• Tidak ada hasil yang ditemukan

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 1 Review Rencana Terpadu dan Program Investasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 1 Review Rencana Terpadu dan Program Investasi"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 1

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

Bab

2

PROFIL KABUPATEN

NAGEKEO

Profil Kabupaten N agekeo menggambarkan kondisi daerah dari berbagai aspek. Dari

profil Kabupaten tersebut diharapkan dapat tercermin kondisi daerah terkait dengan

Rencana Program Investasi Jangka M enengah (RPIJM ). Profil Kabupaten N agekeo terdiri

dari gambaran kondisi geografis dan administratif w ilayah, gambaran mengenai demografi,

gambaran mengenai topografi wilayah, gambaran mengenai geohidrologi, gambaran

mengenai geologi, gambaran mengenai klimatologi, dan gambaran mengenai

kondisi sosial dan ekonomi.

2.1. Gambaran Geografis dan Administrasi W ilayah Kabupaten N agekeo

Kabupaten Nagekeo membentang antara 8˚26’ 00” LS – 8˚64’ 40” LS dan 121˚6’20”

BT – 121˚32’ 00” BT. Dengan batas-batas w ilayah geografis yaitu sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Ende, bagian barat dengan Kabupaten N gada, sebelah

utara berbatasan dengan Laut Flores dan sebelah selatan berbatasan dengan Laut Saw u.

Untuk akses dari Ibu Kota Provinsi ke Kabupaten N agekeo hanya dapat dijangkau

menggunakan moda Transportasi Udara dan Laut.

Secara administrasi pemerintahan w ilayah Kabupaten N agekeo sampai dengan tahun

2015 terbagi dalam 7 Kecamatan dan 97 desa/ kelurahan dengan ibu Kota adalah M bay

yang terletak di kecamatan Aesesa. Kondisi Topografi Kabupaten ini sebagian besar

merupakan kaw asan perbukitan dengan kemiringan 160 s/ d 600 yang luasanya

(2)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 2

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

bahw a Kabupaten N agekeo termasuk daerah yang beriklim tropis sehingga perubahan

suhu tidak dipengaruhi oleh penggantian musim, tapi ditentukan oleh perbedaan

ketinggian dari permukaan laut. Kondisi tersebut merupakan salah satu faktor yang

menentukan mata pencaharian penduduk dan jenis tanaman/ ternak yang diusahakan

dan dipelihara. Secara Topografi luas w ilayah yang berada diketinggian mencapai 0-500

m sebesar 72,16 % dan yang berada di ketinggian 501-1000 m sebesar 21,74 % dan

1000 m ke atas sebasar 6,11 % .

Tabel 2.1 Daftar Nama Kecamatan, Desa/Kelurahan di Kabupaten Nagekeo

(3)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 3

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

(4)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 4

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

Sumber:RTRW Kabupaten Nagekeo

Tabel 2.2 Luas Kabupaten Nagekeo Menurut Kecamatan

No Kecamatan Luas Wilayah

(5)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 5

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

6 Aesesa 432,29 30,51

7 Wolow ae 182,09 12,85

N agekeo 1416,96 100,00

Sumber : Kab. Nagekeo dalam angka 2015

2.2. Potensi W ilayah Kabupaten N agekeo

2.2.1. Pertanian

2.2.1.1.Pertanian Lahan Basah

Pertanian lahan basah adalah lahan yang sepanjang tahun dapat ditanami padi karena

cukup air yang bersumber dari air irigasi. Luas saw ah irigasi di Kabupaten N agekeo sebesar

31.272,84 H a atau 22,17 % dari luas total Kabupaten N agekeo. Kaw asan persaw ahan

tersebar di Kecamatan Boaw ae, Kecamatan Aesesa, Kecamatan Aesesa Selatan,Kecamatan

Wolow ae dan Kecamatan N angaroro.

Kaw asan pertanian lahan basah di Kabupaten N agekeo dikembangkan berdasarkan fungsi

kaw asan dan potensinya di setiap w ilayah kecamatan. Pengembangan kaw asan pertanian

lahan basah diarahkan untuk meningkatkan peran, efisiensi, produktivitas yang

berkelanjutan, peluang ekstensifikasi, mempertahankan saluran irigasi teknis dan

peniongkatan irigasi sederhana dalam skala w ilayah.

Upaya mempertahankan luasan kaw asan pertanian di Kabupaten N agekeo juga

dapat dilakukan dengan cara :

1. Pengembangan prasarana pengairan;

2. Pengendalian kegiatan lain agar tidak mengganggu lahan pertanian yang subur; serta

3. Penyelesaian masalah tumpang tindih dengan kegiatan budidaya lain.

Adapun arahan pengelolaan saw ah di Kabupaten N agekeo adalah sebagai berikut :

1. Saw ah beririgasi teknis harus dipertahankan luasannya.

2. Perubahan fungsi saw ah ini hanya diijinkan pada kaw asan perkotaan dengan

perubahan maksimum 50 % dan sebelum dilakukan perubahan atau alih fungsi

(6)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 6

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

menjadi teknis dua kali luas saw ah yang akan dialihfungsikan dalam pelayanan

daerah irigasi yang sama.

3. Pada kaw asan perdesaan alih fungsi saw ah diijinkan hanya pada sepanjang jalan

utama (arteri, kolektor, lokal primer), dengan besaran perubahan maksimum 20 %

dari luasan saw ah yang ada, dan harus dilakukan peningkatan irigasi setengah teknis

atau sederhana menjadi irigasi teknis, setidaknya dua kali luasan area yang akan

diubah dalam pelayanan daerah irigasi yang sama;

4. Pada saw ah beririgasi teknis yang telah ditetapkan sebagai lahan pertanian tanaman

pangan abadi maka tidak boleh dilakukan alih fungsi.

