebun Binatang Surabaya di Kecamatan Wonokromo berada di Unit Pengembangan VII Wonokromo

(6)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 5

 Kawasan Pantai Timur Surabaya di Kecamatan Gunung Anyar, Kecamatan Rungkut, Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Mulyorejo, yang berada di Unit Pengembangan I Rungkut dan Unit Pengembangan II Kertajaya

Merupakan kawasan lindung alam berupa vegetasi mangrove yang berada di pesisir timur Kota Surabaya. Kawasan Mangrove Pamurbaya sangat berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan sebagai barier alami dari proses abrasi dan intrusi air laut.

 Kawasan sekitar Kali Lamong di Kecamatan Benowo dan Kecamatan Pakal yang berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun dan Unit Pengembangan Sambikerep XII

Kota Surabaya dilalui oleh sungai yang sangat berpengaruh pada ketersediaan air baku dan sistem utama drainase kota. Beberapa sungai tersebut adalah Kali Surabaya, Kali Wonokromo, Kalimas dan Kali Makmur. Semua aliran air permukaan dan air buangan bermuara di sungai-sungai tersebut, sehingga akan berpengaruh pada kualitas air baku. Mengingat populasi penduduk Kota Surabaya semakin tinggi yang berdampak pada semakin meningkatnya kebutuhan air bersih dan air buangan, maka perlu adanya pengelolaan kawasan daerah aliran sungai untuk mendukung fungsinya sebagai kawasan lindung.

d) Kawasan Strategis Pendayagunaan SDA dan Teknologi Tinggi

Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi adalah penghasil sumberdaya alam yang sangat potensial untuk kepentingan masyarakat beserta perangkat atau instalasi pengolahannya atau kawasan khusus untuk pengembangan teknologi untuk kepentingan strategis negara dan kepentingan umum. kawasan strategis SDA dan Teknologi Tinggi di Kota Surabaya adalah :

 Kawasan Industri Pengembangan Perkapalan di Kecamatan Pabean Cantian berada di Unit Pengembangan V Tanjung Perak

Merupakan salah satu kawasan yang digunakan dalam pengembangan teknologi perkapalan tingkat nasional. Sebagai industri perkapalan nasional, kawasan industri ini memiliki nilai strategis dan diperlukan upaya dalam menjaga dan meningkatkan nilai atau potensi kawasan tersebut.

 Kawasan industri/industrial estate di Kecamatan Rungkut berada di Unit Pengembangan I Rungkut

(7)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 6

 Kawasan Depo dan Pengolahan BBM

Merupakan kawasan di sekitar Pelabuhan Tanjung Perak yang memiliki fungsi sebagai penyimpanan bahan bakar minyak. Pengelolaan BBM juga dilakukan pada lokasi tersebut, sehingga nilai strategis dalam kaitanya dengan sistem energi di Kota surabaya dan sekitarnya bergantung pada kawasan ini.

 Kawasan pengelolaan sampah teknologi tepat guna penghasil energi pada TPA Benowo di Kecamatan Benowo berada di Unit Pengembangan XI Tambak Oso Wilangun

Merupakan kawasan yang digunakan untuk pemrosesan akhir sampah di Kota Surabaya. Mengingat semakin meningkatnya timbunan sampah di Kota Surabaya dan teknik open dumping yang tidak efektif dalam mengolah sampah, maka untuk kedepannya pengolahan sampah akan diarahkan dengan menggunakan teknologi pengolahan sampah yang lebih modern dan dalam jangka panjang akan dikembangkan dengan konsep: “Waste to Energy”. Selain potensi pengembangan kawasan strategis, perkembangan Kota Surabaya juga didukung oleh pengembangan dan pembangunan infrastruktur yang meliputi:

1. Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak untuk Terminal Peti Kemas/Reklamasi di Teluk Lamong.

2. Pengembangan jaringan jalan arteri yang menghubungkan antar pusat utama kota dengan pusat kota di kabupaten yang berbatasan langsung.

3. Pengembangan jalur komuter/kereta api double track serta angkutan massal dan prasarana pendukungnya yang menghubungkan pusat-pusat pelayanan kota.

4. Pengembangan dan normalisasi saluran drainase kota.

Selain kawasan strategis tersebut, Kota Surabaya juga memiliki kawasan pertahanan dan keamanan yang memilikinilai strategis dalam keamanan negara karena diantaranya merupakan kawasan militer yang membawahi indonesia Timur. Kawasan pertahanan dan keamanan/militer yang ada di Kota Surabaya adalah :

 Kawasan Bumi Marinir TNI-AL di Karang Pilang Surabaya.

 Kawasan Basis Armada Timur dan KODIKAL dan LANTAMAL di Tanjung Perak.  Kawasan Kodam Brawijaya dan Batalyon Infantri (YONIF) di Kawasan

Gunungsari.

2.3. Demografi dan Urbanisasi

A. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk

(8)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 7

Persebaran penduduk yang terbanyak terdapat di Kecamatan Tambaksari yaitu sebanyak 217.100 jiwa (7,60%), dan terkecil terdapat di Kecamatan Bulak yaitu sebanyak 40.642 jiwa atau 1,42% dari keseluruhan jumlah penduduk. Jumlah Penduduk Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kota Surabaya Tahun 2014

No Kecamatan Jumlah Penduduk Jumlah

Laki-laki Perempuan Surabaya Pusat

1 Tegalsari 50,843 50,873 101,716 2 Genteng 29,387 29,886 59,273 3 Bubutan 50,909 50,903 101,812 4 Simokerto 48,905 48,808 97,713 Surabaya Utara

