• Tidak ada hasil yang ditemukan

Geol Kemayu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Geol Kemayu."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Exotic Traditional merupakan tema yang diangkat dalam pembuatan koleksi tugas akhir dengan judul “Geol Kemayu”. “Geol Kemayu” adalah lenggok tubuh seorang penari ronggeng yang memancarkan kegenitan seorang wanita gemulai dan menonjolkan lekuk tubuh sehingga memiliki kesan eksotis yang indah. Pembuatan busana tugas akhir ini mengambil inspirasi penari ronggeng Dukuh, Paruk, Banyumas, Jawa Tengah. Penari ronggeng adalah wanita yang memiliki kecintaan terhadap kesenian tradisional Indonesia dan memiliki citra budaya Jawa yang kuat.

Karya ini diharapkan dapat memberikan tren terbaru dalam industri fashion. Busana ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap busana ready-to-wear deluxe yang dewasa ini meningkat, terutama terhadap busana yang mengangkat tradisional khas Indonesia. Wanita yang menggunakan busana dari koleksi “Geol

Kemayu” akan tetap menampilkan kesan yang menarik, dewasa, matang, eksotis dan

anggun namun tetap memancarkan kedinamisan seorang wanita yang gemulai dan elegan.

Realisasi perancangan busana, baik secara siluet, reka bahan, kombinasi

bahan, dan teknik pembuatan busana “Geol Kemayu” akan disesuaikan dengan

konsep dan judul yang diangkat, sehingga tercapai suatu desain yang terintegrasi sebagai satu koleksi busana fashion dan tetap memiliki nilai jual. Sesuai karakteristik desain busana yang dibuat maka bahan utama yang digunakan adalah batik dan lurik bercorak khas Jawa, serta dibantu dengan bahan pendukungnya, seperti kain thai silk dan chiffon.

Teknik produksi yang digunakan dalam proses perwujudan desain ini dengan memadukan teknik jahit dan reka bahan berupa slash quilt dan aplikasi ragam hias payet. Pemanfaatan teknik-teknik tersebut digunakan untuk memperkuat kesan eksotis dan klasik namun tetap sesuai dengan gaya kekinian. Penggunaan kain batik sebagai material yaitu untuk memperkuat citra tradisional budaya Jawa pada desain busana, sesuai dengan budaya asal tari ronggeng.

Penerapan setiap elemen desain mempertimbangkan penerapan ide dan inovasi yang tentunya akan menciptakan suatu rancangan yang baru, bervariasi, dan memiliki keunikan serta dapat menjadi tren yang dapat diterima oleh masyarakat. Dengan demikian rancangan ini menggabungkan setiap material dan teknik yang diselaraskan dalam suatu karya yang indah dan memiliki nilai jual.

(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Exotic Traditional is a topic which is raised for final assignment titled "Geol Kemayu". "Geol Kemayu" is a movement from ronggeng dancer who can represent a pliant foppery woman and can accentuate body shape so that it has an exotic image. This final assignment is inspired from Dukuh Paruk, Banyumas, Jawa Tengah, ronggeng dancers. Ronggeng dancer is a woman who has passion with Indonesian traditional arts and has a strong image of Javanese culture.

This work is expected to be able to bring new trend in fashion industries. This outfit is made to satisfy consumen needs for ready-to-wear deluxe clothes which now has increased, especially for typical Indonesian outfit. A woman who uses the outfit from "Geol Kemayu" collection will show attractive, mature, exotic look but still can show her pliant and elegant.

The realization for the design, either for silhouette, material sample, material combination or the technnique of outfit making of "Geol Kemayu" will be suit for the concept and the title, so it can reach an integrated design as a fashion collection and still has a value of selling. In appropriate with the characteristic design which had made, the main material is used is typical Javanese batik and lurik and also adds with its support material, such as thai silk and chiffon fabric.

The technique which is used in this process is by combining sewing technique and material sample, such as slash quilt and a kind of sequins application. The function of those techniques is used to strengthen exotic and classic but still appropriate in a modern time style. The using of batik fabric as a material is to strengthen Javanese traditional culture. This is same as the original culture of ronggeng.

The application in every design elements is considered with the idea and innovation that will create a new design, variety and surely unique so that can be a trend which can be accepted by the society. Thus this design combines every materials and techniques which is harmonized in a magnificent work and has a value of selling.

