• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode

Tesis ini menggunakan metode studi kasus. Metode studi kasus adalah sebuah metode menggunakan kasus hidup nyata dalam dunia bisnis. Metode studi kasus ini memiliki korelasi yang sangat kuat dengan studi kasus dan penelitian dengan diskusi. Beberapa alasan mengapa menggunakan metode studi kasus, sebagai berikut:

• Menyediakan secara mendalam pemeriksaan longitudinal sebuah kasus.

• Menyediakan cara sistematis untuk melihat kejadian, pengumpulan data, dan menganalisa

• Memberikan pemahaman yang tajam tentang mengapa suatu kejadian terjadi, dan apa yang mungkin menjadi penting untuk melihat lebih intensif di masa mendatang.

3.2. Definisi Studi Kasus

Menurut Robert K. Yin (1996) Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Selain studi kasus masih ada beberapa metode yang lain seperti eksperimen, survey, historis, dan analisis informasi dokumenter.

(2)

Penelitian Studi kasus adalah salah satu metode yang unggul untuk membawa kita untuk memahami masalah yang kompleks dan dapat menambah kekuatan untuk apa yang sudah diketahui melalui penelitian sebelumnya (Dooley, 2005, Hal 335).

Secara umum studi kasus mempelajari dengan cermat beberapa unit sosial (seperti sebuah perusahaan atau divisi dalam sebuah perusahaan) pada persoalan bisinis nyata upaya untuk menemtukan faktor-faktor apa saja yang dapat membuat kesuksesan dan kegagalan pada sebuah organisasi. Catatan-catatan yang di dapat disertai fakta-fakta yang telah diketahui, pendapat dan asumsi yang diputuskan dapat dilakukan pada isu-isu bisnis tertentu. Analisa yang lebih detail dan diskusi pada faktor-faktor tersebut akan mengarah pada sebuah perilaku dimana pada akhirnya akan merefleksikan kesuksesan atau kegagalan tersebut. Data-data yang relevan dikumpulkan, diorganisir, dievaluasi dan digeneralisasikan. Sebuah contoh dari studi kasus adalah melihat bagaimana sebuah manajemen perusahaan menangani sebuah kejadian yang actual dan menentukan apakah kebijakan yang dirumuskan tersebut sesuai. Jika tidak sesuai maka dibutuhkan rekomendasi yang menawarkan tentang bagaimana hal-hal yang bisa dilakukan lebih baik untuk mejalankan sebuah manajemen perusahaan. Menurut Robert K. Yin mengidentifikasi enam bukti sumber pada sebuah studi kasus, seperti disebutkan berikut ini:

• Dokumen-dokumen sebuah studi kasus dapat berbentuk surat-surat, memorandum, agenda, surat adminsistrasi, artikel koran, atau berupa dokumen-dokumen yang relevan untuk diinvestigasi. Dalam kepentingan triangulasi bukti, dokumen-dokumen ini berfungsi untuk menguatkan bukti-bukti dari sumber lain. Dokumen dapat menyebabkan menyebabkan kepalsuan di tangan para peneliti

(3)

yang berpengalaman, yang telah menjadi kritik terhadap studi kasus. Dokumen adalah komunikasi antara pihak-pihak dalam penelitian, peneliti sebagai pengamat mengganti serta menjaga pemikiran ini akan membantu peneliti menghindari kesesatkan dari dokumen tersebut.

• Arsip dokumen mendapatkan layanan catatan dari peneliti, pencatatan organisasi, daftar nama-nama, survey data, dan jenis pencatatan lainnya. Investigator harus berhati-hati dalam menilai ketepatan catatan sebelum menggunakannya. Bahkan jika merekam adalah kuantitatif, mereka mungkin masih tidak akurat.

