• Tidak ada hasil yang ditemukan

13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

A. TINJAUAN MEDIS

1. KEHAMILAN

a. Pengertian kehamilan

Kehamilan merupakan waktu transisi yakni suatu masa antara

kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan

dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Varney, 2007; hal.501)

Kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan)

dihitung saat hari pertama haid terakhir sampai lahirnya bayi. Dapat

disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses penyatuan sel telur dan

sperma yang berlangsung 40 minggu (Moctar R. 2012; hal.35).

Menurut Federasi Obstetrik Ginekologi Internasional (FOGI)

kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa

dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal

berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut

kalender internasional. (Prawirohardjo, 2010;hal.213)

Kehamilan dapat disimpulkan suatu masa antara kehidupan

sebelum memiliki anak yang didalamnya terjadi proses penyatuan sel telur

dan sperma yang kemudian bernidasi pada uterus, normalnya berlangsung

dalam waktu 40 minggu.

b. Tanda dan gejala kehamilan

Menurut Mochtar (2012;h.35-37) dalam bukunya Sinopsis Obstetrik

(2)

1) Tanda- tanda persumtif (tidak pasti)

Menurut Prawirohardjo (2010) dan Mochtar (2012) , tanda tidak

pasti kehamilan dapat ditentukan oleh:

a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil

b) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai:

(1) Tanda Hegar

Tanda Hegar, pelunakan dari kompresibilitas ismus Serviks sehingga ujug-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila ismus

ditekan dari arah yang berlawanan (Prawirohardjo, 2010;hal.217)

(2) Tanda Chadwick

Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,

vagina, dan Serviks (Prawirohardjo, 2010;hal.217) (3) Tanda Chadwick

Tanda Chadwick : pembesaran dan pelunakan Rahim ke salah satu sisi Rahim yang berdekatan dengan tuba uterine. Biasanya tanda

ini ditemukan dikehamilan usia 7-8 minggu (Mochtar, 2012;h.36).

(4) Kontraksi Braxton Hicks ( kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang) (Mochtar, 2012;h.36).

(5) Teraba Ballotlement

Fenomena bandul atau pantulan balik. Hal ini dapat dikenali

dengan jalan menekan tubuh janin melalui dinding abdomen yang

kemudian terdorong melalui cairan ketuban dan kemudian memantul

balik ke dinding abdomen atau tangan pemeriksa. Fenomena bandul

(3)

memantul kembali ke dinding uterus atau tangan pemeriksa setelah

memindahkan dan menerima tekanan balik cairan ketuban didalam

kavum uteri (Prawirohardjo, 2010;h.220).

2) Tanda - tanda Kemungkinan Hamil

a) Amenorea (Terlambat datang bulan)

Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir

menggunakan perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan

perkiraan persalinan (Manuaba, 2010;h.107).

b) Mual dan Muntah (Emesis)

Pengaruh esterogen dan progesterone menyebabkan

pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah

terutama dipagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang

fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu

makan berkurang (Manuaba, 2010;h.107).

c) Mengidam (ingin makanan khusus)

Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman terutama

pada bulan-bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu

bau-bauan (Mochtar, 2012;h.35).

d) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri

Disebabkan pengaruh esterogen dan progesteron yang

(4)

e) Sering Miksi

Desakan Rahim ke depan menyebabkan kandung kemih

cepat terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini

akan menghilang (Manuaba, 2010;h.107).

f) Konstipasi atau Obstipasi

Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltic usus,

menyebabkan kesulitan untuk buang air besar ( Manuaba,

2010;h.107).

g) Pigmentasi kulit

Dipengaruhi oleh hormona kortokosteroid plasenta, dijumpai

di muka (chloasma gravodarum), aerola payudara, leher dan

dinding perut (linea nigra ) (Manuaba, 2010;h.107 dan Mochtar,

2012;h.35).

h) Varises atau penampakan pembuluh darah vena

Karena pengaruh esterogen dan progesterone, terutama

bagi yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah terjadi

disekitar genitalia ekstema, kaki, betis, dan payudara. Penampakan

pembuluh darah ini akan menghilang setelah persalinan (Manuaba,

2010;h.108).

3) Tanda-tanda Pasti Hamil

Menurut Manuaba (2010;h.109) dan Mochtar (2012;h.36-37),

tanda-tanda kehamilan dapat ditentukan oleh :

a) Gerakan janin dalam Rahim.

(5)

(1) Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat

Doppler

(2) Dilihat dengan Ultrasonografi

Pemeriksaan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat

kerangka janin, ultrasonografi.

c. Perubahan anatomi fisiologis dalam kehamilan

1) Sistem reproduksi

a) Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima

dan melindungi hasil konsepsi ( janin, plasenta, amnion ). Pada

perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan kapasitas

10 ml atau kurang. selama kehamilan uterus akan berubah menjadi

suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan

amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 l

bahkan dapat mencapai 20 l atau lebih dengan berat rata-rata 1100

gr.

Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama

oleh hormon estrogen dan sedikit oleh progesteron. tuba fallopi,

ovarium, ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus,

sementara di akhir kehamilan akan berada sedikit diatas pertengahan

uterus.

Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot

uterus, dimana bagian uterus mengelilingi tempat implantasi akan

(6)

akan menyebakan uterus tidak rata tanda ini dikenal dengan

piscaceck. ( Prawirohardjo, 2010;hal. 174)

Pada minggu- minggu pertama kehamilan uterus masi sepertih

bentuk aslinya seperti buah avokado. Seiring dengan perkembangan

kehamilanya, daerah fundus dan korpus menjadi bentuk sferis pada

usia kehamilan 12 minggu. Itsmus uteri pada kehamilan pertama

mengadakan hipertrofi yang mengakibatkan uterus lebih panjang dan

lunak yang dikenal dengan tanda hegar. ( Prawirohardjo,

2010;hal.175)

Tabel 2.1 Perubahan TFU Sesuai Umur Kehamilan

Tinggi fundus uterus Usia kehamilan

1/3 diatas simfisis 12 minggu

½ diatas simfisis pusat 16 minggu

2/3 diatas simfisis 20 minggu

Setinggi pusat 22 minggu

1/3 diatas pusat 28 minggu

½ pusat prosesus xifoidus 34 minggu

Setinggi proseus xifoidus 36 minggu

2 jari (4 cm) dibawah prosesus xifoidus

40 minggu Sumber: Manuaba, (2010. h;100)

b) Serviks

Satu bulan setelah konsepsi servik akan menjadi lebih lunak

dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi

dan terjadinya edema pada seluruh Serviks bersamaan dengan

terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar Serviks.