(3)

iv

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah... 3

1.4 Tujuan Perancangan ... 3

1.5 Metode Perancangan ... 4

1.6 Sistematika Penulisan... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Teori Fashion ... 6

2.1.1 Pengertian Fashion ... 6

2.1.2 Pengertian Tren ... 7

2.2 Teori Busana ... 9

2.2.1 Pengertian Busana ... 9

2.2.2 Fungsi Busana ... 11

2.2.3 Bentuk Busana ... 13

2.2.4 Pengertian Siluet Busana ... 16

2.2.4.1 Penggolongan Siluet ... 17

2.2.5 Busana Ready to Wear Deluxe ... 18

2.3 Teori Pola dan Jahit ... 20

2.3.1 Teori Pola ... 20

(4)

v

2.4.4 Batik Sablon/ Printing ... 31

2.4.5 Chiffon ... 32

2.4.6 Thai Silk ... 32

2.5 Teori Desain ... 32

2.5.1 Unsur Desain ... 32

2.5.2 2.5.2 Prinsip Desain ... 33

2.6 Warna ... 35

BAB III DESKRIPSI OBJEK STUDI ... 39

3.1 Novel Ronggeng Dukuh Paruk ... 39

3.2Tari Ronggen ... 44

BAB IV KONSP PERANCANGAN ... 45

4.1 Perancangan Umum ... 45

4.1.1 Image Board ... 45

4.1.2 Konsep... 46

4.1.3 Perancangan Khusus ... 46

4.1.4 Desain Busana I... 47

4.1.5 Desain Busana II ... 48

4.1.6 Desain Busana III ... 49

4.1.7 Desain Busana IV ... 50

4.2 Perancangan Detail Fashion ... 50

(5)

vi

Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1 Kesimpulan ... 57

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

BIODATA PENULIS ... 61

(6)

vii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Poncho ... 14

Gambar 2.2 Busana Bungkus (Sari) ... 14

Gambar 2.3 Busana Bungkus (Sari) ... 15

Gambar 2.4 Kaftan ... 15

Gambar 2.5 Kaftan ... 15

Gambar 2.6 Kaftan ... 16

Gambar 2.7 Celana ... 16

Gambar 2.8 Pola Dasar ... 24

Gambar 2.9 Proses Penyablonan Kain ... 31

Gambar 2.10 Roda Warna ... 35

Gambar 2.11 Harmonisasi Warna ... 37

Gambar 2.12 Warna Monokrom ... 38

Gambar 3.1 Cover Buku Ronggeng Dukuh Paruk ... 39

Gambar 3.2 Foto Studio Penari Ronggeng dan Orkestra Gamelan 1870-1900 ... 40

Gambar 3.3 Lukisan Dua Penari Ronggeng dengan Orkestra Gamelan 1854 ... 42

Gambar 4.1 Image Board “Geol Kemayu” ... 45

Gambar 4. 2 Ilustrasi Fashion I ... 47

Gambar 4. 3 Ilustrasi Fashion II ... 48

Gambar 4. 4 Ilustrasi Fashion III ... 49

(7)

viii

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4. 6 Teknik Payet ... 51

Gambar 4. 7 Payet ... 51

Gambar 4. 8 Reka Bahan Slash Quilt... 52

Gambar 4. 9 Sepatu ... 52

Gambar 4. 10 Kalung ... 53

Gambar 4. 11 Giwang atau Anting-anting ... 54

Gambar 4. 12 Gelang ... 54

Gambar 4. 13 Cincin ... 54

Gambar 4. 14 Kain Batik Katun ... 55

Gambar 4. 15 Kain Lurik Katun ... 56

Gambar 4. 16 Kain Thai Silk ... 56

Gambar 4. 17 Kain Chiffon ... 56

(8)

ix

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Pola Kecil (Skala 1:4) ... 62

Lampiran B : Foto Material... 84

Lampiran C : Foto Busana ... 86

Lampiran D : Gambar Teknik (Technical Drawing)... 94

Lampiran E : Ilustrasi Fashion ... 104

Lampiran F : Foto Reka Bahan ... 112

Lampiran G : Foto Proses Pembuatan ... 113

Lampiran H : Rincian Harga ... 114

(9)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Busana merupakan pemenuh kebutuhan primer manusia akan sandang, terkhusus untuk tujuan utama busana sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca. Selain kebutuhan untuk melindungi tubuh dari cuaca, busana juga menjadi ciri khas pengunanya. Selain itu busana memiliki fungsi untuk menutupi tubuh dan menghadirkan keselarasan penampilan pada penggunanya. Sehingga pada siklus kehidupan, manusia membutuhkan perkembangan fashion yang lebih berkembang dan maju.

