• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR Prodi Teknik Industri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR Prodi Teknik Industri"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

1

MODUL PRAKTIKUM KIMIA DASAR Prodi Teknik Industri

Nama Praktikan :

NIM :

Penyusun

Mutoharoh, S.Pd, M.Si Abdul Matin, S.Pt Moh Triyono, S.T

LABORATORIUM KIMIA DASAR UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA

JAKARTA

2021

(2)

2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahirabbil'alamin, segala puji hanya untuk Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan modul Praktikum Kimia Dasar . Modul ini disusun untuk memperlancar penyelenggaraan praktikum Kimia Dasar yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam kerja laboratorium sekaligus untuk menambah wawasan terhadap bidang Kimia Dasar yang telah diperoleh secara teoritik dalam perkuliahan.

Praktikum Kimia Dasar merupakan salah satu matakuliah wajib yang ditempuh dengan bobot 1 SKS. Pada pelaksanaannya perlu dilakukan beberapa persiapan, meliputi pembekalan (briefing) asisten dan praktikan.

Penulis memahami bahwa modul Praktikum Kimia Dasar masih perlu dilakukan perbaikan dan penyesuaian setiap tahunnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Penulis selalu mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Mahasiswa yang telah menempuh praktikum ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan pemahamannya. Semoga modul kimia ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Aamiin.

Jakarta, Oktober 2021

Tim Penulis

(3)

3

DAFTAR ISI

Halaman

Pengantar ... 2

Daftar Isi ... 3

Keselamatan Kerja ... 4

Pengenalaan alat dan simbol bahan kimia ... 8

Percobaan 1. Pengukuran Laboratorium ... 14

Percobaan 2. Uji Coba Larutan Elektrolit & Larutan Elektrolit. ... 19

Percobaan 3. Kalorimeter ... 21

Percobaan 4. Uji Coba Asam Basa ... 26

Percobaan 5. Sel Elektrolis ... 30

Percobaan 6. Sel Volta ... 34

(4)

4

KESELAMATAN KERJA, TATA TERTIB DI LABORATORIUM DAN SIMBOL BAHAN KIMIA

A. TUJUAN

Percobaan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang keselamatan kerja dan peraturan-peraturan di Laboratorium Kimia Dasar.

B. DASAR TEORI 1) Keselamatan Kerja

1. Praktikan diharuskan memakai alat pelindung diri (APD) seperti jas laboratorium, sarung tangan, masker dan kacamata pelindung apabiladiperlukan.

2. Praktikan dilarang makan dan minum dalamlaboratorium.

3. Praktikan diharuskan memakai sepatu tertutup selama bekerja dilaboratorium.

4. Praktikan dilarang melakukan percobaan lain tanpa seijin dosen dan petugas laboran.

5. Praktikan dilarang mencicipi bahan kimia.

6. Hati-hati dengan alat gelas panas.

7. Praktikan dilarang membau bahan kimia secara langsung. Kibaskan tangan anda di atas wadah bahan kimia ke arah hidung sambilmembau.

8. Apabila melakukan percobaan yang menggunakan bahan kimia berbahaya di lemari asam dan jangan lupa menghidupkan blower-nya.

9. Apabila kulit atau mata praktikan terkena tumpahan atau cipratan bahan kimia segera cuci dengan air selama 15 menit. Segera laporkan kejadian tersebut kepada dosen atau petugas laboran.

10. Penanganan tumpahan bahan kimia yang bersifat asam atau basa adalah dengan menetralkannya. Tumpahan asam dinetralkan dengan NH4OH atau NaHCO3 yang sangat encer sedangkan tumpahan basa dinetralkan dengan CH3COOH encer yang diikuti dengan NH4OH encer.

2) Peraturan Laboratorium

1. Praktikan (ketua kelompok) diharuskan meminjam peralatan percobaan sesuai judul dan setiap kelompokakan memperoleh satu set peralatan.

2. Praktikan diharuskan mengecek kondisi alat dan menghitung jumlah peralatan percobaan yang telahdisediakan sebelumnya. Segera laporkan kepada petugas apabila ada kekurangan alat.

3. Praktikan diharuskan menyiapkan tisu atau serbet di setiap percobaan.

4. Praktikan diharuskan menjaga kebersihan laboratorium selama praktikum berlangsung dan ketika praktikum berakhir.

5. Praktikan diharuskan mengembalikan semua peralatan percobaan dalam keadaanbersih.

6. Praktikan diharuskan membuang limbah sesuai dengan kategori limbah yang dihasilkan pada masing-masing percobaan.

7. Praktikan diharuskan menggantikan alat yang rusak sesuai dengan jenis dan merkalat.

(5)

5 KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat. Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penangangan tertentu. Sifat bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah terbakar. Sedapat mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari. Untuk menghindari bahaya kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap personel yang terlibat dalam kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

Pemahaman tentang K3 mutlak harus dimiliki oleh semua pihak yang terlibat pada kegiatan praktikum kimia (Praktikan, Laboran, Instruktur). Sumber-sumber bahaya yang perlu diwaspadai selama di laboratorium kimia meliputi :

1. Bahan kimia yang mudah terbakar, beracun, korosif, mudah meledak, dan karsinogenik

2. Alat-alat sumber panas yang rentan terhadap kebakaran dan sengatan listrik seperti kompor, alat pemanas, oven, lampu dan sebagainya

3. Alat-alat gelas yang mudah pecah yang berpotensi melukai tubuh.

4. Pemanas air atau minyak yang dapat memercik

Untuk menghindari kecelakaan selama bekerja di laboratorium maka perlu diperhatikan setiap tahapan dalam bekerja : Tahap persiapan

a. Setiap praktikan harus paham setiap tahapan yang akan dikerjakan dalam praktikum dimulai dari persiapan praktikum, mengetahui tujuan praktikum, cara kerja, paham tindakan yang harus dilakukan dan dihindari saat kerja di misalnya menjauhkan bahan yang mudah terbakar dengan sumber api, membuang sampah dan limbah praktikum pada tempat yang telah ditentukan.

b. Mengetahui jenis bahan yang digunakan dalam praktikum dan sifat-sifat bahannya. Apakah bersifat mudah terbakar, toksik, karsinogenik dan paham cara penanganannya.

c. Mengetahui setiap alat yang akan digunakan dan memahami cara kerja setiap alat.

d. Mempersiapkan peralatan pelindung tubuh seperti, jas laboratorium berwarna putih, kacamata google, sarung tangan karet, sepatu, masker, dan sebagainya sesuai kebutuhan praktikum

Tahap Pelaksanaan

a. Praktikan menggunakan pelindung seperti kaca mata, baju jas laboratorium, sepatu (jangan memakai sandal) dan tidak memakai perhiasan yang berlebihan

b. ketahui letak alat pengaman laboratorium

c. Sebelum mengambil pereaksi baca etiket setiap botol pereaksi dengan cermat.

d. Mengambil dan menggunakan bahan kimia secukupnya karena dapat mencemari lingkungan

e. Jangan mencium bahan kimia secara langsung, tetapi cium bau zat kimia dengan cara mengibaskan dengan tangan terlebih dahulu.

f. Bila tidak ada perintah untuk mencicipi rasa bahan kimia, jangan melakukannya, tetap berprinsip bahwa semua bahan kimia di laboratorium itu berbahaya.

g. Tidak diperkenankan makan dan minum selama di laboratorium karena beresiko untuk tercemar zat kimia.

h. Membuang sisa percobaan pada tempatnya sesuai dengan sifat sisa bahan yang digunakan.

i. Pilihlah alat gelas yang tidak retak / pecah supaya terhindar dari bahaya luka gores j. Bunsen / lampu spiritus harus dimatikan jika sudah tidak dipakai.

k. Gunakan lemari asam jika bekerja dengan zat kimia yang menghasilkan uap beracun.

l. Jika anda mengerjakan asam kuat maka harus menuangkan asam kedalam air secara perlahan – lahan sambil diaduk, jangan sebaliknya karena akan menimbulkan percikan berbahaya bagi kita.

m. Bekerja dengan tertib, tenang dan tekun, catat data-data yang diperlukan Tahap Penutupan

a. Cuci dan keringkan setiap alat yang telah digunakan sebelum disimpan b. Kembalikan peralatan dan bahan yang digunakan ke tempat semula.

c. Mematikan peralatan listrik, kran air, menutup tempat bahan kimia dengan rapat (dengan tutupnya semula).

d. Bersihkan meja dan area tempat kerja e. Keluarlah dari laboratorium dengan tertib.