(7)

fibroblas, epitel, serta pembuluh darah. Pada akhir trimester pertama

kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus.hal ini

terjadi akibat penurunan kolagen secara keseluruhan ( Prawirohardjo,

2010;hal. 177)

c) Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan

pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang

ditemukan ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal 6-7 minggu

awal kehamilan dan setelahnya berperan sebagai penghasil

progesteron dalam jumlah minimal ( Prawirohardjo, 2010;hal. 178).

d) Vagina dan perineum

Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia

terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga

pada vagina akan terlihat berwarna keunguan dikenal dengan tanda

Chadwick. ( Prawirohardjo, 2010;hal. 178).

Dinding vagina banyak terjadi perubahan merupakan persiapan

mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya

ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, hipertrofi sel otot

polos. Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi dimana akan

berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5 – 6 yakni hasil

peningkatan asam laktat yang dihasilkan oleh vagina dari lactobacillus acidophilus( Prawirohardjo, 2010;hal. 178).

e) Kulit

Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

(8)

Perubahan ini dikenal sebagai striae gravidarum. Banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang muncul

pada daerah wajah dan leher yang disebut chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada areola dan daerah genitalia akan terlihat pigmentasi yang berlebihan ( Prawirohardjo, 2010;hal. 179).

f) Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan

payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara

akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih

terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.

setelah bulan pertama cairan berwarna kekuningan disebut kolostrum

dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang

mulai bersekresi. Setelah persalinan kadar progeteron dan estrogen

menurun sehingga pengaruh inhibisi progesteron terhadap α-

laktabumin akan hilang. areola juga akan lebih besar dan kehitaman.

Kelenjar mongtgomery , yaitu kelnjar sebase areola, akan membesar

dan cenderung menonjol keluar ( Prawirohardjo, 2010;hal. 179).

2) Perubahan metabolik

Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan

berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan

cairan ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan

bertambah 12,5 kg (Prawirohardjo, 2010;hal.180)

(9)

Pada minggu ke – 5 cardial output akan meningkat dan

perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik.

Antara minggu 10 dan ke 20 terjadi peningkatan volume plasma

sehingga juga terjadi peningkatan preload.

Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan

vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi

terlentang. penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah

balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac

output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang

dikenal dengan sindrom hipotensi supine. Pada aorta ini juga akan

mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. selama trimester akhir

posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun dibandingkan

dengan posisi miring. Volume darah akan meningkat secara progresif

mulai minggu ke 6 - 8 kehamilan dan puncaknya pada minggu ke 32 –

34. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45 %. Hal ini

dipengaruhi oleh progesteron dan estrogen pada ginjal. Eripoetin ginjal

akan meningkat jumlah sel darah sebanyak 20 – 30 %, tetapi tidak

sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan

mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin (

Prawirohardjo, 2010;hal. 182-183).

4) Sistem respirasi

Frekuensi pernafasan mengalami perubahan saat kehamilan,

volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen per menit akan

bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut (Prawirohardjo,

(10)

5) Traktus urinarius

Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan

tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan

sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya

kehamilan apabila uterus keluar dari rongga panggul . Pada akhir

kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul,

keluhan itu akan timbul kembali (Prawirohardjo, 2010;hal. 185)

6) Sistem endokrin

Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±

135 %. tetapi kelenjar-kelenjar ini tidak mempunyai arti penting dalam

kehamilan (Prawirohardjo, 2010;hal. 186)

7) Sistem muskuloskeletal

Lordosis yang progesif akan menjadi bentuk yang umum pada

kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi

anterior, lordosis menggeser pusat daya kebelakang kearah dua tungkai

(Prawirohardjo, 2010;hal. 186)

d. Perubahan psikologi dalam kehamilan

Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil

cukup labil. Seorang wanita hamil sangat sensitif dan cenderung bereaksi

berlebihan. mereka sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri

maupun pada bayinya. Cemas akan hal-hal yang tidak dipahami karena

mereka merasa tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang

mereka jalani sedang berada dalam suatu proses yang tidak dapat berubah

(11)

rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, terkadang berkaitan erat

dengan perubahan bilologis yang sedang terjadi. (Varney, 2007;hal.501)

Trimester pertama sering disebut sebagai periode penyesuaian.

Penyesuaian yang dilakukan seorang wanita terhadap kenyataan bahwa ia

sedang megandung. Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri. tanggung

jawab yang baru atau tambahan tanggungannya, kecemasan yang

berhubungan dengan kemampuanya untuk menjadi seorang ibu.

Trimester kedua dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,

yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala

ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Lebih banyak

bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya, aktifitasnya berfokus pada

kehamilan, mulai belajar cara merawat anak, mempersiapkan peran baru,

mengalami kemajuan dalam hubungan seksual , telah mengalami

perubahan dari seorang yang menuntut menjadi seorang yang mencari

kasih sayang, dan semua faktor ini turut mempengaruhi peningkatan libido

(Varney, 2007;hal.503)

Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh

kewaspadaan . Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi

sebagai makhluk yang terpisah sehingga wanita menjadi tidak sabar

menanti kehadiran sang bayi.Perhatian utama wanita hanya terfokus pada

bayi yang akan segera dilahirkan. Wanita kembali merasakan

ketidaknyamanan fisik menjelang akhir kehamilan. (Varney, 2007;hal

503-304).

e. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

(12)

1) Trimester Pertama

Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan fertilisasi dan

proses fusi pronekleus pada wanita dan pria masing-masing ovum dan sperma. Proses fusi ini menghasilkan sel tunggal yang disebut zigot.

Segera setalah fertilisasi zigot yang dihasilkan mulai mengalami pembelahan sel mitosis yang disebut pembelahan.

a) Minggu ke-3

Ditandai dengan mulainya morfogenesis, yakni perkembangan bentuk tubuh(embrio)

b) Minggu ke-4

Jantung mulai berdetak pasca fertilisasi (enam minggu berdasarkan

menstruasi terakhir). Selama minggu ke-4 terjadi perkembangan

lapisan longitudinal meliputi lapisan kepala dan lapisan ekor yang mengubah embrio dari bentuk yang lurus menjadi bentuk yang

memiliki lekuk. Pada akhir minggu ke-4, embrio diperkirakan memiliki

gambaran seperti kadal dan mempunyai bakal telinga(lubang otis),

lengan(bakal lengan), tungkai(bakal tungkai), dan struktur leher serta

wajah(empat lekuk brakial pertama).

c) Minggu ke-5

Perkembangan pesat pada otok menghasilkan perkembangan kepala

yang membesar dan membuatnya menjadi bagian yang lebih besar

dari pada anggota tubuh yang lain. Perkembangan berlangsung dari

(13)

d) Minggu ke-6

Perkembangan pada minggu ini terbentuk mulut hidung, dan mata

mulai terlihat.

e) Minggu ke-7

Perkembangan janin pada minggu ini yaitu berkemmbang lempeng

kaki, kelopak mata dapat terllihat, usus halus mengalami herniasi

kebagian belakang tali pusatyang memiliki ruan untuk usus tersebut.

f) Minggu ke-8

Periode ini menandai akhir dari periode embroik. Semua struktur

internal dan eksternal telah terbentuk dan mengalami perkembangan.