5. Saw ah beririgasi sederhana dan setengah teknis secara bertahap dilakukan

peningkatan menjadi saw ah beririgasi teknis; serta

6. Kaw asan yang ditetapkan sebagai kaw asan pertanian diarahkan untuk meningkatkan

produktifitas tanaman pangan dengan mengembangkan kaw asan cooperative

farming dan holtikultura dengan mengembangkan kaw asan good agriculture

practices;

2.2.1.2.Pertanian Lahan Kering

Pertanian lahan kering adalah lahan yang ketika musim hujan ditanami padi dan saat

musim kemarau ditanami padi gogo atau palaw ija seperti; kacang hijau, kedelai, kacang

tanah, ubi kayu dan ubi jalar. Termasuk dalam pertanian lahan kering adalah

peruntukan tegalan, kebun campuran dan lahan pertanian yang tidak mendapat layanan

irigasi atau saw ah tadah hujan. Luas lahan pertanian kering di Kabupaten N agekeo

29.694,9 H a atau sebesar 21,05 % yang tersebar di semua w ilayah kecamatan

Kabupaten N agekeo.

Karakter lahan di Kabupaten N agekeo banyak lahan tidur yang berupa lahan,

sehingga untuk pengembangannya diharapkan dapat dijadikan lahan produktif. Upaya

pengembangan usaha tani untuk lahan kering di Kabupaten N agekeo antara lain :

1. M ix farming;

2. DAS Aesesa; dan

(7)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 7

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

Permasalahan lahan kritis terutama di DAS bagian hulu perlu mendapat

perhatian yang besar, karena 45% DAS tergolong prioritas dan 27,50% merupakan

super prioritas. Akumulasi Permasalahan terjadi karena selama ini program rehabilitasi

dan konservasi lahan kurang memadai. Petani yang umumnya miskin mempunyai lahan

garapan sempit dan menggunakan lahan tidak sesuai dengan kemampuannya serta tidak

disertai tindakan konservasi yang tepat. Di samping itu, program pemerintah kurang

memfokuskan perhatian kepada partisipasi petani karena kendala social budaya, serta

sarana/ prasarana perhubungan. Berbagai program penelitian dan pengembangan model

rakitan teknologi usaha tani konservasi dapat memberikan sumbangan besar terhadap

pengelolaan DAS bagian hulu. M odel yang dirancang tidak saja bertujuan meningkatkan

produktivitas lahan dan pendapatan petani, tetapi juga untuk melindungi infrastruktur

di bagian hilirnya. Di DAS Aesesa bagian hulu, penerapan model yang tepat dapat

menurunkan erosi 24-69% di baw ah batas ambang erosi, selain meningkatkan produksi.

Pengembangan teknologi usaha tani konservasi perlu didukung oleh pemerintah daerah,

kerja sama peneliti, penyuluh dan petani, lembaga pelayanan, dan partisipasi petani.

Dukungan yang kurang optimal akan menyebabkan pengembangan atau adopsi

teknologi usaha tani konservasi oleh petani menjadi terhambat. Untuk itu, lahan kering

dapat diarahkan dengan prospek pengembangan usaha tani konservasi lahan kering.

H asil produksi lahan kering di Kabupaten N agekeo diantaranya; padi ladang,

jagung, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dan sorghum.

Dari berbagai tanaman bahan makanan yang luasan tanam dan panen tertinggi adalah

padi saw ah, diikuti jagung dan padi ladang. Sektor pertanian yang mendominasi adalah

padi saw ah yang tersebar di berbagai kecamatan, kecuali Kecamatan Aesesa Selatan.

Tabel 2. 3 Luas LahanPertanian Lahan basah dan Keinf menurut Kecamatan di Kabupaten Nagekeo

Kecamatan Lahan Saw ah Lahan Kering

M auponggo 435 1509

(8)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 8

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

2.2.1.3.Pertanian Tanaman Pangan dan H ortikultura

Sentra pengembangan kaw asan hortikultura di Kabupaten Nagekeo diarahkan di

Kecamatan Aesesa Selatan, Boaw ae dan M auponggo. Setiap kecamatan akan dikembangkan

dengan spesifikasi masing-masing. Pengembangan kaw asan dilakukan dengan :

1. Pada setiap kaw asan sentra produksi di perdesaan akan dilengkapi dengan lumbung

desa modern, juga pasar komoditas unggulan;

2. Pengembangan sistem agopolitan dan pengembangan kaw asan perdesaan khususnya

pada pusat sentra produksi pertanian, diarahkan ke Kecamatan M auponggo sebagai

kaw asan prioritas pengembangan, serta Kecamatan Aesesa Selatan dan Boaw ae;

3. Pengembangan sektor pertanian untuk kegiatan agribisnis, agrow isata dan industri

pengolahan pertanian dari bahan mentah menjadi makanan dan sejenisnya, maka

sektor ini harus tetap di pacu dan dikembangkan produksinya secara intensif dan

ekstensif; serta

4. Pengembangan komoditas unggulan dengan pemasaran nasional dan eksport.

Tabel 2. 4 Luas Tanaman Holikultura di Kabupaten Nagekeo menurut Kecamatan

Kecamatan Jagung Kedelai Kacang Tanah

13,19 % dari total luas w ilayah Kabupaten N agekeo. Komoditi perkebunan utamanya

adalah kelapa, kopi, kemiri, cengkeh, jambu mente, vanili, lada, dan pala yang

(9)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 9

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

Pada beberapa lokasi perkebunan yang saat ini digunakan untuk pertanian tanaman

semusim akan dilakukan pengembalian kepada fungsi perkebunan dengan pengelolaan

bersama masyarakat. Berbagai cara dalam pemanfaatan perkebunan antara lain

adalah :

 Pengembangan perkebunan dilakukan dengan mengembangkan industri

pengolahan hasil komoditi diarahkan pada Kecamatan N angaroro (kelapa dan

jambu mete), dan Boaw ae (kelapa, kopi), Wolow ae (jambu mete),

M auponggo (kopi dan kakao).