(6)

6 PERALATAN KESELAMATAN KERJA

Jas laboratorium

Pakaian kerja untuk melindungi tubuh dari percikan bahan kimia. Dipilih warna putih untuk memudahkan sensitivitas warna bila ada tumpahan bahan kimia.

Sepatu

Sepatu untuk melindungi kaki dari resiko tumpahan bahan kimia.

Gunakan sepatu dari bahan yang tidak mudah terbatar. Jangan menggunakan sandal atau sepatu sandal yang terbuka karena akan beresiko terkena tumpahan bahan kimia

Kacamata pelindung (googles)

Kacamata digunakan untuk melindungi mata dan wajah dari paparan bahan kimia. Pada saat bekerja di laboratorium kimia hindari menggunakan lensa kontak karena asap/uap dapat menumpuk dibawah kontak lensa yang dapat menimbulkan kerusakan mata

Sarung tangan (gloves)

Digunakan untuk melindungi tangan kontak langsung dengan bahan kimia atau panas. Bahan yang digunakan bisa berasal dari karet alam, karet neopran, karet nitril, asbes dan lain-lain dengan mutu dan ketebalan yang beragam

Masker

Masker digunakan untuk menghindari dari terhirupnya partikel-partikel bahan kimia. Pada saat bekerja dengan asam kuat dan basa kuat wajib menggunakan masker

(7)

7 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Merupakan peralatan pertolongan pertama dalam menangani bahaya kebakaran Tipe :

1. Air (water) 2. Busa (foam)

3. Bubuk Kimia Kering 4. Karbondioksida kering 5. Cairan dalam uap 6. Bahan Kimia Basah

Latihan

Sebelum Anda melakukan praktikum kimia dasar, pahami prinsip-prinsip bekerja di laboratorium. Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban latihan anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.

1) Hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum bekerja di laboratorium?

2) Bagaimana prinsip mengambil dan memindahkan bahan kimia untuk percobaan?

3) Bagaimana prinsip pemanasan bahan kimia dengan menggunakan gelas ukur dan gelas kimia?

4) Mengapa sebelum mengambil bahan kimia harus membaca dengan seksama label dan kode yang tertera?

(8)

8

PENGENALAN ALAT DAN SIMBOL BAHAN KIMIA

A. TUJUAN

Percobaan ini bertujuan untuk mengenal dan memahami penggunaan alat serta mengetahui karakteristik bahan- bahan kimia yang ada di laboratorium.

B. DASAR TEORI I. Pengenalan Alat

Peralatan laboratorium yang biasa digunakan di Laboratorium Kimia Dasar umumnya terdiri dari peralatan gelas yang sangat diperlukan sebagai sarana dan alat bantu untuk melakukan percobaan (sederhana). Beberapa peralatan yang umum digunakan di laboratorium adalah sebagai berikut.

➢ Gelas kimia (beaker glass), memiliki berbagai ukuran yang ditulis pada bagian luar. Ukuran ini sesuai dengan kapasitas penampungannya. Gelas kimia digunakan untuk mengambil larutan, menyimpan sementara reagen, melarutkan dan memindahkanlarutan.

➢ Erlenmeyer dapat digunakan untuk mengaduk cairan melalui pengocokan dan juga bisa digunakan untuktitrasi.

➢ Gelas ukur untuk mengukur volume cairan. Alat ini tidak untuk mengukur volume larutan secara teliti. Gelasukur terdiri dari berbagaiukuran/kapasitas.

➢ Pipet untuk mengukur volume cairan yang diambil atau diperlukan. Ada tiga macam pipet yaitu(1)pipet volume, yang hanya bisa mengambil sejumlah volume (dengan tepat) cairan; (2) pipet ukur, yang bisa mengatur jumlah volume (dengan teliti) cairan, dan (3) pipet tetes, yang bisa mengambil sejumlah kecilcairan.

➢ Tabung reaksi digunakan untuk melakukan reaksi kimia dalam jumlah sedikit. Alat ini terbuat dari gelas dengan berbagai ukuran sesuai kapasitasnya.

➢ Kaca arloji terbuat dari gelas bening dengan berbagai ukuran diameternya. Alat ini digunakan untuk wadah menimbang zat-zat yang berbentuk padatan.

➢ Corong terbuat dari gelas dan digunakan untuk membantu memasukkan cairan ke dalam suatu wadah yang mulutnya sempit.

➢ Cawan terbuat dari porselen, memiliki berbagai ukuran/kapasitas. Cawan digunakan untuk menguapkan larutan.

➢ Spatula dengan berbagai ukuran dan terbuat dari stainless. Alat ini berfungsi untuk mengambil zat padat.

➢ Kaca pengaduk terbuat dari gelas yang digunakan untuk mengaduk larutan.

➢ Penampang Kaki tiga terbuat dari besi yang menyangga ring. Alat ini di lengkapi dengan kasa kawat dan digunakan untuk memanaskan.

➢ Bola hisap terbuat dari karet khusus yang dipasang pada bagian pangkal pipet volume/pipet ukur untuk mengambil dan memindahkan zatcair.

CATATAN: Anda harus tahu kegunaannya dan tepat cara menggunakannya!

(9)

9

➢ Cara Memanaskan Cairan/larutan

Anda harus sangat memahami segi keamanan yang meliputi tempat kerja, peralatan, zat, orang di sekitar dan tentu saja diri sendiri secara umum. Masalahnya bagaimana memanaskan cairan agar aman? Salah satu hal yang sejauh mungkin harus dihindari pada pemanasan cairan yaitu bumping (meledak tiba-tiba).

a) Cara memanaskan cairan dalam tabungreaksi

❶ Jangan mengarahkan mulut tabung reaksi kepada teman atau diri sendiri.

❷ Jepitlah tabung di dekat mulutnya.

❸ Miringkan ke arah yang aman, panaskan sambil sesekali digoyang.

❹ Goyang terus tabung reaksi beberapa saat setelah api dijauhkan /tidak dipanaskan lagi.

b) Memanaskan cairan dalam gelas kimia atau erlenmeyer harus menggunakan (i) batang pengaduk atau (ii) batu didih. Untuk erlenmeyer, bisa dilakukan dengan cara memanaskan langsung di atas api (untuk pelarut yang tidak mudah terbakar) sambil cairannya digoyangkan, sekali-kali diangkat apabila sudah akan mendidih.

(i) (ii)

➢ Cara Membaca Volume

Gelas ukur atau labu ukur adalah alat untuk mengukur jumlah cairan yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, skala 0 (dalam milliliter, mL) akan terletak di bagian bawah. Masukkan jumlah zat cair yang akan diukur volumenya, lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan.

Yang terpenting adalah cara membaca skala. Skala harus dibaca tepat pada garis singgung dengan bagian bawah miniskus cairan. Miniskus adalah garis lengkung (untukairakancekung)permukaancairankarenaadanyagayaadhesiataukohesizat cair dengan gelas. Pembacaan skala miniskus harus sejajar dengan posisi mata. Contoh gambar, yang dibaca adalah 36,6 mL dan bukan 39,0mL.

