• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI PANCASILA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "EKONOMI PANCASILA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

RENUNGANI SATU TAHUN PUSTEP UGM

EKONOMI PANCASILA

BOKUMENTAEI & ARSIP

BAPPf NAS

Acc. No., e-.?.(#1..:7{

clas.s t .*...,./-]frL.9""'

r r r "

" r " f | "

Checked : /Ld*:-'?*f

Pusat Studi Ekonomi Pancasila

Universitas Gadjah Mada (?USTEP-UGI\0

Yogyakarta, 9 Desemb er 2003

(2)

( .L

\ t

, 1 l '

, \ y)

EKONOMI PAI{CASILA

Renungan Satu Tahun Pustep-IJGM

Oleh: Mubyarto

Nlenawa bangsa kita bisa idu bareng, landa sing ana kene mesti mati kelelep kabeh (Dr. Wahidin Sudirohusodo)

Pendahuluan

S e t e l a h 1 t a h u n P U S T E P - U G M mengadakan kajian-kajtan, dalam bentuk seminar-seminar bulanan dan penelitian-penelitian lapangan, ktanya tepat dilakukan "renungan akhir tahun", apa saja hasilnya.

Di kalangan ekonom masih tetap banyak pandangan skeptis bahwa Ekonomi Pancasila adala.h "ekonomi y^ng bukan-bukan", afitnya bukan ekonomi kapitalis dan bukan pula ekonomi sosialis. Banyak di antarz mereka tetap tidak dapat mengh arg^t " gagasan alternatif", hanyz karena g g san-gagasan "lain" ini b e l u m b e r u p a " b u k u - b u k u t e k s " y ^ n g d a p a t

"mengganti" buku-buku teks Barat y^ng ada di perpust akaan-perpustakaan Fakulta s Ekonomi, dan y^ng sampai dervasa ini masih merup akan satu-satunya pegangan dosen-dosen pengajar. Kami khawatir buku kecil y^ngkami tulis bersama rekan Daniel W. Bromley dari Universitas, 'S7isconsin

(Gadiah Mada Press, 2002), yang persis beriudul "A deuelopnent Alternatiue for Indonesia", dianggap tidak cukup menarik untuk

dibaca dan dikomentari, katena sekali lagi buku-buku teks ekonomr Barat sudah sangat menguasai pikiran p^t^ ekonom dan calon ekonom kita. Inilah "Economics

Ekononi Pancasila: Renungan Satu,Tahun nusW LCn'l

i

I

II

II

1

(3)

As Re/igion", dan ilmu ekonomi (Irieoklasik) Barat ini rupanya sudah diterima di Indonesia dan di seluruh d.rrri" "sebaga | ^g^m^" y"tg tak pernah tergoyahkan.

To be sufe, economics may perfotm avduable social role without adding any significant understanding to knorvledge of the economy - a "gobd myth" economically speaking can work not only in primitive tribal culnrres, but also in modem societies. In this respect, Samuelson might be judged alarge scientific failure and a gfeat religious and economic success. G-H. Nelson" 2001:300).

Gagasan-g g san Alternatif

S a l a h s a t u s e b a b l a i n m a h a s i s w a - m a h a s i s w a ekonomi Indonesia masih selalu bersikap skeptis terhadap gagas ^n-g g san ekonomi alternatif a,dalah k a r e n a d o s e n - d o s e n m e r e k a t i d a k m e n g a d a k a n p e n e l i t i a n - p e n e l i t i a n i n d u k t i f - e m p i r i k s e h i n g g a m e r e k a , d o s e n - d o s e n e k o n o m i i n i , t i d a k p e r n a h memberikan contoh-contoh kongkrit dari lapangan untuk mengganti, atala paling sedikit melengkapi, contoh-contoh yang ada di buku-buku teks Barat- Dosen-dosen ekonomi kita |ug sangat sedikit, iika t i d a k b o l e h d i k a t a k a n t i d a k a d a , y ^ n g mempublikasikan artikel-artikel ilmiah hasil p enelitian induktif-empirik. Karena demikian maka kernbali lagi, artikel-artikel jurnal y^ng dibaca rnahasiswa ekonorni dan dosen-dosennya, adalah irrg" artikel-artikel iutnal dengan data-data empirik non-Indonesia. "Bulletin of Indonesian Economic S tudie,C' (BIES), satu-satunya iurnal lterkemuka tentang ekonomi Indonesia yang terbit di Jdanberra; kebanyakan ditulis oleh ekonom non- Ihdonesia yang g^y^ dan teknis penulisannya sangat kuat betpegang pada teori-teori ekonomi Neoklasik

(4)

Barat yang sudah mapan. Sekali lagi inilah alasan sangat kuat yang tidak memberikan peluang mahasiswa-mahasiswa ekonomi Indonesia untuk bersikap tetbuka pada pemikiran-pemikiran U"{tt

gagasan-gagasan alternatif. t\

Alasan lain lagi tidak betkembangnya gagasane gagasan altematif di kalangan rnahasiswa Indonesia adalah tettutupnya meteka dari buku-buku alternatif yang mungkin mereka sebut sebagai "buku-buku yang betpaham radikal" (radical economic tlteory), baik yang berpaham Marxis maupun yang berdasat ajxan ^g^m^

(Islam, Budha, Katholik). Diduga keras mahasiswa kita tidak tettarik membaca buku-buku Paul Osnero d, Tlte Death of Economics atau oleh Steve Keen, Debunking Economics, yalng oleh mereka, berdasar pandangan-pandangan dosen-dosennya,

"tidak ada ^p^-^panya". Bahkan katena ketidaksetuiuan mereka terhadap pandangan- pandangan alternatif ini, buku Globalization and lts

Discontents, tulisan penedma Nobel Ekonomi 2001, ing" dengan sinis meteka rnenganggapnya sebagai

"tidak ada apa-^p^ny^". Buku pettama Stiglitz y^ag meniadi best-seller di dunia ini kini telah disusul buku kedua The Roaring Nineties (2003) yang pasti secara apriori akan dituduh iog" oleh rnereka sebagai

"tidak ada yanq baru".

Pendidikan Ekonomi Kita

Pada surat kabar Jakarta Post hati Sabtu 15 November 2003 dimuat artikel "mengejutkan" oleh seorang penulis yang bukan warga negara Indonesia.

