• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka - BAB II DESKA HARI LAKSONO TS'18

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka - BAB II DESKA HARI LAKSONO TS'18"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

Seperti yang kita ketahui bahwa Kualitas atau mutu dari suatu beton sangat bergantung kepada komponen penyusun atau bahan dasar beton, bahan tambahan, cara pembuatan dan alat yang digunakan. Semakin baik bahan yang digunakan, campuran direncanakan dengan baik, proses pembuatan dilaksanakan dengan baik, dan alat-alat yang digunakan baik maka akan menghasilkan kualitas beton yang baik pula. Bahan-bahan pokok dari beton adalah semen, agregat yang terdiri dari agregat halus dan agregat kasar dan air serta bahan tambahan yang digunakan dengan keperluan tertentu

(2)

Menurut Ifan Gusrianto, dkk. (2016) Hasil Penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh batu kapur padat sebagai penambah agregat halus terhadap kekuatan tekan beton normal ( fc’25 MPa).Penmbahan batu kapur padat sebagai

agregat halus dapat mengurangi nilai kuat tekan beton, pesentase nilai kuat tekan beton dengan batu kapur padat 5%, 10%, 15% pada umur 7 hari berturut-turut sebesar 202,16 kg/cm2, 143,25 kg/cm, dan 118,06 kg/cm2 terhadap kuat tekan beton normal 87,53 kg/cm2, sedangkan pada umur 28 hari berturut-turut sebesar 241,36 kg/cm2, 2197,03 kg/cm, dan 219,30 kg/cm2 terhadap kuat tekan beton normal 226,84 kg/cm.

(3)

Menurut V.Senthilkumar2, dkk. (2014) Beton yang dibuat menggunakan bervariasi isi dari lateritik dan kapur batu pengisi sebagai baik agregat .Jumlah laterit sangat beraneka ragam 0 % untuk dari 100 % terhadap batu kapur pengisi pada interval % 25 .Sampel beton ( eg.cubes dan silinder ) yang dibuat dalam tiga kelas yang berbeda , yaitu: m15 , m20 dan m25 .Ditemukan bahwa 0.55 air / semen rasio diproduksi kompresi kekuatan lebih tinggi , kekuatan tarik dan lebih baik untuk m20 campuran workability , proporsi .Khusus kompresi dan kekuatan tarik berkisar dari -35.2 n 21.06 / mm2 dan 10.06 -15.5 n / mm2 untuk campuran dianggap .Hasil favourably membandingkan dengan orang orang dari beton konvensional .Beton ditemukan cocok untuk digunakan sebagai anggota struktural untuk bangunan dan struktur terkait , di mana laterit konten tak lebih dari 50 %

B. Landasan Teori

1. Beton

(4)

Kg/m3 sampai 2500 Kg/m3 dan dibuat menggunakan agregat alam yang dipecah maupun tidak dipecah. Kualitas atau mutu dari suatu beton sangat bergantung kepada komponen penyusun atau bahan dasar beton, bahan tambahan, cara pembuatan dan alat yang digunakan. Semakin baik bahan yang digunakan, campuran direncanakan dengan baik, proses pembuatan dilaksanakan dengan baik, dan alat-alat yang digunakan baik maka akan menghasilkan kualitas beton yang baik pula. Bahan-bahan pokok dari beton adalah semen, agregat yang terdiri dari agregat halus dan agregat kasar dan air serta bahan tambahan yang digunakan dengan keperluan tertentu.

2. Faktor Yang Menentukan Keberhasilan Dalam Pembuatan Beton

Ada beberapa faktor utama yang bisa menentukan keberhasilan dalam membuat beton, diantaranya adalah :

a. Keadaan semen, b. Faktor air semen (fas),

c. Kualitas agregat halus (pasir), d. Kualitas agregat kasar,

e. Prosedur yang benar dan cermat pada keseluruhan proses produksi beton, f. Pengawasan dan pengendalian yang ketat pada keseluruhan prosedur dan

mutu pelaksanaan.