(10)

10 Pipet adalah peralatan untuk memindahkan sejumlah tertentu zat cair dari satu tempat ke tempat lain. Secara umum ada 3 jenis pipet yaitu pipet tetes (dropping pipette), pipet volume (volumetric pipette), dan pipet ukur (measuring pipette).

Pipet tetes digunakan untuk memindahkan sejumlah tertentu dimana volumenya tidak diukur. Untuk pengambilan cairan digunakan karet. Perbedaan pipet tetes ditentukan oleh ujung pipet ada yang runcing atau panjang (kapiler) dan ada yang besar (biasa). Pipet volume atau disebut juga pipet gondok, ukurannya tertera di permukaan gelas, digunakan untuk memindahkan volume tertentu (dengan tepat) cairan. Pipet ukur digunakan untuk memindahkan sejumlah tertentu volume (dengan teliti) cairan. Sesuai dengan namanya, pipet ini mempunyai skala ukuran dimana skala 0 terdapat di bagian atas.

Bola hisap dipasang di bagian pangkal pipet volume/ pipet ukur untuk memindahkan sejumlah tertentu zat cair.

TerdapattigatitikdibolahisapdengansimbolhurufA,SdanEdenganfungsiyangberbeda.TitikA(Aspirate)ditekan untuk mengeluarkan udara dalam bola hisap. Titik S (Suction) ditekan ketika ujung pipet volume/ pipet ukur telah masuk ke dalam wadah berisi zat cair, berfungsi untuk menghisap/mengambil zat cair tersebut dengan jumlah tertentu. Titik E (Empty) digunakan untuk mengeluarkan zat cair dalam pipet volume/pipet ukur dengan jumlah tertentu.

➢ Cara Menggunakan Neraca

Neraca atau timbangan adalah alat untuk mengukur massa atau berat. Jenis neraca pada umumnya ditentukan oleh sensitifitas dan ketelitian penimbangan, neraca teknis 0,01 s/d 0,001 gram, sedangkan neraca analitis <0,0001 gram.

Secara teknis, neraca dibagi dua macam yaitu triple-beam balance (ayunan) dan top-leader balance (torsi), dan pembacaannya secara elektrik atau digital. Penggunaan timbangan digital adalah sebagai berikut :

a) Siapkan neraca dan pastikan permukaan neraca bersih dari kotoran b) Letakkan objek yang ditimbang di bagian tengah neraca

c) Tunggu sampai neraca menunjukkan angka yang stabil (tetap/tidak berubah, perubahan digit terakhir masih diperbolehkan)

d) Bersihkan neraca setelah selesai pemakaian Harap Diperhatikan !!

Timbangan tidak boleh di nol-kan saat timbangan ada beban. Di nol-kan hanya saat timbangan tidak ada beban (dalam keadaan belum menimbang).

(11)

11 Peralatan Umum Laboratorium Kimia Dasar

(12)

12 I. Pengenalan BahanKimia

Bahankimiamerupakansuatuzatatausenyawayangberdasarkanfasanyadapatberwujudpadat,cairataugas.Bahan ini memiliki berbagai karakteristik bahaya. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelabelan menggunakan simbol-simbol tertentu. Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu atau lebih simbol bahaya. Namun demikian, kemasan tanpa simbol bahaya bukan berarti bahwa bahan kimia tersebut aman dan bebas bahaya. Perlu berhati-hati dalam penanganan setiap bahankimia.

1) Bahan eksplosif

Simbol tersebut menunjukkan bahwa bahan tersebut mudah meledak pada kondisi tertentu, seperti adanya gesekan, panas, goncangan dan percikan api.

Contoh: TNT (2,4,6-trinitrotoluena)

2) Bahanpengoksidasi

Bahan pengoksidasi (oxidizing) biasanya tidak mudah terbakar tetapi apabilakontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar dapat meningkatkan resiko kebakaran secarasignifikan.

Contoh: asam nitrat, hidrogen peroksida

3) Bahan beracun

Bahan beracun (acute toxicity) dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis bahkan kematian pada konsentrasi yang rendah.

Contoh: metanol, benzena, kalium sianida

4) Bahan berbahaya

Bahan kimia ini memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, mulut atau kontak dengan kulit. Bahan ini dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada kulit, dan menganggu sistem pernapasan apabila terhirup.

Contoh: NaOH, fenol, etilen glikol

5) Bahan berbahaya bagi lingkungan

Bahan dengan simbol ini bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan hidup (air, tanah, udara, tanaman, mikrooganisme) dan menyebabkan gangguan ekologi.

Contoh: AgNO3, HgCl2

(13)

13 6) Bahan mudah terbakar

Bahan ini memiliki titik nyala yang rendah dan mudah terbakar dengan api bunsen, permukaan logam panas, atau percikan api. Bahan sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.

Contoh: dietil eter, propana, aseton

7) Bahanpengkorosi

Bahan ini bersifat korosif yaitu dapat merusak jaringan hidup (tubuh) dan bahan- bahan lain. Hindari kontak dengan kulit, mata, pakaian dan jangan menghirupnya.

Contoh: asam sulfat, natrium hidroksida

(14)

14

PERCOBAAN 1

PENGUKURAN DI LABORATORIUM

A. TUJUAN

Percobaan ini bertujuan untuk memahami tentang akurasi, presisi, dan penggunaan angka penting serta aplikasinya.

B. DASAR TEORI Satuan Pengukuran

Sistem metrik dari berat dan volume digunakan oleh para saintis di semua bidang, termasuk para ahli kimia. Sistem ini menggunakan dasar pangkat 10 dalam pengukurannya untuk proses konversi.

Tabel 1 Daftar faktor yang sering digunakan

Awalan Bentuk pangkat Bentuk

Desimal

Singkata n

Mikro 10-6 0,000001 µ

Milli 10-3 0,001 m

Centi 10-2 0,01 c

Kilo 103 1000 K

Pengukuran panjang, volume, massa, energi dan suhu digunakan untuk menentukan sifat fisik dan kimia.

Perbandingan sistem metrik dengan sistem SI (Standar Internasional) ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Satuan dan Alat

Ukuran Satuan SI Satuan metric Alat

Panjang Meter (m) Meter (m) Penggaris

Volume Cubic meter (m3) Liter (L) Labu ukur, erlenmeyer, gelas kimia

Mass Kilogram (kg) Gram (g) Timbangan

Energi Joule (J) Calorie (cal) Kalorimeter

Temperature Kelvin (K) Degree Celsius

(°C)

Termometer

Angka Penting

Setiap percobaan atau penelitian tidak akan pernah terlepas dari analisis data, baik kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan analisis yang berhubungan dengan angka-angka. Ada dua tipe angka yaitu angka pasti (exact number) dan angka tidak pasti (inexact number).

Pada percobaan ini yang akan dibahas adalah angka tidak pasti. Angka ini diperoleh berdasarkan hasil pengukuran.

Tidak ada hasil pengukuran yang sempurna dan setiap pengukuran mengandung ketidakpastian. Oleh karena itu, dalam analisis data diperlukan penggunaan angka penting .

Angkapentingdigunakanuntukmenentukankeakuratandarihasilpengukuranataukeakuratanperhitungan.Semisal, andamelakukanpengukuranlebarkertasmenggunakanpenggaris.Berdasarkanhasilpengukuran,andamungkinakan

memperoleh lebar kertas 12,7 cm. Akankah sama apabila anda menulis lebar kertas 12,7 cm dengan 12,70 cm? Bagi seorang ahli matematika akan menganggap nilai 12,70 sama dengan 12,700 tetapi bagi seorang ilmuwan, kedua nilai tersebut berbeda berdasarkan tingkat akurasinya.

(15)

15 Ada beberapa aturan yang digunakan untuk menentukan angka penting.

1. Angka selain nol adalah angkapenting

Contoh: 26,38 (4 angka penting) dan 7,94 (3 angka penting).