2) Trimester kedua dan ketiga

1) Minggu ke 13-16

Kelopak mata mengalami fusi sedangkan kepala berkembang lambat,

sementara telinga bergerak ke posisi yang lebih tinggi pada kepala

dan dagu, kedua lengan telah mencapai panjang sesungguhnya,

kuku jari tangan mulai berkembang, respon reflek sudah terjadi meski

ibu belum merasakan. Minggu ke 14 jenis kelamin mulai jelas

terlihat, pada minggu ke 16 terjadi perkembangan tulang.

2) Minggu ke 17-20

Kaki telah mancapai panjang total, kuku jari kaki mulai tumbuh,

kelopak mata masih menyatu, pada akhir bulan vernik caseosa mulai

menutupi seluruh tubuh. Vernik Caseosa adalah campuran sebum

(sekresi dari kelenjar sebasea) dan sel epitel permukaan yang tebal,

suatu substansi seperti keju yang melindungi kulit janin yang rapuh.

(14)

3) Minggu ke 21-24

Seluruh tubuh janin dilapisi Ianugo, yakni rambut halus yang menurun,

bakal gigi permanen telah muncul, tangan mulai membentuk kepalan

dan pegangan, lemak coklat yang merupakan sumber energi,

produksi panas dan pengaturan panas pada bayi baru lahir juga

mulai terbentuk.

4) Minggu ke 25-28

Sufaktan mulai dihasilkan paru-paru pada usia 26 minggu, gerakan

menghisap semakin kuat, mata mulai menutup dan membuka, kuku

pada jari mulai terlihat.

5) Minggu ke 29-32

Tubuh janin sudah berisi lemak, janin telah memiliki kendali terhadap

gerak pernapasan yang berirama dan temperature tubuh, mata telah

terbuka, reflek cahaya terhadap pupil muncul.

6) Minggu ke 33-36

Kulit mulai halus, tubuh menjadi semakin bulat, rambut memanjang ,

kuku sudah sempurna, testis sebelah kiri biasanya telah turun ke

skrotum.

7) Minggu ke 37-40

Pertumbuhan dan perkembangan janin telah mencapai sempurna

dengan dada dan kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis

kelamin, kedua testis sudah masuk ke skrotum, ianugo semakin

(15)

f. Ketidaknyamanan pada kehamilan

Menurut varney, (2007; h. 536-539) ketidaknyamanan umum

selama kehamilan yaitu :

1) Trimester pertama

a) Nausea

Dengan atau tanpa disertai muntah-muntah, Nausea lebih

kerap terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih kerap

terjadi dipagi hari. Penyebab morning sickness masih belum

diketahui dengan pasti , tetapi sejumlah ide telah dikembangkan. Ide

ini mencakup perubahan hormone selama kehamilan. Kadar gula

darah yang rendah disebabkan oleh tidak makan sehingga

mengakibatkan siklus yang tidak berujung pangkal. Lambung yang

terlalu penuh paristaltik yang lambat dan factor lain emosi lainnya.

b) Ptialisme

Merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat disebabkan

oleh peningkatan keasaman didalam mulut atau peningkatan asupan

zat peti, yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan

mengalami sekresi berlebihan.

c) Keletihan

Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan oleh

penurunan drastis laju metabolisme dasar pada awal kehamilan,

tetapi hal tersebut masih belum jelas dugaan lain yaitu bahwa

peningkatan progesterone memiliki efek sehingga menyebabkan

tidur.

(16)

Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama

akibat peningkatan ukuran payudara yang membuat payudara

semakin membesar dan terasa berat.

e) Leukorea

Leukoria adalah sekresi vagina dalam jumlah besar dengan

konsistensi kental atau cair yang dimulai pada trimester pertama.

f) Peningkatan Frekuensi Berkemih

Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat

peningkatan berat pada fundus uterus. Peningkatan barat pada

fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda hegar)

menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar.

2) Trimester ke dua

a) Nyeri uluh hati

Yaitu ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir

trimester ke 2 dan bertahan pada trimester ke 3.

b) Konstipasi

Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltik yang

disebabkan relaksi otot polos pada usus besar ketika terjadi

peningkatan jumlah progesteron.

c) Hemoroid

Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu,

(17)

d) Varises

Varises vena lebih mudah muncul pada wanita yang memiliki

kecenderungan tersebut dalam keluarga atau juga memiliki faktor

predisposisi kongenital.

3) Trimester ketiga

a) Nokturia

Peningkatan frekuensi berkemih pada trimester ketiga

b) Insomnia

Penyebabnya seperti kekhawatiran, kecemasan, terlalu

gembira menyambut suatu acara untuk keesokan harinya.

c) Kram tungkai

Kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan

kalsium yang tidak adekuat atau ketidakseimbangan resiko kalsium

dan fosfor dalam tubuh.

g. Tanda Dan Bahaya dalam kehamilan

Menurut (Kusmiyati, 2009 : 136) tanda dan bahaya dalam

kehamilan yaitu:

1) Perdarahan pervaginam

2) Sakit kepala hebat

3) Penglihatan atau pandangan kabur

4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan dan

(18)

h. Komplikasi dalam kehamilan

1) Hyperemesis Gravidarum Adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil karena keadaan umumnya memburuk, karena terjadi

dehidrasi.

2) Toksemia Gravidrum adalah kumpulan gejala-gejala dalam kehamilan yang merupakan trias HPE (Hipertensi, Proteinuria, Edema) yang kadang-kadang lebih parah diikuti oleh KK (kejang-kejang / konvulsi

dan koma).istilah lain pre-eklamsia dan eklamsia.

3) Abortus(keguguran) adalah (menurut eastman) pengeluaran hasil konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu sebelum janin dapat hidup dilaur kandungan. beratnya antara 400-1000 gram.