5 Pabean Cantikan 41,419 40,964 82,383 6 Semampir 92,390 90,141 182,531 7 Krembangan 58,136 57,502 115,638 8 Kenjeran 74,597 72,160 146,757 9 Bulak 20,446 20,196 40,642 Surabaya Timur

10 Tambaksari 108,625 108,475 217,100 11 Gubeng 67,403 69,218 136,621 12 Rungkut 52,120 51,926 104,046 13 Tenggilis Mejoyo 27,386 27,475 54,861 14 Gunung Anyar 26,188 25,932 52,120 15 Sukolilo 52,445 52,448 104,893 16 Mulyorejo 41,178 41,595 82,773 Surabaya Selatan

17 Sawahan 100,426 101,295 201,721 18 Wonokromo 79,629 80,335 159,964 19 Karangpilang 35,382 34,940 70,322 20 Dukuh Pakis 29,245 29,184 58,429 21 Wiyung 33,220 32,522 65,742 22 Wonocolo 39,299 39,038 78,337 23 Gayungan 22,104 21,988 44,092 24 Jambangan 23,986 23,562 47,548 Surabaya Barat

(9)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 8

Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015

Kepadatan penduduk dapat dilihat dari jumlah penduduk yang tersebar dalam suatu kawasan tertentu, sehingga apabila jumlah penduduk tersebut tersebar dalam suatu kawasan yang sempit tentunya akan membuat terjadi kepadatan penduduk yang tinggi, dibanding apabila tersebar di suatu kawasan yang luas. Angka kepadatan penduduk tersebut kemudian dikategorikan dalam 3 (tiga) kategori yaitu :

1. Kepadatan Tinggi : kepadatan penduduk > 250 jiwa/Ha 2. Kepadatan Sedang : kepadatan penduduk 150 s/d 250 jiwa/Ha 3. Kepadatan Rendah : kepadatan penduduk < 150 jiwa/Ha

Kepadatan penduduk di Kota Surabaya tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.

(10)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 9

Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015

B. Jumlah Penduduk Miskin dan Persebarannya

Penduduk miskin di Surabaya tersebar merata di seluruh kecamatan dengan jumlah total mencapai 110.117 rumah tangga (KK). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sekitar 19,29% penduduk di Kota Surabaya termasuk dalam keluarga pra sejahtera. Jumlah dan persebaran penduduk miski Kota Surabaya tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.

(11)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 10

No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga (KK)

6 Semampir 15.462 7 Krembangan 5.135 8 Kenjeran 3.623 9 Bulak 1.053 Surabaya Timur

10 Tambaksari 9.884 11 Gubeng 2.861 12 Rungkut 3.346 13 Tenggilis Mejoyo 859 14 Gunung Anyar 1.590 15 Sukolilo 3.597 16 Mulyorejo 1.971 Surabaya Selatan

17 Sawahan 8.094 18 Wonokromo 5.866 19 Karangpilang 1.740 20 Dukuh Pakis 2.011 21 Wiyung 1.466 22 Wonocolo 1.645 23 Gayungan 865 24 Jambangan 1.411 Surabaya Barat

25 Tandes 2.174 26 Sukomanunggal 2.170 27 Asemrowo 1.189 28 Benowo 1.088 29 Pakal 732 30 Lakarsantri 1.871 31 Sambikerep 1.617 JUMLAH 110.117 Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015

C. Proyeksi Jumlah Penduduk Lima Tahun ke Depan

(12)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 11

dialami pada tahun 2011 hingga tahun 2013, pertumbuhan penduduk Kota Surabaya mengalami peningkatan berturut-turut 3,24%; 3,25%; dan 2,40%. Namun pada tahun 2010 dan tahun 2014, pertumbuhan penduduk Kota Surabaya mengalami penurunan mencapai 0,3% dan 10,84%. Penurunan jumlah penduduk yang signifikan di Kota Surabaya pada tahun 2014 dimungkinkan terjadi karena beberapa sebab, diantaranya adalah adanya metode perhitungan jumlah penduduk yang baru, serta belum teregistrasinya seluruh penduduk Kota Surabaya karena belum membuat KTP Elektronik (E-KTP). Secara lebih rinci, pertumbuhan jumlah penduduk Kota Surabaya pada tahun 2008 hingga tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Pertumbuhan Penduduk Kota Surabaya Tahun 2008-2014

Tahun

Jenis Kelamin (Jiwa)

Jumlah (Jiwa)

Persentase Pertumbuhan

Jumlah Penduduk (%) Laki-Laki Perempuan

2008 1,453,135 1,449,372 2,902,507 - 2009 1,474,874 1,463,351 2,938,225 1.23 2010 1,469,916 1,459,612 2,929,528 (0.30) 2011 1,517,341 1,506,980 3,024,321 3.24 2012 1,566,072 1,559,504 3,125,576 3.35 2013 1,602,875 1,597,579 3,200,454 2.40 2014 1,430,985 1,422,676 2,853,661 (10.84) Sumber : Surabaya dalam Angka, 2015

(13)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 12

Tabel 2.5. Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Surabaya tahun 2015-2021 No Kecamatan

Jumlah Penduduk 2014 (Jiwa)

Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Surabaya Pusat

1 Tegalsari 101.716 101.869 102.021 102.174 102.328 102.481 102.635 102.789 2 Genteng 59.273 59.362 59.451 59.540 59.629 59.719 59.808 59.898 3 Bubutan 101.812 101.965 102.118 102.271 102.424 102.578 102.732 102.886 4 Simokerto 97.713 97.860 98.006 98.153 98.301 98.448 98.596 98.744 Surabaya Utara