Bagaimana dengan angka 0,00980 atau 28,09?

2. Angka nol yang berada diantara angka penting merupakanpenting

Angka 28,09 mengandung 4 angka penting dan 406 mengandung 3 angka penting.

3. Angka nol diakhir pada bilangan desimal adalahpenting

Angka 190 mil mungkin mengandung 2 atau 3 angka penting. Begitu pula dengan angka 50600 mungkin memiliki 3, 4, atau 5 angka penting. Keambiguan ini dapat dihindari dengan penggunaan notasi ilmiah. Contoh :

• 5,06 x 104 (3 angka penting)

• 5,060 x 104 (4 angka penting)

• 5,0600 x 104 (5 angka penting)

4. Angka nol di depan angka penting bukan termasukpenting

Misalnya angka 0,00980 memiliki 3 angka penting dan angka 0,001 hanya memiliki 1 angka penting. Contoh lain adalah 0,0023 mL apabila ditulis dalam bentuk notasi ilmiah adalah 2,3 x 10-3 mL yang memiliki 2 angka penting.

Penggunaan angka penting dalam perhitungan memiliki aturan-aturan tertentu, yaitu:

1. Penambahan dan Pengurangan

1,45 cm + 1,2 cm = 1,65 cm dibulatkan menjadi 1,7 cm.

7,432 cm - 2 cm = 5,432 cm dibulatkan menjadi 5 cm.

Berdasarkan contoh, diketahui bahwa angka penting pada hasil akhir penambahan dan pengurangan bergantung pada jumlah angka penting yang paling sedikit. Pada operasi penjumlahan, angka penting yang paling sedikit adalah1,2cm yang terdiri dari 2 angka penting. Oleh karena itu, hasil akhir penjumlahan haruslah mengandung 2 angka penting.

2. Perkalian dan Pembagian

56,78 cm x 2,45 cm = 139,111 cm2 dibulatkan menjadi 139 cm2. 278 mL : 11,70 mL = 23,7068 dibulatkan menjadi 23,7.

Berdasarkan perhitungan tersebut, hasil akhir operasi perkalian dan pembagian bergantung pada angka yang jumlah angka penting paling sedikit. Pada operasi perkalian, nilai yang memiliki angka penting paling sedikit adalah 2,45 yang berjumlah 3 digit. Maka, angka penting pada hasil akhir juga harus terdiri dari 3digit.

Proses pembulatan bilangan terakhir di atas angka5, di bawah angka 5 dan angka 5memiliki beberapa aturan. Adapun aturan-aturan pembulatan angka tersebut adalah sebagai berikut.

(1) Apabila angka terakhir kurang dari 5 maka dibulatkan ke bawah. Misalnya 12,4 cm dibulatkan menjadi 12cm.

(2) Apabila angka terakhir lebih dari 5 maka dibulatkan ke atas. Misalnya 12,6 cm dibulatkan menjadi 13cm.

(3) Apabila angka terakhir sama dengan 5 dan diikuti angka bukan angka nol maka dibulatkan ke atas. Misalnya 12,51 dibulatkan menjadi13.

(4) Apabilaangkaterakhirsamadengan5dandiikutiangkanolmakaperludilihatduluangkasebelum5.Apabilaangka ganjil maka dibulatkan ke atas, sedangkan apabila angka genap dibulatkan ke bawah. Misalnya 11,5 dibulatkan menjadi 12 dan 12,5 dibulatkan menjadi12.

(16)

16

Akurat Tidak Akurat Akurat Tidak Akurat

Presisi Presisi Tidak Presisi Tidak Presisi

Akurasi dan Presisi

Kimia adalah ilmu yang didasarkan pada pengalaman dan data observasi. Sebuah eksperimen akan menghasilkan data yang bagus pasti memerlukan suatu alat yang sesuai dalam pengukurannya. Seberapa bagus data yang diperoleh bergantung pada beberapa faktor: (1) Seberapa hati-hati dalam pengukuran (laboratory technique), (2) seberapa bagus alat ukur yang digunakan dalam mendapat ukuran yang benar (akurasi), dan (3) seberapa keterulangan dalam pengukuran (presisi).

Presisi (ketelitian) adalah derajat kepastian hasil dari suatu pengukuran. Presisi dapat menunjukkan seberapa dekat hasil pengukuran satu dengan yang lainnya. Pengukuran dengan presisi tinggi akan menghasilkan nilai dengan keterulangan yang tinggi (variasi rendah), sedangkan pengukuran dengan presisi rendah akan menghasilkan nilai yang bervariasi.Randomerror merupakan kesalahan yang menyebabkan perbedaan nilai secara berturut-turutd alams uatu pengukuran dan dapat mempengaruhi presisi.

Akurasi (ketepatan) adalah menentukan seberapa dekat hasil pengukuran yang diperoleh dengan nilai sebenarnya (true value) atau nilai yang dianggap benar (accepted value). Rendahnya nilai akurasi dapat disebabkan karena kerusakan alat atau kesalahan prosedur. Alat yang tidak dikalibrasi dengan baik dapat menyebabkan ketidakakuratan pengukuran meskipun memiliki preisisi yang tinggi.

Gambar 2.1 Presisi dan akurasi diilustrasikan melalui sebuah target (http://www.dnasoftware.com/wp-content/uploads/2015/07/targets.png)

ALAT

Penggaris, Erlenmeyer 250 mL, gelas ukur 100 mL, gelas kimia 50 mL, timbangan digital, timbangan manual, termometer, tabung reaksi.

BAHAN

Akuades, air es, air panas, kertas A4, kertas F4

CARA KERJA

Pengukuran Panjang : 1. Siapkan kertas A4 dan F4.

2. Ukur panjang dan lebar kertas A4 maupun F4 menggunakan penggaris.

3. Tuliskan panjang dan lebar kertas.

4. Tentukan luas masing-masing kertas.

(17)

17 Pengukuran volume :

1. Ambil akuades 50 mL menggunakan erlenmeyer 50 mL.

2. Pindahkan air ke dalam gelas ukur 100 mL dengan hati-hati tanpa tertumpah.

3. Tuliskan volume pada data pengamatan (4).

4. Ambil akuades 40 mL menggunakan gelas kimia 50 mL.

5. Pindahkan air ke dalam gelas ukur 100 mL dengan hati-hati tanpa tertumpah.

6. Tuliskan volume pada data pengamatan (5).

7. Konversikan dalam bentuk L.

Pengukuran massa : 1. Ambil tabungreaksi.

2. Timbang menggunakan timbangan manual dan catat massanya.

3. Timbang kembali menggunakan timbangan digital dan catat massanya.

4. Konversikan nilai yang diperoleh ke dalam bentuk “g” atau“mg”.

5. Ulang prosedur 1-4 pada Erlenmeyer 250 mL dan gelas kimia 50mL.

Pengukuran suhu :

1. Siapkan 50 mL air pada suhu ruang, air es dan air panas.

2. Ukur suhu masing-masing sampel menggunakan termometer.

3. Tuliskan suhu sampel.

4. Konversikan dalam bentuk °F danK.

°F = 9

5°C = 320,0K = °C + 273,15

(18)

18 DATA HASIL PENGAMATAN

Pengukuran Panjang

1. Panjang (A4) cm mm

Lebar (A4) cm mm

2. Panjang (F4) cm mm

Lebar (F4) cm mm

3. Luas cm2 mm2

(Tunjukkan hasil perhitungan)

Pengukuran Volume

4. Erlenmeyer mL L

5. Gelas kimia mL L

6. Kesalahan dalam pengukuran volume

a. Erlenmeyer mL %

b. Gelas kimia mL %

% Kesalahan = Kesalahan Volume

Total Volume x 100%

Pengukuran Massa

Objek Timbangan digital

g mg

Tabung reaksi Erlenmeyer 250 mL Gelas kimia 50 mL

Pengukuran suhu

° C

°F K

Suhu ruang Air es Air panas

(19)

19

PERCOBAAN 2

UJI COBA LARUTAN ELEKTROLIT & NON ELEKTROLIT

Tujuan

Mengidentifikasi larutan elektrolit dan non elektolit

Dasar Teori

Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantar arus listrik. emampuan ini disebabkan karena, didalam air zat elektrolit yang terlarut terurai menghasilkan ion positif dan ion negatif. Larutan elektrolit terdiri dari elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Disebut elektrolit kuat karena zat elektrolit yang terlarut terurai seluruhnya membentuk ion-ion secar kualitatif, hal ini dapat ditunjukkan oleh nyala lampu yang redup. Meskipun demikian, ada juga larutan elekrolit kuat yang menghasilkan nyala lampu yang redup. Ini terjadi karena larutannya sangat encer.

