MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008
Diajukan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Dalam Ilm u Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
oleh: . .
ROMADHON
NIM. 11406539
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : wwwls-tainsalatiun.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiua.ac.id
Dra. Siti Zumrotun, M. Ag. •'
Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga
Assalam ualaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : ROMADHON
NIM ; 114 06 539
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
AQIDAH AKHLAK DENGAN STRATEGI
MEMBACA KERAS-KERAS PADA SISWA
KELAS IV M I GRABAG 3 KECAMATAN
GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008
Dengan ini- mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
W assalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 8 Agustus 2008
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul
Nama
NIM.
Program Studi
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak
Dengan Strategi Membaca Keras - Keras Pada Siswa Mi
Grabag 3 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Tahun
Pelajaran 2007/2008.
ROMADHON
11406539
Pendidikan Agama Islam (PAI)
Salatiga, 23 Agustus 2008
►r. Imam Sutomo, M Ag. NIP. 150216814
PengukJ
Jak a Siswanta, M.Pd. NIP. 150242800
Dewan Penguji,
Sekretaris,
Dr. H. Mu h Saerozi, M. Ag. NIP. 150247014
i l j j )
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
- ibuku yang tersayang
- istri dan anakku yang tercinta
- Teman ~ temanku mahasiswa yang senasib dan seperjuangan
Puji syukur senantiasa saya panjatkan ke hadirat AHoh SWT yang telah
berkenan melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah Nya sehingga dapat
menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini.
Penyusun menyadari bahwa selesainya penyusunan skripsi ini, penyusun
telah banyak melibatkan orang lain dalam melancarkan tugas dari awal sampai
akhir. Untuk itu. tiada kata yang pantas untuk diucapkan, kecuali ungkapan rasa
terima kasih yang setulus - tulusnya terutama yang terhormat:
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga
2. Bapak Drs. Joko Sutopo selaku Kaprodi Hkstensi
3. ibu Dra. Siti Zumrotun. M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah
mencurahkan tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan dan tanpa kenal lelah sehingga tersusunnya skripsi ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
memberi dorongan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tentu terdapat kekurangan
dan kelemahan baik dalam penggunaan bahasa maupun analisis permasalahan.
Oleh karena itu penyusun mengharapkan para pembaca untuk berkenan
menyampaikan kritik dan saran yang konstruktif demi baiknya hasil penyusunan
skripsi ini Akhirnya semoga bermanfaat.
Salatiga, 1 Agustus 2008
Penulis,
HALAMAN NOTA PEMBIMBING...
HALAMAN PENGESAHAN...
HALAMAN MOTTO...
HALAMAN PERSEMBAHAN...
KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI ... _ ...
DAFTAR TABEL ...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...
B. Rumusan Masakah .... ...
C. Tujuan Penelitian ...
D. Hipotesis Tindakan...
E. Kegunaan Penelitian...
F. Definisi Istilah/ Operasional ...
G. Metode Penelitian... ...
H. Sistematika Penulisan...
BAB II LANDASAN TEORI
A. Prestasi Belajar...
B. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak ...
Pendidikan Dasar ... 14
C. Metode Membaca Keras - K eras... 16
1. Macam - macam M etode... 16
2. Efektifitas Membaca Keras - K eras... 20
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Deskripsi A w al... 25
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 33
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I I ... ... 40
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II I ... 45
BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi per Siklus... ... ... 51
1. Deskripsi Hasil Siklus I... 52
2. Deskripsi Hasil Siklus II ... ... ... 54
3. Deskripsi Hasil Siklus I I I ... 57
B. Pembahasan Per Siklus ... ... 60
1. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus 1... 60
2. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus I I ... ... 62
3. Pembahasan Hasil Penelitian Siklus III ... 64
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 66
B. Saran-saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA
Tabel! Daftar Guru M! Grabag 3 ... 28
Tabel 2 Daftar Siswa MI Grabag 3 ... 29
Tabel 3 Nama Responden Siswa MT Grabag 3 ... 30
Tabel 5 Hasil Test Aqidah Akhlak MI Grabag 3 Sebelum Dilakukan Tindakan... ... ... 31
Tabel 6 Prosentase Hasil Test Aqidah Akhlak Ml Grabag 3 Sebelum Dilakukan Tindakan... 33
Tabel 7 Hasil Test Aqidah Akhlak MI Grabag 3 Siklus 1 ... 52
Tabel 8 Rekapitulasi Hasil Test Aqidah Akhlak MI Grabag 3 Siklus I ... 53
l abel 9 Hasil Test Aqidah Akhiak MI Grabag 3 Siklus II ... 55
Tabel 10 Prosentase Hasil Test Aqidah Akhlak Ml Grabag 3 Siklus I I ... 56
Tabel 11 Hasil Test Aqidah Akhlak MI Grabag 3 Siklus I I I ... 58
PENDAHULUAN
v U*ta r Belakang Masalah
'
——-Pembahasan tentang aqidah menjadi bahasan yang sangat penting
bagi setiap musiim. Aqidah yang benar disebut ju g a aqidah shohihah (benar),
merupakan asas dan pondasi keislaman setiap muslim. Ibarat bangunan, jik a
pondasinya rapuh maka bangunan tersebut akan mudah roboh, sebaliknya jik a
t < mdasinya kuat, bangunan tersebut akan kuat dan kokoh. Begitulah seorang
muslim, jika aqidahnya kuat, maka ia akan menjadi seorang muslim yang kuat
dalam memegang islam, memiliki ghirah islam yang tinggi, rela berkorkan untuk
islam dengan pikiran dan harta, bahkan jiwanya demi kemuliaan islam karena
mengharap ridho Allah SWT semata. Pembahasan aqidah tidak dapat terlepas
dari kalimat tauhid Laa ilaha illallah yang menjadi landasan aqidah yang benar.
Dalam hal ini Syarif Hamdan Rajih menulis "kalimat tauhid merupakan pokok
keimanan dan sebagai pondasi aqidah serta tirai pemisah antara kufur dengan
iman.” 1
Adapun tujuan pendidikan sesuai Undang - Undang Sistem
Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 adalah sebagai berikut:
"Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
# 'y
bertanggungjawab" “
1 Syarif Hamdan Rajih. Kalimat Tauhid La Ilaha 1Hallah Muhammad Rasulullah, Kalam Mulia,
Jakarta, 2001, him. 25.
pembangunan tidak lepas dari pendidikan, terutama pendidikan tingkat dasar
: ng dalam hal ini Madrasah Ibtidaiyah/ Sekolah Dasar. —
Pendidikan adalah suatu sistem yang mana pendidik, anak didik,
niateri, alat, tujuan dan lingkungan, saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya untuk tercapainya tujuan yang dirumuskan.
Kembali pada sistem pendidikan sebagai suatu sistem, apabila
dikaitkan dengan prestasi belajar anak MI Grabag 3, Kaiigandu, Grabag sebagai
hasil dari pengajaran tidak hanya dipengaruhi oleh subyek didiknya saja tetapi
juga faktor - faktor lain yang mempengaruhinya baik dalam diri anak maupun
dari luar diri anak didik itu.
Pendidik sebagai pilar pendidikan tidak boleh merasa puas dengan apa
yang telah dimiliki dan telah dicapai. Seorang pendidik dituntut untuk bergerak
dinamis, tidak statis. Hal ini dikarenakan kondisi social masyarakat juga
berkembang dari masa ke masa. Guru mata pelajaran aqidah akhlak tidak cukup
hanya menyampaikan materi di dalam kelas, tidak mempedulikan apakah murid
memahami materi atau tidak. Ibarat listrik guru merupakan generator yang harus
selalu berputar untuk menghasilkan energi yang dapat dimanfaatkan oleh orang
banyak.
Dengan memperhatikan perkembangan anak MI Grabag 3, Kaiigandu,
mengajar.