 Pengembangan fasilitas sentra produksi dan pemasaran pada pusat kegiatan

ekonomi di Pasar Danga Aesesa;

 Pengembangan perkebunan, misalnya merehabilitasi tanaman perkebunan

yang rusak atau pada area yang telah mengalami kerusakan yaitu

mengembalikan fungsi perkebunan yang telah berubah menjadi peruntukan

lainnya, khususnya yang telah berubah menjadi area pertanian tanaman

pangan;

 Pengembangan kaw asan-kaw asan yang berpotensi untuk tanaman perkebunan

sesuai dengan rencana, seperti kelapa, jambu mete, cengkeh, tembakau, kopi,

jahe, panili, lada, kemiri, dan cokelat;

 Pengembangan kaw asan-kaw asan potensi untuk pertanian pangan lahan

kering;

 Pengembangan pasar produksi perkebunan; serta

 Pengolahan hasil perkebunan terutama dengan membentuk keterikatan antar

produk.

Adapun arahan pengelolaan perkebunan di Kabupaten N agekeo diarahkan sebagai

berikut :

 Kaw asan perkebunan yang dikembangkan di Kecamatan N angaroro, Wolow ae,

M auponggo dan Boaw ae tidak boleh dialihfungsikan untuk kegiatan yang lain,

dan dapat ditingkatkan perannya sebagai penunjang pariw isata dan penelitian;

 Peningkatan pemanfaatan kaw asan perkebunan dilakukan melalui peningkatan

(10)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 10

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

 Penetapan komoditi tanaman tahunan selain mempertimbangkan kesesuaian

lahan, konservasi tanah dan air, juga perlu mempertimbangkan aspek sosial

ekonomi dan keindahan/estetika.

Tabel 2. 5 Luas Area Perkebunan Menurut Kecamatan Di Kabupaten Nagekeo

Kecamatan Kelapa Vanila Jambu M ete Kopi Coklat

Untuk pengembangan perikanan sebagai salah satu sumber daya utama

direncanakan kaw asan minapolitan, yang meliputi Desa Anakoli, Desa N angadero, Desa

M arapokot, Kelurahan N angaroro, dan Kelurahan M auponggo. Untuk rencana kaw asan

peruntukan perikanan dibagi menjadi dua yaitu perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

Untuk perikanan tangkap atau perikanan laut akan dikembangkan sebagai berikut :

1. Pengembangan Pelabuhan Perikanan M aumbaw a di Kecamatan M auponggo

2. Pengembangan kaw asan perikanan pesisir selatan; Kelurahan N angaroro, Kecamatan

N angaroro dan di Kecamatan M auponggo;

3. Pengembangan kaw asan perikanan pesisir utara; Desa N angadhero (Kecamatan

Aesesa), dan kaw asan pesisir Kaburea dan Kuta Jogo (Kecamatan Wolow ae).

4. Pengembangan TPI di M arapokot di Kecamatan Aesesa; serta

5. Pengolahan hasil ikan di M arapokot Kecamatan Aesesa.

pengelolaan kaw asan perikanan di Kabupaten N agekeo adalah :

1. M engembangkan perikanan unggulan pada setiap lokasi yang memiliki potensi

pengairan untuk perikanan;

(11)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 11

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

3. M empertahankan, merehabilitasi dan merevitalisasi tanaman bakau untuk pemijahan

ikan dan kele

Rencana kaw asan perikanan budidaya di w ilayah pesisir utara dan selatan

Kabupaten N agekeo adalah sebagai berikut:

a. M engendalikan dan membatasi pemanfaatan lahan pantai (pesisir) untuk kegiatan

pertambakan di w ilayah pesisir.

b. M engembangkan metode budidaya yang berbasis kelestarian sumberdaya pesisir.

c. M embatasi dan merelokasi kaw asan-kaw asan budidaya lahan pantai (pesisir) yang

berada pada kaw asan-kaw asan berfungsi lindung dan di lindungi di w ilayah pesisir.

d. M engembangkan, meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan budidaya perikanan

di w ilayah pesisir, berdasarkan potensi yang tersebar di w ilayah utara.

e. M endorong peningkatan nilai tambah manfaat hasil-hasil perikanan budidaya yang

didukung oleh industri pengolahan ikan dan dukungan akses yang baik ke pasar.

f. Pengembangan penerapan teknologi dalam kegiatan usaha budidaya perikanan.

g. M endorong dan meningkatkan bantuan permodalan usaha kepada kegiatan usaha

masyarakat pertambakan

Produksi perikanan adalah semua kegiatan penangkapan ikan/ binatang air lainnya yang

ditangkap dari sumber perikanan alami atau dari tempat pemeliharaan baik yang

diusahakan oleh perusahaan perikanan maupun rumah tangga perikanan yang meliputi

hasil penangkapan yang dijual ataupun yang dikonsumsi sendiri. Selama tahun 2015

produksi ikan mencapai 2.723,68 ton; dimana perikanan laut mendominasi jumlah

produksi ikan yakni sebanyak 2.547,68 ton (93,54% ) dan sisanya 6,46 persen produksi

perikanan darat/budidaya ikan.