Sedangkan larutan non elektrolit merupakan jenis larutan yang tidak menghantar arus listrik. Hal ini disebab ion- ion.

Alat & Bahan

Catatan: Jumlah dan jenis bahan disesuaikan dengan kondisi

Peralatan yang diperlukan Bahan yang akan diuji:

Gelas kimia 100 ml 40 buah Air suling – 50 mL

Alat Uji Larutan Larutan HCl 1 M 50 mL

Baterai baru 1,5 volt 16 buah Larutan asam cuka (CH3COOH) 1 M 50 mL

Baterai bekas - 8 buah Larutan NaOH 1 M 50 mL

Kabel 2 warna - 2 meter Larutan ammonia (NH3) 1 M 50 mL

Bohlam lampu senter - 4 buah Larutan gula (C12H22O11) – 50 mL

Karet Gelang - 8 buah Larutan NaCl (garam dapur) 1 M 50 mL

Cutter - 4 buah Etanol atau alcohol (C2H5OH) 70% 50 mL

Timah Solder - 1 meter Air ledeng – 51 mL

Alat Solder - 1 buah Air Sumur – 52 mL

Kertas Tissue Air Sabun – 53 mL

(20)

20

Prosedur Kerja

Keterangan Gambar:

1. Batu baterai 2. Kabel penghubung 3. Bola lampu 4. Elektroda karbon 5. Elektroda karbon 6. Larutan yang diuji 7. Gelas kimia Gambar 1. Rangkaian Alat Uji Larutan

1. Siapkan rangkaian alat penguji elektrolit seperti Gambar 1 diatas.

2. Siapkan 10 buah gelas kimia 100 mL dan masukkan masing-masing 25mL larutan yang akan diuji.

3. Celupkan kedua batang elektroda ke dalam larutan (catatan: saat berada didalam larutan, kedua batang tidak boleh bersentuhan) dan uji daya hantar listriknya. Amati dan catat apakah lampu menyala atau timbul pada elektroda.

4. Ulangi langkah 3 untuk larutan yang lain, dengan catatan:

5. Catat semua hasil pengamatan anda dalam Tabel Hasil Pengamatan.

Sebelum memindahkan elektroda ke larutan lain, terlebih dahulu harus dibilas dengan aquades dan dikeringkan menggunakan tissue.

Saat berada didalam larutan, kedua batang elektroda itu tidak boleh bersentuhan.

Jika lampu nyala terang dan karbon bergelembung maka larutan tersebut elektrolit kuat

Jika lampu nyala redup dan karbon bergelembung maka larutan elektrolit lemah.

Jika lampu tidak menyala dan karbon bergelembung maka larutan tersebut elektolit lemah

Jika lampu tidak menyala dan karbon tidak bergelembung maka larutan tersebut non elektrolit.

No Nama Zat/Sample Pengamatan (Ada Gelembung)

Pengamatan

(Nyala Lampu) Larutan

(21)

21

Apakah kesimpulan dari percobaan-percobaan di atas?

Pertanyaan:

1. Cobalah amati dengan seksama, apa yang terjadi pada lampu dan batang elektroda, adakah perubahan? Jelaskan Jawaban anda.

2. Diantara bahan yang diuji, zat manakah yang dapat menghantarkan arus listrik dan yang tidak dapat menghantarkan listrik.

3. Buatlah definisi tentang larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

4. Pada saat melakukan percobaan dapat diamati yang terjadi pada lampu dan elektroda (batang karbon). Pada lampu ada yang menyala terang, redup dan tidak menyala. Sedangkan pada batang karbon terdapat gelembung gas dan ada pula yang tidak ada gelembungnya.

5. Zat-zat yang dapat menghantarkan listrik adalah 6. Sedangkan zat yang tidak menghantarkan listrik :

7. Dari hasil pengamatan, larutan-larutan yang dapat memberikan nyala pada lampu, baik terang, redup ataupun tidak menyala, tetapi ada gelembung gas disebut larutan elektrolit. Sedangkan sebaliknya disebut larutan non elektrolit jika tidak terdapat nyala lampu ataupun gelembung gas pada elektrodanya.

(22)

22

PERCOBAAN 5

KALORIMETER Pertanyaan Pra Lab.

1.

Mari mengingat kembali pelajaran yang telah kalian pelajari pada pertemuan sebelumnya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

a.

Apa yang dimaksud dengan kalor?

b.

Apa yang dimaksud dengan reaksi endoterm?

c.

Apa yang dimaksud dengan reaksi eksoterm?

2.

Percobaan kita kali ini adalah untuk menentukan kalor reaksi suatu reaksi. Jalaskanlah apa yang kamu ketahui mengenai kalor reaksi!

3.

Apa perbedaan yang terdapat pada kalorimeter klasik dan kalorimeter bom? Gambarkan kedua alat tersebut

dengan dilengkapi penjelasan terhadap bagian-bagiannya!

Alat dan Bahan

Tabel 1. Daftar alat dan bahan yang diperlukan

No. Alat/Bahan Jumlah No. Alat/Bahan Jumlah

1 Kalorimeter 1 set 7 Gelas Kimia 100 mL 4 buah

2 Termometer 1 buah 8 Akuades 100 mL

3 Silinderukur 100 mL 1 buah 9 Kaki Tiga 1 buah

4

Stopwatch

1 buah

5 Pembakar Spiritus 1 buah

6 Kasa 1 buah

Prosedur Percobaan

1.

Penentuan tetapan kalorimeter

a.

Rangkailah alat seperti gambar di bawah ini:

Gambar 1. Rangkaian alat percobaan penentuan ∆H reaksi dengan kalorimeter klasik

b.

Tambahkanlah air ke dalam celah kalorimeter secukupnya sampai tidak ada ruang untuk udara pada

kalorimeter.

c.

Masukkan 50 mL akuades dingin ke dalam kalorimeter.

d.

Aduklah kalorimeter. Catat suhu setiap menitnya. Hentikan pencatatan suhu apabila telah didapatkan suhu

yang konstan (jika suhu selama tiga menit tidak ada perubahan itu artinya suhu dapat dikatakan konstan).

e.

Suhu konstan yang telah didapatkan dinamakan T

1

. Perhatikanlah cara Anda mengaduk kalorimeter,

jauhkanlah tangan Anda agar tidak menyentuh logam pada kalorimeter.

(23)

23

f.

Selagi dilakukan pembacaan terhadap prosedur di poin e, siapkan 50 mL akuades panas yang suhunya ± 40

0

C

(T

2

).

g.

Tepat di menit selanjutnya setelah suhu konstan pada akuades dingin didapatkan, masukkan akuades panas

ke dalam kalorimeter yang sudah berisi akuades dingin.

h.

Aduk terus kalorimeter, ukur suhunya setiap menit sampai diperoleh suhu yang konstan. Selanjutnya suhu

konstan yang terukur dinamakan T

c

.

2.