Sehubungan dengan hal itu maka proses belajar MI Grabag 3,
'5 gandu. Grabag dalam pengajaran aqidah akhlak menggunakan tindakan kelas
uk mempermudah penyampaian materi dan mudah dimengerti anak Taman
Kanak - Kanak / MI Grabag 3. Kali gandu. Grabag. Tindakan kelas yang penulis
i'unakan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar Aqidah akhlak pada MI
Grabag 3 adalah membaca keras - keras. Jika dikaitkan dengan kecenderungan
i uk yang mengandalkan ingatan, maka membaca keras - keras diharapkan dapat
membantu anak didik mengingat materi yang disampaikan dan dipelajari.
Mengajar materi aqidah akhlak kelas IV di MI Grabag 3, Kaligandu,
Grabag dengan strategi membaca keras - keras ada beberapa pertimbangan
sebagai berikut:
I. Meminimalisir kegaduhan siswa karena dengan membaca keras - keras siswa
dapat lebih berkonsentrasi kepada materi yang dipelajari.
_. Dengan metode membaca keras - keras lebih mengefektifkan waktu karena
guru tidak perlu terlalu banyak mengulang materi yang dipelajari.
Melatih anak didik untuk membiasakan membaca.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis memilih judul
penelitian “UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH
AKHLAK DENGAN STRATEGI MEMBACA KERAS - KERAS PADA
SISWA KELAS IV MI GRABAG 3 KECAMATAN GRABAG KABUPATEN
8 . R um usan M asalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Apakah penerapan strategi “membaca keras - keras” dapat meningkatkan
perhatian siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak?
2. Apakah penerapan strategi “membaca keras - keras” dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak?
3. Apakah penerapan strategi “membaca keras - keras” dapat meningkatkan
prestasi siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak?
C, T u ju an Penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, penulis menentukan tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah penerapan strategi “membaca keras - keras” dapat
meningkatkan perhatian siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak?
2. Untuk mengetahui apakah penerapan strategi “membaca keras - keras” dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak?
3. Untuk mengetahui apakah penerapan strategi “membaca keras - keras” dapat
meningkatkan prestasi siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak?
D. H ipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Penerapan strategi “membaca keras - keras” dapat meningkatkan perhatian
siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak?
2, Penerapan strategi “membaca keras ~ keras” dapat meningkatkan aktivitas
3. Penerapan strategi “membaca keras - keras” dapat meningkatkan prestasi
siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak?
E. K egunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini didasarkan pada manfaat teoritis dan
manfaat praktis sebagai berikut:
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan dari dunia pendidikan
khususnya, pendidikan di MI Grabag 3, Kaligandu, Grabag sehingga dapat
memperkaya khasanah dalam pendidikan.
2. Kegunaan Praktis
Dapat memberikan masukan bagi beberapa pihak terkait. Dalam hal ini pihak
sekolah, guru, anak didik serta orang tua murid sehingga dapat menjadi bahan
pertimbangan proses belajar mengajar guna meningkatkan kualitas out put
dan lembaga pendidikan khususnya MI Grabag 3, Kaligandu, Grabag.
F. Definisi Istilah/ O perasional
Untuk mengantisipasi adanya salah persepsi terhadap judul skripsi
“UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK
DENGAN STRATEGI MEMBACA KERAS - KERAS PADA SISWA MI
GRABAG 3 KECAMATAN GRABAG KABUPATEN MAGELANG TAHUN
PELAJARAN 2007/2008., maka penulis jelaskan di sini kata - kata kunci dari
I Jpaya
Dalam kamus lengkap Bahasa Indonesia kaiya Tri Rama K., disebutkan arti
upaya adalah “usaha, syarat untuk menyampaikan hal, usaha, ikhtiar.” 3
Jika dikaitkan dengan judul skripsi ini upaya yang dimaksud adalah usaha
yang dilakukan penulis untuk mencapai prestasi belajar siswa agar lebih baik
khususnya prestasi belajar aqidah akhlak.
2. Meningkatkan
Meningkatkan memiliki kata dasar ‘Tingkat” yang berarti ‘Tapis dari sesuatu
yang bersusun atau berlenggek - lenggek seperti lantai ketinggian” 4
Imbuhan me - kan mengandung arti melakukan suatu hal untuk mencapai
sesuatu. Maka meningkatkan berarti melakukan suatu hal (dalam hal ini
menerapkan strategi membaca keras keras) untuk mencapai prestasi belajar
yang lebih tinggi.
3. Strategi membaca keras - keras
Strategi adalah “ilmu siasat perang; siasat perang; akal atau tipu muslihat
untuk mencapai sesuatu maksud dan tujuan yang telah direncanakan” 5
Sedangkan strategi membaca keras - keras dalam skripsi ini adalah siasat
yang penulis rencanakan dengan cara membaca materi pelajaran aqidah
akhlak dengan membaca keras - keras untuk mencapai tujuan yang ingin
penulis raih, yaitu peningkatan prestasi belajar siswa dalam materi pelajaran
aqidah akhlak.
3 Tri Rama K., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Mitra Pelajar, Surabaya, 1999, him. 571.
Ibid., him. 539.
Prestasi adalah “ Hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikeijakan, dan
sebagainya” 6
Belajar adalah usaha atau proses untuk mendapatkan ilmu.
Adapun yang dimaksud prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil dari
suatu proses belajar mengajar yang dicapai siswa M l Grabag 3 dalam proses
pembelajaran materi aqidah akhlak.
5. Aqidah Akhlak
Aqidah adalah “kepercayaan, keyakinan.” '
o Akhlak adalah “budi pekerti, kelakuan”
Adapun yang dimaksud Aqidah Akhlak adalah salah satu materi pelajaran di
MI Grabag 3 yang mempelajari teologi Islam (aqidah), dan budi pekerti
(akhlak) sebagai seorang muslim yang baik.
G. M etode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena
penelitian tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
b; aimana suatu teknik/ metode/ strategi pembelajaran diterapkan dan
bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Prestasi belajar
Rancangan Penelitian
Sebagai langkah awal dalam melakukan penelitian ini, peneliti merancang i.
dahulu penelitian yang akan dilakukan. Rancangan ini meliputi langkah -
langkah strategi membaca keras - keras (pendahuluan, inti, evaluasi).
Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Grabag 3 yang
beijumlah 26 siswa.
3. Langkah - langkah / Siklus Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, yaitu siklus 1, siklus II, dan siklus
III. Maksud dari 3 tahapan ini adalah untuk mengetahui kekurangan -
kekurangan yang ada, kemudian dilakukan penyempurnaan dalam siklus
berikutnya.
4. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekeijaannya lebih mudah dan hasilnya lebih
baik.9
Instrumen dalam penelitian ini meliputi buku pelajaran, pertanyaan -
pertanyaan yang disiapkan peneliti dan berhubungan dengan materi yang
akan dibahas, lembar - lembar soal untuk evaluasi, dan lembar jawaban.
5. Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan tahapan yang penting, karena dari data yang diperoleh
peneliti dapat mengetahui efektifitas strategi yang diterapkan. Dalam
Suharsimi Arikuato, Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta,
mengumpulkan data peneliti mengambil dari hasil evaluasi yang dilakukan
pada masing - masing siklus,
6. Analisis Data
Langkah terakhir adalah menganalisa data yang diperoleh ketika
mengumpulkan data - data. Dari hasil analisa inilah peneliti kemudian
melakukan pembenahan - pembenahan dan perbaikan - perbaikan pada
siklus berikutnya. Dalam menganalisa data peneliti membagi nilai - nilai
yang dihasilkan dalam evaluasi menjadi tiga klasifikasi, yaitu baik, cukup,
dan sedang.
II. Sistem atika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab, masing - masing bab. berisi sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan
penelitian, definisi istilah/ operasional,
metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA : Metode membaca keras - keras , prestasi
belajar. Mata Pelajaran Aqidah Akhlak,
Urgensi pembelajaran Aqidah Akhlak
pada tingkat pendidikan dasar, efektifitas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
B AB V PENUTUP
meningkatkan prestasi belajar Aqidah
Akhlak.
Tempat, waktu dan subyek penelitian,
Deskripsi pelaksanaan siklus I, Deskripsi
pelaksanaan siklus II, dan Deskripsi
pelaksanaan siklus III.
Deskripsi per siklus dan pembahasan.