Sektor perikanan dibedakan atas tiga kelompok utama yaitu perikanan darat, non ikan

dan perikanan laut. Kegiatan dalam sub sektor perikanan meliputi penangkapan,

pembenihan, dan pembudidayaan segala jenis ikan dan biota air lainnya, baik yang

berada di air taw ar maupun air asin. M asyarakat di Kabupaten Nagekeo

membudidayakan ikan dan rumput laut dengan luas budidaya perikanan darat berupa

tambak 109 ha dan usaha budidaya rumput laut 21 ha dan kolam 2 ha. Banyaknya

rumah tangga perikanan laut di Kabupaten N agekeo 639 rumah tangga dengan rincian

(12)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 12

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

nelayan sambilan tambahan 181 rumah tangga. Selain itu ada rumah tangga budidaya

rumput laut sejumlah 159, usaha tambak 152 rumah tangga, kolam 27 rumah tangga dan

Usaha Kerambah 1 rumah tangga.

Sarana yang digunakan dalam usaha perikanan yaitu; perahu tanpa motor ukuran kecil

389 unit, ukuran sedang 34 unit, ukuran besar 71 unit dan Jukung 46 unit. Selain itu

terdapat motor tempel 61 unit, kapal motor ukuran 0-5 ton 25 unit, ukuran 6-10 ton: 70

unit. Jenis alat tangkap yang digunakan adalah payang/ lampara 4 unit, pukat pantai 2

unit, purse seine 21 unit, gillnet 389 unit, titramell net 11 unit, bagan perahu 7 unit, sero

5 unit, pancing tonda 51 unit, pancing lain 384 unit, bubu 13 unit dan alat-alat lain 259

unit.

Jenis ikan yang merupakan hasil tangkapan adalah tongkol, tengiri, kakap, kembung,

tembang, terbang, cakalang, layur, tuna, gurita, selar, golok-golok, julung-julung, ikan

merah, alu-alu, teri. Produksi/ hasil ikan laut pada tahun 2016 jumlahnya 2.547,68 ton,

perikanan tambak 168 ton dan kolam 8 ton. Sedangkan produksi non ikan berupa nener

396.000.000 ekor, cumi 1 ton, dan teripang 1,5 ton dan rumput laut 20 ton

Tabel 2.6 Jumlah Rumah Tangga dengan Mata Pencaharian sebagai Nelayan di Kabupaten Nagekeo

Kecamatan Perikanan

Tabel 2. 7 Produksi Perikanan Menurut Kecamatan di Kabupaten Nagekeo

(13)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 13

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

2.2.4. Pertambangan

Potensi sektor pertambangan di Kabupaten N agekeo meliputi pertambangan

mangan, batu gunung/ vulkanik, batu gamping, tanah liat, batu pasir, dan batu kali. Pada

dasarnya pola persebaran lokasi dari Sumberdaya alam ini tergantung dari pola fisiografis

dari Kabupaten N agekeo. Dimana Kabupaten N agekeo merupakan daerah perbukitan dan

pegunungan di bagian utara dan barat daya dengan daerah dataran di bagian tengah dan

selatan. Kondisi tersebut karena Kabupaten Nagekeo merupakan daerah jalur gunung

kw arter.

1. Kecamatan Aesesa :

a. Desa N ggolonio : Batu besi, tembaga, mangan, indikasi emas, dan marmer

a. Desa Tengatiba : Batu besi, tembaga, mangan, indikasi emas

3. Kecamatan M auponggo :

b. Kelurahan N angaroro : Pasir besi, batu w arna, gamping, zeolit

c. Desa Nataute : Pasir besi, batu w arna, gamping, zeolit

f. Desa Gerodhere : Cadas, marmer, dan batu gamping

6. Kecamatan W olow ae :

a. Desa Tendakinde : Tanah liat b. Desa Totomala : Tanah liat c. Desa Tendatoto : Indikasi gipsun

(14)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 14

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

a. Desa Kotadirumali : Batu pasir

Kaw asan peruntukan industri di Kabupaten Nagekeo akan dikembangkan dalam

bentuk kaw asan industri, lokasi industri yang telah berkembang, dan home industry.

Kaw asan Industri yang dikembangkan yaitu hanya industri rumah tangga yang

berupa industri garam, dan akan dipusatkan pada dua lokasi, yakni di Kecamatan

Aesesa dan Kecamatan Wolow ae (Kaburea) dengan luas kurang lebih 2.000 ha.

2.2.6. Pariw isata

Pengembangan pariw isata di Kabupaten N agekeo dikembangkan melalui

pembentukan zona-zona w isata untuk masing-masing jenis pariw isata yang secara

keseluruhan meliputi luas w ilayah lebih kurang 7.109 ha.

2.2.6.1.Peruntukan Pariw isata Budaya

Peruntukan pariw isata budaya yang akan dikembangkan di Kabupaten N agekeo meliputi

luas w ilayah lebih kurang 140 ha, yaitu :

a. Zona w isata Kota M bay, meliputi; Perkampungan Tradisional (Aesesa);

N anganumba, Tow ak, Boanio, Ola Lape, dan Lambo.

b. Zona w isata kaw asan tengah, meliputi; situs Arkeologi Olabula, napak tilas

Kampung Boaw ae-Bekas Pusat Sw apraja N agekeo, Perkampungan Tradisional

(Boaw ae); Boaw ae, Wolow ea, Natameze, N agemi, Gero, N atalea, dan Degho.