Penentuan perubahan entalpi penetralan

a.

Bersihkan alat kalorimeter yang yang telah ditentukan nilai tetapan kalorimeternya

b.

Masukan 50 mL HCl 1 M ke dalam kalorimeter.

c.

Aduklah kalorimeter. Catat suhu setiap menitnya. Hentikan pencatatan suhu apabila telah didapatkan suhu

yang konstan (jika suhu selama tiga menit tidak ada perubahan itu artinya suhu telah konstan).

d.

Tepat di menit selanjutnya setelah suhu konstan didapatkan, tuangkanlah 50 mL NaOH 1 M ke dalam kalorimeter.

e.

Aduk terus kalorimeter, ukur suhunya setiap menit sampai diperoleh suhu yang konstan.

Analisis Data

1.

Penentuan tetapan kalorimeter

Vol. akuades panas = ……….

Vol. akuades dingin = ……….

Suhu akuades panas = ……….

Tabel 2. Pencatatan suhu akuades dingin

No. Menit ke- Suhu

Tabel 3. Pencatatan perubahan suhu akuades campuran

No. Menit ke- Suhu

(24)

24

2.

Penentuan kalor netralisasi

Vol. HCl = ……….

Vol.NaOH = ……….

Tabel 4. Pecatatan suhu HCl

No. Menit ke- Suhu

Tabel 5. Pencatatan perubahan suhu campuran HCl dan NaOH

No. Menit ke- Suhu

Pertanyaan Post Lab.

1.

Tentukan tetapan kalorimeter dengan langkah sebagai berikut:

a. Kalor yang diserap air dingin (q

1

),

∆T

1

= T

c

-T

1

= ………..

q

1

= m

air dingin

c∆T

1

= ………..

b. Kalor yang dilepas air panas (q

2

),

∆T

2

= T

2

-T

c

= ………..

q

2

= m

air panas

c∆T

2

= ………..

c. Kalor yang diserap kalorimeter (q

3

),

q

3

= q

2

- q

1

= ………..

d. Tetapan kalorimeter (C) dihitung dari rumus C = q

3

/∆T

1

= ………..

2.

Hitung kalor reaksi dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a.

Perubahan suhu pada reaksi pencampuran NaOH dan HCl

∆T = Suhu tertinggi campuran – suhu konstan HCl = ………..

b. Kalor yang diserap larutan (q

lar

)

q

lar

= mc∆T = ………..

b. Kalor yang diserap kalorimeter (q

k

)

q

k

= C∆T = ………..

c. Kalor yang dihasilkan sistem (q

s

)

q

s

= q

lar

+ q

k

= ………..

d. Kalor yang dihasilkan untuk 1 mol larutan (∆H) 100 mL larutan 1 M = 0,1 mol

∆H = q

s

/0,1 mol = ………..

3.

Berdasarkan nilai ∆H yang kalian dapatkan dari perhitungan pada soal no. 2 maka reaksi berlangsung secara

eksoterm atau endoterm? Gambarkan grafik reaksinya!

4.

Bandingkan hasil penentuan ∆H dari praktikum yang kalian lakukan dengan ∆H dari daftar yang ada di

buku. Apakah nilainya sama? Mengapa hal itu bisa terjadi?

1.

Jika massa jenis/rapatan larutan = 1 gram/cm

3

= 1 gram/ml, maka massa larutan adalah

m = …………

2.

Pada reaksi tersebut, perubahan temperatur yang terjadi adalah

∆t = ………

(25)

25

3.

Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air, c = 4,2 J/gram

o

K,

maka besarnya kalor yang diserap/dilepaskan pada reaksi diatas adalah Q = ……..

4. Persamaan reaksi penetralan HCl dengan NaOH adalah...

5. Jumlah mol HCl dan NaOH yang terlibat dalam reaksi adalah …..

n HCl = …….

n NaOH = …….

6. Perubahan entalpi reaksi penetralan HCl dengan NaOH adalah ∆H = ……

7. Persamaan termokimia secara lengkap …….

Catatan

M = Molaritas = mol/L

Mol = massa zat/ massa molar (Mr)

c = kalor jenis air = 4,2 J/g

0

C (energi yang diperlukan untuk menaikan suhu 1 gram air sebesar 1

0

C)

C = kapasitas kalor = kalor yang diserap oleh wadah (dalam percobaan ini wadah yang dimaksud adalah kalorimeter)

ρ = massa jenis (g/mL)

ρ air = 1 g/mL

(26)

26

PERCOBAAN 6

UJI INDIKATOR ASAM BASA

A. TUJUAN PERCOBAAN

1. Untuk menguji larutan yang termasuk asam dan basa menggunakan pH meter, kertas lakmus dan indikator universal

2. Untuk menguji bahan alam yang dapat digunakan sebagai indikator asambasa B. DASARTEORI

Larutan asam memiliki rasa asam, menyebabkan sensasi menusuk pada kulit, dan mengubah kertas lakmus biru menjad imerah. Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makan andan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan.Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan melepaskan ion H+. Asam yang sering dalam industri adalah asam sulfat (H2SO4), asam nitrat (HNO3) dan asam klorida (HCl).

Basa memiliki rasa pahit, licin saat disentuh, dan mengubah kertas lakmus merah menjadi biru. Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH. Dalam keadaan murni, basa umumnya berupa kristal padat dan bersifat kaustik. Beberapa produk rumah tangga seperti deodoran, pembersih amonia rumah tangga, obat maag (antacid) dan sabun serta deterjen mengandung basa.

Garam diproduksi ketika larutan asam dan basa dicampur. Netralisasi reaksi dapat menyebabkan garam larut atau tidak larut dalam air. Sebagai contoh, campuran asam sulfat dan natrium hidroksida menghasilkan air dan garamnatriumsulfat.Olehkarenaitugaramdapatdidefinisikansebagaisenyawaionikapapunyangmerupakan

netralisasi produk reaksi asam basa.

Indikator asam-basa (disebut juga Indikator pH) adalah senyawa halokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil ke dalam sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan kondisi pH larutan tersebut. Pada temperatur 25° Celsius, nilai pH untuk larutan netral adalah 7,0. Di bawah nilai tersebut larutan dikatakan asam, dan di atas nilai tersebut larutan dikatakan basa.

Identifikasi Larutan Asam dan Basa Menggunakan Indikator Alami

Cara lain untuk mengidentifikasi sifat asam atau basa suatu zat dapat menggunakan indikator alami. Banyak indikator asam basa adalah pigmen tumbuhan. Contohnya dengan mendidihkan irisan kubis merah dalam air dapat mengekstraksi pigmen yang menunjukkan berbagai warna pada berbagai pH. Berbagai bunga yang berwarna atau tumbuhan, seperti daun, mahkota bunga, kunyit, kulit manggis, dan kubis ungu yang diekstrak dengan air panas dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Ekstrak atau sari dari bahan-bahan ini dapat menunjukkan warna yang berbeda dalam larutan asam basa.

C. Alat Dan Bahan Alat:

Ph indikator

Kertas lakmus

pH meter

Tabung reaksi danrak

Botol semprot

Mortar dan alu

Pipet tetes

(27)

27 Bahan :

Larutan gula

Larutan garam

Air sumur

Aquades

Larutan cuka

Air kapur

Minuman kemasan

Air detergen

Minyak goreng

Kunyit

Bunga

Amonia

Susu

D. Prosedur Kerja

PENGUJIAN LARUTAN ASAM BASA

1. Masukkan masing-masing larutan dalam tabung reaksi yang berbeda.

2. Uji pH larutan menggunakan pH meter dan indicator universal.

3. Uji masing-masing larutan menggunakan kertas lakmus merah dan biru, catat hasil pada tabel hasil pengamatan.

PENGUJIAN INDIKATOR ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI

1. Gerus beberapa helai indikatoralami menggunakan mortar dan alu, kemudian tambahkan air aquades kurang lebih 5 mL lalu saring.