KAJIAN PUSTAKA
Prestasi adalah “Hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya”. ! Prestasi belajar menjadi tolok ukur keberhasilan suatu proses
pendidikan. Secara umum prestasi belajar dilambangkan dengan nilai. Semakin
bnggi nilai yang dicapai, semakin tinggi pula prestasi yang diraih.
Pendidikan bertujuan mengembangkan potensi - potensi yang dimiliki oleh
peserta didik. Djumberansyah Indar M., dalam bukunya Filsafat Pendidikan
memberikan kesimpulan bahwa “pendidikan itu berusaha untuk mengembangkan
potensi - potensi manusia yang utuh yang merupakan aspek - aspek kepribadian
termasuk di dalamnya aspek individualitas, moralitas^ seimbang antara kebutuhan
jasmani dan rokhani dan antara duniawi dan ukhrawi.” Lift Anis M a’shumah
mengemukakan hal berikut : “Dalam arti luas, pendidikan adalah proses yang
berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan potensi pada diri seseorang yang
neliputi tiga aspek kehidupan, yaitu pandangan hidup, sikap hidup, dan
keterampilan hidup.3 Dari sini dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang
diinterprestasikan dengan nilai bukanlah merupakan tujuan akhir dari pendidikan
itu sendiri, namun untuk mengetahui sejauh mana hasil yang telah diraih oleh
sebuah proses pendidikan di sekolah.
’ Tri Rama K., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Mitra Pelajar. Surabaya, 1998, him. 398.
2 Djumberansyah indar M., Filsafat Pendidikan, Karya Abditama, Surabaya, 2001, him. 214.
Lift Aois Ma’shumah dkk., Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001,
him. 214.
Prestasi
Belajar
i Pengertian Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Dalam struktur kurikulum sekolah dasar, pendidikan aqidah akhlak hanya
kita temukan di Madrasah Ibtidaiyah sebuah lembaga pendidikan yang
sederajat dengan Sekolah Dasar pada umumnya- Jika kita cermati bersama.
Madrasah Ibtidaiyah justru memiliki kelebihan - kelebihan yang tidak
dimiliki oleh Sekolah Dasar. Dari sisi materi, Madrasah Ibtidaiyah lebih
mengakomodasi kebutuhan anak didik akan dasar pengetahuan ilmu agama
yang hanya sedikit sekali mendapat porsi di Sekolah Dasar.
Sebenarnya aqidah akhlak berasal dari dua materi yang berbeda, tetapi karena
eratnya hubungan di antara keduanya, kemudian dijadikan satu materi
pelajaran.
“Aqidah menurut bahasa dari ’aqoda ya’qidu/’uqdatan/wa’aqidatan yang
berarti ikatan (al-rabthu), janji (a!-cahdu), keyakinan yang mantap (al-
jazm u).” 4 .
“Aqidah menurut istilah perkara - perkara yang dibenarkan oleh jiw a dan hati
merasa tenang karenanya serta menjadi suatu keyakinan bagi pemiliknya
yang tidak dicampuri keraguan sedikitpun.” 5
Akhlak merupakan kata serapan dari Bahasa Arab yang merupakan bentuk
plural/ jam a’ dari khuluq. Dalam kamus Arab - Indonesia karya Mahmud i i Vlata P elajaran A qidah A khlak
4 Kelompok Studi ARJmmah, Aqidah Seorang Muslim, Nidzom, Jakarta. 1999, him. 9.
Yunus disebutkan arti dari khuluq - akhlaq adalah perangai. 6 Akhlak juga
sering diartikan budi pekerti dan perilaku.
Dari definisi tentang aqidah dan akhlak di atas jelaslah perbedaan di antara
keduanya. Namun jika kita perhatikan lebih jauh, di antara kedua hal tersebut
terdapat kaitan yang sangat e ra t Dalam perspektif Islam aqidah merupakan
pondasi dasar dari Islam itu sendiri. Jika aqidah seorang muslim lemah, maka
lemah pula keislamannya, sebaliknya jik a aqidahnya kuat, maka kuat pula
keislamannya. Permasalahannya adalah banyak dijumpai kaum muslimin
yang memahami aqidah secara benar (atau merasa memahami aqidah yang
benar) namun dalam aplikasinya justru tidak mencerminkan perilaku dan
akhlak seorang muslim yang benar. Dengan merasa memahami aqidah,
seakan - akan semua amalnya dan apa pun yang dilakukan pasti benar dan
diterima. Banyak kita saksikan seorang yang dengan kuatnya memegang
aqidah, namun dengan mudahnya mengumpat, mengejek, dan menghina
saudara muslim yang. lain. Pada akhirnya hal seperti ini menimbulkan sebuah
pertanyaan besar di benak kita. Di mana kesalahannya, aqidah yang dipelajari
dan diketahui atau oknum yang merasa memahami aqidah tersebut?
Di sisi lain, banyak kita jumpai pula umat Islam yang dengan yakinnya
mengamalkan perintah - perintah .Allah dan rasul Nya. Ia mencontoh
Rasulullah Muhammad SAW dalam amal perbuatanna, karena memang
begitulah seharusnya seorang muslim. Perilaku mereka sangat terpuji,
melaksanakan yang m a’ruf dan mengajak kepadanya, serta menjauhi
6 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Yayasan Penyelenggara Penterjemahan/Pentafsiran
kemungkaran serta mencegah darinya. Namun di sisi lain, secara aqidah
amburadul, tidak bisa membedakan mana yang melanggar aqidah dan mana t .■
yang sesuai aqidah. Ketika ditimpa kesulitan, masih senang
menyelesaikannya dengan cara syirik, seperti mendatangi dukun, paranormal,
dan “kyai” yang dalam prakteknya juga tidak jauh dari praktek kesyirikan,
karena banyak yang bersekutu dengan jin dengan persyaratan - persyaratan
yang jelas - jelas tidak sesuai dengan syair at Islam.
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa materi aqidah memang harus diimbangi
Jengan akhlak yang benar, serta akhlak yang terpuji pun harus didasari
dengan aqidah yang shohihah. Dalam usia dasar, hal ini sangat perlu
ditanamkan agar ketika mereka besar nanti dapat mengaplikasikan aqidah dan
akhlaq dengan sempurna, saling terkait, dan saling menyempurnakan.
2. Urgensi Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Tingkat Pendidikan Dasar
Allah SWT tidak meninggalkan satu urusan pun dalam hal mengatur
hidup dan kehidupan makhluk Nya. Demikian ju g a Rasulullah SAW sebagai
panutan bagi setiap muslim atas bimbingan wahyu dari Allah, telah
mencontohkan segala hal yang berkaitan dengan urusan umatnya, tidak
terkecuali aqidah dan akhlak.
Setiap orang yang mendapat karunia dari Allah tentu ia akan
mengetahui kebaikan yang melimpah dan nikmat yang besar yang terkandung
dalam kalimat tauhid Laa ilaha illallah serta ia pun akan merasakan bahwa
dirinya memiliki peran yang akan mendatangkan manfaat berlipat dan pahala
shaleh dan membuat orang lain jadi shaleh di samping jadi orang bermanfaat
dan memberi manfaat kepada yang lain.
Seorang muslim yang memahami hakekat tauhid akan terbebas dari
berbagai angan - angan kosong, khurafat, dan tahayul. Bahkan bagi orang
yang benar - benar menghayati makna kalimat tauhid, niscaya akal fikirannya
akan diarahkan untuk memikirkan ciptaan Allah Yang Maha Kuasa.
Di samping itu Allah SW T masih akan mengampuni dosa - dosa
hamba Nya bila ia tidak melakukan kesyirikan, bila Allah menghendakinya.
Finnan Allah SWT dalam Alqur’an surat An-Nisa’ ayat 48 sebagai berikut: •
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan m engam puni dosa syirik, dan dia m engampuni segala dosa ya n g selain dari (syirik) itu, bagi siapa ya n g dikehendaki-Nya. barangsiapa ya n g m em persekutukan
Allah, M aka sungguh ia Telah berbuat dosa ya n g besar.
Kalimat tauhid merupakan pokok keimanan dan sebagai pond asi
aqidah serta pembatas antara kufur dan iman. Kalimat tauhid yang agung ini
tidak cukup hanya sekedar terucap melalui lisan saja, melainkan harus
disertai dengan amal perbuatan.
Realisasi dari pengamalan kalimat tauhid adalah membebaskan diri
atau jiw a dari berbagai sekat syirik, bid’ah, dan khurafat, sehingga yang
bersangkutan tidak berbuat melainkan sesuai dengan makna yang terkandung
ayat 82 sebagai berikut:
A rtin ya : O rang-orang yang berim an dan tidak m encam puradukkan iman mereka dengan kezalim an (syirik), m ereka Itulah ya n g mendapat keamanan dan m ereka itu adalah orang-orang ya n g mendapat petunjuk.
Dari uraian di atas, maka sangatlah beralasan jik a pendidikan aqidah
akhlak diterapkan sejak usia dasar, agar di usia terikutnya dapat secara benar
dan tepat mengaplikasikan aqidah yang benar dan akhlak yang terpuji.
< . Metode M em baca K eras - K eras
Macam - macam Metode
Dalam proses belajar mengajar kita sudah sangat akrab dengan istilah
transfer o f knowledge (transfer / menyampaikan materi ilmu pengetahuan)
yang di dalam istilah pendidikan Islam dikenal dengan ilqoul m awad
(penyampaian materi pendidikan). Menyampaikan materi ilmu pengetahuan
sebenarnya merupakan kegiatan asasi dan mendasar dalam proses belajar
mengajar, karena dengan proses ini suatu materi ilmu pengetahuan akan
sampai kepada peserta didik. Dalam sebuah hadits Rasulullah Muhammad
SAW pemah menyabdakan bahwa ilrubba sam Vin a u ’a m in m ubaffighin'
(bisa jadi orang yang mendengarkan lebih memahami materi dari pada orang
yang menyampaikan) dan sebaliknya “rubba m uballighin au ’a m in som i ’m "
(bisa jadi pula orang yang menyampaikan lebih paham daripada orang yang
mendengar). Dalam konteks proses belajar dapat dikatakan bahwa seorang
materi dari pada peserta didik, dan sebaliknya pula peserta didik bisa jadi
lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Inilah mengapa
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk menyampaikan ilmu yang
dimiliki walaupun satu ayat yang pernah didengar dari beliau. Beliau
menyabdakan: “ballighu ‘
anm wa
lau ayah” (sampaikan apa -a p a yangpernah didengar dari ku walaupun satu ayat). .
Metode yang digunakan di sebagian besar sekolah atau lembaga
pendidikan Islam adalah ceramah, tanya jaw ab, diskusi, dan karya wisata.
Hal ini disampaikan oleh Widodo Supriyono dalam buku yang beijudui
Paradigma Pendidikan Islam : “mengenai metode mengajar di lembaga
pendidikan islam di lingkungan sekolah, lazimnya metode - metode ceramah,
tanya jawab, diskusi, dan sebagian menerapkan metode karya wisata. Namun
metode ceramahlah yang paling dominan digunakan”.7
Usia anak - anak adalah fase di mana mereka membutuhkan
pendidikan yang benar dan terarah karena akan menjadi landasan berikutnya
dalam mengkaji keilmuan - kelimuan yang lain. Dalam usia ini hendaknya
diajarkan kepada mereka sholat, al-qur’an, mentaati Allah dan Rasul Nya,
akhlaq mulia, memilihkan untuk mereka media yang baik, serta memilihkan
teman. Berturut - turut ‘Abdullah ibnu Sa’ad Al-Falih menjelaskan dalam
bukunya Langkah Praktis Mendidik Anak sesuai Tahapan Usia sebagai
berikut:
“jik a anak sudah menginjak usia tujuh tahun, pendidik wajib menyuruhnya
Widodo Supriyanto, dkk.. Paradigma Pendidikan Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001,
shalat dan membujuknya untuk melakukan kewajiban ini, sembari
menjelaskan keutamaan - keutamaan dan manfaat - manfaatnya, hukuman
bagi orang yang meninggalkannya, dan menjelaskan bahwa orang yang tidak
shalat dianggap kafir ” 8
‘jika kita menginginkan status terbaik dan derajat tertinggi bagi anak - anak
kita di dunia maupun di akhirat, maka kita harus berusaha keras untuk
mengajarinya Kitab Allah dalam bentuk membaca, menghafal, merenungkan,
dan mengamalkan, ... “ 9
‘Di antara kewajiban yang terwajib bagi kedua orang tua adalah mendidik
anak - anak untuk menaati Allah, menaati Rasul Nya, menghormati perintah
AJlah dan perintah Rasul Nya, dan merasakan pengawasah Allah SWT,
dengan cara menjelaskan kepada anak - anak bahwa ia adalah makhluk yang
diciptakan untuk menyembah Allah. ... “ ,0. .
‘"Sebagai orangtua. kita harus memperpadat aktivitas pendidikan pada tahap
usia ini dengan mendidik anak kita untuk berakhlaq mulia dan
memperingatkannya dari akhlak tercela dan nista.” *1
‘T idak disangsikan lagi bahwa pada zaman sekarang ini media - media
destruktif dan penyelewengan sudah mencapai puncaknya, bervariasi, dan
bermacam - macam. Ia tidak lagi terbatas di tempat - tempat tertentu, tetapi
sudah menyebar hingga masuk ke rumah - rumah, bahkan kamar tidur.” 8 9 * 11 12
8 Abdullah Ibnu.Sa’d Af-FaHh, Langkah Praktis Mendidik Anak, Irsyad Baiius Salam,
Bandung, 2007, him. 99. 9 Ibid, him. 103.
'° Ibid, him. 117.
T idak diragukan lagi bahwa teman memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kawannya, entah itu positif maupun negative.” 13
Dalam sejarah turunnya wahyu dapat kita dapatkan bagaimana Al-
q u fa n diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. A l-qur’an diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW lewat perantara malaikat Jibril ‘aiaihis salam
tidak serta merta tiga puluh ju z dalam satu waktu, akan tetapi diturunkan ayat
demi ayat sesuai dengan kebutuhan dan selalu diawali dengan sebuah
peristiwa (asbabim nuzul / sebab turunnya ayat). Hai ini agar lebih mantap
diterima oleh Rasulullah dan juga para sahabat.
Dalam sejarah turunnya ayat yang pertama kali turun di gua h in f
malaikat Jibril membacakan ayat pertama (Jqra 'j dengan keras. Sampai -
sampai tubuh Rasulullah gemetar seraya menjawab “m m ana biqariin” (aku
tidak dapat membaca), demikian diulang - ulang sampai tiga kali.
Dalam peristiwa ini dapat diambil kesimpulan bahwa malaikat Jibril
dalam menyampaikan wahyu dengan suara yang keras. Dari sinilah kemudian
peneliti menerapkan metode membaca keras - keras dalam pembelajaran
aqidah akhlak. Peneliti memerintahkan salah satu peserta didik untuk
membaca keras - keras kemudian peserta didik yang lain mendengarkan, hal
ini dilakukan berulang - ulang 2 sampai 3 kali tergantung bobot materi yang
dipelajari.
Efektifitas Membaca Keras - Keras
Peneliti dalam memilih strategi pembelajaran membaca keras - keras i
tentunya m em iliki' alasan yang dapat dipertanggungjawabkan
kemanfaatannya. Dengan membaca keras - keras sebuah teks atau bacaan,
siswa dapat memusatkan perhatian, pikiran dan mengajarkan pertanyaan serta
dapat menstimulasi diskusi. Dalam mengajar efektifitas waktu dan out put
yang baik sangat ditekankan, karena dengan keduanya sebuah proses belajar
mengajar akan dikatakan berhasil. Manakala out put baik, namun waktu tidak
efektif, maka hal tersebut belum dapat dikatakan berhasil, karena berapa
banyak waktu yang terbuang percuma. Demikian pula waktu dapat
dipersingkat sedemikian mungkin, namun dengan mempersingkat waktu
tersebut malab menghasilkan out put yang tidak baik juga proses tersebut
dapat dikatakan gagal.
. Dalam teori pendidikan dan metode pendidikan pada umumnya
didominasi dengan metode ceramah. Demikian juga halnya yang berlaku dan
teijadi di MI Grabag 3, Grabag, Magelang. Dalam setiap materi yang
diajarkan kepada peserta didik, selalu saja didominasi oleh metode ceramah,
tak terkecuali materi aqidah akhlak. Metode ceramah memang lebih sedikit
memakan waktu, dibanding dengan metode lainnya, tetapi akibatnya banyak
sekali peserta didik yang jem u, bosan, dan tidak aktif, mereka diam, tapi tak
paham, mengangguk - angguk tapi mengantuk. Akhirnya materi yang
Dari sinilah peneliti mencoba strategi membaca keras - keras agar
prestasi belajar siswa khususnya dalam bidang studi aqidah akhlak dapat
meningkat. Memang dari segi waktu metode ini lebih banyak memakan
waktu, karena harus mengulang dua sampai tiga kali di setiap bab yang
dipelajari. Namun hasil yang didapat lebih bagus, karena peserta didik lebih
aktif, dan merasa diberi kesempatan lebih untuk mengekspresikan diri,
walaupun hanya dengan membaca.
Secara detail strategi pembelajaran membaca keras - keras yang
peneliti praktekkan adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah menyiapkan materi
pelajaran yang akan dibahas.
2. Materi pelajaran yang dibahas biasanya sudah tertulis dalam buku
pelajaran, dan peneliti memastikan bahwa setiap siswa memegang satu
buku pelajaran sehingga mereka dapat menyimak materi yang dibaca.
3. Ketika materi dibaca oleh salah seorang siswa, peneliti yang dalam hal
ini juga bertindak sebagai guru telah mempersiapkan beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dibaca. Dalam hal - hal
tertentu peneliti menghentikan sejenak proses membaca dan melakukan
refleksi dengan mengadakan tanya jawab dan diskusi tentang hal yang
baru saja dibaca.
4. Peneliti kemudian memberi kesempatan kepada para siswa untuk
5. Peneliti pada akhirnya mengajukan pertanyaan - pertanyaan yang telah
peneliti siapkan sebelumnya, para siswa menjawab pertanyaan -
pertanyaan tersebut dan bersama - sama mengambil kesimpulan tentang
PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan, artinya guru melakukan
sesuatu. Arah dan tujuan penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru, sudah
l'-tas; yaitu demi kepentingan peserta didik agar memperoleh basi! belajar yang
memuaskan.
Karena tindakan tersebut untuk meningkatkan hasil belajar siswa, maka
harus berkaitan dengan pembelajaran1 . penelitian tindakan kelas ini berkaitan
dengan upaya guru meningkatkan prestasi belajar Baca Tulis Ai Qur’an melalui
metode lqra' pada siswa kelas IV di MI Grabag 3, Kaligandu, Grabag, Magelang.
Dalam penelitian ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, di mana
guru sangat berperan dalam proses penelitian tindakan kelas ini. Model penelitian
indakan yang dikembangkan oleh Stephene Kemmis dan Robbin M cTanggart, menyatakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat komponen, keempat
komponen tersebut meliputi; 1) Perencanaan (planning), 2) Tindakan atau
e laksanaan kegiatan (acting), 3) Pengamatan (observation), dan 4) Refleksi
reflection), kemudian sesudah suatu siklus diimplementasikan, khususnya setelah
ada refleksi (reflection) kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang
/ eplaining) atau revisi terhadap implementasi dari siklus sebelumnya.
Selanjutnya berdasarkan pada perencanaan ulang tersebut dilaksanakan
terhadap bentuk siklus tersendiri (siklus II), demikian dan untuk seterusnya.
' Basuki Wibowo. Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Sasional, Dirjen dikdas
km menengah, 2003
Tahap-tahap peneiiiian tindakan menurut Kem m is dan M e Taggart\ dapat
gambarkan dalam model hubungan antar tahapan dalam siklus sebagai berikut :
Perencanaan
Siklus 1
Refleksi Pengamatan
Perencanaan
Siklus II
Refleksi . Pengamatan
Adapun diskripsi pelaksanaan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
v. Deskripsi Awal >
Lokasi tempat peneliti melakukan penelitian skripsi ini adalah MI
Grabag 3 Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang terletak di Dusun
Kaligandu. Dusun ini berjarak kurang lebih i km dari Kantor Kecamatan
Grabag. Namun walaupun terletak tidak jauh dari kantor kecamatan, bukan
berarti dusun Kaligandu sudah ramai, bahkan kesan kalau dusun Kaligandu
terletak di pelosok desa sangat terasa. Hal ini disebabkan letaknya yang agak
masuk walaupun untuk mencapainya sudah disediakan jalan beraspal.
Untuk sampai di MI Grabag 3 bisa mengendarai mobil maupun motor pribadi,
karena angkutan umum tidak ada yang melewati dusun ini, paling mungkin
adalah mengendarai ojek. Namun jalan pun juga tidak jauh - jauh amat,
karena dari tempat berhentinya angkutan umum hanya berjarak sekitar 700 m.
1. I^etak Geografis ’
Penelitian ini dilaksanakan pada MI Grabag 3, Kaligandu, Grabag
Kabupaten Magelang propinsi Jawa Tengah. MI Grabag 3, Kaligandu,
Grabag terletak di dusun Kaligandu, Grabag, Kabupaten Magelang.
Dari sisi geografis MI Grabag 3, Kaligandu, Grabag bisa dikatakan kurang
strategis, karena tidak dapat dijangkau oleh kendaraan umum, namun
sangat mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi. Dari terminal Grabag
hanya beijarak kurang lebih 2 km. Ml Grabag 3, Kaligandu, Grabag diapit
dusun Gowak, sebelah timur dusun Delik* dan sebelah barat dusun
Karangwuni. Karena terletak di dusun dan jauh dari lalu lalang kendaraan,
suasana khidmat dalam belajar sangat terasa.
2. Sejarah Singkat M I G rabag 3, Kaligandu, Grabag
Pada mulanya MI Grabag 3 Kaligandu Grabag berdiri tahun 1971.
Namun pada saat itu, belum berbentuk Ml tapi masih Madrasah Diniyah
yang belum mempunyai legalitas formal; Didirikan pertama kali oleh KH.
R Ahmad sekaligus sebagai pelindung yang saat itu menjabat sebagai
Ketua MU Kabupaten Magelang. KH. R. Ahmad dibantu oleh Ky. Anas
(Gowak), Alt Murdi (Kaligandu), dan Bapak Suhari serta dibantu oleh
lima orang yang lain. Mulanya gedung pinjam rumah Bapak Asrodin
(Kaligandu) yang dimulai dari Madrasah Diniyah. Berdasarkan keinginan
agar peserta Madin mempunyai ijazah, maka tahun 1981 dirubah menjadi
Ml. MI mempunyai local ruang gedung dengan 2 (dua) lokasi. Pada saat
kondisi murid masih sederhana; sekolah bersandal, sarung dan sarana
prasarana yang hampir sangat kurang. Panitia menghimpun dana urttuk
‘ membeli tanah seluas kurang lebih 1.750 mx seharga 150 juta rupiah.
Pendirian gedung secara gotong royong dan dinding sebagian masih kayu.
Tahun 1990 dapat dana bantuan Kabupaten untuk 7 lokal yang dapat
memfasilitasi sekolah sedikit lebih maju. Tahun 1998 dapat bantuan lagi
sebessar 15 juta rupiah dengan swadaya dari masyarakat dapat
membangun dua local. Dan terakhir tahun 2002 mendapat bantuan 25 juta
3. Visi
Mempersiapkan generasi muda yang memahami Islam sebagai agama
rohmaian liTalamin, cerdas, trampil, dan berakhlakui karimah.
4. Misi
a. Mendidik generasi bangsa yang tangguh dan pantang menyerah
• berasaskan aqidah dan syari'ah Islam
b. Memberikan pola pendidikan yang menyenangkan
c. . Memberikan layanan agama yang berkualitas
d. Menanamkan akhlakul karimah seperti yang dicontohkan Rasulullah
saw.
5. Tujuan
Menghasilkan siswa yang beriman, taqwa, cerdas,. trampil, berakhlak
mulia dan cinta tanah air.
