A. TINJAUAN MEDIS
1. KEHAMILAN
a. Pengertian kehamilan
Kehamilan merupakan waktu transisi yakni suatu masa antara
kehidupan sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan
dan kehidupan nanti setelah anak tersebut lahir (Varney, 2007; hal.501)
Kehamilan normal berlangsung dalam waktu 40 minggu (10 bulan)
dihitung saat hari pertama haid terakhir sampai lahirnya bayi. Dapat
disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses penyatuan sel telur dan
sperma yang berlangsung 40 minggu (Moctar R. 2012; hal.35).
Menurut Federasi Obstetrik Ginekologi Internasional (FOGI)
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut
kalender internasional. (Prawirohardjo, 2010;hal.213)
Kehamilan dapat disimpulkan suatu masa antara kehidupan
sebelum memiliki anak yang didalamnya terjadi proses penyatuan sel telur
dan sperma yang kemudian bernidasi pada uterus, normalnya berlangsung
dalam waktu 40 minggu.
b. Tanda dan gejala kehamilan
Menurut Mochtar (2012;h.35-37) dalam bukunya Sinopsis Obstetrik
1) Tanda- tanda persumtif (tidak pasti)
Menurut Prawirohardjo (2010) dan Mochtar (2012) , tanda tidak
pasti kehamilan dapat ditentukan oleh:
a) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya hamil
b) Pada pemeriksaan dalam, dijumpai:
(1) Tanda Hegar
Tanda Hegar, pelunakan dari kompresibilitas ismus Serviks sehingga ujug-ujung jari seakan dapat ditemukan apabila ismus
ditekan dari arah yang berlawanan (Prawirohardjo, 2010;hal.217)
(2) Tanda Chadwick
Perubahan warna menjadi kebiruan atau keunguan pada vulva,
vagina, dan Serviks (Prawirohardjo, 2010;hal.217) (3) Tanda Chadwick
Tanda Chadwick : pembesaran dan pelunakan Rahim ke salah satu sisi Rahim yang berdekatan dengan tuba uterine. Biasanya tanda
ini ditemukan dikehamilan usia 7-8 minggu (Mochtar, 2012;h.36).
(4) Kontraksi Braxton Hicks ( kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang) (Mochtar, 2012;h.36).
(5) Teraba Ballotlement
Fenomena bandul atau pantulan balik. Hal ini dapat dikenali
dengan jalan menekan tubuh janin melalui dinding abdomen yang
kemudian terdorong melalui cairan ketuban dan kemudian memantul
balik ke dinding abdomen atau tangan pemeriksa. Fenomena bandul
memantul kembali ke dinding uterus atau tangan pemeriksa setelah
memindahkan dan menerima tekanan balik cairan ketuban didalam
kavum uteri (Prawirohardjo, 2010;h.220).
2) Tanda - tanda Kemungkinan Hamil
a) Amenorea (Terlambat datang bulan)
Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir
menggunakan perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan
perkiraan persalinan (Manuaba, 2010;h.107).
b) Mual dan Muntah (Emesis)
Pengaruh esterogen dan progesterone menyebabkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah
terutama dipagi hari disebut morning sickness. Dalam batas yang
fisiologis, keadaan ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah, nafsu
makan berkurang (Manuaba, 2010;h.107).
c) Mengidam (ingin makanan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman terutama
pada bulan-bulan triwulan pertama. Mereka juga tidak tahan suatu
bau-bauan (Mochtar, 2012;h.35).
d) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri
Disebabkan pengaruh esterogen dan progesteron yang
e) Sering Miksi
Desakan Rahim ke depan menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini
akan menghilang (Manuaba, 2010;h.107).
f) Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltic usus,
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar ( Manuaba,
2010;h.107).
g) Pigmentasi kulit
Dipengaruhi oleh hormona kortokosteroid plasenta, dijumpai
di muka (chloasma gravodarum), aerola payudara, leher dan
dinding perut (linea nigra ) (Manuaba, 2010;h.107 dan Mochtar,
2012;h.35).
h) Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Karena pengaruh esterogen dan progesterone, terutama
bagi yang mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah terjadi
disekitar genitalia ekstema, kaki, betis, dan payudara. Penampakan
pembuluh darah ini akan menghilang setelah persalinan (Manuaba,
2010;h.108).
3) Tanda-tanda Pasti Hamil
Menurut Manuaba (2010;h.109) dan Mochtar (2012;h.36-37),
tanda-tanda kehamilan dapat ditentukan oleh :
a) Gerakan janin dalam Rahim.
(1) Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotokografi, alat
Doppler
(2) Dilihat dengan Ultrasonografi
Pemeriksaan alat canggih yaitu rontgen untuk melihat
kerangka janin, ultrasonografi.
c. Perubahan anatomi fisiologis dalam kehamilan
1) Sistem reproduksi
a) Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima
dan melindungi hasil konsepsi ( janin, plasenta, amnion ). Pada
perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gr dan kapasitas
10 ml atau kurang. selama kehamilan uterus akan berubah menjadi
suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan
amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 l
bahkan dapat mencapai 20 l atau lebih dengan berat rata-rata 1100
gr.
Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama
oleh hormon estrogen dan sedikit oleh progesteron. tuba fallopi,
ovarium, ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks fundus,
sementara di akhir kehamilan akan berada sedikit diatas pertengahan
uterus.
Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot
uterus, dimana bagian uterus mengelilingi tempat implantasi akan
akan menyebakan uterus tidak rata tanda ini dikenal dengan
piscaceck. ( Prawirohardjo, 2010;hal. 174)
Pada minggu- minggu pertama kehamilan uterus masi sepertih
bentuk aslinya seperti buah avokado. Seiring dengan perkembangan
kehamilanya, daerah fundus dan korpus menjadi bentuk sferis pada
usia kehamilan 12 minggu. Itsmus uteri pada kehamilan pertama
mengadakan hipertrofi yang mengakibatkan uterus lebih panjang dan
lunak yang dikenal dengan tanda hegar. ( Prawirohardjo,
2010;hal.175)
Tabel 2.1 Perubahan TFU Sesuai Umur Kehamilan
Tinggi fundus uterus Usia kehamilan
1/3 diatas simfisis 12 minggu
½ diatas simfisis pusat 16 minggu
2/3 diatas simfisis 20 minggu
Setinggi pusat 22 minggu
1/3 diatas pusat 28 minggu
½ pusat prosesus xifoidus 34 minggu
Setinggi proseus xifoidus 36 minggu
2 jari (4 cm) dibawah prosesus xifoidus
40 minggu Sumber: Manuaba, (2010. h;100)
b) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi servik akan menjadi lebih lunak
dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan vaskularisasi
dan terjadinya edema pada seluruh Serviks bersamaan dengan
terjadinya hipertrofi dan hiperplasia pada kelenjar-kelenjar Serviks.
fibroblas, epitel, serta pembuluh darah. Pada akhir trimester pertama
kehamilan, berkas kolagen menjadi kurang kuat terbungkus.hal ini
terjadi akibat penurunan kolagen secara keseluruhan ( Prawirohardjo,
2010;hal. 177)
c) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan
pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang
ditemukan ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal 6-7 minggu
awal kehamilan dan setelahnya berperan sebagai penghasil
progesteron dalam jumlah minimal ( Prawirohardjo, 2010;hal. 178).
d) Vagina dan perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia
terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga
pada vagina akan terlihat berwarna keunguan dikenal dengan tanda
Chadwick. ( Prawirohardjo, 2010;hal. 178).