2. Tuangkan ekstrak bahan alami tersebut pada tabung reaksi yang berisi bahan yang diuji.

3. Goyangkan tabung dan amati perubahan yang terjadi, catat hasilnya pada tabel hasil pengamatan.

PENGUJIAN LARUTAN ASAM DENGAN LARUTAN BASA DAN SEBALIKNYA 1. Masukkan dalam tabel mana saja bahan yang merupakan asam dan mana yangbasa.

2. Tuangkan bahan yang mengandung basa dalam tabung reaksi lalu direaksikan dengan larutan cuka (asam).

Amati yangterjadi.

3. Pada bahan yang mengandung asam di basa yang berada pada tabung reaksi direaksikan dengan amonia rumah tangga (basa). Amati yangterjadi.

(28)

28 DATA HASIL PENGAMATAN

Tabel hasil pengujian larutan asam basa dan bahan alam sebagai indikator

NO. Bahan yang diuji pH meter Indikator universal

Lakmus merah

Lakmus biru

Bahan alam sebagai indikator 1. Cuka

2. Garam

3. Detergen...

4. Jeruk nipis 5. Shampo 6. Aquades 7. Kapur

8.

Minuman

kemasan...

...

9. Air Susu 10. Minyak goreng

11.

Amonia (pembersih RT)

Tabel hasil penguji bahan asam dengan larutan basa

NO. Bahan yang termasuk asam Hasil pengamatan 1.

2.

3.

4.

(29)

29

Tabel hasil pengujian bahan basa dengan larutan asam

No. Bahan yang termasuk basa Hasil pengamatan 1.

2.

3.

4.

Pertanyaan

1.

Bagaimana ciri-ciri larutan asam dan basa berdasarkan pH meter, indikator universal dan pengujian dengan kertas lakmus ?

2.

Diantara bahan yang diuji manakah yang termasuk asam dan basa?

3.

Berdasarkan hasil percobaan,apakah ekstrak ... bisa dijadikan sebagai indikator alamiasam dan basa? Jelaskan alasannya?

4.

Apa yang terjadi ketika larutan asam atau basa direaksikan dengan cuka/amonia? Jelaskan alasannya?

5.

Kesimpulan apa yang didapatkan dari percobaan diatas?

(30)

30

PERCOBAAN 6 SEL ELEKTROLISIS

Teori

Bila pada larutan elektrolit diberikan arus listrik searah, maka akan terjadi penguraian pada elektrolit tersebut.

Peristiwa ini terjadi pada elektrolisis, tempat berlangsungnya proses ini disebut sel elektrolisis. Sel ini terdiri atas larutan elektrolit, elektroda positif (tempat kutub positif arus searah) dan elektroda negatif (tempat kutub negatif arus searah).

Pada elektroda negatif (Katoda) terjadi reaksi reduksi, ion-ion positif (Kation) dalam larutan ditarik oleh katoda. Sedangkan pada elektroda negatif (Anoda) terjadi reaksi oksidasi, ion-ion negatif (Anion) dalam larutan ditarik oleh anoda. Reaksi Redosk yang terjadi dipengaruhi oleh jenis elektroda dan jenis anion.

Proses elektrolisis digunakan pada penyepuhan, pemurnian logam, dan pembuatan beberapa senyawa seperti NaOH, Cl2 dll.

Tujuan eksperimen ini adalah untuk mempelajari perubahan yang terjadi pada elektrolisa larutan garam :

a. TembagaSulfat

b. KaliumIodida

Alat dan Bahan

No. Alat dan Bahan Ukuran/Satuan

1 Tabung U -

2 Elektrodekarbon dan kabel - / 0,5 m

3 Catudaya / Baterei - / 9 V

4 Jepitbuaya -

5 Statif dan klem -

6 Tabungreaksi dan rak Sedang

7 Pipettetespanjang -

8 Gelaskimia 100 cm3

9 Corong -

10 LarutanTembagasulfat 1 M

11 LarutanKaliumyodida 1 M

12 Fenolftalein -

13 Indikator Universal -

14 Larutanamilum/kanji -

(31)

31

Kerja dan Pengamatan

a. Rangkailah alat percobaan elektrolisis seperti terlihat pada gambar.

b. Elektrolisislarutan CuSO4

Ambi lkira-kira 50 ml larutan CuSO4gunakan gelas kimia 100 ml. Tuangkan larutan ini ke dalam tabung U sampai 1,5 cm dari mulut tabung. Celupkan elektrode karbon ke dalam masing-masing kaki tabung U. Hubungkan kedua electrode dengan sumber arus searah 9 V selama beberapa menit. Setelah terlihat terjadi reaksi angka telektrode dengan hati-hati. Pipet larutan yang berada di anode ke tabung reaksi sampai 2 ml kemudian tambahkan indicator lakmus / indikator universal, amati perubahan warna yang terjadi.

c. Elektrolisislarutan KI

1) Masukkan larutan KI ke dalam tabung U sampai 1,5 cm dari mulut tabung.

Celupkan kedua elektrode karbon ke dalam masing-masing kaki tabung U dan hubungkan elektrode-elektrode itu dengan sumber arus searah 9 V selama kira-kira 10 menit. Catat perubahan yang terjadi pada setiap elektrode.

2) Keluarkan dengan hati-hati kedua elektrode. Ciumbaunya dan catat.

3) Pipet 2 ml larutan dari ruang anode ke dalam 2 tabung reaksi, tambahkan setetes fenolftalein pada tabung 1 dan

beberapa tetes larutan amilum pada tabung 2.

4) Pipet 2 ml larutan dari ruang katode ke dalam 2 tabung reaksi, tambahkan setetes fenolftalein pada tabung 1.

Elektrolisis larutan CuSO4

Hasil Pengamatanelektrolisis CuSO4

Cairan di Perubahan sebelum dielektrolisis setelah

Perubahanselama proses elektrolisis

Perubahan setelah dielektrolisis Katode

Anode

(32)

32 Pertanyaan

Tuliskanreaksiionisasilarutan CuSO4→ . . . .

Tuliskan Kation yang berada di Katoda ...

Tuliskan Reaksi reduksi di katoda dan keadaan elektrodenya . . . .

Katoda : ... → ...

Tuliskan Anion yang berada di Anoda ...

Tuliskan Reaksi oksidasi di anoda dan keadaansekitar elektrodenya.

Anoda : ... → ...

Gabungkan reaksi ionisasi, reduksi dan oksidasi dari larutan CuSO4

Ionisasi : CuSO4 (aq) →

Katode : ... → ...

Anode : ... → ... + CuSO4 (aq) + ... → ...

5. Elektrolisis larutan KI

Hasil Pengamatan elektrolisis KI

Cairan di Perubahan selama

elektrolisis Bau elektrode

Perubahan setelah ditambah

Fenolftalein

Perubahan setelah ditambah

Amilum Katode

Anode

No. Larutan Pengamatan Pada

Indikator

Larutan Elektroda

1 2 3

(33)

33 Pertanyaan

Tuliskan reaksi ionisasi larutan KI → . . . .

Tuliskan Kation yang berada di Katoda ...

Tuliskan Reaksi reduksi di katoda dan keadaan elektrodenya

Katoda : ... → ...

Tuliskan Anion yang berada di anode ...

Tuliskan Reaksi oksidasi di anoda dan keadaan sekitar elektrodenya.

Anoda : ... → ...

Gabungkan reaksi ionisasi, reduksi dan oksidasi dari larutan KI

Ionisasi : KI(aq) → ...

Katode : ... → ...

Anode : ... → ... + KI (aq) + ... → ...