5 Pabean

Cantikan 82.383 82.507 82.630 82.754 82.878 83.003 83.127 83.252 6 Semampir 182.531 182.805 183.079 183.354 183.629 183.904 184.180 184.456 7 Krembangan 115.638 115.811 115.985 116.159 116.333 116.508 116.683 116.858 8 Kenjeran 146.757 146.977 147.198 147.418 147.640 147.861 148.083 148.305 9 Bulak 40.642 40.703 40.764 40.825 40.886 40.948 41.009 41.071 Surabaya Timur

10 Tambaksari 217.100 217.426 217.752 218.078 218.406 218.733 219.061 219.390 11 Gubeng 136.621 136.826 137.031 137.237 137.443 137.649 137.855 138.062 12 Rungkut 104.046 104.202 104.358 104.515 104.672 104.829 104.986 105.143

13 Tenggilis

(14)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 13

No Kecamatan

Jumlah Penduduk 2014 (Jiwa)

Proyeksi Jumlah Penduduk (Jiwa)

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Surabaya Selatan

17 Sawahan 201.721 202.024 202.327 202.630 202.934 203.238 203.543 203.849 18 Wonokromo 159.964 160.204 160.444 160.685 160.926 161.167 161.409 161.651 19 Karangpilang 70.322 70.427 70.533 70.639 70.745 70.851 70.957 71.064 20 Dukuh Pakis 58.429 58.517 58.604 58.692 58.780 58.869 58.957 59.045 21 Wiyung 65.742 65.841 65.939 66.038 66.137 66.237 66.336 66.435 22 Wonocolo 78.337 78.455 78.572 78.690 78.808 78.926 79.045 79.163 23 Gayungan 44.092 44.158 44.224 44.291 44.357 44.424 44.490 44.557 24 Jambangan 47.548 47.619 47.691 47.762 47.834 47.906 47.978 48.050 Surabaya Barat

(15)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 14

D. Jumlah Penduduk Perkotaan dan Proyeksi Urbanisasi

Perhitungan proyeksi penduduk untuk daerah perkotaan dan daerah perdesaan menggunakan rumus Urban Rural Growth Difference (URGD), yaitu proyeksi penduduk perkotaan berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk antara daerah perkotaan dan perdesaan. Penentuan asumsi URGD untuk provinsi dikelompokkan menjadi tiga: a. URGD Tinggi, untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan antara penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan lebih dari 30 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD tinggi diasumsikan terjadi penurunan URGD sebesar 10 persen setiap 5 tahun. b. URGD Sedang, untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan antara 20-30 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD sedang diasumsikan terjadi penurunan URGD sebesar 7 persen setiap 5 tahun. c. URGD Rendah, untuk provinsi yang perbedaan laju pertumbuhan penduduk daerah perkotaan dan daerah perdesaan di bawah 20 persen. Untuk kelompok provinsi dengan URGD rendah diasumsikan terjadi kenaikan URGD sebesar 5 persen setiap 5 tahun. Rumus perhitungan penduduk daerah perkotaan dengan metode URGD adalah:

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi, dan Lingkungan A. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan gambaran nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu wilayah dalam satu tahun. PDRB umumnya digunakan sebagai indikator kinerja perekonomian suatu negara. Penghitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dapat digunakan untuk melihat struktur ekonomi, sementara PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) digunakan untuk melihat nilai pertumbuhan ekonomi.

Berbeda dengan perhitungan PDRB sebelumnya, dasar perhitungan PDRB saat ini tidak lagi menggunakan angka tahun dasar 2000 melainkan menggunakan angka tahun dasar 2010. Perubahan tahun dasar PDRB dilakukan BPS setiap 5 atau 10 tahun sekali yang mana perubahan tersebut bertujuan untuk mengukur keakuratan perkembangan perekonomian terkini. Perubahan tahun dasar PDRB dilakukan seiring dengan mengadopsi rekomendasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tertuang dalam 2008

(16)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 15

dan perubahan struktur ekonomi yang mulanya 9 sektor ekonomi menjadi 17 kategori lapangan usaha.

(17)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 16

Tabel 2.6. Nilai dan Kontribusi Kategori dalam PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Seri Tahun Dasar 2010 Tahun 2010 –2015 (dalam Juta Rp)

(Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) %

A Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 431.542,70 0,19 460.810,40 0,18 523.828,10 0,18 607.866,70 0,19 671.564,30 0,18 750.070,80 0,18

B Pertambangan dan Penggalian 16.714,40 0,01 18.135,10 0,01 19.364,40 0,01 21.401,50 0,01 24.336,10 0,01 27.587,50 0,01 C Industri Pengolahan 45.351.158,50 19,6 50.544.589,60 19,3 57.162.324,80 19,5 62.295.293,60 19 70.661.843,10 19,4 79.334.006,90 19,46 D Pengadaan Listrik dan Gas 1.948.227,10 0,84 2.389.674,20 0,91 2.483.997,00 0,85 1.951.115,40 0,59 1.978.907,20 0,54 1.997.909,40 0,49

E

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

416.581,90 0,18 466.086,40 0,18 497.833,70 0,17 543.488,90 0,17 572.049,40 0,16 613.427,10 0,15

F Konstruksi 23.729.940,10 10,3 27.121.124,20 10,4 29.895.785,90 10,2 33.747.471,60 10,3 37.891.835,80 10,4 41.833.616,60 10,26

G

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

66.954.860,10 29 76.324.230,10 29,2 83.247.148,70 28,4 92.633.744,40 28,3 99.966.844,30 27,4 109.971.647,30 26,97

H Transportasi dan Pergudangan 10.966.478,70 4,74 12.475.013,60 4,77 14.197.124,80 4,84 16.243.530,70 4,95 18.927.734,90 5,18 21.544.921,60 5,28