Dinding vagina banyak terjadi perubahan merupakan persiapan
mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya
ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat, hipertrofi sel otot
polos. Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi dimana akan
berwarna keputihan, menebal, dan pH antara 3,5 – 6 yakni hasil
peningkatan asam laktat yang dihasilkan oleh vagina dari lactobacillus acidophilus( Prawirohardjo, 2010;hal. 178).
e) Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
Perubahan ini dikenal sebagai striae gravidarum. Banyak perempuan kulit digaris pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang muncul
pada daerah wajah dan leher yang disebut chloasma atau melasma gravidarum. Selain itu, pada areola dan daerah genitalia akan terlihat pigmentasi yang berlebihan ( Prawirohardjo, 2010;hal. 179).
f) Payudara
Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan
payudaranya menjadi lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara
akan bertambah ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih
terlihat. Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak.
setelah bulan pertama cairan berwarna kekuningan disebut kolostrum
dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang
mulai bersekresi. Setelah persalinan kadar progeteron dan estrogen
menurun sehingga pengaruh inhibisi progesteron terhadap α-
laktabumin akan hilang. areola juga akan lebih besar dan kehitaman.
Kelenjar mongtgomery , yaitu kelnjar sebase areola, akan membesar
dan cenderung menonjol keluar ( Prawirohardjo, 2010;hal. 179).
2) Perubahan metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan
berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan
cairan ekstraselular. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan
bertambah 12,5 kg (Prawirohardjo, 2010;hal.180)
Pada minggu ke – 5 cardial output akan meningkat dan
perubahan ini terjadi untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik.
Antara minggu 10 dan ke 20 terjadi peningkatan volume plasma
sehingga juga terjadi peningkatan preload.
Sejak pertengahan kehamilan pembesaran uterus akan menekan
vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi
terlentang. penekanan vena kava inferior ini akan mengurangi darah
balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi penurunan preload dan cardiac
output sehingga akan menyebabkan terjadinya hipotensi arterial yang
dikenal dengan sindrom hipotensi supine. Pada aorta ini juga akan
mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal. selama trimester akhir
posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal menurun dibandingkan
dengan posisi miring. Volume darah akan meningkat secara progresif
mulai minggu ke 6 - 8 kehamilan dan puncaknya pada minggu ke 32 –
34. Volume plasma akan meningkat kira-kira 40 – 45 %. Hal ini
dipengaruhi oleh progesteron dan estrogen pada ginjal. Eripoetin ginjal
akan meningkat jumlah sel darah sebanyak 20 – 30 %, tetapi tidak
sebanding dengan peningkatan volume plasma sehingga akan
mengakibatkan hemodilusi dan penurunan konsentrasi hemoglobin (
Prawirohardjo, 2010;hal. 182-183).
4) Sistem respirasi
Frekuensi pernafasan mengalami perubahan saat kehamilan,
volume ventilasi permenit dan pengambilan oksigen per menit akan
bertambah secara signifikan pada kehamilan lanjut (Prawirohardjo,
5) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan
tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan
sering berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya
kehamilan apabila uterus keluar dari rongga panggul . Pada akhir
kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul,
keluhan itu akan timbul kembali (Prawirohardjo, 2010;hal. 185)
6) Sistem endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ±
135 %. tetapi kelenjar-kelenjar ini tidak mempunyai arti penting dalam
kehamilan (Prawirohardjo, 2010;hal. 186)
7) Sistem muskuloskeletal
Lordosis yang progesif akan menjadi bentuk yang umum pada
kehamilan. Akibat kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi
anterior, lordosis menggeser pusat daya kebelakang kearah dua tungkai
(Prawirohardjo, 2010;hal. 186)
d. Perubahan psikologi dalam kehamilan
Secara umum, semua emosi yang dirasakan oleh wanita hamil
cukup labil. Seorang wanita hamil sangat sensitif dan cenderung bereaksi
berlebihan. mereka sangat takut akan kematian baik pada dirinya sendiri
maupun pada bayinya. Cemas akan hal-hal yang tidak dipahami karena
mereka merasa tidak dapat mengendalikan tubuhnya dan kehidupan yang
mereka jalani sedang berada dalam suatu proses yang tidak dapat berubah
rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, terkadang berkaitan erat
dengan perubahan bilologis yang sedang terjadi. (Varney, 2007;hal.501)
Trimester pertama sering disebut sebagai periode penyesuaian.
Penyesuaian yang dilakukan seorang wanita terhadap kenyataan bahwa ia
sedang megandung. Fokus wanita adalah pada dirinya sendiri. tanggung
jawab yang baru atau tambahan tanggungannya, kecemasan yang
berhubungan dengan kemampuanya untuk menjadi seorang ibu.
Trimester kedua dikenal sebagai periode kesehatan yang baik,
yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari segala
ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Lebih banyak
bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya, aktifitasnya berfokus pada
kehamilan, mulai belajar cara merawat anak, mempersiapkan peran baru,
mengalami kemajuan dalam hubungan seksual , telah mengalami
perubahan dari seorang yang menuntut menjadi seorang yang mencari
kasih sayang, dan semua faktor ini turut mempengaruhi peningkatan libido
(Varney, 2007;hal.503)
Trimester ketiga disebut periode penantian dengan penuh
kewaspadaan . Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayi
sebagai makhluk yang terpisah sehingga wanita menjadi tidak sabar
menanti kehadiran sang bayi.Perhatian utama wanita hanya terfokus pada
bayi yang akan segera dilahirkan. Wanita kembali merasakan
ketidaknyamanan fisik menjelang akhir kehamilan. (Varney, 2007;hal
503-304).
e. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
1) Trimester Pertama
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan fertilisasi dan
proses fusi pronekleus pada wanita dan pria masing-masing ovum dan sperma. Proses fusi ini menghasilkan sel tunggal yang disebut zigot.
