• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lebih sederhana yaitu meningkatnya Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Nasional Bruto (PNB) riil suatu negara pada tahun tertentu apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Sukirno, 2006). PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir, yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha atau unit ekonomi. PDB merupakan salah satu indikator penting yang berguna untuk mengukur dan mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam periode tertentu.

b. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu topik yang sudah lama dibahas oleh ahli-ahli ekonomi dan semakin banyak dikaji.

Berawal pada tahun 1776 yaitu munculnya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations, sebuah karya Adam Smith yang menganalisis faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi dan penyebab berlakunya. Sesudah masa

(2)

Adam Smith, banyak ahli-ahli ekonomi yang mulai mengkaji mengenai pertumbuhan ekonomi maupun pembangunan ekonomi.

Ahli ekonomi klasik mengemukakan bahwa stok barang- barang modal, jumlah penduduk, kekayaan alam dan luas tanah, serta tingkat teknologi merupakan empat faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Teori klasik ini menekankan pentingnya faktor-faktor produksi terutama mengenai peranan tenaga kerja bahwa dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi.

Teori selanjutnya dari Schumpeter dan Harrod-Domar. Teori Schumpeter menekankan pada peran usahawan yang melakukan investasi maupun inovasi untuk mewujudkan adanya pertumbuhan ekonomi. Schumpeter berpendapat bahwa inovasi akan semakin sulit dan terbatas untuk dilakukan apabila tingkat kemajuan suatu ekonomi semakin tinggi. Teori Harrod-Domar lebih menekankan pada peran dari segi permintaan dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Teori ini menunjukkan bahwa faktor yang menimbulkan adanya pertambahan pengeluaran agregat adalah adanya peranan investasi. Investasi yang semakin banyak menyebabkan semakin pesat pula pertumbuhan ekonominya (Todaro, 2000).

Teori Neo klasik mencoba memperluas kajiannya dengan melihat persoalan pertumbuhan ekonomi dari segi penawaran. Teori ini dikembangkan oleh Abramovits dan Solow yang lebih dikenal dengan sebutan teori Solow. Teori ini menjelaskan bahwa perkembangan faktor-faktor produksi sangat mempengaruhi

(3)

commit to user

pertumbuhan ekonomi dan dapat menjelaskan pertumbuhan ekonomi jangka panjang (Mankiw, 2003). Pandangan ini dapat dinyatakan dalam persamaan berikut ini:

dimana merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi, merupakan tingkat pertumbuhan modal, merupakan tingkat perkembangan teknologi dan merupakan tingkat pertumbuhan penduduk (Solow, 1956 dalam Mankiw,Romer dan Weil, 1992).

Teori pertumbuhan selanjutnya adalah teori endogen yang sering pula disebut dengan new growth theory. Teori ini merupakan pengembangan dari teori Solow dengan memasukkan sumber daya manusia sebagai modal. Teori ini dapat menjelaskan pertumbuhan endogen dengan akumulasi human capital serta riset and development (Schutt, 2003 dalam Kastowo, 2011). Mankiw, Romer

dan Weil (1992) mengemukakan sebuah model dari teori endogen yang merupakan pengembangan dari teori Solow. Model ini disebut model MRW (Mankiw-Romer-Weil) yang dapat dilihat dengan persamaan berikut:

dimana merupakan stock of human capital yang ditambahkan dalam model ini dan variabel lain seperti pada model Solow, dimana merupakan tingkat pertumbuhan ekonomi, merupakan tingkat pertumbuhan modal, merupakan tingkat perkembangan teknologi dan merupakan tingkat pertumbuhan penduduk (Mankiw,Romer

(4)

dan Weil, 1992). Teori ini seiring dengan perkembangan teknologi modern yang digunakan oleh para pekerja dalam proses produksi.

Teori ini lebih menekankan pada peran dan kualitas dari modal manusia.