Isi artikel sangat memprihatinkan kondisi pendidikan

Ekononi Pancasila: lkwngan San'I'abrn Prstcp-L.'GM

3

(5)

kita di Indonesia. Bahwa artikel itu tidak ditulis oleh ahli pendidikan Indonesia sendiri harus dianggap

"lebih rnemprihatinkan lagi", karena dapat diamikan bahwa kebanyakan cendekiawan Indonesia, terutama p^t^ pendidiknya, seiauh ini tidak menganggap masalah y^ngdiangkat artikel tersebut sebagai hal yang penting.

Artikel itu berfudul "Rf} scbools sbould target higber standards" (sekolah-sekolah Republik Indonesia seharusnya betsasaran pada mutu y^ng lebih tinggi).

Kesimpulan artikel sungguh membuat kita "merindinE!'.

Educationhas a critical social role toplay andif schools maybe seen to undermine this social role by adopting foreignways and means, then a genuinely regrettable condition may have been reached (Pendidikan

peranan sosid kritis dan jika sekolah-sekolah dikurang aau dinrsak p*r rr *ry^seperti inr dengan mengadopsi cara-qra darr metode asing, maka kondisi pendidikan yang Paut disayangkan benar- berrartelah toi"di).

Tulisan Simon Markus Gower dimulai dengan kehetanan mengapa seiumlah sekolah di Jakatta menganggap kurikulum sekolah Singapura dan Australia lebih unggul dan lebih pantas dipakai ketimbang kurikulum nasional Indonesia. Meskipun barangkali tidak salah tetapi pandan g n P^r^

penyel engg r^ s ekolah ini ielas keliru ketika menganggap sekolahnya sekedar sebagai "persiapan"

atau sebagai "batu loncatan" melaniutkan sekolah ke Singaputa atau Austtalia. Inilah pandangan yang kppanya terpengatuh secara negatif oleh paham rg$obalisasi y"ng sangat kuat y^ng menganggap "dtya

saing" internasional, yang disamaartikan dengan

"standar internasional", sebagai "tuiuan" utama

(6)

pendidikan sehingga upaya-up^y^ kita tetmasuk dalam meningkatkan kualitas pendidikan y^ng khas Indonesia dianggap tidak dipedukan l^gt, karena semya sekolah kita pedu memenuhi atau harus 'fberstandlp

Internasional". t\

ii,

Disayangkan bahwa sikap dan pandan g^n yanb

" k e b l i n g e r " i n i rupanya sudah mulai mengu^s^r bebetapa pimpinan Pergutuan Tinggi kita, antan lain terlihat dengan penauiaran dan penyele nggara^n "kelas- kelas intetnasional" yang diselen ggankan dalam bahasa Inggris , dan sejumlah program studi telah

"bekeril sama" dengan Petguruan-perguruan Tinggi luar negeti dengan menawarkan gelar ganda (double degree) bagi p^ra lulusannya. Mereka, plta pemimpin program ini, merasa bangga mampu rnenawarkan program-program dan gelat ganda sebagai bukti program-programnya "diakui secara intetnasional".

Yang selalu mereka pikirkan adila,h "dayz saing" yaitu kemampuan lulusanny^ untuk dapat "beketia di mana saiatt di seluruh dunia, bukannya kemampuan lulusannya untuk bekerja "memecahkan masalah- masalah y^ng dihadapi bangsanya di Indonesia". Maka semua pengajaran lebih ditekankan pada metode- m e t o d e d e d u k t i f - l o g i s , d a n s a r n a s e k a l i t i d a k menggunakan meto de -metode induktif- ernpirik. Mudd atau mahasiswa tidak diarahkan untuk memahami masalah-masalah yang dihadapi bangs ^nya tetapi sekedar menguasai teori-teod dalam buku-buku teks Bant. Inilah metode pendidik^n y^ng dikenal sebagai banking education y^rrg dilawankan den gan problen posing education Metode yang disebut terakhit lebih tepat bagi mahasiswa Indonesia.

Ekonomi Pannsila: Renungun Satn T'ahun Pusle/>-L'CAl

5

(7)

In problem posing education teacher (science) and students (socie$) communicate because knowledge is not anlr more a commodiry; it is a pfocess consdruted by a joint effort of students and teacher to understand the perception of reality that each one has, in order to trasform the reality on which to began with, they have different concepdons.t

Pendidikan tinggi ekonomi kita sejauh ini belum m a m p u m e n g h a s i l k a n s a r , ^ n l a - s a r i ^ r r ^ e k o n o m i Indonesia yang akrab dengan masalah-masalah nyata yang dihadapi bangsanyu lebih-lebih mas alah-masalah

, - r ,

eKqnqmz rareJar.

Ekonomi Pancasila : Pelaiann Dari Kaltim

Z a m r a n i ( 2 6 t h ) p e n g e m u d i s p e e d - b o a t y a n g mengantar perlalanan pulang kami dari l\{elak ke l(ota Bangun (23 Sept 2003)t lzng beriarak dant sekitar

180 km, dalam 'uvaktu 2,5 jamt fang hanya tamat SD 6 tahun, berbicara tentang "Ekonomi Pancasila dalam Aksi" (Ekononi Pancasila in Action). Pertanyaan atval y a n g m u n c u l a d a l a h m e n g a P a b o a t t i d a k d a p a t sekaligus mengantarkan penumPang langsung ke Samarinda melalui sungai Mahakam y^ng makin ke mu r^ makin lebar. Tanpa diduga Zamrani menjawab

"harus terjadi bagi-bagi reieki" antar.a pemilik speed dan taksi y^ng keduanya dimiliki oleh w^rg^ I(ota Bangun. Di Kota Bangun terdaftar 79 speed dan 60 taksi, (hampir semuanya, tetmasuk taksi bis mini ,fCjang, Mitsubishi Kuda, Darhatsu Taruna, atau KIA (C"re"ns berumur 2-3 tahun), yang beroperasi aktif

i p ' e i a k o t o n o m i d a e r a h k e t i k a K a b u p a t e n l { u t a i'\

' I.lkins, Paul and ltlanficd i\[ax. Nccf (cds.), 1992. Rcal Undcrstanding Wcalth Crcation, Routlcdge, London. h. 16.

r.ife

(8)

dirnekarkan meniadi Kabupaten Kutai Timur, Kutai Kartane gara, dan Kutar Bant, masing-masing dengan ibukota Sangata, Tenggarong, dan Sendawar-Melak,