3. Kelebihan Dan Kekurangan Beton

a. Kelebihan beton menurut Mulyono (2004):

(5)

2) Termasuk bahan awet, tahan aus, tahan kebakaran, tahan terhadap pengkaratan atau pembusukan oleh lingkungan, sehingga biaya perawatannya murah,

3) Tahan terhadap temperatur yang tinggi, 4) Biaya pemeliharaan yang kecil,

5) Kuat tekannya tinggi sehingga jika dikombinasikan dengan baja tulangan (yang kuat tariknya tinggi) maka mampu memikul beban yang berat,

b. Kekurangaan beton menurut Mulyono (2004): 1) Bentuk yang telah dibuat sulit diubah,

2) Pelaksanaan pekerjaan membutuhkan ketelitian yang tinggi, 3) Berat,

4) Kuat tarik yang kecil sehingga mudah retak, 5) Daya pantul suara yang keras,

6) Mengalami kembang susut akibat perubahan suhu.

4. Bahan Penyusun Beton

a. Agregat

Agregat terbagi atas agregat kasar dan agregat halus. Agregat halus umumnya terdiri dari pasir atau partikel-partikel yang lewat saringan 4 atau 5mm.Sedangkan agregat kasar tidak dapat melewati saringan tersebut atau diameter butir lebih dari 5mm (Dipohusodo : 1999).

1.) agregat halus

(6)

alat-alat pemecah batu. Adapun syarat-syarat dari agregat halus yang digunakan menurut SNI 03-6821-2002, antara lain :

a) Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras

b) Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh

pengaruh cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat di uji dengan larutan jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang hancur adalah 10% berat. Sedangkan jika dipakai magnesium sulfat

c) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ( terhadap berat kering), jika kadar lumpur melampaui 5% maka pasir harus di cuci. 2) agregat kasar

Agregat kasar dapat berupa kerikil hasil desintergrasi alami dari batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan besar butir lebih dari 5 mm. Kerikil, dalam penggunaannya harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut:

a) Butir-butir keras yang tidak berpori serta bersifat kekal yang artinya tidak pecah karena pengaruh cuaca seperti sinar matahari dan hujan.

b) Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, apabila melebihi maka harus dicuci lebih dahulu sebelum menggunakannya.

c) Tidak boleh mengandung zat yang dapat merusak batuan seperti zat –zat yang reaktif terhadap alkali. 4) Agregat kasar yang berbutir pipih hanya dapat digunakan apabila jumlahnya tidak melebihi 20% dari berat keseluruhan.

(7)

Menurut (SNI- 15-2049-2004). Semen portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lainnya.

Semen dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan penggunaannya. Jenis semen berdasarkan kegunaanya adalah sebagai berikut:

a) Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

b) memerlukan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada semen jenis lain.

c) Jenis II yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.

d) Jenis III, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.

e) Jenis IV yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalor hidrasi yang rendah.

f) Jenis V, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi terhadap sulfat (SNI-15-2049-2004).

4) Air

(8)

yang tercemar garam, minyak, gula, atau bahan kimia lainnya., bila dipakai dalam campuran beton akan menurunkan kualitas beton, bahkan dapat mengubah sifat-sifat beton yang dihasilkan.

5. Batu Gunung

Batu gunung / batu belah berasal dari batu bulat yang berukuran besar kemudian dipecah menjadi bongkahan – bongkahan lebih kecil. Batu belah ini umumnya berwarna kehitaman, hitam, coklat, keputihan tergantung daerah bukit / gunung asalnya. Batu belah umumnya kebanyakan terdapat pada daerah perbukitan dan gunung aktif. Batu belah merupakan batu yang sangat baik untuk pondasi menerus.