Jenis-jenis abortus menurut Prawirohardjo (2010. Hal 467) yaitu :

a) Abortus Iminens

Merupakan abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman

terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri

masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.

b) Abortus Insipiens

Merupakan abortus yang sedang mengancam yang ditandai

serviks telah mendatar dab astium uteri telah membuka, akan

tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses

pengeluaran.

c) Abortus Kompletus

(19)

d) Abortus Inkompletus

Merupakan abortus yang sebagian hasil konsepsi telah keluar

dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal.

e) Missed abortus.

Merupakan abortus yang ditandaidenganembrioatau fetus telah

meninggal dalam kadungan sebelum kehamilan 20 minggu dan

hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.

f) Abortus habitualis

Merupakan abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih

berturut-turut

4) Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan Ektopik) adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi diluar endometrium rahim.

5) Penyakit Trofoblas adalah karena kehamilan yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta dibagi empat bentuk klinik patologis yaitu : Mola hidatidosa, Mola invasif, Choriocarcinoma, dan Plasental site trophoblastic tumor

6) Penyakit dan Kelainan Plasenta dan Tali Pusat

a) Penyakit plasenta

(1) Infark plasenta adalah jaringan putih keras berukuran kecil sampai beberapa cm persegi panjang pada permukaan maternal

maupun pada permukaan fetal plasenta.

(2) Kalsifikasi plasenta, bila plasenta menjadi tua, timbullah penimbunan kalsium pada lapisan atas desidua basalis, terutama

ditempat sekitar tertanamya vili, dan ditempat-tempat yang telah

(20)

(3) Tumor plasenta (Kista plasenta, fibromata, miksifibromata, hemangioma, dan koriangioma)

(4) Plasentitis dan korio-amnionitisinfeksi plasenta korion, dan amnion yang disebabkan oleh pemeriksaan dalam yang

berulang-ulang yang dapat berakibat buruk pada janin dan ibu.

(5) Insufisiensi plasenta adalah ketidaksanggupan plasenta mencukupi oksigenasi, zat-zat makanan, ekskresi, dan hormon

bagi janin.

b) Kelainan dan penyakit tali pusat

(1) Kelainan insersi tali pusat diantaranya adalah plasenta bailedore (insersi tali pusat di tepi plasenta), insersio velamentosa (bila tali pusat berinsersi dalam ketuban, dan pembuluh-pembuluh darah

berjalan diantara lapisan amnoin dan korion ke plasenta.

(2) Kelainan panjang tali pusat dan kelainan lainnya. Panjang tali

pusat rata-rata adalah 55 cm, tali pusat terpendek 2-3 cm dan

terpanjang 200 cm. Tali pusat yang pendek dapat menghalangi

turunya kepala dan menyebabkan solusio plasenta. Kelainan tali

pusat seperti lilitan tali pusat, kelainan bawaan tali pusat, varises tali pusat, dan edema tali pusat.

7) Air ketuban ( Liquor Amnii/Amniotic Fluid dan kelainannya)

oligohidramnion (air ketuban kurang dari normal, yaitu lebih kecil dari

½ liter ), hidramnion )jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal,

biasanya kalau lebih dari 2 liter), ketuban pecah dini ( pecahnya

(21)

8) Kehamialn ganda atau hamil kembar kehamilan dengan dua janin atau

lebih (Roestam Mochtar, 2012;h.149)

9) Anemia pada kehamilan

Merupakan anemia karena kekurangan zat besi. karena

kebutuhan zat besi pada ibu hamil 900 mg Fe untuk meningkatkan

jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan

plasenta. pada pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan

HB sahli digolongkan sebagai berikut.

a) Hb 11gr% tidak anemia

b) Hb 9-10gr% anemia ringan

c) Hb 7-8gr% anemia sedang

d) Hb <7gr% anemia berat.

Pengaruhnya pada kehamilan dan janin adalah dapat terjadi

abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin

dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis

(Hb<6gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, pendarahan

antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Pengobatannya dengan tablet

Fe (Manuaba, 2010; h.237-240).

i. Antenatal Care

Asuhan antenatal atau antenatal care adalah upaya preventif

program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal

dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama

kehamilan (Prawirohardjo, 2010;h.278).

Menurut Mochtar (2012. h;38) tujuan pemeriksaan dan pengawasan

(22)

1) Tujuan umum menyampaikan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan

anak selama masa kehamilan, persalinan, nifas; dengan demikian,

didapatkan ibu dan anak yang sehat.

2) Tujuan Khusus adalah :

a) Mengenali dan menangani penyulit yang mungkin dijumpai dalam

kehamilan, persalinan, dan nifas.

b) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak, serta

c) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan

keluarga berencana kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi.

3) Jadwal pemeriksaan kehamilan

a) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika

haid terlambat satu bulan.

b) Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan.

c) Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.

d) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.

e) Periksa khusus jika ada keluhan-keluhan.

Beberapa istilah yang dipakai untuk pemeriksaan dan pengawasan

ibu hamil adalah sebagai berikut:

1) Antenatal care: pengawasan sebelum anak lahir, terutama

ditujukan pada anak.

2) Prenatal care: pengawasan pra-kelahiran.

3) Antepartal care: pengawasan sebelum bersalin, lebih ditujukan

pada keadaan ibu.

(23)

Dalam Bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal diberi

kode huruf K yang merupakan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang

lengkap adalah K1, K2, K3 dab K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali

hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama

kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kunjungan antenatal pada usia

kehamilan diatas 36 minggu (Prawirihardjo, 2010; h. 279).

Tabel 2.2 Jadwal kunjungan antental care

Kunjungan ke-

Umur kehamilan Tujuan

I 16 minggu  Penapisan dan pengobatan anemia

 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

II dan III 24-28 minggu dan 32 minggu

 Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya  Penapisan preeklamsia, gemelli,

infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan

 Mengulang perencanaan persalinan

IV 36 minggu sampai lahir  Kegiatan yang dilakukan sama dengan kunjungan I dan II  Mengenali adanya kelainan letak

dan presentasi

 Memantapkan rencana persalinan  Mengenali tanda-tanda persalinan

(24)

Pada profil kesehatan Indonesia tahun (2015. h;105-106) dijelaskan

bahwa pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar

kualitas yaitu :

1) Penimbangan berat badan dan pengukuran berat badan

2) Pengukuran tekanan darah

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)

4) Pengukuran titik puncak Rahim (fundus uteri)

5) Penentuan status imunisasi tetanus dan toksoid sesuai status imunisasi

6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan

7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan

konseling, termasuk keluarga berencana)

9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),

pemeriksaan protein urine dan pemeriksaan golongan darah (bila belum

pernah dilakukan sebelumnya)

10) Tatalaksana kasus

Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT

Antigen Interval Lama

(25)

2. PERSALINAN

a. Pengetian Persalinan

Menurut Manuaba (2010; h. 164) persalinan adalah proses

pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri.