Kota Bangun berada "di tengah-tengah" agtata MeDk dan Sam arrnda y^ngberiarak darat sekitar 300 km, dh\

m e t u p a k a n s i t u s k e t a i ^ ^ n k u n o S r i b a n g u f l , Mulawarrnan. Kondisi kemerataan sosial masyarakat kota Bangun sepetti y^ng dicita-citakan dalam sila 2 PancasiLa, Kemanusiaan Jang Adil dan Beradab, jelas merupakan gagasan asli masyatakat setemPat, y^ng betkembang di banyak masyankat lokal di befb^g r daetah di Indonesia. Itulah sumbangan orisinil Bung Katno y^flgmenyatakan bahwa Pancasila a.dalah "hasil galian" gagasan dan pandangan hidup asli masyankat Indonesia, bukan khayalan atau hasil jiplakan dari budaya luat Indonesia. Bun g Hatta yang menerima penuh Pancasila galian Bung Karno menyatakan: '

Kita marrusia inr sifatnya lupa ... dengan Pancasil,a inr diingatkan kita bahwa ada Pancasila. Kalau sekali-sekdikita berbuat salah, dungatkan kita, sehingga kita harus kembali ke falan yang lurus. Itulah gunan)'a Pancasila itu Bukan sekedar untuk dihapalkan di bibir saia. Hapalkan, ialankan denganbukd.2

Dengan aniuran Bung Hztta untuk tidak sekedar menghapalkan Pancasila tetapi itg" "menfalankan dengan bukti", maka fakta dad lzpangan seperti yang telah dilaksanakan ata.u diamalkan pada usaha iasa ttanspot di Kota Bangun tersebut cukup meyakinkan.

J i k a a d a o t a n g b a h k a n p a k a t e k o n o m i y ^ n g menyatakan orang Indonesia berciri " homo-ekonomikuf',

2 l\{ohammad }Iatta 1980,Ilmu dan Agama, Yavasan Idayu, Jakarta.

Ekononi Pancasila: Renungan .fat* Taban Putep-LlGhI

7

(9)

seperti halnya otang Amerik z atau ofang-orang di fieg tL manapun, alasannya ielas karena selama 3 d e k a d e e r . ^ e k o n o m i o r d e B a r u , p e r u s z h a , a n - p e r u s a h ^ L n k o n g l o m e r a t y ^ l r g b e r k o l u s i d e n g a n pemerintah, aitau oknum-oknum peiabat pemerintah, tenar-b er:rur, berperilaku dan bertindak serakah, dengan menggusur dan mematikan kegr^t^tr ekonomi ra,k1at. Perilaku dan tindakan perusah ^ fl-perusahaan konglomefat di fnasa Otde Baru ini "mewakili"

p e r i l a k u d a n t i n d a k a n p e r u s a h a a n - P e f u s a h a a n tonglom er^t multinasional OINC) y^ng "mertialela"

dalam e:ra globalisme dan neoliberalisme tahun s e m b i l a n - p u l u h a n . A t a u m e r e k a r p e f u s a h a a n - p e r u s a h ^ ^ n k o n g l o m e r a t n a s i o n a l , t i d a k s e k e d a t menirrl, tetapi "bekerja sarrra" ataubahkan "berkolusi"

l a n g s u n g d e n g a n p e f u s a h a a n k o n g l o m e r a t multinasional. Perusah ^ n-petusahaan konglom et^t n a s i o n a l i n i m e m a n g m e n i a d i a g e n e - t a u k a k i tanganny^, y^nq operasinya di dalam negeri atau di luar negeri didanai dengan ptniaman-piniaman "lunak"

dari perusah ^^fl-Perusahaan asing itu.

' P a k a r - p a k a r e k o n o m i d a n p a k a r - p a k a r b i s n i s Indonesia yang banyak dt antar^ny^ bergelat MBA,

rtau MM, sangat setia padt aiann-aixan buku teks dari Amerika. lxiara;n-a1^r^n buku teks Barat ini, dengan asumsi-asums t pasar persaingan sempurna, dianggap "pasti bedaku" lug^ di Indonesia. Jika meteka bergerak sebagai pelaku bisnis, mereka berusaha

"menguasai" pasaf melalui pembentukan betbagai {asosiasi yang memegang monopoli atau meminta y'lrronopoli dari pemerintah, dengan zlasan untuk

")neningkatkan

efisiensi. Jika kebetul an pakarpakar

(10)

ekonomi ini meni"di dosen di perguruan titrggi mereka mengaiatkan ilnu dan seni kebijakan ekonomr (economic poliqy) tanpa mengingatkan mahasiswa akan asumgi-

a s u m s i persaingan pasar sempur fll, - sehing$B menganggap saran-s ^ran kebijakan ekonomi y"h\

dirumuskan "pasti akan jalan". $ Bagi pakar-pakar ekonomi Indonesia yang masih saia sulit memp er.c y^r teori atau ilnu ekonomi Pancasila,

dan Sisten Ekonomi Keralgtatan, karena tidak melihat adanya perbedaan sistem, nilai, dan budaya Indonesia dengan sistem, nilai, dan budaya Amerika, kami tidak bosan-bosan menghimbau,

bicaralah dengan para pelaku ekonomi ralryat, tidak pedu sampai jauh ke pelosok-pelosok daerah yang sulit dijanglau. Apabila Anda bersedia unnrk bersimpati dan berempati sedikit saya dengan perjuangan hidup mereka, maka sebenamya tidak sulit untuk menemukan fakta-fakta penerapan asas-asas ekonomi Pancasila ini di hampir segala cabang kegiatan ekonomi: bidang pertarrian dan perikanan, bidang industri

dan kerajinan, atau bidang iasa. Sebaliknya selama ,\nda selalu menganggap teramat sulit mempelajari kehidupan ekonomi rak1.at, bahkan G\trd4 cenderung mengaoggap ekonomi rakyat itu tidak

ada, ataudianggap ekonorni y'ang illegal (lodd.n), maka argumentasi ,\nda akan selalubeqputar-putar dengan acuan teodekonomr (I{asik- Neoklasik) Baratyangtidak cocok untuk Indonesia. Sa1'a menglrimbau dosen-dosen ekonomi, jika,\nda mernang tidak tertarik atau tidak berminat pada saran-saran unnrk mengubah paradigma Klasik- Neoklasik )'ang telah,\nda pelaiari dengan susah pa)'&, jangantah Anda menyesatkan mahasisrva Anda. dan orang awam.dengan menl'atakan tidak ada dtematif teori vang bisa dipelajari. Altematif atas teod Klasik-Neoklasik banyak tersedia termasuk teori-teori yry dapat dengan mudah Anda kembangkan, kalau .\nda mau, melalui penelitian-penelitian induktif-empirik di lapangan.