2. Modal Manusia (Human Capital) a. Teori Modal Manusia

Pembangunan mensyaratkan adanya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang berkualitas ini berperan sebagai faktor produksi sehingga dapat meningkatkan produktivitas. Mankiw (2003) menjelaskan, modal manusia adalah modal yang dibutuhkan oleh para pekerja. Modal ini diperoleh melalui pendidikan maupun penambahan pelatihan dalam pekerjaan (on the job training) untuk menunjang pengalaman kerja. Modal manusia sangat diperlukan dalam menunjang kemampuan untuk memproduksi barang dan jasa dan meningkatkan produktivitas. Becker (1992) mengemukakan bahwa tingginya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kualitas SDM akan menjadi persoalan di masa datang. Teori modal manusia ini menekankan perlunya berbagai bentuk investasi pada manusia karena manusia sangat berperan penting dalam menggerakkan perekonomian.

b. Investasi Modal Manusia

Pemikiran mengenai pentingnya investment in human capital dalam pembangunan dirintis oleh Theodore Schultz. Schultz 1962 (dalam Abbas, 2010) berpendapat bahwa pendidikan merupakan

(5)

commit to user

suatu bentuk investasi dalam pembangunan. SDM dididik untuk berkontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai penggerak perekonomian. Lucas, 1988 (dalam Kastowo, 2011) lebih menekankan adanya akumulasi human capital terhadap pertumbuhan ekonomi. Human capital melalui pendidikan dan learning by doing dapat membentuk SDM yang lebih produktif.

Ananta dan Djajanegara (1986) mencoba menjelaskan mengenai keterkaitan pentingnya berbagai investasi untuk memperoleh SDM yang berkualitas dengan perkembangan jumlah penduduk maupun tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja maupun penduduk yang terus menerus bertambah namun dengan mutu yang rendah justru akan mengakibatkan rendahnya ketersediaan output per capita. Pengendalian pertumbuhan penduduk maupun tenaga kerja

dan investasi SDM sangat diperlukan untuk mencapai output per capita yang lebih tinggi.

Negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan dan Taiwan, telah melakukan investasi yang meluas di bidang modal manusia. Kemajuan ekonomi yang dicapai negara-negara Asia Timur ini jelas menggambarkan pentingnya modal manusia dalam pertumbuhan ekonomi. Keterbatasan sumber daya alam maupun diskriminasi dari negara-negara Barat tetap dapat diatasi dengan investasi di bidang modal manusia yang tinggi. Negara-negara ini dijuluki Asian Tigers karena telah sukses mencapai pertumbuhan yang relatif sangat cepat (Becker, 1984 dalam Abbas, 2010).

(6)

3. Modal Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi a. Kesehatan dan Pertumbuhan Ekonomi

Kesehatan merupakan prasyarat bagi peningkatan produktivitas. Kesehatan sebagai komponen pertumbuhan dan pembangunan yang merupakan input fungsi produksi agregat.

(Todaro, 2003 dalam Sjafii, 2009). Barro (1996) berpendapat kesehatan merupakan aset produktif modal dan mesin pertumbuhan ekonomi. Investasi modal manusia dengan bantuan layanan kesehatan akan sangat menunjang pertumbuhan ekonomi. Orang yang sehat lebih efisien dalam menyerap pengetahuan sehingga dapat memperoleh tingkat produktivitas yang lebih tinggi (Bloom dan Canning, 2000).

World Health Organization (WHO) melalui Commission on Macroeconomics and Health (CMH) dan World Bank menggalakkan investasi di bidang kesehatan sebagai alat untuk memperbaiki kondisi kesehatan dan ekonomi masyarakat di negara-negara sedang berkembang (CMH, 2001 dan World Bank, 2007a). Perbaikan tingkat kesehatan ini berperan penting dalam pembangunan. Pada tingkat mikro yaitu pada tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah modal awal untuk menunjang produktivitas kerja dan kapasitas belajar di sekolah. Pada tingkat makro, masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan input penting untuk menurunkan kemiskinan, meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi dalam jangka panjang (Atmawikarta, 2009).