Segera setalah fertilisasi zigot yang dihasilkan mulai mengalami pembelahan sel mitosis yang disebut pembelahan.
a) Minggu ke-3
Ditandai dengan mulainya morfogenesis, yakni perkembangan bentuk tubuh(embrio)
b) Minggu ke-4
Jantung mulai berdetak pasca fertilisasi (enam minggu berdasarkan
menstruasi terakhir). Selama minggu ke-4 terjadi perkembangan
lapisan longitudinal meliputi lapisan kepala dan lapisan ekor yang mengubah embrio dari bentuk yang lurus menjadi bentuk yang
memiliki lekuk. Pada akhir minggu ke-4, embrio diperkirakan memiliki
gambaran seperti kadal dan mempunyai bakal telinga(lubang otis),
lengan(bakal lengan), tungkai(bakal tungkai), dan struktur leher serta
wajah(empat lekuk brakial pertama).
c) Minggu ke-5
Perkembangan pesat pada otok menghasilkan perkembangan kepala
yang membesar dan membuatnya menjadi bagian yang lebih besar
dari pada anggota tubuh yang lain. Perkembangan berlangsung dari
d) Minggu ke-6
Perkembangan pada minggu ini terbentuk mulut hidung, dan mata
mulai terlihat.
e) Minggu ke-7
Perkembangan janin pada minggu ini yaitu berkemmbang lempeng
kaki, kelopak mata dapat terllihat, usus halus mengalami herniasi
kebagian belakang tali pusatyang memiliki ruan untuk usus tersebut.
f) Minggu ke-8
Periode ini menandai akhir dari periode embroik. Semua struktur
internal dan eksternal telah terbentuk dan mengalami perkembangan.
2) Trimester kedua dan ketiga
1) Minggu ke 13-16
Kelopak mata mengalami fusi sedangkan kepala berkembang lambat,
sementara telinga bergerak ke posisi yang lebih tinggi pada kepala
dan dagu, kedua lengan telah mencapai panjang sesungguhnya,
kuku jari tangan mulai berkembang, respon reflek sudah terjadi meski
ibu belum merasakan. Minggu ke 14 jenis kelamin mulai jelas
terlihat, pada minggu ke 16 terjadi perkembangan tulang.
2) Minggu ke 17-20
Kaki telah mancapai panjang total, kuku jari kaki mulai tumbuh,
kelopak mata masih menyatu, pada akhir bulan vernik caseosa mulai
menutupi seluruh tubuh. Vernik Caseosa adalah campuran sebum
(sekresi dari kelenjar sebasea) dan sel epitel permukaan yang tebal,
suatu substansi seperti keju yang melindungi kulit janin yang rapuh.
3) Minggu ke 21-24
Seluruh tubuh janin dilapisi Ianugo, yakni rambut halus yang menurun,
bakal gigi permanen telah muncul, tangan mulai membentuk kepalan
dan pegangan, lemak coklat yang merupakan sumber energi,
produksi panas dan pengaturan panas pada bayi baru lahir juga
mulai terbentuk.
4) Minggu ke 25-28
Sufaktan mulai dihasilkan paru-paru pada usia 26 minggu, gerakan
menghisap semakin kuat, mata mulai menutup dan membuka, kuku
pada jari mulai terlihat.
5) Minggu ke 29-32
Tubuh janin sudah berisi lemak, janin telah memiliki kendali terhadap
gerak pernapasan yang berirama dan temperature tubuh, mata telah
terbuka, reflek cahaya terhadap pupil muncul.
6) Minggu ke 33-36
Kulit mulai halus, tubuh menjadi semakin bulat, rambut memanjang ,
kuku sudah sempurna, testis sebelah kiri biasanya telah turun ke
skrotum.
7) Minggu ke 37-40
Pertumbuhan dan perkembangan janin telah mencapai sempurna
dengan dada dan kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis
kelamin, kedua testis sudah masuk ke skrotum, ianugo semakin
f. Ketidaknyamanan pada kehamilan
Menurut varney, (2007; h. 536-539) ketidaknyamanan umum
selama kehamilan yaitu :
1) Trimester pertama
a) Nausea
Dengan atau tanpa disertai muntah-muntah, Nausea lebih
kerap terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih kerap
terjadi dipagi hari. Penyebab morning sickness masih belum
diketahui dengan pasti , tetapi sejumlah ide telah dikembangkan. Ide
ini mencakup perubahan hormone selama kehamilan. Kadar gula
darah yang rendah disebabkan oleh tidak makan sehingga
mengakibatkan siklus yang tidak berujung pangkal. Lambung yang
terlalu penuh paristaltik yang lambat dan factor lain emosi lainnya.
b) Ptialisme
Merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat disebabkan
oleh peningkatan keasaman didalam mulut atau peningkatan asupan
zat peti, yang menstimulasi kelenjar saliva pada wanita yang rentan
mengalami sekresi berlebihan.
c) Keletihan
Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan oleh
penurunan drastis laju metabolisme dasar pada awal kehamilan,
tetapi hal tersebut masih belum jelas dugaan lain yaitu bahwa
peningkatan progesterone memiliki efek sehingga menyebabkan
tidur.
Nyeri punggung bagian atas terjadi selama trimester pertama
akibat peningkatan ukuran payudara yang membuat payudara
semakin membesar dan terasa berat.
e) Leukorea
Leukoria adalah sekresi vagina dalam jumlah besar dengan
konsistensi kental atau cair yang dimulai pada trimester pertama.
f) Peningkatan Frekuensi Berkemih
Frekuensi berkemih selama trimester pertama terjadi akibat
peningkatan berat pada fundus uterus. Peningkatan barat pada
fundus uterus ini membuat istmus menjadi lunak (tanda hegar)
menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar.
2) Trimester ke dua
a) Nyeri uluh hati
Yaitu ketidaknyamanan yang mulai timbul menjelang akhir
trimester ke 2 dan bertahan pada trimester ke 3.
b) Konstipasi
Konstipasi diduga terjadi akibat penurunan peristaltik yang
disebabkan relaksi otot polos pada usus besar ketika terjadi
peningkatan jumlah progesteron.
c) Hemoroid
Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu,
d) Varises
Varises vena lebih mudah muncul pada wanita yang memiliki
kecenderungan tersebut dalam keluarga atau juga memiliki faktor
predisposisi kongenital.
3) Trimester ketiga
a) Nokturia
Peningkatan frekuensi berkemih pada trimester ketiga
b) Insomnia
Penyebabnya seperti kekhawatiran, kecemasan, terlalu
gembira menyambut suatu acara untuk keesokan harinya.
c) Kram tungkai
Kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan
kalsium yang tidak adekuat atau ketidakseimbangan resiko kalsium
dan fosfor dalam tubuh.
g. Tanda Dan Bahaya dalam kehamilan
Menurut (Kusmiyati, 2009 : 136) tanda dan bahaya dalam
kehamilan yaitu:
1) Perdarahan pervaginam
2) Sakit kepala hebat
3) Penglihatan atau pandangan kabur
4) Bengkak di wajah dan jari-jari tangan dan
h. Komplikasi dalam kehamilan
1) Hyperemesis Gravidarum Adalah mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil karena keadaan umumnya memburuk, karena terjadi
dehidrasi.
2) Toksemia Gravidrum adalah kumpulan gejala-gejala dalam kehamilan yang merupakan trias HPE (Hipertensi, Proteinuria, Edema) yang kadang-kadang lebih parah diikuti oleh KK (kejang-kejang / konvulsi
dan koma).istilah lain pre-eklamsia dan eklamsia.
3) Abortus(keguguran) adalah (menurut eastman) pengeluaran hasil konsepsi pada umur kehamilan kurang dari 28 minggu sebelum janin dapat hidup dilaur kandungan. beratnya antara 400-1000 gram.