Fashion yang dipilih seseorang dapat menunjukkan bagaimana seseorang tersebut memilih gaya hidup yang dilakukan. Seseorang yang sangat fashionable, secara tidak langsung mengkonstruksi dirinya sebagai seseorang dengan gaya hidup modern dan selalu mengikuti tren yang ada. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia modern, gaya hidup membantu menentukan sikap dan nilai-nilai serta menunjukkan status sosial. Barnard (2007:11) menyimpulkan etimologi kata fashion terkait dengan bahasa Latin, factio artinya "membuat". Karena itu, pengertian asli fashion adalah sesuatu kegiatan yang dilakukan seseorang. Kini terjadi penyempitan makna dari fashion tersebut menjadi sesuatu yang dikenakan seseorang, khususnya pakaian beserta aksesorinya.

(10)

2

Universitas Kristen Maranatha Penari Ronggeng Dukuh Paruk, Banyumas, Jawa Tengah, merupakan inspirasi desain yang diangkat dalam pembuatan koleksi busana “Geol Kemayu” ini. Penggunaan material yang bercirikan budaya Jawa yang melekat pada setiap desain busana ini memiliki tujuan agar lebih memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada penggunanya. Busana ini pun dapat memberikan kesan elegan dengan nuansa klasik tradisi budaya Jawa yang sesuai dengan perkembangan jaman dan perkembangan fashion.

“Geol Kemayu” adalah kesan liuk tubuh wanita yang eksotis, yaitu menonjolkan beberapa bagian lekuk tubuh wanita, seperti pada bagian dada, pinggang, pinggul, dan paha. Semua ini dapat diwujudkan dengan menggabungkan inspirasi desain dan judul yakni penari ronggeng Dukuh Paruk, Banyumas, Jawa Tengah dan “Geol Kemayu”. Warna yang digunakan adalah warna-warna alam seperti cokelat dan hijau yang akan memberikan kesan eksotis tradisional, serta menampilkan keselarasan kombinasi bahan dan tetap memberikan ciri khas tradisional yang klasik namun tetap sesuai dengan gaya kekinian.

Penulis memilih konsep Penari Ronggeng Dukuh Paruk, Banyumas, Jawa Tengah, dikarenakan daerah setempat identik dengan wanita yang melestarikan budaya tradisional Indonesia, khususnya tari ronggeng. Wanita yang dimaksud adalah sosok wanita yang eksotis, gemulai, tradisional, dan mempesona. Para wanita ini tentunya memiliki penampilan yang dapat berkaitan dengan sosok dan sifat dari penari ronggeng Dukuh Paruk yang memiliki citra eksotis dan mencintai warisan seni budaya Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang ditemukan, yaitu sebagai berikut :

1. kebutuhan konsumen, khususnya wanita, terhadap busana ready-to-wear deluxe,

(11)

3

Universitas Kristen Maranatha 3. meninjau ciri karakter dan penampilan dari penari ronggeng Dukuh Paruk,

Banyumas, Jawa Tengah,

4. kejenuhan terhadap pengolahan desain busana ready-to-wear deluxe di Indonesia, karena desain busananya yang terlalu kebarat-baratan.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah pada laporan ini yang sehubungan dengan tema sang penari ronggeng dukuh paruk yang bejudul “Geol Kemayu”, yaitu sebagai berikut :

1. mengacu pada busana deluxe yang terinspirasi dari keeksotisan seorang wanita yang memancarkan kesan menarik, dewasa, eksotis, serta memancarkan kekuatan seorang wanita yang tetap memiliki kesan keanggunan dan gemulai dengan citra tradisional yang kuat,

2. unsur budaya local yang diangkat fokus terhadap elemen yang berkaitan dengan penari ronggeng Dukuh Paruk, Banyumas Jawa Tengah, khususnya desain busana dan aksesoris,

3. desain memodifikasi dari busana penari ronggeng dan warna yang dipilihpun disesuaikan untuk menampilkan citra tradisional elegan,

4. pemilihan material yang digunakan adalah katun motif lurik, batik, chiffon dan thai silk untuk mendukung kesan tradisional yang kuat.