(7)

commit to user b. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi

Pendidikan dianggap sebagai salah satu faktor utama yang menunjang pertumbuhan ekonomi dengan adanya peningkatan produktivitas. SDM yang telah mengenyam pendidikan akan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara ekonomi karena telah dibekali dengan berbagai ilmu dan keterampilan. Todaro, 2003 (dalam Sjafii, 2009) membuktikan bahwa pendidikan memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pendidikan disamping dapat meningkatkan kapabilitas dan produktivitas, juga penting untuk meningkatkan perekonomiannya baik pada saat ini maupun masa yang akan datang.

c. Pengalaman Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu investasi modal manusia adalah dengan diadakannya penambahan pelatihan dalam pekerjaan (on the job training) untuk menunjang pengalaman kerja (Mankiw, 2003).

Adanya penambahan pengalaman kerja sebagai sarana penerapan learning by doing akan sangat berguna untuk meningkatkan

kemampuan dan kualitas SDM (Lucas, 1988 dalam Kastowo, 2011).

Teori endogen (new growth theory) menekankan pentingnya peranan pemerintah dalam meningkatkan pembangunan modal manusia dalam rangka mendorong dan meningkatkan produktivitas. Produktivitas merupakan penggerak pertumbuhan. Investasi modal manusia dengan penambahan pengalaman kerja akan dapat meningkatkan produktivitas sehingga dapat menunjang pertumbuhan ekonomi.

(8)

d. Produktivitas Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi

Tenaga kerja merupakan penggerak roda pembangunan dimana tenaga kerja menjadi faktor penting dalam kegiatan proses produksi. Tenaga kerja yang mengatur dan menggerakkan seluruh sarana produksi, seperti bahan mentah, sumber daya alam dan sebagainya. Tenaga kerja sendiri diartikan sebagai penduduk usia 15 tahun ke atas yang sedang bekerja atau memiliki pekerjaan namun sementara tidak bekerja atau seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan (BPS RI). Todaro (2000) menyebutkan bahwa salah satu faktor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan tenaga kerja dan pertumbuhan penduduk.

Tingkat produksi bisa bertambah dengan lebih banyak jumlah tenaga kerja, ukuran pasar domestik lebih luas dan pertumbuhan penduduk yang lebih besar. Jumlah penduduk maupun tenaga kerja yang tidak diiringi dengan produktivitas yang meningkat pula hanya akan menambah beban pembiayaan. Pembiayaan untuk gaji dan tunjangan tenaga kerja maupun subsidi dan segala pembiayaan untuk investasi dalam pembangunan. Pembiayaan membengkak tanpa diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang baik tersebut dikarenakan tidak adanya produktivitas tenaga kerja (Ananta dan Djajanegara, 1986).

Oleh karena itu, adanya produktivitas yang meningkat pada tenaga kerja diperlukan karena merupakan kontribusi yang besar bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi.

(9)

commit to user B. Penelitian Terdahulu

Studi Bloom, Canning dan Sevilla (2001) menggunakan data panel dari 104 negara. Variabel dependen yang digunakan mereka adalah tingkat pertumbuhan dari GDP dan diambil dari periode pertumbuhan tahun 1970- 1980 dan 1980-1990 yang kemudian dijadikan sebagai variabel dummy.

Variabel-variabel independen yang dimasukkan yaitu modal fisik, tenaga kerja, tingkat harapan hidup, pengalaman kerja, kesehatan dan teknologi.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan analisis simultan dengan uji Two-Stage Least Squares (TSLS). Hasil penelitian ini tidak menemukan adanya bukti bahwa pengaruh makroekonomi dari pendidikan dan pengalaman kerja lebih besar dari pengaruh mikroekonomi yaitu kesehatan.

Mereka menyatakan bahwa hasil penelitian ini memperlihatkan pengaruh kesehatan yang tinggi tidak hanya melalui produktifitas tenaga kerja melainkan juga melalui akumulasi modal.

Penelitian Sjafii (2009) bertujuan untuk mengetahui pengaruh investasi swasta, pertumbuhan angkatan kerja, pengeluaran pemerintah untuk investasi modal manusia, pengeluaran pemerintah untuk pengeluaran rutin / tahunan, dan kondisi eksternal terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur.