6. Kapur Alam

(9)

7. Kuat Tekan Beton

Menurut Tjokrodimuljo, 2007, .Kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas, yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat desak beton merupakan sifat terpenting dalam kualitas beton dibanding dengan sifat-sifat lain. Nilai kuat tekan beton seringkali menjadi parameter utama untuk mengenali kinerja beton, karena kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu dari sebuah struktur. Semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan. Kuat tekan beton diwakili oleh tegangan maksimum fc’ dengan satuan kg/cm² atau

MPa. Nilai kuat tekan beton umumnya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya, oleh karena itu untuk meninjau mutu beton biasanya secara kasar hanya ditinjau kuat tekannya saja. Kuat tekan silinder beton dapat dihitung dengan persamaan berikut (SNI 031974-1990).

Fc’= P/A

dengan:

Fc’= Kuat tekan kubus beton (MPa)

P = Beban tekan maksimum (kg) A= Luas bidang tekan (cm3)

8. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kuat Tekan Beton

(10)

a. Proporsi bahan-bahan campuran beton. b. Metode perancangan.

c. Perawatan dan,

d. Keadaan pada saat pengecoran dilakukan, yang terutama dipengaruhi

oleh lingkungan setempat.

9. Mix Design

Berdasarkan SNI-03-2384-1993 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal, mix design dapat diringkas dalam langkah-langkah seperti dibawah ini :

a. Menentukan kuat tekan beton karakteristik yang disyaratkan (fc’)

pada umur tertentu.

Tabel 2.1 Notasi kuat tekan beton Notasi Bentuk benda uji Ukuran Umur

K Kubus 15x15x15 28 hari

f’c Silinder D15 cm, tinggi 30 cm 28 hari

Sumber: SNI 03-2834-1993 b. Menetapkan Deviasi

(11)

Tabel 2.2 Asumsi Standar Deviasi

Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan

Deviasi Standar

(Mpa)

Memuaskan 2,8

Sangat Baik 3,5

Baik 4,2

Cukup 5,6

Jelek 7

Tanpa Kendali 8,4

Sumber: SNI T-15-1990-03

c. Menghitung nilai tambah (M) M = k x SD

Keterangan :

M : Nilai tambah (Mpa) SD : deviasi standar (Mpa)

k : tetapan statistk yang nilainya tergantung pada prosentase hasil uji yang lebih rendah dari f’c. Dalam hal ini diambil 5% sehingga nilai k= 1,64

d. Menetapkan kuat tekan rata-rata (f’cr) F’cr = f”+ M

F’cr : kuat tekan rata-rata, (Mpa)

F’c : Kuat tekan yang disyaratkan, (Mpa)

d. Menetapkan jenis semen portland

(12)

merupakan jenis semen biasa, sedangkan jenis III merupakan semen yang cepat mengeras.

e. Berat Jenis Agregat Campuran

Berat jenis agregat campuran dapat dihitung dengan rumus :

Bj campuran =

𝑋𝑏𝐽𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 h𝑎𝑙𝑢𝑠 + 𝑋𝑏𝐽𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡𝑘𝑎𝑠𝑎𝑟 Dengan :

Bj campuran = berat jenis agregat campuran kg/m3 Bj agr halus = berat jenis agregat halus kg/m3 Bj agr kasar = berat jenis agregat kasar kg/m3

P = persentase agregat halus terhadap agregat kasar (%) K = persentase agregat kasar terhadap agregat halus (%)

10.Konversi Umur Beton

Jika umur beton yang dikehendaki saat di uji belum mencapai 28 hari maka harus dikonversi sebagai berikut :

Tabel 2.3 Konversi Umur Uji Kuat Tekan Beton

Umur Perbandingan

3 0,46

7 0,7

14 0,88

21 0,96

28 1

(13)

11.Faktor Air Semen

Menurut Mulyono, 2004, Faktor air semen (fas) adalah perbandingan berat air dan berat semen yang digunakan dalam adukan beton. Faktor air semen yang tinggi dapat menyebabkan beton yang dihasilkan mempunyai kuat tekan yang rendah dan semakin rendah faktor air semen kuat tekan beton semakin tinggi. Namun demikian, nilai faktor air semen yang semakin rendah tidak selalu berarti bahwa kekuatan beton semakin tinggi. Nilai faktor air semen yang rendah akan menyebabkan kesulitan dalam pengerjaan, yaitu kesulitan dalam pelaksanaan pemadatan yang akhirnya akan menyebabkan mutu beton menurun. Oleh sebab itu ada suatu nilai faktor air semen optimum yang menghasilkan kuat desak maksimum. Umumnya nilai faktor air semen minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan maksimum 0,65.