Ijkononi Pancusila: Rennngan .faiu 7'ufu.rn Pa,rlep-L'CAI

I

(11)

Kesimpulan kami betsama Tim PUSTEP (Pusat S t u d i E k o n o m i P a n c a s i l a ) U G M y a n g s e d a n g mengad rkan penelitian tentang ekonomi Ketakyatan di Kabupaten Kutai Bant adalah, bahwa praktek- praktek (aksi) ekonomi Pancasila yang moralistik, demokratik, dan mandiri, sangat mudah ditemukan di lapangan tanpa upaya-uP^y^ ekstra ketas. Mereka, pelaku-pelaku ekonami rakltat, melaks anakanny^

dengan penuh kesadaran. Itulah Ekonomi Pancasila dalam Aksi.

Ekonomi Pancasila sebagai Ilmu Ekonomi Kelemb ^g ^tr

Apabila kita pahami benar-benat berbag^r gagasa'n tentang ekonomi sosial-kelembag ^n, nampak jelas bahrva gagasan-gagasan tersebut relevan sekali dengan cita-cita ekonomi kekeluarg Ln yang "diamanatkan"

U U D 7 9 4 5 . S e b a g a L m ^ n ^ b i s a . k i t a b a c a d a l a m penielasan pasal 33 UUD, ekonomi kekeluarg^^n

adalah ekonom I y^n g demokratis, di m^na' kemakmuran masyankat lebih diutamakan ketimbang kemakmuran orang-seorang. Dan c ta melaksanakan ekonomi y^frg demikian adalah melalui sistem ekonomi koperasi, ekonomi betdasar kerias^m^, bukan ekonomi yang betdasar persaingan bebas.

Ekonomi kelembagaan adalah pendekatan ekonomi yang mengalari bahwa dasar perilalar ekonomi tidaklah selalu menrpakan kepentingan- kepentingan yang setasi tetapi iustm mempakan kepentingan- kepentingan yang saling bertabmkan. Pendekatan ini secanr ini*

mengahi adanl'a kelangkaan (sebagai masalah) dan tidak hanya memandang kelangkaan inr sebagai data belaka. (I'{amun) pandangan ekonom kelembagaan adalah bahwa kelangkaan tidak hanya

I

\ ,,:l

\ r.

I

(12)

menimbulkan kernturglinan teriadinya Pertentangan, tetaPl f uga bisa benpa ("irk

") tindatsn kolektif (collective action) png menrbangun tatanan berdasar hubungan saling ketergantnngan. Ekonomi kelembagaan fnenganggap efisiensi sebagai ptinsrp )'ang bersi(t universa! kalena ia memecahkan masdah lalanglcaalrmelalui l*t1{

sama... o,anS) pasti tidak akan tetiadi bila keserasian kepentingan i"t"#

sudah dianggap ada... keriasama timbul karena keburuhan akan terciptanya keserasian bam dari berbagai kepentingan yang berbeda- beda.

Demikian dad definisi-definisi ekonom kelembagaan

yang bersumbet dad J.R. Commons ini, kita melihat

secafa felas perbedaan atau bahkan Pettentangan ttlam asumsi kedua Paham ekonomi, mainstream ecnnnmics dan social ecnnumics, yaitu pada fungsi dan hasrat akan terc^p^nya keserasian. Mainstream ecnflomrrr (ME) y^ng mengasumsikan bahwa keserasian akan selalu teriadi, menoniolkan asas pershingctn da;n menganggaPnya sebagai car* - cara rnemecahkan petbedaan kepentingan.

Sebalik ny^ sncial econom,?rr (SE) menganggaP bahwa keserasian fnefupakan tujuan yang ingin dicapai setiap masyafakat. Fenornena kelangk^^n ^tas barang dan iasa kebutuhan masyar akat dipecahkan iustru melalui kerjasatnA ^at^r pelaku-pelaku ekonomi, tidak melalui persaingan. Sikap hidup, sistem nilai, dan budaya

bangsa Indonesia yang beddeologi Pancasila hatus diakui lebih dekat pada ahanilmu ekonomi sosial (SE) yang mefnentingkan keserasian sosial sebagai tuiuan hidup manusia. Dan apabila hal ini disetuiui, maka ielas bahwa semangat ekonomi y^ng berasas kekeluatg^ n bagi bangsa Indonesia bukanlah satu ilusi tetapi benar- benar hidup dan sudah diptaktekkan dalam kehidupan

rnl ekonomi ra$tat.

Ekononi Panca.silu: Rcnungan Satu Tahan Pastcp-1."'O'lf

1 1

(13)

Adalah menarik bahwa kecintaan manusia tethadap sesama justru lebih dulu ditegaskan Adam Smith dalam The TbeorJ 0f Moral S entiments (1759), 17 tahun sebelum sifat-sifat manusia sebagai homo economicus ditekankan tahun 177 6.

NIan it has been said" has a natural love for society, and desires that the . union of mankind should be pteserved for its own sake, and though

he himselfwas to derive no benefit frorn it (Smith, 1759: Ch. IID

Ilmu ekonomr (economics) yang diajatkan kepada mahasiswa Indonesia sejak medio limapuluhan, y^ng d i d a s a r k a n p t d z a s u m s i p e r s a i n g a n p a s a r sempurna, terbukti tidak cocok (tidak tealistis) untuk menggambarkan perilaku ekon omi manusia Indone s ia.

Jika tasionalitas ekonomi ini di dunia, Bara,t Pun sudah dipertanyakan, adalah aneh ilka kita di I n d o n e s i a b e r s i k u k u h d e n g a n ^ l ^ t ^ n e k o n o m i Neoklasik konvensional ini. Ilmu ekonomi yang benar yang sehatusnya dikembangkan di Indonesia adalah ilmu ekonomi kopetasi, bukan ilmu ekonomi persaingan. Jika di Bandung kini ada Institut Manajemen Koperasi Indonesia maka. di masa datang hatus benar-bena,r betubah mer{adr Institut llnu Koperasi Indonesia

Ekonomi Pancasila dan Nasionalisme

Krisis keuangan dan kdsis petbankan kini telah betlangsung lebih dad 5 tahun seiak 1997. Setelah 3

lgrli pergantian Presiden Republik Indonesia, banyak ftpg menyesalkan telah diabaik^nny^

HEas tentahg peranan utang dan modal el{onomi Indonesia. Bahkan meskipun

1 2

kritik-kritik

asing dalam

MPR sudah

(14)

t

ffi

ff

"mernedntahkan" penghentian prog(am kg,rjasarna dengan IMF, pemerintah dibawah pengaruh teknoktat ekonomi yang berpandangan Neoliberal ke-B ^r^t- baratan (Amerik"), sulit melepaskan diri dard cengketaman IMR dan memutuskan memilitr-ptogtarl' l

"pemandoran" ePM, Post-Program Monitoins. ') Rusaknya ekonomi keuangan Indonesia yang dipicu krismon 1997, sama sekali tidak mengusik p^r^

teknokr at tentang kekeliruan cata berpikir ekonomi yang telah dipakai sebagai arth, strategi, dan politik ekonomi pembangunan selama 3 dekade Orde Batu.