Jenis-jenis abortus menurut Prawirohardjo (2010. Hal 467) yaitu :
a) Abortus Iminens
Merupakan abortus tingkat permulaan dan merupakan ancaman
terjadinya abortus, ditandai perdarahan pervaginam, ostium uteri
masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik dalam kandungan.
b) Abortus Insipiens
Merupakan abortus yang sedang mengancam yang ditandai
serviks telah mendatar dab astium uteri telah membuka, akan
tetapi hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses
pengeluaran.
c) Abortus Kompletus
d) Abortus Inkompletus
Merupakan abortus yang sebagian hasil konsepsi telah keluar
dari kavum uteri dan masih ada yang tertinggal.
e) Missed abortus.
Merupakan abortus yang ditandaidenganembrioatau fetus telah
meninggal dalam kadungan sebelum kehamilan 20 minggu dan
hasil konsepsi seluruhnya masih tertahan dalam kandungan.
f) Abortus habitualis
Merupakan abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
berturut-turut
4) Kelainan Letak Kehamilan (Kehamilan Ektopik) adalah kehamilan dengan hasil konsepsi berimplantasi diluar endometrium rahim.
5) Penyakit Trofoblas adalah karena kehamilan yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta dibagi empat bentuk klinik patologis yaitu : Mola hidatidosa, Mola invasif, Choriocarcinoma, dan Plasental site trophoblastic tumor
6) Penyakit dan Kelainan Plasenta dan Tali Pusat
a) Penyakit plasenta
(1) Infark plasenta adalah jaringan putih keras berukuran kecil sampai beberapa cm persegi panjang pada permukaan maternal
maupun pada permukaan fetal plasenta.
(2) Kalsifikasi plasenta, bila plasenta menjadi tua, timbullah penimbunan kalsium pada lapisan atas desidua basalis, terutama
ditempat sekitar tertanamya vili, dan ditempat-tempat yang telah
(3) Tumor plasenta (Kista plasenta, fibromata, miksifibromata, hemangioma, dan koriangioma)
(4) Plasentitis dan korio-amnionitisinfeksi plasenta korion, dan amnion yang disebabkan oleh pemeriksaan dalam yang
berulang-ulang yang dapat berakibat buruk pada janin dan ibu.
(5) Insufisiensi plasenta adalah ketidaksanggupan plasenta mencukupi oksigenasi, zat-zat makanan, ekskresi, dan hormon
bagi janin.
b) Kelainan dan penyakit tali pusat
(1) Kelainan insersi tali pusat diantaranya adalah plasenta bailedore (insersi tali pusat di tepi plasenta), insersio velamentosa (bila tali pusat berinsersi dalam ketuban, dan pembuluh-pembuluh darah
berjalan diantara lapisan amnoin dan korion ke plasenta.
(2) Kelainan panjang tali pusat dan kelainan lainnya. Panjang tali
pusat rata-rata adalah 55 cm, tali pusat terpendek 2-3 cm dan
terpanjang 200 cm. Tali pusat yang pendek dapat menghalangi
turunya kepala dan menyebabkan solusio plasenta. Kelainan tali
pusat seperti lilitan tali pusat, kelainan bawaan tali pusat, varises tali pusat, dan edema tali pusat.
7) Air ketuban ( Liquor Amnii/Amniotic Fluid dan kelainannya)
oligohidramnion (air ketuban kurang dari normal, yaitu lebih kecil dari
½ liter ), hidramnion )jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal,
biasanya kalau lebih dari 2 liter), ketuban pecah dini ( pecahnya
8) Kehamialn ganda atau hamil kembar kehamilan dengan dua janin atau
lebih (Roestam Mochtar, 2012;h.149)
9) Anemia pada kehamilan
Merupakan anemia karena kekurangan zat besi. karena
kebutuhan zat besi pada ibu hamil 900 mg Fe untuk meningkatkan
jumlah sel darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan
plasenta. pada pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan
HB sahli digolongkan sebagai berikut.
a) Hb 11gr% tidak anemia
b) Hb 9-10gr% anemia ringan
c) Hb 7-8gr% anemia sedang
d) Hb <7gr% anemia berat.
Pengaruhnya pada kehamilan dan janin adalah dapat terjadi
abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin
dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis
(Hb<6gr%), mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, pendarahan
antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Pengobatannya dengan tablet
Fe (Manuaba, 2010; h.237-240).
i. Antenatal Care
Asuhan antenatal atau antenatal care adalah upaya preventif
program pelayanan kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal
dan neonatal melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama
kehamilan (Prawirohardjo, 2010;h.278).
Menurut Mochtar (2012. h;38) tujuan pemeriksaan dan pengawasan
1) Tujuan umum menyampaikan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan
anak selama masa kehamilan, persalinan, nifas; dengan demikian,
didapatkan ibu dan anak yang sehat.
2) Tujuan Khusus adalah :
a) Mengenali dan menangani penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas.
b) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak, serta
c) Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan
keluarga berencana kehamilan, persalinan, nifas, dan laktasi.
3) Jadwal pemeriksaan kehamilan
a) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika
haid terlambat satu bulan.
b) Periksa ulang 1x sebulan sampai kehamilan 7 bulan.
c) Periksa ulang 2x sebulan sampai kehamilan 9 bulan.
d) Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan.
e) Periksa khusus jika ada keluhan-keluhan.
Beberapa istilah yang dipakai untuk pemeriksaan dan pengawasan
ibu hamil adalah sebagai berikut:
1) Antenatal care: pengawasan sebelum anak lahir, terutama
ditujukan pada anak.
2) Prenatal care: pengawasan pra-kelahiran.
3) Antepartal care: pengawasan sebelum bersalin, lebih ditujukan
pada keadaan ibu.
Dalam Bahasa program kesehatan ibu dan anak, kunjungan antenatal diberi
kode huruf K yang merupakan dari kunjungan. Pemeriksaan antenatal yang
lengkap adalah K1, K2, K3 dab K4. Hal ini berarti, minimal dilakukan sekali
hingga usia kehamilan 28 minggu, sekali kunjungan antenatal selama
kehamilan 28-36 minggu dan sebanyak dua kunjungan antenatal pada usia
kehamilan diatas 36 minggu (Prawirihardjo, 2010; h. 279).
Tabel 2.2 Jadwal kunjungan antental care
Kunjungan ke-
Umur kehamilan Tujuan
I 16 minggu Penapisan dan pengobatan anemia
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
II dan III 24-28 minggu dan 32 minggu
Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya Penapisan preeklamsia, gemelli,
infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan
Mengulang perencanaan persalinan
IV 36 minggu sampai lahir Kegiatan yang dilakukan sama dengan kunjungan I dan II Mengenali adanya kelainan letak
dan presentasi
Memantapkan rencana persalinan Mengenali tanda-tanda persalinan
Pada profil kesehatan Indonesia tahun (2015. h;105-106) dijelaskan
bahwa pelayanan antenatal yang dilakukan diupayakan memenuhi standar
kualitas yaitu :
1) Penimbangan berat badan dan pengukuran berat badan
2) Pengukuran tekanan darah
3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
4) Pengukuran titik puncak Rahim (fundus uteri)
5) Penentuan status imunisasi tetanus dan toksoid sesuai status imunisasi
6) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan
7) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk keluarga berencana)
9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),
pemeriksaan protein urine dan pemeriksaan golongan darah (bila belum
pernah dilakukan sebelumnya)
10) Tatalaksana kasus
Tabel 2.3 Jadwal Pemberian Imunisasi TT
Antigen Interval Lama
2. PERSALINAN
a. Pengetian Persalinan
Menurut Manuaba (2010; h. 164) persalinan adalah proses
pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri.