I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 31.651.758,60 13,7 35.963.839,60 13,7 40.924.252,80 14 46.517.650,30 14,2 54.062.910,60 14,8 62.389.404,20 15,3 J Informasi dan Komunikasi 13.366.551,40 5,78 14.902.225,00 5,69 16.922.208,60 5,77 19.038.483,00 5,81 20.137.828,30 5,52 22.080.942,60 5,42 K Jasa Keuangan dan Asuransi 9.947.341,90 4,3 11.360.435,20 4,34 13.741.235,90 4,69 16.897.668,30 5,15 19.275.906,50 5,28 21.872.423,80 5,36 L Real Estate 6.105.900,00 2,64 7.091.189,20 2,71 7.901.293,40 2,7 8.747.166,70 2,67 9.372.176,50 2,57 10.420.100,50 2,56 M,N Jasa Perusahaan 5.697.320,80 2,46 6.392.280,60 2,44 7.202.186,90 2,46 8.072.649,60 2,46 8.889.028,20 2,43 9.814.203,90 2,41

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3.736.741,00 1,62 4.024.781,60 1,54 4.640.657,80 1,58 4.966.805,20 1,51 5.183.606,10 1,42 5.420.318,80 1,33

P Jasa Pendidikan 5.444.974,10 2,36 6.048.494,00 2,31 7.207.560,50 2,46 8.329.240,00 2,54 9.259.950,70 2,54 10.444.758,10 2,56

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 1.533.114,20 0,66 1.867.781,80 0,71 2.154.866,50 0,73 2.472.708,30 0,75 2.814.318,80 0,77 3.210.799,00 0,79 R,S,T,U Jasa lainnya 3.905.535,60 1,69 4.321.651,60 1,65 4.459.133,80 1,52 4.839.845,20 1,48 5.382.299,40 1,47 5.977.113,70 1,47 231.204.741,00 100 261.772.342,40 100 293.180.803,80 100 327.926.129,60 100 365.073.140,30 100 407.703.251,80 100 231.200.489,40 100 261.768.059,70 100 293.176.314,30 100 327.920.574,60 100 365.067.353,60 100 407.697.198,40 100

2014 2015*

PDRB PDRB TANPA MIGAS

2010 2011 2012

Kategori Uraian 2013

(18)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 17

Tabel 2.7. Nilai dan Kontribusi Kategori dalam PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Seri Tahun Dasar 2010 Tahun 2010–2015 (dalam Juta Rp)

(Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) %

A Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 431.542,70 0,19 440.989,20 0,18 467.099,50 0,18 504.369,80 0,18 522.264,90 0,17 544.254,20 0,17 B Pertambangan dan Penggalian 16.714,40 0,01 17.134,00 0,01 17.440,30 0,01 18.095,30 0,01 18.674,90 0,01 19.287,40 0,01 C Industri Pengolahan 45.351.158,50 19,62 47.601.826,00 19,22 51.100.743,70 19,22 54.450.456,30 19,03 59.358.226,50 19,44 63.544.418,50 19,63 D Pengadaan Listrik dan Gas 1.948.227,10 0,84 1.828.007,40 0,74 1.643.231,50 0,62 1.610.562,40 0,56 1.569.076,30 0,51 1.519.805,90 0,47

E

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

416.581,90 0,18 451.699,80 0,18 460.964,60 0,17 470.737,00 0,16 474.422,90 0,16 479.309,50 0,15

F Konstruksi 23.729.940,10 10,26 25.457.717,00 10,28 27.182.986,40 10,22 29.357.611,80 10,26 31.368.882,70 10,27 32.287.990,90 9,98

G

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

66.954.860,10 28,96 72.316.558,10 29,20 77.408.102,50 29,11 82.675.259,20 28,90 86.711.515,10 28,40 91.681.928,70 28,32

H Transportasi dan Pergudangan 10.966.478,70 4,74 11.742.106,70 4,74 12.667.180,20 4,76 13.686.933,80 4,78 14.843.763,20 4,86 15.878.997,20 4,91

I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 31.651.758,60 13,69 34.358.762,80 13,87 36.714.484,90 13,81 39.334.025,30 13,75 42.503.082,60 13,92 45.780.530,20 14,14 J Informasi dan Komunikasi 13.366.551,40 5,78 14.710.691,80 5,94 16.403.598,20 6,17 18.494.072,80 6,47 19.701.365,90 6,45 20.938.611,60 6,47 K Jasa Keuangan dan Asuransi 9.947.341,90 4,30 10.687.470,10 4,31 11.781.104,00 4,43 13.778.309,00 4,82 14.842.875,70 4,86 15.852.550,80 4,90 L Real Estate 6.105.900,00 2,64 6.631.618,10 2,68 7.314.011,60 2,75 7.747.001,10 2,71 8.264.384,50 2,71 8.774.297,10 2,71 M,N Jasa Perusahaan 5.697.320,80 2,46 6.006.001,60 2,42 6.282.187,60 2,36 6.586.339,70 2,30 7.011.356,20 2,30 7.437.646,70 2,30

O

Admin Pemerintahn, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

3.736.741,00 1,62 3.818.575,60 1,54 3.931.910,90 1,48 3.981.240,60 1,39 4.004.411,50 1,31 4.032.041,90 1,25

P Jasa Pendidikan 5.444.974,10 2,36 5.685.743,60 2,30 6.276.776,60 2,36 6.758.833,10 2,36 7.144.694,90 2,34 7.593.381,70 2,35

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 1.533.114,20 0,66 1.809.687,80 0,73 2.018.033,50 0,76 2.183.940,10 0,76 2.348.390,80 0,77 2.527.338,10 0,78 R,S,T,U Jasa lainnya 3.905.535,60 1,69 4.122.058,50 1,66 4.222.224,60 1,59 4.419.444,70 1,54 4.620.617,80 1,51 4.790.194,50 1,48 231.204.741,10 100 247.686.648,10 100 265.892.080,70 100 286.057.232,00 100 305.308.006,20 100 323.682.584,90 100 231.200.489,40 100 247.682.189,80 100 265.887.369,60 100 286.052.384,50 100 305.303.101,90 100 323.677.627,20 100