Tuliskan Kation dari 2 proses elektrolisis yang dilakukan dan bandingkan potensial reduksi keduanya, jelaskan apa pengaruhnya terhadap reduksi yang terjadi dari kation tersebut (lihat pada deret volta)

Tuliskan Anion dari 2 proses elektrolisis yang dilakukan dan bandingkan potensial reduksi keduanya, jelaskan apa pengaruhnya terhadap oksidasi anion tersebut (lihat pada deret volta)

Tuliskan kesimpulan percobaan ini.

a. Kation yang akan direduksi pada katoda adalah ...

...

b. Anion yang akan dioksidasi pada anode adalah ...

...

(34)

34

PERCOBAAN 7

SEL VOLTA

A.

Tujuan

Mahasiswa dapat merancang dan melakukan percobaan sel volta

B.

Dasar Teori

Angka yang biasanya tertera di pengukuran lingkar arus listrik menunjukan perbedaan potensial di antara dua setengah sel tersebut. Karena perbedaan potensial ini merupakan “daya dorong” elektron, maka sering disebut daya elektromotif (eruf) sel atau potensial sel satuan yang digunakanuntukmengukurpotensiallistrikadalah Volt, jadipotensialseldisebut juga Voltase Sel.

Dua aturan yang cocok untuk menghitung daya gerak listrik suatu sel penentuan reaksi sel, dan untuk menentukan apakah reaksi sel seperti tertulis berlangsung spontan daya gerak listrik sel E

0

adalah daya gerak listrik bila semua konstituen terdapat pada keaktifan satu.

1)

Daya gerak listrik suatu selsama dengan potensial elektroda standard elektroda katode dikurangi

potensial elektroda anode.

E

0

sel = E

0

katode - E

0

anode

Hasil E

0

sel> 0 menyatakan reaksi berlangsung spontan, dan E

0

sel< 0 maka menyatakan reaksi berlangsung tidak spontan.

2)

Reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi yang berlangsung pada

anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi yang berlangsung pada katode adalah reaksi reduksi. Reaksi sel adalah jumlah dari kedua reaksi ini.

Untuk mengetahui reaksi redoks spontan atau tidak juga bisa dilihat dalam deret keaktifan logam yaitu : Li K Ba Ca Na Mg Al Mn (H

2

O) Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au, semakin kekanan maka potensial reduksinya semakin meningkat sehingga semakin mudah untuk direduksi, dan semakin kekiri makin mudah untuk dioksidasi.

Elektroda acuan untuk mengukur potensial elektroda dipilih elektroda hidrogen baku. Potensial elektroda standar suatu elektro dadi berinilai positif bila elektroda ini lebih positif dari pada elektroda hidrogen standar, dan tandanya negatif bila lebih negatif daripada elekrtoda hidrogen standar.

Penulisan dengan lambing kerap kali digunakan untuk menggambarkan sebuah sel. Penulisan ini disebut diagram sel, untuk selelektro kimia :

Zn /│Zn

2+

││Ag

+

│ Ag

(35)

35

Berdasarkan konvensi, maka sebelah kiri merupakan elektroda dimanat erjadi oksidasi dan disebut anode.

Sedangkan kanan merupakan elektroda dimana terjadi reduksi disebut katode. Garis tegak lurus tunggal merupakan batas antara suatu elektroda dan faselain. Garis tegak lurus ganda menekankan bahwa larutan tersebut dihubungkan oleh jembatan garam.

Dengan menghubungkan elektroda dengan sumber energy luar (berupa suatu generator atau baterai timbal), elektroda dapat dibuat mengalir dalam arah yang berlawanan. Dalam reaksi elektrolisis, energy listrik digunakan untuk menghasilkan suatu perubahan kimia yang tidak akan terjadi secara spontan (E sel bernilai negatif).

C.

Alat dan Bahan Alat

Alat Ukuran/satuan Jumlah

Voltmeter - 1

Gelaskimia 100 ml 4

Jembatan garam - 1

GelasUkur 25 ml

Bahan

Bahan Jumlah

Larutan ZnSO

4

1 M 25 ml

Larutan CuSO

4

1 M 25 ml

Larutan MgSO

4

1 M 25 ml

Elektroda Zn Elektroda Cu

D.

Cara Kerja.

1.

Menyediakanalat dan bahan; mengamplassemualogammenggunakanamplassampaimengkilat.

2.

Memasukkanlarutan ZnSO

4

1 M 25 ml kedalambekergelas 1 dan larutan CuSO

4

1M 25 ml

kedalambekergelas 2.

3.

Memasang jembatan garam diantara kedua gelas beker yang berisi larutan.

4.

Menjepit logam Zn dengan penjepit buaya 1 lalu memasukkan logam Zn ke dalam larutan ZnSO

4

.

5.

Menjepit logam Cu dengan penjepit buaya 2 lalu memasukkan logam Cu ke dalam larutan CuSO

4.

6.

Menghubungkan kabel-kabel dengan penjepit buaya dari logam Zn dan Cu ke voltmeter dengan skala 1

volt, apabila arah jarum voltmeter ke kiri, balik posisi kabel yang masuk ke voltmeter.

(36)

36

7.

Mengamati perubahan beda potensial setelah selang waktu 5 menit pada volt meter dan mencatat

hasilnya di kertas.

8.

Mengulangi percobaan nomor 1 sampai nomor 7 dengan mengganti logam Zn &larutan ZnSO

4

dan

logam Cu &larutan CuSO

4

dengan :

a.

Logam Mg & larutan MgSO

4

dan logam Cu & larutan CuSO

4

b.

Logam Zn & larutan ZnSO

4

dan logam Mg & larutan MgSO

4

Data Pengamatan

E. Pertanyaan

1.

Tuliskah reaksi yang terjadi pada kedua elektroda di dalam sel volta.

2.

Dengan menggunakan skema sel volta, jelaskan:

a.

Arah migrasi electron.

b.

Migrasi kation selama sel volta bekerja

c.

Migrasi anion selama sel volta bekerja.

3.

Jelaskan kegunaan jembatan garam melalui ilustrasi mikroskopis.

4.

Apakah yang terjadi jika sel tersebut tidak digunakan jembatan garam? Apakah terbentuk arus listrik

atau tidak?

5.

Jika larutan yang digunakan diganti dengan larutan non elektrolit, apakah reaksi redoks dapat terjadi

dalam sel volta? Apakah sel tersebut dapat menghasilkan arus listrik? Mengapa?

Larutan Anoda Larutan Katoda

Beda Potensial yang terukur

Perubahan yang terjadi

Referensi

Dokumen terkait

Guru agama harus berperan dalam meningkatkan minat belajar siswa, dengan menciptakan kegiatan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam yang tidak hanya sekedar

Manfaat yang diperoleh dari kegiatan IbM ini adalah kemudahan anggota pengrajin dalam menyanting dengan menggunakan kompor batik elektrik (listrik), menambah desain

Data di bawah ini diperoleh melalui wawancara yang menunjukkan pengetahuan kognitif penutur sekaligus tingkat keakraban penutur dengan pohon bambu dan dibantu

Ulkus diabetika terutama terjadi pada penderita Diabetes #ellitus yang telah menderita * tahun atau lebih, apabila kadar glukosa darah tidak  terkendali, karena akan mun7ul

Sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelum kegiatan pelatihan dilaksanakan, kegiatan ini diawali dengan penyiapan berbagai administrasi yang diperlukan

Uji Coba (Testing). Data-data kinerja Dual-Stack didapatkan dari aktivitas video streaming. Dalam hal ini penulis mencatat parameter throughput, packetloss dan delay

But on the day he met galahs and crested pigeons near the swamps he noted the country changing to ‘immense and very fine alluvial flats’ and ‘great quantities of a prickly bushy

Manakala, berdasarkan kajian Fatmi Talib, Abd Halim, dan Mohd Shafie (2018) terhadap tahap pengetahuan pendidikan Islam dan penghayatan akhlak pelajar semester satu