Menurut Mochtar (2012;h.96) persalinan adalah suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup kedunia luar, dari
rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
Jadi disimpulkan persalinan merupakan proses pengeluaran hasil
konsepsi melalui jalan lahir atau jalan lain.
b. Macam-macam persalinan
Beberapa istilah yang berhubungan dengan persalinan menurut
(Mochtar, 2012; h.69) adalah sebagai berikut:
1) Menurut cara persalinan
a) Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui
jalan lahir ibu.
b) Persalinan Buatan
Bila persalinan dibantu tenaga dari luar, contohnya persalinan
dengan ekstraksi vakum, forceps, atau dilakukan operasi section
caesaria
c) Persalinan anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi
berlangsung setelah pemecahan ketuban (amniotomi) pembarian
c. Tanda Mulainya Persalinan
Menurut Manuaba (2010;h. 167) Penurunan hormon progesteron
menjelang persalinan dapat terjadi kontraksi. Kontraksi otot rahim
menyebabkan :
1) Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama pada
primigravida minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak dibagian bawah,
diatas simfisis pubis dan sering berkemih atau sulit kencing karena
kandung kemih tertekan kepala bayi.
2) Perut lebih melebar karena fundus uteri turun.
3) Muncul saat nyeri didaerah pinggang karena kontraksi ringan otot rahim
dan tertekannya pleksus frankenhauser yang terletak sekitar Serviks
(tanda persalinan palsu).
Tabel 2.4 Teori kemungkinan terjadinya proses persalinan
Teori Uraian
Toeri keregangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas waktu tertentu. setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. contohnya pada kehamilan ganda
Teori penurunan progesteron Produksi progesteron mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. akibatnya otot rahim mulai
berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progsteron tertentu.
Teori prostaglandin Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Prostaglandin dianggap dapat menimbulkan kontraksi sehingga terjadinya persalinan.
Teori hipotalamus-hipofisis dan glandula suprarenalis
Pemberian kostikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin, induksi mulainya persalinan. Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-hipofisis dengan mulainya persalinan. glandula suprarenal merupakan pemicu terjadinya persalinan.
sumber : Manuaba (2010;H. 168)
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jalanya proses
persalinan adalah penumpang (passenger), jalan lahir (passage),
kekuatan (power), posisi ibu(positioning), dan respons psikologis
(psychology response).( Sondakh,2013;h. 4)
a) Penumpang (passengger)
Penumpang dalam persalinan adalah janin dan plasenta.
Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai janin adalah ukuran kepala
janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin, sedangkan yang perlu
diperhatikan pada plasenta adalah letak, besar, dan luasnya.
b) Jalan lahir (passage)
Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir keras dan jalan
- Kekuatan primer (kontraksi involunter)
Kontraksi berasal dari segmen atas uterus yang menebal dan
dihantarkan ke uterus bawah dalam bentuk gelombang.
- Kekuatan sekunder (kontraksi volunter)
Pada kekuatan ini,otot-otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi
dan mendorong keluar isi ke jalan lahir sehingga menimbulkan
tekanan inraabdomen.
d) Posisi ibu(positioning)
Posisi ini dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan. Perubahan posisi yang diberikan pada ibu bertujuan untuk
menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki
sirkulasi.
e) Respon psikologi (psychology response)
Respons psikologi ibu dapat dipengaruhi oleh:
- Dukungan ayah bayi/pasangan selama proses persalinan
- Dukungan kakek-nenek (saudara dekat) selama persalinan
- Saudara kandung bayi selama persalinan.
d. Tahapan Persalinan
Tahapan dari persalinan terdiri atas kala 1 (kala pembukaan), kala II
(kala pengeluaran janin), kala III (pelepasan plasenta), dan kala IV (kala
pengawasan/observasi/pemulihan) (Sondakh, 2013;hal. 5).
1) Kala I (Kala pembukaan)
Kala I dimulai dari saat persalinan mulai(pembukaan nol) sampai
I. Fase laten: berlangsung selama 8 jam, Serviks membuka sampai 3 cm.
II. Fase aktif: berlangsung selama 7 jam, Serviks membuka dari 4 cm
sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi menjadi 3
fase:
- Fase akselerasi: dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
- Fase dilatasi maksimal: dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
- Fase deselerasi: pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2
jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
2) Kala II (Kala pengeluaran janin)
Gejala utama kala II adalah sebagai berikut:
a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit, dengan durasi
50 sampai 100 detik
b) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
c) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keinginan mengejan akibat tertekanya pleksus frankenhauser.
d) kedua kekuatan his dan mengejan lebih mendorong kepala bayi
sehingga terjadi:
- Kepala membuka pintu
- Subocciput bertindak sebagai hipomoglion, kemudian secara berturut
turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung dan muka, serta kepala
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar, yaitu
penyesuaian kepala dan punggung.
f) Setelah putar paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi ditolong
dengan cara:
- Kepala dipegang pada os occiput dan di bawah dagu, kemudian
ditarik dengan menggunakan cunam ke bawah untuk untuk
melahirkan bahu depan dan ke atas untuk melahirkan bahu belakang.
- Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan
bayi.
- Bayi lahir diikuti oleh sisa air ketuban.
g) Lamanya kala II untuk primigravida 1,5-2 jam dan multigravida 1,5-1
jam.
3) Kala III (Pelepasan plasenta)
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Proses lepasnya
plasenta dapat diperkirakan dengan mempertahankan tanda-tanda
dibawah ini:
a) Uterus menjadi bundar
b) Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah
rahim.
c) Tali pusat bertambah panjang
d) Terjadi semburan darah tiba-tiba
4) Kala IV(kala pengawasan/Observasi/pemulihan)
karena perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam
pertama.darah yang keluar selama perdarahan harus ditakar
sebaik-baiknya. Kehilangan darah pada persalinan biasanya disebabkan oleh
luka pada saat pelepasan plasenta dan robekan pada Serviks dan
perineum. Rata-rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah
250 cc, biasanya 100-300 cc. Jika perdarahan lebih dari 500 cc, maka
sudah dianggap abnormal, dengan demikian harus dicari penyebabnya
(Sondakh, 2013;h.7) .
ada 7 pokok penting berikut:
a) Kontraksi rahim: baik atau tidaknya diketahui dengan pemeriksaan
palpasi. Jika perlu lakukan masase dan berikan uterotanika, seperti
methergin, atau ermetrin dan oksitosin.