Mereka selalu bersikukuh teori ekonominya tidak salah, yang salah adalah pelaksan^^anyl. Rupanya mereka jog" meremehkan sindiran pemenang Nobel ekonomi 2001 Joseph Stiglitz yang dengan tandas mengatakan:

Textbook econornics maybe fine for teaching students, but not for advisinggovernment since gpical,\merican sq'le toctbook relies so heavily on a particular intellectud tradition, the neoclassicd model.

(Chang Ha-Joon (ed), 2000: 130)

A l a n g k a h t r a g i s n a s i b b a n g s a d a n e k o n o m i Indonesia setelah 58 tahun merdekl, y^ng begitu

perc y^ sudah mernasuki tahap " tingal landaf' pa.da tahun-tahun 1993-1998 (Repelita VI), tetapi iustru kemudian menabrak batu karang sangat taizm yang nyaris menenggelamk^flny^,atau tetkena badai kismon yang nyaris menghancurkannya pada tahun 7997.

Selama pakar-p akar ekonomi Indonesia yang ke- Barat-baratan dan menganut paham neolibetal tidak mengakui kekelituan-kekelituan fatal ini, dan terus- men€rus betsikukuh menyarankan dan. menialankan kebiiakan-kebijakan ekonomi konvensional y^ng

Il konon i Pu nca.tita: Renmgan .f ul a'l aha n P uslep-I.: GI I

1 3

lii'ili

.il

ryf

(15)

terlalu tunduk pada hukum-hukum ekonomi global- neoliberal, yane ielas-jelas lebih menguntungkan negara-negara industri maju, dan rnerugikan ekonomi ra@tat kita, maka selama itu pula ekonomi nasional I n d o n e s i a akan tetap rapuh, dan cita-cita pembangunan nasional yang menyeiahterakan rakyat sulit terwuiud.

Peringatan 75 tahun Sumpah pernuda bulan oktobet 2a03 y^ng terkesan kurang semarak, rupanya mengisyaratkan sudah sangat mengendurnya sefnangat nasionalisme bangsa Indonesia. Mengapa nasionalisme mengendur? Jawrbannya, katena semangat nasionalisme itu telah dibekukan prestasi ..ke aialban ekonomi" selama 32 tahun pembangunan ekonomi orde Baru yang selalu ditoniolkan karena Indonesia telah "mencapai pertumbuhan ekonomi luar biasa", yaitu t^ta-rata 7oh per tahun. Karena pertumbuhan ekonomi yang titrggt ini hanya dilihat dari saru segi, dan sudah dianggap sangat sempurna, termasuk teori ekonorni kapitalis-liberal yang meniadi dasarn ya, maka p^r^ teknokrat tedalu mudah melupakan sisi lainnya.

Jangan-jangan ekonomi Indonesia telah tumbuh tedalu cepat (too rapid growtl) melebihi kapasitasnya, sehingga pertumbuhan ekonomi tinggi itu sebetulnya "palsu", karena didukung kekuatan ekonomi luar tt.g.ri yang beresiko sangat besar. Itulah yang benar-benar telah terjadi di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi tinggi selama 3 dekade adalah pertumbuhan y^ng"meniptt'' karena mengandalkan dukungan kelompok kongloierat {1g serakah, sambil melunglaikan kelompok besar ()bonomi ra'k1at. Akibatnyz- sangat jelas ekonomi rlfsional menjadi sangat timpang, meskip un rata-rata pendap atannasional sudah melebihi us$ 1000. Bahwa

1 4

(16)

kebanyakan ekonom Indonesia telah keblinger, tidak merasa teperdaya oleh keajaiban ekonomi yang menipu, ternyata mereka sekarangtetap saia berbicata perlunya pettumbuhan ekonomi yang tinggi (6 -7o/o p&I tahun), sebagai satu-satunya ialan menuiu "pemuliha\

ekonomi". Lebih laniut mereka selalu berkata bahwd' hanya dengan pertumbuhan ekonomi tinggi masalah pengangguran dan kesempatan keria dapat diatasi.

Jaltnpikiran bahwa dengan pertumbuhan ekonomi tinggi semila masalab ekonomi yang kini kita hadapt zkan tetatasi adalah i"lry pikiran yang keblinger, karena iika kondisi pettumbuhan ekonomi tinggi dicapai melalui suategi dan kebijakan ekonomi y^ng sama prakismon, maka kekeliruan akan terulang kembali. Ekonomi rakyat sebagai landasan ekonomi nasional akan terpuruk lagi, dan petekonomian nasional akan tetap rapuh dengan kemungkinan teriadinya krisis seruPa setelah beberapa tahun.

.\llah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram. Rezkinva datang melimpah ruah dari segenap tempat, tetapl rBenduduknya) mengingkari nikmat- nikmat.\llah, karena iru,\llah merasakan kepada mereka kelaparan dan ketakutan, disebabkan aPa yang selalu bereka perbuat $n NahI:

1,12).

Ekonomi Indonesia Tetiaiah Kembali

Banyak daerah, terutam ^ y^rrg kaya sumbet daya

rlam, di masa Orde Baru metasa dihisap kekayaanny^

oleh pemerintah pus at, ataru oleh investor dari luar.

Nilai dan tingkat "penghisapan" ini dapat ditaksir.

Salah satu c^r^ menghitung ataa menaksitnya adalah

Ekononi Pancasila: Rcnungan Sata Tbhun Pnnp-L:GI[

(17)

dengan membandingkan ntlai PDRB (p.t kapita) dengan nilai pengelu^r^nkonsumsi per kapita. Dengan asumsi tidak ada tabungan (sauin$, iika nilai PDRB per kapita jauh lebih tinggi dibanding nilai pengelu ararr konsumsi penduduknya, maka berani sebagian besar PDRB tidak dinikmati oleh penduduk setempar.