Perkampungan Tradisional (N angaroro); Dongga Odo. Perkampungan Tradisional

(Aesesa Selatan); Rendu, Tutubhada, Dadho Waw o, Wolo Wajo, dan atraksi tinju

tradisional (etu).

c. Zona w isata pesisir selatan, meliputi; Perkampungan Tradisional (M auponggo); Lejo,

(15)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 15

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

Keliw atuw ea, Wajo, dan M orow atu, Wolosambi dan Sew u, serta atraksi Tradisional

Beghu.

Selain itu, pengembangan kaw asan pariw isata dilakukan melalui pengembangan

Gedung Serbaguna untuk menunjang berbagai event w isata di Aesesa dan Boaw ae yang

berskala regional.

2.2.6.2. Peruntukan Pariw isata Alam

Peruntukan pariw isata alam yang akan dikembangkan di Kabupaten Nagekeo meliputi :

a. Zona w isata Kota M bay, meliputi; sumber air panas Puta di Kecamatan Aesesa,

kaw asan pantai Watundoa-M aropokot-N angadhero-Anakoli, dan penelusuran Gua

Jepang.

b. Zona w isata kaw asan tengah, meliputi; tracking dan hiking G. Ebulobo,

c. Zona w isata pesisir selatan, meliputi; panorama alam Pantai Ena Gera di Kecamatan

M auponggo, pantai Batu, serta hiking dan tracking.

Selain itu, pengembangan kaw asan pariw isata dilakukan melalui pengembangan

Gedung Serbaguna untuk menunjang berbagai event w isata di Aesesa dan Boaw ae yang

berskala regional yang secara keseluruhan luas w ilayah meliputi luas lebih kurang 1.770

hektar.

2.2.6.3. Peruntukan Pariw isata Buatan

Peruntukan pariw isata buatan yang akan dikembangkan di Kabupaten Nagekeo meliputi

luas lebih kurang 5.199 ha yang meliputi :

a. Zona w isata Kota M bay, meliputi; Agrow isata pertanian M bay, peternakan domba,

dan kaw asan Bendungan Sutami.

b. Zona w isata pesisir selatan, meliputi; agrow isata perkebunan (cengkeh, kopi, dan

kakao).

Selain itu, pengembangan kaw asan pariw isata dilakukan melalui pengembangan

Gedung Serbaguna untuk menunjang berbagai event w isata di Aesesa dan Boaw ae yang

berskala regional.

(16)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 16

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

1. Pengembangan w isata di Kabupaten N agekeo dilakukan dengan membentuk w isata

unggulan daerah;

2. M embentuk link w isata nasional;

3. M engembangkan promosi w isata, kalender w isata dengan berbagai peristiw a atau

pertunjukan budaya, kerjasama w isata, dan peningkatan sarana-prasarana w isata

sehingga Kabupaten N agekeo menjadi salah satu tujuan w isata;

4. Obyek w isata alam dikembangkian dengan tetap menjaga dan melestarikan alam

sekitar untuk menjaga keindahan obyek w isata;

5. Tidak melakukan pengerusakan terhadap obyek w isata alam seperti menebang

pohon;

6. M elestarikan perairan pantai, dengan memperkaya tanaman mangrove untuk

mengembangkan ekosistem baw ah laut termasuk terumbu karang dan biota laut,

yang dapat di jadikan obyek w isata taman laut;

7. Tetap melestarikan tradisi/budaya/ adat sebagai daya tarik w isata;

8. M enjaga dan melestarikan peninggalan bersejarah;

9. M eningkatkan pencarian/ penelusuran terhadap benda bersejarah untuk menambah

koleksi budaya;

10. Pada obyek w isata yang tidak memiliki akses yang cukup, perlu ditingkatkan

pembangunan dan pengendalian pembangunan sarana dan prasarana transportasi ke

obyek-obyek w isata alam, budaya dan minat khusus;

11. M erencanakan kaw asan w isata sebagai bagian dari urban/ regional desain untuk

keserasian lingkungan; serta

12. M eningkatkan peran serta masyarakat dalam menjaga kelestarian obyek w isata, dan

daya jual/ saing.

2.3. Gambaran Demografi

2.3.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk secara keseluruhan

Jumlah penduduk kabupaten N agekeo pada tahun 2015 adalah 139.577 jiw a.

dengan luas w ilayah sebanyak 1.416,96 Km2, setiap km2 ditempati penduduk

sebanyak 98 jiw a pada tahun 2015, dengan Jumlah penduduk tertinggi adalah

(17)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 17

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

Kepadatan tertinggi. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat

dikecamatan Aesesa Selatan (6.706 jiw a) menyusul kecamatan Wolow ae (5.243

jiw a).

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

2.3.2. Jumlah Penduduk M enurut Jenis Kelamin

Seperti halnya penduduk N TT umumnya, penduduk w anita lebih banyak dari

penduduk pria gambaran jumlah menurut jenis kelamin dan rasio seks pada setiap

kecamatan disajikan pada tabel berikut :

(18)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 18

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

2.3.3. Penduduk M iskin

Data statistik Kabupaten N agekeo menunjukan bahw a sampai dengan tahun 2014

presentase jumlah penduduk/ KK M iskin sebesar 12% dari total jumlah penduduk.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2. 10 Penduduk M iskin di Kabupaten Nagekeo Tahun 2014

2.3.4. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Jumlah Penduduk Kabupaten N agekeo pada tahun 2015 mencapai 139.577 jiw a

diperkirakan pada tahun 2020 mencapai jiw a dengan tingkat pertumbuhan

penduduk sebesar 1.20% .