Menurut Mochtar (2012;h.96) persalinan adalah suatu proses

pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari

rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.

Jadi disimpulkan persalinan merupakan proses pengeluaran hasil

konsepsi melalui jalan lahir atau jalan lain.

b. Macam-macam persalinan

Beberapa istilah yang berhubungan dengan persalinan menurut

(Mochtar, 2012; h.69) adalah sebagai berikut:

1) Menurut cara persalinan

a) Persalinan spontan

Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui

jalan lahir ibu.

b) Persalinan Buatan

Bila persalinan dibantu tenaga dari luar, contohnya persalinan

dengan ekstraksi vakum, forceps, atau dilakukan operasi section

caesaria

c) Persalinan anjuran

Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi

berlangsung setelah pemecahan ketuban (amniotomi) pembarian

(26)

c. Tanda Mulainya Persalinan

Menurut Manuaba (2010;h. 167) Penurunan hormon progesteron

menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim

menyebabkan :

1) Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada

primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak dibagian bawah,

diatas simfisis pubis dan sering berkemih atau sulit kencing karena

kandung kemih tertekan kepala bayi.

2) Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.

3) Muncul saat nyeri didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim

dan tertekannya pleksus frankenhauser yang terletak sekitar Serviks

(tanda persalinan palsu).

Tabel 2.4 Teori kemungkinan terjadinya proses persalinan

Teori Uraian

Toeri keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu tertentu. setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. contohnya pada kehamilan ganda

Teori penurunan progesteron Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. akibatnya otot rahim mulai

berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progsteron tertentu.

(27)

Teori prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin dianggap dapat menimbulkan kontraksi sehingga terjadinya persalinan.

Teori hipotalamus-hipofisis dan glandula suprarenalis

Pemberian kostikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin, induksi mulainya persalinan. Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-hipofisis dengan mulainya persalinan. glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.

sumber : Manuaba (2010;H. 168)

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalanya proses

persalinan adalah penumpang (passenger), jalan lahir (passage),

kekuatan (power), posisi ibu(positioning), dan respons psikologis

(psychology response).( Sondakh,2013;h. 4)

a) Penumpang (passengger)

Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta.

Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala

janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin, sedangkan yang perlu

diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar, dan luasnya.

b) Jalan lahir (passage)

Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan

(28)

- Kekuatan primer (kontraksi involunter)

Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan

dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang.

- Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)

Pada kekuatan ini,otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi

dan mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan

tekanan inraabdomen.

d) Posisi ibu(positioning)

Posisi ini dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi

persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk

menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki

sirkulasi.

e) Respon psikologi (psychology response)

Respons psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:

- Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan

- Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan

- Saudara kandung bayi selama persalinan.

d. Tahapan Persalinan

Tahapan dari persalinan terdiri atas kala 1 (kala pembukaan), kala II

(kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala

pengawasan/observasi/pemulihan) (Sondakh, 2013;hal. 5).

1) Kala I (Kala pembukaan)

Kala I dimulai dari saat persalinan mulai(pembukaan nol) sampai

(29)

I. Fase laten: berlangsung selama 8 jam, Serviks membuka sampai 3 cm.

II. Fase aktif: berlangsung selama 7 jam, Serviks membuka dari 4 cm

sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi menjadi 3

fase:

- Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

- Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung

sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

- Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2

jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

2) Kala II (Kala pengeluaran janin)

Gejala utama kala II adalah sebagai berikut:

a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi

50 sampai 100 detik

b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak.

c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti

keinginan mengejan akibat tertekanya pleksus frankenhauser.

d) kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi

sehingga terjadi:

- Kepala membuka pintu

- Subocciput bertindak sebagai hipomoglion, kemudian secara berturut

turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta kepala

(30)

e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu

penyesuaian kepala dan punggung.

f) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong

dengan cara:

- Kepala dipegang pada os occiput dan di bawah dagu, kemudian

ditarik dengan menggunakan cunam ke bawah untuk untuk

melahirkan bahu depan dan ke atas untuk melahirkan bahu belakang.

- Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan

bayi.

- Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.

g) Lamanya kala II untuk primigravida 1,5-2 jam dan multigravida 1,5-1

jam.

3) Kala III (Pelepasan plasenta)

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya

plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda

dibawah ini:

a) Uterus menjadi bundar

b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah

rahim.

c) Tali pusat bertambah panjang

d) Terjadi semburan darah tiba-tiba

4) Kala IV(kala pengawasan/Observasi/pemulihan)

(31)

karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam

pertama.darah yang keluar selama perdarahan harus ditakar

sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh

luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan pada Serviks dan

perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah

250 cc, biasanya 100-300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500 cc, maka

sudah dianggap abnormal, dengan demikian harus dicari penyebabnya

(Sondakh, 2013;h.7) .

ada 7 pokok penting berikut:

a) Kontraksi rahim: baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan

palpasi. Jika perlu lakukan masase dan berikan uterotanika, seperti

methergin, atau ermetrin dan oksitosin.

b) Perdarahan ada atau tidak banyak atau biasa

c) Kandung kemih harus kosong, jika penuh, ibu dianjurkan berkemih

dan kalau tidak bisa lakukan kateter.

d) Luka-luka jahitanya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak

e) Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap

f) Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernapasan, dan masalah

lain.

g) Bayi dalam keadaan baik

(1) Rencana asuhan kala I

Menurut (Sondakh, 2013;h. 114) ada beberapa rencana tindakan

dalam asuhan kala I dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini :

(32)

- Persiapan perlengkapan, bahan-bahan, dan obat-obatan yang

diperlukan

- Persiapan rujukan

- Memberikan asuhan sayang ibu

- Pengurangan rasa sakit

Menurut varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat

dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:

(a) Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama

persalinan (suami, orangtua).

(b) Pengaturan posisi: duduk atau setengah duduk, merangkak, berjongkok,

berdiri, atau berbaring miring kekiri.

(c) Relaksasi pernafasan

(d) Istirahat dan privasi

(e) Penjelasan mengenai proses/kemajuan persalinan/prosedur yang akan

dilakukan.

(f) Asuhan diri.

(g) Sentuhan.

- Dukungan emosional

- Mengatur posisi

- Pemberian cairan dan nutrisi

- Kebutuhan psikologis

- Kamar mandi

Sebelum proses perssalinan dimulai, sebaiknya anjurkan ibu untuk

(33)

- Persiapan persalinan.

(2) Asuhan kala II

- Pemantauan ibu

Tanda-tanda dan gejala kala II adalah sebagai berikut:

(a) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

(b) Ibu merasakan makin menningkatnya tekanan pada rectum dan atau

vagina.

(c) Perineum terlihat menonjol

(d) Vulvva vagina dan sfingter ani terlihat membuka

(e) Peningkatan pengeluaran lendir darah.

Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi kesejahteraan ibu

adalah sebagai berikut:

(i) Tanda-tanda vital:tekanan darah(setiap 30 menit), suhu,nadi (setiap

30 menit),pernafasan

(ii) Kandung kemih

(iii) Urin: protein dan keton

(iv) Hidrasi: cairan, mual, muntah.

(v) Kondisi umum: kelemahan dan keletihan fisik, tingkah laku, dan

respons terhadap persalinan, serta nyeri dan kemampuan koping.

(vi) Upaya ibu meneran.

(vii) Kontraksi setiap 30 menit.

- Kemajuan persalinan

Jika terjadi penurunan janin selama kala I fase aktif dan memasuki

fase pengeluaran, maka dapat dikatakan kemajuan persalinan cukup baik.

(34)

primigravida dan 15 menit untuk multipara. Pada kala II yang berlangsung

lebih dari 2 jam bagi primigravida atau 1 jam bagi multipara. Dianggap sudah

abnormal, tetapi saat ini hal tersebut tidak mengindikasikan perlunya

melahirkan bayi dengan forcep atau vakum ekstraksi.

- Pemantauan janin

Beberapa hal dari janin yang harus selalu dperhatikan adalah:

(1) Denyut jantung janin DJJ

-Denyut normal 120-160 kali/menit

-Perubaahan DJJ, pantau setiap 15 menit.

-Variasi DJJ dari DJJ dasar

-Pemeriksaan auskultasi DJJ setiap 30 menit.

(2) Adanya air ketuban dan karakteristiknya (jenih, keruh,

kehijauan/tercampur mekonium)

(3) Penyusupan kepala janin.

- Asuhan Dukungan

Beberapa asuhan dan dukungan yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut:

(a) Pemberian rasa aman, dukungan, dan keyakinan kepala ibu bahwa ibu

mampu bersalin.

(b) Membantu pernafasan

(c) Membantu teknik meneran

(d) Ikut sertakan dan hormati keluarga yang menemani

(35)

(h) Pastikan kandung kemih kosong.

(3) Asuhan kala III

(a) Perubahan fisiologis pada kala III

(i) Perubahan bentuk dan tinggi fundus

Menurut (Sondakh, 2013;h.136) Setelah bayi lahir dan sebelum

miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh, dan tinggi

fundus biasanya terletak dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan

plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau berbentuk

menyerupai buah pir atau alpukat, dan fundus berada diatas pusat (sering

kali mengarah ke sisi kanan).

(ii) Tali pusat memanjang

Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda ahfeld)

(iii) Semburuan darah mendadak dan singkat

Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong

plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan

darah(retroplacental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus dan

permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya, maka darah

akan tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.

Manajemen aktif kala III

Tujuan manajemen kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus

yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan,

dan mengurangi kehilangan kala III persalinan jika di bandingkan dengan

(36)

Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:

(1) Memberikan suntikan oksitosin dalam satu menit pertama setelah bayi lahir.

(2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali

(3) Masase fundus uteri.

 Penegangan tali pusat terkendali

Prosedur penegangan tali pusat secara terkendali adalah:

(a) Berdiri di samping ibu.

(b) Memindah klem (penjepit untuk memotong tali pusat saat kala II) pada

tali pusat sekitar 5-20 cm dari vulva, memegang tali pusat lebih dekat

ke vulva akan mencegah avulsi.

(c) Meletakan tangan yang satunya pada abdomen ibu (beralaskan kain)

tepat di atas sympisis pubis. Tangan ini digunakan untuk meraba

kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan

penegangan pada tali pusat.

(4) Asuhan kala IV

Kala IV merupakan tahap pemulihan yaitu periode, yaitu periode

yang kritis untuk ibu dan bayi baru lahir. Mereka bukan saja pulih dari

proses fisik persalinan, tetapi juga memulai suatu hubungan baru.

- Penatalaksanaan Kala IV

Beberapa tindakan penatalaksanaan pada kala IV antara lain:

(a) Memonitor konsistensi uterus. Uterus harus berkontraksi secara efektif,

teraba padat, dan keras.

(37)

- Riwayat atoni uterus pada kehamilan sebelumnya

- Status ibu sebagai grandmultipara

- Distensi berlebihan pada uterus, misalnya pada kehamilan kembar,

polihidramnion, atau makrosomia.

- Induksin atau augmentasi persalinan

- Persalinan presipiatus

- Persalinan memanjang.

(I) Mengecek kelengkapan plasenta dan membran pada saat inspeksi.

(II) Mengecek status kandung kemih

(III) Meminta ketersediaan orang kedua untuk memantau konsistensi uterus

dan aliran lokia, serta membantu masase uterus.

(IV) Menilai kemampuan pasangan ibu-bayi untuk memulai pemberian ASI

(Sondakh, 2013;h. 145)

e. Langkah asuhan persalinan normal

Menurut Buku APN,(2014;h.79-114) langkah asuhan persalinan normal

yaitu:

Melihat tanda kala dua

1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua:

a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran

b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau

vaginya

c) Perineum menonjol

d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka

(38)

2) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan.

Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril

sekali pakai di dalam partus set.

3) Mengenakan baju penutup atau clemek plastik yang bersih

4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua

tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan

tangan dengan handuk satu kali pakai atau pribadi yang bersih.

5) Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam.

6) Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik(dengan memakai sarung

tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakan kembali di partus

set/wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung

suntik.

Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik:

7) Membersihkan vulva dan perineum, menekanya dengan hati-hati.

8) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk

memastikan bahwa pembukaan Serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban

belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang

masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%.

10) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir.

Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan

(39)

11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.

Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan

keinginanya.

12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran

13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat

untuk meneran.

Persiapan pertolongan kelahiran bayi:

14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakan

handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15) Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.

16) Membuka partus set.

17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

Menolong kelahiran bayi.

18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum

dengan satu tangan yang di lapisi kain, letakan tangan yang lain di kepala

bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala

bayi.

19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau

kassa yang bersih.

20) Memeriksa lilitan tali pusat

21) Menunggu hingga kepala bayi melalukan putaran paksi luar secara spontan.

Lahir bahu:

22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di

masing-masing sisi muka bayi(bipariental). Menganjurkan ibu untuk meneran

(40)

arah luar hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian

dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu

posterior.

23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang

berada di bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior

lahir ke tangan tersebut.