Dengan perkataan lain sebagian pDRB memang

" d i k i r i m k a n " kembali kepada pemilik ny^ yaitu investor dari luar daerah, y^ng bisa beralamat di ibu kota atau di luar negeri.

Tabel 1 menunjukkan " derajat penghisapan" daerah propinsi tahun 7996 dan 2000. Terlihat ielas untuk tahun 1996 propinsi-propinsi yang paling kaya surnber

daya alam yaitu Ka/imantan Timur, NAu, dan lrian Ja_ya, demjat penghis ^p^nny^ tinggi, masing-masing B7o/o, 80o/o, dan 78o/o. Artinya dari setiap 100 nilai PDRB, bagian yang dinikrnati penduduk setempa t hznya 13%

(Kaltim), 20o/o (Riau), dan 22% (Irian J^y^) dan selebihnya dinikmati investor dari luar. propinsi DKI Jakarta y^ng menjadi pusat peredaran uang Indonesia ternyata ing" "dihisap" pernodal dari luar negeri yaitu 72o/o, atau hanya 28oh y^ng dinikmati penduduk DKI Jakafia sendiri.

A d a l a h m e n a r i k m e m b a r y J i n g k a n d,erajat penghis ^p^n nasional tahun 1996 dan tahun 2000.

Tetnyata, dapat diduga, bahwa krisis moneter 1,997- 7998 yang mengakibatkan "hengk angnya,, banyak rnodal asing (ditaksir usD 10 milyar per rahun sejak

1'9e97), justru berdampak positif yaitu menurunny'

"flerajat penghis apan" tethadap ekonomi Indor.ri".

Qilrian J^y^"derajat penghisapan" menurun deras dari 78p/o ke 52oh, untuk Riau rurun dari 80% ke 72o/o,

'|6

(18)

K a l t i m d a n 8 7 % k e 7 6 % , d a n s e c ^ t ^ n a s i o n a l penghis ^p^n turun dari 670/o meniadi 52o/o.

Kesimpulan kita tentang periode Orde Baru zdalah bahwa 32 tahun eta pembangunan ekonomi memarlq t e l a h " m e n i a w a b s e c a r a t e p a t " k e p r i h a t i n d l l budayawan Soedjatmoko tahun 1'954, bahwa {bang$

Indonesia telah mengabaikan sama sekali perlunya p e m b a n g u n a n e k o n o m i d a n h a n y a m e m i k i r k a n pembangunan politik".3 Namun begitu kesempatan m e m b a n g u n e k o n o m i m u n c u l , I n d o n e s i a t i d a k s e t e n g a h - s e t e n g a h te t a p i m e l a k u k a n n y a d e n g a n

"sepenuh hati" (a/l out) yaitu dengan c r^ mengundang modal asing secara besar-besaran (UU PMA), sampai-

sampai meniadi kebablasan. Akibatnya, ekonomi Indonesia "kembali dijafah" oleh ekonomi asing.

I n i p u n p a d a t a h u n 1 9 8 8 s e b e n a rr r y ^ s u d a h diperingatkan, namun ruPanya diabaikan oleh P^r^

teknokrat kita.

Perkembangan seiarah mengajarkan kepada kita bahwa hakikat penjaiahan yaitu penghisapan satu bangsa oleh bangsa,vang lain tidak berhenti, setelah masa kemerdekaan tiba. Hakekat penjaiahan iru tetap berlangsung hirgg" kini dalam bentuk yang lebih halus, lebih sopan, tetapi lebih kuat daya hisapnya, dan lebih sulit melawannya. Bentukyang pding umum dari peniai"h* model baru ini adalah penjafahan ekonomi diantarany2 rnslalui cengleraman Nlulti National Corporation.a

I Soediatmoko, 1954, Economic Derelopment at A Cultural Prohbm, Corncll Universitv.

I i\t. Ricllo [.]isr', 1990, Periuangan Nasional Perbaikan Nasib Rakvat, kbangkitan Nusional, PR PWI, op.cit., hzl 27

Ekononi Panca.sila: llenunqan .f alu'fahun Pastep-L'GLI { 1 7

$.J .til

L

(19)

'/'

-

IJ l 9

rD fo

P 3

E .

9 XY. :!

6 D

\ O i

3 i rqc

B-EX D

E dD E

d ac a

Z{ ul

E T

o : D Or l

€ =t , a

3.D a

*

ar' I ii T

==

il

I

- l h= t \ x t r

s t !s ts'

t - l n

€ l F

s t E

l 5 k

s

(20)

Misi PUSTEP dalam Mengembangkan Ekonomi Pancasila

Penyelewengan Pancasila selama kurun waktu {8 tahun Indonesia merdeka, khususnya da,latn perio(q O r d e B a r u ( 1 , 9 6 6 r 1 9 9 8 ) , telah mengakibatka$

keraguan atas Pancasila senditi, baik sebagai falsafah hidup rnaupun sebagai ideologi bangsa. Bahkan kini ada kecenderun g n orang-otang tefpelalar Indonesia merasa "alergt" terhadap Pancasila. Adalah tugas UGM sebagai universitas periuangan dan universitas tertua di Indonesia untuk "rnelawan" kecenderungan tersebut. Jika UGM sejak 1995 telah memiliki Pusat Studi Pancasila, maka seiak 12 Agustus 2002 memiliki Pusat Studi Ekonomi Pancasila @USTEP). PUSTEP UGM mengadakan kaiian-k^lran teoritis maupun praksis s e b a g a i b a h a n m e n y u s u n p r i n s i p - p r i n s i p u r n u m menjalankan ekonomi Pancasi/a, yaitu rurnusan kongkrit bagatmzna bekeryaryta ekonomi Pancasi/a. Ekonomi Pancasila adalah sistem ekonom I yang seialan, sesuai, dan setia, pada asas-asas Pancasila.

Jika satu pemerintah kabupatenf kota misalnya, memilikr Propeda y^ng diarahkan secara konsekuen untuk mewujudkan keadilan sosial, atau mewuiudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka pemerintah y^ngbersangkutan dapat dikatakan sudah menerapkan sistem ekonomi Pancasi/a. Sistem ekonomi Pancasila adalah sistem ekonomi pasar y^ng mengacu secara utuh pada ke-5 sila Pancasila. Demikian pula bila satu p e r u s a h a a n ( s w a s t a a t a w B U M N ) m a m p u t e t u s - menerus meningkatkan kesejahtera^n karyaw^nny^

sehingga perbe daan penghasilan antara staf tertinggi dan karyawan terendah makin kecil, misalnya rnakin

Iikononi Panmilu: Renungun Sala'l altun Pas/e1t-1.'CAI

'a9

(21)

m e n d e k a t i a n g k a 2 0 : 7 , m a k a p e r u s a h a a n y ^ n g bersangkutan boleh dikatakan telah menerapkan asas ekonomi Pancasila.