b) Perdarahan ada atau tidak banyak atau biasa
c) Kandung kemih harus kosong, jika penuh, ibu dianjurkan berkemih
dan kalau tidak bisa lakukan kateter.
d) Luka-luka jahitanya baik atau tidak, ada perdarahan atau tidak
e) Plasenta dan selaput ketuban harus lengkap
f) Keadaan umum ibu, tekanan darah, nadi, pernapasan, dan masalah
lain.
g) Bayi dalam keadaan baik
(1) Rencana asuhan kala I
Menurut (Sondakh, 2013;h. 114) ada beberapa rencana tindakan
dalam asuhan kala I dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini :
- Persiapan perlengkapan, bahan-bahan, dan obat-obatan yang
diperlukan
- Persiapan rujukan
- Memberikan asuhan sayang ibu
- Pengurangan rasa sakit
Menurut varney, pendekatan untuk mengurangi rasa sakit dapat
dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
(a) Menghadirkan seseorang yang dapat memberikan dukungan selama
persalinan (suami, orangtua).
(b) Pengaturan posisi: duduk atau setengah duduk, merangkak, berjongkok,
berdiri, atau berbaring miring kekiri.
(c) Relaksasi pernafasan
(d) Istirahat dan privasi
(e) Penjelasan mengenai proses/kemajuan persalinan/prosedur yang akan
dilakukan.
(f) Asuhan diri.
(g) Sentuhan.
- Dukungan emosional
- Mengatur posisi
- Pemberian cairan dan nutrisi
- Kebutuhan psikologis
- Kamar mandi
Sebelum proses perssalinan dimulai, sebaiknya anjurkan ibu untuk
- Persiapan persalinan.
(2) Asuhan kala II
- Pemantauan ibu
Tanda-tanda dan gejala kala II adalah sebagai berikut:
(a) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
(b) Ibu merasakan makin menningkatnya tekanan pada rectum dan atau
vagina.
(c) Perineum terlihat menonjol
(d) Vulvva vagina dan sfingter ani terlihat membuka
(e) Peningkatan pengeluaran lendir darah.
Tindakan yang dilakukan untuk mengevaluasi kesejahteraan ibu
adalah sebagai berikut:
(i) Tanda-tanda vital:tekanan darah(setiap 30 menit), suhu,nadi (setiap
30 menit),pernafasan
(ii) Kandung kemih
(iii) Urin: protein dan keton
(iv) Hidrasi: cairan, mual, muntah.
(v) Kondisi umum: kelemahan dan keletihan fisik, tingkah laku, dan
respons terhadap persalinan, serta nyeri dan kemampuan koping.
(vi) Upaya ibu meneran.
(vii) Kontraksi setiap 30 menit.
- Kemajuan persalinan
Jika terjadi penurunan janin selama kala I fase aktif dan memasuki
fase pengeluaran, maka dapat dikatakan kemajuan persalinan cukup baik.
primigravida dan 15 menit untuk multipara. Pada kala II yang berlangsung
lebih dari 2 jam bagi primigravida atau 1 jam bagi multipara. Dianggap sudah
abnormal, tetapi saat ini hal tersebut tidak mengindikasikan perlunya
melahirkan bayi dengan forcep atau vakum ekstraksi.
- Pemantauan janin
Beberapa hal dari janin yang harus selalu dperhatikan adalah:
(1) Denyut jantung janin DJJ
-Denyut normal 120-160 kali/menit
-Perubaahan DJJ, pantau setiap 15 menit.
-Variasi DJJ dari DJJ dasar
-Pemeriksaan auskultasi DJJ setiap 30 menit.
(2) Adanya air ketuban dan karakteristiknya (jenih, keruh,
kehijauan/tercampur mekonium)
(3) Penyusupan kepala janin.
- Asuhan Dukungan
Beberapa asuhan dan dukungan yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut:
(a) Pemberian rasa aman, dukungan, dan keyakinan kepala ibu bahwa ibu
mampu bersalin.
(b) Membantu pernafasan
(c) Membantu teknik meneran
(d) Ikut sertakan dan hormati keluarga yang menemani
(h) Pastikan kandung kemih kosong.
(3) Asuhan kala III
(a) Perubahan fisiologis pada kala III
(i) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Menurut (Sondakh, 2013;h.136) Setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh, dan tinggi
fundus biasanya terletak dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan
plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau berbentuk
menyerupai buah pir atau alpukat, dan fundus berada diatas pusat (sering
kali mengarah ke sisi kanan).
(ii) Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda ahfeld)
(iii) Semburuan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan
darah(retroplacental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus dan
permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya, maka darah
akan tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
Manajemen aktif kala III
Tujuan manajemen kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus
yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan,
dan mengurangi kehilangan kala III persalinan jika di bandingkan dengan
Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:
(1) Memberikan suntikan oksitosin dalam satu menit pertama setelah bayi lahir.
(2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali
(3) Masase fundus uteri.
Penegangan tali pusat terkendali
Prosedur penegangan tali pusat secara terkendali adalah:
(a) Berdiri di samping ibu.
(b) Memindah klem (penjepit untuk memotong tali pusat saat kala II) pada
tali pusat sekitar 5-20 cm dari vulva, memegang tali pusat lebih dekat
ke vulva akan mencegah avulsi.
(c) Meletakan tangan yang satunya pada abdomen ibu (beralaskan kain)
tepat di atas sympisis pubis. Tangan ini digunakan untuk meraba
kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat melakukan
penegangan pada tali pusat.
(4) Asuhan kala IV
Kala IV merupakan tahap pemulihan yaitu periode, yaitu periode
yang kritis untuk ibu dan bayi baru lahir. Mereka bukan saja pulih dari
proses fisik persalinan, tetapi juga memulai suatu hubungan baru.
- Penatalaksanaan Kala IV
Beberapa tindakan penatalaksanaan pada kala IV antara lain:
(a) Memonitor konsistensi uterus. Uterus harus berkontraksi secara efektif,
teraba padat, dan keras.
- Riwayat atoni uterus pada kehamilan sebelumnya
- Status ibu sebagai grandmultipara
- Distensi berlebihan pada uterus, misalnya pada kehamilan kembar,
polihidramnion, atau makrosomia.
- Induksin atau augmentasi persalinan
- Persalinan presipiatus
- Persalinan memanjang.
(I) Mengecek kelengkapan plasenta dan membran pada saat inspeksi.
(II) Mengecek status kandung kemih
(III) Meminta ketersediaan orang kedua untuk memantau konsistensi uterus
dan aliran lokia, serta membantu masase uterus.
(IV) Menilai kemampuan pasangan ibu-bayi untuk memulai pemberian ASI
(Sondakh, 2013;h. 145)
e. Langkah asuhan persalinan normal
Menurut Buku APN,(2014;h.79-114) langkah asuhan persalinan normal
yaitu:
Melihat tanda kala dua
1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua:
a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b) Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum atau
vaginya
c) Perineum menonjol
d) Vulva vagina dan sfingter ani membuka
2) Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan.
Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril
sekali pakai di dalam partus set.
3) Mengenakan baju penutup atau clemek plastik yang bersih
4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci kedua
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
tangan dengan handuk satu kali pakai atau pribadi yang bersih.
5) Memakai satu sarung tangan dengan DTT atau steril untuk semua
pemeriksaan dalam.
6) Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik(dengan memakai sarung
tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakan kembali di partus
set/wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung
suntik.
Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik:
7) Membersihkan vulva dan perineum, menekanya dengan hati-hati.
8) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan bahwa pembukaan Serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban
belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.
9) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%.
10) Memeriksa DJJ setelah kontraksi berakhir.
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan
11) Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan
keinginanya.
12) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
13) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
Persiapan pertolongan kelahiran bayi:
14) Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, letakan
handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
15) Meletakan kain yang bersih di lipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
16) Membuka partus set.
17) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Menolong kelahiran bayi.
18) Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum
dengan satu tangan yang di lapisi kain, letakan tangan yang lain di kepala
bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala
bayi.
19) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain atau
kassa yang bersih.
20) Memeriksa lilitan tali pusat
21) Menunggu hingga kepala bayi melalukan putaran paksi luar secara spontan.
Lahir bahu:
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi(bipariental). Menganjurkan ibu untuk meneran
arah luar hingga bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu
posterior.
23) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada di bawah ke arah perineum, membiarkan bahu dan lengan posterior
lahir ke tangan tersebut.
24) Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas dan
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat punggung kaki lahir.
Penanganan bayi baru lahir:
25) Menilai bayi dengan cepat
26) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan biarkan
kontak kulit dengan ibunya. Lakukan penyuntikan oksitosin/IM
27) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi
28) Memegang tali pusat dengan satu tangan dan memotongnya.
29) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi
dengan seluimut yang bersih dan kering.
30) Memberikan bayi kepada ibunya untuk memulai pemberian ASI.
Oksitosin:
31) Meletakan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk
mengecek untuk memungkinkan adanya bayi yang kedua.
32) Memberitahu pada ibu bahwa ia akan di suntik.
33) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan oksitosin 10
unit/IM
35) Meletakan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu untuk melakukan
palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem
dengan tangan yang lain.
36) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke
arah bawah pada tali pusat dengan lembut.
Mengeluarkan plasenta
37) Setelah plasenta lepas lakukan PTT
38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang kedua plasenta dengan
dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta sehingga selaput kebutan
terpilih.
Pemijatan uterus:
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus.
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan
selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban
lengkap dan utuh.
41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum.
42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan dengan larutan
klorin 0,5%.
44) Menempatkan klem tali pusat di desinveksi tingkat tinggi atau steril atau
mengikatkan tali desinveksi tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali
pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45) Mengikat satu lag simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan
46) Melepaskan klem bedah dan melepaskannya kedalam larutan klorin 0,5%.
47) Menyelimuti bayi dan menutupi bagian kepalanya.
48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.
b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.
c) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
d) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan peralatan yang
sesuai untuk penatalaksanaan atonia uteri.
e) Jika ditemukan laserasi yang memmerlukan jahitan, lakukan penjahitan
dengan anestesi lokal.
50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan massase uterus dan
memeriksa kontraksi uterus.
51) Mengevaluasi kehilangan darah.
52) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit pertama pada satu jam pertama dan setiap 30 menit selama dua jam
pasca persalinan. Memeriksa tempertur suhu tubuh ibu sesekali setiap jam
selama dua jam pertama pascapersalinan.
Kebersihan dan keamanan :
53) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi alat (10 menit).
54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah yang
sesuai.
56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan
klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
58) Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0.5%.
59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
60) Melengkapi partograf.
f. Komplikasi dalam persalinan
Menurut mochtar, (2012;h.213) komplikasi dalam persalinan yaitu:
1) Distosia karena kelainan his (power)
Distosia karena kelainan his (power) adalah his yang tidak normal,
baik kekuatan maupun sifatnya, sehingga menghambat kelancaran
persalinan.
Penanganan: periksa keadaan Serviks, presentasi dan porsi janin,
turunya bagian terbawah janin dan keadaan panggul dan berikan oksitosin
drip 5-10 satuan dalam 500 cc, dimulai dengan 12 tetes per menit, dinaikan
setiap 10-15 menit sampai 40-50 tetes permenit. Maksud dari pemberian
oksitosin adalah supaya Serviks dapat terbuka.
2) Distosia karena kelainan jalan lahir.
3) Partus percobaan.
Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan, untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya disproporsi sefalo-pelvik.
4) Distosia Serviks
Adalah terhalangnya kemajuan persalinan karena kelainan pada
dan peditin tidak merubah sifat kekakuan, tindakan kita adalah melakukan
seksio sesarea.
5) Kelainan pada letak kepala
Adalah bagian terbawah puncak kepala, pada pemeriksaan dalam
teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar kedepan.
3. MASA NIFAS
a. Pengertian Masa Nifas
Menurut Manuaba (2013;h. 363). Masa nifas yaitu masa pemulihan
organ genetalia internal menjadi normal secara anatomi dan fungsional
yang berlangsung sekitar 6 minggu. sedangkan Menurut Prawiroharjo
(2010; h. 123) masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas ini berlangsung selama 4 sampai 6 minggu menurut
(Wiliams;2014; h. 674).
Jadi kesimpulannya, masa nifas adalah masa pemulihan setelah
persalinan yang berlangsung antara 4 sampai dengan 6 minggu sampai
alat-alat kandungan kembali seperti saat sebelum hamil.
Menurut Mochtar (2012; h. 87) Masa nifas dibagi menjadi tiga periode :
1) Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium intermediate, yaitu kepulihan menyeluruh alat-lat genetalia
3) Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan kembali
sehat sempurna terutama jika selama hamil atau sewaktu persalinan
timbul komplikasi. Waktu untuk mencapai kondisi sehat sempurna
dapat berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.
b. Perubahan Anatomis fisiologis dan Klinis
1) Vagina dan Ostium Vagina
Pada awal masa nifas, vagina dan ostiumnya membentuksaluran
yang berdinding halus dan lebar yang ukurannya berkurang secara
perlahan namun jarang kembal keukuran saat nullipara. Rugae
mulaimuncul kembali pada minggu ketiga namun tidak meonjol seperti
sebelumnya. Hymen tiggal berupa potongan-potongan kecil sisa
jaringan , yang membentuk jaringan perut. Epitelvagina mulai berproliferasi pada masa nifas bersamaan dengan kembalinya produksi
estrogen ovarium. Terjadinya relaksasiostium vagina disebabkan oleh peregangan perineum selama persalinan. (Cuningham, 2014; h. 674).