Gambar 2.1 Hubungan Antara Kuat Tekan Dan Air Semen (benda uji berbentuk silinder diameter 150mm, tinggi 300mm)

(14)

12. Perawatan Beton

Menurut SK- SNI 03-3976-1995, disebutkan bahwa Perawatan beton di lapangan harus memenuhi ketentuan berikut :

a) Beton harus dipertahankan dalam kondisi lembab selama paling sedikit 7 hari setelah pengecoran;

b) Beton berkekuatan awal tinggi harus dipertahankan dalam kondisi lembab selama paling sedikit 3 hari pertama;

c) Bila diperlukan uji kuat tambahan harus diikuti ketentuan berikut : d) Untuk memeriksa tingkat pelaksanaan perawatan dan perlindungan

dari beton dalam struktur di lapangan, pengawas dapat meminta agar dilakukan uji tekan atas benda uji yang dirawat di lapangan;

e) Silinder yang dirawat di lapangan harus dirawat sesuai dengan kondisi di lapangan berdasarkan SK SNI (M-62-1990-03) tentang Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium menurut ketentuan yang berlaku;

f) Benda uji silinder yang dirawat di lapangan harus dicetak pada saat yang bersamaan dan diambil dari contoh yang sama dengan benda uji silinder yang akan dirawat di laboratorium;

(15)

13.Slump

Nilai slump digunakan untuk pengukuran terhadap tingkat kelecakan adukan beton segar, yang berpengaruh pada tingkat kemudahan pengerjaan beton (workability). Semakin besar nilai slump maka beton semakin encer dan semakin mudah dikerjakan. Sebaliknya semakin kecil nilai slump, maka beton akan semakin kental dan semakin sulit dikerjakan. Penetapan nilai slump untuk berbagai pengerjaan beton dapat dilihat pada Tabel 2.6

Tabel 2.4 Penetapan Nilai Slump Adukan Beton.

Ukuran maks kerikil (mm)

Jenis Batuan

Slump

0-10 10-30 30-60 60-80

10 Alami 150 180 205 225

Pecah 180 205 230 250

20 Alami 135 160 180 195

Pecah 170 190 210 255

40 Alami 115 140 160 175

Pecah 155 175 190 205

Gambar

Tabel 2.1 Notasi kuat tekan beton
Tabel 2.2 Asumsi Standar Deviasi
Tabel 2.3 Konversi Umur Uji Kuat Tekan Beton
Gambar 2.1 Hubungan Antara Kuat Tekan Dan Air Semen (benda uji
+2

Referensi

Dokumen terkait

Edukasi pada program acara Asyik Belajar Biologi dalam Mata Pelajaran. IPA

siD dur

Metode yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini,.

Kesimpulan dan Saran: Pengisian Sign In di Instalasi Bedah Sentral RS PKU Muhammadiyah Bantul masih belum patuh untuk itu rumah sakit juga perlu membuat sistem

Sanggahan atas pengumuman ini dapat diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah diumumkan. UNIT LAYANAN PENGADAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN UNIT

Pada proses penyembunyian data, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa semakin besar ukuran gambar penampung atau semakin kecil pesan rahasia yang akan disisipkan, maka perbedaan

Senyawa golongan flavonoid yang mempunyai aktivitas insektisida yang berasal dari tanaman di antaranya adalah rotenon dan deguelin yang terdapat pada

Dengan organisasi ruang radial ini, titik pusat dari area rawat inap pasien adalah pada nurse station dimana merupakan kontrol utama bagi pasien, sedangkan