Di perguruan tinggi, tuiuan PUSTEP-UGM adalah untuk rnenyusun kurikulum beserta buku ajar dan

bacaan y^ng mampu mengarahkan mahasiswa untuk berpedlaku Pancasilais, yang setiap manusia mefasa menfadi bagian dari masyarakat dan bersemangat

bekeryfasama untuk mencaPai tuiuan bersamz (collectiae action). Manusia tidak dilahirkan untuk bersaing lebih- lebih untuk saling mengalahkan, sePerti asumsi teori ekonomi Neoklasik. Dalam masyaf akat Pancasila m a n u s i a d i l a h i r k a n u n t u k b e k e r j a s a m a g u n a mervuf udkan masyaf akat y^ng tenteram, adil, dan makmur.

Penutup

Pencap ar?;fl pedoman ufnum ekonomi Pancasila masih iauh. Namun PUSTEP-UGM melalui kaiian- kaiian induktif-empirik dan seminar- semina rny ^, y ^ng banyak dihadiri m^sy^rakat umum dan mahasiswa' makin yakin akan misi sucinya dalam era globalisasi yang makin keras. Paham ekonomi Pancasila harus makin menjadtgerakan seluruh w^tg m sy^r^kat untuk mewufudkanny a. Para ekonom y^ng tetap bersikukuh p a d a t e o r i - t e o r i e k o n o m t B a r a t a , k a n t e r a n c a m hitittgg"lkan lrrrasy^r^kat fika tidak bergega s me-reaolusi

car?- berpikir y^ng tidak realistis dan tertinggal.

I

\ , i t '

)T

(22)

Jika ada cendekiawan kita yang mengingatkan bangsa Indonesia sedang dihadang iutang yang dalam, kami betpend tpat bahwa, memang iurang itu akan benar-benaf memefosokkan kita, iika kita safna seka[,*

tidak menyadari kekeliruan telah menefaplian sisterh*

ekonomi kapitalis hberal/neolib eta,I, sekaligus, mengabaikan faktz-fakta ekononi raklat lita: Artinya, iika kita tetap bersikukuh meneruskan kebifakan dan program-program yang mengabaikan keandalan ikouo*i raklat dan sebalik nyl- mengira dapat menggantungkan diri pada modal asing, maka pastilah kita benar-benar akan masuk iurang. Banyak pakar- pakar ekonomi arus utama yang suka menyatakan "'if ue cannot beat them, join them". Mengap^ bangsa I n d o n e s i a s u d a h k e h i l a n g a n f a s a p e f c ^ y ^ d i r i ? Bukankah kita memptoklamasikan kemerdekaan 77 Agusutus 1945 karena kita tidak tahan lagi diiaiah 350 tahun oleh kekuatan asing? Mengapa setelah 58 tahun merdeka, kita "tiba-tiba" rnerasa tidak berdaya.

Apakah karena pertumbuhan ekonomi kita y^nghanya 3-4Yo per tahun selama 5 tahun terakhir, maka kita merasa pedu "mengemis-ngemis" modal asing lagi?

Mudah-mudahan tidak.

Saya mengingatkan dan menggugah rekan-rekan ekonom yang "keblin Bet" ,yang tedalu silau padt teori- teori ekonomi Batat,untuk "sadar diff', dan merombak secafa radikal c^r^ pikit dan cara pandang kelitu yang selama 30 tahun lebih kita anggap benar. Inilah revolus i cara beryikit yang harus kita lakukan, dan sekedar teformasi benar-benar tidak akan memadai lagi.

Iikonomi Pancasila: Renunyan Sat,t'l ahun Pastep-L'GtrI

2 1

(23)

Izinkan kami meminjam kata-kata ekonom Inggds J.M.Keynes yang seorang diri telah berhasil "mernbuat

revolusi" c t^ betpikit ekonom Klasik y^ngdianggap- nya telah betpikir keliru selama 150 tahun.

This book is chiefly addressed to my fellow econornists, ... The composition of this book has beeo for the author a long struggle of escape ... a struggte of escape fr<rm habitual modes of thought and e:qrression. The difficulty lies, not in the new ideas, but in escaping from the old oneg urhich rami$1 for those brouglrt up as most of us have been, into eveq,'comer of ourminds (Keynes, 1936: viii)

,F

$',

rl

t t ,

I1

(24)

Yrr

DAFTARPUSTAKA

Chang HoJoon (Ed), 2001, Joseph Stigtit4ond Wor(.

Bank : The Rebel lX/itbin, London, Anthern Press ,ri Ekins. Paul, and Manfreed Max-Ne ef, 1992, Real]

Ufe Economics : (Jnderstanding l%ealtb Creatiort, London, Routledge

Gowet. Sirnon Markus, &f ! School Should Target Higber S tandard, Tbe Jakarta Post, 1 5 Novesrber 2003

Hrtta, Mohammad, 1980, Ilmu dan Agana,Jakarta, Yayasan Idayu

Keen, Steve, 2AA1, Debunking Economics : The Naked Emperor of Tbe Social Science, New York, Pluto Ptess

Keynes, J.M., 1936. Tbe General Tlteory of Eruphltnent, Interest, and Mone1, London, Mr. Millan &

Co.