Penelitian ini menggunakan analisis data panel, dan menggabungkan data cross section di 37 kabupaten / kota dan data time series untuk periode 1990- 2004. Penelitian ini menggunakan metode Fixed Effect Model dan menerapkan proses verifikasi tes Hausman. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semua variabel independen kecuali variabel kondisi eksternal

(10)

commit to user

memiliki pengaruh positif dan signifikan secara statistik terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur.

Kastowo (2011) meneliti mengenai peran modal manusia bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan data time series dari tahun 1970- 2008. Penelitian ini menggunakan regresi Ordinary Least Square. Variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel modal fisik yang diproksi dengan investasi privat dan investasi publik, dan variabel modal manusia yang diproksi dengan tingkat pendidikan, kesehatan, dan produktivitas tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia harapan hidup (kesehatan), angka partisipasi kasar pendidikan dasar (pendidikan), serta rasio PDB per tenaga kerja (produktivitas tenaga kerja) berpengaruh positif dan signifikan pada pertumbuhan ekonomi.

C. Kerangka Pemikiran

Pertumbuhan ekonomi yang senantiasa meningkat identik dengan pembangunan ekonomi yang semakin maju pula. Faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tersebut adalah human capital yang meliputi kesehatan, pendidikan, pengalaman kerja serta produktivitas tenaga kerja. Kesadaran akan pentingnya investasi di bidang kesehatan sebagai peningkatan kualitas modal manusia dan pengalaman kerja masih kurang.

sehingga perlu diperhatikan oleh pemerintah. Kebijakan pemerintah terkait pengalokasian dana untuk bidang kesehatan maupun pelatihan perlu ditingkatkan karena juga menjadi faktor penting untuk menunjang pertumbuhan serta pembangunan ekonomi.

(11)

commit to user

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

D. Hipotesis

Berdasarkan pada dan kerangka pemikiran yang telah disusun, maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Variabel kesehatan diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

2. Variabel pendidikan diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

3. Variabel pengalaman kerja diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

4. Variabel produktivitas tenaga kerja diduga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa.

Kesehatan (H) Angka Harapan Hidup (AHH)

Pengalaman Kerja (E) Rata-rata umur (RU) dikurangi Rata-rata tahun bersekolah (RTS) dikurangi umur awal bersekolah (UAS)

Pertumbuhan Ekonomi

(G) Produk Domestik

Regional Bruto Atas Dasar Harga

Konstan 2000 (PDRB ADHK) Produktivitas Tenaga Kerja (P)

Rasio PDRB per tenaga kerja (PDRB ADHK dibagi dengan jumlah penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja selama seminggu yang lalu menurut provinsi dan lapangan pekerjaan utama)

Pendidikan (S)

Angka Partisipasi Sekolah (APS) umur 16-24 tahun

Referensi

Dokumen terkait

Hasil (1) Keterampilan proses sains fisika siswa pokok bahasan listrik dinamis adalah terampil, dan (2) Solusi untuk menyelesaikan permasalahan ketersediaan aspek

selulolitik dalam proses dekomposisi bahan organik pada tanah bekas kebakaran. dan masih relatif terbatasnya informasi mengenai keberadaan

Asam lemak tak jenuh majemuk yang dominan pada fillet kakap merah ( L. Kandungan asam linoleat meningkat 26 kali setelah proses penggorengan disebabkan oleh tercampurnya

Growth rates (linear skeletal extension) and the timing of skeletal band formation were measured in eight specimens of the massive coral Porites lutea at

Salah satu aspek teknis lain dari olah vokal klasik yang diterapkan dan mempunyai suatu jenis perbandingan yang cukup signifikan pada kedua jenis musik vokal klasik dan populer

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pengikatan khitosan terhadap logam berat timbal (Pb) pada limbah karagenan dan menentukan konsentrasi terbaik

Dan hal ini tidak lepas dari aspek friksi yang bisa terjadi diluar kemungkinan atau diluar prediksi, baik menyangkut pelayanan manajemen maupun kualitas produk