24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas dan

punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung kaki lahir.

Penanganan bayi baru lahir:

25) Menilai bayi dengan cepat

26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan

kontak kulit dengan ibunya. Lakukan penyuntikan oksitosin/IM

27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi

28) Memegang tali pusat dengan satu tangan dan memotongnya.

29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi

dengan seluimut yang bersih dan kering.

30) Memberikan bayi kepada ibunya untuk memulai pemberian ASI.

Oksitosin:

31) Meletakan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk

mengecek untuk memungkinkan adanya bayi yang kedua.

32) Memberitahu pada ibu bahwa ia akan di suntik.

33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10

unit/IM

(41)

35) Meletakan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu untuk melakukan

palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem

dengan tangan yang lain.

36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke

arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Mengeluarkan plasenta

37) Setelah plasenta lepas lakukan PTT

38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta

dengan menggunakan kedua tangan. Memegang kedua plasenta dengan

dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta sehingga selaput kebutan

terpilih.

Pemijatan uterus:

39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus.

40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan

selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban

lengkap dan utuh.

41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum.

42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.

43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan dengan larutan

klorin 0,5%.

44) Menempatkan klem tali pusat di desinveksi tingkat tinggi atau steril atau

mengikatkan tali desinveksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali

pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45) Mengikat satu lag simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan

(42)

46) Melepaskan klem bedah dan melepaskannya kedalam larutan klorin 0,5%.

47) Menyelimuti bayi dan menutupi bagian kepalanya.

48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :

a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.

b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.

c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.

d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan peralatan yang

sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri.

e) Jika ditemukan laserasi yang memmerlukan jahitan, lakukan penjahitan

dengan anestesi lokal.

50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase uterus dan

memeriksa kontraksi uterus.

51) Mengevaluasi kehilangan darah.

52) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15

menit pertama pada satu jam pertama dan setiap 30 menit selama dua jam

pasca persalinan. Memeriksa tempertur suhu tubuh ibu sesekali setiap jam

selama dua jam pertama pascapersalinan.

Kebersihan dan keamanan :

53) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk

dekontaminasi alat (10 menit).

54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah yang

sesuai.

(43)

56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan

klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.

58) Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0.5%.

59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

60) Melengkapi partograf.

f. Komplikasi dalam persalinan

Menurut mochtar, (2012;h.213) komplikasi dalam persalinan yaitu:

1) Distosia karena kelainan his (power)

Distosia karena kelainan his (power) adalah his yang tidak normal,

baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran

persalinan.

Penanganan: periksa keadaan Serviks, presentasi dan porsi janin,

turunya bagian terbawah janin dan keadaan panggul dan berikan oksitosin

drip 5-10 satuan dalam 500 cc, dimulai dengan 12 tetes per menit, dinaikan

setiap 10-15 menit sampai 40-50 tetes permenit. Maksud dari pemberian

oksitosin adalah supaya Serviks dapat terbuka.

2) Distosia karena kelainan jalan lahir.

3) Partus percobaan.

Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan, untuk

memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalo-pelvik.

4) Distosia Serviks

Adalah terhalangnya kemajuan persalinan karena kelainan pada

(44)

dan peditin tidak merubah sifat kekakuan, tindakan kita adalah melakukan

seksio sesarea.

5) Kelainan pada letak kepala

Adalah bagian terbawah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam

teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar kedepan.

3. MASA NIFAS

a. Pengertian Masa Nifas

Menurut Manuaba (2013;h. 363). Masa nifas yaitu masa pemulihan

organ genetalia internal menjadi normal secara anatomi dan fungsional

yang berlangsung sekitar 6 minggu. sedangkan Menurut Prawiroharjo

(2010; h. 123) masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas ini berlangsung selama 4 sampai 6 minggu menurut

(Wiliams;2014; h. 674).

Jadi kesimpulannya, masa nifas adalah masa pemulihan setelah

persalinan yang berlangsung antara 4 sampai dengan 6 minggu sampai

alat-alat kandungan kembali seperti saat sebelum hamil.

Menurut Mochtar (2012; h. 87) Masa nifas dibagi menjadi tiga periode :

1) Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh

bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermediate, yaitu kepulihan menyeluruh alat-lat genetalia

(45)

3) Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan kembali

sehat sempurna terutama jika selama hamil atau sewaktu persalinan

timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat sempurna

dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.

b. Perubahan Anatomis fisiologis dan Klinis

1) Vagina dan Ostium Vagina

Pada awal masa nifas, vagina dan ostiumnya membentuksaluran

yang berdinding halus dan lebar yang ukurannya berkurang secara

perlahan namun jarang kembal keukuran saat nullipara. Rugae

mulaimuncul kembali pada minggu ketiga namun tidak meonjol seperti

sebelumnya. Hymen tiggal berupa potongan-potongan kecil sisa

jaringan , yang membentuk jaringan perut. Epitelvagina mulai berproliferasi pada masa nifas bersamaan dengan kembalinya produksi

estrogen ovarium. Terjadinya relaksasiostium vagina disebabkan oleh peregangan perineum selama persalinan. (Cuningham, 2014; h. 674).

2) Uterus

a) Pembuluh darah

Terdapat peningkatan aliran darah uterus pada saat

kehamilan menyebabkan pembuluh darah membesar, setelah

persalinan diameternya berkurang dan menutup oleh perubahan

hialin secara bertahap pada ukuran sebelum hamil. (Cuningham, 2014; h. 674)

b) Segmen serviks dan uterus bagian bawah

Pada beberapa hari setelah persalinan pembukaan Serviks

(46)

pembukaan ini menyempit, Serviks menebal, dan

kanalissendoservikal kembali terbentuk. Segmen uterus bagian bawah yang semula menopang kepala bayi menjadi menipis secara

nyata mengalami kontraksi dan retraksi (Williams,2014; h. 674)

c) Involusi uterus

Segera setelah persalinan, berat uterus menjadi kira-kira 1000

gram. Karena pembuluh darah ditekan oleh moimetrium yang berkontraksi maka uterus pada bagian tersebut tampak iskemik dibandingkan dengan uterus hamil yang hipermesis berwarna ungu kemerahan. Dua hari setelah persalinan uterus mulai berinvolusi

pada minggu pertama beratnya sekitar 500 gram, minggu kedua

beratnya sekitar 300 gram dan telah turun masuk ke pelvis dan pada minggu keempat uterus kembali keukuran sebelumnya hamil yaitu

kira kira kurang lebih 100 gram. Penurunan berat uterus disebabkan

oleh penurunan ukuran masing-masing sel (Cuningham, 2014; h.

674).