• Wawancara adalah salah satu sumber informasi paling penting studi kasus. Ada beberapa bentuk wawancara: wawancara terbuka, wawancara terfokus, and terstruktur atau survei. Dalam sebuah wawancara terbuka, responden atau sumber informasi diminta memberikan komentar tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Mereka dapat mengajukan solusi atau memberikan informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kurun waktu tertentu. Mereka juga dapat menguatkan bukti yang diperoleh dari sumber-sumber lain. Peneliti harus menghindari ketergantungan pada satu informan, dan mencari data yang sama dari sumber lain untuk memeriksa keasliannya. Wawancara terfokus digunakan dalam situasi di mana responden yang diwawancarai untuk waktu singkat, biasanya menjawab pertanyaan pun sudah ditetapkan. Teknik ini sering digunakan untuk mengkonfirmasi data yang dikumpulkan dari sumber lain. Wawancara terstruktur mirip dengan survei, dan digunakan untuk mengumpulkan data dalam

(4)

kasus-kasus seperti studi lingkungan. Pertanyaan yang rinci dan dikembangkan di muka, sama seperti mereka dalam survei.

• Pengamatan langsung terjadi ketika kunjungan lapangan dilakukan selama studi kasus. Bisa sesederhana kegiatan pengumpulan data kasual, atau protokol formal untuk mengukur dan mencatat perilaku. Teknik ini berguna untuk memberikan informasi tambahan tentang topik yang sedang dipelajari. Keandalan ditingkatkan ketika lebih dari satu pengamat terlibat dalam tugas.

• Partisipant-observasi membuat peneliti menjadi peserta aktif dalam penelitian yang sedang dipelajari. Hal ini sering terjadi dalam studi tentang lingkungan atau kelompok. Teknik ini menyediakan beberapa peluang yang tidak biasa untuk mengumpulkan data, tapi bisa menghadapi beberapa masalah. Para peneliti juga bisa mengubah jalannya peristiwa sebagai bagian dari kelompok, yang mungkin tidak dapat membantu untuk dipelajari.

Physical artifacts bisa menjadi alat, instrumen, atau beberapa bukti fisik lainnya yang dapat dikumpulkan selama studi sebagai bagian dari kunjungan lapangan. Perspektif peneliti dapat diperluas sebagai hasil dari penemuan itu.

3.3. Jenis Studi Kasus

Jenis studi kasus untuk tesis ini merupakan gabungan dari studi kasus perusahaan dan studi kasus industri. Company case ialah jenis studi kasus dimana penulis datang dan melakukan penggalian informasi dari dalam perusahaan. Industry case hampir mirip dengan company case, perbedaannya ialah fokus utama dari studi

(5)

kasus tersebut lebih kepada persaingan, pertumbuhan, attractiveness, dan sebagainya, dari suatu industri.

Studi kasus ini fokus pada The Dharmawangsa sebagai hotel berkelas bintang lima yang masuk pada industri perhotelan di Indonesia. Bagaimana perkembangan dan persaingan industri perhotelan sekelas dengan The Dharmawangsa di Indonesia, dan memberikan gambaran yang lebih jelas akan perhotelan di Indonesia.

3.4. Case Study Framework

Kerangka berpikir dalam penyusunan thesis case study ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran The Dharmawangsa With Rosewood The Dharmawangsa Without Rosewood SWOT Tren Industri

Deskripsi Kasus The Dharmawangsa

7P’s

Strategi Generik

Product Life Cycle

(6)

Kerangka berpikir dapat juga diartikan sebagai kerangka utama dari sebuah studi kasus atau terkadang disamakan juga dengan skenario sebuah kasus. Studi kasus ini akan melihat dari sudut pandang industri perhotelan dengan pelaku industrinya adalah The Dharmawangsa.

Pada kerangka berfikir saya sebagai penulis, thesis case study ini akan membahas dari segi tren industri pada bidang industry pariwisata terutama perhotelan, kemudian mendeskripsikan kasus yang ada pada The Dharmawangsa sebagai sebuah hotel bintang lima dan menggambarkan kasus yang ada pada The Dharmawangsa dan melakukan perbandingan antara The Dharmawangsa under

Rosewood dan The Dharmawangsa without Rosewood karena adanya sejarah bahwa pada awal berdirinya The Dharmawangsa pernah berada dalam naungan

management Rosewood, dimana The Dharmawangsa gagal dalam mencapai profit sedangkan ketika The Dharmawangsa menjadi sebuah hotel yang independent ternyata The Dharmawangsa dapat mencapai profit yang diinginkan. Sehingga penulis ingin mengetahui apa yang menjadi Key Success Factors dari keberhasilan The Dharmawangsa dengan menggunakan beberapa analisa, yang pertama SWOT

untuk menganalisa dari segi internal dan external The Dharmawangsa. Penulis juga akan membahas STP (Segmentation, Targeting, Positioning) marketing mix dengan 7 P’s dan menggunakan analisa Strategi Generik untuk mengetahui apakah penggunaan strategi persaingan The Dharmawangsaapakah sudah tepat. Terakhir penulis akan menganalisa PLC (Product Life Cycle) The Dharmawangsa untuk mengetahui berada di tahap manakah The Dharmawangsa dan apakah sudah sesuai dengan strategi yang

(7)

dilakukan seperti yang ada pada teori. Terakhir penulis akan memberikan kesimpulan saran yang dapat dilakukan oleh The Dharmawangsa.

Usai data-data tersebut terkumpul, langkah selanjutnya ialah melakukan Dalam pembuatan studi kasus ini, yang pertama kali dilakukan adalah wawancara terfokus untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan The Dharmawangsa itu sendiri. Usai data-data tersebut terkumpul, langkah selanjutnya ialah melakukan observasi dan lebih mendalami mengenai strategi yang mereka jalani dalam menghadapi persaingan. Setelah mendapatkan seluruh data dan informasi yang dibutuhkan, yang dilakukan selanjutnya adalah melakukan pembahasan dan membuat kesimpulan dan rekomendasi.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang didapat adalah data qualitatif dan sumber data didapatkan melalui metode wawancara dengan pihak berwenang perusahaan (direktur marketing).

3.5.1. Data Primer

Data primer yang digunakan untuk studi kasus ini berasal dari hasil wawancara pelaku dari industri perhotelan tersebut, salah satunya Managing Director

(8)

3.5.2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan untuk studi kasus ini diambil dari situs-situs internet dan media cetak. Data sekunder yang diambil meliputi data tentang industri perhotelan di Indonesia dan kondisi persaingannya.

3.6. Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penulisan case study ini adalah metode analisis kualitatif, dimana penulis melakukan pengolahan data dan informasi yang berkaitan dengan The Dharmawangsa Hotel serta analisis situasi yang terjadi di dalam industri perhotelan. Penelitian Studi kasus ini akan fokus pada tahun pada tahun 2003 - 2008 dengan landasan teori yang relevan dan analisis hasil wawancara dari narasumber terkait.

Gambar

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

a) Ketika pendapatan dari produk atau jasa yang saat ini dimiliki organisasi akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru yang tidak terkait. b) Ketika

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa (1) capaian pembelajaran adalah mampu menguasai dan menggunakan konsep,prinsip, dan prosedur kajian evolusi (2) materi

Dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Blotongan 01 dan untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran

Nilai keteguhan rekat tipe Interior I rata-rata tertinggi terdapat pada kayu lapis dengan kode P7 (keteguhan rekat tertutup, ekstensi 25% dan berat labur 130 g/cm 2 ) dengan

Ibn Al Haitham (965-1039) yang namanya Hasan dilatinkan sebagai Alhazen adalah ahli matematika yang menggabungkan aljabar dengan geometri menjadi geometri analitik, dan

Pemberdayaan yang dimaksud adalah melalui peningkatan peran perempuan atau istri mendukung kegiatan ekonomi keluarga melalui usaha ekonomi produktif criping singkong dan

Kunjungan Kerja bersama Bappeda, Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Dinas Penataan Ruang & Permukiman, Badan Lingkungan Hidup Provsu,

Spermatozoa immature adalah sperma yang masih mengandung sisa-sisa sitoplasma yang mempunyai ukuran separuh dari ukuran kepala dan masih terikat, baik pada kepala,