6. Kegiatan Ekstra
Di samping kegiatan belajar mengajar pokok Ml Grabag 3, Kaligandu,
Grabag juga memberikan kegiatan ekstra yang berupa:
a. Seni rebana
b. Seni fcobro siswo
e. Seni kuntulan
7. Kondisi M I G rabag 3, Kaligandu, Grabag
Kondisi MI Grabag 3, Kaligandu, Grabag sudah memenuhi syarat
sangat mendukung sekali terhadap keberhasilan dan perkembangan M!
Grabag 3, Kaiigandu, Grabag, sebab 100 % penduduknya beragama Islam.
MI Grabag 3, Kaiigandu, Grabag berkembang dengan baik, hal ini dapat
diketahui dengan semakin banyaknya jumlah siswa MI Grabag 3,
Kaiigandu, Grabag.
8. Keadaan Guru M I Grabag 3, Kaiigandu, G rabag Tahun 2007/2008
Dalam sebuah lembaga pendidikan guru memiliki peranan yang
sangat vital bagi kemajuan dan kwalitas di lembaga tersebut. Tidak
berbeda dengan pendidikan usia dini seperti di MI Grabag 3, Kaiigandu,
Grabag, Magelang . Guru yang mengajar memiliki kualifikasi yang dapat
dipertanggungjawabkan, ditambah pengalaman mengajar yang sudah
bertahun - tahun menangani pendidikan dasar.
Secara lengkap guru di Ml Grabag 3, Kaiigandu, Grabag, Magelang dapat
dilihat pada table 1 berikut ini:
Tabel 1
Daftar Guru Ml Grabag 3, Kaiigandu, Grabag Kabupaten Magelang Tahun 2007/2008
No. Nama NIP Jabatan K e t
1. Saefu U mamah - Guru Kls. IV
2. Huril ‘Aini - Guru Kls. V
3. Sapto Edi - Guru Kls. VI
4. U mi Chasanah - Guru Kls. Ill
5. K»ki Indriyani - Guru Kls. II
9. Jumlah Siswa MI Grabag 3, Kaligandu, G raba g Kabupaten Magelang Tahun 2007/2008
Tidak kalah pentingnya dengan guru, murid sebagai syarat
berjalannya sebuah lembaga pendidikan juga memiliki peran yang penting.
Karena apalah artinya guru yang berkualitas jika tidak dibarengi dengan
adanya murid di lembaga tersebut jumlah murid yang banyak juga
memiliki arti bahwa lembaga tersebut memiliki kepercayaan masyarakat
sekitar. Dan semakin sedikit jumlah murid atau menurunnya minat
masyarakat sekitar dalam memasukkan putra - putrinya di lembaga
tersebut berarti kurang mendapat kepercayaan. Jika dilihat dari kondisi
siswa MI Grabag 3, Kaligandu, Grabag, Magelang cukup mendapat
kepercayaan dari masyarakat di sekitar lokasi. Ini terbukti setiap tahun MI
Grabag 3, Kaligandu, Grabag selalu mendapat murid. Dalam tahun
pelajaran 2007/2008 jumlah siswa Ml Grabag 3, Kaligandu, Grabag
• mencapai 149 orang.
Secara jelas kondisi siswa MI Grabag 3, Kaligandu, Grabag Tahun
Pelajaran 2007/2008 dapat dilihat dalam table 2 berikut ini:
Tabel 2
Daftar siswa MI Grabag 3, Kaligandu, Grabag Kabupaten Magelang Tahun 2007/2008
No. Kelas Laki - laki Perempuan Jamlah Ket.
10. Nama RespondenSiswa M l G rabag 3, KaJigande, G rabag Kabupaten
Magelang T ahan 2007/2008
» Tabel 3
Nama Responden Siswa MI Grabag 3, Kaligandu, Grabag, Magelang _________Tahan Pelajaran 2007/2008 __ _________
No. Nama Siswa K et
1 Fitri Wkiayanti Kelas IV
2 Saryono Kelas IV
3 Lukman Kelas IV
4 Fitri Miftakhul Kelas IV
5 Sofi Hanifah Kelas IV
6 Eko Kelas IV
7 Rohffiat Kelas IV
8 Kurotul Inayah Kelas IV
9 Mulia Kelas IV
10 Nasikun Kelas IV
11 Fim Kelas IV
.12 Uswatun Khasanah Kelas IV
13 Tk> Kelas IV
14 Nural Kelas IV
15 Bagas Kelas IV
16 Hima Kelas IV
17 Ulif Kelas IV
19 Eri Kelas IV
I I .
Deskripsi Awal Prestasi Aqidah Akhlak Siswa Kelas
IV MI G rabag 3Prestasi belajar aqidah akhlak siswa kelas IV MI Grabag 3 relatif
rendah. Ha! mi dapat dilihat pada hasil tes yang penulis lakukan pada hari
Sabtu, tanggal 29 Maret 2008 dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 5
j 13 60
Dalam mengklasifikasikan nilai, peneliti mengelompokkannya menjadi
tiga kelompok* yaitu kelompok baik* kelompok cukup, dan kelompok
kurang, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kelompok baik adalah siswa yang nilainya lebih dari 70
b. Kelompok cukup adalah siswa yang nilainya 60 - 70
c. Kelompok kurang adalah siswa yang nilainya kurang dari 60
Tabel 6
Prosentase Hasil Test Aqidah Akhlak MI Grabag 3 Sebelum dilakukan tindakan
Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar aqidah akhlak
siswa kelas IV masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan hasil rata -
rata kelas yang hanya 51,54. Kondisi ini juga dikuatkan dengan hasil
dinyatakan belum berhasil karena nilai terendah yang dihasilkan adalah
35.
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus i *
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelajaran I, soal test I, dan alat - alat pengajaran yang
keras - keras. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi belajar
peserta didik dalam mata pelajaran aqidah akhlak.
Untuk membuktikan efekdfitas sebuah strategi pembelajaran dalam
hal ini membaca keras - keras, ada beberapa faktor yang ingin diteliti
dalam penelitian ini. Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Faktor Siswa
Melihat kreatifitas dan keaktifan siswa kelas IV, sejauh mana
motivasi belajar yang terjadi dalam mengikuti pelajaran Aqidah
Akhlak.
b. Faktor Guru
Melihat cara guru dalam merencanakan perangkat pembelajaran serta
bagaimana pelaksanaannya di kelas, apakah siswa dapat termotivasi
sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
c: Faktor sarana dan prasarana
Bagaimana keadaan sarana dan prasarana yang tersedia untuk
memperlancar proses kegiatan belajar mengajar.
Adapun Instrument-instrumen yang digunakan dalam penelitian
adalah :
a. Catatan Lapangan
Instrumen lembar observasi motivasi belajar siswa, yang dinilai dua
aspek, yaitu : AF (aktif) dan TA (tidak aktif). Setelah selesai tatap
muka kemudian dihitung rata-rata prosentase yang diperoleh.
Dokumen siswa ini berupa catatan siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Dokumen siswa ini dilihat setiap akhir
pertemuan berupa hasil rangkuman materi dan pekeijaan rumah yang
ditugaskan sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
tugas - tugas apa yang diberikan guru kepada siswa dan dari sini
juga dapat diketahui interaksi yang teijadi antara guru dan siswa.
c. Lembar Tes Tertulis
Lembar tes tertulis ini berupa tes hasil belajar, baik berupa lembar
uraian pilihan ganda atau uraian tes issay, ini digunakan untuk
mcmproleh gambaran hasil belajar setiap akhir siklus besar. Setelah
lembar jawaban terkumpul kemudian diberi nilai, ditentukan nilai
rata-ratanya dan kemudian dianalisa untuk mengetahui tingkat
ketuntasan belajar, baik secara individu atau klasikal.
Tes tertulis diberikan pada setiap akhir siklus dan diberikan oleh
guru secara langsung.
d. Lembar pengamatan Guru dalam Kegiatan Pembelajaran
Instrument ini untuk mengamati guru dalam PBM secara tatap muka,
ada 3 aspek yang dinilai, yaitu : AD: Ada, KR : Kurang dan TA :
Tidak ada.