1.4 Tujuan Perancangan

Tujuan dirancangnya busana koleksi “Geol Kemayu” adalah menampilkan variasi bagi busana ready-to-wear deluxe di Indonesia dengan mengangkat inspirasi penari ronggeng Dukuh Paruk. Dalam rancangan ini diharapkan dapat memberikan sentuhan baru mengenai perkembangan dan perubahan busana tradisional yang sudah ada dengan menggunakan teknik yang terbaru tanpa meninggalkan ciri khasnya, sehingga memberikan kesan lebih modern.

(12)

4

Universitas Kristen Maranatha

1.5 Metode Perancangan

1.6 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan Tugas Akhir ini terdiri dari sub bab yang ada pada setiap bab yang menjelaskan secara rinci mengenai konsep dan inspirasi yang mendukung dalam pembuatan busana Tugas Akhir ini, yaitu sebagai beikut :

BAB I PENDAHULUAN, bab ini menjelaskan tentang pendahuluan yang berisi latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode perancangan, dan sistematika penulisan.

(13)

5

Universitas Kristen Maranatha BAB III OBJEK STUDI, bab ini menjelaskan tentang objek studi penari ronggeng Dukuh Paruk, Banyumas, Jawa Tengah dan tari ronggeng berdasarkan survey.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN, bab ini menjelaskan tentang konsep perancangan yang berisi aplikasi konsep dan tema pada rancangan, perancangan umum, perancangan khusus dan perancangan detail fashion. Uraian mendetail mengenai konsep penari ronggeng dukuh paruk, image board, warna, penerapan konsep, siluet busana, dan produk fashion lainnya yang dirancang untuk menujang busana ready-to-wear deluxe dengan judul “Geol Kemayu”.

(14)

57

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Exotic Traditional merupakan tema, dengan konsep Penari Ronggeng berasal

dari Dukuh Paruk, Banyumas, Jawa Tengah, yang diangkat dalam pembuatan koleksi Tugas Akhir yang diberi judul “Geol Kemayu”. Penggunaan kain batik dan lurik yang diaplikasikan pada koleksi busana ready-to-wear deluxe ini dirancang untuk menampilkan kesan tradisional yang menarik, dewasa, matang, eksotis, menampilkan kekuatan seorang wanita yang dinamis gemulai tetapi tetap elegan. Kesan-kesan tersebut diperkuat dengan siluet liuk tubuh sang penari itu sendiri yang memiliki citra eksotis.

Koleksi busana ready-to-wear deluxe ini sangat elegan dan klasik dengan menampilkan citra budaya tradisi Jawa. Warna–warna yang digunakan adalah warna yang memberikan citra tradisional yang kuat serta memberikan kesan keeksotisan seorang wanita. Realisasi perancangan busana, baik secara siluet, reka bahan, kombinasi bahan, dan teknik pembuatannya akan disesuaikan dengan konsep dan judul sehingga tercapai suatu desain yang terintegrasi sebagai satu koleksi busana fashion dan tetap memiliki nilai jual. Sesuai karakteristik desain busana yang dibuat maka bahan utama yang digunakan adalah batik dan lurik bercorak khas Jawa, serta dibantu dengan bahan pendukungnya seperti kain thai silk dan chiffon.