Tabel 2. 11 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Sampai Tahun 2020 Kabu.Nagekeo

(19)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 19

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi Dan Lingkungan

2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten nagekeo tahun 2013

berdasarkan harga konstan 2010 adalah Rp 1.045.601.100.000,- dan tahun

2015 meningkat menjadi Rp 1.144.449.500.000,- dengan kontribusi tersebesar

pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sedangkan terkecil adalah

Pengadaan air, Pengelolaan Sampah dan Daur ulang.

Sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten nagekeo atas

Dasar H arga yang Berlaku Tahun 2013 sebesar Rp. 1.317.324.100.000,- .dan

di tahun 2015 meningkat menjadi RP. 1.700.445.000.000 dengan kontribusi

terbesar penyumbang PDRB adalah pertanian, kehutanan dan perikanan dan

terendah adalah Pengadaan air, Pengelolaan Sampah dan Daur ulang . Untuk

lebih jelasnya mengenai komposisi PDRB dapat dilihat pada tabel-tabel

berikut ini :

Tabel 2.12 PDR Kabupaten Nagekeo Atas Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

LAPAN GAN U SAH A PDRB (Rp.Juta)

2013 2014 2015

1. Pertanian 737.345,6 827.103 918.827,8

2. Pertambangan & Penggalian 9628,1 11.595,3 13.961,2

3. Industri Pengolahan 23.116,8 25.601 27.992,7

4. Listrik & Gas 382 481,5 596,5

5. Air, Sampah, Limbah & Daur

Ulang 156,1 175,6 182,2

6. Konstruksi 61.297 69.956,1 78.816

7. Perdagangan besar & Eceran 68.050,9 78.760,5 89.569,8

8. Transportasi & Pergudangan 42.008 44.695,2 48.559,6

9. Penyediaan Akomodasi & M akan 1.819,3 2.007,1 2357,6

10. Informasi & Komunikasi 55,088,9 65.621,8 74.074,8

11. Jasa Keuangan & Asuransi 13.307,6 20.772,4 23.506

12. Real Estate 9.315 10.747,1 12.105,4

13. Jasa Perusahaan 591,6 644,8 698

15. Administrasi Pemerintahan, dll 269.317,8 326.202,3 383.446

16. Jasa Pendidikan 17.162,4 19,348 21.298,6

(20)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 20

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

LAPAN GAN U SAH A PDRB (Rp.Juta)

2013 2014 2015

18. Jasa Lainnya 2.558,3 2.741,3 2.952,1

PDRB 1.317.324,1 1.507.733,3 1.700.445,0

Sumber : Kabupaten nagekeo dalam Angka 2016

2.4.2. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan produk domestik regional bruto Kabupaten N agekeo atas

dasar harga konstan tahun 2010 menurut lapangan usaha dari tahun 2013

sampai dengan tahun 2015. Pertumbuhan PDRB mengalami kenaikan meski

tidak signifikan, hal ini mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang

bertambah pada tahun 2015 dibanding tahun sebelumnya. Selanjutmya PDRB

per kapita Kabupaten nagekeo tahun 2013-2015 meningkat setiap tahun.

Tahun 2013 sebesar 1,317 triliun meningkat menjadi 1,507 triliun tahun 2014,

kemudian menjadi 1,700 triliun di tahun 2015.

2.4.3. Kondisi Lingkungan Strategis

2.4.3.1. Gambaran Topografi

Topografi Kabupaten N agekeo sebagian besar berbukit, bergunung dan

berlembah. M emikiki lereng-lereng yang curam yang umumnya terletak di

daerah pantai. Keadaan tersebut di atas dapat dirinci:

Topografi dengan ketinggian 0-25 m dpl, yaitu dengan luas 29.863 ha

atau sekitar 17,24% dari total luas w ilayah Kabupaten N agekeo, meliputi

daerah pesisir pantai utara (sebagian besar) dan daerah pesisir pantai

selatan serta daerah pesisir pantai pulau-pulau kecil lainnya. Topografi ini

berupa permukaan tanah datar sampai landai, Sangat raw an terhadap

pencemaran yang langsung berhubungan dengan air tanah yang cukup.

Topografi dengan ketinggian 25-100 m dpl, yaitu dengan luas 20.843 ha

(21)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 21

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

merupakan w ilayah lanjutan daerah pesisir yang sebagian besar juga

terdapat di bagian utara w ilayah Kabupaten N agekeo dan sebagian

kecilnya di bagian selatan dan pulau-pulau kecil lainnya.

Topografi dengan ketinggian 100-500 m dpl, yaitu seluas 48.171 ha atau

sekitar 27,81% dari total luas w ilayah Kabupaten N agekeo, merupakan

w ilayah lereng atau kaki gunung dan perbukitan yang juga merupakan

daerah peralihan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau pegunungan.

Topografi dengan ketinggian 500-1000 m dpl, yaitu seluas 70.216 ha atau

sekitar 40,54% dari total luas w ilayah Kabupaten N agekeo, yang

merupakan daerah pegunungan.

Topografi dengan ketinggian lebih dari 1000 m dpl, yaitu seluas 4.098 ha

atau sekitar 2,37% dari total luas w ilayah Kabupaten N agekeo, yang

merupakan daerah pegunungan atau dataran tinggi dan hanya terdapat di

beberapa kecamatan saja. Untuk jelasnya, lihat Gambar I -3 (Peta Garis

Kontur), Gambar I – 4 (Peta Ketinggian Tempat ) dan Gambar I – 5

(Peta Kelerengan) .

2.4.3.2. GAM BARAN GEO H IDRO LO GI

Potensi sumber air di w ilayah Kabupaten N agekeo dapat diidentifikasi dari 3

(tiga) sumber yaitu air hujan, air tanah dan air permukaan.

• Air H ujan

Kondisi iklim w ilayah Kabupaten N agekeo dan N usa Tenggara Timur,

umumnya sangat menentukan besarnya potensi air hujan. Iklim di Kabupaten

N agekeo adalah iklim kering yang dipengaruhi oleh angin M uson, dengan

musim hujan yang pendek, yang jatuh pada sekitar bulan N opember hingga

bulan M ei. Wilayah Kabupaten N agekeo mempunyai curah hujan rata-rata

(22)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 22

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

Konservasi sumber air tanah perlu dilakukan di daerah Kabupaten N agekeo,

guna menjaga sumber air tetap lestari, dapat dilakukan reboisasi di

daerah-daerah tandus. Pemanfaatan air tanah secara maksimal perlu dilakukan untuk

mencukupi daerah-daerah yang raw an air, terutama pada daerah-daerah

yang mengandung aquifer produktif atau dengan memanfaatkan sumber air

yang ada.

Sumber mata air yang ada pada umumnya berasal dari daerah perbukitan

dengan debit air menurun pada musim kemarau, sehingga kebutuhan air

pada musim kemarau merupakan kendala di w ilayah ini. Secara umum di

Kabupaten N agekeo, terdapat beberapa daerah yang memungkinkan

pemanfaatan sumber air tanahnya. Daerah-daerah yang paling

memungkinkan adalah Kecamatan Talibura, Waigete, N ita dan sebagian kecil

Kecamatan Bola dan Kecamatan Lela.

• Air Permukaan

Potensi air permukaan dapat diketahui dari sumber air yang berasal dari

sungai, danau, raw a dan air genangan. Di Kabupaten N agekeo, potensi air

permukaan sebagian besar berasal dari sungai-sungai yang berada di daerah

tersebut dalam skala sedang dan kecil. Kecenderungan iklim yang relatif

kering dan musim hujan yang berlangsung hanya 3-4 bulan dalam setahun

menyebabkan sungai-sungai tersebut juga banyak yang kering terutama pada

musim kemarau.

Pola aliran sungai di w ilayah ini pada umumnya adalah dendritik, yaitu aliran

sungai yang membentuk cabang pohon, berair pada musim hujan dan

kering/ berkurang debitnya pada musim kemarau. Kabupaten N agekeo

termasuk daerah yang potensial memiliki sumber daya air. Diketahui dari

banyaknya sungai yang mengalir pada musim penghujan, baik sungai yang

(23)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 23

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

dengan jalan pembuatan bendung-bendung dan saluran irigasi untuk

mencukupi kebutuhan air pada areal persaw ahan khususnya. Berdasarkan

data yang diperoleh, jumlah sungai yang mengalir di w ilayah ini hampir

terdapat di semua kecamatan, tetapi kecenderungan hanya mengalir pada

musim hujan. Guna memenuhi kebutuhan air untuk konsumsi keluarga di

w ilayah ini menggunakan air dari PDAM dan pembuatan sumur dan

mengambil dari sumber mata air dan Penampungan Air H ujan (PAH )

Untuk mengetahui gambaran kondisi tata air di Kabupaten N agekeo, dapat

dilihat pada Gambar I – 10 dan I – 11 ( Peta Jaringan Sungai dan Sumber

Daya Air).

2.4.3.3. Gambaran Geologi

Berdasarkan data Geologi dan Tata Lingkungan yang meliputi sebaran

struktur geologi di w ilayah Kabupaten N agekeo terdapat beberapa batuan

dan formasi batuan sebagai berikut: Aluvium dan Endapan Pantai, Formasi

Kiro, Batuan Gunung Api Tua. Berdasarkan kondisi geologi dan faktor

kegempaan di w ilayah Kabupaten N agekeo maka dapat dibedakan menjadi 4

zona kerentanan gerakan tanah, yaitu :

Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah

Zona kerentanan gerakan tanah sangat rendah adalah daerah yang

mempunyai tingkat kerentanan sangat rendah untuk terkena gerakan tanah.

Zona ini sangat jarang atau hampir tidak pernah terjadi gerakan tanah, baik

gerakan tanah lama maupun baru, kecuali daerah sempit di sekitar tebing

sungai. Zona ini terletak pada daerah datar sampai landai dengan kemiringan

lereng medan lebih kecil dari 15 % (0,05 0). Lereng pada umumnya terbentuk

oleh endapan aluvial pantai dan sungai berupa kerakal dan kerikil, pasir

(24)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 24

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

2.4.3.4. Gambaran Klimatologi

a. M usim

Di Kabupaten nagekeo, sebagaimana daerah lainnya di N TT khususnya

daratan Timor dikenal hanya dua musim saja yaitu musim kemarau dan

musim hujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin berasal

dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air sehingga terjadi musim

kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember – M aret arus angin yang datang

dari benua Asia dan Samudera Pasifik banyak mengandung uap air sehingga

terjadi musim hujan. Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun

setelah melew ati masa peralihan M ei–Juni dan N ovember–Desember.

Wilayah Kabupaten nagekeo pada umumnya mempunyai iklim dan curah

hujan yang tidak merata. Curah hujan pada daerah-daerah lain relatif rendah.

b. Suhu dan Kelembaban U dara

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya

jumlah curah hujan jadi beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat.

(25)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 25

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

(469,7 mm) dan terendah ( 0 mm) adalah bulan Agustus, september,

kelembaban udara, tekanan dan kecepatan angin serta temperatur di

Kabupaten nagekeo tahun 2011-2012

Tabel 2. 13 Rata-rata Temperatur Udara, Curah Hujan, Hari Hujan Kabupaten Nagekeo

Menurut Bulan Tahun 2015

2.4.4. Gambaran Risiko Bencana Alam

Bencana secara umum merupakan kejadian diluar kondisi normal atau

rangkaian peristiw a yang disebabkan oleh alam, manusia, dan keduanya yang

menyebabkan korban jiw a, kerugian harta benda, kerusakan sarana prasarana dan

(26)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 26

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

2007). Upaya untuk melindungi dan menyelamatkan manusia dari ancaman

bencana dapat dilakukan dengan suatu tindakan dalam mengatasi bencana baik pra

bencana, saat terjadi bencana dan pasca bencana sebagai upaya mengurangi dampak

negatif dari bencana yang diperkirakan akan terjadi. Salah satu jenis bencana dari 3

(tiga) jenis bencana yang ada adalah bencana alam (natural disaster).

Kabupaten N agekeo merupakan w ilayah yang rentan/ beresiko terjasi

bencana karena kabupaten ini merupakan bagian dari w ilayah Provinsi N TT yang

berada pada w ilayah raw an bencana di Indonesia. Ancaman alam (natural hazards),

diakibatkan oleh Provinsi N TT yang termasuk dalam N egara Indonesia terletak

diantara tiga pertemuaan lempeng tektonik yang sangat aktif (triple junction plate

convergence). Pertemuan lempeng ini berupa lempeng Benua Eurasia, Samudra

Pasifik dan Samudra Indo-Australia. Pergerakan lempeng-lempeng pada kerak bumi

yang berbeda arah dan jenis ini, mengakibatkan sangat raw an terkena dampak

bencana geologi pada w ilayah kepulauan dan pesisir. Tsunami yang sering terjadi di

sekitar w ilayah N TT bagian utara, diakibatkan oleh aktivitas lempeng Eurasia yang

berada pada bagian utara Pulau Flores yang dinamakan Patahan Pulau Flores (Flores

Fault). Patahan ini merupakan sesar Busur M uka dan Sesar Sungkup (Busur Belakang)

di bagian utara Pulau Flores. Sesar Busur Belakang ini yang sering menyebabkan

gempa dangkal.

Wilayah ini juga berada pada Ring Of Fire (jalur lintasan gunung berapi di

Indonesia). Kondisi diatas mengakibatkan Kabupaten N agekeo juga termasuk

w ilayah raw an bencana geologi (gempWilayah raw an bencana alam dan w ilayah

kritis merupakan w ilayah yang sering dan atau mempunyai potensi bencana alam,

seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan longsor yang disebabkan oleh alam.

Gunung Ebulobo merupakan gunung berapi yang masih aktif mempunyai potensi di

samping sebagai obyek w isata, juga dapat menimbulkan bencana letusan gunung

(27)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 27

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi

I nfrastruktur Jangka M enengah

|

longsor yang terdapat di Kecamatan N angaroro, Keo Tengah, M auponggo, dan

Boaw aea tektonik & vulkanik, tsunami, banjir, longsor dan letusan gunung berapi).

2.4.5. Isu-Isu Strategis

Isu-isu strategis terkait pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya di

Kabupaten nagekeo meliputi :

Urbanisasi penduduk

Desentralisasi

Pencemaran lingkungan dan perubahan iklim

Strandar Pelayanan M inimal

M asuk Wilayah Strategis N asional (Kapet M bay)

M asih rendahnya akses Air M inum Layak

M asih Rendahnya Akses Sanitasi Layak

(28)
(29)
(30)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 30

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah

|

(31)

Profile Kabupaten Nagekeo 2 - 31

Review Rencana Terpadu dan Program I nvestasi I nfrastruktur Jangka M enengah

|

(32)
(33)

Gambar

Tabel 2.1 Daftar Nama Kecamatan, Desa/Kelurahan di Kabupaten Nagekeo
Tabel 2.2 Luas Kabupaten Nagekeo Menurut Kecamatan
Tabel 2.  4 Luas Tanaman Holikultura di Kabupaten Nagekeo menurut Kecamatan
Tabel 2.  5 Luas Area Perkebunan Menurut Kecamatan Di Kabupaten Nagekeo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, eksploitasi sumber daya alam, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial ekonomi, budaya, penerapan teknologinya

Bentuk saluran drainase yang melayani Kawasan perkotaan di Kabupaten Sumba Barat adalah saluran terbuka yang belum diperkeras (berupa tanah) dan umumnya terletak di

Bentuk saluran drainase yang melayani Kawasan perkotaan di Kabupaten Ende adalah saluran terbuka yang belum diperkeras (berupa tanah) dan umumnya terletak di

Di tahun 2012 tercatat alokasi dana cipta karya namun belum terdata APBD kabupaten Rote Ndao.. Untuk jelasnya terlihat pada tabel di

7.6 Kebutuhan Program Penanganan Kawasan Kumuh di Provinsi NTT Tahun 2015-2019 7.7 Program Pengembangan Sistem Infrastruktur Permukiman Yang Diusulkan. 7.8 Kondisi E ksisting

5.3 Kasie Air Bersih Menyusun program, memberi petunjuk, membimbing, memeriksa, mengecek, mengontrol pelaksanaan kegiatan penyehatan air bersih yang meliputi

Penanganan dr ainase di Kota Labuan Bajo ter utama dilakukan di daerah yang ser ing mengalami banjir , seper ti daer ah Wae Mata, daer ah Puskesmas Kota, daer ah Batu

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2JM, maka Pemerintah