Tabel 2.5 Tinggi Fundus Uteri dan berat uterus

Involusi TFU Berat Uterus

Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jbpst* 1000 gram 1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gram

2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 500 gram

6 minggu Normal 50 gram

8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30 gram

*jbpst = jari bawah pusat

(47)

d) Nyeri setelah melahirkan

Pada primipara uterus cenderung berkontraksi secara lambat sedangkan pada multipara uterussering berkontraksi kuat pada interval tertentu meimbulkan nyeri setelah malahirkan nyeri setelah

melahirkan dan terasa lebih nyeri jika bayi menyusu karena

pelepasan oksitosin tetapi nyeri ini akan menjadi lebih rinagn pada

hari ketiga (Williams, 2014; h. 674)

e) Lochea

Merupakan cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina dalam masa nifas (Mochtar, 2012, hal.87)

(1) Lochea rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo, dan

meconium selama 2 hari paska persalinan

(2) Lochea sangulonenta : berwarna merah kuning, berisi darah dan

lender, hari ke 3-7 persalinan

(3) Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tak berdarah lagi.

Pada hari ke 7-14 paska persalinan

(4) Lochea alba : cairan putih selama 2 minggu

3) Saluran kemih

Trauma kandungan kemih sangat berhubungan erat dengan

lamanya persalinan dan pada tahap tertentu merupakan akibat normal

dari melahirkan pervagianam (Williams, 2014; h. 677)

4) Peritoneum dan dinding abdomen

(48)

dan pelonggaran yang terjadi selama kehamilan tetapi dinding

abdomen tetap lunak (Williams, 2014; h. 677)

5) Berat badan

Berat badan akan turun mendekati berat badan sebelum hamil

dalam 6 bulan setelah persalinan karena telah mengeluarakan bayi dan

kehilangan darah (Williams, 2014; h. 677)

6) Payudara

Secara anatomis, setiap kelenjar mammae yang matang terdiri dari 15-25 lobus yang tersusun secara radial yang satu asama lain

dipisahkan oleh jaringan lemak yang jumlahnya bervariasi.

Masing-masing lobus terdiri dari beberapa lobulus yang tersusun atas alveoli yang mempunyai dektus kecil yang saling bergabung membantu satu dektus yang lebih besar untuk tiap lobus. Duktus-duktus laktiferus tersebut membuka secara terpisah pada papilla mammae dengan orifisum yang kecil tetapi jelas. Epitel alveolus memproduksi berbabagai konsistensi susu (Williams, 2014; h. 677)

7) Sistem percernaan

Pada saat persalinan alat pencernaan mengalami tekanan yang

menyebabkan kalon menjadi kosong, penurunan dari sekresikelenjar

percernaan, mempengaruhi kebutuhan kalori yang menyebabkan

kurang nafsu makan serta pengeluaran acairan yang berlebihan pada

waktu persalinan, serta kurangnaya aktivitas tubuh yang menyebabkan

(49)

c. Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan pada Masa Nifas menurut (Saleha, 2009) yaitu:

1) Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya untuk:

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b) Medeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk

apabila perdarahan berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga

bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal.

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.

Jika bidan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan

bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan

bayi dalam keadaan stabil 2.

2) Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk:

a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak

ada bau.

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

(50)

3) Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:

Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)

4) Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi

alami.

b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

Pada profil Kesehatan Indonesia (2015:h. 114) Pelayanan kesehatan

ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar,

yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang

dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pascapersalinan,

pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pascapersalinan, dan pada

hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pascapersalinan. Masa nifas dimulai

dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.

Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari :

1) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);

2) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);

3) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;

4) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif;

5) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu

nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana;

6) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

d. Komplikasi dan kelainan dalam masa nifas (Prawirohardjo, 2010)

(51)

3) Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung,

4) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrium atau ada

gangguan penglihatan,

5) Pembekakan di wajah atau tangan,

6) Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau jika merasa tidak enak

badan,

7) Payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit,

8) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama,

9) Rasa sakit, merah, lunak atau bengkak pada kaki,

10) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya sendiri

atau dirinya sendiri,

11) Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.

e. Tujuan asuhan kebidanan masa nifas

Menurut Saifuddin (2009; h. 122) tujuan asuhan masa nifas

melupiti :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi dini timbulnya

masalah, mengobati merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu dan

bayi

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,

nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, perawatan

bayi agar tetap sehat dan memberikan pelayanan keluarga berencana

(KB).

(52)

Peran dan tanggung jawab bidan masa nifas menurut Sulistyawati

(2009; h. 4-5) yaitu

1) Sebagai teman dekat sekaligus pendaping ibu nifas saat menghadapi

masa-masa sulis masa nifas.

2) Sebagi pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan

terhadap ibu dan keluarga

3) Sebagai pelaksana dalam asuhan kepada pasien dalam tindakan

perawatan, pemantauan, penanganan masalah, rujukan, dan deteksi

dini komplikasi masa nifas agar dapat dilakukan pencegahan

secepatnya.

g. Adaptasi psikologi pada masa nifas

Menurut Saleha ( 2009;h. 63-64) merupakan waktu dimana ibu

mengalami stres pascapersalinan, terutama pada ibu primipara. Hal-hal

yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah

sebagai berikut:

1. Fungsi yang memengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi

orang tua.

2. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.

3. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.

4. Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.

Periode ini di ekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga

tahap berikut ini:

Gambar

Tabel 2.1 Perubahan TFU Sesuai Umur Kehamilan
Tabel 2.2  Jadwal kunjungan antental care
Tabel 2.3  Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Tabel 2.4 Teori kemungkinan terjadinya proses persalinan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Stabilitas fisik suspensi ubi cilembu dengan suspending agent CMC Na dan PGS pada parameter pengamatan organoleptis, homogenitas, berat jenis dan kemampuan redispersi,

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar sedangkan faktor

Tabel 23 Studi Kebutuhan Ruang Pengelola Jateng Park ... Persyaratan

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus karena berkat dan kasih karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi dengan judul “Pengaruh Berbagai

Komponen tersebut adalah sikap empati, kesadaran melakukan tugas dan tanggung jawab untuk menolong, keyakinan pada keadilan bahwa setiap orang akan mendapatkan apa yang layak

Cook helper , bertugas untuk membantu para atasannya. Memastikan bahan dan alat yang akan digunakan ada dan dalam keadaan bersih. Cook helper tidak diperbolehkan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia- Nya telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan Landasan teori dan program untuk Projek Akhir

Tidak dapat ditemukan range komposisi optimum humektan gliserol dan propilen glikol dalam formula gel UV Protection endapan perasan wortel ( Daucus carota, Linn.)