Lunati, M, Teresa, 1997, Etbica/ Issues ;v Economics : from Altruism in Cooperation to Equitl, London, McMillan Prees

Mubyarto, 1,982, Mora/ Ekonomi Pancasila, Jakarta, Yayasan Idayu

, 1,997, Ekonomi Pancasila : Lintasan P e n i ki ra n M u blt a rto, Y o gy akarta,, A ditya Medta

, 1998, Kembali Ke Ekonomi Pancasila :

Pemerataan Pembangunaft dan Penangulangarx (eniskinan, Yogyak arta, Aditya Media

, 2000, Membangun SisteTT Ekonomi, Yogyakatta, BPFE

, 2001', Amandemen Konstitttsi dan Pergulatan Pakar Ekonomi, Yogyakarta, Adiqa Media

fjknnomi Panca.rilu: Sata Renungn Akhir'l'altan

23

(25)

2003, Ekonani Pancasila : Landasan Pikir dan Misi Pendiian Pusat Studi Ekonomi Pancasila, Yogyakatta, BPFE

Mubyar,to, dan Daniel W, Bromley, 2002, A Deuelopment Alternatiue for Indonesia, Yogyakar.ta, Gadiah Mada Univetsity Ptess

Nelson, Robert H, 2001,, Economic as Religion : -from Samuelson to Chicago and BEond.Pennsylvania Patk, The Pennsylvania State University Press

Otmerod, Paul. 7994, Tbe Deatb tf Economics, London, Fabet and Faber

Prychitko, David L, (Ed), 1998, LVU Economists Disagree : An Introduction to The Alternatiue Schools of Tbought, New York, State University of Ner,v York

Ptess

PUSTEP-UGM, 2A$, Perkembangan Pemikiran Ekonomi Pancasila Jilid I dan /1, Yogyakatta, PUSTEP- UGM

2003, Kutai Barat Mengembangkan E ko n o m i Ke ra,@t a ta n, Yo gy akarta, PU STEP -U GM (akan

terbit)

Smith, Adam, 1759, The ThenrJ 0f Moral Sentiments,

\Washington, Reginery Publishing (1'997)

, 777 6, An Inquiry into the I'{atare and Causes of The lf,/ealth of I'Jations, The University of Chicago Prees (1 97 6)

Stiglitz, Joseph, 2002, GlobaliTation and Its piscontealq New Yotk, \7.W. Norton and Company }t, ,2003, The Roaing l\ineties : Seeds of

\S estruction, London, Pengnin Books

Seminar Bulanan Ke-l1 PL'STEP LtGAI, 9 Devnber 200i

(26)

Sunatyo, G. "Dt. Wahidin Sudirohusodo dan Peranannya dalam"Kebangkitan Nasi onal" , dalarn kbangkitan Nasional, PP PN7I, 1990.

Swasono, Sri-Edi, 2003, Ekspose Ekpnomika':L I G lo b a li s m e da n Ko np e te n si S aqf an a F, ko n o m i, Yogyak"tt"-$

Pusat Studi Ekonomi Pancasila UGM '!' Thorsby, David, 2007, Economics and Culture, Cambridg., Cambridg. University Prees

\Woodwtrd, David, 2001, The Nex/ Cisis? : Direct and Equitl Inuestment in Deueloping Countrie,r, London, Zed Books

Iikononi l>ancasila: .Salu llenungan Akbir I'ahun

i

2 5

I

I

I

(27)

EKONOMI PANCASILA

RENUNGAN SATU TAHUN PUSTEP UGM

,lr usat Studi

D

Ekonomi Pancasila Universitas Gadjah Mada bertekad menghadapi(t tantangan ilmiah dan tantangan praktis berikut: - . r u 1r o Mengembangkan ilmu ekonomi yang dapat membantu siswa dan mahasiswa'\

memahami kenyataan-kenyataan ekonomiyang dihadapi masyarakat ci o Mengkaji ulang teoriteori dan konsep-konsep ilmu ekonomi dalam buku-buku

pelajaran ekonomi pada jenjang pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, agar teori atau konsep-konsep tersebut menjadi lebih realistis dan relevan dengan situasi dan kondisi sosial-budaya masyarakat lndonesia;

n Mencari dan menemukan kebijakan-kebijakan alternatif untuk menyejahterakan rakyat, menanggulangi kemiskinan dan mengatasi ketimpangan ekonomi berdasarkan etika Pancasila.

PIMPINANdanSTAF Kepala :

Sekretaris Staf Penelitii

Prof. Dr. Mubyarto

Poppy lsmalina, S.E., M.Ec. Dev.

- Dr. Bagus Santosa, M.Soc.Sc.

- Drs. Dumairy M.A.

- Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec.

- Dra. Endang Sih Prapti, M.A.

- Drs. Hudiyanto

- Dr. Mudrajad Kuncoro, M.Soc.Sc.

- Prof. Dr. Mardiasmo, M.B.A., Akt.

- Drs. Revrisond Baswir, M.B.A.

Berdasarkan SK Dir.len Dikti No, 21lDlKTl/Kepl2003 dibentuk Komisi Khusus Kajian Ekonomi Pancasila dengan anggota seluruh staf peneliti PUSTEP - UGM ditambah anggota dariluar:

1. Prof. Dr. Sri-Edi Swasono (FE Ul)

2.Prof .Dr. Dawam Rahardjo (The Internationallnstituteof lslamicThought, Indonesia) 3. Dr. lr. Bayu Krisnamurthi (PSP - IPB)

Alamat Kantor:

. Pusat Studi Ekonomi Pancasila Universitas Gadjah Mada (PUSTEP-UGM)

Bulaksumur B-2 Yogyakarta 55281 Telp. (0274) 90 1 055, 555664. F ax. (027 4) 555664

Referensi

Dokumen terkait

Kariadi Semarang secara cross sectional dapat disimpulkan bahwa angka kejadian infeksi saluran kemih pada ibu postpartum caesar lebih tinggi (50.0%) bila

Uji F (Simultan) bertujuan untuk mengetahui pengaruh secarasimultan dari variabel modal awal, lokasi, dan keanekaragaman barang terhadap tingkat pendapatan pedagang pasar

yang selanjutnya disingkat SKPDLB adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Pajak karena jumlah kredit Pajak lebih besar dari pada

Sampai seberapa besar turunnya harga kayu bulat disebabkan oleh kebijakan larangan ekspor kayu bulat, dan oleh terjadinya “kelimpahan” pasokan kayu bulat dari penebangan

Metode dalam penelitian ini bersifat quasi eksperimen (eksperimen semu), hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dengan menggunakan

a) Perjalanan ke luar negara dibenarkan tertakluk kepada kecukupan geran yang telah dipohon. Hanya ketua penyelidik dan ahli sahaja yang dibenarkan bagi tujuan

Sebaliknya, orang yang merespon kesulitan sebagai sesuatu yang pasti akan berlalu, terbatas jangkauannya, dan berada dalam kendali diri mereka, akan dapat berkembang

Rata-rata nilai ujian siswa kelas XII adalah 88 dengan jangkauan nilai siswa adalah 40. Jika setiap nilai ujian siswa dikalikan 2 p kemudian dikurangi 2q sehingga diperoleh rata-rata