Lembar ini untuk mengetahui keaktifan guru dalam mengajar. Dalam
siklus 1 peneliti lakukan sendiri, namun dalam siklus 11 dan 111
berikut:
a. Kegiatan belajar mengajar aqidah akhlak dimulai dengan membaca
do’a kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus I. Langkah
pertama yang guru lakukan adalah menyiapkan materi pelajaran yang
akan dibahas.
b. Dalam apersepsi (pembukaan) guru memberikan bimbingan dan
pengajaran tentang pokok - pokok materi pelajaran dan memberi
motivasi belajar kepada siswa selama kurang lebih 10 menit.
e. Guru memastikan bahwa setiap siswa memegang satu buku pelajaran
sehingga mereka dapat menyimak materi yang dibaca oleh temannya.
d. Ketika materi dibaca oleh salah seorang siswa, peneliti yang dalam hal
ini juga bertindak sebagai guru telah mempersiapkan beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dibaca. Dalam hal -
hal tertentu guru menghentikan sejenak proses membaca dan
melakukan refleksi dengan mengadakan tanya jawab dan diskusi
tentang hal yang baru saja dibaca.
e. Guru kemudian memberi kesempatan kepada para siswa untuk
melakukan diskusi tentang materi tersebut.
f. Guru akhirnya mengajukan pertanyaan - pertanyaan yang telah
1. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan
pada tanggal 1 April 2008 s.d. 7 April 2008 pada MI Grabag 03 yang
berjumlah 26 siswa. Dalam hai ini peneliti bertindak sebagai guru, adapun
proses pengajaran mengacu pada tahap perencanaan yang telah
dipersiapkan peneliti yaitu dengan menggunakan strategi membaca keras -
keras. Selain bertindak sebagai guru peneliti juga bertindak sebagai
observator. sekaligus penguji. Observasi peneliti lakukan bersamaan
dengan proses belajar mengajar, sedangkan tes pada siklus I ini dilakukan
pada akhir masa siklus i, yaitu pada tanggal 7 April 2008. Tujuan
diadakannya tes ini adalah untuk mengetahui prestasi belajar aqidah
akhlak kelas IV setelah diterapkannya strategi membaca keras - keras.
Secara rinci kegiatan yang dilakukan pada siklus I dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Siswa membaca materi pelajaran yang ada dalam buku pelajaran.
Dalam saat tertentu guru menghentikan sejenak proses membaca dan
melakukan refleksi dengan mengadakan tanya jawab dan diskusi
tentang hal yang baru saja dibaca.
b. Siswa melakukan diskusi tentang materi yang sedang dipelajari.
c. Siswa menjawab pertanyaan - pertanyaan yang peneliti siapkan
d. Pada akhir siklus I, yaitu pada hari Senin, tanggal 7 April guru
memberikan soal test L
e. Guru mencatat hasil belajar siswa (nilai) ke dalam daftar nilai yang
telah disiapkan.
3. Observasi (Observation)
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, kolaborator mengamati
tindakan yang dilaksanakan siswa dan guru sesuai dengan lembar kegiatan
yang telah disiapkan.
Adapun lembar kegiatan yang diamati meliputi:
a. Lembar pengamatan guru
No. Aspek Kegiatan
1. Kelengkapan administrasi
2. Penyampaian pokok - pokok pelajaran
3. Mempersiapkan pertanyaan - pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang dibahas
4. Memberikan informasi/ mengingatkan siswa
5. Menyuruh beberapa siswa untuk membaca keras - keras
6. Menyuruh siswa untuk mengulang membaca ketika siswa belum
memahami materi secara baik.
7. Memperhatikan bacaan siswa
9. Memberi kesempatan siswa bertanya
10. Memberi pujian dan motivasi kepada siswa
11. Mengamati dan membimbing tugas siswa
12. Memberi kesempatan siswa untuk melakukan diskusi
13. Menyimpulkan hasil belajar
b. Lembar Kegiatan Siswa
No. Aspek Kegiatan
1. Memperhatikan
2. Membawa buku pelajaran
3. Membaca dengan keras dan jelas ketika diperintah membaca 4. Aktif bertanya
5. Dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru 6. Aktif dalam kegiatan diskusi
7: . Dapat menyimpulkan materi yang dibahas 8. Dapat mempresentasikan materi yang dibahas
4. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan kolaborator yang membantu peneliti/ guru dalam
melakukan tindakan kelas ini, sebagai berikut:
a. Guru masih belum terbiasa menerapkan strategi membaca keras -
antara kekurangannya adalah guru belum mempersiapkan pertanyaan -
pertanyaan yang menyertai materi yang dibaca.
b. Guru kurang dapat memanfaatkan waktu secara efektif, yang berakibat
pada banyaknya waktu yang terbuang.
c. Siswa kurang aktif mengikuti pelajaran
Refleksi ini digunakan untuk memperoleh ketercapaian tujuan,
apabila ditemukan kekurangan - kekurangan, maka akan diadakan revisi
dan perbaikan untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
C Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2
{. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran II, soal test 11, dan alat - alat pengajaran
yang mendukung. Berdasarkan evaluasi siklus 1, peneliti mempersiapkan
pertanyaan - pertanyaan yang nantinya diajukan kepada siswa di sela -
sela pembacaan materi pelajaran. Dalam tahap ini peneliti
menyempurnakan beberapa kekurangan yang masih terdapat dalam siklus
1 dalam menerapkan strategi membaca keras - keras. Hal ini dimaksudkan
untuk lebih meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mata
pelajaran aqidah akhlak yang sudah dicapai pada siklus 1.
Secara rinci kegiatan yang dilakukan guru dan siswa pada siklus 2
41
a. Pertama - ta n a guru mengajak siswa untuk berdo’a bersama,
kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus D. Langkah pertama
yang guru lakukan adalah menyiapkan materi pelajaran yang akan
dibahas.
b. Dalam apersepsi (pembukaan) guru memberikan bimbingan dan
pengajaran tentang pokok — pokok materi pelajaran dan memberi
motivasi belajar kepada siswa selama kurang lebih 10 menit, kemudian
guru menanyakan kepada siswa apakah mereka masing — masing
memegang satu buku pelajaran.
c. Ketika materi dibaca oleh salah seorang siswa, peneliti yang dalam hal
ini juga bertindak sebagai guru telah mempersiapkan beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dibaca. Dalam hal - hal
tertentu guru menghentikan sejenak proses membaca dan melakukan
relieksi dengan mengadakan tanya jawab dan diskusi tentang hal yang
baru saja dibaca.
d. G uru. kemudian memberi kesempatan kepada para siswa untuk
melakukan diskusi tentang materi tersebut.
e. Guru akhirnya mengajukan pertanyaan - pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya, para siswa menjawab pertanyaan - pertanyaan
tersebut dan bersama - sama mengambil kesimpulan tentang materi
2 . Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 11 dilaksanakan
pada tanggal 8 April 2008 s.d. 14 April 2008 pada Ml Grabag 03 yang
berjumlah 26 siswa Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru, adapun
proses pengajaran mengacu pada tahap perencanaan yang telah
dipersiapkan peneliti yaitu dengan menggunakan strategi membaca keras -
keras. Peneliti meminta bantuan seorang teman guru yang bertindak
sebagai kolaborator. Observasi peneliti lakukan bersamaan dengan proses
belajar mengajar, sedangkan tes pada siklus 11 ini dilakukan pada akhir
masa siklus II, yaitu pada tanggal 14 April 2008. Tujuan diadakannya tes
ini adalah untuk mengetahui prestasi belajar aqtdah akhlak kelas IV
setelah diterapkannya strategi membaca keras - keras dengan
menyempurnakan heberapa kekurangan pada siklus 1.
Adapun pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut:
a. Siswa membaca materi pelajaran yang ada dalam buku pelajaran.
Dalam saat tertentu guru menghentikan sejenak proses membaca dan
melakukan refleksi dengan mengadakan tanya jawab dan diskusi
tentang hal yang baru saja dibaca.
b. Siswa melakukan diskusi tentang materi yang sedang dipelajari.
c. Siswa menjawab pertanyaan - pertanyaan yang telah disiapkan guru
sebelumnya, para siswa menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut
dan bersama - sama mengambil kesimpulan tentang materi yang
d. Pada akhir siklus II, yaitu pada hari Senin, tangga! 14 April guru
memberikan soal test U,
e. Guru mencatat hasil belajar siswa (nilai) ke dalam daftar nilai yang
telah disiapkan.
3. Observasi
Selama kegiatan belajar mengajar pada siklus II berlangsung,
kolaborator mengamati tindakan yang dilaksanakan siswa dan guru sesuai
'
43
dengan lembar kegiatan yang telah disiapkan.
Adapun lembar kegiatan yang diamati meliputi:
a. Lembar pengamatan guru
No. Aspek Kegiatan
1
.
Kelengkapan administrasi2. Penyampaian pokok - pokok pelajaran
3. Mempersiapkan pertanyaan - pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang dibahas
4. Memberikan informasi/ mengingatkan siswa
5. Menyuruh beberapa siswa untuk membaca keras - keras
6
.
Menyuruh siswa untuk mengulang membaca ketika siswa belummemahami materi secara baik.
7. Memperhatikan bacaan siswa
8. Melakukan penekanan pada point — point yang penting
9. Memberi kesempatan siswa bertanya
11. Mengamati dan membimbing tugas siswa
12. Memberi kesempatan siswa untuk melakukan diskusi
13. Menyimpulkan hasil belajar
b. Lembar Kegiatan Siswa
No. Aspek Kegiatan
1. Memperhatikan
2. Membawa buku pelajaran
3. Membaca dengan keras dan jelas ketika diperintah membaca 4. A ktif bertanya
5. Dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru 6. Aktif dalam kegiatan diskusi
7. Dapat menyimpulkan materi yang dibahas 8. Dapat mempresentasikan materi yang dibahas
4. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi
dari hasil pengamatan sebagai berikut:
a. Guru sudah mulai terbiasa menerapkan strategi membaca keras -
keras, walaupun masih ada kekurangan dalam penerapannya. Di antara
kekurangannya adalah guru belum bisa mengajukan pertanyaan yang
45
b. Guru kurang dapat memanfaatkan waktu secara efektif, yang berakibat
pada banyaknya waktu yang terbuang.
c. Siswa sudah mulai aktif mengikuti pelajaran, dan sudah mulai
memahami alur strategi membaca keras - keras yang diterapkan guru.
Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka peneliti memandang perlu untuk
melanjutkan siklus berikutnya (siklus 111). Hal ini dikarenakan belum
mencapai hasil yang diharapkan.
D.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus
3
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang
terdiri dari rencana pelajaran 111, soal test DI, dan alat - alat pengajaran
yang mendukung. Berdasarkan evaluasi siklus 1, peneliti mempersiapkan
pertanyaan - pertanyaan yang nantinya diajukan kepada siswa di sela —
sela pembacaan materi pelajaran. Dalam tahap ini peneliti
menyempurnakan beberapa kekurangan yang masih terdapat dalam siklus
2 dalam menerapkan strategi membaca keras - keras. Hal ini dimaksudkan
untuk lebih meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam mata
pelajaran aqidah akhlak yang sudah dicapai pada siklus 2.
Secara rinci kegiatan yang dilakukan guru dan siswa pada siklus 2
adalah sebagai berikut;
a. Pertama - tama guru mengajak siswa untuk berdo'a bersama,
b. Dalam apersepsi {pembukaan) guru memberikan bimbingan dan
pengajaran tentang pokok - pokok materi pelajaran dan memberi
motivasi belajar kepada siswa selama kurang lebih IX) menit, kemudian
guru menanyakan kepada siswa apakah mereka masing - m asing
memegang satu buku pelajaran.
c. Ketika materi dibaca oleh salah seorang siswa, peneliti yang dalam hal
ini juga bertindak sebagai guru telah mempersiapkan beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dibaca. Dalam hal - hal
tertentu guru menghentikan sejenak proses membaca dan melakukan
refleksi dengan mengadakan tanya jawab dan diskusi tentang hal yang
baru saja dibaca.
d. Guru kemudian memberi kesempatan kepada para siswa untuk
melakukan diskusi tentang materi tersebut'
e. Guru akhirnya mengajukan pertanyaan - pertanyaan yang telah
disiapkan sebelumnya, para siswa menjawab pertanyaan - pertanyaan
tersebut dan bersama - sama mengambil kesimpulan tentang materi
yang dibaca.
2. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus 111 dilaksanakan pada
tanggal 15 April 2008 s.d. 21 April 2008 pada MI Grabag 03 yang
proses pengajaran mengacu pada tahap perencanaan yang telah
dipersiapkan peneliti yaitu dengan menggunakan strategi membaca keras -
keras. Peneliti meminta bantuan seorang teman guru yang bertindak
sebagai kolaborator untuk mencatat hal - hal yang terjadi selama
berlangsungnya proses belajar mengajar dengan strategi membaca keras -
keras. Observasi peneliti lakukan bersamaan dengan proses belajar
mengajar, sedangkan tes pada siklus 111 ini dilakukan pada akhir masa
siklus 111, yaitu pada tanggal 21 April 2008, namun karena bertepatan
dengan hari libur, maka test peneliti lakukan pada tanggal 23 April 2008.
Tujuan diadakannya tes ini adalah untuk mengetahui prestasi belajar
aqidah akhlak kelas IV setelah diterapkannya strategi membaca keras -
keras dengan menyempurnakan beberapa kekurangan pada siklus 2.
a. Siswa membaca materi pelajaran yang ada dalam buku pelajaran.
Dalam saat tertentu guru menghentikan sejenak proses membaca dan
melakukan refleksi dengan mengadakan tanya jawab dan diskusi
tentang hai yang baru saja dibaca.
b. Siswa melakukan diskusi tentang materi yang sedang dipelajari.
c. Siswa menjawab pertanyaan - pertanyaan yang telah disiapkan guru
sebelumnya, para siswa menjawab pertanyaan - pertanyaan tersebut
dan bersama - sama mengambil kesimpulan tentang materi yang
d. Pada akhir siklus DI, yaitu pada hari Senin, tanggal 21 April {karena
bertepatan dengan hari libur maka dilaksanakan pada hari Rabu, 23
April 2008) guru memberikan soal test Uh
e. Guru mencatat hasil belajar siswa (nilai) ke dalam daftar nilai yang
telah disiapkan.
3. Observasi
Selama kegiatan belajar mengajar pada siklus 111 berlangsung,
kolaborator mengamati tindakan yang dilaksanakan siswa dan guru sesuai
dengan lembar kegiatan yang telah disiapkan.
Adapun lembar kegiatan yang diamati meliputi:
a. Lembar pengamatan guru
No. Aspek Kegiatan
1
.
Kelengkapan administrasi‘2. Penyampaian pokok -- pokok pelajaran
3. Mempersiapkan pertanyaan - pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang dibahas
4. Memberikan informasi/ mengingatkan siswa
5. Menyuruh beberapa siswa untuk membaca keras - keras
6
.
Menyuruh siswa untuk mengulang membaca ketika siswa belummemahami materi secara baik.
7. Memperhatikan bacaan siswa
8. Melakukan penekanan pada point - point yang penting
10.
H .
12.
13.
Memberi pujian dan motivasi kepada siswa
Mengamati dan membimbing tugas siswa
Memberi kesempatan siswa untuk melakukan diskusi
Menyimpulkan hasil belajar
Lembar Kegiatan Siswa
No. Aspek Kegiatan
1. Memperhatikan
2. Membawa buku pelajaran
3. Membaca dengan keras dan jelas ketika diperintah membaca
4. Aktifbertanya
5. Dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru
6. Aktif dalam kegiatan diskusi
7. Dapat menyimpulkan materi yang dibahas
8. Dapat mempresentasikan materi yang dibahas
4. Refleksi
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus III
diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:
a. Guru sudah terbiasa menerapkan strategi membaca keras - keras.
b. Guru sudah dapat memanfaatkan waktu secara efektif, sehingga tidak
Dari hasil yang diperoleh pada siklus IH, peneliti telah mendapatkan hasil
belajar yang memuaskan. Hal ini berarti bahwa strategi membaca keras -