2014 2015

PDRB PDRB TANPA MIGAS

Kategori Uraian 2010 2011 2012 2013

(19)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 18

Tabel 2.7 menunjukkan bahwa PDRB Kota Surabaya ADHK terus mengalami peningkatan selaras dengan peningkatan pada PDRB ADHB. Peningkatan ini didukung oleh seluruh peningkatan kategori ekonomi pembentuk PDRB. Nilai PDRB ADHK Kota Surabaya pada tahun 2010 sebesar Rp231.204.741,1 juta; tahun 2011 sebesar Rp247.686.648,1 juta; tahun 2012 sebesar Rp265.892.080,7 juta; tahun 2013 sebesar Rp286.057.232 juta; tahun 2014 sebesar Rp305.308.006,2 juta dan pada tahun 2015 sebesar Rp323.682.584,9 juta.

Berdasarkan komposisinya, sama halnya dengan PDRB ADHB, kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor pada setiap tahun mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 menjadi leading sector dalam pembentukan PDRB Kota Surabaya terbesar dengan kontribusi masing-masing tahun dengan nilai Rp66.954.860,1 juta, Rp72.316.558,1 juta, Rp77.408.102,5 juta, Rp82.675.259,2 juta, Rp86.711.515,1 juta, dan pada tahun 2015 sebesar Rp 91.681.928,7 juta. Adapun kategori lapangan usaha lainnya yang memberikan kontribusi tinggi selanjutnya yaitu kategori industri pengolahan dan penyedia akomodasi dan makanan minuman. Berikut ini disajikan tabel kontribusi kategori lapangan usaha PDRB ADHB dan ADHK Kota Surabaya tahun 2010-2015 dalam satuan persentase.

Selaras dengan uraian sebelumnya, adanya perubahan metode perhitungan PDRB yang menganut konsep perhitungan System of Nasional Accounts 2008 (SNA 2008) memberikan implikasi perubahan struktur ekonomi yang mulanya 9 sektor ekonomi menjadi 17 kategori lapangan usaha. Konsep tersebut memiliki penambahan utamanya dalam bidang informasi dan teknologi yang berpengaruh terhadap pola distribusi dan munculnya produk-produk baru.

Meskipun demikian, struktur ekonomi Kota Surabaya masih memiliki pola yang sama seperti tahun sebelum-sebelumnya, dimana kategori yang mendominasi dalam berkontribusi terhadap perekonomian Kota Surabaya yaitu kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor, industri pengolahan serta akomodasi dan makanan minuman.

Tingginya kontribusi ketiga kategori tersebut selaras dengan maraknya aktivitas ekonomi mulai dari bisnis ritel hingga perdagangan besar (grosir) yang terus tumbuh pesat di Kota Surabaya. Dengan jumlah penduduk Kota Surabaya yang mendekati 3 juta jiwa menjadikan nilai tambah bagi pelaku pasar. Disamping itu, kondisi ekonomi ekonomi yang relatif stabil serta daya beli masyarakat yang tinggi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis untuk memperluas pasarnya di Kota Surabaya. Selama tahun 2011-2015 kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor memberikan kontribusi rata-rata sebesar 28 persen terhadap PDRB ADHB Kota Surabaya.

(20)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 19

lainnya seperti aktivitas industri, penyediaan akomodasi dan makanan minuman serta aktivitas jasa lainnya. Hal itu terjadi karena semakin meningkatnya aktivitas perdagangan maka semakin meningkat pula permintaan barang dan jasa pada aktivitas industri. Berdasarkan keterkaitan tersebut membuat kategori industri pengolahan menjadi kategori lapangan usaha yang dominan kedua setelah kategori perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor dengan kontribusi rata-rata sebesar 19 persen terhadap PDRB Kota Surabaya selama tahun 2011-2015.

Sementara kategori akomodasi dan makanan minuman selama 5 tahun terakhir memberikan kontribusi rata-rata sebesar 14,39 persen terhadap PDRB ADHB Kota Surabaya. Potensi aktivitas akomodasi dan makanan minuman di Kota Surabaya sangatlah besar. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh pembangunan hotel, wisma serta tempat makan mulai dari warung kecil hingga restoran yang terus bermunculan mengikuti pesatnya perkembangan ekonomi Kota Surabaya. Ditambah lagi, semakin modernnya perilaku hidup masyarakat Kota Surabaya turut mendukung tumbuhnya aktivitas kategori akomodasi dan makanan minuman dari tahun ke tahun. Kategori selanjutnya yang berkontribusi terhadap PDRB ADHB Kota Surabaya yaitu kategori transportasi dan pergudangan; kategori infomasi dan komunikasi serta kategori jasa keuangan dan asuransi dengan kontribusi rata-rata sebesar 5 persen setiap tahunnya. Selain nilai PDRB ADHB dan ADHK, kondisi lebih jauh kinerja perekonomian Kota Surabaya dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi per kategori lapangan usaha. Selama kurun waktu 5 tahun pertumbuhan kategori pembentuk PDRB Kota Surabaya tumbuh cukup bervariasi namun masih memiliki kecenderungan yang sama. Kesamaan tersebut terlihat dari lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi selama 5 tahun. Pertumbuhan yang tinggi masih dicapai oleh lapangan usaha yang mendominasi struktur ekonomi Kota Surabaya meskipun mengalami kecenderungan yang melambat yaitu kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; industri pengolahan, penyedia akomodasi dan makanan minuman. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.8.

(21)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 20

yang direspon oleh menurunnya penyerapan kredit di sektor perbankan. Sementara jasa perusahaan juga mengalami pertumbuhan cukup tinggi yaitu sebesar 6,08 persen di tahun 2015 akibat semakin pesatnya aktivitas ekonomi di Kota Surabaya.

Adapun kategori lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yang rendah yaitu kategori pertanian, kehutanan dan perikanan; pertambangan dan penggalian; pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, administrasi pemerintahan. pertahanan dan jaminan sosial; serta jasa lainnya. Berdasarkan rinciannya, hampir seluruh kategori lapangan usaha pembentuk PDRB Kota Surabaya mengalami pertumbuhan yang positif terkecuali kategori pengadaan listrik dan gas. Kategori tersebut mengalami pertumbuhan yang negatif selama ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang mencabut subsidi sehingga mempengaruhi produktivitas pada aktivitas lapangan usaha pengadaan listrik dan gas.

Tabel 2.8. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Surabaya Menurut Lapangan Usaha Seri Tahun Dasar 2010 Tahun 2010 – 2015

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 7,16 8,43 2,05 2,12 0,78 1,03

F Konstruksi 4,22 7,28 6,78 8,00 6,85 2,93

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor 8,59 8,01 7,04 6,80 4,88 5,73

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 6,07 2,19 2,97 1,25 0,58 0,69

Sumber: Surabaya dalam Angka, 2015 *) Angka Sementara

(22)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 21

disebabkan oleh faktor ketidakstabilan ekonomi global. Tren perlambatan ini juga terjadi baik pada tingkat Jawa Timur dan Nasional seperti nampak pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.9. Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Tahun 2010-Tahun 2015 (%)

Pertumbuhan

Ekonomi 2010 2011 2012 2013 2014 2015*

Surabaya 7,01 7,13 7,35 7,58 6,73 6,02 Jawa Timur 6,31 6,44 6,64 6,08 5,86 5,44 Nasional 6,20 6,46 6,23 5,78 5,02 4,79 Sumber: Surabaya dalam Angka, 2015 *) Angka Sementara

B. Pendapatan Per Kapita dan Proporsi Penduduk Miskin

Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memeproleh standar hidup yang emncukupi di suatu Negara. Garis kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi, misalnya seperti program peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi kemiskinan. Garis Kemiskinan Kota Surabaya Tahun 2014 sebesar Rp393.151,00 (Tiga Ratus Sembilan Puluh Tiga Ribu Seratus Lima Puluh Satu Rupiah). Persentase penduduk Kota Surabaya dan pengeluaran Perkapita Sebulan dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10.Persentase penduduk Kota Surabaya menurut golongan pengeluaran per Kapita sebulan Tahun 2014-2015 (%)

Tahun

Pengeluaran perkapita sebulan (Rp)

<100.000 100.000-149.999 150.000-199.999 200.000-299.999 300.000-499.000

2014 - 0 0 0,86 11,96

2015 0 0 0 0,64 9,76

Sumber: BPS Kota Surabaya, 2016

(23)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 22

Tabel 2.11.Angka dan Garis Kemiskinan serta Jumlah Penduduk Miskin Kota Surabaya Tahun 2010-2014

Kemiskinan 2010 2011 2012 2013 2014

Angka

Kemiskinan (%) 7,07 6,58 6,23 6 5,79

Garis

Kemiskinan (Rp) 282.586 310.074 339.208 372.511 393.151 Jumlah

Penduduk Miskin (ribu jiwa)

195,7 183,3 175,1 169,4 164,36

Sumber: BPS Kota Surabaya, 2016

C. Kondisi Lingkungan Strategis

Secara topografi, sebagian besar 0,26 km2 wilayah Kota Surabaya merupakan dataran rendah dengan ketinggian 3-6 meter di atas permukaan laut pada kemiringan kurang dari 3 persen, sebagian lagi wilayah pada sebelah barat (12,77 persen) dan sebelah selatan (6,52 persen) merupakan daerah perbukitan landai dengan ketinggian 25-50 meter di atas permukaan laut dan pada kemiringan 5-15 persen.

Jenis batuan yang ada terdiri dari 4 jenis yang pada dasarnya merupakan tanah liat atau unit-unit pasir. Sedangkan jenis tanah, sebagian besar berupa tanah alluvial, selebihnya tanah dengan kadar kapur yang tinggi (daerah perbukitan). Sebagaimana daerah tropis lainnya, Surabaya mengenal 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Curah hujan rata-rata 172 mm, dengan temperatur berkisar maksimum 30°C dan minimum 25°C.

Secara geografis, Kota Surabaya terletak di hilir sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang bermuara di Selat Madura. Beberapa sungai besar yang berfungsi membawa dan menyalurkan banjir yang berasal dari hulu mengalir melintasi Kota Surabaya, antara lain Kali Surabaya dengan debit (Q) rata-rata = 26,70 m3/detik, Kali Mas dengan Q rata-rata = 6,26 m3/detik dan Kali Jagir dengan Q rata-rata = 7,06 m3/detik. Sebagai daerah hilir, Kota Surabaya dengan sendirinya merupakan daerah limpahan debit air dari sungai yang melintas dan mengakibatkan terjadinya banjir pada musim penghujan.

(24)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 23

terletak di Jln. Kalimas Baru, mempunyai kepentingan terutama bagi dunia pelayaran. Stasiun ini banyak dipengaruhi cuaca laut. Stasiun Juanda sebenarnya terletak di kabupaten Sidoarjo. Sesuai fungsinya, stasiun ini diperlukan bagi dunia penerbangan, baik pesawat sipil maupun pesawat TNI AL. Letaknya yang berbatasan dengan wilayah Surabaya Timur dapat memberikan informasi keadaan cuaca daratan Surabaya Tenggara.

D. Isu-Isu Strategis Terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Isu-isu strategis terkait pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kota Surabaya meliputi beberapa aspek, antara lain Kualitas Penataan Ruang dan Pertanahan, Sistem Mitigasi dan Penanggulangan Bencana Kawasan Perkotaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup, Perumahan dan Permukiman Yang Layak dan Berkualitas, Pembangunan Sarana Prasarana Pematusan, dan Peningkatan Pelayanan Utilitas Kota. berikut penjelasan tiap aspek secara lebih rinci.

1. Kualitas Penataan Ruang dan Pertanahan

Pemerintah Kota Surabaya telah memiliki rencana umum tata ruang kota berupa Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 12 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Surabaya Tahun 2014-2034. Sebagai pedoman operasional pembangunan dan pendetailan dari rencana umum tata ruang, Pemerintah Kota Surabaya saat ini sedang menyusun rencana rinci tata ruang kota berupa Rencana Detail Ruang Kota (RDTRK) yang juga memuat pedoman peraturan zonasi serta Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis. Dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan perlu adanya integrasi antara rencana tata ruang dengan rencana sektoral dan sistem pertanahan untuk menjamin keselarasan dan sinergi dalam pemanfaatan dan pengendalian pembangunan kota.

Terkait kebutuhan ruang dalam penyediaan sarana prasarana pendukung pembangunan kota, diperlukan pengoptimalan pemanfaatan aset terutama yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya. Aset berupa tanah dan/atau bangunan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Surabaya tersebar di tiap-tiap wilayah Kota Surabaya, sehingga memerlukan adanya penerapan manajemen aset yang berkualitas dan terintegrasi.

Secara lebih spesifik permasalahan terkait penataan ruang dan pertanahan dibagi lagi ke dalam beberapa aspek, yaitu :

a. Penyusunan rencana tata ruang yang dapat diterapkan sebagai pedoman pembangunan kota

Permasalahan mengenai penyusunan rencana tata ruang tersebut meliputi aspek:  Pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang;

 Integrasi infrastruktur, sarana/prasarana publik, penataan bangunan dan lingkungannya dengan rencana tata ruang kota;

(25)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 24

 Perkembangan Kota Surabaya berdampak terhadap daerah sekitarnya dan mengakibatkan terjadinya gejala konurbasi/aglomerasi;

 Konsep pengembangan antar-wilayah secara terpadu untuk mewujudkan interaksi yang saling mendukung;

b. Ketersediaan lahan aset untuk pembangunan bagi kepentingan umum

Permasalahan mengenai ketersediaan lahan aset tersebut meliputi beberapa aspek yaitu :

 Pengelolaan, peningkatan serta pengawasan kekayaan daerah

 Pengamanan aset milik pemerintah kota untuk kepentingan pembangunan  Ketersediaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum non

infrastruktur.

2. Sistem Mitigasi dan Penanggulangan Bencana Kawasan Perkotaan dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

Permasalahan tersebut secara spesifik mengatur tentang perwujudan penataan ruang melalui sistem mitigasi bencana khususnya terkait dengan pengendalian dampak lingkungan hidup yang diakibatkan oleh pelaksanaan pembangunan.

Mitigasi bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana yang harus dilakukan oleh semua komponen, baik masyarakat, pemerintah, maupun pengusaha. Mitigasi juga harus dilakukan dengan memperhatikan bagaimana upaya pencegahan bencana, minimalisasi dampak dan upaya pemulihan daerah yang terkena bencana.

Urusan Mitigasi Bencana Kebakaran, Kebersihan, RTH, dan Lingkungan Hidup secara spesifik mengatur tentang perwujudan penataan ruang melalui kualitas lingkungan hidup kota. Adapun beberapa permasalahan terkait dengan aspek tersebut meliputi :

a. Sistem Mitigasi Bencana Kebakaran yang antisipatif dan tanggap

Permasalahan mengenai pencegahan dan penanggulangan kebakaran tersebut meliputi beberapa aspek seperti :

 Aksesibilitas evakuasi pada sekitar area kejadian kebakaran;

 Penerapan standar keamanan bangunan khususnya proteksi kebakaran;  Sarana prasarana dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran;  Pemahaman masyarakat terhadap wawasan pencegahan dan

penanggulangan/penanganan awal bencana kebakaran.

b. Sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan Permasalahan mengenai penyediaan sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan tersebut meliputi beberapa aspek seperti :

(26)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 25

 Sarana prasarana dalam upaya pengelolaan dan pengolahan sampah;  Partisipasi masyarakat dan swasta dalam pengelolaan kebersihan;  Peraturan atau regulasi terkait kebersihan kota.

c. Pengelolaan ruang terbuka hijau (RTH) agar berfungsi optimal secara ekologis, sosial budaya, ekonomi dan estetika dengan sistem manajemen pengelolaan yang berkualitas

Permasalahan mengenai pengelolaan RTH tersebut meliputi beberapa aspek seperti :

 Ketersediaan lahan yang belum merata akibat keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau, termasuk lahan untuk makam;

 Tingginya biaya operasional dan pemeliharaan ruang terbuka hijau;  Kualitas dan fungsi ruang terbuka hijau yang belum optimal;

 Partisipasi pihak swasta dan masyarakat dalam penyediaan ruang terbuka hijau;

 Kualitas sistem manajemen pengelolaan dan pemeliharaan ruang terbuka hijau;

 Jenis dan karakter vegetasi yang sesuai dengan kondisi Kota Surabaya. d. Pengendalian pencemaran lingkungan

Permasalahan mengenai pengendalian pencemaran lingkungan meliputi beberapa aspek seperti :

 Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan;  Upaya pelestarian lingkungan;

 Sarana dan prasarana pengelolaan limbah domestik dan industri rumah tangga;

 Pengelolaan dan pengawasan limbah industri dan B3;  Adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim.

3. Perumahan dan Permukiman Yang Layak dan Berkualitas

Perumahan dan kawasan permukiman mengalami perkembangan yang sangat pesat seiring dengan kegiatan manusia yang semakin kompleks pada kawasan perkotaan. Permasalahan perumahan dan permukiman yang layak dan berkualitas meliputi beberapa aspek seperti :

a. Kebutuhan rumah tempat tinggal yang layak bagi MBR.

(27)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 26

4. Pembangunan Sarana Prasarana Pematusan

Saluran-saluran di Kota Surabaya pada awalnya dirancang untuk sistem irigasi. Namun seiring dengan perkembangan kota, maka sistem saluran irigasi tersebut beralih fungsi menjadi saluran drainase. Karena konstruksi saluran irigasi yang berbeda dengan prinsip konstruksi saluran drainase, maka untuk mengoptimalkan sistem drainase kota diperlukan normalisasi saluran agar dapat berfungsi dengan baik.

Permasalahan mengenai pada sistem drainase pematusan di Kota Surabaya adalah sebagai berikut :

a. Beberapa saluran irigasi yang belum beralih fungsi menjadi saluran drainase; b. Posisi Kota Surabaya yang berada di pesisir pantai mengakibatkan sistem

jaringan drainase kota dipengaruhi oleh pasang surut air laut;

c. Pengembangan permukiman belum diimbangi dengan ketersediaan sistem drainase yang memadai.

5. Peningkatan Pelayanan Utilitas Kota

Permasalahan yang dihadapi terkait pelayanan utilitas meliputi beberapa aspek sebagai berikut:

a. Pelayanan air bersih/air minum bagi masyarakat

Permasalahan mengenai pelayanan air bersih/air minum meliputi beberapa hal antara lain:

 Pemenuhan kapasitas produksi dengan pemanfaatan idle capacity dan penurunan kebocoran;

 Penambahan tekanan air pada Sambungan Pelanggan melalui pembangunan resevoir distribusi/pelayanan;

 Pengembangan sistem jaringan air bersih, terutama pada kawasan-kawasan pemanfaatan terbatas, antara lain KAI, Sempadan Sungai, Pelindo, dsb. b. Pengembangan utilitas penerangan jalan umum (PJU) kota secara terpadu dan

merata

Permasalahan mengenai pengembangan utilitas penerangan jalan umum (PJU) meliputi beberapa aspek seperti :

 Pemerataan pemasangan PJU;

 Biaya pemeliharaan dan operasional PJU;

 Pengembangan PJU dengan memanfaatkan teknologi yang hemat energi dan ramah lingkungan;

(28)

Review Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kota Surabaya Tahun 2016-2020

Profil Kota Surabaya2 - 27

c. Perwujudan utilitas kota lainnya yang terpadu dan efisien

Permasalahan mengenai perwujudan utilitas kota lainnya meliputi beberapa hal antara lain:

 Penataan dan pengendalian pembangunan jaringan utilitas yang sesuai dengan rencana tata ruang dan estetika kota;

 Diperlukannya prasarana pendukung utilitas agar tercipta keterpaduan dalam penempatan jaringan utilitas.

Memperhatikan permasalahan yang dihadapi kota Surabaya seiring dengan dinamika dan pengembangan kota, isu strategis yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan pembangunan 5 tahun ke depan adalah sebagai berikut :

1. Kebutuhan Sumber Daya Masyarakat Kota yang Mampu Menjawab Tantangan Global

2. Surabaya sebagai Barometer Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Umum

3. Keseimbangan Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan dalam Mendukung Keberlanjutan Ekologi

4. Melestarikan Budaya Lokal untuk Mencegah Pengaruh Budaya yang Negatif

5. Posisi Strategis Kota Surabaya yang Berpotensi sebagai Penghubung Perekonomian dalam Skala Nasional dan Internasional

6. Peningkatan Infrastruktur untuk Mendukung Peran dan Daya Saing Kota Surabaya dalam Menghadapi Persaingan Global

Gambar

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Kota Surabaya Tahun 2014
Tabel 2.2. Kepadatan Penduduk Kota Surabaya Tahun 2014
Tabel 2.3. Jumlah dan Persebaran Rumah tangga Miskin Kota Surabaya Tahun 2014
Tabel 2.4. Pertumbuhan Penduduk Kota Surabaya Tahun 2008-2014
+6

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu pemberian masalah diawali dengan masalah yang sederhana untuk siswa kemudian menuju ke masalah yang lebih sulit Pemberian masalah yang tidak tepat

Pada penelitian ini modem yang digunakan adalah modem wavecom fastrak yang berfungsi mengecek miscall dan mengirim sms, ATmega16 berfungsi sebagai control

Untuk mendukung pencapaian visi Kabupaten Malang yaitu Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju, Aman, Tertib dan

Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah untuk membuktikan

Untuk megetahui pengaruh simultan Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Cash Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) variabel terhadap harga saham perusahaan makanan dan

Jasa ( service ), seperti: konstruksi, pendidikan, pelatihan, dll Hanya saja menurut gaspersz (2002), para manajemen dari perusahaan yang berkompetisi dalam pasar global

Hasil analisis pada uji homogenitas ditemukan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna dalam karakteristik responden pada kedua kelompok sehingga membantu

13 Tahun 2003, setiap pekerja/buruh berhak untuk memperoleh jaminan sosial dari pengusaha sebagai pemberi kerja. Mengenai jaminan sosial tenaga kerja telah diatur dalam UU