2) Uterus
a) Pembuluh darah
Terdapat peningkatan aliran darah uterus pada saat
kehamilan menyebabkan pembuluh darah membesar, setelah
persalinan diameternya berkurang dan menutup oleh perubahan
hialin secara bertahap pada ukuran sebelum hamil. (Cuningham, 2014; h. 674)
b) Segmen serviks dan uterus bagian bawah
Pada beberapa hari setelah persalinan pembukaan Serviks
pembukaan ini menyempit, Serviks menebal, dan
kanalissendoservikal kembali terbentuk. Segmen uterus bagian bawah yang semula menopang kepala bayi menjadi menipis secara
nyata mengalami kontraksi dan retraksi (Williams,2014; h. 674)
c) Involusi uterus
Segera setelah persalinan, berat uterus menjadi kira-kira 1000
gram. Karena pembuluh darah ditekan oleh moimetrium yang berkontraksi maka uterus pada bagian tersebut tampak iskemik dibandingkan dengan uterus hamil yang hipermesis berwarna ungu kemerahan. Dua hari setelah persalinan uterus mulai berinvolusi
pada minggu pertama beratnya sekitar 500 gram, minggu kedua
beratnya sekitar 300 gram dan telah turun masuk ke pelvis dan pada minggu keempat uterus kembali keukuran sebelumnya hamil yaitu
kira kira kurang lebih 100 gram. Penurunan berat uterus disebabkan
oleh penurunan ukuran masing-masing sel (Cuningham, 2014; h.
674).
Tabel 2.5 Tinggi Fundus Uteri dan berat uterus
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat, 2 jbpst* 1000 gram 1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 500 gram
6 minggu Normal 50 gram
8 minggu Normal tapi sebelum hamil 30 gram
*jbpst = jari bawah pusat
d) Nyeri setelah melahirkan
Pada primipara uterus cenderung berkontraksi secara lambat sedangkan pada multipara uterussering berkontraksi kuat pada interval tertentu meimbulkan nyeri setelah malahirkan nyeri setelah
melahirkan dan terasa lebih nyeri jika bayi menyusu karena
pelepasan oksitosin tetapi nyeri ini akan menjadi lebih rinagn pada
hari ketiga (Williams, 2014; h. 674)
e) Lochea
Merupakan cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas (Mochtar, 2012, hal.87)
(1) Lochea rubra (cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, vernik caseosa, lanugo, dan
meconium selama 2 hari paska persalinan
(2) Lochea sangulonenta : berwarna merah kuning, berisi darah dan
lender, hari ke 3-7 persalinan
(3) Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tak berdarah lagi.
Pada hari ke 7-14 paska persalinan
(4) Lochea alba : cairan putih selama 2 minggu
3) Saluran kemih
Trauma kandungan kemih sangat berhubungan erat dengan
lamanya persalinan dan pada tahap tertentu merupakan akibat normal
dari melahirkan pervagianam (Williams, 2014; h. 677)
4) Peritoneum dan dinding abdomen
dan pelonggaran yang terjadi selama kehamilan tetapi dinding
abdomen tetap lunak (Williams, 2014; h. 677)
5) Berat badan
Berat badan akan turun mendekati berat badan sebelum hamil
dalam 6 bulan setelah persalinan karena telah mengeluarakan bayi dan
kehilangan darah (Williams, 2014; h. 677)
6) Payudara
Secara anatomis, setiap kelenjar mammae yang matang terdiri dari 15-25 lobus yang tersusun secara radial yang satu asama lain
dipisahkan oleh jaringan lemak yang jumlahnya bervariasi.
Masing-masing lobus terdiri dari beberapa lobulus yang tersusun atas alveoli yang mempunyai dektus kecil yang saling bergabung membantu satu dektus yang lebih besar untuk tiap lobus. Duktus-duktus laktiferus tersebut membuka secara terpisah pada papilla mammae dengan orifisum yang kecil tetapi jelas. Epitel alveolus memproduksi berbabagai konsistensi susu (Williams, 2014; h. 677)
7) Sistem percernaan
Pada saat persalinan alat pencernaan mengalami tekanan yang
menyebabkan kalon menjadi kosong, penurunan dari sekresikelenjar
percernaan, mempengaruhi kebutuhan kalori yang menyebabkan
kurang nafsu makan serta pengeluaran acairan yang berlebihan pada
waktu persalinan, serta kurangnaya aktivitas tubuh yang menyebabkan
c. Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan pada Masa Nifas menurut (Saleha, 2009) yaitu:
1) Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya untuk:
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b) Medeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk
apabila perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
Jika bidan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan
bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan
bayi dalam keadaan stabil 2.
2) Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk:
a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,
fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak
ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
3) Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:
Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
4) Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi
alami.
b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
Pada profil Kesehatan Indonesia (2015:h. 114) Pelayanan kesehatan
ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar,
yang dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang
dianjurkan, yaitu pada enam jam sampai dengan tiga hari pascapersalinan,
pada hari ke empat sampai dengan hari ke-28 pascapersalinan, dan pada
hari ke-29 sampai dengan hari ke-42 pascapersalinan. Masa nifas dimulai
dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan.
Jenis pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan terdiri dari :
1) Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu);
2) Pemeriksaan tinggi puncak rahim (fundus uteri);
3) Pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam lain;
4) Pemeriksaan payudara dan pemberian anjuran ASI eksklusif;
5) Pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kesehatan ibu
nifas dan bayi baru lahir, termasuk keluarga berencana;
6) Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.
d. Komplikasi dan kelainan dalam masa nifas (Prawirohardjo, 2010)
3) Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung,
4) Sakit kepala yang terus menerus, nyeri epigastrium atau ada
gangguan penglihatan,
5) Pembekakan di wajah atau tangan,
6) Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK atau jika merasa tidak enak
badan,
7) Payudara berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit,
8) Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama,
9) Rasa sakit, merah, lunak atau bengkak pada kaki,
10) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya sendiri
atau dirinya sendiri,
11) Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah.
e. Tujuan asuhan kebidanan masa nifas
Menurut Saifuddin (2009; h. 122) tujuan asuhan masa nifas
melupiti :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi dini timbulnya
masalah, mengobati merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu dan
bayi
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri,
nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi, perawatan
bayi agar tetap sehat dan memberikan pelayanan keluarga berencana
(KB).
Peran dan tanggung jawab bidan masa nifas menurut Sulistyawati
(2009; h. 4-5) yaitu
1) Sebagai teman dekat sekaligus pendaping ibu nifas saat menghadapi
masa-masa sulis masa nifas.
2) Sebagi pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan
terhadap ibu dan keluarga
3) Sebagai pelaksana dalam asuhan kepada pasien dalam tindakan
perawatan, pemantauan, penanganan masalah, rujukan, dan deteksi
dini komplikasi masa nifas agar dapat dilakukan pencegahan
secepatnya.
g. Adaptasi psikologi pada masa nifas
Menurut Saleha ( 2009;h. 63-64) merupakan waktu dimana ibu
mengalami stres pascapersalinan, terutama pada ibu primipara. Hal-hal
yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi yang memengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi
orang tua.
2. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman dekat.
3. Riwayat pengalaman hamil dan melahirkan sebelumnya.
4. Harapan, keinginan, dan aspirasi ibu saat hamil juga melahirkan.
Periode ini di ekspresikan oleh Reva Rubin yang terjadi pada tiga
tahap berikut ini: