• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan - POTENSI PROTEKTIF MAKANAN TRADISIONAL MINANGKABAU TERHADAP PENYAKIT KARDIOVASKULER.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ringkasan - POTENSI PROTEKTIF MAKANAN TRADISIONAL MINANGKABAU TERHADAP PENYAKIT KARDIOVASKULER."

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI PROTEKTIF MAKANAN TRADISIONAL MINANGKABAU TERHADAP PENYAKIT KARDIOVASKULER

Nur Indrawaty Lipoeto* dan Deddi Prima Putra** * Fakultas Kedokteran – Universitas Andalas

** Fakultas Farmasi – Universitas Andalas

Pendahuluan

Perubahan pola konsumsi dari makanan tradisional ke makanan gaya barat yang tinggi kalori dan tinggi protein adalah penyebab utama meningkatnya penyakit kardiovaskuler di negara berkembang. Sebuah studi di Jepang oleh Kato et al (1987) melaporkan terdapat hubungan erat antara peningkatan konsumsi makanan yang kaya lemak seperti mentega, keju, roti, ham dan sosis dengan peningkatan kematian akibat penyakit degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler. Di negara-negara kepulauan Pasifik perubahan pola konsumsi yang tinggi serat dan karbohidrat pada saat masih di negara asal ke pola makanan negara barat setelah kepindahan mereka ke Selandia Baru dan Australia menyebabkan peningkatan berat badan serta risiko penyakit kardiovaskuler lain (Kato et al., 1987).

Makanan tradisional Minang adalah makanan yang kaya serat, kaya rempah bumbu, tinggi ikan dan tinggi kelapa. Telah terjadi kesalahan persepsi tentang makanan minang oleh karena ketakutan yang berlebihan terhadap kelapa. Studi pendahuluan memperlihatkan bahwa makanan minang yang mengandung kelapa bukanlah penyebab terjadinya penyakit jantung koroner pada penderita jantung koroner di Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan untuk memperlihatkan potensi protektif terhadap penyakit kardiovaskuler pada makanan minang melalui penelitian jumlah konsumsi ikan, bumbu dan rempah pada masyarakat Sumbar.

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan pada dua Kota: yakni Padang dan Padang Panjang serta dua Kabupaten yakni Kabupaten Padang Pariaman dan Solok. Penelitian dilakukan terhadap 437 orang responden terpilih. Data yang dikumpulkan adalah data demografi, kesehatan, data konsumsi melalui Food Frequency Questionnaire serta data profil lipid, gula darah serum serta data antropometri dan tekanan darah.

(2)

Hasil dan Diskusi

Penelitian ini dilakukan pada responden yang sebagian besar (73.32%) berumur diatas 40 tahun. Penelitian dilakukan terhadap 437 orang responden memperlihatkan rata-rata tinggi badan adalah 150 cm dan Indeks massa Tubuh 25.2. Data ini memperlihatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai status gizi berat badan berlebih. Tidak ditemukan perbedaan bermakna nilai antropometri berat badan, Indeks Massa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang antara Kota dan Kabupaten. Secara keseluruhan penderita hipertensi yang mempunyai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg ditemukan pada sebanyak 32.7% responden, seperti terlihat pada tabel 4.4. Jika dilihat perbedaan persentase penderita hipertensi antara Kota dan Kabupaten terdapat perbedaan bermakna (p=0.000), penderita hipertensi di Kota ditemukan sebanyak 25.9% sedangkan di Kabupaten ditemukan setinggi 46.9%.

Penelitian ini memperlihatkan terdapat perbedaan konsumsi ikan, sayur dan buah pada responden di Kota dibanding responden di Kabupaten. Responden di Kota mengkonsumsi lebih banyak energi, karbohidrat, lemak dan kolesterol. konsumsi bumbu rata-rata responden cukup tinggi yakni rata-39.08 gram perhari. Jenis bumbu yang cukup sering dikonsumsi adalah bawang merah, bawang putih, kunyit, lengkuas dan jahe. Konsumsi yang didapat ini merupakan total dari ke lima jenis bumbu tersebut.

Terlihat perbedaan bermakna pada konsumsi ikan dan makanan mengandung antioksidan antara responden yang tinggal di Kota dan Kabupaten. Perbedaan konsumsi ikan didapat pada p=0.000, sayur pada p=0.015, buah pada p=0.000 dan total seluruh makanan mengandung antioksidan pada p=0.001. Tidak terdapat perbedaan bermakna pada konsumsi bumbu antara responden di Kota dan Kabupaten. Terdapat hubungan bermakna antara kosumsi bumbu dengan berat badan dan IMT tapi tidak bermakna setelah dikokntrol oleh konsumsi energi dan karbohidrat. Terdapat hubungan bermakna negatif antara konsumsi bumbu dengan tekanan sistolik. Responden di Kabupaten lebih bannyak yang menderita hipertensi dibanding responden di Kota.Tidak terdapat hubungan antara konsumsi makanan mengandung antioksidan dan ikan dengan nilai antropometri, tekanan darah serta profil lipid dan gula darah.

Konsumsi bumbu berhubungan positif dan bermakna dengan lingkar pinggang dan berat badan, hubungan tetap bermakna setelah dikontrol dengan umur, konsumsi lemak dan protein tapi tidak bermakna setelah dikontrol dengan konsumsi energi dan karbohidrat,,

(3)

Kesimpulan

Diperlukan penelitian lanjutan untuk melihat jumlah, jenis dan aktivitas antioksidan pada makanan yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Sumatera Barat.. Perlu juga penelitian lanjutan tentang kadar asam lemak dalam serum plasma masyarakat Minang di Sumatera Barat dan menghubungkannya dengan berbagai faktor konsumsi dan faktor risiko PKV. Bumbu mempunyai efek protektif, sehingga informasi ini perlu disebarluaskan kepada masyarakat luas.

Referensi

Dokumen terkait

1) All the animals from control and all the treated dose groups up to 500 mg/kg survived throughout the dosing period of 28 days. 2) No signs of toxicity were observed in

Terbuka pada program Pascasarjana universitas Islam Negeri Raden Intan

Bagi Penyedia Barang/Jasa yang berkeberatan atas dikeluarkannya pengumuman ini, dapat mengajukan surat sanggahan kepada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa (ULP)

Untuk meningkatkan penerimaan pajak mineral bukan logam dan batuan, strategi yang harus dilakukan oleh DPPKAD Kabupaten Gresik adalah sosialisasi Perda kepada masyarakat,

)rgan a!domen yang daat mengalami herniasi antara lain gaster& oment#m& #s#s hal#s& kolon& lien dan hear$ *#ga daat terjadi hernia inkarserata ma##n

Dengan dilakukannya penerapan model pembelajaran berbasis masalah yang berorientasi pada biodiversitas lingkungan sekitar, maka dalam setiap proses pembelajaran dapat

(2000), menyatakan bahwa secara konseptual ekowisata dapat dikatakan sebagai suatu konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya

Dalam rangka pengumpulan data, peneliti menggunakan angket sebagai instrumennya maka teknik pengumpulan data yang dipergunakan peneliti adalah kuisioner yaitu