iv
KEDUDUKAN WARISAN BERUPA HAK MILIK ATAS TANAH TERHADAP AHLI WARIS YANG BERGANTI KEWARGANEGARAAN
DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960 TENTANG PERATURAN DASAR POKOK-POKOK AGRARIA DAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEWARGANEGARAAN
Aditya Rachman 110110100072
Seseorang yang telah lama berdomisili di luar negeri dapat melepaskan kewarganegaraannya sebagai warga negara Indonesia untuk
kemudian mendapatkan kewarganegaraan baru sesuai dengan
domisilinya. Namun dengan hilangnya kewarganegaraan Indonesia, tidak semata-mata menghapuskan hubungan antara orang yang berganti kewarganegaraan tersebut dengan keluarganya di Indonesia. Salah satu hubungan dalam kekeluargaan adalah hubungan waris. Meskipun telah berganti kewarganegaraan, seorang ahli waris tetap memiliki hak waris terhadap harta warisan dari orang tuanya selama tidak ada hijab/halangan yang menyebabkan ahli waris tidak berhak atas harta warisan. Permasalahan muncul ketika objek harta warisan berupa hak milik atas tanah, dimana diatur dalam UUPA bahwa orang asing tidak berhak memiliki tanah dengan status hak milik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketentuan pewarisan hak milik atas tanah terhadap ahli waris yang berganti kewarganegaraan, serta tindakan hukum apa yang dapat dilakukan agar hak atas tanah tersebut tidak jatuh kepada negara.
Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif dengan menitikberatkan penelitian pada bahan hukum primer, sekunder, maupun tersier yang terkait dengan hak milik atas tanah. Spesifikasi penelitian yang dilakukan adalah deskriptif analitis dengan memaparkan ketentuan mengenai hak milik atas tanah, cara pendaftaran dan pemindahannya, untuk selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan simpulan. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan dengan mengkaji data sekunder dan penelitian lapangan yang diperoleh langsung dari lapangan sebagai pendukung data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah metode yuridis kualitatif.
Ketentuan pewarisan berupa hak milik atas tanah terhadap ahli waris yang berganti kewarganegaraan tidak diatur sedemikian rupa dalam hukum positif di Indonesia, karena pada dasarnya ahli waris berhak atas warisan dari pewaris asalkan tidak ada hijab/penghalang yang membuat
ahli waris kehilangan haknya, akan tetapisetelah pewarisan dilakukan dan