(15)

58

5.2 Saran

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merancang dan memproduksi koleksi perancangan “Geol Kemayu” ini. Salah satu permasalahan dalam proses awal perancangan ini adalah menentukan desain busana yang dapat mewakili kesan keseluruhan image board “Geol Kemayu”. Dalam proses produksi permasalahan yang muncul adalah mencari material yang bercorak khas Jawa Tengah di Bandung dan di Yogyakarta. Maka solusi yang dipilih adalah dengan memesan kain pada pabrik sebanyak 20 meter untuk katun bercorak lurik, 15 meter katun batik dengan bunga berwarna pink dan 15 meter katun batik dengan bunga berwarna biru. Pencarian kain pendukung pun mengalami kendala dikarenakan sulitnya mencari bahan thai silk dan chiffon, yang memiliki warna senada yang dapat saling mendukung kesan tradisional. Maka memalui pencarian ditemukanlah kain yang senada dan saling mendukung dengan cara meninjau kembali image board dengan memadukan warna yang sesuai dengan pencitraan wanita yang eksotis, serta membawa kain batik dan lurik untuk menyelaraskan dengan kain thai silk dan chiffon yang akan dipilih.

Dalam penjahitan dibutuhkan ketelitian, kerapihan dan kesabaran dalam membuat slash quilt, mulai dari penjahitan hingga pemotongan setiap bagian slash quilt itu sendiri. Pada pemayetan juga ditemukan kendala karena banyak benang

(16)

59

DAFTAR PUSTAKA

-. Oxford English Dictionary. 2006. Little Oxford English Dictionary. California: Oxford University Press

Barnard, Malcom. 2009. Fashion sebagai Komunikasi: Cara Mengomunikasikan Identitas Sosial, Seksual, Kelas, dan Gender (terj. Idy Subandi Ibrahim).

Yogyakarta: Penerbit Jalasutra

Davis, L. Marian. 1980. Visual Design In Dress. New Jersey: Englewood Cliffs Publishing

Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa (Indonesia). 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Eundeok, Kim, dkk. 2011. Fashion Trends Analysis and Forecasting. London-UK: Bloomsbury Publishing Plc.

Foster, Viv. 2004. Colour Matching Handbook. Rochester-UK: Grange Books Gale, C & Kaur, J. 2002. The Textile Book. UK: Oxford International Publishers Ltd. Gerval, Olivier. 2007. Fashion (Concept to Catwalk). Jerman : Groupe Eyrolles Muliawan, Porrie. 1985. Analisa Pecah Model Busana Wanita. PT BPK Gunung

Mulia

Muliawan, Porrie. 1990. Analisa Pecah Model Busana Wanita. PT BPK Gunung Mulia

Piliang. 2004. Trend Busana. Artikel Online, http://www.pengertian fashion menurut para ahli.com/2012/07 (diakses: 20 Mei 2013)

Poespo, Goet. 2009. A to Z Istilah Fashion. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Sunato, Sri Rudiati. 1993. Pola Busana Wanita. Artikel Online, http://www.membuat

(17)

60

Tamimi. 1982. Pola Busana Wanita. Artikel Online, http://www.membuat pola busana/2010/01/cara-membuat-pola-busana.html (diakses: 22 Mei 2013) Tohari, Ahmat. 2003. Ronggeng Dukuh Paruk. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Wilson, E. 1990. Postmodernism and Society. London-UK: Macmillan

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Perbedaan Prosedur Pengembangan Desain Kurikulum Pada Pembelajaran Akselerasi dan Pembelajaran Reguler .... Perbedaan Penetapan Tujuan Kurikulum pada

pegawai yang telah memenuhi persyaratan masa kerja untuk naik pangkat dan golongan setingkat lebih tinggi. 2 Pegawai yang akan naik pangkat melengkapi persyaratan dan menyerahkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media sapih hanya berpengaruh nyata terhadap jumlah daun, sedangkan parameter lain seperti persentase hidup,

Sedangkan, semakin banyak material padatan yang diumpankan, maka laju pengeringan semakin rendah, akan tetapi kandungan air sisa di padatan relatif sama..

Nama lengkap : ……….. Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya sanggup membayar semua biaya yang dikenakan selama Pendidikan S-2 Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Perancangan tipografi dengan adaptasi aksara daerah ini diharapkan dapat mewakili karakter aksara daerah dan pengaplikasian sebagai tipografi digital dapat digunakan oleh

Apabila kabupaten/kota yang menentukan jumlah tertentu atau dengan kriteria tertentu sebagai wilayah studi, sebelum melakukan random sampling dalam menentukan RT/desa

3. Permukiman harus memiliki sarana pengelolaan lingkungan yang meliputi: 1) air bersih di lingkungan permukiman cukup tersedia dan memenuhi kebutuhan penghuni. Sumber air